Materi pkpr 1. 1. PRESENTASI MATERI PELATIHAN MANAJEMEN PKPR DEPARTEMEN KESEHATAN RI DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK LEMBAR KERJA FASILITATOR PELATIHAN MANAJEMEN PKPR 2. 2. MATERI INTI 1 PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR) 3. 3. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran umum Setelah sesi ini, mampu menerapkan pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di puskesmas Tujuan pembelajaran khusus Setelah sesi ini, mampu: 1.Menjelaskan Gambaran Umum, Permasalahan serta Situasi Pelayanan Kesehatan Remaja di Indonesia. 2.Mempraktikkan Pedoman PKPR di puskesmas – puskesmas – Menjelaskan Menjelaskan pengertian PKPR , tujuan PKPR di puskesmas, ciri khas atau karakteristik PKPR, strategi strategi pelaksanaan dan pengembangan PKPR di puskesmas, jenis kegiatan dalam PKPR. – PKPR. – Mempraktikkan Mempraktikkan langkah-langkah pembentukan dan pelaksanaan PKPR di puskesmas, alur dan langkah Pelaksanaan PKPR pada klien. – klien. – Melaksanakan Melaksanakan monitoring dan evaluasi PKPR 1.Membuat pencatatan dan pelaporan 4. 4. Mengapa perlu menangani remaja ? 5. 5. LATAR BELAKANG Batasan WHO: 10-19 tahun Menurut UU No 23 tahun 2002 anak :0-18 tahun DEPKES : 10 – 10 – 18 18 tahun Proporsi remaja 1/5 dari jumlah penduduk Masa penuh paradoks Secara biologis dapat menjadi ayah atau ibu, secara psikologis belum dewasa 6. 6. ~ 20% jumlah penduduk 7. 7. Kelompok umur Persentase penduduk Estimasi jumlah penduduk 10 – 10 – 14 14 tahun 10,5% 22,17 juta 15 – 15 – 19 19 tahun 9,5% 20,05 juta Proyeksi tahun 2002 penduduk Indonesia : 211, 1 juta 8. 8. LANDASAN HUKUM UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan UU No 10 tahun 1992 tentang Kependudukan UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan UU No 5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No 22 tahun 1997 tentang Narkotika UU No 20 tahun 1999 tentang Pengesahan Konvensi ILO no 138 mengenai usia minimum untuk diperbolehkan bekerja 9. 9. UU No 1 tentang Pengesahan Konvensi ILO no 182 • UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak • UU No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan • UU No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga • UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 10. 10. • PP No 25 tahun 2000, tentang Kewenganan Pemerintah Provinsi sebagai Daerah Otonom • Keppres No 36 tahun 1994, tentang Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) • SKB 4 Menteri tahun 2003 • Kepmenkes RI No 1457/MENKES/SK/IX/2003, tentang SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota • Inpres No 9 tahun 2000, tentang Pengarus Utamaan Gender 11. 11. Apa saja masalah kesehatan remaja ? 12. 12. AIDS DI INDONESIA : KUMULATIF & TERLAPOR BARU 1987 s/d 30 September 2006 219 345 316 1195 2638 1756 2555 7 12 18 32 45 69 89 112 154 198 258 352 826 1171 607 2682 1487 5320 6987 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Sep '06 ReportedCases AIDS-New Rpt'd AIDS-Cumulative
13. 13. KECENDERUNGAN EPIDEMI HIV dan AIDS DI INDONESIA Kumulatif kasus AIDS berdasarkan kelompok umur dan dampaknya 0.46 0.76 0.27 3.02 54.77 26.56 8.04 2.18 0.49 3.45 0 10 20 30 40 50 60 < 1 th 1-4 th 5-14 th 15-19 th 20-29 th 30-39 th 40-49 th 50-59 50-59 th ≥ 60 th Tak diketahui Kelompok Umur Persentase Angka Harapan hidup= 67 th Angka Harapan hidup bayi HIV (+) 10 th Kehilangan Produktivitas kerja 25 th Kehilangan harapan hidup 37 th Sumber: Depkes RI 2006 14. 14. JUMLAH KASUS AIDS USIA <19 th TIAP TAHUN D I INDONESIA 15. 15. 39 33 14 5 8 0 10 20 30 40 50 SKSM Ingin tahu Dorongan kwn Pengaruh obat/mnmn Lain2 ALASAN HUBUNGAN SEKS PERTAMAALASAN HUBUNGAN SEKS PERTAMA (LAKI-LAKI 15-24 TH)(LAKI-LAKI 15-24 TH) 16. 16. DISTRIBUSI REMAJA PEREMPUAN (15-19 tahun )DISTRIBUSI REMAJA PEREMPUAN (15-19 tahun) YANG SUDAH PERNAH MELAHIRKANYANG SUDAH PERNAH MELAHIRKAN (SDKI 2002-2003(SDKI 2002-2003)) 0.7 1.5 13.6 20.9 8.3 4.2 0 5 10 15 20 25 15 16 17 18 19 Total 17. 17. SUMBER INFORMASI KESEHATAN REPRODUKSI YANG DITERIMA REMAJA 23.81 18.73 15.94 2.02 13.65 6.48 Teman Guru I bu Ayah Media cetak Televisi perempuan 30.58 8.942.01 19.39 5.08 10.8 Teman Ibu Ayah Guru Televisi Media cetak Laki-laki Survei Kesehatan Reproduksi Remaja 2002 - 2003 18. 18. TEMPAT DISKUSI / CURHAT 55.3 35.5 1.4 14.1 4.1 7.7 0.4 1.4 0.5 28.9 teman ibu ayah saudara sekandung keluarga guru petugas kesehatan toma lain2 tidak ada Perempuan : menstruasi Laki-laki: mimpi basah 43.5 2.3 1.6 1.1 1.4 9.70.4 2.6 0.3 49.6 teman ibu ayah saudara sekandung keluarga guru petugas kesehatan toma lain2 tidak ada Survei Kesehatan Reproduksi Remaja 2002 - 2003 19. 19. Mengapa remaja mengalami masalah kesehatan? 20. 20. PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN PER ILAKU BERISIKO 1) Informasi yang merugikan mudah diakses. 2) Substansi merugikan mudah didapat. 3) Turunnya nilai-nilai sosial masyarakat. 4) Kemiskinan. 21. 21. Apa saja dampak yang dihadapi bila remaja mengalami masalah? 22. 22. K O N S E P PERILAKU/GAYA HIDUP REMAJAPERILAKU/GAYA HIDUP REMAJA PERILAKU BERMASALAH Penyalahgunaan NAPZA Kenakalan remaja Mabok-ngebut DAMPAK TERHADAP KESEHATAN/KEHIDUPANDAMPAK TERHADAP KESEHATAN/KEHIDUPAN BIOGENETIK Faktor Risiko: riwayat alkohol dalam keluarga Faktor Pendukung: kecerdasan 1 KESEHATAN Sakit/bebas penyakitSakit/bebas penyakit Kebugaran tinggi/Kebugaran tinggi/ rendahrendah PERSIAPAN MASA DEWASA Pendidikan tinggi/rendahPendidikan tinggi/rendah Ktrampiln kerja prima/terbtsKtrampiln kerja prima/terbts pekerja baik/pengangguranpekerja baik/pengangguran Motivasi tinggi/tdk punyaMotivasi tinggi/tdk punya NORMA SOSIAL Kegagalan/sukses sekolahKegagalan/sukses sekolah Dikucilkan/diterimaDikucilkan/diterima Terlibat/tak masalah hukumTerlibat/tak masalah hukum Hamil muda/terencanaHamil muda/terencana PENGEMBANGAN PERSONAL Konsep diri kurang memadai/Konsep diri kurang memadai/ Perca ya diriPercaya diri Depresi/bunuh diri/tegarDepresi/bunuh diri/tegar KEPRIBADIAN FR: Rasa kurang punya kesempatan dalam hidup, Kurang menghargai diri sendiri, Kecenderungan mudah mengambil risiko FP: Menghargai pencapaian Menghargai kesehatan Tidak toleran penyimpangan 4 PERILAKU TERKAIT KESEHATAN Komsumsi gizi seimbang/tak Merokok/tidak Berkendaraan pakai helm/tak Seks aman/tidak PERILAKU SEKOLAH
Membolos/tidak Dropout/tamat sekolah Konsumsi/hindari NAPZA di sekolah LINGKUNGAN SOSIAL FR: kemiskinan, kelainan normatif, diskriminasi, adanya kesempatan untuk berbuat ilegal FP: sekolah berkualitas Perturan/UU, kebijakan, Yankes berkualitas, Informasi cukup 2 PERILAKU FR: masalah dengn miras, Prestasi sekolah buruk/ malas sekolah FP: Beribadah, Keterlibatan ekskul/ aktif sekolah 5 LINGKUNGAN KELUARGA FR: Model PL menyimpang, Adanya kon flik normatif FP: Model PL konvensional Kontrol ketat pada PL menyimpang Ikatan keluarga & antartetangga yang kuat 3 23. 23. Siapa saja yang dapat menangani masalah kesehatan remaja? 24. 24. Sektor Dampak Intervensi Pencegahan Pengobatan Gizi anak Perilaku Lingkungan Pengetahuan anak Pengetahuan keluarga Kepribadian remaja Pelayanan kesehatan Sosek keluarga Pencarian yankes Pola makan Nilai dalam masyarakat Kegiatan anak Ketersediaan informasi Perlindungan Kesehatan: UKS, PKPR, Ketrampilan petugas Pendidikan Pemda, LSM: Ketersediaan sarana, layanan alternatif Kesejahateraan sosial & ekonomi: Ketersediaan rumah singgah, panti, kesempatan kerja Keluarga: nilai & norma Prevalensi penyakit 25. 25. Bentuk pelayanan apa yang cocok untuk remaja ? 26. 26. PELAYANAN YANG BERORIENTASI PADA PRINSIP HAK-HAK ANAK • Non Diskriminasi • Kepentingan Terbaik bagi Anak, • Hak Hidup, Kelangsungan Hidup dan Tumbuh Kembang • Penghargaan Pendapat Anak 27. 27. PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR) Dikenal dengan pendekatan…………….. 28. 28. Yaitu PELAYANAN yang ………… • ditujukan & dapat dijan gkau oleh remaja, • menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, • menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, • peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatan remaja, • komprehensif, efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan keseh atan remaja 29. 29. Tujuan Umum PKPR Optimalisasi pelayanan kesehatan remaja di tempat layanan kesehatan Tujuan Khusus PKPR a. Meningkatkan penyediaan pelayanan kesehatan remaja berkualitas. b. Meningkatkan pemanfaatan tempat layanan kesehatan oleh remaja. c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja. d. Meningkatkan peran serta remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelayanan 30. 30. 1. Kebijakan peduli remaja Memenuhi hak remaja Mengakomodasi semua segmen remaja Tidak membatasi etnik, status, kecacatan dll Memperhatikan keadilan/kesetaraan gender Menjamin privasi dan kerahasiaan Mempromosikan kemandirian remaja Menjamin biaya yang terjangkau/gratis CIRI /KARAKTERISTIK PKPR 31. 31. 2.Petugas khusus yang peduli remaja Perhatian, peduli, baik budi,pengertian, bersahabat, punya kompetensi, terampil KIP/K (Komunikasi Interpersonal /Konseling) • Termotivasi bekerjasama dengan remaja • Tidak mengh akimi/memberi komentar tidak menyenangkan • Dapat dipercaya dan menjaga kerahasiaan • Mampu dan mau mengorbankan waktu • Dapat ditemui pada kunjungan ulang • Menunjukkan sikap menghargai tanpa membedakan • Memberikan informasi dan dukungan agar remaja dapat memutuskan pilihan tepat mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhannya 32. 32. 3.3. Petugas pendukung yang peduli remajaPetugas pendukung yang peduli remaja Sikap menghargai semua remajaSikap menghargai semua remaja Punya kompetensi sesuai bidangPunya kompetensi sesuai bidang Punya motivasi untuk
