BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR 2.1.1. !e"inisi PKPR
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) adalah pelayanan kesehatan peduli remaja yang melayani semua remaja dalam bentuk konseling dan berbagai hal yang berhubungan dengan kesehatan remaja. Disini remaja tidak perlu ragu dan khawatir untuk berbagi/konseling, mendapatkan informasi yang benar dan tepat untuk berbagai hal yang perlu diketahui remaja. PKPR adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh remaja, menyenangkan, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan tangan terbuka, terbuka, menghargai menghargai remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta serta efek efekti tiff dan dan efisi efisien en dalam dalam meme memenu nuhi hi kebu kebutu tuha han n terseb tersebut ut.. Pelay Pelayana anan n kesehatan peduli remaja (PKPR) dilayani di Puskesmas PKPR yaitu Puskesmas yang menerapkan PKPR. ! "ing "ingka katny tnya, a, PKPR PKPR adal adalah ah pelay pelayana anan n kese kesehat hatan an kepa kepada da remaja remaja yang yang mengakses semua golongan remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif dan efisien. 2.1.2. !asar #u$um PKPR %&' UU! 1)', khususnya di pasal !# $ %yat ! dan !# & %yat
1.
a.
Pasal !# !#$ ay ayat !' !' "e "etiap an anak be berhak at atas ke kelangsungan hi hidup, tumbuh berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan diskriminasi. 7
b.
Pasal !# & ayat '"etiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan UU Kesehatan No %* tahun 2++ , khususnya di pasal * dan +
2.
a.
Pasal
1%*
paya , paya
pemeli pemelihara haraan an $eseha $esehatan tan
remaj remaja a untuk
memper mempersiap siapkan kan menjad menjadii orang orang dewasa dewasa yang yang sehat sehat dan produk produktif tif baik baik sosial maupun maupun ekonomiterm ekonomitermasuk asuk untu untu$ $ rere-rod rodu$si u$si remaja remaja dilakukan agar terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang dapat menghambat kemampuan menjalani kehidupan reproduksi se-ara sehat b.
Pasal 1% , Pemerintah berkewajiban menjamin agar remaja dapat
memperoleh edukasi, informasi, dan layanan mengenai kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan bertanggung jawab. %.
Perlindungan %nak o ! tahun !!
'.
Keputusan Keputusan 0enteri 0enteri Kesehatan Kesehatan R1 omor'23 omor'23+/04 +/04K4"/ K4"/ "K/5/2003 "K/5/2003 tentang Standar Pelayanan $idang Kesehatan di Kabupaten / Kota. Pelayanan Minimal $idang "K$ 2 0enteri 0enteri 6//"K$/ 6//"K$/! !,, 6.*+/0 6.*+/04K4 4K4"/"K$ "/"K$/711/! /711/!, ,
).
6
0%/!
%/!, 6.!*
tahun
!
tentang
Pembinaan
dan
Pengembangan K".
2.1.%. Tujuan PKPR di Pus$esmas) Tujuan Tu juan Umum, Um um,
6ptimalisasi pelayanan kesehatan remaja di Puskesmas. Tujuan Tu juan Khusus, K husus,
. 0eningkatk 0eningkatkan an penyediaan penyediaan pelayan pelayanan an kesehatan kesehatan remaja remaja yang berkual berkualitas. itas. !. 0ening 0eningkat katkan kan pemanfaat pemanfaatan an Puskes Puskesmas mas oleh remaja untuk untuk mendap mendapatk atkan an
8
b.
Pasal !# & ayat '"etiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan UU Kesehatan No %* tahun 2++ , khususnya di pasal * dan +
2.
a.
Pasal
1%*
paya , paya
pemeli pemelihara haraan an $eseha $esehatan tan
remaj remaja a untuk
memper mempersiap siapkan kan menjad menjadii orang orang dewasa dewasa yang yang sehat sehat dan produk produktif tif baik baik sosial maupun maupun ekonomiterm ekonomitermasuk asuk untu untu$ $ rere-rod rodu$si u$si remaja remaja dilakukan agar terbebas dari berbagai gangguan kesehatan yang dapat menghambat kemampuan menjalani kehidupan reproduksi se-ara sehat b.
Pasal 1% , Pemerintah berkewajiban menjamin agar remaja dapat
memperoleh edukasi, informasi, dan layanan mengenai kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan bertanggung jawab. %.
Perlindungan %nak o ! tahun !!
'.
Keputusan Keputusan 0enteri 0enteri Kesehatan Kesehatan R1 omor'23 omor'23+/04 +/04K4"/ K4"/ "K/5/2003 "K/5/2003 tentang Standar Pelayanan $idang Kesehatan di Kabupaten / Kota. Pelayanan Minimal $idang "K$ 2 0enteri 0enteri 6//"K$/ 6//"K$/! !,, 6.*+/0 6.*+/04K4 4K4"/"K$ "/"K$/711/! /711/!, ,
).
6
0%/!
%/!, 6.!*
tahun
!
tentang
Pembinaan
dan
Pengembangan K".
2.1.%. Tujuan PKPR di Pus$esmas) Tujuan Tu juan Umum, Um um,
6ptimalisasi pelayanan kesehatan remaja di Puskesmas. Tujuan Tu juan Khusus, K husus,
. 0eningkatk 0eningkatkan an penyediaan penyediaan pelayan pelayanan an kesehatan kesehatan remaja remaja yang berkual berkualitas. itas. !. 0ening 0eningkat katkan kan pemanfaat pemanfaatan an Puskes Puskesmas mas oleh remaja untuk untuk mendap mendapatk atkan an
8
pelayanan kesehatan. . 0ening 0eningkat katkan kan pengeta pengetahua huan n dan keteramp keterampila ilan n remaja remaja dalam pen-egah pen-egahan an masalah kesehatan khusus pada remaja. 2. 0ening 0eningkat katkan kan keterlib keterlibata atan n remaja remaja dalam peren-an peren-anaan aan,, pelaks pelaksanaa anaan n dan e8aluasi pelayanan kesehatan remaja. %da beberapa manfaat dari Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) menurut diantaranya',3 . 0enamb 0enambah ah wawasan wawasan dan teman teman melalu melaluii kegiat kegiatan9k an9kegi egiatan atan penyulu penyuluhan han,, dialog interaktif, Focus interaktif, Focus Group Group Discussion (:;D), seminar, jambore, dll. !. Kons Konseli eling ng/b /ber erba bagi gi masal masalah ah keseh kesehat atan an dan dan berb berbag agai ai masal masalah ah remaja remaja lainnya (dan kerahasiaannya dijamin). . Rema Remaja ja dap dapat at men menja jadi di peer peer counselor /kader /kader kesehatan remaja agar dapat ikut membantu teman yang sedang punya masalah.
2.1.'. /iri Khas atau Kara$teristi$ PKPR *
$erikut ini karakteristik PKPR merujuk <&6 (!) yang menyebutkan agar Adolescent Friendly Health Services ( AFHS) AFHS) dapat dapat teraks terakses es kepada kepada semua semua golong golongan an remaja, remaja, layak, layak, dapat dapat diterim diterima, a, kompre komprehen hensif sif,, efektif efektif dan efisien efisien,, memerlukan'* 1. Ke0ija$an ang -eduli remaja.
Kebijakan peduli remaja ini bertujuan untuk' a. 0emenu 0emenuhi hi hak remaja remaja sesuai sesuai kesepak kesepakata atan n internas internasion ional. al. b. 0engakomodasi segmen populasi remaja yang beragam, termasuk kelompok yang rapuh dan rawan. -. =idak =idak membat membatasi asi pelayanan pelayanan karena karena ke-a-at ke-a-atan, an, etnik, etnik, rentang rentang usia dan status.
9
d. 0emb 0ember erik ikan an perh perhati atian an pada pada kead keadil ilan an dan dan keset kesetar araan aan gend gender er dalam dalam menyediakan pelayanan. e. 0enjam 0enjamin in pri8asi pri8asi dan keraha kerahasiaa siaan. n. f. 0empro 0empromo mosika sikan n kemandiri kemandirian an remaja, remaja, tidak mensya mensyaratk ratkan an persetuj persetujuan uan orang tua, dan memberikan kebebasan berkunjung. g. 0enjam 0enjamin in biaya yang terjangka terjangkau/g u/grati ratis. s. Perlu Perlu kebijakan kebijakan pemerin pemerintah tah daerah misalnya pembebasan biaya untuk kunjungan remaja. 2. Prosedur -elaanan ang -eduli remaja.
Pendaftaran dan pengambilan kartu yang mudah dan dijamin kerahasiaannya. a.
