MAKALAH
LANDASAN DASAR DAN TEORI ETIKA
Disusun oleh :
Nama : Putri Rivani Gunawan
NPM : 10090315073
Kelas : Manajemen – B
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017
Assalamualaikum.wr.wb
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai Landasan Dasar dan Teori Etika. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung. Tujuan makalah ini dibuat adalah agar mahasiswa mendapat pengetahuan baru dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat tersebut.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,karena manusia memang tempatnya salah dan dosa. Namun dalam hal ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga penulis menjadi lebih tau tentang ekonomi dan bisnis dan pihak yang membantu selesainya makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki makalah selanjutnya yang dibuat. Semoga makpalah ini dapat memberi manfaat untuk semuanya.
Terimakasih
Bandung, Oktober 2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sudah lama sekali manusia mengetahui yang namanya etika secara praktiknya, karena etika dilakukan sendiri oleh manusia sebagai kebiasaan yang telah tertanam dalam diri mereka di akibatkan oleh lingkungan yang memiliki pengaruh besar. Dengan adanya etika dapat membuat seseorang atau sekelompok orang di hargai oleh orang lain dan menunjukkan kepribadiannya melalui perilaku yang dilakukannya. Etika orang Indonesia yang tinggal di kota dengan di desa berbeda contoh yang paling kecil yaitu jika orang kota saat bertemu dengan orang lain mereka acuh tidak mau menyapa, sedangkan orang desa saat bertemu orang lain baik itu yang di kenali maupun yang tidak di kenali mereka akan tetap menyapa dengan ramah. Cara berpakaian orang yang tinggal di desa dengan di kota juga berbeda, orang yang tinggal di desa cenderung sangat sederhana sekali dalam berpakaian namun orang yang tinggal di kota memakai pakaian yang rapi dan sopan. Etika sering berkaitan dengan apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan karena etika juga memiliki peraturan yang di tetapkan walaupun hal itu sebetulnya sangat biasa.
Etika dapat menilai baik buruknya seseorang dan dijalankan dengan suatu tahapan yang teratur. Etika dapat berjalan dengan baik bila dilandasi dengan teori dan ilmu, karena apapun yang ada di dunia ini pasti ada penjelasannya sebelum sesuatu hal itu diaplikasikan.
Rumusan Masalah
Apa definisi etika ?
Bagaimana prinsip-prinsip etika?
Apa saja teori-teori dalam etika ?
Tujuan
Memahami definisi etika lebih luas.
Mengetahui prinsip etika.
Mengetahui teori-teori etika
BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN DASAR DAN TEORI ETIKA
Definisi Etika
Etika berasal dari kata Yunani "ethos" (jamak - ta etha) yang berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik pada diri seseorang maupun masyarakat dan kebiasaan yang dianut dari seseorang ke orang lain atau satu generasi ke generasi lain. Etika merupakan kebiasaan hidup orang atau masyarakat untuk mengikuti nilai-nilai atau aturan yang berlaku dalam masyarakat. Etika bermaksud untuk membantu manusia untuk bertindak secara bebas tetapi dapat dipertanggungjawabkan.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika sebagai moralitas
Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak- Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Pengertian harfiah dari etika dan moralitas sama-sama berarti sistem nilai yang mengatur bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah pola perilaku yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang tetap dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan. Etika sebagai praksis sama artinya dengan moral atau moralitas, apa yang harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan, dan sebagainya.
Contoh etika sebagai moralitas :
Pertanyaan etis yang dihadapi pelaku bisnis tertentu adalah mengapa saya harus jujur dalam menawarkan barang dan jasa kepada konsumen, memang ada nilai dan norma tertentu bahwa saya harus berbisnis secara jujur sebagai manusia. Pertanyaan mengapa adalah yang paling penting karena di sanalah dasar moral tindakan jujur dan tidak jujur dalam menawarkan barang dan jasa bisa dipakai untuk membenarkan atau tidak tindakan bisnis tersebut.
Jawaban dari pertanyaan itu adalah memang saya harus jujur dalam menawarkan barang dan jasa kepada konsumen bukan karena perintah moral semata, namun berdampak merugikan bagi bisnis yang saya jalankan dan merugikan pula bagi konsumen, otomatis jika saya tidak jujur maka konsumen akan kecewa dan berpindah ke produk lain. Maka, kejujuran bukan merupakan sebuah tuntutan moral dari luar namun merupakan tuntutan dari dalam diri demi kepentingan bisnis jangka panjang.
Etika sebagai filsafat moral
Etika sebagai filsafat moral tidak memberi perintah konkret sebagai pegangan siap pakai, dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia, masalah kehidupan manusia didasarkan pada nilai dan norma moral yang umum diterima.