menolong/mendukungPunya motivasi untuk menolong/mendukung 4.4. Fasilitas kesehatan yang peduli remajaFasilitas kesehatan yang ped uli remaja Lingkungan yang amanLingkungan yang aman Lokasi pelayanan nyaman/mudah dijangkauLokasi pelayanan nyaman/mudah dijangkau Fasilitas baik, terjamin privasi/rahasiaFasilitas baik, terjamin privasi/rahasia Jam kerja yang sesuaiJam kerja yang sesuai Tak ada stigma dan tersedia materi KIETak ada stigma dan tersedia materi KIE 33. 33. 5. Prosedur pelayanan yang peduli remaja Pendaftaran dan pengambilan kartu mudah dan dijamin kerahasiaannya Waktu tunggu pendek Dapat berkunjung sewaktu2 dengan/tanpa janji 6. Partipasi/keterlibatan remaja • Mendapat info/caraMendapat info/cara • Mendukung yankesMendukung yankes • Hargai hak orang untuk pahami hak sendiriHargai hak orang untuk pahami hak sendiri • Dilibatkan sejak perencanaan, pelaksanaan &Dilibatkan sejak perencanaan, pelaksanaan & evaluasievaluasi 34. 34. 7.7. Pelayanan harus sesuai & komprehensifPelayanan harus sesuai & komprehensif • Menyediakan paket komprehensif & rujukanMenyediakan paket komprehensif & rujukan • Menyederhanakan proses/prosedur pelayananMenyederhanakan proses/prosedur pelayanan 7. Keterlibatan masyarakat • Mengetahui keberadaan dan hargai nilai • Mendukung kegiatan dan membantu tingkatkan mutu pelayanan 9. Berbasis masyarakat, pelayanan luar gedung/sebaya UKSUKS Pendidik/konselor sebaya (Pendidik/konselor sebaya (Peer educator/Peer educator/ counselorcounselor)) 35. 35. 10.10.Pelayanan berkualitasPelayanan berkualitas Ada pedoman/protap tatalaksana terujiAda pedoman/protap tatalaksana teruji Sarana/prasarana cukup untuk pelayananSarana/prasarana cukup untuk pelayanan esensialesensial Punya sistim jaminan mutu pelayananPunya sistim jaminan mutu pelayanan 11.11. Pelayanan yang efisienPelayanan yang efisien Punya sistim informasi manajemenPunya sistim informasi manajemen termasuk informasi biaya & pemanfaatantermasuk informasi biaya & pemanfaatan 36. 36. STRATEGI PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PKPRSTRATEGI PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PKPR 1.1. Penggalangan kemitraan, kerjasama/jejaringPenggalangan kemitraan, kerjasama/jejaring 2.2. Pemenuhan sarana/prasarana secara bertahapPemenuhan sarana/prasarana secara bertahap 3.3. Penyertaan remaja secara aktifPenyertaan remaja secara aktif 4.4. Penentuan biaya serendah mungkin atau gratisPenentuan biaya serendah mungkin atau gratis 5.5. Pelaksanaan kPelaksanaan kegiatan minimal : KIE, konseling, pelayananegiatan minimal : KIE, konseling, pelayanan medis, laboratorium & rujukanmedis, laboratorium & rujukan 6.6. Ketepatan penentuan prioritas sasaran sesuaiKetepatan penentuan prioritas sasaran sesuai hasil kajian sederhana (UKS, anjal, karang ta runa)hasil kajian sederhana (UKS, anjal, karang taruna) 7.7. Ketepatan pengembangan jenis kegiatanKetepatan pengembangan jenis kegiatan 8.8. Pelembagaan monitoring dan evaluasiPelembagaan monitoring dan evaluasi internal oleh Tim Jaminan Mutu P uskesmasinternal oleh Tim Jaminan Mutu Puskesmas 37. 37. LANGKAH – LANGKAH PEMBENTUKAN PKPRLANGKAH – LANGKAH PEMBENTUKAN PKPR 1.1. Identifikasi dan kajian sederhana Identifikasi dan kajian sederhana Gambaran remaja di wilayahGambaran remaja di wilayah Identifikasi sudut pandang remajaIdentifikasi sudut pandang remaja Jenis upaya kesehatan remaja yang adaJenis upaya kesehatan remaja yang ada Identifikasi kebutuhan sarana/prasaranaIdentifikasi kebutuhan sarana/prasarana 2.2. Advokasi kebijakan
publikAdvokasi kebijakan publik Dukungan Pemda dalam bentuk anggaranDukungan Pemda dalam bentuk anggaran Penggalian potensi masyarakat untuk pendanaanPenggalian potensi masyarakat untuk pendanaan Pembebasan retribusi/pelayanan gratisPembebasan retribusi/pelayanan gratis Pembentukan jaringan khusus untuk perkuat rujukanPembentukan jaringan khusus untuk perkuat rujukan sosial, medis dan pranata hukumsosial, medis dan pranata hukum 38. 38. 3.3. Persiapan pelaksanaan PKPR di puskesmasPersiapan pelaksanaan PKPR di puskesmas a)a) Sosialisasi internalSosialisasi internal b)b) Penunjukan petugasPenunjukan petugas ‘‘pedulipeduli’’ remajaremaja c)c) Pembentukan Tim (dr, bidan, perawat,Pembentukan Tim (dr, bidan, perawat, UKS)UKS) d)d) Pelatihan formal petugas PKPRPelatihan formal petugas PKPR e)e) Penentuan jenis kegiatan & pelayananPenentuan jenis kegiatan & pelayanan f)f) Pemenuhan sarana & prasaranaPemenuhan sarana & prasarana g)g) Penentuan prosedur pelayananPenentuan prosedur pelayanan 39. 39. 4.4. Sosialisasi EksternalSosialisasi Eksternal • Melalui berbagai forum • Di tempat remaja : sekolah, komunitas remaja 4.4. Pelaksanaan PKPRPelaksanaan PKPR • Segera dilaksanakan walau saranaSegera dilaksanakan walau sarana minimminim • Penyempurnaan bertahap &Penyempurnaan bertahap & berkesinambunganberkesinambungan 40. 40. Klien datang ( kiriman, sendiri) Melalui loket umum / loket khusus / langsung diregister di ruang konseling Anamnesa •Identitas •Apa yang sudah d iketahui - Tentang KRR •Perubahan fisik dan psikis •Masalah yang mungkin timbul dan cara menghadapinya - Tentang perilaku hidup sehat pada remaja •Pemeliharaan kesehatan (gizi, personal hygiene) •Hal-hal yang perlu dihindari (Napza, Seks bebas) •Pergaulan sehat antara laki-laki dan perempuan - Tentang persia pan berkeluarga •Kehamilan, KB, IMS, HIV/AIDS •Masalah yang dihadapi; •Fisik, Psikis •Kekerasan •Pergaulan antara laki-laki dan perempuan Pemeriksaan Fisik •Tanda-tanda anemi, KEK •Tanda-tanda kekerasan/KtP Pelayanan Konseling Tidak perlu pelayanan klinis medis pulang Konseling Lanjutan bila perlu Perlu pelayanan k linis medis/lab •Pemeriksaan Infeksi Saluran Reproduksi •Kehamilan, perkosaan •Pasca Kegu guran •Kontrasepsi •Konseling Lanjutan bila perlu AlurdanlangkahpelaksanaanPKPRpadaklien 41. 41. PELAKSANAAN PKPR DI PUSKESMAS Puskesmas PKPR Dalam gedung Luar gedung Standar minimal : •KIE •Konseling •Pelayanan Medis •Rujukan •Pelayanan lain 1.Melalui UKS : •Penjaringan kesehatan •Pemeriksaan berkala •Konseling 2. Puskesmas keliling: •Konseling 3.NS pada kelompok remaja P uskesm as Kemitraan •Kajian sederhana •Tim : Puskesmas, Kabupaten •SDM : Pusat, Propvinsi •Sarana Jejaring &lintas sektoral 42. 42. I. Dalam gedung Puskesmas • Tidak selalu harus terpisah dengan pelayanan umum • Remaja dengan keluhan umum, diberikan layanan konseling • Selesai konseling diberi penyuluhan PELAKSANAAN 43. 43. II. Di luar gedung Puskesmas • UKS : SD/MI, SLTP/MTs, SMU/MA • Puskesmas keliling • Sebagai narasumber dan pemberi layanan medik Melalui kelompok remaja & pusat konsultasi Upaya rujukan • Perluasan jangkauan pelayanan Sesuai kebutuhan setempat 44. 44. JENIS KEGIATAN DALAM PKPR 1. Pemberian informasi dan eduk asi • Dalam/luar gedung, perorangan/kelompok • Oleh guru/pendidik sebaya terlatih • Metode
CTJ, FGD, diskusi interaktif • Menggunakan KIE lengkap, dengan bahasa remaja 2. Pelayanan medis dan pemeriksaaan penunjang • Klien sakit dilayani sesuai protap • Petugas Poli, KIA gali masalah psikososial • Semua petugas m enjaga kerahasiaan • Petugas PKPR menjaga kelangsungan pelayanan & mencatat rujukan kasus 45. 45. 3. Konseling Bantu klien kenali masalah/ambil keputusan Berikan pengetahuan/ketrampilan, gali potensi untuk bantu klien : atasi kecemasan/depresi, ingin cari bantuan, dorong gaya hidup sehat 3. PKHS, mengembangkan 10 kompetensi psikososial Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, Berpikir kreatif, berpikir kritis Komunikasi efektif, hubungan interpersonal Kesadaran diri, empati Mengendalikan emosi, mengatasi stres 5. Pelatihan pendidik sebaya & konselor sebaya 6. Pelayanan rujukan 46. 46. MONITORING DAN EVALUASI Ditujukan pada komponen standar – Input : sarana, dana dan fasilitas lain untuk kegiatan PKPR – Proses : jenis kegiatan, metode, pelaksana, sasaran, kapan dan dimana – Output : hasil (pencapaian) kegiatan 47. 47. STANDAR DAN INDIKATOR TERPILIH YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGEVALUASI PKPR • Kualitas: – Kompetensi petugas: kesesuaian langkahlangkah pelaksanaan konseling dengan standar. – Sarana institusi: pemenuhan kriteria sarana untuk menjamin kerahasiaan dan kenyamanan klien. – Kepuasan klien: terhadap kualitas sarana dan kompetensi petugas. – Kelengkapan jaringan pelayanan rujukan. • Akses: – Jumlah pelaksanaan KIE dan konseling, jumlah kunjungan klien, klien lama dan baru, di dalam gedung dan di luar gedung. – Frekuensi petugas Puskesmas berperan menjadi narasumber atau fasilitator kegiatan remaja. – Jumlah kader (pendidik/konselor) sebaya yang dilatih oleh Puskesmas. – Jumlah rujukan masuk dari masyarakat 48. 48. PENCATATAN DAN PELAPORAN Manfaat • Tersedianya data kesehatan remaja di wilayah Puskesmas. • Bahan perencanaan dan menentukan langkah-langkah perbaikan. Pelaksanaan pada tahap awal • Pendaftaran di tempat kunjungan umum. • Catatan medis/konseling disimpan tersendiri 49. 49. MATERI INTI 2 JEJARING PELAYANAN KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR) 50. 50. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran umum Sesudah mengikuti sesi, mampu menerapkan jejaring kerja sama antar lintas sektor, LSM dan media massa Tujuan pembelajaran khusus Setelah mengikuti sesi ini, mampu menjelaskan : 1. peran lintas sektor termasuk LSM, serta jejaring antara institusi kesehatan dan non kesehatan dalam PKPR. 2. pengertian dan manfaat jejaring. 3. karakteristik jejaring dan mekanisme kerjanya. 4. fungsi Prime Mover. 5. pelaksanaan cara membentuk dan memfungsikan jejaring. 51. 51. Mengapa perlu dibentuk jejaring/ kemitraan ? 52. 52. PERTIMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA 1. Kesadaran keterbatasan manusia 2. Kegiatan lebih efektif & efisien 3. Manfaat lebih besar 4. Upaya percepatan dalam mencapai tujuan 53. 53. I NTERAKSI UTAMA MANUSIA 1. Kerjasama (cooperation) 2. Persaingan (competition) 3. Konflik (conflict) 4. Akomodasi (accommodation) 54. 54. Apa yang dimaksud dengan jejaring/ kemitraan ? 55. 55. KEMITRAAN • hubungan kerjasama antara 2 (dua) pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan yang berorientasi kepada kepemilikan sumberdaya, keterbukaan dan saling menguntungkan untuk mencapai tujuan bersama sesuai kesepakatan menurut peran
