KUMPULAN MATERI BAHASA INDONESIA SNMPTN TULIS (PERKIRAAN)
SCOUPY XII IPA 4 SMAN 1 PURWOKERTO 2011/2012 DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER
Paragraf deskr Paragraf deskripsi ipsi adalah paragraf yang bertujuan untuk membe memberikan rikan kesan kesan/impr /impresi esi kepad kepadaa pem pemba baca ca te terh rhad adap ap ob obje jek, k, ga gaga gasa san, n, te temp mpat at,, pe peris risti tiwa wa,, da dan n se sema macam camny nyaa ya yang ng in ingi gin n disampaika disam paikan n penu penulis. lis. Atau secara singkat paragraf desk deskripsi ripsi bisa diarti diartikan kan sebag sebagai ai paragr paragraf af yang yan g isi isinya nya men mengga ggamba mbarka rkan n sua suatu tu obj objek ek seh sehing ingga ga seh sehing ingga ga pem pembac bacaa bis bisaa seo seolah lah-ola -olah h melihat dan merasakan apa yang tertulis dalam paragraf tersebut.
Beriktu ini adalah contoh paragraf deskripsi: "Pemandangan Pantai Parangtritis - Yogya sangat mempesona. di sebelah kiri terlihat tebing yang sangat tinggi dan di sebelah kanan kita bisa melihat batu karang besar yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat. Banyaknya wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Parangtritis ini membuat pantai ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Di pantai Parangtritis ini kita bisa bermain pasir dan merasakan hembusan segar angin laut. Kita juga bisa naik kuda ataupun angkutan sejenis andong yang bisa membawa kita ke area karang laut yang sungguh sangat indah. inda h. Diso Disore re hari hari,, kita bisa mel melihat ihat matahari matahari ter terbenam benam yang mer merupaka upakan n mom momen en sangat istimewa melihat matahari yang seolah-olah amsuk ke dalam hamparan air laut"
Paragraf narasi adalah penceritaan suatu kejadian secara runtut sesuai urutan waktu. Paragraf narasi sendiri dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu narasi eksposisi dan narasi sugestif. Narasi eksposisi merupakan karangan yang bertujuan menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sedangkan narasi sugestif adalah karangan narasi yang berusaha memberikan makna pada peristiwa atau kejadian itu sebagai pengalaman atau lebih menggunakan bahasa konotatif untuk memberikan kesan imajinasi.
Berikut ini adalah contoh paragraf narasi :
Liburan sekolah beberapa tahun yang lalu, saya dan ibu pergi ke Pontianak. Pontianak merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat. Di Pontianak, banyak sekali keunikan dan tempat menarik yang merupakan ciri khas KOta Pontianak. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan pesawat. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintawang. Waktu tempuh menuju Sintawang kurang lebih sembilan jam dari Pontianak jika menggunakan mobil. daerah ini terkenal sebagai penghasil tenun ikat. Motif tenun ikatnya sangat unik dan coraknya sangat khas Kalimantan Barat. Harga tenun ikat ini tergolong mahal, tergantung motif dan bahannya. Harganya bisa mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan Rupiah.
Paragraf persuasi adalah bentuk karangan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang, baik pembaca maupun pendengar agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Salah satu bentuk paragraf persuasi yang dikenal secara umum adalah propaganda yang dilakukan berbagai badan, lembaga, atau perorangan.
Berikut ini adalah contoh - contoh paragraf persuasi : # Contoh 1
Banyak orang yang meremehkan sampah. Bahkan, tidak terpikirkan hal yang akan ditimbulkannya. Walaupun tempat sampah banyak disesidakan, tetapi kepedualian seseorang terhadap sampah sangat kurang. Sebagai siswa, kamu sebaiknya menyadari dan memiliki sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah sampah pada tempat sampah.
# Contoh 2
Kebersihan adalah hal terpenting dalam kehidupan. Tanpa kebersihan, mungkin dunia kita akan dipenuhi dengan sampah. Dimana - mana terjangkit beragam jenis penyakit yang akan menghantui manusia. Beragam bencana pun akan timbul. Oleh karena itu, marilah kita ciptakan kebersihan dimanapun kita berada.
# Contoh 3
Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semakin "obat kuat" untuk membangun rasa percaya diri. Jika rasa percaya diri itu sudah besar, kita dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, marilah kita melaksanakan praktik berpidato agar kita segera memperoleh ketrampilan atau bahkan kemahiran berpidato
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya. Paragraf eksposisi biasa digunakan untuk menyajikan pengetahu peng etahuan an / ilmu, definisi, definisi, peng pengertian, ertian, langkah-langk langkah-langkah ah suatu kegiatan, kegiatan, metod metode, e, cara, dan proses terjadinya
Adapun ciri-ciri paragraf eksposisi adalah sebagai berikut:
sesuatu
•
Berisi tentang pendapat, gagasan, atau keyak keyakinan inan penulis terhadap suatu masalah bidang tertentu
•
Uraian bersifat objektif, semata-mata hanya untuk menambah pengetahuan pembaca tanpa didasari maksud tertentu
•
Diperjelas dengan fakta yang dilengkapi dengan angka, peta, grafik, statistik, gambar atau bagan sebagai ilustrasi
•
Menggali melalui analisis dan sintesis
•
Paragraf diakhiri dengan penegasan, bukan ajakan atau permintaan dukungan
Berikut
ini
adalah
contoh
sebuah
paragraf
eksposisi:
Ejaan bahasa Indonesia denagn huruf latin sudah beber beberapa apa kali mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan bahasa dan masyarakat pemakainya. Mula-mula ejaan Van Ophuisen, yaitu ejaan resmi untuk bahasa Melayu dengan huruf latin, yang disusun oleh Prof Pr of.. Ch Ch.. Va Van n Op Ophu huis isen en ata atass pe peri rint ntah ah Pe Peme merin rinta tah h Hi Hind ndia ia Be Bela land ndaa pa pada da wak waktu tu it itu. u. Selanjutnya pada tahun 1947 berlaku ejaan baru utuk bahasa Indonesia . Ejaan itu dikenal dengan nama ejaan Suwandi karena yang menandatangani peresmian penggunaan ejaan itu seorang seoran g menteri bernama Mr. Suwandi. Suwandi. Ejaan bahasa Indonesia Indonesia yang berlaku berlaku sekarang adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang berlaku sejak tahun 1972
Ejaan yang Disempurnakan Singkatan
Contoh Pemakaian
Singkatan Singka tan nam namaa ora orang, ng, gel gelar, ar, sap sapaan aan,, S.S. Katmajaya, Muh. Yamin, M.B.A., jabatandiikuti tanda titik (.) M.Sc., S.E. Singkatan Singka tan nam namaa resm resmii lem lembag bagaa dit dituli uliss DPR,PGRI,PT, dll denganHuruf Besar tanpa titik Singkatan Singka tan umu umum m yan yang g terd terdiri iri atas tig tigaa Dll., dsb., hlm.,dll. huruf atau lebih diikuti tanda titik (.) Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, Cu, Rp (5.000,00), kg, TNT, cm tidak dak dii diikut kutii timb ti mban anga gan, n, ma mata ta ua uang ng ti tanda titik (.)
Penggunaan
Contoh
Menuli Menu lisk skan an na nama ma bu buku ku,, Tu Tuli lisa sann nnya ya di dimu muat at di da dala lam m ma maja jala lah h Bahas Bahasa a dan majalah maj alah,, ,, dan sur surat at kab kabar ar Sastra . yang dikutib dalam sebuah Buku Negarakertagama karangan Prapanca tulisan
Untuk Untu k me mene nega gask skan an at atau au Huruf pertama kata abad adalah a. men engk gkhu husu susk skan an hur uru uf, Dia bukan menipu tetapi ditipu. bag bagia ian n ka kata ta,, ka kata ta,, at atau au Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital kelompok kata Buatlah kalimat dengan berlepas tangan. Menuli Menu lisk skan an kat ataa na nama ma Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinta mangostana. ilmiah atau ungkapan asing Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini. yan ang g te tela lah h di disses esua uaik ikan an anta tara ra la lain in di dite terj rjem emah ahka kan n dal alam am Weltanschauung an ejaannya. ’pandangan dunia’. Tetapi:
Negara itu telah mengalami empat kali kudeta. Untuk pen Untuk penuli ulisan san yan yang g dil dilaku akukan kan den dengan gan tan tangan gan atau keti ke tika kan n , hu huru ruf/ f/ ka kata ta mi miri ring ng di dibe beri ri sa satu tu ga gari riss di bawahnya.
Penggunaan Awal kalimat Huruf Pertama Langsung
Contoh Dia Mengantuk. Apa maksudnya? Petikan Adik bertanya, ”Kapan kita pulang?” ”Besuk pagi,” kata Ibu, ”dia akan berangkat”. Bapak berkata,”Berhati-hatilah, Nak!”
