KUTU DAN PINJAL (Untuk memenuhi tugas mata kuliah Parasitology) Par asitology)
Disusun oleh : Farida Safitri
140410080052
Sonya Suswanti
140410080064
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKAA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011
KUTU 1. Pengertian umum
Kutu adalah ektooparasit yang kecil, tidak bersayap, dari unggas dan mamalia. Serangga ini sering kali dibagi menjadi 2 ordo yang terpisah yaitu Mallophaga (kutu penggigi) dan Anoplura (kutu penghisap). Subordo Anoplura mengandng beberapa jenis sebagai parasit pada hewan-hewan peliharaan dan dua jenis yang menyerang manusia. Serangga ini adalah ektoparasit yang menggangu, dan beberapa vector penyakit penting. Banyak kutu penggigit (sub family amblycera dan ishnocera) adalah hama hewan-hewan peliharaan terutama unggas.
Mallophaga
Anoplura
Kutu dapat menyebabkan iritasi yang menyakitkan, dan hewan-hewan yang terinfestasi kesehatan dan berat badannya menurun. Kutu yang berbeda jenis menyerang unggas dan mamalia, namun tidak ditemukan kutu penggigit yang menyerang manusia. Anoplura dan Mallophaga memiliki daur hidup sederhana. Keduanya termasuk serangga yang siklus hidupnya mengalami metamorphosis tidak sempurna, dimana dari fase telur lalu melalui fase nimfa. Nimfa terjadi dari nimfa 1 yang berukran kecil dan putih, sampai nimfa 4 yang sudah berdifferensiasi kelaminnya dan berwarna hitam. Sering terjadi penyamaan penyebutan pada istilah kutu. Segala serangga yang berukuran kecil biasa disebut kutu oleh masyarakat. Misalnya pinjal yang biasanya terdapat pada kucing dan anjing, dan crstaceae mikro di perairan yang
dapat menyebabka gatal-gatal biasa disebut juga kutu. Namun sesungguhnya kutu kebanyakan terdapat dalam class Insecta, dan berordo Anoplura dan Mallophaga, namun juga ad yang menyebutnya ordo Phitiraptera (Borror, 2005) yang di klasifikasikan sebagai berikut (misalnya Pediculus humanus capitis ): Kingdom
Animalia
Phylum
Artropoda
Class
Insekta,
Ordo
Anoplura,
Family
Pediculidae
Genus
Pediculus
Species
Pediculus humanus
2. Morfologi
Kutu dewasa memiliki bentuk
pipih dan
memanjang, berwarna putih abu-abu, kepala ovoid bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, Thorax dan abdomen bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata sederhana disebelah lateral, sepasang antenna pendek yang terdiri atas 5 ruas dan proboscis, alat penusuk yang dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai sepasang kaki kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang berhadapan dengan tinjolan tibia untuk berpegangan erat pada rambut. Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf
“V”. Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf “V” terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut selama melekatkan telur. Jumlah telur yang diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140 butir. Nimfa berbentuk seperti kutu rambut dewasa, hanya bentuknya lebih kecil.Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut “nits”. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga dapat melekat erat pada rambut. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5-10 hari (Anonim, 2011). Deskripsi diatas adalah deskripsi gambar kutu rambut manusia ( Pediculus
humanus capitis ) yang merupakan ordo Anoplura. Pada kutu penggigit yang berasal dari ordo Mallophaga memiliki perbedaan pada ukuran kepala, dimana lebih melebar minimal sama lebarnya dengan torax dan terjadi pembesaran pada mandibula.Namun fase hidup hampir sama dengan ordo Anoplura (Anonim 1, 2011).
3.
Peran Kutu Selain Sebagai Parasit
Kutu dapat berperan sebagai vector. Seperti telah diketahui vector biasanya
adalah Anthropoda yang dapat memindahkan/menularkan suatu
infectious agent dari sumber infeksi kepada induk semang yang rentan. Ordo
Anophera yaitu Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus. (Nurmaini, 2001). Kasus lain pun pernah terjadi pada Perang Dunia I dimana orang-orang terkena demam trench yang disebabkan oleh invansi kutu. Demam ini disebabkan oleh bakteri Rikettsia yang tertular dari penderita ke korban lainnya melalui kutu (Gleen,).