masing-masing • dibangun sebagai upaya untuk melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemer intahan • di era globalisasi, kebutuhan manusia semakin luas dan beragam dimensi. 56. 56. KARAKTERISTIK JEJARING •Sekelompok orang/individu bersama mencapai tujuan atau minat sama, •Wahana tukar pikiran dan belajar bersama, •Langgeng, karena bentuk komunikasi tertentu, •Komitmen berbagi tanggungjawab, •Keanggotaan, berbagi tujuan dan cara kerja. 57. 57. Apakah manfaat jejaring/ kemitraan ? 58. 58. MANFAAT JEJARING • Mencapai sesuatu bersama • Memperkuat advokasi, • Mempengaruhi yang lain (luar & dalam jejaring), • Memperluas pemahaman masalah tertentu, • Berbagi beban tugas, • Bertukar ide, pikiran, pengalaman, ketrampilan, • Membangun solidaritas, kekom pakan, • Meningkatkan dukungan moral dan psikologis, • Mengurangi/mencegah duplikasi kegiatan, • Meningkatkan efisiensi sumberdaya, • Memobilisasi sumber dana keuangan. 59. 59. • Keterlibatan berbagai mitra memungkinan daya jangkau program kesehatan. remaja semakin luas • Keterlibatan berbagai mitra membuat pelaksanaan dan pencapaian program kesehatan remaja semakin efektif & efisien karena tidak ada tumpang tindih • Koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan program kesehatan remaja antar berbagai mitra jejaring akan mempercepat pencapaian tujuan program kesehatan remaja MANFAAT JEJARING PKPR 60. 60. • Identifikasi sumberdaya yang dimiliki antar mitra memungkinkan perencanan program lebih terintegrasi & komprehensif • Adanya efek sinergi dan simbiose mutualisme antar mitra jejaring kesehatan remaja • Beban kerja penc apaian tujuan program kesehatan remaja menjadi lebih ringan • Kegiatan mitra menjadi lebih fokus dan profesional serta adanya optimalisasi sumberdaya mitra yang tergabung. Manfaat jejaring PKPR................ 61. 61. BENTUK KEMITRAAN SWASTA MEDIA MASSA PROFESIONAL LSM/ORMAS PEMERINTAH SEKTOR SEKTOR SEKTOR P P P P 62. 62. Bagaimana mengembangkan jejaring ? 63. 63. MEKANISME PENGEMBANGAN KEMITRAAN 1. Pemanfaatan forum komunikasi yang sudah ada 2. Memanfaatkan kegiatan mitra yang sudah berjalan 3. Membentuk forum komunikasi kemitraan yang baru 4. Memanfaatkan & konsiderans budaya setempat 64. 64. PROSES PEMBENTUKAN KEMITRAAN 1. Penjajagan dan kesepakatan awal 2. Penyamaan persepsi 3. Pengaturan peran dan tanggungjawab 4. Komunikasi dan koordinasi 5. Pelaksanaan kegiatan 6. Monitoring dan evaluasi 65. 65. MEKANISME KERJA JEJARING 1. Pertemuan rutin 2. Komunikasi reguler 3. Fasilitasi adanya data dasar 4. Komunikasi melalui internet 5. Fasilitasi peningkatan kapasitas SDM & infrastruktur 66. 66. TINGKATAN INTERAKSI ANGGOTA JEJARING 1. Mitra terbatas, 2. Mitra saling berbagi informasi, 3. Mitra saling berbagi SDM 4. Mitra saling berbagi sumberdaya finansial. 67. 67. “PRIME MOVER” JEJARING Tugas & Fungsi: 1. Menggerakkan/memfasilitasi pertemuan antara anggota forum, 2. Memfasilitasi rencana kerja forum, 3. Mengkoordinasi kesekretariatan forum.
68. 68. KRITERIA “PRIME MOVER”: 1. Tertarik, punya minat dengan masalah dan permasalahannya, 2. Senang berhubungan dan berk omunikasi dengan orang lain, terbuka dan rendah hati, 3. Memiliki sifat kepemimpinan dan managerial, 4. Dapat menggerakkan/memotivasi orang lain, 5. Memiliki jiwa Altruisme, 6. Mampu melihat relasi manusia sebagai investasi jangka panjang. 69. 69. KEUNTUNGAN “PRIME MOVER” OLEH SEKTOR PEMERINTAH: • Memiliki wewenang karena bagian dari birokrasi, • Memiliki kemungkinan sumber dana karena berhak mengajukan dana dan menggunakan uan g pajak masyarakat, • Memiliki sifat kedinasan dan formal, sering birokrasi formal yang tinggi, 70. 70. KERUGIAN “PRIME MOVER” OLEH SEKTOR PEMERINTAH • Sistem komunikasi berjenjang sering keputusan yg dibuat harus menunggu ijin petugas lebih tinggi, • Jalur pembuatan keputusan lebih panjang, • Cenderung tidak akomodatif, • Kurang fleksibel dan cenderung kaku, • Kurang memiliki pemahaman atas cara kerja. 71. 71. KEUNTUNGAN “PRIME MOVER” OLEH SEKTOR LSM • Lebih l uwes, fleksibel dalam berhubungan dengan birokrasi • Tidak terikat peraturan dan aturan protokoler baku, • Keputusan dapat dibuat lebih cepat, • Lebih memiliki banyak inovasi, • Merangsang timbul pemikiran baru, • Kritik lebih sering didengar oleh atasan. 72. 72. KERUGIAN “PRIME MOVER” OLEH SEKTOR LSM • Sektor LSM d ianggap tidak punya kekuasaan, • Tidak punya dasar hukum legal, • Tidak punya akses menggunakan dana atau pajak yang dibayar masyarakat. 73. 73. JEJARING KESEHATAN REMAJA Suatu jaringan kerjasama aktif antara lintas program, lintas sektor, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, institusi pendidikan, pihak swasta serta mitra potensial lain yang ditujukan untuk mengatasi masalah terkait kesehatan remaja di wilayah tertentu 74. 74. KIAT SUKSES KEMITRAAN • Komitmen bersama • Koordinasi • Kerjasama harmonis • Kepercayaan • Kejelasan tujuan • Kejelasan peran & fungsi 75. 75. DPRDDPRD BKRBKR CAMATCAMAT PONTRENPONTREN SEKOLAHSEKOLAH KR TARUNAKR TARUNARMJ LUAR SEKRMJ LUAR SEK BUPATIBUPATI DINKESDINKES DIKNASDIKNAS DINSOSDINSOS DEPSOSDEPSOS PUSKESMASPUSKESMAS PLKBPLKB MASY SEMINATMASY SEMINAT INST MASY LAIN YG YAN REMAJA INST MASY LAIN YG YAN REMAJA KUA KECKUA KEC RS KAB/KOTARS KAB/KOTA DEPAGDEPAG BKKBNBKKBN MASY SEMINATMASY SEMINAT INST MASY LAIN YG YAN REMAJA INST MASY LAIN YG YAN REMAJA DIKNASDIKNAS RS PROVINSIRS PROVINSI JEJARING KEMITRAANYANKES PEDULI REMAJA 76. 76. Masyarakat (Populasi remaja) RS Prop. RS Kab/Kota P KPR Di Puskesmas PKPR Di Puskesmas UKSUKS PMR Kader Kes.Rmj SBH KEL.SEBAYAKEL.SEBAYA GO/NGOGO/NGO Remaja di sekolah Remaja di sekolah Koordinasi SBH AnjalRemaja Mesjid/ Gereja Kel.Remaja / K.Taruna Dinkes Kab/kota Dinkes Propinsi KIE Konsl Terapi Rujukan Monev Lab. Nakes Fisik Mental Org.Prof Remaja diluar sekolah Remaja diluar sekolah 77. 77. TUMBUH KEMBANG REMAJA Materi Inti 3 78. 78. PERKEMBANGAN FISIK REMAJA Tujuan pembelajaran khusus Setelah selesai sesi, mampu 1. Menjelaskan tentang perubahan fisik memasuki usia remaja 2. Memberikan penjelasan tentang perubahan fisik memasuki usia remaja kepada teman sebaya.
79. 79. RUANG LINGKUP BAHASAN TUMBUH KEMBANG REMAJA • Perkembangan fisik remaja • Perkembangan jiwa Remaja • Gizi Remaja dan Masalahnya 80. 80. CIRI-CIRI FISIK REMAJA • Pertumbuhan fisik yang pesat. • Pertumbuhan alat genetalia remaja perempuan dan laki-laki berbeda • Anak perempuan mulai tumbuh pesat pada usia 10 -12 tahun • Sedang laki-laki, mulai tumbuh pesat pada usia 12-14 tahun 81. 81. LANJUTAN…….. • Pertumbuhan fisik anak perempuan dan laki- laki tidak sejalan dengan perkembangan emosionalnya. • Pertumbuhan tinggi remaja dipengaruhi 3 faktor, yaitu: a) genetik (faktor keturunan), b) gizi dan c ) variasi individu 82. 82. PERUBAHAN FISIK REMAJA PEREMPUAN 83. 83. PERUBAHAN FISIK REMAJA LAKI-LAKI 84. 84. Laki-laki Perempuan Otot dada, bahu dan lengan melebar Pinggul melebar Kening menonjol, rahang, dagu melebar dan jakun - Perubahan suara - Pertumbuhan penis Pertumbuhan rahim dan vagina Pertumbuhan kumis dan jambang - Ejakulasi awal Menstruasi awal Pertumbuhan rambut kelamin, ketiak,dada dll Pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak - Payudara membesar Pertumbuhan lemak dan keringat (jerawat) Pertumbuhan lemak dan keringat (jerawat) Pertambahan berat badan dan tinggi badan Pertambahan berat badan dan tinggi badan PERUBAHAN FISIK REMAJA 85. 85. PERKEMBANGAN JIWA REMAJA Tujuan pembelajaran khusus Setelah selesai sesi, mampu – mengenal perkembangan jiwa pada usia remaja – menyampaikan perkembangan jiwa remaja kepada teman sebaya. 86. 86. Perubahan jiwa yang terjadi Pada remaja laki-laki dan perempuan 87. 87. PERKEMBANGAN JIWA REMAJA Apa yang dimaksud dengan Perkemba ngan Jiwa Remaja 88. 88. PERKEMBANGAN JIWA REMAJA merupakan perasaan sehat dan bahagia mampu menghadapi tantangan hidup dapat menerima orang lain mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain 89. 89. RUANG LINGKUP PERKEMBANGAN JIWA REMAJA 1. Psikososial 2. Emosi 3. Kecerdasan 90. 90. Psikososial merupakan manifestasi perubahan faktor- faktor emosi, sosial dan intelektual. 91. 91. KARAKTERISTIK PSIKOSOSIAL REMAJA 1. Remaja Awal (10 -14 tahun) 2. Remaja Pertengahan (15 – 16 tahun) 3. Remaja Akhir (17 – 19 tahun) 92. 92. PSIKOSOSIAL REMAJA AWAL 1. Meningkatnya kesadaran diri (self consciousness) 2. Perubahan emosi : mudah marah, tersinggung atau agresif 3. Senang bereksperimen dalam berpakaian, berdandan trendy dll. 4. Perilaku memberontak sehingga sering konflik 5. Remaja mempunyai keterikatan dengan kelompoknya 6. Sulit bertoleransi dan berkompromi. 93. 93. PSIKOSOSIAL REMAJA PERTENGAHAN 1. Mampu berkompromi, tenang, sabar, lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain. 2. Belajar berfikir independen dan menolak campur tangan orang lain termasuk orang tua. 3. Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri (positif / negatif) 4. Tidak terfokus pada diri sendiri, mud ah bersosialisasi dan tidak lagi pemalu. 5. Membangun nilai, norma dan moralitas 94. 94. PSIKOSOSIAL REMAJA PERTENGAHAN 6. Mulai membutuhkan lebih ban yak teman dan bersifat solidaritas . 7. Mulai membina hubungan dengan lawan jenis tetapi tidak serius. 8. Mampu berfikir abstrak, berhipotesa dan peduli untuk mendiskusikan atau berdebat terhadap permasalahannya. 9. Meningkatnya keterampilan khusus 10. Minat