Nama Tuhan Tuhan dan Kitab Kitab Suci Suci Allah, Tuha Tuhan n Yang Maha Kuasa, Kuasa, Al Qur’an, Qur’an, Weda, Weda, Islam Islam Gelar Kehormatan, 1. Sultan Sultan Agung, Haji Agus Salim, Nabi Ibrah Ibrahim, im, Yamin Yamin,, Keturunan, Keagamaan yang Mahaputra diikuti nama orang dan tidak 2. Dia baru saja diangkat menjadi sultan. Tahun ini ia pergi dipaka dip akaii ket ketika ika tid tidak ak dii diikut kutii naik haji. nama orang Nama jabata jabatan/pan n/pangkat gkat yang 1. Preside residen n Soek Soekarno, arno, Jender enderal al Ahmad Yani, Sekret Sekretaris aris dii iiku kuti ti na nama ma or oran ang g, ji jika ka Jenderal Departemen Pertanian, Gubernur DIY. tida ti dak k di diik ikut utii na nama ma or oran ang g 2. Siapakah gubernur DIY. Lusa Brigadir Jenderal maka hurufnya kecil Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal. N Nam amaa Or Oran ang g (t (teta etapi pi ti tida dak k 1. Ahmad, Surono, Dewi Sartika. untuk nama org yang dipakai 2. mesin diesel, 10 volt, 5 ampere sebagai ukuran) N Nam amaa ban ang gsa sa,, su suku ku,, da dan n 1. Bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris Baha Ba hasa sa (te (teta tapi pi ti tida dak k un untu tuk k 2. mengindonesiakan kata asing, keinggris-inggrisan kata dasar turunan) Nama Nama Tah Tahun, un, Bul Bulan, an, Har Hari, i, 1. Tahun Hijriah, hari Rabu, Proklamasi RI Harii ray Har raya, a, per perist istiwa iwa sej sejara arah h 2. Soekar Soekarno no dan Hat Hatta ta mem mempro prokla klamir mirkan kan kem kemerd erdeka ekan n (tetapi tidak untuk peristiwa
sejarah seja rah ya yang ng ti tida dak k di dipa paka kaii untuk nama)
bangsanya
Nama geografi (tetapi tidak 1.Asi 1.Asiaa Ten Tengah gah,, Ban Banyu yuwan wangi, gi, Gun Gunung ung Sem Semeru eru,, Tel Teluk uk untuk yang digunakan bukan Bintuni nama diri dan nama jenis) 2.berlayar ke teluk, menyeberangi selat. 3.garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon Nama lembaga, negar araa, 1. Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat. pemerintah, pemerintah, ketata ketatanegaraa negaraan, n, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Keputusan nama dokumen resmi kecuali Presiden RI, Nomor , Tahun 1977 kata seperti dan (kecuali 2. menjadi sebuah republik, menurut undang-undang yang yang bukan sebagai nama) berlaku Kata ula Kata ulang ng sem sempur purna na pad padaa Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, nama badan pemerintah dan Rancangan Undang-Undang Kepegawaian ketatanegaraan, serta dokumen resmi Semua hur Semua huruf uf per pertam tamaa pad padaa namaa buk nam buku, u, maj majalah alah,, jud judul ul kar aran ang gan te term rmas asuk uk ka kata ta ulan ul ang g se semp mpur urna na,, ke kecu cual alii kata di, ke, dari, dan, yang, jika tidak sebagai kata untuk jika awal Singk Sin gkat atan an Pan ang gka kat, t, gelar, dan sapaan
Saya membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Bacalah majalah Bahasa dan Sastra. Dia adalah agen koran Suara Pembaharuan. Ia menyelesaikan makalah ”Asas-Asas Hukum Perdata”
nmaa Dr., M.A., S.E., Prof., Tn.(tuan), Ny. (nyonya) nm
Kata pe Kata penu nunj njuk uk hu hubu bung ngan an 1. ”Kapan Bapak berangkat?” tanya Andi kekerabatan (bapak, ibu, dll) Adik bertanya, ”Apa itu, Bu?” yang dipakai dalam Surat Saudara sudah saya terima. penya penyapaa paan n atau pen pengac gacuan uan (tetap (te tapii tid tidak ak dip dipaka akaii ket ketika ika Besuk Paman datang. bukan pengacuan atau Mereka mengunjungi rumah Pak Camat. penyapaan) Para ibu mengunjungi Ibu Hasan 2.Kita harus menghormati bapak dan ibu. Semua kakak saya sudah berkeluarga. Kata ganti Anda
Sudahkah Anda tahu? Surat Anda telah kami terima.
Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Contoh:
Ali ’kan kusurati. (’kan= akan)
Januari ’99. (Januari 1999)
Pemakaian
Contoh
Di dal alam am no nomo morr sur urat at da dan n No.7/PK/1989 nomor pada alamat dan Jalan Kramat III/19 pen penan anda daan an ma masa sa sa satu tu ta tahu hun n yang terbagi dalam dua tahun Tahun anggaran 2009/2010 takwim. Pengganti kata atau, tiap.
Dikirimkan lewat darat/laut. Harganya Rp230/lembar
Pemakaian
Contoh
Mengapit petikan yang Tanya Basri,”Engkau tersusun di dalam petikan lain. bunyi ’kring-kring’ tadi?”
dengar
Mengapit makn Mengapit makna, a, terjemahan, terjemahan, Feed-back ’balikan’ atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Pemakaian
Contoh
Mengap Meng apit it pe peti tika kan n la lang ngsu sung ng ”Saya belum siap”, kata Mira. yang berasal dari pembicaraan Pasal 36 UUD dan naskah atau bahan tertulis berbunyi,”Bahasa.... .” lain.
1945
Mengapit judul syair, Bacalah ”Bola Lampu” dalam buku Dari karangan, atau bab buku yang Suatu Masa, dari Suatu Tempat. dipakai dalam kalimat Sajak ”Berd rdiiri Aku” terdapat pada halaman 5. Mengapit Mengap it ist istila ilah h ilm ilmiah iah yang yang Per Perkej kejaan aan itu dil dilaks aksana anakan kan den dengan gan cara kurang dikenal atau kata yang ”coba dan ralat” saja. memiliki arti khusus. Tanda petik penutup mengikuti Kata Tono, ”Saya juga ikut.” tand ta ndaa ba baca ca ya yang ng me meng ngak akhi hiri ri petikan langsung. Tandaa ba Tand baca ca pe penu nutu tup p ka kali limat mat Kar Karena ena war warna na ku kulitn litnya, ya, Bud Budii men mendap dapat at atau bagian kalimat julukan ”si Hitam”. ditempatkan ditem patkan di belaka belakang ng tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat
atau bagian kalimat.
Pemakaian
Contoh
Mengap Meng apit it ka kata ta,, hu huru ruf, f, at atau au Sang Sapurba kelompok kata sebagai koreksi gemerisik. atau at au ta tamb mbah ahan an pa pada da ka kali lima matt atau bagian kalim imaat yang ditulis oleh orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu mema me mang ng te terd rdap apat at di da dala lam m naskah aslinya.
men[d]engar
bunyi
Mengap Meng apit it ke kete teran ranga gan n dala dalam m Persamaan kedua proses ini (perbedaannya kali ka lima matt pe penj njel elas as ya yang ng su suda dah h dibicar araakan di dalam Bab II [lihat bertanda kurung. halaman 1—2] perlu dibentangkan di sini.
Pemakaian
Contoh
Mengapit tambahan Bagian Per ereencanaan sudah selesai keterangan atau penjelasan menyusun DIK (Daftar Isian Khusus). Mengap Meng apit it ke kete tera ran nga gan n at atau au Saj Sajak ak Tra Trangg nggono ono yan yang g ber berjud judul ul ”Ub ”Ubud” ud” penjelasan yang bukan bagian (nama tempat di Bali) ditulis pada tahun integral pokok pembicaraan. 1962. Mengapit huruf atau kata yang Pejalan kaki keha ke hadi dira rann nnya ya di da dalam lam te teks ks Surabaya. dapat dihilangkan.
itu
bera rassal dari
(kota)
Mengapit kata atau huruf yang Faktor produksi menyangkut masalah (a) Mengapit memerinci satu urutan alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal keterangan.
Dipaka Dipa kaii se sesu suda dah h un ungk gkap apan an at atau au pe pern rnya yata taan an ya yang ng be beru rupa pa se seru ruan an at atau au pe peri rint ntah ah yg menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Contoh :
Alangkah seramnya peristiwa itu! Bersihkan kamar itu sekaang juga! Merdeka!
Pemakaian Dip Dipakai akai pada ada kal kalim imat at tan tanya
Contoh Kapa Kapan n ia ia ber beran angk gkat at?? Saudara tahu, bukan?
Dipakai di dalam tanda kurung Ia dilahirkan pada tahun 1983(?) untu ntuk meny enyatak atakan an bagia agian n Uangnya sebanyak 10 juta (?) hilang. kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Pemakaian
Contoh
Dipa Dipaka kaii dala dalam m kali kalimat mat yang yang Kala Kalau u begi begitu tu.. .... .... .... .... .... ...y .ya, a, terputus-putus. bergerak.
mari marila lah h
kita kita
Menu Menunj njuk ukka kan n bahw bahwaa dala dalam m Seba Sebabb-se seba bab b keme kemero roso sota tan. n... .... .... .... ..ak akan an suatu kalimat atau naskah ada diteliti lebih lanjut. bagian yang dihilangkan. Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan Jika bagian kima tyang dengan hati-hati.... dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat empat buah buah titi titik. k. Tiga Tiga buah buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat. Catatan:
Pemakaian
Contoh
Membat Memb atas asii pe peny nyis isip ipan an ka kata ta Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan atau at au ka kali lima matt ya yang ng me memb mber erii te terc rcap apai ai—d —dip iper erju juan angk gkan an bang ba ngsa sany nyaa pen penje jela lassan di lu luar ar ban ang gun sendiri. kalimat. Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
Rangka Rang kaian ian te temu muan an in ini— i—ev evol olus usi, i, te teor orii kenisbian, dan kini juga pembelahan atom —telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Dipakai di antara dua bilangan, 1910—1989 tanggal, atau nama kota Jakarta—Bandung dengan den gan art artii ’sa ’sampa mpaii den dengan gan’’
atau ’sampai ke’. Catatan:
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua tanda hubung tanp spasi sebelum dan sesudahnya.