10
%. Petugas $husus ang -eduli remaja.
a. 0emp 0empun unya yaii perh perhati atian an dan dan pedu peduli li,, baik baik budi budi dan dan penu penuh h peng pengert ertian ian,, bersahabat, memiliki kompetensi teknis dalam memberikan pelayanan khus khusus us kepa kepada da remaj remaja, a,
memp mempuny unyai ai keter keteram ampil pilan an komu komuni nika kasa saii
interpersonal dan konseling. b. =ermoti8asi =ermoti8asi bekerja9sama dengan remaja. -. =idak idak meng mengha haki kimi mi,, mere merend ndah ahka kan, n, tidak tidak bersi bersika kap p dan dan berk berkom omen entar tar tidak menyenangkan. d. Dapat Dapat diperdiper-aya aya,, dapat dapat menjaga menjaga keraha kerahasiaa siaan. n. e. 0ampu 0ampu dan mau mau mengorb mengorbank ankan an waktu waktu sesuai sesuai kebutuh kebutuhan. an. f. Dapat Dapat ditemu ditemuii pada pada kunju kunjunga ngan n ulang. ulang. g. 0enu 0enunj njuk ukka kan n sika sikap p meng mengha harg rgai ai kepa kepada da semu semuaa rema remaja ja dan dan tida tidak k membedakannya. h. 0emb 0emberi erika kan n info inform rmasi asi dan dan duku dukung ngan an -uku -ukup p hing hingga ga rema remaja ja dapa dapatt memu memutu tusk skan an
pili piliha han n
tepa tepatt
untu untuk k
meng mengat atas asii
masa masala lahn hny ya
atau atau
memenuhi kebutuhannya. '. Petugas -endu$ung ang -eduli remaja.
a. $agi $agi petugas petugas lain yang berhu berhubun bungan gan pula pula dengan dengan remaja, remaja, misalny misalnyaa petugas loket, laboratorium dan unit pelayanan lain juga perlu menunj menunjukk ukkan an sikap sikap mengha mengharga rgaii kepada kepada semua semua remaja remaja dan tidak tidak membedakannya.
11
b. 0empunyai kompetensi sesuai bidangnya masing9masing. -. 0empunyai moti8asi untuk menolong dan memberikan dukungan pada remaja. ). asilitas $esehatan ang -eduli remaja.
a. >ingkungan yang aman. >ingkungan aman disini berarti bebas dari an-aman dan tekanan dari orang lain terhadap kunjungannya sehingga menimbulkan rasa tenang dan membuat remaja tidak segan berkunjung kembali. b. >okasi pelayanan yang nyaman dan mudah di-apai. >okasi ruang konseling tersendiri, mudah di-apai tanpa perlu melalui ruang tunggu umum atau ruang9ruang lain sehingga menghilangkan kekhawatiran akan bertemu seseorang yang mungkin beranggapan buruk tentang kunjungannya (stigma). -. :asilitas yang baik, menjamin pri8asi dan kerahasiaan. "uasana semarak berselera muda dan bukan muram, dari depan gedung sampai kelingkungan ruang pelayanan, merupakan daya tarik tersendiri bagi remaja agar berkunjung. &al lain adalah adanya kebebasan pribadi (pri8asi) di ruang pemeriksaan, ruang konsultasi dan ruang tunggu, dipintu masuk dan keluar, serta jaminan kerahasiaan. Pintu dalam keadaan tertutup pada waktu pelayanan dan tidak ada orang lain bebas keluar
masuk
ruangan.
Kerahasiaan
dijamin
pula
melalui
penyimpanan kartu status dan -atatan konseling dilemari yang terkun-i, ruangan yang kedap suara, pintu masuk keluar tersendiri, 12
ruang tunggu tersendiri, petugas tidak berteriak memanggil namanya atau menanyakan identitas dengan suara keras. d. ?am kerja yang nyaman. mumnya waktu pelayanan yang sama dengan jam sekolah menjadi salah satu faktor penghambat terhadap akses pelayanan. ?am pelayanan yang menyesuaikan waktu luang remaja menjadikan konseling dapat dilaksanakan dengan santai, tidak terburu9buru, dan konsentrasi terhadap peme-ahan masalah dapat dilaksanakan dengan sebaik9baiknya. e. =idak adanya stigma. Pemberian informasi kepada semua pihak akan meniadakan
stigma
misalnya
tentang
kedatangan
remaja
ke
puskesmas yang semula dianggap pastimempunyai masalah seksual atau penyalahgunaan %P@%. f. =ersedia materi K14. 0ateri K14 perlu disediakan baik di ruang tunggu maupun di ruang konseling. Perlu disediakan leaflet yang boleh dibawa pulang tentang berbagai tips atau informasi kesehatan remaja. &al ini selain berguna untuk memberikan pengetahuan melalui bahan ba-aan juga merupakan promosi tentang adanya PKPR kepada sebayanya yang ikut memba-a brosur tersebut. *. Partisi-asi 3 $eterli0atan remaja.
a. Remaja mendapat informasi yang jelas tentang adanya pelayanan, -ara mendapatkan pelayanan, kemudian memanfaatkan dan mendukung pelaksanaannya serta menyebar luaskan keberadaannya.
13
b. Remaja perlu dilibatkan se-ara aktif dalam peren-anaan, pelaksanaan dan penilaian pelayanan. 1de dan tindak nyata mereka akan lebih mengena dalam peren-anaan dan pelaksanaan pelayanan karena mereka mengerti kebutuhan mereka, mengerti AbahasaBmereka, serta mengerti bagaimana memoti8asi sebaya mereka. "ebagai -ontoh ide tentang interior design dari ruang konseling yang sesuai dengan selera remaja, ide tentang -ara penyampaian kegiatan pelayanan luar gedung hingga diminati remaja, atau -ara rujukan praktis yang dikehendaki. . Keterli0atan masara$at.
Perlu dilakukan dialog dengan masyarakat tentang PKPR ini hingga masyarakat' a. 0engetahui tentang keberadaan pelayanan tersebut dan menghargai nilainya. b. 0endukung
kegiatannya
dan
membantu
meningkatkan
mutu
pelayanannya. 4.
Ber0asis
masara$at&
menjang$au
$e
luar
gedung&
serta
mengu-aa$an -elaanan se0aa.
&al ini perlu dilakukan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan. Pelayanan sebaya adalah K14 untuk konseling remaja dan rujukannya oleh teman sebayanya yang terlatih menjadi pendidik sebaya ( peer educator). atau konselor sebaya (peer counselor .
14
. Pelaanan harus sesuai dan $om-rehensi".
a. 0eliputi kebutuhan tumbuh kembang dan kesehatan fisik, psikologis dan sosial. b. 0enyediakan paket komprehensif dan rujukan ke pelayanan terkait remaja lainnya. &arus dijamin kelan-aran prosedur rujukan timbal balik. Kurang terinformasikannya keberadaan PKPR di puskesmas pada institusi yang ada di masyarakat mengakibatkan rujukan tidak efektif. "ebaliknya kemitraan yang kuat dengan pemberi layanan kesehatan dan sosial lainnya akan melan-arkan proses rujukan timbale balik. -. 0enyederhanakan proses pelayanan, meniadakan prosedur yang tidak penting. 1+. Pelaanan ang e"e$ti"
a. Dipandu oleh pedoman dan prosedur tetap penatalaksanaan yang sudah teruji. b. 0emiliki sarana prasarana -ukup untuk melaksanakan pelayanan esensial. -. 0empunyai sistem jaminan mutu bagi pelayanannya. 11. Pelaanan ang e"isien
0empunyai "10 ("istem 1nformasi 0anajemen) termasuk informasi tentang biaya dan mempunyai sistem agar informasi tersebut dapat dimanfaatkan.
15
2.1.). Jenis Kegiatan dalam PKPR )
Kegiatan
dalam
PKPR
sesuai
dengan
kondisi
dan
kebutuhannya,
dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung, untuk sasaran perorangan atau kelompok, dilaksanakan olehpetugas Puskesmas atau petugas lain di institusi atau masyarakat, berdasarkan kemitraan. ?enis kegiatan meliputi'3 . Pemberian 1nformasi dan edukasi a. Dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung, se-ara perorangan atau berkelompok b. Dapat dilaksanakan oleh guru, pendidik sebaya yang terlatih dari sekolah atau dari lintas sektor terkait dengan menggunakan materi dari (atau sepengetahuan) Puskesmas -. 0enggunakan metoda -eramah tanya jawab, :;D (:o-us ;roup Dis-ussion), diskusi interaktif, yang dilengkapi dengan alat bantu media
-etak
atau
media
elektronik
(radio,
email,
dan
telepon/hotline, "0") d. 0enggunakan sarana K14 yang lengkap, dengan bahasa yang sesuai dengan bahasa sasaran (remaja, orang tua, guru ) dan mudah dimengerti. Khusus untuk remaja perlu diingat untuk bersikap tidak menggurui serta perlu bersikap santai
!. Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukannya. &al yang perlu diperhatikan dalam melayani remaja yang berkunjung ke Puskesmas adalah'
16
a. $agi klien yang menderita penyakit tertentu tetap dilayani dengan menga-u pada prosedur tetap penanganan penyakit tersebut b. Petugas dari $P umum, $P ;igi, K1% dll dalam menghadapi klien remaja
yang
datang,
diharapkan
dapat
menggali
masalah
psikososial atau yang berpotensi menjadi masalah khusus remaja, untuk kemudian bila ada, menyalurkannya ke ruang konseling bila diperlukan -. Petugas yang menjaring remaja dari ruang lain tersebut dan juga petugas penunjang seperti loket dan laboratorium seperti halnya petugas khusus PKP" juga harus menjaga kerahasiaan klien remaja, dan memenuhi kriteria peduli remaja d. Petugas PKPR harus menjaga kelangsungan pelayanan dan men-atat hasil rujukan kasus per kasus
. Konseling Konseling adalah hubungan yang saling membantu antara konselor dan klien hingga ter-apai komunikasi yang baik, dan pada saatnya konselor dapat menawarkan dukungan, keahlian dan pengetahuan se-ara berkesinambungan hingga klien dapat mengerti dan mengenali dirinya sendiri
serta
permasalahan
yang
dihadapinya
dengan
lebih baik dan selanjutnya menolong dirinya sendiri dengan bantuan beberapa aspek dari kehidupannya. =ujuan konseling dalam PKPR adalah' 3 a. 0embantu
klien
untuk
dapat
mengenali
masalahnya
dan
membantunya agar dapat mengambil keputusan dengan mantap
17
tentang apa yang harus dilakukannya untuk mengatasi masalah tersebut b. 0emberikan pengetahuan, keterampilan, penggalian potensi dan sumber daya se-ara berkesinambungan hingga dapat membantu klien dalam' C
0engatasi ke-emasan, depresi atau masalah kesehatan mental lain
C
0eningkatkan
kewaspadaan
terhadap
isu
masalah
yang
mungkin terjadi pada dirinya C
0empunyai moti8asi untuk men-ari bantuan bila menghadapi masalah.