Etika sebagi refleksi adalah pemikiran moral, dalam etika sebagai refleksi kita berfikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagi refleksi dapat mencapai dua taraf, yaitu :
Taraf populer : menilai baik buruknya perilaku orang, misalnya dalam surat kabar atau majalah tentang peristiwa yang berkonotasi etis mengenai perampokan, pembunuhan, korupsi, dll.
Taraf ilmiah : ciri etika mencapai taraf ilmiah yaitu bila dijalankan dengan kritis, metodis, dan sistematis. Kritis yaitu bisa membedakan antara yang tahan uji dan tidak tahan uji, antara yang mempunyai dasar kukuh dan lemah. Metodis yaitu
menjalankan secara teratur satu demi satu tahap sesuai dengan yang telah direncanakan. Sistematis yaitu menyangkut semua bidang secara keseluruhan dan tidak membatasi salah satu sisi saja. Seseorang atau sekelompok orang dikatakan beretika jika mereka secara konsisten mau menerapkan nilai-nilai yang ada di sekitarnya.
Etika sebagai ilmu (etika filosofis)
Etika filosofis mempunyai tradisi yang sudah lama, pada permulaan sejarah filsafat di Yunani kuno etika filosofis sudah mencapai mutu yang mengagumkan pada Sokrates, Plato, dan Aristoteles. Tradisi ini sudah berlangsung sampai hari ini selama 25 abad lebih. Etika filosofis lebih terarah kepada masalah-masalah konkret, sejak akhir tahun 1960-an teori etika mulai membuka diri bagi topik konkret dan aktual sebagai objek penelitiannya yang disebut etika terapan. Etika terapan ini menyangkut ilmu-ilmu biomedis, lingkungan hidup, persenjataan nuklir, penggunaan tenaga nuklir dalam pembangkit listrik tenaga nuklir, dll.
Manfaat Etika
Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana
yang boleh dirubah.
Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai.
Prinsip-Prinsip Etika
Tanggung jawab
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya serta untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
Keadilan
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
Otonomi
Prinsip ini menuntut agar setiap orang memiliki dan di beri kebebasan dalam menjalankan pekerjaannya.
Pertimbangan Etika
Utility : apakah dapat di percaya sebagai yang terbaik untuk semua orang yang di pengaruhi ?
Rights : apakah sudah menunjukkan hak – hak yang wajar untuk yang terlibat ?
Justice : apakah sudah konsisten dengan apa yang disebut adil ?
Caring : apakah konsisten dengan tanggung jawab terhadap satu sama lainnya ?
Kode Etik
Kode etik diperlukan untuk hal seperti berikut :
Untuk menjaga keselarasan dan konsistensi antara gaya manajemen strategis dan kebijakan dalam pengembangan usaha di satu pihak dengan pengembangan sosial ekonomi di lain pihak .
Untuk menciptakan iklam usaha yang bergairah dan suasana persaingan yang sehat .
Untuk mewujudkan integritas perusahaan terhadap lingkungan , masyarakat dan pemerintah .
Untuk menciptakan ketenangan , kenyamanan dan keamanan batin bagi pemilik perusahaan atau investor serta bagi para karyawan .
Untuk dapat mengangkat harkat perusahaan nasional di dunia perdagangan internasional .
Teori Etika
Teori Teleologi
Teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu telos. Menurut teori ini kualitas etis suatu perbuatan atau tindakan diperoleh dengan dicapainya tujuan dari perbuatan itu sendiri. Suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna.
Ada dua macam aliran dalam teori teleologi, yaitu:
Utilitarisme
Utilitarianisme berasal dari kata Latin utilis, kemudian menjadi kata Inggris utility yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000). Menurut teori ini, suatu tindakan dapat dikatan baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat, atau dengan istilah yang sangat terkenal "the greatest happiness of the greatest numbers". Perbedaan paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut kepentingan orang banyak (kepentingan bersama, kepentingan masyarakat).
Egoisme
Menurut Rachels (2004: 146) artinya teori mengenai bagaimana kita seharusnya bertindak, tanpa memandang bagaimana kita biasanya bertindak. Menurut teori ini hanya ada satu prinsip perilaku yang utama, yakni prinsip kepentingan diri, dan prinsip ini merangkum semua tugas dan kewajiban alami seseorang. Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme, yaitu egoisme psikologis dan egoisme etis. Egoisme psikologis adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri. Egoisme etis adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri. Yang membedakan tindakan berkutat diri (egoisme psikologis) dengan tindakan untuk kepentingan diri (egoisme etis) adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan orang lain, sedangkan tindakan mementingkan diri tidak selalu merugikan kepentingan orang lain.
Teori Hak
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
Teori Keutamaan (Virtue Theory)
Teori Keutamaan memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh keutamaan : kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras, dan hidup yang baik.