yang besar dalam seni, olah raga, berorganisasi, dll 11. Senang berpetualang. Lanjutan........... 95. 95. PSIKOSOSIAL REMAJA AKHIR 1. Mulai menggeluti masalah sosial, politik, agama. 2. Mulai belajar mengatasi stress 3. Sulit diajak berkumpul dengan keluarga. 4. Belajar mandiri secara finansial maupun emosional 5. Mampu berhubungan dengan lawan jenis (lebih serius). 6. Merasa sebagai orang dewasa. 96. 96. PENCARIAN IDENTITAS DIRI • Pencarian identitas diri berarti pencarian diri sendiri, dimana remaja ingin tahu kedudukan dan perannya dalam lingkungannya • Kemauan yang tidak dapat dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang lain dan perilaku remaja yang cenderung melepaskan diri dari ikatan orang tuanya. 97. 97. EMOSI • Emosi adalah reaksi sesaat yang biasan ya muncul dalam bentuk perilaku • Perasaan adalah sesuatu yang sifatnya lebih menetap. 98. 98. KECERDASAN a. Perkembangan intelegensia berlangsung sampai usia 21 tahun, menyebabkan remaja lebih suka belajar sesuatu yang mengandung logika b. Imajinasi dan kreatifitas meningkat c. Meningkatnya kemampuan dalam: • melakukan generalisasi, • melihat relasi • mengadakan pembicaraan intelektual, • senang mengkritik • berpikir secara abstrak. 99. 99. PERMASALAHAN REMAJA Sumber permasalahan : 1. Individu remaja sendiri : a) Emosi b) Perubahan pribadi c) Kesehatan d) Kebutuhan keuangan e) Perilaku seks f) Persiapan berkeluarga g) Pemilihan pekerjaan dan kesempatan belajar h) Agama dan akhlak 100. 100. 2. lingkungan sosial sekitar remaja a. Keluarga b. Sekolah c. Penyediaan sarana hiburan dan olah raga 3. faktor lain di luar lingkungan dekat remaja a. Mitos b. Kehidupan sosial c. Politik PERMASALAHAN REMAJA Lanjutan................ 101. 101. Akibat masalah yang tidak teratasi dengan ba ik : Masalah konflik reaksi menarik diri atau melarikan diri ke hal-hal negatif. Stres depresi. Gejala depresi perasaan sedih dan tertekan yang menetap putus asa tidak dapat menikmati kegiatan yang biasa dilakukan 102. 102. RUANG LINGKUP GIZI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA • Kecukupan Gizi • Status Gizi • Masalah Gizi 103. 103. GIZI REMAJA DAN MASALAHNYA Tujuan: • Meningkatkan pengetahuan peserta latih terhadap kebutuhan dan kecukupan zat gizi remaja • Meningkatkan keterampilan peserta latih untuk memberikan pengetahuan gizi dalam menanggulangi masalah gizi remaja 104. 104. Apa saja zat gizi yang dibutuhkan ? 105. 105. KECUKUPAN GIZI Adalah: Komposisi keanekaragaman zat-zat gizi yang terdiri dari: karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan serat sesuai dengan kebutuhan 106. 106. MENENTUKAN STATUS GIZI REMAJA Untuk mengukur status gizi remaja digunakan berbagai cara, yaitu: 1. Menggunakan Standard NCHS-WHO bagi remaja (siswa SLTP) 2. Menggunakan Indeks Masa Tubu h (IMT). Dengan IMT, akan diketahui apakah berat badan seseorang remaja dikatakan kurus, normal atau gemuk. 107. 107. Untuk menghitung IMT dapat digunakan rumus sebagai berikut : Batas ambang IMT di Indonesia adalah sebagai berikut : Nilai IMT < 17,0 = Kurus (Kekurangan berat badan tingkat berat) Nilai IMT 17,0 - 18, 4 = Kurus (Kekurangan
berat badan tingkat ringan) Nilai IMT 18,5 - 25,0 = Berat badan normal Nilai IMT 25,1 – 27,0 = Gemuk (Kelebihan berat badan tingkat ringan) Nilai IMT > 27,0 = Gemuk (Kelebihan berat badan tingkat berat) IMT = Tin ggi Badan (kg) Tinggi badan (m) X Tinggi badan (m) 108. 108. Contoh: cara menghitung IMT Eko seorang remaja dengan tinggi badan 148 cm mempunyai berat badan 38 kg, maka IMT Eko adalah : 38 = 17,3 1,48 x 1,48 artinya status Eko adalah kurus tingkat ringan 109. 109. ALAT MENGHITUNG IMT 1. Untuk mengukur tinggi badan d igunakan alat pengukur tinggi badan yang disebut microtoise 2. Untuk mengukur berat badan digunakan timbangan injak 110. 110. CARA MENENTUKAN IMT DENGAN GRAFIK a. Tentukan berat dan tinggi badan anda pada masing-masing sumbu grafik b. Tarik garis lurus dari titik yang menunjukkan berat badan sejajar dengan sumbu tinggi badan c. Tarik garis lurus dari titik tinggi badan tegak lurus sejajar dengan sumbu berat badan d. Angka pada pertemuan antara garis berat badan dan tinggi badan tersebut adalah nilai IMT anda 111. 111. MENGUKUR WUS KEK DENGAN MENGGUNAKAN LILA • Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) untuk mengetahui risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) wanita usia subur terutama remaja putri. • Alat ukur LILA adalah pita LILA atau jika tidak tersedia dapat digunaka n pita sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian. • Batas ambang dikatakan KEK apabila ukuran LILA < 23,5 cm atau dibagian merah pada pita LILA. • Ukuran LILA < 23,5 cm, artinya remaja putri mempunyai risiko KEK. 112. 112. CARA MENGUKUR KEK DENGAN MENGGUNAKAN LILA • Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri • Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang. • Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipatlipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata. 113. 113. Beberapa masalah gizi yang timbul pada remaja 114. 114. MASALAH GIZI PADA REMAJA 1. Anemia 2. KEK (Kurang Energi Kronik) 3. Gizi Kurang dan Gizi Lebih (ganda) 4. Perilaku Gizi Yang Salah 115. 115. TANDA-TANDA ANEMIA • Tanda-tanda fisik yang mudah dikenali pada remaja yang menderita anemia gizi besi dikenal dengan 5 L yaitu : Letih, Lemah, Lesu, Lelah, Lalai. • Selain itu sering disertai dengan keluhan pusing dan mata berkunangkunang 116. 116. BATAS ANEMIA Apabila HB : • Anak usia sekolah < 12 gram % • Wanita dewasa < 12 gram % • Ibu hamil < 11 gram % • Laki-laki dewasa < 13 gram % • Ibu menyusui < 12 gram % 117. 117. PENANGGULANGAN ANEMIA GIZI BESI • Minum 1 (satu) Tablet Tambah Darah (TTD) setiap minggu • Makan makanan yang kaya zat besi terutama dari sumber hewani. • Makanan sebagai sumber zat besi yang baik berasal dari hewani seperti: hati sapi, hati ayam, daging, ikan, telur, dll. 118. 118. GIZI LEBIH • Kondisi yang diakibatkan oleh asupan makanan yang melebihi kebutuhan tubuh. Kelebihan tersebut disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk lemak, sehingga mengakibatkan seseorang menjadi gemuk. • Akibat buruk dari gizi lebih berisiko mengalami penyakit degeneratif seperti : penyakit jantung, diabetes, darah tinggi, dll.
119. 119. CARA MENURUNKAN BERAT BADAN a. Makan teratur (2 atau 3 kali sehari) dengan gizi seimbang b. Kurangi jumlah makanan terutama sumber energi c. Kurangi makanan yang berminyak, berlemak atau bersantan karena memberikan energi yang tinggi d. Kurangi konsumsi gula dan makanan yang manis, karena makanan tersebut juga menghasilkan energi yang tinggi e. Makan banyak sayuran dan dan buah -buahan yang mengandung tinggi serat f. Hindari minuman beralkohol karena merupakan sumber kalori dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan 120. 120. CARA MENURUNKAN BERAT BADAN Olahraga dan kegiatan fisik: a. Olahraga secara teratur selama ½ -1 jam minimal 3 kali seminggu b. Pilihlah olahraga yang sesuai dengan usia dan kondisi kesehatan c. Tingkatkan kegiatan fisik sesuai yang dilakukan sehari-hari Lanjutan...... 121. 121. GIZI KURANG Merupakan: • Kondisi yang diakibatkan oleh asupan makanan yang kurang dari kebutuhan tubuh. • Akibat gizi kurang berisiko mengalami penyakit-penyakit infeksi seperti : TBC, dll. 122. 122. KURANG ENERGI KRONIK (KEK) Merupakan : Kurangnya konsumsi zat gizi khususnya sumber karbohidrat yang terus menerus 123. 123. PERILAKU GIZI YANG SALAH 1. Makan jajanan yang kurang bergizi (goreng-gorengan, coklat, permen dan es) 2. Remaja sering makan di luar rumah bersama teman-teman makan tidak teratur yang berakibat terganggunya sistem pencernaan (gangguan maag atau nyeri lambung). 124. 124. PERILAKU GIZI YANG SALAH 3. Remaja sering tidak makan pa gi lapar dan lemas (daya tangkap pelajaran menurun, semangat belajar menurun, keluar keringat dingin, kesadaran menurun sampai pingsan). 4. Remaja putri sering menghindari beberapa jenis bahan makanan seperti telur dan susukekurangan protein hewani, sehingga pertumbuhan badannya tidak optimal. Lanjutan...... 125. 125. PERILAKU GIZI YANG SALAH 5. Standar ”langsing” tidak jelas un tuk remaja diet yang salah seperti: • membatasi atau mengurangi frekuensi dan jumlah makan secara drastis, sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin • menurunkan berat badan secara cepat yaitu lebih dari 2 kg per bulan • mengandalkan makanan formula/ siap saji yang gizinya tidak seimbang • menggunakan obat-obatan atau bahan penurun berat badan tanpa pengawasan tenaga medis Lanjutan...... 126. 126. PENANGGULANGAN MASALAH GIZI PADA REMAJA 1. Makanlah aneka ragam makanan 2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi 3. Makanlah sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi 4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi 5. Gunakan garam beryodium Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) : 127. 127. 6. Makanlah makanan sumber zat besi 7. Biasakan makan/sarapan pagi 8. Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya 9. Lakukanlah kegiatan fisik dan olah raga secara teratur 10. Hindari minuman beralkohol Lanjutan......... 128. 128. MATERI INTI 4 KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA 129. 129. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM : Setelah sesi selesai, mampu menatalaksana kesehatan reproduksi remaja TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS : Setelah sesi selesai, mampu : 1. Menjelaskan organ reproduksi remaja perempuan dan laki-laki 2. Menjelaskan tentang konsepsi 3. Mengiden tifikasi proses kehamilan 4. Mendemonstrasikan tentang kesehatan reproduksi yang bertanggug jawab 5. Menjelaskan tentang berbagai perilaku berisiko seksual TUJUAN PEMBELAJARAN