Konseling merupakan kegiatan yang dapat mewakili PKPR. "ebab itu langkah pelaksanaannya perlu dijadikan standar dalam menilai kualitas pelaksanaan
PKPR.
7=(7oluntary
ounseling
and
=esting
for
&17/%1D") adalah konseling khusus diikuti olehpemeriksaan laboratoriun untuk &17/%1D" atas dasar sukarela. 7= memerlukanketerampilan dan sarana khusus, dan hanya dilakukan oleh petugas terlatih khususuntuk penanggulangan &17/%1D".
2. Pendidikan Keterampilan &idup "ehat Dalam menangani kesehatan remaja perlu tetap diingat dengan optimisme bahwa bilaremaja dibekali dengan keterampilan hidup sehat maka remaja akan sanggup menangkal pengaruh yang merugikan bagi kesehatannya. PK&" merupakan adaptasidari >ife "kills 4du-ation(>"4). >ife skills atau keterampilan hidup adalah kemampuanpsikososial
18
seseorang
untuk
memenuhi
kebutuhan
dan
mengatasi
masalah
dalamkehidupan se9hari9hari se-ara efektif. Keterampilan ini mempunyai peran penting dalampromosi kesehatan dalam lingkup yang luas yaitu kesehatan fisik, mental dan sosial. ontoh yang jelas bahwa peningkatan keterampilan psikososial ini dapat memberi kontribusi yang berarti dalam kehidupan keseharian adalah keterampilan mengatasi masalah perilaku yang berkaitan dengan ketidak sanggupan mengatasi stres dan tekanan dalam hidup dengan baik. Keterampilan psikososial di bidang kesehatan dikenal dengan istilah PK&". PK&" dapat diberikan se-ara berkelompok di mana saja,di sekolah, Puskesmas, sanggar, rumah singgah dan sebagainya. Kompetensi psikososial tersebut meliputi aspek keterampilan, yaitu'3 a. Pengambilan keputusan Pada remaja keterampilan pengambilan keputusan ini berperan konstruktif dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan hidupnya. Keputusan yang salah tak jarang mengakibatkan masa depan menjadi suram. b. Peme-ahan masalah 0asalah yang tak terselesaikan yang terjadi karena kurangnya keterampilan pengambilan keputusan akan menyebabkan stres dan ketegangan fisik.
19
-. $erpikir kreatif 0embantu pengambilan keputusan dan peme-ahan masalah. $erpikir kreatif terealisasi karena adanya kesanggupan untuk menggali alternatif yang ada dan mempertimbangkan sisi baik dan buruk dari tindakan yang akan diambil. 0eski tanpa ada keputusan, berpikir kreatif akan membantu -ara merespons segala situasi dalam keseharian hidup se-ara fleksibel. d. $erpikir kritis 0erupakan
kesanggupan
untuk
menganalisa
informasi
dan
pengalaman se-ara objektif, dengan demikian akan membantu mengenali dan menilai faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku misalnya tata9 nilai, tekanan teman sebaya, dan media. e. Komunikasi efektif 0embuat remaja dapat mengekspresikan dirinya baik se-ara 8erbal maupun non8erbal, sesuai dengan budaya dan situasi dalam -ara menyampaikan keinginan, pendapat, kebutuhan dan kekhawatirannya. &al ini akan mempermudah remaja untuk meminta nasihat atau pertolongan bilamana membutuhkan. f. &ubungan interpersonal 0embantu berhubungan dengan -ara positif dengan orang lain, sehingga dapat me-iptakan persahabatan dan mempertahankan hubungan, hal yang penting untuk kesejahteraan mental. Dapat meningkatkan hubungan baik sesama anggota keluarga, untuk mendapatkan dukungan sosial. Keahlian ini diperlukan juga agar terampil dalam mengakhiri hubungan yang tidak sehat dengan -ara yang positif.
20
g. Kesadaran diri 0erupakan keterampilan pengenalan terhadap diri, sifat, kekuatan dan kelemahan, pengenalan akan hal yang disukai dan diben-i. Kesadaran diri akan mengembangkan kepekaan pengenalan dini akan adanya stres dan tekanan yang harus dihadapi. Kesadaran diri ini harus dipunyai untuk men-iptakan komunikasi yang efektif dan hubungan interpersonal yang baik, serta mengembangkan empati terhadap orang lain. h. 4mpati Dengan empati, meskipun dalam situasi yang tidak di kenal dengan baik, remaja mampu membayangkan bagaimana kehidupan orang lain. 4mpati melatih remaja untuk mengerti dan menerima orang lain yang mungkin berbeda dengan dirinya, dan juga membantu menimbulkan perilaku positif terhadap sesama yang menderita. i.
0engendalikan emosi Keterampilan mengenali emosi diri dan orang lain, serta mengetahui bagaimana emosi dapat mempengaruhi perilaku, memudahkan menggali kemampuan
merespons emosi dengan benar. 0engendalikan dan
mengatasi emosi diperlukan karena luapan emosi kemarahan atau kesedihan dapat merugikan kesehatan bila tidak disikapi se-ara benar. j.
0engatasi stres Pengenalan stres dan mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap tubuh membantu mengontrol stres dan mengurangi sumber penyebabnya. 0isalnya membuat perubahan di lingkungan sekitar atau merubah -ara hidup (lifestyle). Disini diajarkan pula bagaimana bersikap santai sehingga
21
tekanan yang terjadi oleh stres yang tak terhindarkan tidak berkembang menjadi masalah kesehatan yang serius. PK&" dapat dilaksanakan dalam bentuk drama, main9peran (role play), diskusi dll. ontoh aplikasi keterampilan ini dalam kehidupan sehari9hari adalah -ara menolak ajakan atau tekanan teman sebaya untuk melakukan perbuatan berisiko, dan menolak ajakan melakukan hubungan seksual di luar nikah. Dengan menerapkan ajaran PK&",
remaja dapat
mengambil
keputusan segera untuk menolak ajakan tersebut, merasa yakin akan kemampuannya menolak ajakan tersebut, berpikir kreatif untuk men-ari -ara
penolakan
mengerahkan
agar
tidak
kemampuan
menyakiti
hati
berkomunikasi
se-ara
temannya
dan
efektif
dan
mengendalikan emosi, sehingga penolakan akan berhasil dilaksanakan dengan mulus. Pelaksanaan
PK&"
di
Puskesmas
disamping
meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan hidup sehat dapat juga menimbulkan rasa gembira bagi remaja sehingga dapat menjadi daya tarik untuk berkunjung kali berikut, serta mendorong melakukan promosi tentang adanya PKPR di Puskesmas kepada temannya dan menjadi sumber penular pengetahuan dan keterampilan hidup sehat kepada teman9temannya.
3. Pelatihan pendidik sebaya dan konselor sebaya. Pelatihan ini merupakan salah satu upaya nyata mengikut sertakan remaja sebagai salah satu syarat keberhasilan PKPR. Dengan melatih
22
remaja menjadi kader kesehatan remaja yang laEim disebut pendidik sebaya,
beberapa
keuntungan
diperoleh
yaitu
pendidik
sebaya
ini akan berperan sebagai agen pengubah sebayanya untuk berperilaku sehat, sebagai agen promotor keberadaan PKPR, dan sebagai kelompok yang siap membantu dalam peren-anaan, pelaksanaan dan e8aluasi PKPR. Pendidik sebaya yang berminat, berbakat, dan sering menjadi tempat A-urhatB
bagi
teman
yang
membutuhkannya
dapat
diberikan
pelatihan tambahan untuk memperdalam keterampilan interpersonal relationship dan konseling, sehingga dapat berperan sebagai konselor remaja.