4.
Diagnosis Terifeksi dan Pengobatan
Diagnosis dinyatakan positif jika terdapat rasa gatal-gatal yang hebat dengan bekas-bekas garukan dan ditemukan Pediculus humanus capitis dewasa, nimfa, dan telurnya. Perilaku menjaga kebersihan diri yaitu kebiasaan responden dalam memelihara kebersihan rambut dengan enam indikator yaitu 1) Banyaknya keramas dalam satu minggu. 2) Pengeringan rambut setelah keramas. 3) Penggunaan obat/racun kutu. 4) Penggunaan serit. 5) Banyaknya potong rambut dalam setahun. 6) Pernah tidaknya potong rambut pendek. Pengukuran dilakukan dengan kuesioner sebagai dasar untuk membedakan dengan dua kategori yaitu perilaku tidak sehat/baik dan perilaku sehat/baik. Macam-macam obat untuk Pediculus humanus capitis (Kutu rambut): o
Shampo Lidane 1%. Gamma benzene heksa klorid atau piretrin. Dosis,
shampo rambut biarkan 4-10 menit, kemudian dibilas piretrin. Pakai sampai rambut menjadi basah, biarkan 10 menit kemudian dibilas. (Tindak lanjut periksa rambut 1 minggu setelah pengobatan untuk telur dan kutu rambut). o
Salep Lindang (BHC 10%) ; atau bedak DDT 10% atau BHC 1% dalam
pyrophylite; atau Benzaos benzylicus emulsion. Dosis, epala dapat digosok dengan salep Lindane (BHC 1%) atau dibedaki dengan DDT 10% atau BHC 1% dalam pyrophlite atau baik dengan penggunaan 3 – 5 gram dari campuran tersebut untuk sekali pemakaian. Bedak itu dibiarkan selama seminggu pada
rambut, lalu rambut dicuci dan disisir untuk melepaskan telur. Emulsi dari benzyl benzoate ternyata juga berhasil (Brown.H.W, 1983). o
Cair / Peditox / Hexachlorocyclohexane 0,5%. Dosis, osokkan pada
rambut dan kepala sampai merata biarkan semalam kemudian dicuci lalu dikeringkan.Kesadaran tentang pentingnya perawatan badan dan rambut perlu ditanamkan baik kepada orang tua maupun para siswa sendiri.
PINJAL
Pengertian Umum
1.
Pinjal adalah serangga-serangga yang tidak bersayap, kecil, yang dewasanya makan darah unggas dan mamalia. Pinjal termasuk kedalam ordo Shiponaptera.
Kingdom
Animalia
Phylum
Arthropoda
Class
Insecta
Ordo
Siphonaptera
Family
Pulicidae
Genus
Ctenocephalides
Species
Ctenocephalides felis Ctenochepalides felis
Pengetahuan mengenai siklus hidup pinjal sangat diperlukan dalam rangka menyingkirkan dan mengendalikan serbuan pinjal pada kucing. Pinjal memiliki beberapa fase pada siklus hidupnya. Sebagian besar masa hidup pinjal dewasa berada pada tubuh kucing. Artinya kalau bukan karena terpaksa atau sedang sial, mereka tidak akan meninggalkan tubuh kucing secara sukarela. Bila jumlah pinjal pada kucing sudah sangat banyak, barulah biasanya manusia atau pemilik kucing
dapat menjadi alternatif sumber makanan bagi pinjal. Bila ini terjadi, pastinya anda akan sedikit menderita karena gigitan pinjal & sedikit nikmat ketika menggaruk bagian yang gatal . Umur rata-rata pinjal sekitar 6 minggu, tetapi pada kondisi tertentu dapat berumur hingga 1 tahun. Pinjal betina bertelur 20-28 buah/hari. Selama hidupnya seekor pinjal bisa menghasilkan telur hingga 800 buah. Telur bisa saja jatuh dari tubuh kucing dan menetas menjadi larva di retakan lantai atau celah kandang. Pertumbuhan larva menjadi pupa kemudian berkembang jadi pinjal dewasa bervariasi antara 20-120 hari. Karena obat anti kutu hanya membunuh pinjal dewasa, pemberian obat anti kutu perlu disesuaikan agar siklus hidup pinjal bisa kita hentikan. Pemberian obat perlu diulang agar pinjal dewasa yang berkembang dari telur dapat segera dibasmi sebelum menghasilkan telur lagi.
