LABORATORIUM KOROSI PROTEKSI KATODIK 2 SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014
MODUL
: Proteksi Katodik 2
PEMBIMBING
: Ir. Nurcahyo
Praktikum Penyerahan
: 19 Desember 2013 : 15 Januari 2014 (Laporan)
Oleh : Kelompok : I (Satu) Nama
Kelas
:
:
1. Donny Wiryawan
NIM : 101411011
2. Ajeng Megawati
NIM : 111411003
3. Azka Marta Kintara
NIM : 111411005
3A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2014
A. TUJUAN
Mahasiswa memahami konsep Pengendalian Korosi dengan metoda Close Interval
Potential Survey dan Direct Current Voltage Gradient Mahasiswa dapat melakukan pengendalian korosi dengan metode Close Interval
Potential Survey Mahasiswa memahami bagaimana kondisi pipa yang sudah luka coating nya
berdasarkan potensial yang diukur dibandingkan dengan nilai potensial reference
B. DASAR TEORI DCVG
Survey DCVG dilakukan untuk mendeteksi adanya cacat coating pada struktur pipa yang terpendam. Seringkali survey ini digunakan juga untuk menentukan apakah suatu area bersifat anodic atau katodik, tetapi tidak bisa digunakan untuk mengukur level dari CP (Cathodic Protection). Metode ini cukup efektif untuk mendeteksi cacat coating yang relatif kecil dan tersembunyi sekalipun. Survey DCVG dilakukan dengan mode On/Off dari arus yang keluar dari rectifier . On/Off dari arus rectifier diatur siklusnya melalui current interrupter . Dengan begitu, potensial soil to soil bisa diukur pada saat siklus On dan juga pada saat siklus Off. Istilah potensial DCVG diartikan sebagai perbedaan/selisih antara potensial soil to soil pada saat arus CP On dan potensial soil to soil pada saat arus CP Off. CIPS
Close Interval Potential Survey (CIPS) bertujuan untuk mengetahui integritas dari jalur pipa khususnya berkaitan dengan efektifitas kerja dari Sistem Proteksi Katodik. Prinsip dari CIPS ini adalah mengukur Potensial Pipa dalam kondisi Sistem Proteksi Katodik berjalan, sehingga secara langsung akan dapat diketahui pada lokasi mana saja dari jalur pipa yang tidak terlindungi oleh Sistem Proteksi Katodik tersebut. Kriteria proteksinya sendiri sesuai dengan Standard NACE RP 0169 – 2002 Recommended Practice for Control of External Corrosion on Underground or Submerged Metallic Piping Systems.
C. ALAT DAN BAHAN
Peralatan
Copper Standard Electrode dilengkapi tonggaknya
Voltmeter
Kabel
Referance station Ground Bed
D. CARA KERJA Mempersiapkan peralatan untuk praktikum
Mempersiapkan bahan tembaga sulfat
Mengisi half cell dengan tembaga sulfat
Memasang half cell pada stick
Mengukur potensial pada referens box
Mengukur potensial sepanjang jalur pipa setiap 10 cm untuk menemukan defect dengan CIPS
Mencatat potensialnya dan menganalisis hasil dengan grafik
E. Data Pengamatan
CIPS
Titik (cm)
Volatase min
Volatase max
Titik (cm)
Volatase min
Volatase max
0
1.171
1.883
310
1.179
1.865
10
1.170
1.884
320
1.170
1.867
20
1.165
1.883
330
1.179
1.867
30
1.166
1.884
340
1.179
1.881
40
1.169
1.885
350
1.179
1.880
50
1.164
1.883
360
1.180
1.873
60
1.169
1.884
370
1.180
1.887
70
1.167
1.881
380
1.180
1.892
80
1.165
1.883
390
1.179
1.894
90
1.172
1.877
400
1.182
1.893
100
1.169
1.880
410
1.184
1.894
110
1.168
1.880
420
1.181
1.897
120
1.168
1.881
430
1.181
1.901
130
1.172
1.882
440
1.182
1.904
140
1.171
1.876
450
1.182
1.903
150
1.171
1.881
460
1.183
1.905
160
1.181
1.883
470
1.190
1.904
170
1.170
1.885
480
1.193
1.904
180
1.173
1.883
490
1.194
1.905
190
1.179
1.882
500
1.193
1.907
200
1.173
1.885
510
1.190
1.908
210
1.171
1.886
520
1.191
1.912
220
1.175
1.886
530
1.192
1.915
230
1.180
1.885
540
1.190
1.913
240
1.175
1.889
550
1.192
1.913
250
1.174
1.881
560
1.190
1.914
260
1.174
1.877
570
1.191
1.915
270
1.180
1.875
580
1.191
1.914
280
1.170
1.885
590
1.190
1.916
△
290
1.175
1.865
600
1.190
1.919
300
1.175
1.865
610
1.193
1.917
DCVG
Titik (cm)
Volatase min
Volatase max
Volatase min
Volatase max
10
0.0
0.9
230
2.9
3.4
20
1.7
3.8
240
2.3
2.7
30
2.7
4.1
250
4.7
5.0
40
6.1
8.9
260
3.9
4.6
50
5.1
7.1
270
2.5
2.9
60
1.5
1.7
280
1.1
1.5
70
2.4
4.7
290
0.7
1.1
80
3.9
5.8
300
1.1
