Amplificadores operacionales para la electrónica analógica, contiene ejemplos prácticos y su respectiva comprobación matematicaDescripción completa
laboratorio organicaDescripción completa
INFORME 7: CIRCUITOS TRIFASICOFull description
Descripción: Potencia de Circuitos en CD - PARTE I
Descripción: Investigues de Micro lab 7
Descripción completa
ley de ohm y conductimetria
erDescripción completa
UTPDescripción completa
laboratorio de aislamiento en el curso de medidas electricasDescripción completa
Lab 7 Karakteristik Penguat Operasional
A. Tujuan 1. Mengenali bentuk Penguat Operasional dan mengidentifikasi kakikakinya. 2. Mengetahui karakteristik dasar dasar sebuah sebuah Penguat Penguat Operasional. 3. Mengamati bentuk gelombang gelombang rangkaian rangkaian inverting / non inverting inverting zero crossing detector. 4. Mengamati bentuk gelombang rangkaian inverting / non inverting voltage level detector.
B. Komponen dan Peralatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Project Board. LM741. Resistor. Bipolar DC Power Supply. Unipolar DC Power Supply sebanyak 2 unit. Function Generator. X-Y Oscilloscope. AVO meter.
C. Tugas Pendahuluan 1. Pelajari kembali semua materi yang Anda dapatkan di perkuliahan untuk persiapan Anda menghadapi pre-tes kerja laboratorium ini. 2. Pelajari semua petunjuk petunjuk yang tertera pada masing-masing poin poin kerja laboratorium di bawah ini. 3. Carilah data sheet penguat operasional operasional LM741 dan pelajari. pelajari. Bawalah data sheet ini ketika Anda melakukan kerja laboratorium.
D. Pengenalan Penguat Operasional 1. Petunjuk Pakailah data sheet untuk mengerjakan kerja laboratorium berikut ini. 2. Pengujian a. Bukalah data sheet LM741 LM741 yang Anda bawa, bawa, lalu carilah pada LabSet komponen Penguat Operasional dengan bentuk seperti pada Gambar 1.
Gambar 1 Penguat Operasional Laboratorium Teknologi Elektronika Universitas Surabaya
1
b. Gambarkan isi dari Penguat Operasional di halaman kosong pada lembar kerja Anda. Beri keterangan tentang kedelapan kakinya. Tuliskan pula jenis kemasan dengan bentuk seperti pada gambar 1.
E. Open Loop Gain dan Tegangan Saturasi 1. Petunjuk Tidak ada petunjuk. 2. Pengujian a. Buat rangkaian seperti Gambar 2 di bawah ini dimana terminal inverting dihubungkan ke ground dan non inverting dibiarkan terbuka. Pakailah tahanan beban 10 k . +V
7
3 2
+
6
-
4
-V
Gambar 2 b. Pasang tegangan supply pada Penguat Operasional sebesar 15 V. c. Dengan masukan non inverting terbuka, ukur dan catat tegangan keluaran dengan menggunakan meter. d. Jadikan kedua tegangan input menjadi nol dengan cara menghubungkan kedua terminal inverting dan non inverting lalu hubungkan keduanya ke ground. Ukur dan catatlah tegangan keluaran dengan menggunakan meter lalu bandingkan hasilnya dengan hasil pengukuran sebelumnya. e. Berikan variasi tegangan masukan pada terminal inverting dan non inverting seperti pada tabel di bawah ini, lalu catat hasil pengukuran tegangan keluarannya. Anda dapat mencatatnya di balik lembar kerja yang kosong. (+) 5 -5 -1 2
(-) -3 -2 -3 4
Vo
Tabel 1 f.
Matikan sumber tegangan masukan dahulu kemudian sumber tegangan supply. Kemudian ubah besar tegangan supply yaitu pada ±12 V.
Laboratorium Analisis Rangkaian, Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Surabaya
g. Ulangi kembali percobaan pada langkah c, d, dan e. h. Sekarang gantilah tahanan beban 10 k menjadi 100 . Kemudian dengan masukan terbuka, ukur tegangan keluaran menggunakan meter. Lakukan juga untuk tegangan supply 15V.