130. 130. DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI (Konferensi Kependudukan di Kairo 1994) Keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, dan sosial, dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi, maupun proses itu sendiri 131. 131. Sebutkan nama alat reproduksi Laki-laki dan perempuan 132. 132. 1. Organ Reproduksi 133. 133. • Ovarium (Indung Telur) • Tuba Fallopii (saluran telur) • Fimbrae (Umbaiumbai) • Uterus (rahim) • Serviks (leher rahim) • Vagina (liang kemaluan) • Klitoris (kelentit) • Labia (bibir kemaluan) ORGAN REPRODUKSI PEREMPUAN 134. 134. ALAT REPRODUKSI PEREMPUAN 135. 135. HORMON ESTROGEN DAN PROGESTERON PADA PEREMPUAN Efek hormon estrogen : • Menyebabkan sifat kewanitaan setelah remaja • Merangsang pertumbuhan saluran telur, rongga rahim dan vagina • Membuat dinding rahim menebal, produksi cairan vagina bertambah • Mengakibatkan tertimbunnya lemak di daerah panggul • Memperlambat pertumbuhan tubuh 136. 136. Pengaruh hormon Progesteron pada remaja putri: • Kulit dan rambut mulai berminyak • Keringat bertambah banyak • lengan dan tungkai kaki bertambah panjang • Tangan dan kaki bertambah besar • Tulang wajah mulai memanjang dan membesar • Panggul berkembang lebih besar, vagina mengeluarkan cairan • Folikel di dinding indung telur mulai membesar, ditandai dengan menstruasi 137. 137. MENSTRUASI proses peluruhan lapisan dalam (endometrium) rahim yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina • Menstruasi pertama (menarche): tanda awal pubertas • Menstruasi pada remaja putri Anemia Gizi Besi Pencegahannya : Tablet Tambah Darah (TTD) 1 tablet/hari selama haid 138. 138. Menstruasi… • Hormon prostagladin rahim berkontraksi rasa kram/sakit selama menstruasi (dysmenorrhea) • Penanganan dysmenorrhea : - Olahraga, yoga, kompres hangat di perut - Apabila tidak berkurang, maka dapat dipakai obat-obatan 139. 139. SIKLUS MENTRUASI 140. 140. KEPERAWANAN •Perawan : belum pernah melakukan hubungan seksual (penis masuk ke vagina) •Selaput dara (hymen) - terdapat di mulut vagina - selaput yang mudah sobek •Sobek selaput disebabkan a.l: bersenggama, kecelakaan,masturbasi/onani terlalu dalam. 141. 141. • Testis (buah pelir) • Skrotum • Vas deferens (saluran sperma) • Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar lainnya • Penis • Preputium ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI 142. 142. ALAT REPRODUKSI LAKI-LAKI 143. 143. HORMON TESTOSTERON PADA LAKI-LAKI dihasilkan sel Leydig dalam testis dan kelenjar anak ginjal (supraneral), menyebabkan perubahan fisik pada remaja : – tubuh bertambah berat dan tinggi – pundak dan dada bertambah besar – keringat bertambah banyak – kulit dan rambut berminyak – lengan dan tungkai kaki bertambah panjang – tulang wajah memanjang dan membesar – tumbuh jakun, suara menjadi berat – penis dan buah zakar membesar,diikuti mimpi basah 144. 144. MEKANISME FUNGSI KHUSUS ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI • Ereksi : pengerasan dan pembesaran penis karena pembuluh darah penis dipenuhi dengan darah • Ejakulasi : keluarnya cairan sperma melal ui saluran kemih, karena rangsangan atau tanpa rangsangan (mimpi basah) • Mimpi basah : keluarnya sperma saat tidur •
Masturbasi/Onani : merupakan aktifitas merangsang dengan menyentuh atau meraba organ genitalia. 145. 145. 2. KONSEPSI DAN KEHAMILAN 146. 146. KONSEPSI • Peristiwa terjadinya pembuahan (masuknya spermatozoa ke dalam sel telur/ovum) • Terjadi di Ampula Tuba Falopii • Hasil konsepsi (zigot) membelah di uterus embryo berkembang di dalam rahim sampai akhirnya dilahirkan sebagai bayi 147. 147. KONSEPSI 148. 148. KEHAMILAN Terjadi : •Akibat Hubungan Seksual antara perempuan dan laki-laki usia subur atau rekayasa teknologi reproduksi . •Pada masa Subur Perempuan, saat sel telur telah matang & potensial untuk dibuahi sperma. •Pada hari ke 14 untuk periode haid 28 hari, bila lebih dari 28 hari perlu perhitungannya 2 minggu/ 14 hari sebelum masa haid yang akan datang. •Diawali dengan pertemuan Sperma Dan Ovum dalam tuba/ saluran telur 149. 149. TANDA-TANDA KEHAMILAN • Dugaan hamil ditunjukkan dengan : – tidak datang haid, – pusing dan mual/ muntah pada pagi hari, – buah dada membesar/ mengeras, – daerah sekitar puting agak gelap, – perut mulai membesar • Dipastikan melalui pemeriksaan medis, ditunjukkan dengan: – ada detak jantung janin, – teraba bagian janin, – dengan USG tampak janin dan gerakannya. 150. 150. METODE KONTRASEPSI • Metode alami • Metode Hormonal • Metode IUD / Spiral • Metode Operatif • Kondom 151. 151. 3. KESEHATAN REPRODUKSI YANG BERTANGGUNG JAWAB 152. 152. Fisik Jiwa Sosial ekonomi Reproduksi yang bertanggungjawab 153. 153. SYARAT FUNGSI REPRODUKSI SEHAT • Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis • Kondisi kesehatan jiwa baik • Kehamilan aman 154. 154. PERSIAPAN PRA NIKAH Perkawinan menurut UU perkawinan No. 1/1974 Ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa 155. 155. PERAN PUSKESMAS DALAM PERSIAPAN PRA NIKAH • pela yanan kesehatan dasar dan konseling pra nikah terhadap pasangan calon pengantin • Memberdayakan mitra kerja seperti KUA, LSM, TOMA, TOGA meningkatkan “demand” masyarakat terhadap perlunya pemeriksaan kesehatan dan konseling pra nikah 156. 156. PERSIAPAN PRA NIKAH fisik jiwa • Pemeriksaan kesehatan - Konseling penyakit genetika (thalassemia, buta warna) - Pemeriksaan fisik dan laboratorium • Persiapan gizi - Penanggulangan KEK - Penanggulangan Anemia Gizi Besi • Imunisasi Tetanus Toxoid • Lain-lain :Perhatian terhadap penyalahgunaan NAPZA • Proses adaptasi setelah menikah • Syarat Kedewasaan dalam perkawinan 157. 157. KEBERSIHAN DAN KESEHATAN DIRI Tips : • pakaian dalam diganti minimal 2 kali sehari. • pakailah handuk bersih, kering, tidak lembab dan berbau • membersihkan organ reproduksi luar dari depan ke belakang menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tissue 158. 158. Tips… • tidak boleh mencuci vagina dengan cairan pembilas wanita. • tidak memakai panty liner dalam waktu lama • pergunakan pembalut ketika menstruasi, dan diganti paling lama setiap 4 jam atau setelah kencing • bagi laki-laki harus disunat 159. 159. 4. PERILAKU SEKSUAL BERISIKO
160. 160. • SEKS PRA NIKAH Akibat hubungan seks yang dilakukan sebelum menikah: – kehilangan keperawanan/keperjakaan, – tertular IMS/ISR, – kehamilan tidak diinginkan (KTD) memicu terjadinya pengguguran kandungan (aborsi) • Aborsi tidak aman berisiko tinggi, menyebabkan: – kerusakan rahim, – infeksi rahim, – infertilitas, – perdarahan, – komplikasi, – kematian 161. 161. • Penyimpangan Perilaku Seksual - Homo seksual (lesbian/gay): tertarik pada jenis kelamin yang sama - Pedophilia : ketertarikan pada anak-anak • Kekerasan seksual – kekerasan fisik maupun mental termasuk yang berhubungan dengan perilaku seksual pemerkosaan 162. 162. PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN Pasal 346 KUHP Perempuan yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun Pasal 347 KUHP Barang siapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya seorang perempuan tidak dengan izin perempuan itu, dihukum penjara selama-lamanya12 tahun 163. 163. MATERI INTI 5 PENGENALAN KONSEP GENDER 164. 164. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran Umum Setelah selesai sesi, mampu mengenali konsep gender dengan benar Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah selesai sesi, mampu : • Menerangkan perb edaan antara jenis kelamin dan gender • Membahas peran gender, ketidaksetaraan gender, dan dampaknya terhadap perempuan (terkait stereotipi,subordinasi, beban ganda, diskriminasi, marginalis) 165. 165. 1. PEMAHAMAN KONSEP GENDER 166. 166. Apa perbedaan antara perempuan dan laki-laki 167. 167. Jenis Kelamin • Kondisi biologis laki – laki dan perempuan • Dibawa sejak lahir (kodrati) Contoh : laki-laki dengan alat kelamin/reproduksi laki-laki yang menyediakan sperma dan membuahi perempuan dengan alat kelamin/reproduksi perempuan yang memungkinkan perempuan mengandung, melahirkan d an menyusui. Gender • Sifat-sifat atau ciri-ciri berbeda yang dilekatkan pada perempuan dan laki-laki • Bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir • Pandangan masyarakat mengenai apa yang dianggap pantas menjadi peran, tugas dan posisi laki-laki dan perempuan. • Pembagian kerja yang dilekatkan pada perempuan dan laki-laki • Meliputi peran, stereotip,nilai • Tidak bebas budaya 168. 168. Gender.. • tidak sinonim dengan perempuan; tidak sinonim laki- laki. • Tidak mempertentangkan antara perempuan dan laki- laki di tingkat individual. • Konsep gender secara implisit mengandung keterlibatan ’dunia’ perempuan’ dan ’dunia’ lakilaki’ • Merujuk pada cara berbeda antara (anak) perempuan dan (anak) laki-laki: – dibesarkan – diajari berperilaku – diharapkan, oleh masyarakat budayanya sejak dilahirkan. 169. 169. PERAN GENDER Hal-hal yang berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, wewenang, kegiatan/pekerjaan yang dianggap sesuai atau tidak sesuai dengan masingmasing jenis kelamin 170. 170. STEREOTIPE Sifat-sifat atau karakteristik yang di’cap’ kepada perempuan/laki-laki dimana anggota masyarakat termasuk perempuan sendiri percaya bahwa hal tersebut benar meski belum terbukti 171. 171. SUB-ORDINASI • Perempuan diposisikan, atau ditempatkan sebagai orang kedua setelah laki-laki. • Perempuan dianggap sebagai ‘milik’ keluarga. Saat ia kecil dan belum menikah, perempuan menjadi ‘milik’ ayah, dan harus patuh pada ayah. Setelah ia
menikah, ia menjadi ‘milik’ suami • Ada larangan-larangan dan tabu-tabu khusus yang dituntut untuk dipatuhi perempuan. 172. 172. BEBAN MAJEMUK • Perempuan harus bertanggungjawab untuk me ngurus anak dan membereskan semua tugas rumahtangga, misalnya membersihkan rumah, mencuci, mencari air, memasak. • Perempuan sering disibukkan tugas-tugas sosial dalam masyarakat untuk mempertahankan kerukunan dan ketentraman hidup bersama. 173. 173. Suami atau laki-laki secara tradisional dianggap sebagai pihak yang bertanggungjawab untuk mencari nafkah bagi keluarga. Apalagi dalam situasi konflik, ketika sumber- sumber mata pencaharian hancur, suasana tidak aman dan lain sebagainya. Beban majemuk… 174. 174. MARGINALISASI • dipahami sebagai ‘peminggiran’, perempuan ditempatkan sebagai orang yang tidak memiliki peran penting( tidak diperhatikan kebutuhan- kebutuhan dan kesejahteraannya) • hanya bertugas di bidang pelayanan (misal memasak, membereskan cucian) • Dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan pertemuan-pertemuan adat tidak memiliki hak suara. 175. 175. DISKRIMINASI GENDER Diskriminasi atas dasar jenis kelamin seseorang didalam mendapatkan alokasi sumber-sumber atau manfaat terhadap pelayanan 176. 176. 2. APLIKASI GENDER DALAM PELAYANAN KESEHATAN 177. 177. Menunjukkan berkurangnya kesenjangan, seperti: • Peningkatan: – akses terhadap pelayanan menurut jenis kelamin – persentase laki-laki yang menggunakan alat kontrasepsi – peran dan tanggung jawab sosial laki-laki dan keterlibatannya dalam kesehatan reproduksi – kesadaran perempuan akan hak-hak reproduksi dalam menjalankan peran dan fungsi reproduksinya DAMPAK PROGRAM/KEBIJAKAN SENSITIF GENDER, 178. 178. • Ratio – pengetahuan remaja laki-laki dan perempuan tentang kesehatan reproduksi remaja – laki-laki dan perempuan yang memanfaatkan pelayanan konseling di klinik kesehatan reproduksi Dampak program/kebijakan sensitif gender…. 179. 179. 3. DAMPAK DISKRIMINASI GENDER DALAM KEHIDUPAN REMAJA 180. 180. DISKRIMINASI SEKS Perlakuan tidak adil atas seseorang berdasarkan jenis kelamin (seks) nya dan bukan karena penghargaan terhadap dirinya 181. 181. ISU GENDER TERKAIT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA • Ketidak adilan dalam membagi tanggung jawab Contoh : akibat pergaulan bebas remaja putri hamil sehingga harus putus sekolah, sedangkan laki-laki terbebas dari masalah • Ketidak adilan dalam aspek hukum Contoh : kasus aborsi ilegal perempuan terkena sanksi hukum, laki-laki tidak tersentuh hukum 182. 182. Isu gender terkait kesehatan reproduksi remaja…. • Perempuan sebagai objek intervensi program pemberantasan IMS • Perempuan sebagai ob jek dan tudingan sumber permasalahan Contoh : dalam upaya eliminasi praktik protitusi perempuan PSK dituding sebagai sumber penularan IMS 183. 183. DAMPAK DISKRIMINASI GENDER DALAM KEHIDUPAN REMAJA • Kesempatan pendidikan untuk perempuan tidak prioritas • Perempuan takut unggul karena tidak disukai laki-laki • Remaja perempuan belum asertif menolak ajakan negatif pacar/teman laki-laki • Tabu bagi perempuan untuk ikut bertanding yang mengandalkan kekuatan fisik • Perempuan boleh cengeng, laki-laki tidak 184. 184. I NFEKSI MENULAR SEKSUAL ( I.M.S ) MATERI INTI 6
