LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES SINTESIS GARAM BESI SEBAGAI BESI (II) SULFAT
MODUL
: SINTESIS GARAM BESI SEBAGAI BESI (II) SULFAT
PEMBIMBING
: IR. UMAR KHAYAM
TANGGAL PRAKTIKUM : 2 JUNI 2016 TANGGAL PENYERAHAN: 8 JUNI 2016
DISUSUN OLEH AFIEK MAULIANI UTAMI
(151411001)
KELOMPOK 1
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2015
I.
PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, kami melakukan percobaan mengenai sintesis garam besi sebagai besi (II) sulfat. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pereaksi dan produks besi (II) sulfat serta mengetahui persen perolehan berdasarkan reaksi stokiometrinya. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu serbuk besi dan asam sulfat 20%. Pada pembuatan ferro sulfat kondisi larutan harus sedikit asam. Hal ini bertjuan agar ion besi (II) tidak teroksidasi menjadi ion besi (III). Langkah-langkah pembuatan besi (II) sulfat yaitu melalui proses pelarutan, pemanasam, penyaringan, kristalisasi dan pengeringan. Pada proses pelarutan, bahan yang dilarutkan yaitu serbuk besi yang dilarutkan oleh asam sulfat 20%, setelah itu terjadi proses pemanasan selama 30 menit yang bertujuan untuk mempercepat proses pelarutan sehingga akan mempercepat reaksi yang terjadi antara Fe dan asam sulfat. Pemanasan merupakan katalis agar semua besi beraksi dengan asam sulfat (besi larut sempurna). Selama pemanasan dilakukan pengamatan pada larutan tersebut. Saat pemanasan suhu tidak boleh lebih dari 50oC supaya larutan tidak lewat jenuh. Pada saat pemanasan pH larutan antara 0 – 1 dengan rentan suhu 44oC – 50oC, larutan juga berubah warna menjadi warna hijau tosca dengan endapan Fe yang berwarna hitam dan terdapat buih. Setelah 30 menit, larutan disaring dalam keadaan panas. Bila masih terdapat endapan, bilas gelas kimia dengan air panas dan saring kembali. Setelah itu filtratnya dipanaskan kembali hingga volumenya berkurang sekitar sepertiga bagiannya. Pemanasan kedua ini bertujuan agar filtrat tersebut berada pada keadaan jenuh, sehingga kristal yang terbentuk dapat maksimal. Setelah terbentuk kristal, dilakukan penyaringan kembali menggunakan kertas saring. Setelah itu, kristal tersebut masuk ke dalam proses pengeringan. Pengeringan ini bertujuan agar zat cair yang masih tercampur dengan zat padat tersebut hilang, sehingga pada saat penimbangan sudah tidak ada lagi zat cair tersebut. Setelah menimbang kristal yang terbentuk, selanjutnya kita melakukan perhitungan. Sebelumnya, kita menentukan reaksinya terlebih dahulu. Reaksi yang terjadi dalam praktikum ini adalah Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2 Setelah melakukan pengolahan data, didapatkan berat garam FeSO4 menurut perhitungan stoikiometri yaitu sebesar 14,9008 gram dan berdasarkan percobaan, berat garam yang terbentuk yaitu 10,78 gram. Perbedaan nilai tersebut dikarenakan filtrat yang dikristalisasi belum berada pada keadaan jenuh, sehingga berat garam yang dihasilkan tidak maksimal. Berdasarkan hasil tersebut didapatnkan % yield sebesar 72% Ferro sulfat tidak boleh dikonsumsi karena mengandung besi dan asam sulfat yang dapat membahayakan tubuh bila dikonsumsi.besi merupak salah satu logam yang tidak boleh dikonsumsi karena dapat membahayakan bagi tubuh. Selain itu, asam sulfat yang bersifat korosif pun dapat membahayakan tubuh bila dikonsumsi.
II.
KESIMPULAN 1. Reaksi yang terjadi pada sintesis garam besi (II) sulfat : Fe + H2SO4 → FeSO4 + H2 2. Berat besi (II) sulfat yang dihasilkan pada praktikum yaitu 10,78 gram 3. Yieldnya adalah sebesar 72%.
III.
DAFTAR PUSTAKA 1. Sunardi. 2006. Unsur Kimia Deskripsi dan pemanfaatannya. Yrama Widya : Bandung 2. Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman Media Pustaka : Jakarta 3. Harjadi, W. 1989. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Erlannga : Jakarta 4. http://documents.tips/documents/laporan-pembuatan-feso4.html (diunduh pada 8 juni 2016)