2.0
90
2.2
3.9
310
0.0
0.1
100
2.9
4.9
320
3.3
3.5
110
2.9
4.0
330
2.4
2.8
120
1.8
2.7
340
1.7
2.1
130
2.2
3.2
350
0.9
1.1
140
2.2
4.9
360
3.6
3.8
150
2.9
3.8
370
1.2
1.5
160
2.0
3.0
380
0.7
0.9
170
1.9
2.4
390
3.0
3.0
180
3.8
4.6
400
3.7
3.7
190
2.7
3.2
410
1.0
1.0
200
4.4
4.7
420
1.6
1.6
210
2.9
3.2
430
1.2
1.2
220
3.1
3.6
440
1.5
1.5
△
Titik (cm)
CIPS 1.2 1.195 1.19 n i 1.185 m e 1.18 s a t l o 1.175 v
1.17 1.165 1.16 0
100
200
300
400
500
600
700
titik (cm)
Gambar 1 Kurva Voltase Minimum Pada Setiap Titik dengan Metode Pengukuran CIPS 1.93 1.92 1.91 x a m 1.9 e s a t 1.89 l o v
1.88 1.87 1.86 0
100
200
300
400
500
600
titik (cm)
Gambar 2 Kurva Voltase Maksimum Pada Setiap Titik dengan Metode Pengukuran CIPS
700
2.5
2
e 1.5 s a t l o v 1
voltase min voltase max
0.5
0 0
200
400
600
800
titik (cm)
Gambar 3 Kurva Voltase Minimum dan Maksimum Pada Setiap Titik dengan Metode Pengukuran CIPS
DCVG 7 6 5 n i m4 e s a t 3 l o v
2 1 0 0
100
200
300
400
Titik (cm)
Gambar 4 Kurva Voltase Minimum Pada Setiap Titik dengan Metode Pengukuran DCVG
500
10 9 8 7
x a 6 m e 5 s a t l o 4 v
3 2 1 0 0
100
200
300
400
500
Titik (cm)
Gambar 5 Kurva Voltase Maksimum Pada Setiap Titik dengan Metode Pengukuran DCVG 10 9 8 7 e 6 s a t 5 l o v 4
voltase min voltase max
3 2 1 0 0
100
200
300
400
500
Titik (cm)
Gambar 6 Kurva Voltase Minimum dan Maksimum Pada Setiap Titik dengan Metode Pengukuran DCVG
F. Pembahasan
Pada praktikum Proteksi Katodik ini dilakukan survey dan pemeriksaan pada pipa dengan metode CIPS (Close Interval Potential Survey) dan DCVG ( Direct Current Voltage Gradient ). Metode CIPS bertujuan untuk mengetahui integritas dari jalur pipa khususnya berkaitan dengan efektifitas kerja dari Sistem Proteksi Katodik. Sedangkan metode DCVG bertujuan untuk mendeteksi adanya cacat pada coating pipa yang terpendam didalam tanah. Pada praktikum ini dua metode, CIPS dan DCVG, dilakukan secara berurutan. Percobaan pertama dilakukan pengukuran potensial dengan metode CIPS yaitu dengan mengukur nilai potensial pipa dari test box awal sampai akhir dengan jarak 10 cm menggunakan Copper Standard Electrode. Tujuan dari percobaan CIPS ini yaitu untuk mengetahui apakah ada bagian dari pipa yang mengalami luka atau tidak dengan cara melihat nilai potensial dari multimeter. Apabila pada pipa terdapat luka maka nilai potensialnya akan kecil karena nilai hambatan pada pipa yang mengalami luka akan kecil. Setelah dilakukan survey CIPS dan diketahui bagian pipa yang mengalami luka, selanjutnya dilakukan survey dengan metode DCVG. Tujuan dari survey ini untuk mengetahui apakah luka pada pipa yang terdeteksi oleh metode CIPS ini besar atau kecil. Besar kecilnya luka pada pipa dapat dilihat dari seberapa jauh jangkauan hambatan yang ada pada daerah sekitar pipa, semakin besar luka pada pipa nilai hambatan yang tersebar ke daerah sekitar pipa akan semakin besar.
G. Kesimpulan
1. Survey DCVG dilakukan dengan mode On/Off dari arus yang keluar dari rectifier . On/Off dari arus rectifier diatur siklusnya melalui current interrupter . Dengan begitu, potensial soil to soil bisa diukur pada saat siklus On/Off. Sedangkan CIPS dilakukan dengan mengukur potensial pipa dalam kondisi sistem proteksi katodik berjalan, sehingga secara langsung akan dapat diketahui pada lokasi mana saja dari jalur pipa yang tidak terlindungi oleh sistem tersebut. 2. Dengan metode CIPS dapat menunjukkan letak defect pada coating . 3. Metode CIPS menggunakan prinsip beda potensial dengan referens yang menunjukkan pada titik tertentu terdapat kerusakan coating .
H. DAFTAR PUSTAKA
R.L. Pawson: "Close Interval Potential Surveys - Planning, Execution, Results", Materials Performance, February 1998, pp.16-21. (sumber web : http://www.corrosion-club.com)
Jones, D.A. Principles And Prevention of Corrosion-2 nd Edition, Prentice Hall, Singapore,1997 Fontana, Mars G, Corrosion Engineering, McGraw-Hill International, Singapore, 1986 Peabody, A.W., Control of Pipeline Corrosion – 2nd Edition, Houston, NACE International, 2001