2.
Morfologi
3.
Contoh Kasus
Dalam hal ini pinjal merupakan vector bagi penyakit, salah satunya adalah pes bubo. Dimana Pes merupakan penyakit Zoonosa terutama pada tikus dan rodent lain sebagai hospes dan dapat ditularkan kepada manusia oleh pinjal. Pes juga merupakan penyakit yang bersifat akut disebabkan oleh kuman/bakteri. Selain itu pes juga dikenal dengan nama Pesteurellosis atau Yersiniosis/Plague. Diagnosis pes: 1. Diagnosis lapangan : Diagnosis di lapangan ditemukan adanya tikus mati tanpa sebab-sebab yang jelas (ratfall) di daerah fokus pes atau bekas fokus pes. 2. Diagnosis Klinis : Adanya demam tanpa sebab-sebab yang jelas (FUO = Fever Unkwon Origin) Timbul bubo/mringkil/sekelan (pembengkakan kelenjar) sebesar buah duku pada leher/ketiak/selangkangan. Batuk darah mendadak tanpa tanpa gejala yang jelas sebelumnya. 3. Diagnosa Laboratorium : Macam-macam pemeriksaan yang dilakukan laboratorium adalah: 1. Pemeriksaan Serologi : Spesimen yang diperiksa adalah serum,yang berasal dari: •
Rodent (tikus)
•
Manusia
•
Species hewan lain seperti anjing,kucing
•
Spesimen hewan, manusia dinyatakan positif pada tikus I :128.
2. Pemeriksaan Bakteriologi
4.
•
Sepeciman yang diperiksa:
•
Untuk manusia :darah,bubo,sputum
•
Organ tikus:limpa,paru,hati
•
Pinjal
Cara Penularan
Secara alamiah penyakit pes dapat bertahan atau terpelihara pada rodent. Kuman-kuman pes yang terdapat di dalam darah tikus sakit,dapat ditularkan ke hewan lain atau manusia,apabila ada pinjal yang menghisap darah tikus yang mengandung kuman pes tadi,dan kuman-kuman tersebut akan dipindahkan ke hewan tikus lain atau manusia dengan cara yang sama yaitu melalui gigitan. penularan penyakit pes: 1.
Penularan pes secara eksidental dapat terjadi pada orang – orang yang bila digigit oleh pinjal tikus hutan yang infektif.Ini dapat terjadi pada pekerja pekerja
di
hutan,ataupun
pada
orang-orang
yang
mengadakan
rekreasi/camping di hutan. 2.
Direct contact Penularan pes ini dapat terjadi pada para yang berhubungan erat dengan tikus hutan, misalnya para Biologi yang sedang mengadakan penelitian di hutan, dimana ianya terkena darah atau organ tikus yang mengandung kuman pes.
3.
Kasus yang umum terjadi dimana penularan pes pada orang karena digigit oleh pinjal infeksi setelah menggigit tikus domestik/komersial yang mengandung kuman pes.
4.
Penularan pes dari tikus hutan komersial melalui pinjal .Pinjalyang efektif kemudian menggigit manusia.
5.