Pemakaian
Contoh
suku-suku kata Disamping Menyambung suku-suku dasar yang terpisah oleh ju pergantian baris.
ca r a la m a ga cara yang baru.
Suku Suku kata kata beru berupa pa satu satu voka vokall 1. Sa Saya sedang memandangi tidak ditempatkan pada awan. (SALAH) ujung/pangkal baris. 2. Saya sedang memandangi awan. (BENAR) Menyambung awalan awalan dengan dengan Kini ada cara yang baru untuk bag bagia ian n kata kata di belak belakan angn gnya ya mengukur panas. atau atau akhi akhira ran n deng dengan an bagi bagian an Kuku Kukura ran n baru baru ini ini memu memud dahka ahkan n kita kita kata di depannya pada me- ngukur kelapa. pergantian baris Senjata ini merupakan alat pertahanan yang canggih. Menyambung unsur-unsur kata ulang.
Anak Anak-an -anak ak,, merahan.
beru berula lang ng-u -ulan lang, g,
keme kemera rahh-
Angka 2 hanya dipakai untuk tulisan cepat saja. Menyambung huruf kta yang p-a-n-i-t-i-a diej diejaa satu satu-s -sat atu u dan dan bagi bagian an-- 17-8-1974 bagian tanggalnya.
Boleh dipakai untuk Ber-evolusi, dua puluh lima-ribuan (20 x memp memper erje jela lass (i) (i) hubu hubung ngan an 5000) bagian-bagian kata atau ungkapan dan (ii) Bandingkan dengan: penghilangan bagian kelompok Be-revo Be-revolus lusi, i, dua-pu dua-puluh luh lima lima ribuan ribuan (1 x kata. 25000) Mera Meran ngkai gkaika kan n (i) (i) se dengan Se-Ind Se-Indone onesia sia,, hadiah hadiah ke-1, ke-1, tahun tahun 50-an, 50-an, kata kata beriku berikutny tnyaa yang yang dimula dimulaii mem-PHK-kan, mem-PHK-kan, hari-H, Sinar-X, Sinar-X, MenteriMenteridengan huruf capital, Sekretaris Negara (ii) ke dengan angka, (iii) angka dengan an, (iv) sing singka kata tan n berh berhur uruf uf kapi kapita tall dengan imbuhan, dan (v) nama jabatan rangkap. Merangk Merangkaik aikan an
unsur unsur bahasa bahasa di- smash, smash, pen-tackle- an
Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Pemakaian
Contoh
Dapat dipakai pada akhir suatu Kita sekarang memerlukan perabot: kursi, pernyataan lengkap jika diikuti meja, dan sendok. rangkaian atau pemerian. Hanya ada dua pilihan: hidup atau mati. Tidak dipakai jika pemerian itu Kita memerlukan meja, kursi, dan sendok. meru merupa paka kan n pele peleng ngka kap p yang yang mengakhiri pernyataan. Sesu Sesuda dah h kata kata atau atau ungk ungkap apan an Ketua : Joya yang memerlukan pemerian. Sekretaris: Anjar Teks drama sesudah kata yang Ibu : ”Jangan...!” menu menunj njuk ukka kan n pela pelaku ku dala dalam m Amir : ”Lepaskan”. percakapan. (i) (i) di anta antara ra jili jilid d atau atau nomo nomor r Tempo, I (1971), 34:7 dan halaman, (ii) di antara bab Surah Yaasin:9 dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Pemakaian
Contoh
Memisa Memi sahk hkan an bagi ba gian an-ba -bagi gian an Ma Mala lam m ma maki kin n la laru rut; t; pe peke kerj rjaa aan n be belu lum m kalimat sejenis dan setara. selesai juga. Pengga Peng gant ntii ka kata ta pe peng nghu hubu bung ng Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; untu un tuk k me memi misa sahk hkan an ka kali lima matt ibu bekerja di dapur; adik makan. yan ang g se seta tara ra dal alam am kal alim imat at majemuk.
Pemakaian
Contoh
Dipaka Dipakaii dianta diantara ra unsurunsur-uns unsur ur Saya membeli kertas, pena, dan peniti. dala dalam m suat suatu u peri perinc ncia ian n atau atau Satu, dua,.....tiga! pembilangan Untu Untuk k memi memisa sahk hkan an kali kalima matt Saya ingin datang, tetapi hari hujan. setara setara yang yang satu satu dari dari kalima kalimatt
setara berikutnya yang Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak didahului oleh kata Kamsi. (seperti: tetapi atau melainkan ) . Memisahkan anak kalimat dari Kalau hari hujan, saya tidak akan pergi. induk kalimat jika anak kalimat Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. itu mendahului induk kalimat. Di belakang kata atau Oleh karena itu, kita harus berhati-hati. ungkapan penghubung Jadi, soalnya tidak semudah itu. anta antark rkal alim imat at yang yang terd terdap apat at pada pada awal awal kalimat kalimat.. Termas Termasuk uk di dalamn dalamnya ya oleh oleh karen karena a itu, itu, ja jadi, di, lagi agi pul pula, me mesk skiipun begitu, akan tetapi. Memisahkan kata seperti o, ya, O, begitu? wah, wah, aduh, aduh, kasih kasihan, an, dsb. dsb. dari Wah, bukan main! kata yang yang lain lain yang yang terd terdap apat at dalam kalimat. Memisahkan Memisahkan petikan petikan langsung langsung Kata Ibu, “Saya gembira sekali”. dari bagian lain dalam kalimat. “Saya gembira sekali”, kata Ibu, “karena kamu lulus”. Diantara (i) nama dan alamat, Sdr. Abdul, Jalan Pisang Baru 1, Bogor, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) Jawa Barat. temp tempat at dan dan tang tangga gal, l, dan dan (iv) (iv) nama nama tempat tempat dan wilyah wilyah atau negeri yang ditulis berurutan. Menc Mencer erai aik kan bagia agian n nama ama Alis Alisja jahb hban ana, a, Suta Sutan n Takd Takdir ir.. 1949 1949.. Tata yang dibalik susunannya dalam Bahasa Baru Indonesia. daftar pustaka. Di antara bagian-bagian dalam W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia catatan kaki. Untuk Untuk Karang-me Karang-mengar ngarang ang (Jogjakarta:UP Indonesia, 1976), hlm.4. Diantara nama orang dan gelar B. Ratulangi, S.E. akademik yang mengikutinya. Ny. Badingah, M.A. Di muka angka persepuluhan at 12,4 m dianta diantara ra rupiah rupiah dan sen yang Rp12,23 dinyatakan dengan angka. Mengapit keterangan tambahan Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali. yang sifatnya tidak membatasi. Daerah kami, misalnya,............. .
Bandingkan: Semua siswa yang mendaftarkan............ .
lulus
ujian
Untuk menghindari salah baca Atas bantua bantuan n Agus, Agus, saya saya menguc mengucapk apkan an di belaka belakang ng keteran keterangan gan yang yang terima kasih. terdapat pada awal kalimat
Tdiak dipakai untuk ”Di mana Anda tinggal?” tanya Karim. memisahkan memisahkan petikan petikan langsung langsung ”Berdiri lurus-lurus!” perintahnya. dari bagian lain yang mengir mengiring inginy inyaa dalam dalam kalimat kalimat jika petikan langsung itu bera berakh khir ir deng dengan an tand tandaa tanya tanya atau tanda seru.
Pemakaian Pada akhir kalimat Tanya atau seru.
yg
Contoh bukan Ayahku tinggal di Solo. Hari ini tanggal 4 April 2009.
Di akhir angka/huruf dalam suatu a.III. Departemen Dalam Negeri bagan, ikhtisar, atau daftar. A. Dirjen. Pemgangunan B. Dirjen Agraria b. 1.Patokan Umum 1.1 Isi 1.2 Tata cara 1.2.1 Gambar 1.2.2 Tabel Untu Untuk k memi memisa sahk hkan an angk angkaa jam, jam, Pukul 13.34.12 menit, dan detik yang menunjukkkan waktu. Dian Dianta tara ra nam nama pen penulis ulis,, jud judul Sire Sirega gar, r, Mera Merari ri.1 .192 920. 0. Azab dan tuli tulisa san n yang yang tida tidak k bera berakh khir iran an Sengsara.Weltevreden:Balai Poestaka. dengan tanda tanya dan tanda seru, dan dan temp tempat at terb terbit it dala dalam m daft daftar ar pustaka. Memi Memissahka ahkan n bil bilan ang gan rib ribuan uan .
12.0 12.00 00, 13,3 13,344 44.2 .230 30 Gempa itu menewaskan 1.980 jiwa.
Tidak dipakai untuk Lihat halaman 11234. memisahkan memisahkan bilangan yang tidak Nomor gironya 4335355. menunjukkan jumlah.
dipaka kaii pada pada akhi akhirr judu judull Salah Asuhan Tidak dipa yang merupakan kepala karangan Acara Kunjungan Adam Malik atau atau kepa kepala la ilus ilustr tras asi, i, tabe tabel, l, dan dan sebagainya. dipakai akai di bela belaka kan ng (1) (1) Jalan Diponegoro 23 Tidak dip alamat pengirim dan tanggal surat Jakarta atau (2) nama dan alamat penerima surat. Yth. Sdr. Muh. Hasan
Palembang
Akronim: singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata yang diperlakukan sebagai kata.
Akronim
Contoh Pemakaian
Gabungan dari huruf awal dari ABRI, LAN, TNI, dll. Gabungan dere de rett ka kata ta ma maka ka se selu luru ruhn hnya ya ditulis dengan huruf besar Nama diri yang berupaAkabri, Bappenas, Iwapi, dll. gabungan suku kata atau huruf dan suku kata dari deret kata dit itul ulis is den eng gan hu huru ruff aw awal al huruf kapital Akronim yang bukan pemilu, rudal, tilang meru me rupa paka kan n na nama ma di diri ri di ditu tuli liss dengan huruf kecil
Kata Ganti, kata Depan, dan Si (Sang)
1.
