AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
1
Contoh :
Berikut ini adalah data harian tentang jumlah koran yang terjual di suatu toko selama 49 hari pengamatan. pengamatan. Lakukan Lakukan peramalan peramalan untuk 3 hari ke depan. depan.
Minggu 1
2
3
4
5
6
7
Senin
50
53
50
51
50
50
50
Selasa
49
53
50
51
50
52
51
Rabu
51
52
49
52
51
52
50
Kamis
50
52
49
51
50
51
51
Jumat
51
51
50
51
51
51
52
Sabtu
52
51
51
51
52
50
53
Minggu
53
51
51
51
49
50
52
Tahap 1
Data dibagi menjadi dua bagian yaitu initialization set dan test set . Karena prediksi akan dilakukan untuk 3 hari ke depan (3 periode data), maka test set juga juga akan melibatkan 3 periode data. Jadi, initialization set terdiri terdiri dari 46 data awal, dan test set terdiri terdiri dari 3 data terakhir. Perintah MINITAB : 1. Masukkan data pada kolom C1 mulai dari periode 1 sampai periode 46 (minggu ke-1 sampai mimggu ke-7 hari Kamis). Kolom ini memuat data Initialization data Initialization set . 2. Masukkan data sisanya di kolom C2 (periode 47 sampai 49). Kolom ini memuat memuat test set .
Tahap 2
Untuk dapat menentukan metode peramalan mana yang sesuai dengan kondisi data, maka langkah awal adalah melakukan identifikasi terhadap kestasioneran kestasioneran data. Perintah MINITAB :
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
1. Buka menu Graph, Graph, lalu klik Time Series Plot
2. Masukkan C1 pada kotak Graph Variables
3. Tekan OK, dan MINITAB akan mengeluarkan gambar berikut : 53
52 n o i t a z i l a i t i
51
n i
50
49 Index
10
20
30
40
2
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
1. Buka menu Graph, Graph, lalu klik Time Series Plot
2. Masukkan C1 pada kotak Graph Variables
3. Tekan OK, dan MINITAB akan mengeluarkan gambar berikut : 53
52 n o i t a z i l a i t i
51
n i
50
49 Index
10
20
30
40
2
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
3
Dari gambar plot time series diatas, dapat dilihat bahwa pada data penjualan ini tidak terdapat efek tren, terlihat dari fluktuasi data yang cenderung stasioner waktu ke waktu. Dengan demikian, model ARIMA dapat diterapkan pada data ini. Setelah kestasioneran data dipenuhi, identifikasi selanjutnya adalah melihat pada ACF dan PACF dari data. Bantuk ACF dan PACF berguna dalam menentukan orde dari model ARIMA. Perintah MINITAB : 1. Buka menu stat menu stat , lalu Time Series, Series, lalui Autocorre lalui Autocorrelations lations
2. Masukkan C1 pada kotak Series.
3. Tekan OK
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
4
4. Lakukan langkah yang sama untuk menampilkan Partial Autocorrelation
Autocorrelation Function for initializati 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0
n oi t la e r r o c ot u A
1
2
Lag
3
Corr
4
5
6
7
8
T
LBQ
Lag
Corr
T
LBQ
1
0.56
3.65
14.28
8
-0.46
-1.94
43.99
2
0.28
1.44
18.00
9
-0.38
-1.48
52.10
3
0.19
0.94
19.80
10
-0.23
-0.85
55.13
4
-0.05
-0.22
19.90
5
-0.23
-1.07
22.48
6
-0.23
-1.08
25.28
7
-0.37
-1.66
32.52
9
10
9
10
Partial Autocorrelation Function for initializati n iot
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0
la e r r o c ot u A l ai t r a P
1
2
3
Lag
4
5
PAC
T
1 0.56 2 -0.05
6
Lag
7
PAC
T
3.65
8 -0.18
-1.15
-0.31
9 -0.10
-0.66
3 0.08
0.52
10 0.06
0.36
4 -0.27
-1.72
5 -0.15
-0.96
6 -0.03
-0.18
7 -0.26
-1.68
8
Dari ACF dan PACF diatas terlihat bahwa nilai ACF menurun secara eksponensial, dan nilai PACF terjadi cut off setelah lag 1. Dengan demikian, model yang diduga sesuai adalah ARIMA(1,0,0). Namun demikian, bentuk ACF yang menurun eksponensial juga mengindikasikan kemungkinan model ARIMA (1,0,1) juga berlaku. Untuk itu, dalam langkah selanjutnya, dua buah model ARIMA akan ditampilkan, yaitu ARIMA (1,0,0) dan ARIMA(1,0,1), dan akan dicari model yang terbaik.