Teori Etika Teonom
Sebagaimana dianut oleh semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir yang ingin dicapai umat manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk memperoleh kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat risten, yang mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan/perintah Allah sebagaimana dituangkan dalam kitab suci.
Disamping teori-teori ini , mungkin lagi suatu pendekatan lain yang tidak menyoroti perbuatan , tetapi memfokuskan pada seluruh manusia sebagai pelaku moral . Teori tipe terakhir ini adalah teori keutamaan (virtue) yang memandang sikap atau akhlak seseorang . Dalam etika dewasa ini terdapat minat khusus untuk teori keutamaan sebagai reaksi atas teori-teori etika sebelumnya yang terlalu berat sebelah dalam mengukur perbuatan dengan prinsip atau norma . Namun demikian, dalam sejarah etika teori keutamaan tidak merupakan sesuatu yang baru . Sebaliknya , teori ini mempunyai suatu tradisi lama yang sudah dimulai pada waktu filsafat Yunani kuno . Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral . Kebijaksanaan misalnya merupakan suatu keutamaan yang membuat seseorang mengambil keputusan tepat dalam setiap situasi. Keadilan adalah keutamaan lain yang membuat seseorang selalu memberikan kepada sesama apa yang menjadi haknya . Kerendahan hati adalah keutamaan yang membuat seseorang tidak menonjolkan diri , sekalipun situasi mengizinkan . Suka bekerja keras adalah keutamaan yang membuat seseorang mengatasi kecenderungan spontan untuk bermalas-malasan . Ada banyak keutamaan semacam ini . Seseorang adalah orang yang baik jika memiliki keutamaan . Hidup yang baik adalah hidup menurut keutamaan (virtuous life) .
Menurut pemikir Yunani (Aristoteles) , hidup etis hanya mungkin dalam polis . Manusia adalah "makhluk politik" , dalam arti tidak bisa dilepaskan dari polis atau komunitasnya . Dalam etika bisnis , teori keutamaan belum banyak dimanfaatkan . Solomon membedakan keutamaan untuk pelaku bisnis individual dan keutamaan pada taraf perusahaan . Di samping itu ia berbicara lagi tentang keadilan sebagai keutamaan paling mendasar di bidang bisnis . Diantara keutamaan yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran , fairness , kepercayaan dan keuletan . Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya . Kejujuran secara umum diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki pelaku bisnis . Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran . Jika mitra bisnis ingin bertanya , pebisnis yang jujur selalu bersedia memberi keterangan . Tetapi suasana keterbukaan itu tidak berarti si pebisnis harus membuka segala kartunya . Sambil berbisnis , sering kita terlibat dalam negosiasi kadang-kadang malah negosiasi yang cukup keras dan posisi sesungguhnya atau titik tolak kita tidak perlu ditelanjangi bagi mitra bisnis . Garis perbatasan antara kejujuran dan ketidakjujuran tidak selalu bisa ditarik dengan tajam .
Ketiga keutamaan lain bisa dibicarakan dengan lebih singkat . Keutamaan kedua adalah fairness . Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan "wajar" dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi . Insider trading adalah contoh mengenai cara berbisnis yang tidak fair . Dengan insider trading dimaksudkan menjual atau membeli saham berdasarkan informasi "dari dalam" yang tidak tersedia bagi umum . Bursa efek sebagai institusi justru mengandaikan semua orang yang bergiat disini mempunyai pengetahuan yang sama tentang keadaan perusahaan yang mereka jualbelikan sahamnya . Orang yang bergerak atas dasar informasi dari sumber tidak umum (jadi rahasia) tidak berlaku fair . Kepercayaan (trust) juga merupakan keutamaan yang penting dalan konteks bisnis . Kepercayaan harus ditempatkan dalam relasi timbal balik . Ada beberapa cara untuk mengamankan kepercayaan . Salah satu cara adalah memberi garansi atau jaminan . Cara-cara itu bisa menunjang kepercayaan antara pebisnis , tetapi hal itu hanya ada gunanya bila akhirnya kepercayaan melekat pada si pebisnis itu sendiri .
Macam-Macam Etika
Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai, berbicara mengenai fakta secara apa adanya yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
Etika Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa Yunani deon, yang berarti kewajiban. Etika deontologi memberikan pedoman moral agar manusia melakukan apa yang menjadi kewajiban sesuai dengan nilainilai atau norma-norma yang ada. Suatu perilaku akan dinilai baik atau buruk berdasarkan kewajiban yang mengacu pada nilai-nilai atau norma-norma moral. Tindakan sedekah kepada orang miskin adalah tindakan yang baik karena perbuatan tersebut merupakan kewajiban manusia untuk melakukannya. Sebaliknya, tindakan mencuri, penggelapan dan korupsi adalah perbuatan buruk dan kewajiban manusia untuk menghindarinya. Etika deontologi tidak membahas apa akibat atau konsekuensi dari suatu perilaku. Suatu perilaku dibenarkan bukan karena perilaku itu berakibat baik, tetapi perilaku itu memang baik dan perilaku itu didasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan.