*. Pelayanan rujukan "esuai kebutuhan, Puskesmas sebagai bagian dari pelayanan klinis medis, melaksanakan rujukan kasus ke pelayanan medis yang lebih tinggi. Rujukan sosial juga diperlukan dalam PKPR, sebagai -ontoh penyaluran kepada
lembaga
keterampilan
kerja
untuk
remaja
pas-a
penyalah9guna napEa, atau penyaluran kepada lembaga tertentu agar mendapatkan program pendampingan dalam upaya rehabilitasi mental korban perkosaan. "edangkan rujukan pranata hukum kadang diperlukan untuk memberi kekuatan hukum bagi kasus tertentu atau dukungan dalam menindaklanjuti
suatu
kasus.
=entu
saja
kerjasama
ini
harus
diawali dengan komitmen antar institusi terkait, yang dibangun pada tahap awal sebelum PKPR dimulai.
23
2.1.*. Pem0entu$an dan Pela$sanaan PKPR 2.1.*.1. Pem0entu$an PKPR +,#
"yarat Puskesmas PKPR, yaitu' . 0ampu memberikan pelayanan konseling bagi semua remaja yang membutuhkan pelayanan konseling. !. 0embina minimal satu sekolah dengan melakukan K14 (komunikasi informasi edukasi) Kesehatan Reproduksi Remaja minimal dua kali per tahun. . 0elatih KKR/Konselor "ebaya minimal F dari jumlah siswa di sekolah yang dibina. >angkah langkah pembentukan dan pelaksanaan PKPR di Puskesmas' 1. Identi"i$asi masalah melalui $ajian sederhana,
a. ;ambaran remaja di wilayah kerja ' ). ?umlah remaja, pendidikan, pekerjaan. !). Perilaku berisiko' seks pranikah, rokok, tawuran dan kekerasan lainnya. ). 0asalah kesehatan' kehamilan remaja, giEi, &17/%1D", penyalah9 gunaan %P@%. b. 1dentifikasi sudut pandang remaja tentang sikap dan tata9nilai berhubungan dengan perilaku berisiko, masalah kesehatan yang ingin diketahui, dan pelayanan apa yang dikehendaki. -. ?enis upaya kesehatan remaja yang ada. d. 1dentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana termasuk buku9buku pedoman tentang kesehatan remaja.
24
0etoda kajian adalah dengan mengambil data sekunder dari berbagai sumber, pemerintah dan swasta, dan wawan-ara dengan sasaran langsung (remaja) atau tidak langsung (orang tua, guru, pengurus asrama remaja dan sebagainya). &asil kajian ini diperlukan sebagai bahan peren-anaan lanjutan untuk menentukan' a. 0ateri K14 yang digunakan untuk remaja sesuai dengan tingkat pendidikan dan permasalahan yang dihadapi. b. Penekanan materi dalam pelatihan petugas sesuai besaran masalah remaja di wilayah kerja.jenis pelayanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan remaja di wilayahnya -. Kelompok sasaran prioritas yang akan diinter8ensi. d. =erobosan dan ino8asi kegiatan. e. "trategi ad8okasi sebelum dilaksanakannya PKPR. f. "trategi menjalin kemitraan. g. Data dasar untuk menilai dampak keberhasilan PKPR di kemudian hari. 2. Ad5o$asi Ke0ija$an Pu0li$.
Kegiatan ini merupakan upaya untuk mempengaruhi kebijakan publik melaui berbagai bentuk komunikasi persuasif. Gang dimaksud kebijakan publik adalah pernyataan, kebijakan dari penguasa (praktek yang diberlakukan akibat dorongan/kesan yang ditimbulkan penguasa) dengan tujuan mengarahkan dan mengendalikan institusi, masyarakat, atau indi8idu. Dengan ad8okasi ini diharapkan akan menghasilkan tim atau jejaring kerjasama di wilayah kerja untuk mendapatkan dukungan semua
25
pihak
hingga
dapat
memper-epat
keberhasilan
pembentukan
dan
pelaksanaan PKPR. ontoh praktis bentuk dukungan dimaksud misalnya' a. Dukungan dari pemerintah daerah setempat dan pengadaan dana untuk pelaksanaan PKPR (antara lain pengadakan poster, pengadaan ruang konseling, biaya rujukan, kegiatan di rumah singgah dan lain9lain) b. Penggalian potensi masyarakat dalam pendanaan misalnya untuk' ). Pengadaan ruangan konseling !). $iaya rujukan ). Pembebasan retribusi atau pelayanan gratis untuk remaja di Puskesmas. -.
Pembentukan jaringan khusus melalui peran politis untuk memperkuat sistem rujukan, berupa' ). rujukan sosial, antara lain penyaluran pelatihan keterampilan remaja pas-a rehabilitasi %P@%, atau mempersiapkan remaja pranikah. !). rujukan medis, untuk kelanjutan bantuan medis bagi remaja yang memerlukannya. ). rujukan pranata hukum, diperlukan untuk kasus tindak kekerasan.
%. Persia-an -ela$sanaan PKPR di Pus$esmas.
Kegiatan pada persiapan ini bertujuan untuk membentuk Puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), berdasarkan urut berikut'
26
a. "osialisasi internal. $ertujuan untuk mendapatkan kesepakatan semua staf Puskesmas untuk menyelenggarakan PKPR di Puskesmasnya. b. Penunjukan petugas peduli remaja. "yarat utama petugas PKPR harus mempunyai minat untuk membantu remaja, yang tentu diikuti dengan minat untuk mempelajari teknik berkomunikasi, teknik konseling dan materi penunjang lain dalam melaksanakan PKPR. "edapat mungkin dipilih petugas yang masih akan bekerja di Puskesmas selama tahun mendatang. -. Pembentukan =im. =im terdiri dari dokter Puskesmas, paramedis (bidan dan perawat), petugas K", petugas penyuluhan, petugas giEi, dan petugas lain yang dibutuhkan. d. Pelatihan formal petugas PKPR. %gar dapat melaksanakan PKPR dengan baik perlu ditunjuk petugas tambahan yang bekerja dalam tim, atau sebagai petugas pengganti. Petugas ini dapat dilatih tersendiri oleh dokter Puskesmas terlatih,
sebelum
mendapat
kesempatan
diikutsertakan dalam
pelatihan resmi. e. Penentuan jenis kegiatan dan pelayanan serta sasaran. "elain ketiga kegiatan yang dipersyaratkan yaitu K14, konseling dan pelayanan klinis medis termasuk laboratorium dan rujukannya. Puskesmas dapat memutuskan untuk memperluas jenis kegiatannya baik di dalam atau di luar gedung serta menentukan sasaran
27
berdasarkan kondisi dan situasi wilayah serta kebutuhan remaja setempat. Kegiatan ini strategis untuk meningkatkan akses di kemudian hari. $eberapa -ontoh perluasan kegiatan, adalah' ). Penyediaan pelayanan hot-line di Puskesmas. Kegiatan ini selain menjawab kebutuhan remaja juga akan menjadi sarana promosi PKPR. Penyebaran informasi tentang adanya layanan hot-line tersebut dilakukan melalui media -etak dan elektronik atau juga dilakukan oleh klien yang puas atas layanan hotline tersebut. !). Penanganan anak jalanan di wilayah Puskesmas. ntuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang tinggi pada sasaran anak jalanan. 0elalui kegiatan ini jejaring kerja terkait masalah remaja akan lebih terbina sehingga mengungkit dukungan dari institusi atau sektor lain seminat dan pada akhirnya mempermudah ter-apainya peningkatkan kualitas dan akses PKPR. ).7italisasi/re8italisasi pembinaan dan pelaksanaan K" di "ekolah >anjutan. 0endidik kader kesehatan sekolah (Pendidik/Konselor sebaya), serta pengenalan PK&" melalui K" di sekolah yang belum terpapar PK&". Kegiatan9kegiatan ini menyebabkan jangkauan pelayanan
PKPR
akan
meningkat
se-ara
berantai
dan
berkesinambungan, sesuai sifat kelompok remaja, yaitu senang
28
menyebarkan informasi berantai dan menggulirkan keahlian kepada adik kelasnya. Dengan
demikian
kegiatan
yang
dipilih
masing9masing
Puskesmas dapat amat ber8ariasi dan dapat menjadi terobosan untuk meningkatkan PKPR di kemudian hari. f. Pemenuhan sarana dan prasarana. Pemenuhan sarana dan prasarana ini selain memberikan kenyamanan, menjaga pri8asi serta menjamin kerahasiaan bagi klien, juga mempermudah bagi pemberi layanan. 0elihat rata9rata kondisi dan kemampuan Puskesmas saat ini, pemenuhan sarana ini memerlukan upaya khusus. Pri8asi, kenyamanan, suasana yang menarik dan fasilitas yang baik saling terkait satu sama lain. 0enunggu hal tersebut terealisasi, (misalnya untuk menjaga pri8asi dan kerahasiaan harus ada ruang konseling tersendiri yang nyaman, mempunyai pintu masuk dan keluar tersendiri), PKPR mulai dilaksanakan
dengan
fasilitas
yang
ada
namun
diusahakan
dimanfaatkan semaksimal mungkin mendekati kriteria PKPR. ntuk Puskesmas dimana seringkali tidak lagi mempunyai ruang tersisa, upaya pengadaan ruang khusus ini dapat diusahakan bertahap. Ruang konseling dapat disiasati dengan memanfaatkan ruang dokter, ruang K1% atau ruang lain seusai jam kerja, atau membuat sekat tersendiri/merubah tata letak ruangan dan menyisihkan ruang untuk konsultasi dengan memilih lokasi yang kira9kira diminati remaja' tidak men-olok, dan ada kesan pri8asi serta bernuansa
29
remaja. $ila kerjasama forum yang dibina oleh amat berjalan dengan baik, diharapkan masyarakat dapat aktif berpartisipasi dan membantu pengadaan sarana dan prasarana PKPR ini. g. Penentuan prosedur pelayanan. =ermasuk di dalamnya penentuan biaya pelayanan, jam buka, penentuan desain, proses pemberian dan penyimpanan kartu, register dan -atatan (status) medis/konseling, serta penentuan alur pelayanan. Pertimbangan kerahasiaan dan efisiensi juga merupakan bagian penting. Prosedur pelayanan menjadi bagian kritis dan menjadi salah satu penentu apakah remaja tersebut akan datang atau tertarik untuk kembali, serta mempromosikan PKPR kepada teman9temannya. Remaja yang puas terhadap pelayanan akan menjadi pelanggan yang puas dan dengan sukarela membantu mempromosikan keberadaan PKPR tersebut.