Kata ganti ku, mu, kau, dan nya (Ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya)
Contoh: Kumilik, darinya 2.
Kata Depan di, ke, dan dari
Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada Contoh: Kain itu terletak di dalam lemari Bermalam saja di sini Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan Ia datang dari Jogja kemarin Kecuali: Si Amin lebih tua daripada Nia Kami percaya kepadanya Ia masuk lalu keluar lagi
Kemarikan buku itu Semua orang terkemuka di desa itu hadir. Bawa kemari buku itu 3.
Kata si dan sang
Ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh: Harimau itu marah sekali pada sang Kancil. Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
Kata Ulang
Ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung Anak-anak, hulu Anak-anak, hulubalang balang-hulub -hulubalang, alang, sayur sayur-mayu -mayur,cent r,centang-pa ang-parentan rentang, g, berjal berjalan-jala an-jalan, n, terus terus-menerus, tukar-menukar, dibesar-besarkan
Partikel
Penggunaan
–lah, -kah, dan –tah
Contoh
ditulis serangkai dengan kataApakah yang tersirat dalam buku itu? yang mendahuluinya Siapakah gerangan dia? Apatah gunanya bersedih hati?
pun
ditulis terpisah dari kata yangApa pun yang dimakannya, ia tetap mendahulu mendahului. i. Kecuali Kecuali kata yngkurus. sudah padu: adapun, adapun, maupun, maupun, Hendak pulang pun sudah tidak ada ataupun, dsb. kendaraan. Ayah pergi, adik pun ingin pergi
Per (mulai, Ditulis terpisah demi, dan tiap)
Penggunaan
Pegawai digaji per 1 April. Mereka masuk satu per satu. Harga kain Rp2000,00 per meter
Contoh
Kata gabungan gabungan (majemuk) (majemuk) ditulis ditulis Duta besar, rumah sakit, meja tulis, model linier, terpisah per perse segi gi panj panjan ang, g, simp simpan ang g empa empat, t, kere kereta ta api api cepat luar biasa, orang tua
Gabu Gabung ngan an kata kata yang yang term termas asuk uk Alat Alat pand pandan angg-de deng ngar ar,, anak anak-i -ist stri ri saya saya,, buku buku istilah khusus yang mungkin dapat sejarah-baru, watt-jam, orang-tua muda, mesinmeni menimb mbul ulka kan n sala salah h peng penger ertia tian, n, hitung tangan diberi tanda hubung
Ditulis serangkai
Acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, beasiswa, darmawisata, bilamana, baran barangka gkali, li, bumipu bumiputera tera,, daripa daripada, da, dukaci dukacita, ta, mata mataha hari, ri, kilo kilome mete ter, r, mana manasu suka ka,, kacam kacamata ata,, olahra olahraga, ga, padaha padahal, l, periba peribahas hasa, a, parama paramasas sastra, tra, segi segiti tiga ga,, sapt saptam amar arga ga,, suka sukaci cita ta,, suka sukare rela la,, saputangan, saripati, sebagaimana, puspawarna,
Penggunaan
Contoh
Imbuhan (awalan, sisipan, Ber geletar, geletar, penetapan, menengok akhiran) dituli dituliss serang serangkai kai dengan kata dasarnya Jika Jika kata kata dasa dasarn rnya ya adal adalah ah kata kata Bertepuk tangan, garis bawahi, mengan sungai, gabungan, awalan, atau sebar luaskan akhiran ditu dituli liss sera serang ngka kaiidengan kata ata lang langsu sung ng meng engiku ikuti atau atau mendahuluinya Ditu Dituli liss sera serang ngka kaii dengan kata Menggarisbawahi ahi, menyebarl arluask askan, dasar dasar yang yang mendap mendapat at awalan awalan dan dilipatgandakan, penghancurleburan akhiran sekaligus
Jika salah satu unsur gabungan kata Adipati, Adipati, aerodinamik aerodinamika, a, antarkota, antarkota, dekameter, dekameter, hany hanyaa dipa dipaka kaii dala dalam m komb kombin inas asi, i, semi semipr prof ofes esio iona nal, l, manc mancan aneg egar ara, a, dwiw dwiwarn arna, a, makaditulis serangkai dasawarsa, dasawarsa, narapidana, narapidana, pramuniaga, pramuniaga, swadaya, swadaya, ekstrakurikuler, ultramodern. Jika bertem bertemu u dengan dengan kata kata yang yang 1. Jika berawalan huruf besar maka diberi tanda hubung (-) 2. Jika kata hubungnya maha diikuti oleh kata esa dan dan kta kta yang yang buka bukan n kata kata dasar, maka ditulis terpisah
1. non-In non-Indon donesi esia, a, pan-Afr pan-Afrika ikanis nisme me
1. MudahMudah-mud mudaha ahan n Tuha Tuhan n Yang Yang Maha Maha Esa melindungi ia. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
Pembeda antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk adalah jumlah klausa yang ada di dalam kalimat. Sebuah kalimat dikatakan kalimat tunggal jika dalam kalimat tersebut hanya terdapat sebuah klausa. Sedangkan yang dimaksud dengan kalimat majemuk yaitu
kalimat yang terdiri atas lebih dari satu klausa. Contoh kalimat tunggal • Ibu memasak nasi • Kami menonton film horor Kalimat mejemuk jika dilihat dari sifat hubungan antar klausa di dalam kalimat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu kalimat majemuk koordinatif (kalimat majemuk setara), kalimat majemuk subordinatif (kalimat majemuk bertingkat), dan kalimat majemuk kompleks. A. Kalimat Majemuk Koordinatif (kalimat majemuk setara) Kalimat majemuk koordinatif adalah kalimat majemuk yang klausa-klausanya memiliki status yang sama, yang setara, atau yang sederajat. Sebagai penghubung antar klausa dalam kalimat majemuk koordinatif digunakan konjungsi koordinatif, yaitu dan, atau, tetapi, dan lalu. Namun demikian tidak menutup kemungkinan konjungsi dalam kalimat jenis ini tidak digunakan. Contoh : Dia datang dan duduk di sebelah saya. Saya sudah makan banyak, tetapi masih saja lapar. Saya duduk, ayah berdiri, dan adik berlari-lari. Dia datang, lalu menyuruh kami makan.
Ada tiga macam hubungan semantis dalam kalimat majemuk setara. majemuk setara. 1. Hubungan 'penjumlahan' Hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, atau proses. Hubungan penjumlahan ini ditandai dengan kata penghubung dan, serta, baik. . . maupun. Contoh: Ia baik hati dan suka menolong teman yang mengalami kesusahan. 2. Hubungan 'perlawanan' Hubungan yang menyatakan bahwa yang dinyatakan dalam klausa pertama berlawanan dengan yang dinyatakan dalam klausa kedua. Klausa pertama berlawanan atau tidak sama dengan yang dinyatakan dalam klausa kedua. Hubungan perlawanan ini ditandai kata penghubung tetapi, melainkan. • Adikku belum bersekolah, tetapi dia sudah pandai membaca. 3. Hubungan 'pemilihan' Hubungan yang menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan atau lebih yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang dihubungkan. Hubungan pemilihan ini ditandai kata penghubung atau. • Aku yang datang ke rumahmu r umahmu atau kamu yang datang ke rumahku? B. Kalimat Majemuk Subordinatif Majemuk Subordinatif (kalimat majemuk bertingkat) Kalimat majemuk subordinatif yaitu kalimat majemuk yang hubungan antara klausaklausanya tidak setara atau tidak sederajat. Maksud ketidaksetaraan ini yaitu klausa-kalusa yang ada dalam kalimat ini menduduki posisi yang berbeda yaitu ada yang bertindak sebagai
klausa atasan dan ada yang sebagai klausa bawahan. Penghubung atau konjungsi nyang digunakan dalam hubungan kalimat majemuk jenis ini yaitu kalau, ketika, meskipun, dan karena. Seperti dalam jenis koordinatif, dalam jenis ini pun terkadang konjungsi tidak selalu digunakan. Contoh : Kalau ayah pergi, ibu juga akan pergi. Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar. Karena banyak yang tidak berangkat, kuliah diliburkan. Meskipun ada larangan merokok, kakek tetap merokok. Pembentukan kalimat majemuk subordinatif memiliki dua sudut yang bertentangan. Pertama dipandang sebagai hasil proses menggabungkan dua buah klausa atau lebih, di mana klausa yang satu dianggap sebagai klausa atasan atau klausa utama (kadang disebut induk kalimat), sedangkan yang lain disebut klausa bawahan (anak kalimat). Contoh : Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar. Dari kalimat tersebut, klausa “ Nenek membaca majalah ” berstatus sebagai klausa atasan, sedangkan klausa “ Kakek pergi ke pasar “ berkedudukan sebagai klausa bawahan. Pandangan kedua, konstruksi kalimat subordinatif dianggap sebagai hasil proses perluasan terhadap salah satu unsur klausanya. Contoh : Nenek membaca majalah tadi siang. Kalimat tunggal tersebut kemudian diubah menjadi kalimat majemuk Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar. Dari contoh tersebut terlihat frasa tadi siang yang merupakan bagian dari klausa “Nenek membaca majalah tadi siang” diluaskan (dideskripsikan) menjadi “ ketika kakek pergi ke pasar”. Dalam pandangan yang kedua ini dinyatakan bahwa setiap unsur kalimat dapat diperluas untuk dijadikan anak kalimat. Dari pandangan ini muncullah istilah anak kalimat pengganti subjek, anak kalimat pengganti predikat, anak kalimat pengganti objek, dan anak kalimat pengganti keterangan. • Penghubung kalimat majemuk bertingkat Kalimat majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan semantis antara klausa yang membentuknya. Untuk memperlihatkan hubungan antar klausa yang terdapat dalam kalimat maemuk bertingkat dibutuhkan kata penghubung atau konjungsi, berikut ini beberapa konjungsi dalam kalimat majemuk bertingkat besrta hubungan antarklausa yang diciptakan. 1. Hubungan 'waktu' Kata penghubung yang digunakan adalah sejak, semenjak, sedari, ketika, sebelum, sesudah, hingga, sementara, seraya, tatkala, selama, selagi, serta, sambil, seusai, sesudah, setelah, sehabis, sampai, hingga. • Sejak anak-anak, saya sudah terbiasa hidup sederhana. 2. Hubungan 'syarat' Kata penghubung yang digunakan adalah seandainya, andaikata, bilamana, jika. • Jika Anda mau mendengarkannya, saya akan bercerita. • Pembangunan balai desa ini akan berjalan lancar andaikata seluruh warga mau berpartisipasi. 3. Hubungan 'tujuan' Kata penghubung yang digunakan adalah agar, agar supaya, supaya, dan biar.