Tahap 3 dan 4
Melakukan pemodelan pada initialization set dan menerapkannya pada test set menggunakan model yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya.
a. ARIMA (1,0,0)
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
5
Perintah MINITAB
1. Panggil menu Stat , pilih Time Series, pilih ARIMA
2. Masukkan C1 pada kotak Variable 3. Model yang akan dibuat adalah ARIMA (1,0,0). Masukkan angka 1 pada kotak Autoregressive. Pilih Include constant term in model
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
6
4. Prediksi akan dilakukan sebanyak 3 periode ke depan. Klik Forecast , lalu masukkan angka 3. Hasil ramalan akan disimpan pada kolom C3. Masukkan C3 pada kotak Forecast . Klik OK.
5. Klik Storage, pilih Residual untuk mengeluarkan Error dari model
Hasil output MINITAB adalah sebagai berikut :
ARIMA Model ARIMA model for initialization Estimates at each iteration Iteration SSE Parameters 0 42.3033 0.100 45.833 1 36.8018 0.250 38.182 2 33.4235 0.400 30.530 3 32.1736 0.547 23.050 4 32.1565 0.559 22.384 5 32.1562 0.561 22.305 6 32.1562 0.561 22.296 Relative change in each estimate less than
0.0010
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
Final Estimates of Parameters Type Coef StDev AR 1 0.5612 0.1247 Constant 22.2959 0.1258 Mean 50.8089 0.2866
T 4.50 177.28
7
P 0.000 0.000
Number of observations: 46 Residuals: SS = 32.0150 (backforecasts excluded) MS = 0.7276 DF = 44 Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic Lag 12 24 36 48 Chi-Square 12.2 21.4 36.9 * DF 10 22 34 * P-Value 0.270 0.496 0.335 * Forecasts from period 46 Period 47 48 49
Forecast 50.9162 50.8691 50.8427
95 Percent Limits Lower Upper 49.2439 52.5884 48.9516 52.7867 48.8542 52.8312
Actual
Kolom C3 menyimpan hasil ramalan sebanyak 3 periode ke depan, dan C4 menyimpan error dari model ARIMA yang telah diestimasi. Dalam tahap ini, akan dilihat hasil beberapa pengujian. a.
Pengujian Asumsi Terdapat dua buah pengujian asumsi, yaitu apakah error mengikuti proses White Noise, dan apakah error berdistribusi normal.
White Noise Error Pengujian ini dapat mengacu pada output MINITAB diata, pada hasil Modified Box-Pierce (Ljung-Box). Hipotesis yang digunakan : H0 :
error memenuhi proses white noise
H1 :
Error tidak white noise
Kroteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa untuk setiap lag (lag 12, 24, 36) dimana pengujian ini dilakukan, semua p-value (0.270, 0.496, dan 0.335) bernilai diatas 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa error yang t erjadi telah mengikuti proses white noise
Error berdistribusi Normal Pengujian distribusi Normal dapat menggunakan pengujian Normality Test Kolmogorov-Smirnov yang telah disediakan oleh MINITAB. Hipotesis yang digunakan adalah :
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
H0 :
error mengikuti distribusi normal
H1 :