'. Sosialisasi e$sternal
"osialisasi eksternal dapat dilakukan di setiap kesempatan tempat dan waktu, baik dalam forum resmi ataupun tidak resmi. Pelibatan pers setempat
dari
media
-etak
ataupun elektronik
dapat
membantu
memper-epat sosialisasi. "osialisasi dapat pula dilakukan di tempat remaja berada antara lain di sekolah, komunitas/organisasi remaja' karang taruna, sanggar seni atau gelanggang remaja dalam bentuk pampangan poster, selebaran, leaflet atau informasi 8erbal di sela9sela -eramah / K14 berkaitan dengan masalah remaja.
30
). Pela$sanaan PKPR
Perlu dipahami, penyelenggaraan PKPR di Puskesmas ini penting segera dilaksanakan, meskipun pemenuhan sarana dan prasarana belum sempurna.
Penyempurnaan
dilakukan
se-ara
bertahap
dan
berkesinambungan. Kegiatan K14 di dalam dan di luar gedung perlu ditingkatkan dengan tidak melupakan pelayanan medis dan konseling
2.1.*.2. Pela$sanaan PKPR +,# 1. Strategi -ela$sanaan dan -engem0angan PKPR di Pus$esmas
0empertimbangkan berbagai keterbatasan Puskesmas dalam menghadapi hambatan untuk dapat memenuhi elemen karakteristik PKPR, maka perlu digunakan strategi demi keberhasilan dalam pengembangan PKPR di puskesmas, sebagai berikut' a. Penggalangan kemitraan, dengan membangun kerjasama atau jejaring kerja 0eskipun keempat aspek upaya kesehatan (promotif, pre8entif, kuratif dan rehabilitatif) menjadi tugas keseharian Puskesmas, namun melihat kompleks dan luasnya masalah kesehatan remaja, kemitraan merupakan suatu hal yang esensial khususnya untuk upaya promotif dan pre8entif. Penggalangan kemitraan didahului dengan ad8okasi kebijakan publik, sehingga adanya PKPR di puskesmas dapat pula dipromosikan oleh pihak lain, dan selanjutnya dikenal dan didukung oleh masyarakat. "elain itu, kegiatan di luar gedung, yang menjadi
31
bagian dari kegiatan PKPR, amat memerlukan kemitraan dengan pihak di luar kesehatan. Kegiatan berupa K14, serta Pendidikan Keterampilan &idup "ehat/PK&" (life "kills 4du-ation/>"4) seperti -eramah, diskusi, role play, seperti halnya konseling, dapat dilakukan oleh petugas terlatih di luar sektor kesehatan dan >"0. b. Pemenuhan sarana dan prasarana dilaksanakan se-ara bertahap "trategi
penahapan
ini
penting,
memperhatikan
urgensi
dilaksanakannya PKPR dan keterbatasan kemampuan pemerintah, hingga
PKPR
dapat
segera
dilaksanakan,
sambil
dilakukan
penyempurnaan dalam memenuhi kelengkapan sarana dan prasarana. -. Penyertaan remaja se-ara aktif Dalam semua aspek pelayanan mulai peren-anaan, pelaksanaan pelayanan dan e8aluasi, remaja se-ara aktif diikut9sertakan. Dalam menyertakan remaja dianjurkan dipilih kelompok remaja laki9laki dan perempuan yang dapat AbersuaraA mewakili Puskesmas untuk informasi penyediaan pelayanan kepada sebayanya dan sebaliknya mewakili sebayanya meneruskan keinginan, kebutuhan, dan harapannya berkaitan dengan penyediaan pelayanan. "elain itu dengan keterlibatan remaja ini, informasi pelayanan dapat -epat meluas, menjangkau baik remaja laki9 laki maupun perempuan, serta memperkenalkan lebih awal konsep keadilan dan kesetaraan gender. d. Penentuan biaya pelayanan serendah mungkin Pada awal pelaksanaan diupayakan biaya pelayanan serendah mungkin, bahkan kalau mungkin gratis.
32
e. Dilaksanakannya kegiatan minimal Pemberian K14, pelaksanaan konseling serta pelayanan klinis medis
termasuk
laboratorium
dan
rujukan,
harus
lengkap
dilaksanaan se-ara bersamaan dari sejak awal dilaksanakannya PKPR. =anpa konseling, pelayanan tidak akan disebut PKPR, melainkan pelayanan kesehatan remaja seperti sebelum dikenalnya PKPR. f. Ketepatan penentuan prioritas sasaran Keberhasilan pelayanan ditentukan antara lain oleh ketepatan penetapan sasaran, sesuai dengan hasil kajian sederhana sebelum pelayanan dimulai. "asaran ini misalnya remaja sekolah, anak jalanan, karang taruna, buruh pabrik, pekerja seks komersial remaja dan sebagainya. g. Ketepatan pengembangan jenis kegiatan Perluasan kegiatan minimal PKPR ditentukan sesuai dengan masalah dan kebutuhan setempat serta sesuai dengan kemampuan Puskesmas, misalnya pelaksanaan PK&" dengan pilihan kegiatan mengadakan :;D (:o-us ;roup Dis-ussion/diskusi kelompok terarah diantara remaja tentang seks pra9nikah didukung dengan penyebarluasan slogan dan keterampilan Abagaimana bilang tidakB untuk seks9 pranikah.
33
g. Pelembagaan monitoring dan e8aluasi internal. 0onitoring dan e8aluasi se-ara periodik yang dilakukan oleh tim ?aminan 0utu Puskesmas merupakan bagian dari upaya peningkatan akses dan kualitas PKPR.
34
2. Alur dan lang$ah -ela$sanaan PKPR -ada $lien &4
Kegiaatan PKPR disesuaikan dengan kebutuhan, dilaksanakan di dalam gedung maupun luar gedung dengan sasaran perorangan atau kelompok.
Dalam
melayani
remaja,
pemberian
pelayanan
se-ara
komprehensif hendaknya selalu melekat pada pemikiran dan tindakan dari petugas. =ahapan pelayanan pada klien digambarkan pada bagan di bawah ini' Klien datang ( $iriman& sendiri
Anamnesa
. 1dentitas !. %pa yang sudah diketahui' =entang KRR a. Perubahan fisik dan psikis b. 0asalah yang mungkin timbul dan -ara menghadapinya =entang perilaku hidup sehat pada remaja a. Pemeliharaan kesehatan (giEi, personal hygiene) b. &al9hal yang perlu dihindari (apEa, "eks bebas) -. Pergaulan sehat antara laki9laki dan perempuan =entang persiapan berkeluarga a. Kehamilan, K$, 10", &17/%1D"
=idak perlu pelayanan klinis medis pulang
Perlu pelayanan klinis medis/lab
Konseling >anjutan bila perlu
Reproduksi
. Pemeriksaan 1nfeksi "aluran
!. Kehamilan, perkosaan
6am0ar 2.1 Alur dan lang$ah -ela$sanaan PKPR -ada $lien
35
36
2.1.. Kriteria Pus$esmas ang 7am-u 7ela$sana$an PKPR
?enis puskesmas dilihat dari jenis pelayanan / kegiatan yang diselenggarakan, puskesmas dibedaka nmenjadi puskesmas yang memberikan layanan minimal dan puskesmas yang memberikan layanan paripurna.3 . Puskesmas dengan layanan minimal a. Puskesmas memberikan layanan konseling, walaupun belum member pelayanan remaja se-ara tersendiri / terpisah. b. Puskesmas melaksanakan pemeriksaan fisik
maupun
laboratorium
sederhana. ontohnya &b, tes hamil, 8irus penyakit kelamin, tinggi badan, dan berat badan. -. Puskesmas melaksanakan kegiatan K14 di sekolah. d. Puskesmas melaksanakan sur8ey perilaku remaja kepada sasaran remaja di wilayahnya e. Puskesmas melaksanakan rujukan klinik medi- ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan klien. !. Puskesmas dengan layanan paripurna a. Puskesmas dengan layanan konseling dan sudah dapat member pelayanan remaja se-ara tersendiri / terpisah. b. Puskesmas dengan klinik kesehatan reproduksi (termasuk 10", &179%1D") yang lengkap, sehingga mendukung pelaksanaan rujukan internal. -. Puskesmas melaksanakan pelatihan konselor sebaya di tingkat sekolah lanjutan. d. Puskesmas melaksanakan pelatihan konselor sebaya pada kelompok remaja di luar sekolah (pramuka, karang taruna, pesantren, atau institusi berbasis agama lainnya, anak jalanan, pekerja remaja, dll). e. Puskesmas melaksanakan K14 pada kelompok remaja di luar sekolah (pramuka, karang taruna, pesantren, atau institusi berbasis agama lainnya, anak jalanan, pekerja remaja, dll).
