LAPORAN PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI TIKUS DAN PINJAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian Vektor B
Disusun oleh :
Muharam Al Huda
(P07133112036) (P0713311203 6)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINKUNGAN 2013
1 | Identifikasi Tikus dan Pinjal
IDENTIFIKASI TIKUS DAN PINJAL
A. Judul praktikum
Identifikasi Identifikasi tikus dan dan pinjal (ectoparasit) B. Hari, tanggal, dan Tempat
Kamis, 21 November 2013 Laboratorium Parasitologi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui mengetahui cara mengidentifikasi mengidentifikasi tikus 2. Mahasiswa mampu mengetahui cara melakukan pengambilan ectoparasit tikus (pinjal) 3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis pinjal yang terdapat pada tikus yang diamati D. Dasar Teori
Rodent adalah hewan pengerat yang memiliki gigi depan yang selalu tumbuh dan biasanya pada manusia dapat menyebabkan penyakit serta sering digunakan sebagai hewan percobaan. Contoh dari rodent adalah tupai, marmut, marmut, kelinci, kapibara kapibara dan yang paling paling umum adalah tikus. Rodent merupakan bagian dari lingkungan hidup manusia dan diantaranya hidup berdampingan dengan manusia. Binatang itu bukan saja berbahaya bagi kesehatan, tetapi juga dapat mengakibatkan kerusakan besar pada bangunan, bahan makanan, dan komoditas lain. Dalam hal penyebaran penyakit, hal ini dapat dilihat dari pola penularan penyakit pes yang melibatkan empat faktor kehidupan yakni, manusia, pinjal, kuman , dan tikus itu sendiri yang mana keempatnya keempatnya saling s aling berkaitan. Dari pola tersebut menuntut kita untuk lebih tahu dan mengerti mengenai jenis dan spesies tikus yang ada melalui identifikasi tikus yang memuat ciri-ciri morfologinya. Yang mana ciri-ciri morfologi 2 | Identifikasi Tikus dan Pinjal
yang sering digunakan adalah Hb (Head & body), T (Tail), E (Ear), Hf (Hind foot), SK (tengkorak) ,dan jumlah susu (Mamae). Insect atau ectoparasit(pinjal) yang menginfeksi tikus juga harus perlu diketahui dan diidentifikasi berdasarkan ciri-ciri morfologinya, karena ectoparasit tersebut berkaitan dengan penentuan jenis vektor yang berperan dalam penyebaran dan penularan penyakit yang tergolong rat borne disease. Untuk mengetahui keberadaan tikus tersebut dapat dideteksi menggunakan beberapa cara sebagai langkah pertama pencegahan , yaitu dengan mengetahui kerusakan barang atau alat.
Tanda-tanda
berikut
merupakan
penilaian
adanya
tanda
kehidupan tikus yaitu ( Ehler and Stell, 1950) : -
Gnawing (bekas gigitan)
- Burrows
(lubang tanah/galian)
- Dropping (kotoran tikus) - Runways (jalan tikus) -
Foot print (telapak (telapak kaki)
E. Alat dan Bahan
Alat
:
Bahan :
-
Penggaris
- Tikus
-
Masker
- Chloroform
-
Sarung tangan
-
Kertas putih
-
Suri/sisir
-
Kantong gandum
-
Toples kaca
-
Pinset
-
Lup
-
Mikroskop
3 | Identifikasi Tikus dan Pinjal
F. Cara Kerja
1. Pengamatan ectoparasit (pinjal) a. Memasukkan tikus yang berada di perangkapnya ke dalam kantong gandum, untuk kemudian dimasukkan ke dalam toples kaca yang sudah berisi chloroform b. Menunggu beberapa menit menit sampai tikus ti kus benar-benar mati c. Mengambil tikus dari dalam toples kaca kemudian meletakkannya diatas kertas putih agar mudah diketahui dan dilihat jika terdapat pinjal d. Menyisir seluruh tubuh tikus menggunakan sisir rapat/suri secara perlahan-lahan e. Mengamati apakah terdapat pinjal atau tidak, jika saat penyisiran tubuh tikus tikus terdapat hewan yang yang diduga pinjal jatuh jatuh diatas kertas putih,
mengambil kertas tersebut untuk kemudian digunakan
sebagai pembungkus dan membawanya ke laboratorium untuk segera dilakukan pengamatan lebih lanjut. 2. Pengamatan Morfologi Tikus a. Setelah
dilakukan
penyisiran
tubuh,
kemudian
melakukan
identifikasi morfologi tikus tersebut b. Mengukur panjang total, panjang ekor, panjang kaki belakang, panjang telinga, telinga, panjang kepala, dan jumlah mamae mamae c. Pengukuran panjang kaki tikus dimulai dari pangkal kaki hingga kuku terpanjang d. Pengukuran kepala tikus dimulai dari ujung mulut hingga pangkal tulang kepala e. Pengukuran panjang telinga tikus dimulai dari pangkal telinga paling dalam hingga hingga ujung telinga paling luar luar f.
Menghitung jumlah mamaenya
g. Mencatat dalam form peng p engamatan amatan h. Menentukan jenis tikus yang telah diidentifikasi 4 | Identifikasi Tikus dan Pinjal
G. Hasil dan Pembahasan
Hasil pengamatan pengamatan
:
Tikus 1
Hb (Head & Body) T E Hf Sk M
( Tail) (Ear) (Hind foot) (Skull) (Mamae)
Tl ( Total length) Diastema
8 cm 12 cm 2 cm 2,5 cm 3 cm 8 buah (4 pasang) 23 cm Ada
Pinjal : terdapat 1 pinjal (+)
Tikus 2
Hb (Head & Body) T (Tail) E (Ear) Hf (Hind foot) Sk (Skull) M (Mamae) Tl ( Total length) Diastema Pinjal
20 cm 19 cm 2 cm 5 cm 7 cm Tidak ada 46 cm Ada
: Tidak ada pinjal (-)
5 | Identifikasi Tikus dan Pinjal
H. Pembahasan
Tikus 1 termasuk dalam golongan tikus Ratuss ratuss diardii berkelamin betina, yang mana dari ciri-ciri c iri-ciri morfologi mo rfologi seperti yang tercantum pada tabel hasil pengamatan diatas bahwa tikus tersebut mempunyai mamae berjumlah 8 dan panjang ekornya melebihi panjang badan 100 %. Selain itu, ditemukan pula 1 pinjal dari tikus tersebut dan didapatkan didapat kan
hasil
bahwa
jenis
pinjal pinja l
tersebut tersebu t
yait aitu dari dari
genus Xenopsylla cheopis cheop is.
Tikus2
termasukdalam
golongan
tikus
Ratuss
norway
rat berkelamin jantan, yang mana tikus tersebut tidak mempunyai
mamae, termasuk tikus yang berukuran besar dan tidakditemukan pinjal pada tikus tersebut.
6 | Identifikasi Tikus dan Pinjal
I. Kesimpulan
Dari hasil identifikasi tikusdan pinjal, tikus 1 termasuk dalam golongan tikus Ratuss ratuss diardii berkelamin betina dan tikus 2 termasuk dalam golongan tikus Ratuss norway norwa y rat berkelamin berkelamin jantan. Dan ditemukan pinjal dari genus Xenopsylla cheopis pada tikus 1 tetapi tidakditemukan tidakditemukan pinjal pada tikus 2.
7 | Identifikasi Tikus dan Pinjal