• Saya mengerjakan tugas itu sampai malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya. 4. Hubungan 'konsesif' Kata penghubung yang digunakan adalah walaupun, meskipun, kendatipun, sungguhpun. • Walaupun hatinya sedih, ibu itu tidak mau menangis di hadapan anakanaknya. a nakanaknya. 5. Hubungan 'perbandingan' Kata penghubung yang digunakan adalah seperti, ibarat, bagaikan, laksana, alih-alih. • Bu Tati menyayangi kemenakannya seperti beliau menyayangi anakanaknya. 6. Hubungan 'penyebaban' Kata penghubung yang digunakan adalah sebab, karena. • Rencana penyelenggaraan pentas seni di sekolah saya ditunda karena para pengisi acara belum siap. 7. Hubungan 'akibat' Kata penghubung yang digunakan adalah sehingga, sampai, maka. • Pada saat ini harga buku memang sangat mahal sehingga kami tidak sanggup membelinya. 8. Hubungan 'cara' Kata penghubung yang digunakan adalah dengan. • Ia merangkai bunga-bunga itu dengan penuh konsentrasi. 9. Hubungan 'sangkalan' Kata penghubung yang digunakan adalah seolah-olah, seakan-akan. • Anak itu diam saja seolah-olah dia tidak melakukannya. 10. Hubungan 'kenyataan' Kata penghubung yang digunakan adalah padahal, sedangkan. • Dia pura-pura tidak tahu, padahal dia tahu banyak hal. 11. Hubungan 'hasil' Kata penghubung yang digunakan adalah makanya. • Wajah Tono cemberut, makanya saya takut untuk mendekatinya. 12. Hubungan 'penjelasan' Kata penghubung yang digunakan adalah bahwa. • Ia tidak tahu bahwa ayahnya seorang karyawan teladan. C. Kalimat Majemuk Kompleks (kalimat majemuk campuran) Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat majemuk yang terdiri atas tiga klausa atau lebih, di mana ada klausa yang dihubungkan secara koordinatif dan ada pula yang dihubungkan secara subordinatif. Dengan kata lain kalimat ini merupakan percampuran antara kalimat majemuk koordinatif dengan kalimat majemuk subordinatif atau biasa juga disebut dengan istilah kalimat majemuk campuran. Contoh : • Nenek membaca majalah ketika kakek pergi ke pasar dan tidak ada pekerjaan lain yang harus diselesaikan. • Karena ayah sedang kesulitan, kakek mengambil uang di tabungan dan memberikannya kepada ayah.
Pengertian Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut: 1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya. 2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya. Ciri-Ciri Kalimat Efektif 1.Kesepadanan Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa. Contoh: Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT). Tidak Menjamakkan Subjek Contoh: Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif) Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif) 2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda). Contoh: Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif). Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif). 3.Kehematan Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu: a. Menghilangkan pengulangan subjek. b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata. c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat. d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak. Contoh: Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif) Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif) Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif) Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif) 4.Kelogisan Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Contoh: Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif) Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif) 5.Kesatuan atau Kepaduan Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu: a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris. b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona. c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita. Contoh: Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif) Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif) Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif) Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif) 6.Keparalelan atau Kesajajaran Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga. Contoh: Kakak menolong anak itu dengan di papahnya papahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif) Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif) Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif) Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif) Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif) 7.Ketegasan Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu: a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Contoh: Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan) Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya. Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan) b. Membuat urutan kata yang bertahap. Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah) Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar) c. Melakukan pengulangan kata (repetisi). Contoh: Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan. d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh: Anak itu bodoh, tetapi pintar. e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah. Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku? Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.
Majas A.
Majas/ Gaya Bahasa Majas adalah cara menampilkan diri dalam bahasa. Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan bahwa bahwa majas majas adalah adalah cara cara mengun mengungka gkapka pkan n pikira pikiran n melalu melaluii bahasa bahasa secara secara khas khas yang yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis. Unsur kebahasaan antara lain: pilihan kata, frase, frase, klausa klausa,, dan kalima kalimat. t. Menuru Menurutt Goris Goris Keraf, Keraf, sebuah sebuah majas majas dikatak dikatakan an baik baik bila bila mengandung tiga dasar, yaitu: kejujuran, sopan santun, dan menarik. Gaya bahasa dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: 1. Gaya bahasa perulangan 2. Gaya bahasa perbandingan 3. Gaya bahasa pertentangan 4. Gaya bahasa pertautan 1.
Gaya Bahasa Perulangan A. Aliterasi Alitera Aliterasi si ialah ialah sejeni sejeniss gaya gaya bahasa bahasa yang yang berwuj berwujud ud perula perulanga ngan n konson konsonan an pada pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada puisi. Contoh: Kau keraskan keraskan kalbunya Bagai batu membesi benar Timbul telangkai bertongkat urat Ditunjang pengacara petah pasih B. Asonansi Asonansi ialah sejenis gaya bahasa refetisi yang berjudul perulangan vokal, pada suatu suatu kata kata atau atau bebe beberap rapaa kata. kata. Bias Biasan anya ya dipe diperg rgun unak akan an dala dalam m puis puisii untu untuk k mendapatkan efek penekanan. Contoh: Segala ada menekan dada Mati api di dalam hati Harum sekuntum bunga rahasia Dengan hitam kelam C. Antanaklasis Antanaklasis ialah sejenis gaya bahasa yang mengandung perulangan kata dengan makna berbeda. Contoh: Karena buah penanya itu menjadi buah bibir orang. D. Kiasmus Kiasmus ialah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan sekaligus merupakan inversi atau pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat. Contoh: Ia menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah. E. Epizeukis Epizeukis ialah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung. Maksudnya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut. Contoh: Ingat kami harus bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat. F. Tautotes Tautotes Tautotes ialah gaya bahasa perulangan yang berupa pengulangan pengulangan sebuah sebuah kata berkali-kali dalam sebuah konstruksi.
Contoh: Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan aku sama saja. G. Anafora Anafora ialah gaya bahasa repetisi yang merupakan perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat. Contoh: Kucari kau dalam toko-toko. Kucari kau karena cemas karena sayang. Kucari kau karena sayang karena bimbang. Kucari kau karena kaya mesti diganyang. H. Epistrofa (efifora) Epistrofa ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pada akhir baris atau kalimat berurutan. Contoh: Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau tidur. Aku mencercah daging ketika kau tidur. I. Simploke Simplo Simploke ke ialah ialah gaya gaya bahasa bahasa repeti repetisi si yang yang berupa berupa perula perulanga ngan n awal awal dan akhir akhir beberapa baris (kalimat secara berturut-turut). Contoh: Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak pecah. Ada selusin piring ditumpuk ke atas. Tak pecah. Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tak pecah. J. Mesodiplosis Mesodiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa pengulangan kata atau frase di tengah-tengah baris atau kalimat secara berturut-turut. Contoh: Pendidik harus meningkatkan kecerdasan bangsa. Para dokter harus meningkatkan kesehatan masyarakat. K. Epanalepsis Epanalepsis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada akhir baris, klausa, atau kalimat. Contoh: Saya akan berusaha meraih cita-cita saya. L. Anadiplosis Anadiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang kata atau frase terakhir dari suatu kalimat atau klausa menjadi kata atau frase pertama pada klausa atau kalimat berikutnya. Contoh: Dalam raga ada darah Dalam darah ada tenaga Dalam tenaga ada daya Dalam daya ada segalanya 2.
1.
Gaya Bahasa Perbandingan Perbandingan
Perumpamaan Perumpamaan ialah padanan kata atau simile yang berarti seperti. Secara eksplisit jenis gaya bahasa ini ditandai oleh pemakaian kata: seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa. Contoh: Seperti air dengan minyak.
1.
Metafora Metafora ialah gaya bahasa yang membandingkan dua hal secara implisit. Contoh: Aku adalah angin yang kembara.
1.
Personifikasi Personifikasi ialah gaya bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda yang tidak bernyawa ataupun pada ide yang abstrak. Contoh: Bunga ros menjaga dirinya dengan duri.
1.
Depersonifikasi Depers Depersoni onifik fikasi asi ialah ialah gaya gaya bahasa bahasa yang yang meleka melekatka tkan n sifat-s sifat-sifat ifat suatu suatu benda benda tak berny bernyawa awa pada pada manusi manusiaa atau atau insan. insan. Biasan Biasanya ya memanf memanfaatk aatkan an kata-k kata-kata ata:: kalau, kalau, sekiranya, jikalau, misalkan, bila, seandainya, seumpama. Contoh: Kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya.