F. Zero Crossing Detector 1. Petunjuk Tidak ada petunjuk. 2. Pengujian a. Buat rangkaian seperti Gambar 3 di bawah ini pada breadboard. Pakailah resistor beban 10 k . Yakinkan dulu bahwa rangkaian sudah benar. b. Pasang probe oscilloscope Channel 1 pada sinyal masukan dan Channel 2 pada keluaran. Ingat bahwa semua pengukuran diukur relatif terhadap ground. Pastikan bahwa oscilloscope diset pada dc coupling. c. Nyalakan power supply dan atur pada 15 V (untuk 741 bisa dipakai sampai maksimal 18 V). Ukur dulu besar tegangan ini dengan meter. +V
7
3 2
+
6
-
4
-V
Gambar 3 d. Hidupkan function generator, atur pada sinyal sinusoidal 1 kHz (level tegangannya diatur pada nol dulu). Lalu naikkan levelnya pelan-pelan sampai tegangan keluarannya mencapai saturasi (terlihat bentuk gelombang persegi pada resistor beban). e. Gambarkan bentuk gelombang masukan dan keluaran yang terjadi dengan teliti dan amati apakah perpindahan tegangan output dari () Vsat ke (+) Vsat tepat pada saat tegangan input sama dengan nol. f. Coba perbesar range frekuensi dari function generator sampai dengan 5 kHz. Amati perubahan yang nampak pada layar osiloskop. g. Lakukan kembali percobaan di atas untuk masukan berupa gelombang segitiga dan persegi. h. Ulangi percobaan dengan memindahkan masukan sinyal ke non inverting input. i. Rangkaian di atas disebut dengan inverting dan non inverting zero crossing detector.
Laboratorium Analisis Rangkaian, Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Surabaya
G. Voltage Level Detector 1. Petunjuk Tidak ada petunjuk 2. Pengujian a. Buat rangkaian sesuai dengan gambar 4 pada breadboard. Pasanglah resistor beban sebesar 10 k b. Pasang probe oscilloscope Channel 1 pada sinyal masukan dan Channel 2 pada keluaran. Ingat bahwa semua pengukuran diukur relatif terhadap ground. Pastikan bahwa oscilloscope diset pada dc coupling. +V
7
3 2
+
6
-
V Ref
4
-V
Gambar 4 c. Nyalakan power supply dan atur pada 15 V (untuk 741 bisa dipakai sampai maksimal 18 V). Ukur dulu besar tegangan ini dengan meter. d. Atur tegangan referensi pada harga + 1 V. e. Hidupkan function generator (levelnya tegangan diatur pada nol dulu). Lalu naikkan levelnya pelan-pelan sampai keluarannya mencapai saturasi (terlihat bentuk gelombang persegi). f. Ukur harga tegangan function generator saat keluaran saturasi dan ukur juga harga tegangan keluaran saturasi tersebut (lakukan pengukuran dengan menggunakan meter dan dengan oscilloscope secara langsung). g. Gambarkan bentuk gelombang masukan dan keluaran yang terjadi dengan teliti dan amati apakah perpindahan tegangan keluaran dari (-) Vsat ke (+) Vsat tepat pada saat tegangan input sama dengan tegangan referensi. h. Ulangi percobaan di atas dengan tegangan referensi diset pada – 1 V. i. Ulangi semua langkah di atas dengan memindahkan input sinyal ke non inverting input dan tegangan referensi ke inverting input.
H. Pertanyaan 1. Apakah yang dimaksud dengan tegangan saturasi? Sesuaikah nilai tegangan saturasi yang Anda peroleh pada kerja laboratorium ini
Laboratorium Analisis Rangkaian, Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Surabaya
dengan definisi yang Anda sebutkan tadi? Jelaskan mengapa demikian! 2. Apa gunanya rangkaian zero crossing detector? 3. Aki dalam keadaan penuh akan menunjukkan tegangan sebesar 13,8 volt pada kutub-kutubnya. Seiring dengan pemakaian daya yang berturut-turut pada aki, maka kemampuan aki untuk memberikan daya semakin menurun yang ditandai dengan menurunnya beda tegangan pada kutub-kutubnya. Aki tersebut dikatakan tidak mampu lagi memberikan daya jika padanya terdapat beda tegangan kurang dari 12 volt. Desainlah sebuah rangkaian voltage level detector yang akan menghasilkan keluaran (+) Vsat jika aki dalam keadaan habis dan (-) Vsat jika aki dalam belum habis. Gambarkan rangkaiannya dan jelaskan cara kerjanya!
Laboratorium Analisis Rangkaian, Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Surabaya