37
f. Puskesmas melaksanakan layanan rujukan sosial (-ontohnya menyalurkan kelembaga pelatihan keterampilan kerja, merujuk kelembaga rehabilitasi mental) dan pranata hukum sesuai dengan kebutuhan klien. g. Puskesmas mengembangkan ino8asi kegiatan dengan memanfaatkan sarana komunikasi atau teknologi yang ada, misalnya pelayanan konseling melalui "0" atau pemberian informasi melalui e!site dan media elektronik seperti radio atau tele8isi. h. Puskesmas mengembangkan lokasi kegiatan yang melibatkan remaja, -ontohnya pelatihan konselor sebaya atau kegiatan K14 di se-ara out!ond / luar ruangan seperti di mall, -afH, atau lokasi lain yang disukai remaja.
"yarat Puskesmas PKPR ' 3 . 0ampu
memberikan pelayanan
konseling
bagi
semua
remaja
yang
membutuhkan pelayanan konseling !. 0embina minimal sekolah dengan melakukan K14 Kesehatan Reproduksi Remaja minimal ! kali per tahun . 0elatih KKR / Konselor "ebaya minimal F dari jumlah murid di sekolah yang dibina. 2.2. Remaja 2.2.1. !e"inisi Remaja
0asa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. 0asa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak9kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 9 tahun dan berakhir pada usia #9!! tahun (otoatdmojo, !+). 0enurut "oetjiningsih (!2) 0asa remaja merupakan
38
masa peralihan antara masa anak9anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia atau ! tahun sampai dengan ! tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda.,2 $erdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat defenisi tentang remaja yaitu',2 . Pada buku9buku pediatri, pada umumnya mendefenisikan remaja adalah bila seorang anak telah men-apai umur 9# tahun dan umur !9! tahun anak laki9 laki. !. 0enurut undang9undang o. 2 tahun I+I mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah yang belum men-apai ! tahun dan belum menikah. . 0enurut undang9undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah men-apai umur *9# tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal. 2. 0enurut undang9undang perkawinan o. tahun I+I, anak dianggap sudah remaja apabila -ukup matang, yaitu umur * tahun untuk perempuan dan I tahun untuk anak9anak laki9laki. 3. 0enurut dinas kesehatan anak dianggap sudah remaja apabila anak sudah berumur # tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah. *. 0enurut <&6, remaja bila anak telah men-apai umur 9# tahun.
2.2.2. 7asalah Kesehatan Remaja
"e-ara garis besar, masalah kesehatan remaja dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu'I
1. 7asalah Kesehatan isi$ Penyakit9penyakit ringan yang terjadi pada remaja tetap merupakan
masalah yang harus mendapat perhatian, sebab bila tidak ditanggulangi akan
39
menurunkan kualitas remaja sebagai sumber daya manusia. $eberapa penyakit yang sering dijumpai antara lain' a. A$ne %kne paling sering terjadi pada masa remaja dan dimulai pada awal pubertas. 1nsiden akne pada remaja ber8ariasi antara 9*F dengan insiden terbanyak pada usia 29+ tahun pada perempuan dan *9I tahun pada laki9laki. Di poli kosmetik bagian ilmu penyakit kulit dan kelamin R" &asan "adikin $andung pada tahun !#, pasien baru yang berobat karena masalah akne sebanyak ! remaja laki9laki dan 2! remaja perempuan. 0. 7asalah gi8i $anyak penelitian telah dilakukan menunjukkan kelompok remaja menderita banyak masalah giEi antara lain anemia dan indeks massa tubuh (10=) kurang dari normal (kurus). Pre8alensi anemia pada remaja berkisar 29##F, sedangkan pre8alensi remaja dengan 10= kurus berkisar 92F. ! 2. 7asalah Prila$u
Remaja kerap berhubungan berbagai perilaku berisiko tinggi sebagai bentuk dari identitas diri. #F dari remaja berusia 93 tahun dikatakan pernah menunjukkan perilaku berisiko tinggi minimal satu kali dalam periode tersebut, seperti berkelakuan buruk di sekolah, penyalahgunaan Eat, serta perilaku antisosial (men-uri, berkelahi, atau bolos) dan 3F remaja tersebut juga menunjukkan adanya perilaku berisiko tinggi lainnya seperti mengemudi dalam keadaan mabuk, melakukan hubungan seksual tanpa kontrasepsi, dan perilaku -riminal yang bersifat minor.
a. Al$ohol dan 90at:o0at terlarang
40
Dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa 3F remaja pernah menggunakan marijuana, *3F remaja merokok, dan #!F pernah men-oba menggunakan alkohol. Dengan melakukan perbuatan tersebut, mereka mengatakan bahwa mereka merasa lebih dapat diterima, menjadi pusat perhatian oleh kelompok sebayanya, dan mengatakan bahwa melakukan perilaku berisiko tinggi merupakan kondisi yang mendatangkan rasa kenikmatan ( "un).
41
0. #u0ungan Se$sual Pra Ni$ah
Di era sekarang ini, Pusat "tudi Kriminologi ni8ersitas 1slam 1ndonesia di Gogyakarta menemukan !*,3F dari #2* peristiwa pernikahan telah melakukan hubungan seksual pra nikah dimana 3F nya menyebabkan kehamilan. Di Kabupaten Kulon Progo berdasarkan pantauan Dinas Kesehatan tahun !*, sekitar 22F -alon pengantin baru yang melakukan tes kehamilan telah diketahui positif hamil.
"0% di ?akarta dan Gogyakarta menyebutkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah adalah memba-a buku porno dan menonton !lue "il# (32,F di ?akarta dan 2I,!F di Gogyakarta). %dapun moti8asi utama melakukan senggama adalah suka sama suka (+*F di ?akarta dan +3,*F di Gogyakarta), pengaruh teman, kebutuhan biologis 29#F dan merasa kurang taat pada nilai agama sebanyak !9!*F. I,
2.2.%. !am-a$ 7asalah Kesehatan Remaja
Dampak 0asalah kesehatan fisik dapat dilihat dari beberapa hal, seperti masalah giEi. 0asalah giEi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan $$>R, dan penurunan kesegaran jasmani. $anyak penelitian telah dilakukan menunjukkan kelompok remaja menderita banyak masalah giEi antara lain anemia dan indeks massa tubuh (10=) kurang dari normal (kurus).
0enurut "mith %nderson, menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang
42
normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol, dan narkoba.
Ta0el 2.1. Ti-e dan $ara$teristi$ remaja serta dam-a$na terhada-er$em0angan -rila$u remaja
Ti-e Remaja dini
Usia (tahun 9
Remaja -ertengahan
29*
Remaja A$hir
+9!
Kara$teristi$ 0asa pubertas, hubungan dengan teman, kognisi konkret
!am-a$ 0emperhatikan tahapan fisik dan seksual, rasa tanggung jawab, interaksi dengan alat 8erbal dan 8isual 0un-ul dorongan 0enarik lawan seksual, jenis kebebasan perubahan bertambah, sikap perilaku, ambi8alen, ego kebebasan, belum stabil kognisi abstrak Kematangan fisik, &ubungan saling berbagi indi8idual, lebih rasa, edealis, terbuka, emandipasi memahami mantap tanggung jawab, memahami tanggung jawab, paham tujuan hidup, paham kesehatan.
"ebanyak +3F kematian pada remaja terjadi akibat faktor perilaku. Penyakit9 penyakit atau kelainan fisis yang timbul karena masalah perilaku remaja antara lain ialah' luka atau ke-elakaan, kehamilan remaja, penyakit seksual yang ditularkan, gangguan makan, penyalahgunaan obat dan alkohol, merokok,
43
masalah emosi, dan sebagainyaJ yang akan mempengaruhi kehidupan pribadi, keluarga, bangsa dan negara di masa yang akan datang.
;unarsa
(I#I)
merangkum
beberapa
karakteristik
remaja
yang
dapat
menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu' 2
. Ke-anggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
!. Ketidakstabilan emosi.
. %danya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
2. %danya sikap menentang dan menantang orang tua.
3. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan9pertentang dengan orang tua.
*. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
+. "enang bereksperimentasi.