error tidak mengikuti distribusi normal
8
Perintah MINITAB : 1. Menu Stat , lalu pilih Normality Test
2. Masukkan C4 (error) ke dalam kotak Variable. Pilih prosedur Kolmogorov-Smirnov untuk menguji kenormalan data.
3. Klik OK
Normal Probability Plot
.999 .99 .95 y t i l i b a b o r P
.80 .50 .20 .05 .01 .001 -2
-1
0
1
RESI1 Average: 0.015 3926 StDev: 0.843329 N: 46
Kolmogo rov-Smirnov Normality T est D+: 0.052 D-: 0.083 D : 0.083 Approxi mate P-Valu e > 0. 15
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
9
Kriteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (> 0.15) bernilai diatas 0.05 sehingga H0 gagal ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa error yang terjadi telah mengikuti distirbusi normal
b. Pengujian Signifikansi parameter Pada model ARIMA(1,0,0) ini, terdapat dua parameter yang akan diuji kesignifikanannya, yaitu konstanta dan Koefisien AR(1). Sehingga bentuk matematisnya adalah :
Z t
1Z t
1
at
dimana adalah konstanta, dan adalah koefisien AR(1)
Pengujian Konstanta Hipotesis yang digunakan H0 : = 0 H1 : 0 Kriteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (0.000) bernilai kurang dari 0.05. sehingga H0 ditolak.
Pengujian Koefisien AR(1) Hipotesis yang digunakan H0 : = 0 H1 : 0 Kriteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (0.000) bernilai kurang dari 0.05. sehingga H0 ditolak.
Hasil pengujian Asumsi dan pengujian parameter menunjukkan bahwa model ARIMA(1,0,0) layak digunakan untuk memodelkan data penjualan ini.
6. Menghitung informasi AIC untuk model ARIMA(1,0,0) yang akan digunakan sebagai kriteria dalam menentukan model terbaik. MINITAB tidak memberikan output perhitungan AIC, sehingga harus dihitung secara manual dengan cara mengetikkan perintah pada session window. Terlebih dahulu, command language pada session
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
10
window harus diaktifkan. Cara mengaktifkan command language MINITAB adalah dengan memanggil menu editor lalu pilih Enable Command .
Rumus AIC adalah : AIC = n Ln (MSE) + 2M
Dimana dari output MINITAB telah memberikan nilai MSE yaitu 0.7276. Pada model ARIMA(1,0,0), banyak parameter yang diestimasi (selain konstanta) hanya satu parameter, sehingga nilai M adalah 1. Jumlah sampel dalam Initialization set sebanyak 46 data (n).
MTB > let k1=46*loge(0.7276)+2*1 MTB > prin k1
Hasilnya adalah :
Data Display K1
-12.6282
Maka AIC untuk ARIMA(1,0,0) ini = -12. 6282
Menghitung MSD untuk test set Kolom C2 berisi test set , dan kolom C3 berisi hasil ramalan. Rumus MSD adalah sebagai berikut :
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
n
y t y t
11
2
ˆ
MSD
t 1
n
dimana n adalah banyaknya data yang akan dihitung kesalahannya. Ketikkan perintah berikut pada Session Window. MTB > let c5=(c2-c3)**2 MTB > let k1=sum(c4)/ 3 MTB > prin k1
Hasil MINITAB adalah :
Data Display K1
0.236020
Ini adalah nilai MSD untuk test set berdasarkan model ARIMA(1,0,0)
b. ARIMA(1,0,1)
Sebelum memodelkan ARIMA(1,0,1), terlebih dahulu kolom C3, C4, dan C5 dihapus untuk lebih memudahkan dalam menggunakan MINITAB Perintah MINITAB
1. Panggil menu Stat , pilih Time Series, pilih ARIMA
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
12
2. Masukkan C1 pada kotak Variable 3. Model yang akan dibuat adalah ARIMA (1,0,1). Masukkan angka 1 pada kotak Autoregressive. Pilih Include constant term in model
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
13
4. Prediksi akan dilakukan sebanyak 7 periode ke depan. Klik Forecast , lalu masukkan angka 3. Hasil ramalan akan disimpan pada kolom C3. Masukkan C3 pada kotak Forecast . Klik OK.