Penularan pes dari orang ke orang dapat pula terjadi melalui gigitan pinjal manusia Culex Irritans (Human flea)
5.Pengobatan
1. Untuk tersangka pes
a) Tetracycline 4x250 mg biberikan selama 5 hari berturut-turut atau b) Cholamphenicol 4x250 mg diberikan selama 5 hari berturut-turut 2. Untuk Penderita Pes
Streptomycine dengan dosis 3 gram/hari (IM) selama 2 hari berturutturut,kemudian dosis dikurangi menjadi 2 garam/hari selama 5 hari berturutturut.Setelah panas hilang dilanjutkan dengan pemberian : a) Tetracycline 4-6 gram/hari selama 2 hari berturut-turut,kemudian dosis diturunkan menjadi 2 gram/hari selama 5 hari berturut-turut atau b) Chlomphenicol 6-8 gram/hari selama 5 hari berturut –turut, kemudian dosis diturunkan menjadi 2 gram/hari selama 5 hari berturut-turut. 3. Untuk pencegahan terutama ditujukan pada: a) Penduduk yang kontak (serumah) dengan pendeita pes bobo. b) Seluruh penduduk desa/dusun/RW jika ada penderita pes paru
Tetapi yang dianjurkan adalah dengan pemberian Tertracycline 500mg/hari selama 10 hari berturut-turut.
6.
Pencegahan
Cara mengurangi atau mencegah terjadinya kontak antara tikus beserta pinjalnya dengan manusia seperti: 1. Penempatan kandang ternak di luar rumah. 2. Perbaikan konstruksi rumah dan gedung-gedung sehingga mengurangi kesempatan bagi tikus untuk bersarang (rat proof). 3. Membuka beberapa buah genting pada siang hari atau memasang genting kaca sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah sebanyak-banyaknya. 4. Lantai semen. 5. Menyimpan bahan makanan dan makanan jadi di tempat yang tidak mungkin dicapai atau mengundang tikus. 6. Melaporkan kepada petugas Puskesmas bilamana menjumpai adanya tikus mati tanpa sebab yang jelas (rat fall). 7. Tunggi tempat tidur lebih dari 20 cm dari tanah.
DISKUSI (Tanya-Jawab)
1.
Mei Yenza : Saya pernah dengar bahwa pada manusia yang memiliki
rambut gimbal didalamnya terdapat kutu yang bias masuk ke permukaan kulit kepala, apa memang ada ya yang seperti itu ? jika iya bagaimana dia bernafas, dan apa ada telurnya yang ditinggalkan di dalam kulit? Jawaban : mungkin bisa saja, tapi biasanya kutu itu hidupnya
dipermukaan dan telurnya ditempelkan ke helaian rambut. Kami belum tahu juga jika ada kutu yang bisa measukan telurnya ke bawah permukaan rambut. Tambahan dari Pak Hikmat : yang bisa membuat terowongan biasanya
itu “mites” dan yang di gambar tadi-pun merupakan mites.Jadi biasanya yang dilakukan kutu itu cuma membuat iritasi saja, yang berhubungan dengan permukaan kulit. 2.
Aji Badrunsyah : Apa pinjal yang hidup di kucing bisa hidup juga pada
anjing, terus menggigit anjing tersebut? Jawaban : itu gak bisa terjadi karena biasanya pinjal itu spesifik
hospesnya, karena di dalam pencernaannya pun terdapat bakteri spesifik yang bertugas dalam mensintesis darah hospes. Sehingga hanya bisa memakan darah pada hospes tersebut.
Tambahan dari Pak Hikmat : dari morfologipun pinjal dari hospes yang
berbeda itu berlainan. Kita bisa lihat dari duri yang ada di tubuhnya, aitu dari ukuran dan struktur duri prenatal dan genalnya.
KESIMPULAN
Kutu dan pinjal berperan sebagai ektoparasit dan sebagai vector penyakit, yang biasanya disebabkan oleh bakteri. Sebagai upaya pencegahan kehadiran kutu dan pinjal, diperlukan pemeliharaan kebersihan di lingkungan hidup kita. Walaupun kutu dan pinjal ini bersifat spesifik, namun mereka dapat menginvasi kita juga sewaktu-waktu sehingga tidak menutup kemungkinan kita dapat terjangkit penyakit yang disalurkan oleh mereka (Anonim 3, 2000).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011 Anonim 1. 2011 Anonim. 2000. Petunjuk Pemberantasan Pes di Indonesia. Departement Kesehatan R.I Borror et al. 2005. Study of Insect.Ed-7. Amerika: Thomson Brook/ Cole. Brown. 1983. Nurmaini. 2001