#. "enang bereksplorasi.
I. 0empunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
. Ke-enderungan membentuk kelompok dan ke-enderungan kegiatan berkelompok.
44
2.2.'. U-aa Pen;egahan Permasalah Kesehatan Remaja
$eberapa masalah remaja termasuk masalah kesehatan remaja perlu ditangani se-ara khusus dengan metode yang khusus pula, metode mendidik remaja adalah dengan'3
45
. 0engembangkan potensi remaja !. 0emandirikan remaja . 0emberikan kemampuan untuk beradaptasi dan berperilaku yang diperlukan remaja dalam memgatasi tantangan dan kebutuhan hidup sehari9hari. %tas dasar metode ini, dalam menangani permasalahan remaja, perlu dikembangkan pola pendidikan yang berorientasi pada kesehatan psikososial remaja. Kompetensi psikosoial adalah seluruh kemampuan yang berorientasi pada aspek kejiwaan seseorang terhadap diri sendiri dan interaksinya dengan orang lain serta lingkungan sekitarnya dalam konteks kesehatan, Kompetensi psikososial tersebut antara lain'* . 4mpati, yaitu kemampuan untuk memposisikan perasaan orang lain pada diri sendiri. !. Kesadaran diri, adalah kemampuan untuk mengenal diri sendiri tentang karakter, kekuatan, kelemahan, keinginan, dan penolakan. . Pengambilan keputusan, adalah kemampuan yang dapat membantu kita untuk mengambil keputusan se-ara konstruktif dengan membandingkan pilihan alternatif dan efek samping yang menyertainya. 2. Peme-ahan masalah, adalah kemampuan untuk memungkinkan kita dapat menyelesaikan masalah se-ara konstruktif. 3. $erpikir kreatif, yaitu kemampuan untuk menggali alternatif yang ada dan berbagai konsenkuensinya dari apa yang kita lakukan. *. $erpikir
kritis,
yaitu
kemempuan
pengalaman9pengalaman se-ara objektif.
46
menganalisa
informasi
dan
+. Komunikasi efektif, kemempuan untuk mengekspresikan diri se-ara 8erbal maupun nnon98erbal yang mengikuti budaya dan situasi. #. &ubungan interpersonal, yaitu kemampuan yang dapat menolong kita berinterkasi dengan sesama se-ara positif dan harmonis. I. 0engatasi emosi, kemampuan keterlibatan dalam pengenalan emosi dalam diri sendiri dan orang lain. . 0engatasi stres, yaitu kempuan pengenalan sumber9sumber yang menyebabkan stres dalam kehidupan, bagaimana efeknya dan -ara mengontrol terhadap derajat stres Penerapan
kompetensi
psikososial
dalam
memberikan
pendidikan
keterampilan hidup sehat pada remaja dilakukan dengan' + . Pemberian pembelajaran mengenai kesehatan baik kesehatan fisik atau psikologis, materi yang dapat diberikan antara lain' masalah giEi, higienitas fisik dan lingkungan, bahaya narkoba, kesehatan reproduksi remaja, penyakit menular seksual (P0"), kepribadian dan konsep diri, terapi psikologis, dan lain sebagianya. !. Penjaringan masalah, hai ini dilakukan setelah memahami berbagai pengetahuan yang diberikan sebelumnya. Kader kesehatan remaja dituntut untuk menjadi fasilitator pada pengatasan masalah yang dialami teman sebayanya. 0etode penyaringan masalah dapat dilakukan dengan sistem pelaporan atau sistem angket. "edangkan metode untuk pee-ahan masalah antara lain dengan -eramah, -urah pendapat, diskusi kelompok, debat, dan simulasi.
47
paya
yang
dilakuakan
lingkungan
pendidikan
untuk
mengatasi
permasalahan remaja dengan melaksanakan kebijakan sebagai berikut'# . 0enetapkan sekolah sebagai Kawasan =anpa Rokok (K=R) melalui 1nstruksi 0enteri Pendidikan dan Kebudayaan R1 o 2//II+. !. Peningkatan penanggulangan penyalahgunaan narkoba dikalangan siswa dilakukan oleh kepala sekolah dengan -ara meningkatkan akti8itas dan kreatifitas
siswa
sehingga
menghindarkan
siswa
dari
perilaku
menyimpang. . Pemberian materi bahaya penyalahgunaan narkoba pada setiap pelatihan guru mata pelajaran apapun tingkat "0%/"0K. 2. 0enginteraksikan informasi tentang kesehatan reproduksi pada mata pelajaran yang rele8an. 3. 0engembangkan program
li"e s$ill education atau keterampilan
psikososial untuk men-egah penyalahgunaan narkoba. Pengembangan perilaku hidup sehat, kemampuan mengambil keputusan, berpikir kritis yang perlu dimiliki oleh peserta didik.
Pen;egahan 7asalah Kesehatan Remaja 1. 7asalah di 0idang re-rodu$si remaja
paya promosi dan pen-egahan masalah kesehatan reproduksi juga perlu diarahkan pada masa remaja atau peralihan dari masa anak menjadi dewasa, dimana perubahan9perubahan dari bentuk dan fungsi tubuh terjadi dalam waktu relatif -epat. 1nformasi dan penyuluhan, konseling dan pelayanan klinis perlu ditingkatkan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi remaja.
48
Pemberian informasi dan pendidikan tersebut harus dilakukan dengan menghormati kerahasiaan dan hak9hak pri8asi lain mereka.I 0asalah kesehatan seksual dan reproduksi adalah isu9isu seksual remaja, termasuk kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi tidak aman, penyakit menular melalui seks, dan &17 / %1D", dilakukan pendekatan melalui promosi perilaku seksual yang bertanggung jawab dan reproduksi yang sehat, termasuk disiplin pribadi yang mandiri, serta dukungan pelayanan yang layak dan konseling yang sesuai se-ara spesifik untuk umur mereka. ! "alah satu masalah yang sangat men-olok di bidang reproduksi remaja adalah seks pranikah, berikut ini adalah beberapa alternatif upaya pen-egahan hubungan seks pranikah pada remaja menurut %ryani (!)' 3 a. 0engurangi besarnya dorongan biologis dengan -ara menghindari memba-a buku atau melihat film/majalah yang menampilkan gambar yang merangsang nafsu birahi, membiasakan mengenakan pakaian yang sopan dan tidak merangsang serta membuat kelompok9kelompok kegiatan positif dan bermanfaat untuk mengembangkan diri. b. 0eningkatkan kemampuan mengendalikan dorongan biologis dengan -ara pendidikan agama dan budi pekerti, penerapan hukum9hukum agama dalam kehidupan sehari9hari, menghindari penggunaan narkoba dan orang tua atau guru menjadi model dalam kehidupan sehari9hari, artinya orang tua tidak melakukan hubungan di luar pernikahan, selalu setia pada pasangan. -. 0embuka informasi kesehatan reproduksi bagi remaja. Pendidikan kesehatan reproduksi jangan dilihat se-ara sempit sebagai sekedar
49
hubungan seksual saja. 1ni perlu dilaksanakan pada remaja, bahkan bisa dilakukan lebih dini. d. 0enghilangkan kesempatan melakukan hubungan seks pranikah dengan beberapa upaya dari orang tua dan masyarakat di antaranya sebagai berikut' ) 6rang tua memberikan perhatian pada remaja dalam arti tidak mengekang remaja, namun memberikan kebebasan yang terkendali. !) 6rang tua tidak memberikan fasilitas (termasuk uang saku) yang berlebihan. Penggunaan uang harus termonitor oleh orang tua. 6rang tua mengarahkan dan memfasilitasi kegiatan yang positif melalui kelompok sebaya sebagai wahana bagi pengembangan talenta remaja. ) Dukungan dari pemerintah juga diperlukan, misalkan melalui pengawasan
pasangan9pasangan
remaja
di
tempat
wisata'
persyaratan menunjukkan surat nikah bagi pasangan yang menginap di hotel/motel 2. Pen;egahan In"e$si 7enular Se$sual dan #I<3AI!S -ada Remaja )
0eskipun remaja merupakan sasaran primer dalam program penanggulangan 10"/%1D", tidak ada perbedaan yang prinsipil pen-egahan 10"/%1D" pada remaja maupun pada masyarakat umum. Kegiatan pokok seperti Komunikasi, 1nformasi, dan 4dukasi (K14), tindakan pen-egahan, pada kelompok risiko tinggi, penemuan khusus se-ara dini, penatalaksanaan yang tepat, uji saring dan pela-akan kontak dan konseling harus dilaksanakan pada remaja.