Secara umum Etika dapat dibagi menjadi:
Etika Umum adalah berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.
Etika Khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud: Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis: cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan/tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada akibatnya. Etika Khusus dibagi lagi menjadi 3:
+ Etika Individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
+ Etika Sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesamanya.
+ Etika Lingkungan Hidup, menjelaskan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada lingkungan hidup secara keseluruhan.
Dilema Etika
Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan mengenai perilaku yang harus dilakukannya. Contoh sederhananya adalah jika seseorang menemukan cincin berlian, ia harus memutuskan untuk mencari pemilik cincin atau mengambil cincin tersebut. Para auditor, akuntan, dan pebisnis lainnya, menghadapi banyak dilema etika dalam karier bisnis mereka. Terlibat dengan klien yang mengancam akan mencari auditor baru jika tidak diberikan opini unqualified akan menimbulkan dilema etika jika opini unqualified tersebut ternyata tidak tepat untuk diberikan.
Garis Besar Landasan Etika
Naturalisme, pembenaran-pembenaran hanya dapat dilakukan melalui pengkajian atas fakta, mengahargai manusia.
Individualisme, Emmanuel Kant menekankan bahwa setiap orang bertanggung jawab secara individual bagi dirinya. Dampak positif dari individualisme adalah terpacunya prestasi dan kreativitas individu, orang ingin berbuat yang terbaik bagi dirinya. Dampak negatifnya setiap orang akan mementingkan diri sendiri.
Hedonisme, bila kebutuhan kodrati terpenuhi, orang akan memperoleh kenikmatan sepus-puasnya.
Eudaemonisme, kepuasan yang sempurna secara jasmani dan rohani, kebahagiaan merupakan kebaikan tertinggi.
Utilitarianisme, suatu perbuatan dikatakan baik jika membawa manfaat atau kegunaan, berguna artinya memberikan kita sesuatu yang baik dan tidak menghasilkan sesuatu yang buruk.
Idealisme, timbul dari kesadaran akan adanya lingkungan normativitas, pengakuan tentang dualism manusia bahwa manusia terdiri dari jasmani dan rohani, berdasrkan aspek cipta, rasa dan karsa yang terdapat dalam batin manusia. Keunggulan dari ajaran ini adalah
Idealisme rasionalistik, dengan menggunakan pikiran dan akal, manusia dapat mengenal norma-norma yang menuntun perilakunya.
Idealisme estetik, dunia serta kehidupan manusia dapat dilihat dari perspektif karya seni.
Idealisme etik, ingin menentukan ukuran-ukuran moral dan kesusilaan terhadap dunia dan kehidupan manusia.
Sanksi Etika
Sanksi sosial, skala relative kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat dimaafkan. Contohnya, kita mendapat teguran karena membuang sampah sembarangan, mendapat nilai yang tidak baik, berpakaian yang tidak rapi, dll.
Sanksi hukum, skala besar, merugikan hak pihak lain. Hukum pidana menempati prioritas utama dan diikuti hukum perdata. Contohnya, hukuman penjara dan denda uang yang dijatuhkan untuk perampok, pemerkosa, koruptor ; Hukuman mati dijatuhkan kepada terorisme ; dll
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Etika merupakan kebiasaan hidup manusia atau masyarakat sesuai aturan yang berlaku untuk membantu manusia dalam bertindak yang menguntungkan bagi diri manusia itu sendiri dan tidak merugikan orang lain. Dengan adanya etika diharapkan memberi pengaruh yang baik walaupun terkadang etika dapat membingungkan seseorang dalam bertindak namun tetap dapat membantu seseorang mencari pendapat terbaik. Pada dasarnya teori-teori etika menyangkut tentang nilai dan norma serta tindakan dan perbuatan yang dilakukan seseorang bukan hanya untuk keselamatan dunia namun juga akhirat karena jika seseorang tidak memiliki etika yang baik maka ia akan mendapatkan hukuman sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukannya yang mungkin sangat merugikan bagi lingkungan sekitarnya.
Sekian makalah yang saya buat semoga bermanfaat, mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Wassalamualaikum.wr.wb.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, Kees. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : KANISIUS (Anggota IKAPI).
Agoes Sukrisno dan Ardana, I Centik (2011), Etika Bisnis dan Profesi-Tantangan Membangun Manusia Seutuhnya, Penerbit Salemba Empat Jakarta.
Disarikan dari Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrasi Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009, h. 6 – 42.
http://nurulfahmikesling.blogspot.co.id/2015/12/mata-kuliah-etika-profesi-sanitarian.html