1.
Alegori Alegor Alegorii ialah ialah gaya gaya bahasa bahasa yang yang menggu menggunak nakan an lamban lambang-l g-lamb ambang ang yang yang termasu termasuk k dalam alegon antara lain: Fabel, contoh: Kancil dan Buaya Parabel, contoh: Cerita Adam dan Hawa
1.
Antitesis Antitesis ialah gaya bahasa yang mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan. Contoh: Dia gembira atas kegagalanku dalam ujian.
1.
Pleonasme dan Tautologi Pleona Pleonasme sme adalah adalah pengg pengguna unaan an kata kata yang yang mubazi mubazirr yang yang sebesa sebesarny rnyaa tidak tidak perlu. perlu. Contoh: Capek mulut saya berbicara. Tautologi Tautologi adalah gaya bahasa yang menggunaka menggunakan n kata atau frase yang searti dengan dengan kata yang telah disebutkan terdahulu. Contoh: Apa maksud dan tujuannya datang ke mari?
1.
Perifrasis Perifrasis ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya sengaja menggunakan frase yang sebenarnya dapat diganti dengan sebuah kata saja. Contoh: Wita telah menyelesaikan sekolahnya tahun 1988 (lulus).
1.
Antisipasi (prolepsis) Anti Antisi sipa pasi si iala ialah h gaya gaya baha bahasa sa yang yang dala dalam m pern pernya yataa taann nnya ya meng menggu guna naka kan n frase frase pendahuluan yang isinya sebenarnya masih akan dikerjakan atau akan terjadi. Contoh: Aku melonjak kegirangan karena aku mendapatkan piala kemenangan.
1.
Koreksio (epanortosis) Koreksio ialah gaya bahasa yang dalam pernyataannya mula-mula ingin menegaskan sesuatu. Namun, kemudian memeriksa dan memperbaiki yang mana yang salah. Contoh: Silakan Riki maju, bukan, maksud saya Rini!
3.
1.
Gaya Bahasa Pertentangan
Hiperbola Hiperbola ialah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan baik jumla jumlah, h, ukuran ukuran,, ataupu ataupun n sifatn sifatnya ya dengan dengan tujuan tujuan untuk untuk meneka menekan, n, memper memperheb hebat, at, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Contoh: Pemikiran-pemikirannya tersebar ke seluruh dunia.
1.
Litotes Litotes Litotes ialah majas yang berupa pernyataan yang bersifat bersifat mengecilkan mengecilkan kenyataan kenyataan yang sebenarnya. Contoh: Apa yang kami berikan ini memang tak berarti buatmu.
1.
Ironi Ironi ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang isinya bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. Contoh: Bagus benar rapormu Bar, banyak merahnya.
1.
Oksimoron Oksimoron ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang di dalamnya mengandung perte pertenta ntanga ngan n dengan dengan menggu menggunak nakan an kata-k kata-kata ata yang yang berlaw berlawana anan n dalam dalam frase frase atau dalam kalimat yang sama. Contoh: Olahraga mendaki gunung memang menarik walupun sangat membahayakan.
1.
Paronomosia Paronomasi Paronomasiaa ialah gaya bahasa bahasa yang berupa pernyataan yang berisi penjajaran penjajaran katakata yang sama bunyinya, tetapi berlainan maknanya. Contoh: Bisa ular itu bisa masuk ke sel-sel darah.
1.
Zeugma dan Silepsis Zeugma ialah gaya bahasa yang menggunakan dua konstruksi rapatan dengan cara menghubungkan sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain. Dalam zeugma kata yang dipakai untuk membawahkan kedua kata berikutnya sebenarnya hanya cocok untuk salah satu dari padanya. Contoh: Kami sudah mendengar berita itu dari radio dan surat kabar. Dalam silepsis kata yang dipergunakannya itu secara gramatikal benar, tetapi kata tadi diterapkan pada kata lain yang sebenarnya mempunyai makna lain. Contoh: Ia sudah kehilangan topi dan semangatnya.
1.
Satire Satire ialah gaya bahasa sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung.
Contoh:
1.
Jemu aku dengan bicaramu. Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan Sudah sepuluh tahun engkau bicara Aku masih tak punya celana Budak kurus pengangkut sampah
Inuendo Inuendo ialah gaya bahasa yang berupa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh: Dia memang baik, cuma agak kurang jujur.
1.
Antifrasis Antifrasis ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan sebuah kata dengan makna kebalikannya. Berbeda dengan ironi, yang berupa rangkaian kata yang mengungkapkan sindiran dengan menyatakan kebalikan dari kenyataan, sedangkan pada antifrasis hanya sebuah kata saja yang menyatakan kebalikan itu. Contoh Antifrasis: Lihatlah sang raksasa telah tiba (maksudnya si cebol). Contoh ironi: Kami tahu bahwa kau memang orang yang jujur sehingga tak ada satu orang pun yang percaya padamu.
1.
Paradoks Paradoks ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan faktafakta yang ada. Contoh: Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.
1.
Klimaks Klimaks ialah gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandun mengandung g penekanan penekanan atau makin meningkat meningkat kepentinga kepentingannya nnya dari gagasan gagasan atau ungkapan sebelumnya. Contoh: Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa dan negara.
1.
Anti klimaks Antiklimaks ialah suatu pernyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting. Contoh: Bahasa Indonesia diajarkan kepada mahasiswa, siswa SLTA, SLTP, dan SD.
1.
Apostrof Apostrof ialah gaya bahasa yang berupa pengalihan amanat dari yang hadir kepada yang tidak hadir. Contoh: Wahai dewa yang agung, datanglah dan lepaskan kami dari cengkraman durjana.
1.
Anastrof atau inversi
Anastrof ialah Anastrof ialah gaya bahasa retoris yang diperoleh dengan membalikkan susunan kata dalam kalimat atau mengubah urutan unsur-unsur konstruksi sintaksis. Contoh: Diceraikannya istrinya tanpa setahu saudara-saudaranya. 1.
Apofasis Apofas Apofasis is ialah ialah gaya gaya bahasa bahasa yang yang berupa berupa pernya pernyataa taan n yang yang tampak tampaknya nya menola menolak k sesuatu, tetapi sebenarnya justru menegaskannya. Contoh : Sebenarnya saya tidak sampai hati mengatakan bahwa anakmu kurang ajar.
1.
Histeron Proteran Histeron Proteran ialah gaya bahasa yang isinya merupakan kebalikan dari suatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar. Contoh : Jika kau memenangkan pertandingan itu berarti kematian akan kau alami.
1.
Hipalase Hipalase Hipalase ialah gaya bahasa bahasa yang berupa sebuah pernyataan yang menggunakan menggunakan kata untuk menerangkan suatu kata yang seharusnya lebih tepat dikarenakan kata yang lain. Contoh: Ia duduk pada bangku yang gelisah.
1.
Sinisme Sinisme ialah gaya bahasa yang merupakan sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan atau ketulusan hati. Contoh: Anda benar-benar hebat sehingga pasir di gurun sahara pun dapat Anda hitung.
1.
Sarkasme Sarkasme ialah gaya bahasa yang mengandung sindiran atau olok-olok yang pedas atau kasar. Contoh: Kau memang benar-benar bajingan. 4. Gaya Bahasa Pertautan
1.
Metonimia Metonimia ialah gaya bahasa yang menggunakan nama barang, orang, hal, atau ciri sebagai pengganti barang itu sendiri. Contoh: Parker jauh lebih mahal daripada pilot.
1.
Sinekdoke Sinekdoke iala ialah h gaya gaya baha bahasa sa yang yang meny menyeb ebut utka kan n nama nama seba sebagi gian an seba sebaga gaii nama nama pengganti barang sendiri. Contoh Sinekdoke pars pro toto: Lima ekor kambing telah dipotong pada acara itu. Contoh Sinekdoke totem pro parte: Dalam pertandingan itu Indonesia menang satu lawan Malaysia.
1.
Alusio Alusia Alusia ialah gaya bahasa yang menunjuk menunjuk secara tidak langsung langsung ke suatu pristiwa pristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/ diketahui orang. Contoh: Apakah peristiwa Madiun akan terjadi lagi di sini?
1.
Eufimisme Eufimisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasa lebih kasar yang dianggap merugikan atau yang tidak menyenangkan. Contoh: Tunasusila sebagai pengganti pelacur.
1.
Eponim Eponi Eponim m ialah ialah gaya gaya bahasa bahasa yang yang menyeb menyebut ut nama nama seseor seseorang ang yang yang begitu begitu sering sering dihubungkan dengan sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu. Contoh: Dengan latihan yang sungguh saya yakin Anda akan menjadi Mike Tyson.
1.
Antonomasia Antonomasia ialah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang menggunakan gelar resmi atau jabatan sebagai pengganti nama diri. Contoh: Kepala sekolah mengundang para orang tua murid.
1.
Epitet Epitet ialah gaya bahasa yang berupa keterangan yang menyatakan sesuatu sifat atau ciri yang khas dari seseorang atau suatu hal. Contoh: Putri malam menyambut kedatangan remaja yang sedang mabuk asmara.
1.
Erotesis Erotesis ialah gaya bahasa yang berupa pertanyaan yang tidak menuntut jawaban sama sekali. Contoh: Tegakah membiarkan anak-anak dalam kesengsaraan?
1.