50
a. Program sekolah Di sekolah, tempat belajar sebagian besar remaja, merupakan tempat yang -ukup ideal untuk memberikan pendidikan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi remaja. =ermasuk di dalam materi pelajaran misalnya mengenai 10" se-ara garis besar, pergaulan antar remaja dan perilaku seksual yang sehat, umur yang -ukup baik untuk hubungan seks, kehamilan yang dikehendaki, dan bahaya9bahaya pengguguran kandungan. Kita dapat memberikan penekanan pada adat dan budaya ketimuran yang menyangkut norma perkawinan dan norma agama. amun program sekolah memiliki keterbatasan waktu dan kurikulum dalam mengatasi hal diatas, maka pihak sekolah bersama pemerintah dan lembaga terkait harus pandai dalam memilah masalah yang penting untuk diketahui. b. >uar sekolah K14 juga sangat mungkin diberikan di luar sekolah, pada organisasi luar sekolah seperti himpunan muda9mudi. 0elalui >"09>"0 yang menyangkut permasalahan remaja dapat diikutsertakan. Pembinaan luar sekolah yang amat penting adalah pendidikan dalam keluarga. -. 0edia masa Di era komunikasi informasi ini media masa memiliki peran untuk menyampaikan
informasi
kepada
masyarakat,
terutama
untuk
mempromosikan hal9hal yang bersifat spesifik seperti manfaat pemakaian kondom, bagaimana mestinya remaja berprilaku seksual yang sehat, dan lain sebagainya.
51
%. Pen;egahan Penggunaan NAP=A )
%da upaya yang dapat dilakukan dalam pen-egahan penggunaan %P@% antara lain' a. Pen-egahan primer, deteksi dini penyalahgunaan %P@%. &al yang perlu diperhatikan adalah Kelompok risiko tinggi. Kelompok Risiko =inggi adalah orang yang belum menjadi pemakai atau terlibat dalam penggunaan %P@% tetapi mempunyai risiko untuk terlibat hal tersebut, mereka disebut juga Potential ser (-alon pemakai, golongan rentan). "ekalipun tidak mudah untuk mengenalinya, namun seseorang dengan -iri tertentu (kelompok risiko tinggi) mempunyai potensi lebih besar untuk menjadi penyalahguna %P@% dibandingkan dengan yang tidak mempunyai -iri kelompok risiko tinggi. 0ereka mempunyai karakteristik sebagai berikut ' ) %%K ' %nak yang sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan (tidak tekun), anak yang sering sakit, anak yang mudah ke-ewa, anak yang mudah murung, anak yang sudah merokok sejak "ekolah Dasar, anak yang agresif dan destruktif, anak yang sering berbohong,men-ari atau melawan tatatertib. !) R40%?% ' Remaja yang mempunyai rasa rendah diri, kurang per-aya diri dan mempunyai -itra diri negatif, remaja yang mempunyai sifat sangat tidak sabar, remaja yang diliputi rasa sedih (depresi) atau -emas (ansietas), remaja yang -enderung melakukan sesuatu yang mengandung risiko tinggi/bahaya, remaja yang -enderung memberontak, remaja yang tidak mau mengikutu
52
peraturan/tata nilai yang berlaku, remaja yang kurang taat beragama, remaja yang berkawan dengan penyalahguna %P@%. b. Pen-egahan "ekunder ' mengobati dan inter8ensi agar tidak lagi menggunakan %P@%. -. Pen-egahan =ersier ' merehabilitasi penyalahgunaan %P@%. Gang
dapat
dilakukan
di
lingkungan
keluarga
untuk
men-egah
penyalahgunaan %P@% ' . !. . 2. 3. *. +.
0engasuh anak dengan baik. iptakan suasana yang hangat dan bersahabat 0eluangkan waktu untuk kebersamaan. 6rang tua menjadi -ontoh yang baik. Kembangkan komunikasi yang baik 0emperkuat kehidupan beragama. 6rang tua memahami masalah penyalahgunaan %P@% agar dapat berdiskusi dengan anak .
Gang dilakukan di lingkungan sekolah untuk pen-egahan penyalahgunaan %P@% ' U-aa terhada- sis>a , . 0emberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat penyalahgunaan %P@%. !. 0elibatkan siswa dalam peren-anaan pen-egahan dan penanggulangan penyalahgunaan %P@% di sekolah. . 0embentuk -itra diri yang positif dan mengembangkan ketrampilan yang positif untuk tetap menghidari dari pemakaian %P@% dan merokok. 2. 0enyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa (ekstrakurikuler). ). 0eningkatkan kegiatan bimbingan konseling.0embantu siswa yang telah menyalahgunakan %P@% untuk bisa menghentikannya. *. Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari hari.
U-aa untu$ men;egah -eredaran NAP=A di se$olah , . RaEia dengan -ara sidak
53
!. 0elarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan sekolah . 0elarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin guru 2. 0embina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak. 3. 0eningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan pulang sekolah.
2.%. U-aa Re5italisasi PKPR 2.%.1. !e"inisi Re5italisasi 21
Re8italisasi adalah upaya untuk meningkatkan kembali suatu kawasan atau bagian yang dulunya pernah hidup (8ital), akan tetapi mengalami kemunduran dan degradasi.g Proses re8italisasi men-akup aspek fisik dan aspek ekonomi dari suatu kawasan atau bagian. Re8italisasi fisik merupakan strategi untuk dapat meningkatkan kondisi fisik seperti, ketersediaan ruangan beserta perangkat lain yang dibutuhkan. Re8italisasi ekonomi dibutuhkan untuk perbaikan dan peningkatan ekonomi (econo#ic revitali%ation) yang merujuk kepada aspek sosial budaya dan aspek lingkungan (environ#ental o!&ective).g
2.%.2. Jejaring Kerjasama dalam PKPR
Program kesehatan remaja memerlukan keterlibatan berbagai sektor baik Pemerintah, maupun non9pemerintah termasuk se-tor swasta >"0 dan organisasi profesi. Pemerintah tidak mungkin menyelesiakan permasalahan kesehatan remaja dengan bekerja sendiri, bahkan keterlibatan kelompok remaja sendiri merupakan kun-i keberhasilan program. 3 Dengan membentuk suatu jejaring kesehatan remaja akan diperoleh manfaat berikut'3 54
a. Keterlibatan berbagai mitra memungkinkan daya jangkau kesehatan remaja semakin luas. b. Keterlibatan berbagai mitra (pemerintah, non9pemerintah dan swasta) membuat pelaksanaan dan pen-apaian program kesehatan remaja semakin efektif dan efisien karena tidak terjadi tumpang tindih dan ada saling kontrol pengguna dana. -. Koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi pelaksanaan program kesehatan remaja antar berbagai mitra jejaring akan memper-epat pen-apaian tujuan program kesehatan remaja. d. 1dentifikasi sumber daya yang dimilki antar mitra memungkinkan peren-anaan program lebih terintegrasi dan komprehensif. e. %danya efek sinergi dan simbiose mutualisme antar mitra jejaring kesehatan remaja sehingga dampak ganda (#ultiplier e""ect ) positif dari lingkungan manajemen dan interaksi antar mitra lebih terjamin. f. $eban kerja pen-apaian tujuan program kesehatan remaja menjadi lebih ringan. g. Kegiatan mitra menjadi lebih terfokus dan professional serta adanya optimalisasi sumber daya mitra yang bergabung dalam jejaring kesehatan remaja. %gar jejaring dapat berfungsi dan men-apai tujuan yang diharapkan, maka perlu ditetapkan mekanisme koordinasi dalam jejaring. Dari pengalaman ?ejaring asional Pen-egahan dan Penanggulangan Penyakit =idak 0enular (Pusat Promosi Kesehatan, DepKes, !) mekanisme koordinasi tersebut dapat dilakukan melalui '!! a. Pertemuan rutin antar anggota jejaring. %nggota jejaring se-ara bersama9 sama atau bergantian harus mengupayakan mekanisme pertukaran informasi
55
dan pengalaman misalnya melalui penyelenggaraan suatu lokakarya atau seminar nasional yang melibatkan seluruh anggota jejaring se-ara periodik. b. Komunikasi regular melalui sarana komunikasi. Perkembangan di bidang teknologi informasi sangat membantu ke-epatan dan efisiensi kerja suatu organisasi. ?ejaring sebaiknya mengoptimalkan penggunaan teknologi -anggih (melalui telpon/faL/email/telekonferensi/internet, dll). &al ini untuk memperlan-ar dan memfasilitasi komunikasi antar anggota jejaring. -. %danya informasi dasar nasional tentang berbagai kegiatan yang terkait dengan upaya kesehatan remaja. "alah satu kun-i sukses dalam upaya jejaring kesehatan remaja adalah terdokumentasikannya pengalaman dan keberhasilan penerapan berbagai modelmodel spesifik, dimana didasari hal tersebut masih -ukup lemah di 1ndonesia. Karena itu jejaring harus mendorong dan memfasilitasi adanya
data dasar
nasional sebagai
dokumentasi dan bukti atas upaya9upaya yang sudah dilaksanakan. d. %danya website yang terkait dengan masalah remaja. %nggota jejaring dapat berkomunikasi se-ara efektif dan efisien melalui internet. "0 atau organisasi lain yang terkait dengan kesehatan remaja perlu diidentifikasi dan disebarkan informasinya. "elain itu, link dan web serupa di luar negeri juga sangat membantu anggota jejaring untuk mengetahui perkembangan terkini dengan kesehatan remaja. e. 0emfasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan infrastruktur sesama anggota jejaring. ?ejaring menyiapkan informasi yang dapat diakses oleh setiap anggota jejaring untuk memperoleh bantuan teknis dan
56