185. 185. APAKAH IMS / ISR…? IMS/ Infeksi Menular Seksual atau penyakit kelamin merupakan kelompok penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual dengan penderita yang terinfeksi. ISR / Infeksi Saluran Reproduksi ditularkan dengan / tanpa hubungan seksual 186. 186. PENYAKIT/INFEKSI MENULAR SEKSUAL Penyakit Kelamin Menyebar Hampir di Seluruh Dunia Masalah Kesehatan Masyarakat Upaya Pemberantasan Terpadu 187. 187. TANDA-TANDA P.M.S Cairan/nanah dari alat kelamin laki-laki Cairan/nanah dari vagina wanita Luka/koreng pada alat kelamin Pembengkakan kelenjar lipat paha (Bubo) Kutil/jengger ayam Nyeri perut bawah/radang panggul 188. 188. JENIS-JENIS P.M.S •Disebabkan oleh Bakteri • Gonore (Neisseria gonorrhoeae) • Sifilis (Treponema pallidum) • Klamidia (Chlamydia trachomatis) • Ulkus molle (Haemophilus ducreyi ) • Granuloma inguinale (Calymmatobacterium granulomatis ) • Disebabkan oleh Virus • Herpes Genitalis (Virus Herpes Simplex) • Kondiloma akuminata/Kutil (Human Papiloma Virus) • AIDS • Disebabk an oleh Parasit Trikomoniasis vaginalis • Disebabkan oleh Jamur Kandidiasis vagina 189. 189. I NFEKSI MENULAR SEKSUAL ( IMS) Seks di luar nikah Hubungan seksual dengan penderita IMS Suami-isteri PILWIL RISIKO TINGGI Mitra seksual banyak Kumpul kebo 190. 190. AKIBAT / KOMPLIKASI DARI PMS Radang Menahun Mandul Gonore, infeksi klamidia Hamil diluar rahim Infeksi pada mata/kebutaan Bayi cacat Gangguan syaraf Sifilis Gangguan Jiwa Kanker leher rahim Kondiloma akuminata Risiko tertular HIV / AIDS Kematian 191. 191. • PMS sering tanpa gejala • Sarana Kesehatan yang kurang • Malu berobat • Penderita berusaha mengobati sendiri • Pengetahuan mengenai IMS yang kurang • Harga obat yang relatif mahal • Pasangan yang tidak diobati MENGAPA TIMBUL KOMPLIKASI…? 192. 192. Masa tunas 2 – 10 hari Adanya nyeri, merah, bengkak dan cairan/nanah Pada laki-laki disertai rasa sakit saat kencing Pada wanita 60% tanpa gejala Dapat menular pada bayi baru lahir berupa infeksi pada mata Buta Nyeri perut bawah/radang panggul, mandul GONORE (GO) 193. 193. KLAMIDIA Masa tunas 7-21 hari Gejala pada wanita berupa: Cairan putih kekuningan encer dari vagina, nyeri perut bawah/radang panggul dan perdarahan setelah hubungan seksual Gejala pada laki-laki: Nyeri saat kencing, keluar cairan bening kekuningan dari saluran kencing kadang disertai darah. Kadang tidak muncul gejala, sehingga penderita tidak sadar sebagai pembawa penyakit 194. 194. SIFILIS (Raja Singa) Masa tunas 2 – 4 minggu, kadang sp 13 mg Pada stadium awal timbul 1 bh benjolan merah, menjadi luka, tidak sakit, dan akan hilang sendiri. 6-8 mg stadium sekunder, ditandai bercak merah pada tubuh,atau benjolan kecil-kecil. 2-3 tahun akan terjadi masa laten, tanpa gejala, tetapi penyakit masih ada. 3-10 th menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. 195. 195. ULKUS MOLLE/CHANCROID • Masa tunas 1 – 14 hari • Ditandai dengan luka atau koreng yang sangat nyeri • Jumlah luka 1 atau lebih, bentuk tak teratur ,cekung dan dalam • Pembengkakan kelenjar getah bening yang kemudian ber nanah dan pecah 196. 196. GRANULOMA INGUINALE/DONOVANOSIS • Masa tunas 8-80 hari • Timbul benjolan 1 atau banyak mirip bisul, sangat gatal. • Beberapa hari akan timbul luka
dengan tepi yang meninggi • Luka mudah berdarah dan berbau amis • Sembuh dengan jaringan fibrosis • Komplikasi : elefantiasis penis, skrotum atau vulva 197. 197. LIMPOGRANULOMA VENERUM (LGV) • Masa tunas 1 – 14 hari • Pada stadium awal timbul plenting kecil, kemudian menjadi luka tidak nyeri dan sembuh spontan dalam waktu singkat • Pembengkakan kelenjar lipat paha 1 – 4 mg kemudian. • Kelenjar terasa nyeri, keras berbentuk seperti sosis • Komplikasi, pada laki-laki: dapat timbul elefantiasis tungkai, pada wanita: elefantiasis labiae/ esthiomene 198. 198. HERPES GENITAL Masa tunas 4-7 hari Gejala awal berupa demam, sakit kepala, nyeri otot. Timbul bintil-bintil berair, nyeri, pecah menjadi luka/koreng kecil-kecil seperti sariawan. Pembengkakan kelenjar lipat paha Penyakit bersifat kumat-kumatan 199. 199. KUTIL (KONDILOMA AKUMINATA) Masa tunas antara 2 sampai 3 bulan Kutil mula-mula kecil-kecil, seperti warna kulit permukaan tidak rata Bila membesar dapat menyerupai jengger ayam atau bunga kol Pada wanita selain tumbuh pada alat kelamin luar, juga bisa pada leher rahim 200. 200. TRIKOMONIASIS VAGINALIS Masa tunas beberapa hari sampai 4 minggu Kemaluan merah dan gatal sekali Keluar cairan vagina cair, banyak, berbusa serta berbau busuk Nyeri saat kencing atau saat berhubungan seksual 201. 201. KANDIDIASIS VAGINALIS • Gejala keputihan, warna putih seperti susu, bergumpal • Kemaluan merah dan gatal panas, kadang-kadang disertai lecet • Penyakit ini tidak selalu merupakan IMS 202. 202. PENCEGAHAN PMS • Tidak berganti-ganti pasangan bagi yang sudah menikah • Hindari seks pranikah • Hindari prilaku seksual yang tidak aman • Berobat segera bila terkena PMS • Jaga kebersihan alat kelamin 203. 203. HIV dan AIDS MATERI INTI 7 204. 204. APA ITU HIV…? HIV : Human Immunodeficiency Virus → virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia 205. 205. This is a picture of HIV virus. This image represents the structure of h uman immunodeficiency virus (HIV). HIV is part of a family or group of viruses called lentiviruses. Lentiviruses other than HIV have been found in a wide range of nonhuman primates. These other lentiviruses are known collectively as simian (monkey) viruses (SIV) where a subscript is used to denote their species of origin. Photo credit: © AVERT 206. 206. APA ITU AIDS…? AIDS → Acquired Immune– Deficiency Syndrome sekumpulan gejala penyakit yang disebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh karena terinfeksi HIV 207. 207. CARA PENULARAN • Hubungan seks yang tidak aman • Kontak darah yang tidak aman (IDU’s , tattoo, tindik, transfusi darah, transplantasi organ) • Perinatal (kehamilan, melahirkan dan menyusui) 208. 208. WAKTU PENULARAN Dalam Rahim Saat Kelahiran Men yusui 209. 209. Pregnancy 15% 10% 10% Breastfeeding TRANSMISI VERTIKAL Kehamilan Menyusui P A R T U S 210. 210. TIDAK MENULARKAN HIV&AIDS • Bersentuhan, bersenggolan, salaman, berpelukan, dan ciuman • Alat makan dan minum (piring, sendok, gelas) • Gigitan nyamuk • Berenang • WC umum
211. 211. FAKTOR RISIKO • Berganti-ganti pasangan seksual • Berhubungan seksual dengan ODHA • Memakai NAPZA suntik bersama-sama • Terpajan dengan alat medis yang terkontaminasi dengan HIV • Berhubungan seksual dengan penderita IMS 212. 212. HUBUNGAN IMS & HIV PERILAKU SEKSUAL BERISIKO IMS HIV MELEMAHKAN TUBUH IMS & HIV MEMPERCEPAT A I D S 213. 213. KELOMPOK RISIKO TINGGI • Hubungan seks yang tidak aman dengan pasangan yang berisiko • Berganti-ganti pasangan seksual • Berganti-ganti jarum suntik atau alat-alat lain yang kontak dengan cairan tubuh dengan orang lain • Tranfusi darah terinfeksi HIV 214. 214. PERJALANAN INFEKSI HIV DAN AIDS • Masa inku basi atau masa laten, tergantung daya tahan (rata-rata 5-10 th) • Tidak ada gejala • Jumlah virus merusak sistim kekebalan tubuh Infeksi Oportunistik 215. 215. GEJALA Fase I (window period) 1. Lama : 1 -3 bulan 2. Belum ada gejala sama sekali 3. Belum bisa terdeteksi melalui tes 4. Su dah dapat menularkan HIV 216. 216. Fase II (asimptomatik) 1. Terjadi 2 atau 5 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV 2. Demam 3. Pembengkakan kelenjar getah bening 4. Tes darah sudah positif HIV Lanjutan……… 217. 217. Fase III (simptomatik) Gejal prodromal infeksi virus, antara lain : Flu tidak sembuh-sembuh Nafsu makan berkurang dan lemah Pembesaran Kelenjar limfe menetap dan merata (Persistent Generalized Lymphadenopath y) Akhir Stadium : Infeksi oportunistik Lanjutan……… 218. 218. Fase IV/ AIDS Infeksi kulit atau selaput lendir Infeksi paru-paru (TB Paru) Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama berminggu-minggu Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, kelumpuhan Kanker kulit (khas pada penderita AIDS) Lanjutan……… 219. 219. GEJALA PADA ANAK < 12 TAHUN : Umur Test G. Mayor G. Minor < 18 bulan Ibu : + 2 2 > 18 tahun Anak : + 2 2 220. 220. • Gejala Mayor – Gagal tumbuh/ BB – Diare kronis/ berulang > 1 bulan – Demam kronis/ berulang > 1 bulan – Infeksi saluran nafas bagian bawah dan menetap • Gejala Minor – Limfadenopati generalisata – Hepatosplenomegali – Kandidiasis oral – Infeksi ringan berulang (otitis, faringitis) – Batuk kronis – Dermatitis generalisata – Ensefalitis Keterangan…… 221. 221. GEJALA PADA ANAK > 12 TAHUN : Test G. Mayor G. Minor + 2 1 222. 222. • Gejala Mayor – BB < 10%, > 1 bulan – Diare kronis > 1 bulan – Demam kronis > 1 bulan – Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis – Dementia/ HIA encephalopathy • Gejala Minor – Batuk-batuk > 1 bulan – Dermatitis generalisata – Herpes Zoster multisegmen & berulang – Limfadenopati generalisata – Infeksi berulang di organ genital Keterangan…… 223. 223. IBU HAMIL dan HIV (+) • Bayi lahir dengan sero (+), karena antibodi ibu melalui plasenta menjadi sero (-) pada umur 15-18 bulan • Bayi < 15-18 bulan, sulit di diagnosa bayi terinfeksi atau antibodi dari ibunya 224. 224. Herpes zoster in AIDS patient. Photo ITM, Dr Lut Lynen 225. 225. Oral candidiasis during chronic HIV infection. With special thanks to Prof. Dr R. Colebunders. Copyright ITM 226. 226. CXR showing Pneumocystis carinii pneumonia in an AIDS patient. With special thanks to Prof. Dr R. Colebunders. Copyright ITM