5. Klik Storage, pilih Residual untuk mengeluarkan Error dari model
Hasil output MINITAB adalah sebagai berikut :
ARIMA Model ARIMA model for initialization Estimates at each iteration Iteration SSE Parameters 0 47.0687 0.100 0.100 45.833 1 35.6485 0.250 -0.050 38.175 2 33.1102 0.400 -0.029 30.525 3 32.1696 0.550 0.004 22.876 4 32.1451 0.578 0.027 21.434 5 32.1437 0.585 0.035 21.065 6 32.1436 0.587 0.037 20.973 7 32.1436 0.588 0.038 20.951 8 32.1436 0.588 0.038 20.946 9 32.1436 0.588 0.038 20.945 Relative change in each estimate less than 0.0010 Final Estimates of Parameters
AGUSTINI TRIPENA
Type AR 1 MA 1 Constant Mean
ARIMA non-musiman : contoh 1
Coef 0.5877 0.0378 20.9447 50.8055
StDev 0.2205 0.2736 0.1224 0.2968
T 2.67 0.14 171.16
14
P 0.011 0.891 0.000
Number of observations: 46 Residuals: SS = 31.9856 (backforecasts excluded) MS = 0.7439 DF = 43 Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic Lag 12 24 36 48 Chi-Square 12.1 21.5 36.8 * DF 9 21 33 * P-Value 0.208 0.432 0.298 * Forecasts from period 46 Period 47 48 49
Forecast 50.8958 50.8586 50.8367
95 Percent Limits Lower Upper 49.2051 52.5866 48.9290 52.7882 48.8313 52.8422
Actual
Kolom C3 menyimpan hasil ramalan sebanayk 3 periode ke depan, dan C4 menyimpan error dari model ARIMA yang telah diestimasi. Dalam tahap ini, akan dilihat hasil beberapa pengujian. a.
Pengujian Asumsi Terdapat dua buah pengujian asumsi, yaitu apakah error mengikuti proses White Noise, dan apakah error berdistirbusi normal.
White Noise Error Pengujian ini dapat menacu pada output MINITAB diata, pada hasil Modified Box-Pierce (Ljung-Box). Hipotesis yang digunakan : H0 :
error memenuhi proses white noise
H1 :
Error tidak white noise
Kroteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa untuk setiap lag (lag 12, 24, 36) dimana pengujian ini dilakukan, semua p-value (0.208, 0.432, dan 0.298) bernilai diatas 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa error yang terjadi telah mengikuti proses white noise
Error berdistribusi Normal Pengujian distirbusi Normal dapat menggunakan pengujian Normality Test Kolmogorov-Smirnov yang telah disediakan oleh MINITAB. Hipotesis yang digunakan adalah :
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
H0 :
error mengikuti distribusi normal
H1 :
error tidak mengikuti distribusi normal
15
Perintah MINITAB : 1. Menu Stat , lalu pilih Normality Test
2. Masukkan C4 (error) ke dalam kotak Variable. Pilih prosedur Kolmogorov-Smirnov untuk menguji kenormalan data.
3. Klik OK Normal Probability Plot
.999 .99 .95 y t i l i b a b o r P
.80 .50 .20 .05 .01 .001 -2
-1
0
1
RESI1 Average: 0.015 3926 StDev: 0.843329 N: 46
Kolmogorov-Smirnov Normality Test D+: 0.052 D-: 0.083 D : 0.083 Approxi mate P-Valu e > 0.1 5
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
16
Kriteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (> 0.15) bernilai diatas 0.05 sehingga H0 gagal ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa error yang terjadi telah mengikuti distribusi normal
b. Pengujian Signifikansi parameter Pada model ARIMA(1,0,1) ini, terdapat tiga parameter yang akan diuji kesignifikanannya, yaitu konstanta dan Koefisien AR(1). Sehingga bentuk matematisnya adalah :
t Z
t 1 at 1 at 1 1 Z
dimana adalah konstanta, adalah koefisien AR(1), dan adalah koefisien MA(1)
Pengujian Konstanta Hipotesis yang digunakan H0 : = 0 H1 : 0 Kroteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (0.000) bernilai kurang dari 0.05. sehingga H0 ditolak.