Paralelisme Paralelisme Paralelisme ialah gaya bahasa yang berusaha menyejajark menyejajarkan an pemakaian pemakaian kata-kata kata-kata atau frase-frase yang menduduki fungsi yang sama dan memiliki bentuk gramatikal yang sama. Contoh: + Bukan saja perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus diberantas. - Bukan saja perbuatan perbuatan itu harus dikutuk, tetapi juga harus memberantasn memberantasnya ya (Ini contoh yang tidak baik).
1.
Elipsis
Elipsis ialah gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan atau penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dari suatu konstruksi sintaksis. Contoh: Mereka ke Jakarta minggu lalu (perhitungan prediksi). Pulangnya membawa oleh-oleh banyak sekali (Penghilangan subyek). Saya sekarang sudah mengerti ( Penghilangan obyek). Saya akan berangkat (penghilangan unsur Keterangan). Mari makan!(penghilangan subyek dan obyek). 1.
Gradasi Grad Gradas asii ialah ialah gaya gaya baha bahasa sa yang yang meng mengan andu dung ng bebe bebera rapa pa kata kata (sed (sedik ikit itny nyaa tiga tiga kata) yang diulang dalam konstruksi konstruksi itu. Contoh: Kita harus membangun, membangun jasmani dan rohani, rohani yang kuat dan tangguh, dengan ketangguhan itu kita maju.
1.
Asindeton Asindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau suatu konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung. Contoh: Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga.
1.
Polisindeton Polisinden Polisindenton ton ialah gaya bahasa bahasa yang berupa sebuah sebuah kalimat kalimat atau sebuah konstruks konstruksii yang yang meng mengan andu dung ng kata kata-ka -kata ta yang yang sejaj sejajar ar dan dan dihu dihubu bung ngka kan n deng dengan an kata kata-ka -kata ta penghubung. Contoh: Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana.
Makna
A.
Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat). Contoh: rumah
: bangunan untuk tempat tinggal manusia
makan
: mengunyah dan menelan sesuatu
makanan
: segala sesuatu yang boleh dimakan
Makna leksikal kata-kata tersebut dimuat dalam kamus. Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan). Contoh:
B.
berumah
: mempunyai rumah
rumah-rumah
: banyak rumah
rumah makan
: rumah tempat makan
rumah ayah
: rumah milik ayah
Makna Denotasi dan Konotasi
Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya. Contoh: merah
: warna seperti warna darah.
ular
: binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik.
Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu. Contoh: Makna dasar
Makna tambahan
(denotasi)
(konotasi)
merah ular
: warna ……………………….
berani; dilarang
: binatang ……………………..menakutkan/ berbahaya
Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi. Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif. Contoh: Konotasi positif suami istri
Konotasi negatif laki bini
tunanetra
buta
pria
laki-laki
Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan katakata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.
C.
Hubungan Makna
1.
Sinonim Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Contoh: a.
yang sama maknanya sudah - telah sebab - karena amat
b.
- sangat
yang hampir sama maknanya untuk – bagi – buat – guna cinta – kasih – sayang melihat – mengerling – menatap – menengok
2.
Antonim Antonim ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi. Contoh: besar ibu
3.
>< kecil >< bapak
bertanya
>< menjawab
Homonim Homonim ialah dua kata atau lebih yang ejaannya sama, lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda. Contoh: bisa I
: racun
4.
bisa II
: dapat
kopi I
: minuman
kopi II
: salinan
Homograf
Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya sama, ucapannya berbeda, dan maknanya berbeda. Contoh:
5.
tahu
: makanan
tahu
: paham
teras
: inti kayu
teras
: bagian rumah
Homofon
Homofon ialah dua kata atau lebih yang tulisannya berbeda, ucapannya sama, dan maknanya berbeda. Contoh:
bang dengan bank masa dengan massa 6.
Polisemi Polisemi ialah suatu kata yang memilki makna banyak. Contoh:
7.
a.
Didik jatuh jatuh dari sepeda.
b.
Harga tembakau jatuh.
c.
Peringatan HUT RI ke-55 jatuhhari Minggu.
d.
Setiba di rumah dia jatuh sakit.
e.
Dia jatuh dalam ujiannya.
Hiponim Hiponim ialah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinatnya/ hipernim (kelas atas).
Contoh:
D.
Kata bunga merupakan superordinat, sedangkan mawar, melati, anggrek, flamboyan, dan sebagainya merupakan hiponimnya. Hubungan mawar, melati, anggrek, dan flamboyan disebut kohiponim.
Makna Idiomatis
Idiom ialah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan unsur makna yang membentuknya. Contoh: (1) selaras dengan
(2) membanting tulang
insaf akan
bertekuk lutut
berbicara tentang
mengadu domba
Pada contoh (1) terlihat bahwa kata tugas dengan, akan, tentang, dengan kata-kata yang digabungkannya merupakan ungkapan tetap. Jadi, tidak tepat jika diubah atau digantikan, misalnya menjadi: selaras tentang insaf dengan berbicara akan Demikian pula contoh (2), idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah misalnya menjadi: membanting kulit bertekuk paha mengadu kambing
E.
Perubahan Makna 1.
Perluasan Makna (generalisasi) Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama. Contoh: makna lama bapak: orang tua laki-laki
makna baru semua orang laki-laki yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi.
saudara: anak yang sekandung
2.
semua orang yang sama umur/ derajat.
Penyempitan Makna (Spesialisasi) Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula). Contoh: makna lama: sarjana
: cendikiawan
pendeta
madrasah
3.
makna baru: .
: orang yang berilmu : sekolah
lulusan perguruan tinggi guru Kristen sekolah agama Islam
Peninggian Makna (ameliorasi) Peninggian makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tingg/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna lama. Contoh: makna lama: bung
4.
makna baru:
: panggilan kepada orang laki-laki panggilan kepada pemimpin
putra
: anak laki-laki
lebih tinggi daripada anak
Penurunan Makna (Peyorasi) Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya daripada makna lama. Contoh: makna lama: bini: perempuan yang sudah dinikahi
5.
bunting: mengandung
Persamaan (asosiasi)
makna baru: lebih rendah daripada istri/ nyonya lebih rendah dari kata hamil
Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru. Contoh: makna lama:
makna baru:
amplop : sampul surat
bunga
uang sogok
: kembang
gadis cantik
Mencatut: mencabut dengan catut menarik keuntungan
6.
Pertukaran (sinestesia) Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke indera pendengar, dan sebagainya. Contoh: suaranya terang sekali
F.
(pendengaran penglihatan)
rupanya manis
(penglihat perasa)
namanya harum
(pendengar pencium)
Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata khusus ialah kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya. Contoh: Umum Khusus
: Darta menggendong adiknya sambil membawa buku dan sepatu. : Darta menggendong adiknya sambil mengapit buku buku dan sepatu.
Umum
: Bel berbunyi panjang tanda pelajaran habis.
Khusus
: Bel berdering panjang tanda pelajaran habis.
Frase, Klausa, dan Kalimat
A.
Frase
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Misalnya: akan datang, kemarin pagi, yang sedang menulis. Dari batasan di atas dapatlah dikemukakan bahwa frase mempunyai dua sifat, yaitu a. b.
Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu: S, P, O, atau K.
Macam-macam frase: A.
Frase endosentrik Frase endosentrik adalah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Frase endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu: 1.
Frase endosentrik yang koordinatif, yaitu: frase yang terdiri dari unsur-unsur yang setara, ini dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur unsur-unsur itu dihubungkan dengan kata penghubung. Misalnya:
kakek-nenek laki bini
2.
pembinaan dan pengembangan belajar atau bekerja
Frase endosentrik yang atributif, yaitu frase yang terdiri dari unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu, unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan. Misalnya:
perjalanan panjang hari libur
Perjalanan, hari merupakan unsur pusat, yaitu: unsur yang secara distribusional sama dengan seluruh frase dan secara semantik merupakan unsur terpenting, sedangkan unsur lainnya merupakan atributif. 3.
Frase endosentrik yang apositif: frase yang atributnya berupa aposisi/ keterangan tambahan. Misalnya: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai. Dalam frase Susi, anak Pak Saleh secara sematik unsur yang satu, dalam hal ini unsur anak Pak Saleh, sama dengan unsur lainnya, yaitu Susi. Karena, unsur anak Pak Saleh Sale h dapat menggantikan unsur Susi. Perhatikan jajaran berikut: Susi, anak Pak Saleh, sangat pandai Susi, …., sangat pandai.
…., anak Pak Saleh sangat pandai. Unsur Susi merupakan unsur pusat, sedangkan unsur anak Pak Saleh merupakan aposisi (Ap). B.
Frase Eksosentrik Frase eksosentrik ialah frase yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Misalnya: Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di dalam kelas. Frase di dalam kelas tidak mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya. Ketidaksamaan itu dapat dilihat dari jajaran berikut: Siswa kelas 1A sedang bergotong royong di …. Siswa kelas 1A sedang bergotong royong …. kelas
C.
Frase Nominal, frase Verbal, frase Bilangan, frase Keterangan. 1.
Frase Nominal: frase yang memiliki distributif yang sama dengan kata nominal. Misalnya: baju baru, rumah sakit
2.
Frase Verbal: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan golongan kata verbal. Misalnya: akan berlayar
3.
Frase Bilangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan. Misalnya: dua butir telur, sepuluh keping
4.
Frase Keterangan: frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan. Misalnya: tadi pagi, besok sore
5.
Frase Depan: frase yang terdiri dari kata depan sebagai penanda, diikuti oleh kata atau frase sebagai aksinnya. Misalnya: di halaman sekolah, dari desa
D.
Frase Ambigu Frase ambigu artinya kegandaan makna yang menimbulkan keraguan atau mengaburkan maksud kalimat. Makna ganda seperti itu disebut ambigu.