227. 227. TATALAKSANA IBU HAMIL HIV (+) – ANC (pemeriksaan ibu hamil) dan konseling, untuk indikasi pemberian ART (Anti Retroviral Treatment) dengan pengawasan dokter – Persiapan yang baik sebelum melahirkan, sebaiknya operasi – Persalinan sebaiknya berlangsung dalam 4 jam setelah ketuban pecah – Dianjurkan tidak memberikan ASI PASI 228. 228. PENCEGAHAN A : Abstinence ( tidak berhubungan seks) B : Be Faithful (setia pada pasangan) C : Condom ( gunakan kondom saat berhubungan seks berisiko) D : Drug ( jangan pakai narkoba) E : Equipment ( hati-hati ! pakai alat steril) 229. 229. DETEKSI HIV • Tes darah, deteksi antibodi virus HIV Jenis : – Rapid test – Test Elisa – Test Western Bold • VCT (Voluntary Counseling and Testing for HIV&AIDS), tes HIV suka rela, ada 2 tahapan : - pre test counseling tes HIV post test counseling 230. 230. MITOS-MITOS HIV dan AIDS • Penyakit kutukan • Penyakit orang barat • Hanya menular lewat hu bungan seks • Penyakit kaum homoseksual • Hanya diderita oleh pekerja seks • Dapat menular lewat udara, makan dan minum bersama 231. 231. NAPZA Materi Inti 8 232. 232. APA YANG KAMU KETAHUI TENTANG BAHAYA PENYALAHGUNAAN NAPZA ? Tuliskan di kertas warna HIJAU Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR Satu pendapat / ide menggunakan satu kartu Jika pendapat / ide lebih dari satu mintalah kartu tambahan 233. 233. SEBUTKAN FAKTOR RISIKO (yang mendorong terjadinya PENYALAHGUNAAN NAPZA) ! Tuliskan FAKTOR RISIKO dikertas warna HIJAU Tuliskan FAKTOR PELINDUNG Di kertas warna BIRU Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR Satu pendapat / ide menggunakan satu kartu Jika pendapat / ide lebih dari satu mintalah kartu tambahan SEBUTKAN FAKTOR P ELINDUNG (yang menghindari terjadinya PENYALAHGUNAAN NAPZA) ! 234. 234. SEBUTKAN CIRI-CIRI ORANG YANG DICURIGAI PENYALAHGUNAAN NAPZA ? Tuliskan di kertas warna HIJAU Tulisan harap menggunakan HURUF BESAR Satu pendapat / ide menggunakan satu kartu Jika pendapat / ide lebih dari satu mintalah kartu tambahan 235. 235. HAI……….REMAJA 236. 236. LATAR BELAKANG • 20% Populasi adalah remaja • 64 % Perokok usia 15 – 19 tahun • 28,3% Penyalahguna NAPZA usia 15 -19 tahun • 48 -65% menggunakan NAPZA suntik • 41,6% pengguna NAPZA menderita HIV • Jumlah penyalahguna NAPZA 1,3 juta 237. 237. SINGKATAN NAPZA • Narkotika • Alkohol • Psiko tripika • Zat adiktif lainnya 238. 238. PENGERTIAN NAPZA Merupakan zat yang bila masuk ke dalam tubuh dapat mempengaruhi : • PIKIRAN • PERASAAN • PERILAKU 239. 239. NARKOTIKA Zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menimbulkan : • Perubahan kesadaran • Hilangnya perasaan • Hilangnya rasa sakit • Menyebabkan ketergantungan ( UndangUndang N0. 22. thn 1997 ) 240. 240. PSIKOTROPIKA Zat atau obat, baik alami maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada SSP yang menyebabkan: Perubahan khas pada mental dan perilaku
241. 241. ZAT ADIKTIF Zat atau bahan yang berpengaruh psikoaktif selain Narkotika dan Psikotropik yang dapat mengakibatkan ketergantungan permanen, karena mematikan sel otak Contoh : alkohol, inhalan, tembakau dll 242. 242. EFEK TERHADAP SUSUNAN SARAF PUSAT ( SSP ) • Depresan : efek menenangkan, pendiam, tertidur / tidak sadarkan diri • Stimulan: efek merangsang, segar, bersemangat • Halusinogen: efek daya khayal yang mengubah perasaan dan pikiran 243. 243. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PENYALAHGUNAAN ….?? yaitu ….. penggunaan obat atau zat-zat berbahaya lain di luar tujuan pengobatan dan penelitian (tanpa pengawasan dokter, digunakan secara berkala dan terus menerus, digunakan tanpa mengikuti aturan kesehatan serta dosis yang benar) 244. 244. FAKTOR PENYEBAB Zat: •Mengubah Pikiran •Mengubah su asana hati •Mengubah perasaan •Mengubah perilaku •Menimbulkan ketergantungan •Mudah didapat Lingkungan: •Keluarga yang tidak harmonis •Pengaruh teman •Pergeseran norma •Lingkungan cuek •Lingkungan rawan •Pendidikan agama rendah Individu: •Coba-coba •Ingin diterima dalam kelompok •Ikut trend •Kenikmatan sesaat •Cari p erhatian •Identitas diri •Pelarian dari masalah •Membangkitka n keberanian •Ikut tokoh 245. 245. FAKTOR PELINDUNG • Sehat secara fisik dan mental • Mempunyai k emampuan adaptasi sosial yang baik • Mempun yai sifat jujur dan tanggung jawab • Mempunyai cita-cita yang rasional • Dapat mengisi waktu senggang yang positif • Perhatian orang tua yang positif 246. 246. FAKTOR RISIKO • Mempunyai sifat yang mudah kece wa, agresif dan destruktif • Mempunyai hawa nafsu yang tinggi, menuntut kepuasan segera • Cepat bosan • Suka mencari sensasi • Dorongan belajar yang menurun • Rasa rendah diri • Riwayat penyimpangan perilaku • Ada keluarga pengguna NAPZA • Berteman dengan penyalahguna NAPZA 247. 247. TINGKAT PEMAKAIAN NAPZA • Coba-coba (experimental use) • Pemakaian Sosial / R ekreasi • Pemakaian Situasional (Situational Use) • Penyalahgunaan (Abuse) • Ketergantungan (Dependence Use) 248. 248. DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA • GANGGUAN FISIK • GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL • MEMBURUKNYA KEHIDUPAN S OSIAL 249. 249. DETEKSI DINI/DIAGNOSIS CIRI –CIRI PEMAKAI NAPZA • Anamnesis • Observasi • Pemeriksaan fisik dan psikologis • Pemeriksaan labo ratorium • Pemeriksaan penunjang Lainnya (Fota Thorax, EKG, dan lain-lain) 250. 250. KELOMPOK RISIKO TINGGI • ANAK • REMAJA • KELUARGA 251. 251. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA • Pemberian informasi dan pengetahuan • Peningkatan keterampilan psikososial • Program teman sebaya • Peran serta orang tua dan guru 252. 252. CONTOH NAPZA 253. 253. CONTOH NAPZA 254. 254. CONTOH NAPZA 255. 255. CONTOH NAPZA 256. 256. Terima kasih 257. 257. MATERI INTI 9 KOMUNIKASI DAN KONSELING 258. 258. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Umum Setelah selesai sesi, mampu melakukan Komunikasi dan Konseling Tujuan Khusus Setelah selesai sesi, mampu : 1.
Menjelaskan tentang KIE, Komunikasi Interpersonal dan konseling 2. Memerankan diri sebagai konselor dengan baik dan benar 259. 259. 1. KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI (KIE) 260. 260. PENGERTIAN KIE Proses interaksi antara pemberi dan penerima pesan untuk mendapatkan persepsi yang sama dalam mencapai suatu keinginan bersama berdasarkan informasi yang benar 261. 261. TUJUAN KIE • Memberi informasi yang benar dan bertanggun g jawab • Memberi motivasi pada remaja unt mencari pertolongan bila terjadi masalah • Agar remaja mempraktikkan perilaku hidup sehat • Mengadvok asi pihak lain agar menjadi pendukung dlm perubahan menuju hidup sehat 262. 262. SASARAN KIE • Primer : Remaja dan teman sebaya • Sekunder : Orang tua remaja, guru, pemuka agama, pemuka adat, LSM, dll • Tersier : Pemerintah pusat, Pemerintah daerah, penyandang dana/sponsor, dll 263. 263. • Buku pedoman • Brosur • Poster • Radio/TV Spot • VCD • Kaset • Billboard/reklame • Lembar balik, dll JENIS-JENIS MATERI KIE 264. 264. APLIKASI KIE • Pelatihan dan sejenisnya • Promosi • Kampanye • Konseling, dll. 265. 265. 2. KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KONSELING (KIP & K) 266. 266. Terdiri dari 3 komponen: • Memberi pesan : menyampaikan berita secara verbal dan non-verbal • Media perantara : membantu atau menghambat penyampaian pesan • Penerima pesan: menanggapi secara intelektual & emosional KOMUNIKASI 267. 267. Proses dimana seseorang menyampaikan pesan kepada orang lain, dua arah, interaksi verbal maupun non verbal untuk berbagi informasi, pendapat juga perasaan, sehingga terjadi saling pengertian KOMUNIKASI INTERPERSONAL (KIP) 268. 268. PESAN VERBAL & NON-VERBAL Pesan verbal : • Kata-kata yg dipilih dapat mengandung konotasi yang negatif atau positif • Cara mengucapkan akan memberi kesan berbeda Pesan non-verbal : • Ekspresi wajah, gerakan dan postur tubuh 269. 269. • Satu arah, bila penerima pesan berstatus pasif • Dua arah, bila penerima maupun pemberi pesan berstatus aktif dan berinteraksi. ARUS KOMUNIKASI 270. 270. – Sisi pengirim pesan/komunikator : tidak jelas, gagap, dll. – Faktor isi pesan : membingungkan, memiliki arti ganda, kurang sistematis, bahasa yang tidak lazim, dll. HAMBATAN YANG MUNGKIN TERJADI 271. 271. – Faktor penerima pesan : ada rasa curiga, tidak berkonsentrasi, bukan pendengar yg baik, kondisi diri yang buruk(tuli, daya tangkap rendah), dll. – Faktor lingkungan : suasana bising, gaduh, tempat kurang nyaman, tidak privasi, dll. Lanjutan…….. 272. 272. KONSELING • Proses pemberi bantuan dari petugas kesehatan kepada kliennya, melalui pertemuan tatap muka. • Pemberian informasi yang tujuan akhirnya adalah agar klien dapat membuat keputusan untuk mengatasi masalah 273. 273. CIRI-CIRI KONSELOR YANG BAIK • Memahami dan peduli klien • Memberikan informasi yang akurat dan berguna bagi klien • Membantu klien membuat keputusan sendiri • Mengingatkan klien tentang apa yang harus dilakukan 274. 274. 6 LANGKAH KUNCI KONSELING • G - GREAT • A - ASK • T TELLING • H - HELP • E - EXPLAINING • R -RETURN 275. 275. KONSELING UNTUK REMAJA • Dialog pengenalan diri membantu remaja mengatasi masalah • Tidak dalam bentuk nasehat dan tidak mau diperlakukan