Pengujian Koefisien AR(1) Hipotesis yang digunakan H0 : = 0 H1 : 0 Kroteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (0.011) bernilai kurang dari 0.05. sehingga H0 ditolak.
Pengujian Koefisien MA(1) Hipotesis yang digunakan H0 : = 0 H1 : 0 Kroteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (0.891) bernilai lebih dari 0.05. sehingga H0 gagal ditolak.
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
17
Hasil pengujian Asumsi dan pengujian parameter menunjukkan bahwa model ARIMA(1,0,1) tidak layak digunakan untuk memodelkan data penjualan ini karena salah satu parameternya tidak signifikan. Langkah untuk mengatasinya adalah dengan mengeluarkan koefisien MA(1) dari model. Bila koefisien MA(1) dikeluarkan, maka model ARIMA(1,0,1) akan menjadi model ARIMA(1,0,0) sebagimana yang telah dilakukan analisanya diatas.
Tahap 5
Dari hasil tahap 3 dan 4, diperoleh hasil bahwa dianta kedua model yakni ARIMA(1,0,0) dan ARIMA(1,0,1), ternyata hanya ARIMA(1,0,0) yang layak dipakai untuk memodelkan data penjualan ini. Dengan demikian, dalam tahap ke-5 ini tidak ada pembandingan antara kedua model tersebut.
Tahap 6
Prediksi ke depan sebanyak 3 periode, dilakukan dengan menggunakan metode terbaik yang diperoleh pada tahap 5, dan melibatkan seluruh pengamatan. Dengan demikian, data time series yang sebelumnya telah dibagi menjadi dua bagian, akan digabungkan kembali untuk kemudian dibuat prediksi ke depannya.
Perintah MINITAB 1. Data di kolom C1 adalah Initialization Set, dan di kolom 2 adalah test set. Cara penggabungan data adalah dengan menggunakan perintah berikut :
MTB > stack c1 c2 c5 Perintah ini digunakan untuk menggabungkan data dari C1 dan C2, yang diletakkan pada kolom C5. 2. Melakukan pemodelan ARIMA(1,0,0) untuk keseluruhan data (kolom C5), dan melakukan prediksi sebanyak 3 periode ke depan.
Output MINITAB
ARIMA Model ARIMA model for C5 Estimates at each iteration Iteration SSE Parameters 0 48.4525 0.100 45.917
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
1 41.7837 0.250 2 37.4934 0.400 3 35.5814 0.550 4 35.4704 0.589 5 35.4687 0.593 6 35.4687 0.594 Relative change in each estimate
38.255 30.594 22.932 20.932 20.723 20.697 less than
0.0010
T 4.98 167.12
P 0.000 0.000
Final Estimates of Parameters Type Coef StDev AR 1 0.5936 0.1193 Constant 20.6968 0.1238 Mean 50.9231 0.3047
18
Number of observations: 49 Residuals: SS = 35.2742 (backforecasts excluded) MS = 0.7505 DF = 47 Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic Lag 12 24 36 48 Chi-Square 12.4 20.8 35.0 54.7 DF 10 22 34 46 P-Value 0.260 0.536 0.420 0.179 Forecasts from period 49 Period 50 51 52
95 Percent Limits Lower Upper 49.8640 53.2606 49.3275 53.2775 49.0846 53.2119
Forecast 51.5623 51.3025 51.1483
Actual
Menggunakan prosedur yang sama seperti sebelumnya, model akhir ini juga harus diuji beberapa asumsi dan kesignifikanan parameternya, dan secara umum semua asumsi terpenuhi dan semua parameter signifikan.