Misalnya: Perusahaan pakaian milik perancang busana wanita terkenal, tempat mamaku bekerja, berbaik hati mau melunaskan semua tunggakan sekolahku. Frase perancang busana wanita dapat menimbulkan pengertian ganda: 1.
Perancang busana yang berjenis kelamin wanita.
2.
Perancang yang menciptakan model busana untuk wanita.
B.
Klausa
Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki potensi untuk menjadi kalimat. Misalnya: banyak orang mengatakan. Unsur inti klausa ialah subjek (S) dan predikat (P). Penggolongan klausa: 1.
Berdasarkan unsur intinya
2. Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan predikat 3.
C.
Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi predikat
Kalimat
a.
Pengertian Kalimat adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih yang mengandung pikiran yang lengkap dan punya pola intonasi akhir. Contoh: Ayah membaca koran di teras belakang.
b.
Pola-pola kalimat Sebuah kalimat luas dapat dipulangkan pada pola-pola dasar yang dianggap menjadi dasar pembentukan kalimat luas itu. 1.
Pola kalimat I = kata benda-kata kerja Contoh: Adik menangis. Anjing dipukul. Pola kalimat I disebut kalimat ”verbal”
2.
Pola kalimat II = kata benda-kata sifat
Contoh: Anak malas. Gunung tinggi. Pola kalimat II disebut pola kalimat ”atributif” 3.
Pola kalimat III = kata benda-kata benda Contoh: Bapak pengarang. Paman Guru Pola pikir kalimat III disebut kalimat nominal atau kalimat ekuasional. Kalimat ini mengandung kata kerja bantu, seperti: adalah, menjadi, merupakan.
4.
Pola kalimat IV (pola tambahan) = kata benda-adverbial Contoh: Ibu ke pasar. Ayah dari kantor. Pola kalimat IV disebut kalimat adverbial
D.
Jenis Kalimat
1.
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti pembentukan kalimat (subjek dan predikat) dan boleh diperluas dengan salah satu atau lebih unsurunsur tambahan (objek dan keterangan), asalkan unsur-unsur tambahan itu tidak membentuk pola kalimat baru.
Kalimat Tunggal
2.
Susunan Pola Kalimat
Ayah merokok.
S-P
Adik minum susu.
S-P-O
Ibu menyimpan uang di dalam laci.
S-P-O-K
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk dapat terjadi dari: a.
Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada. Misalnya:
Anak itu membaca puisi. (kalimat tunggal)
Anak yang menyapu di perpustakaan itu sedang membaca puisi. (subjek pada kalimat pertama diperluas) b.
Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat. Misalnya:
Susi menulis surat (kalimat tunggal I) Bapak membaca koran (kalimat tunggal II) Susi menulis surat dan Bapak membaca koran.
Berdasarkan sifat hubungannya, kalimat majemuk dapat dibedakan atas kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. 1)
Kalimat majemuk setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang hubungan antara pola-pola kalimatnya sederajat. Kalimat majemuk setara terdiri atas: a.
Kalimat majemuk setara menggabungkan. Biasanya menggunakan kata-kata tugas: dan, serta, lagipula, dan sebagainya. Misalnya: Sisca anak yang baik lagi pula sangat pandai.
b.
Kalimat majemuk serta memilih. Biasanya memakai kata tugas: atau, baik, maupun. Misalnya: Bapak minum teh atau Bapak makan nasi.
c.
Kalimat majemuk setara perlawanan. Biasanya memakai kata tugas: tetapi, melainkan. Misalnya: Dia sangat rajin, tetapi adiknya sangat pemalas.
Kalimat majemuk bertingkat
2)
Kalimat majemuk yang terdiri dari perluasan kalimat tunggal, bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk kalimat baru yang disebut anak kalimat. Sedangkan kalimat asal (bagian tetap) disebut induk kalimat. Ditinjau dari unsur kalimat yang mengalami perluasan dikenal adanya: a.
Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat penggati subjek. Misalnya: Misalny a:
Diakuinya Diakuiny a hal itu P
S
Diakuinya bahwa ia yang memukul anak itu. anak kalimat pengganti subjek b.
Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti predikat. Misalnya:
Katanya begitu Katanya bahwa ia tidak sengaja menjatuhkan gelas itu. anak kalimat pengganti predikat
c.
Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti objek. Misalnya:
Mereka sudah mengetahui hal itu. S
P
O
Mereka sudah mengetahuibahwa saya yang mengambilnya. anak kalimat pengganti objek d.
Kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat pengganti keterangan. Misalnya:
Ayah pulang malam hari S
P
K
Ayah pulang ketika kami makan malam anak kalimat pengganti keterangan 3)
Kalimat majemuk campuran Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk hasil perluasan atau hasil gabungan beberapa kalimat tunggal yang sekurang-kurangnya terdiri atas tiga pola kalimat. Misalnya: Ketika ia duduk minum-minum, datang seorang pemuda berpakaian bagus, dan menggunakan kendaraan roda empat. Ketika ia duduk minum-minum pola atasan datang seorang pemuda berpakaian bagus pola bawahan I datang menggunakan kendaraan roda empat pola bawahan II
3. Kalimat Inti, Luas, dan Transformasi
a.
Kalimat inti Kalimat inti adalah kalimat mayor yang hanya terdiri atas dua kata dan sekaligus menjadi inti kalimat. Ciri-ciri kalimat inti: 1)
Hanya terdiri atas dua kata
2)
Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat
3)
Tata urutannya adalah subjek mendahului predikat
4)
b.
Intonasinya adalah intonasi ”berita yang netral”. Artinya: tidak boleh menyebabkan perubahan atau pergeseran makna laksikalnya..
Kalimat luas Kalimat luas adalah kalimat inti yang sudah diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.
c.
Kalimat transformasi transformasi Kalimat transformasi merupakan kalimat inti yang sudah mengalami perubahan atas keempat syarat di atas yang berarti mencakup juga kalimat luas. Namun, kalimat transformasi belum tentu kalimat luas. Contoh kalimat Inti, Luas, dan Transformasi Transformasi a. b.
Kalimat Inti. Contoh: Adik menangis. Kalimat Luas. Contoh: Radha, Arief, Shinta, Mamas, dan Mila sedang belajar dengan serius, sewaktu pelajaran matematika.
c.
Kalimat transformasi. Contoh: i)
Dengan penambahan jumlah kata tanpa menambah jumlah inti, sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis tersedu-sedu kemarin pagi.
ii)
Dengan penambahan jumlah inti sekaligus juga adalah kalimat luas: Adik menangis dan merengek kepada ayah untuk dibelikan komputer.
iii)
Dengan perubahan kata urut kata. Contoh: Menangis adik.
iv)
Dengan perubahan intonasi. Contoh: Adik menangis?
4. Kalimat Mayor dan Minor
a.
Kalimat mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti. Contoh:
Amir mengambil buku itu. Arif ada di laboratorium.
Kiki pergi ke Bandung. Ibu segera pergi ke rumah sakit menengok paman, tetapi ayah menunggu kami di rumah Rati karena kami masih berada di sekolah. b.
Kalimat Minor
Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau unsur pusat. Contoh:
Diam! Sudah siap? Pergi! Yang baru!
Kalimat-kalimat di atas mengandung satu unsur inti atau unsur pusat. Contoh: Amir mengambil. Arif ada. Kiki pergi Ibu berangkat-ayah menunggu. Karena terdapat dua inti, kalimat tersebut disebut kalimat mayor. 5. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singka, jelas, dan tepat. Jelas
: berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata. Tepat
: sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Kalimat Tidak Efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada kalimat efektif. Sebab-Sebab Ketidakefektifan Kalimat
1.
kontaminasi= merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah contoh: -
diperlebar, dilebarkan diperlebarkan (salah)
-
memperkuat, menguatkan memperkuatkan (salah)
-
sangat baik, baik sekali sangat baik sekali (salah)
-
saling memukul, pukul-memukul saling pukul-memukul (salah)
-
2.
Di sekolah diadakan pentas seni. Sekolah mengadakan pentas seni Sekolah mengadakan pentas seni (salah)
pleonasme= berlebihan, tumpang tindih contoh : -
para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)
-
para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)
-
banyak siswa-siswa (banyak siswa)
-
saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)
-
agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)
-
disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)
3.
tidak memiliki subjek contoh: -
Buah mangga mengandung vitamin C.(SPO) (benar)
-
Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar) ??
-
Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)
4.
adanya kata depan yang tidak perlu -
Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat.
-
Kepada siswa kelas I berkumpul di aula.
-
Selain daripada bekerja, ia juga kuliah.
5.
salah nalar -
waktu dan tempat dipersilahkan. (Siapa yang dipersilahkan)
-
Mobil Pak Dapit mau dijual. (Apakah bisa menolak?)
-
Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)
-
Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)
-
Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)
-
Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)
-
6.
Bola gagal masuk gawang. (Ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek bernyawa)
kesalahan pembentukan kata -
mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan
-
menyetop seharusnya menstop
-
mensoal seharusnya menyoal
-
ilmiawan seharusnya ilmuwan
-
sejarawan seharusnya ahli sejarah
7.
pengaruh bahasa asing -
Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …) (seharusnya tempat)
-
Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)
-
Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)
8.
pengaruh bahasa daerah -
… sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir )
-
… oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)
-
Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)
. E.
Konjungsi
Konjungsi antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf.
Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata kata- kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat, menghubungkan antarkalimat, antarklausa, antarkata, dan antarparagraf. 1.
Konjungsi antarklausa a.
Yang sederajat: dan, atau, tetapi, lalu, kemudian.
b.
Yang tidak sederajat: ketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.
2.
Konjungsi antarkalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.
3.
Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.