seperti anak kecil • Menghargai remaja • Prevensi primer untuk mencegah gangguan jiwa • Prevensi tertier • Pendekatan empati 276. 276. SYARAT KONSELOR • Mempunyai ilmu tentang kesehatan remaja terkait perilaku berisiko • Mempunyai ketrampilan untuk membina remaja • Mampu bersikap tepa dan adekuat • Menerima remaja apa adanya • Menjaga kerahasiaan 277. 277. MATERI INTI 10 PENGENALAN PENDIDIKAN KETRAMPILAN HIDUP SEHAT (PKHS) 278. 278. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran Umum Setelah selesai sesi, mampu melaksanakan Pendidikan Ketrampilan Hidup S ehat (PKHS) Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah selesai sesi, mampu : 1. Menjelaskan pengertian, ruang lingkup PKHS 2. Menerapkan strategi pengembangan PKHS 279. 279. A B Permainan : Perjalanan Hidup 280. 280. PKHS (Life Skill Education) kemampuan psikososial seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah kesehatan dalam kehidupan sehari-hari secara efektif. 281. 281. MANFAAT PKHS • Remaja sanggup menyangkal pengaruh yang merugikan bagi kesehatannya. • Remaja trampil mengatasi masalah perilaku yang berkaitan dengan ketidak sanggupan mengatasi stress dan tekanan dalam hidup dengan baik. • Remaja dapat berpikir kreatif dan mampu berkomunikasi secara efektif serta mengendalikan dalam menolak pengaruh negatif temannya. 282. 282. 10 ASPEK KOMPETENSI PSIKOSOSIAL 1. Empati: kemampuan untuk memposisikan perasaan orang lain pada diri sendiri, b ahkan untuk situasi yang tidak terbiasa bagi kita sekalipun. 2. Kesadaran diri: Kemampuan untuk mengenal diri sendiri tentang karakter, kekuatan-kekuatan dan kelemahan- kelemahannya, keinginan dan ketidakinginan dapat membantu mengetahui sedang stress atau dalam keadaan tertekan. 283. 283. 10 Aspek Kompetensi Psikososial… 3. Pengambilan keputusan: Kemampuan yang membantu untuk mengambil keputusan secara konstruktif, dengan membandingkan pilihan alternatif dan efek samping yang akan terjadi. 4. Pemecahan masalah: Kemampuan yang memungkinkan kita dapat menyelesaikan permasalahan secara konstruktif didalam kehidupan. 284. 284. 10 Aspek Kompetensi Psikososial… 5. Berpikir kreatif: Kemampuan untuk menggali alternatif yang ada dan berbagai konsekwensinya dari apa yang kita lakukan atau tidak, dalam membuat keputusan atau penyelesaian masalah. 6. Berfikir kritis: Kemampuan untuk menganalisa informasi dan pengalaman-pengalaman secara obyektif 285. 285. 10 Aspek Kompetensi Psikososial… 7. Komunikasi efektif: Kemampuan untuk mengekspresikan diri secara verbal maupun non verbal yang mengikuti budaya dan situasi. 8. Hubungan interpersonal: Kemampuan yang dapat menolong untuk berinteraksi dengan sesama secara positif. 286. 286. 10 Aspek Kompetensi Psikososial… 9. Mengatasi emosi: Kemampuan keterlibatan pengenalan emosi dalam diri dan orang lain sadar bagaimana emosi mempengaruhi tingkah laku dan dapat menjawab tantangan emosi secara tepat. 10. Mengatasi stress: Kemampuan pengenalan sumber-sumber yang menyebabkan stress dalam kehidupan, bagaimana efeknya dan cara mengontrol diri terhadap derajat/tingkat stress.
287. 287. RUANG LINGKUP PKHS • Program UKS bagi anak usia sekolah dasar sampai lanjutan • Program anak usia sekolah di luar sekolah (remaja masjid/gereja, karang taruna, anak jalanan, pondok pesantren, dll) 288. 288. STRATEGI PENGEMBANGAN PKHS • PKHS dikembangkan melalui program yang ada • Pengembangan difokuskan pada ketrampilan • Penekanan terhadap kompetensi psikososial • Partisipasi aktif dari sasaran dalam proses pembelajaran • Proses pembelajaran dalam suasana nyaman, atraktif, dan menyenangkan • Pelatihan PKHS bagi tenaga kesehatan, guru sebagai fasilitator • Melakukan kajian lokal dan d alam ruang lingkup yang lebih luas upaya promotif dan preventif 289. 289. Terima kasih 290. 290. MATERI INTI 11 CARA BELAJAR PARTISIPATIF 291. 291. TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Pembelajaran Umum Setelah selesai sesi, mampu memfasilitasi secara partisipasif pelatihan PKPR bagi petugas Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah selesai sesi, mampu : 1. Menjelaskan tentang pendekatan cara belajar partisipasif 2. Menjelaskan perbedaan konsep pedagogi dan androgogi 3. Menjelaskan prinsip metode cara belajar orang dewasa 4. Memperagakan ragam metode belajar partisipasif 292. 292. 1. CARA BELAJAR PARTISIPASIF 293. 293. CARA BELAJAR PARTISIPASIF Konfusius (551-479 B.C) Saya dengar maka saya lupa Saya lihat maka saya ingat Saya mengerjakan maka saya mengerti 294. 294. 2. KONSEP ANDROGOGI-PEDAGOGI 295. 295. ANDRAGOGI • pendidikan bagi orang dewasa (the art and science of teaching adults) • orang dewasa : mampu mempersepsikan dirinya sebagai penanggungjawab atas hidupnya sendiri • Pendidik orang dewasa (adult educator) Seseorang yang bertanggungjawab untuk membantu seorang dewasa lain untuk “belajar” 296. 296. • Learning by doing • Fasilitator menggali pengalaman peserta • Cara belajar dua arah/banyak arah Andragogi….. 297. 297. • Ilmu dan seni untuk mengajar anak -anak (the art and science of teaching children) • Pemberi materi narasumber Peserta tidak mempunyai pengetahuan dan pengalaman • Bersifat satu ar ah PEDAGOGI 298. 298. 3. PRINSIP CARA BELAJAR ORANG DEWASA 299. 299. EMPAT ASPEK PEDAGOGI - ANDROGOGI • Self concept • Role of learner’ experience • Readiness to learn • Orientation to learning 300. 300. 3 FAKTOR DALAM MENCIPTAKAN SUASANA Lingkungan belajar Hubungan Antar Manusia Lingkungan Fisik organisasi 301. 301. 4. RAGAM METODE BELAJAR PARTISIPATORI 302. 302. 1. VIPP (Visualization in Participatory Program) • Suatu proses kepesertaan, yang berpusat pada manusia • Semua peserta berpartisipasi dan mempunyai kesempatan yang sama untuk berekspresi • Menggunakan sejumlah kartu berbagai bentuk dan warna 303. 303. ALAT BANTU BELAJAR • Papan, flipchart atau papan busa • Pin atau selotip kertas • kartu 304. 304. PENGELOMPOKAN KARTU DI PAPAN • Kartu disusun dan dikelompokkan sesuai kreativitas, contoh : 305. 305. PENULISAN KARTU • Satu ide per kartu • Tulisan maksimun tiga baris pada tiap kartu • Gunakan kata kunci • Tulisan mudah dibaca • Kartu dengan ukuran, bentuk,warna yang berbeda • Ikuti aturan warna fasilitator untuk kategori ide
306. 306. PELIBATAN PESERTA • Setiap peserta = narasumber narasumber = peserta • Saling membantu • Setiap pemikiran diperhitungkan • Setiap konflik divisualisasikan • Perasaan tidak nyaman harus ditanggulangi • K artu kuning untuk membatasi bicara • Gunakan metode belajar yang terdapat dalam VIPP (curah pendapat, simulasi, role play, diskusi) 307. 307. KERJA KELOMPOK • Atur ruang kerja : kursi lingkaran atau setengah lingkaran • Penjelasan tugas dengan kata-kata atau demonstrasi • Tentukan topik dan waktu • Kumpulkan pemikiran dalam satu kartu • Kelompokan dan diskusikan kartu • Review kelompok kartu • Siapkan presentasi 308. 308. PRESENTASIKAN HASIL KERJA KELOMPOK • Seluruh peserta dan tim berkumpul di depan panel • Presentasi kreatif, bisa dengan program • Libatkan semua peserta • Hindari komentar panjang dan pengulangan • Catat umpan balik atas kartu 309. 309. 2. CURAH PENDAPAT (BRAINSTORMING) • Sumbang saran • Membantu menghasilkan ide-ide dengan cepat • Ide disampaikan di papan flipchart atau kartu yang tersedia • Semua peserta berpartisipasi • Dapat digun akan untuk mengawali sesi 310. 310. 3. BERMAIN PERAN Yaitu berperan sebagai ‘seseorang’ yang bukan dirinya dengan meniru • Memberi kesempatan peserta be rekspresi lewat emosi • Dalam peran yang ditiru, menganalisis masalah dan cara mengatasinya • Kesempatan petugas kesehatan untuk menunjukkan kemampuan dalam membantu masalah remaja dalam berbagai situasi 311. 311. 4. STUDI KASUS • Dapat dengan bentuk sidang pleno atau sesi kelompok kecil • Memodifikasi tugas • Membuat variabel metode umpan balik 312. 312. 5. DISKUSI • Suasana diskusi santai dan informal iklim terbuka • Bahan diskusi dipersiapkan dengan baik • Menentukan kelompok dan peserta kelompok • Tempat diskusi menyenangkan • Adanya flipchart/papan untuk mencatat hasil diskusi • Adanya pengantar tentang hasil diskusi yang diharapkan tampa ikut campur fasilitator 313. 313. 6. METODE CERAMAH • Metode ceramah = metode kuliah ( the lecture method) = metode deskripsi • Memberikan penjelasan/deskripsi materi pembelajaran dengan lisan secara sepihak (fasilitator) • Tujuan : agar peserta latih mengetahui dan memahami materi • Cara belajar satu arah 314. 314. 7. METODE DEMONSTRASI • Cara mengajar dengan memperlihatkan suatu proses • Menekankan pada penjelasan dan hasil kerja (contoh konkrit) ditunjukkan pelatih agar mudah dipahami oleh peserta • Keuntungan : lebih menimbulkan minat, dapat menjelaskan prinsip/prosedur yang masih kabur • Kel emahan : membutuhkan waktu persiapan dan peralatan mahal 315. 315. 8. KELOMPOK STUDI KECIL (BUZZ GROUP) • Pemecahan kelompok yang lebih besar:2 atau 3 orang • Keunggulan : - mendorong peserta yan pemalu menciptakan suasana menyenangkan - pembagian tugas kepemimpinanmemupuk kepemimpinan - menghemat waktu - memungkinkan pengumpulan pendapat - variasi metode 316. 316. • Kelemahan : - tingkat pengetahuan peserta tidak sama hasil diskusi tidak maksimal • Kemungkinan laporan tidak tersusun baik • Diskusi mungkin berputar - putar • Mungkin ada pemimpin yang lemah • Perlu belajar sebelumnya bila ingin mencapai hasil yang baik Kelompok studi kecil (BUZZ GROUP)….
317. 317. 9. METODE SIMULASI • Simulasi : pekerjaan tiruan atau meniru • Memberikan kesempatan peserta untuk menirukan suatu kegiatan/pekerjaan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari- hari • menampilkan simbol-simbol atau peralatan dan kondisi sebenarnya 318. 318. Tahapan pelaksanaan …………………. • Persiapan: skenario kasus, masalah, peralatan, pembentukan kelompok, dll • Pelaksanaan simulasi - menjelaskan skenario - menyajikan situasi dalam kehidupan nyata - memainkan peran - penutupan kegiatan dengan demonstrasi dan komentar 319. 319. Tahapan pelaksanaan… • Review/balikan/umpan - diawali dengan pernyataan kesan tentang penguasaan materi - dilanjutkan dengan diskusi - akhir diskusi, pelatih memberikan umpan balik dan tindak lanjut sesuai kesimpulan hasil simulasi 320. 320. Terima kasih