Hasil ramalah ke depan adalah (minggu ke-8):
Minggu 1
2
3
4
5
6
7
8
Senin
50
53
50
51
50
50
50
51.5623
Selasa
49
53
50
51
50
52
51
51.3025
Rabu
51
52
49
52
51
52
50
51.1483
Kamis
50
52
49
51
50
51
51
Jumat
51
51
50
51
51
51
52
Sabtu
52
51
51
51
52
50
53
Minggu
53
51
51
51
49
50
52
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
19
Sehingga bila data ramalan digabungkan dengan data asli, maka plot time series yang diperoleh adalah sebagai berikut :
53
52
5 C
51
50
49 Index
10
20
30
40
50
Contoh :
Berikut ini adalah data harian tentang jumlah penumpang yang menggunakan jasa pelayaran selama 60 hari pengamatan. Lakukan peramalan untuk 3 hari ke depan.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Senin
466
511
573
645
678
808
871
893
916
Selasa
491
571
609
595
696
797
824
900
957
Rabu
524
501
605
684
712
830
871
975
972
Kamis
488
517
642
671
746
838
902
945
993
Jumat
498
525
604
650
806
831
859
910
Sabtu
466
564
595
679
785
843
913
925
Minggu
535
547
622
698
766
834
870
905
Tahap 1
Data dibagi menjadi dua bagian yaitu initialization set dan test set . Karena prediksi akan dilakukan untuk 3 hari ke depan (3 periode data), maka test set juga akan melibatkan 3 periode data. Jadi, initialization set terdiri dari 57 data awal, dan test set terdiri dari 3 data terakhir.
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
20
Perintah MINITAB : 3. Masukkan data pada kolom C1 mulai dari periode 1 sampai periode 57 (minggu ke-1 sampai mimggu ke-9 hari Senin). Kolom ini memuat data Initialization set . 4. Masukkan data sisanya di kolom C2 (periode 58 sampai 60). Kolom ini memuat test set .
Tahap 2
Untuk dapat menentukan metode peramalan mana yang sesuai dengan kondisi data, maka langkah awal adalah melakukan identifikasi terhadap kestasioneran data. Perintah MINITAB :
4. Buka menu Graph, lalu klik Time Series Plot
5. Masukkan C1 pada kotak Graph Variables
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
21
6. Tekan OK, dan MINITAB akan mengeluarkan gambar berikut : 1000
900
n o i t a z i l a i t i
800
700
n i
600
500
Index
10
20
30
40
50
Dari gambar plot time series diatas, dapat dilihat bahwa pada data penjualan ini terdapat efek tren, terlihat dari fluktuasi data yang cenderung naik dari waktu ke waktu (tidak stasioner dalam mean). Langkah awal dalam menangani adanya ketidakstasioneran dalam mean pada data adalah melakukan differencing. Differencing dilakukan pada lag 1 lebih dahulu, kemudian dilihat lagi apakah telah stasioner, bila stasioneritas terpenuhi maka tidak perlu ada lagi differencing untuk lag yang lebih tinggi. Perintah MINITAB 1. Menu Stat , lalu Time Series, lalu pilih Differences
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
22
2. Masukkan C1 pada kotak Series, dan letakkan hasil differencing pada kolom C3. Lag yang dipilh adalah lag ke-1.
3. Klik OK 4. Buat Time Series Plot untuk data yang telah di-differencing, yaitu data yang telah disimpan pada kolom C3
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
23
100
50
3 C
0
-50
Index
10
20
30
40
50
Dari plot time series diatas, terlihat bahwa dengan differencing pada lag ke-1, data telah manjadi stasioner dalam mean. Dengan demikian, model ARIMA yang akan dibangun pada data ini, akan melibatkan orde differencing pada lag ke-1 (Orde d=1)
Setelah kestasioneran data dipenuhi, identifikasi selanjutnya adalah melihat pada ACF dan PACF dari data yang telah distasionerkan , yaitu data pada kolom C3. Bantuk ACF dan PACF berguna dalam menentukan orde dari model ARIMA. Perintah MINITAB : 5. Buka menu stat , lalu Time Series, lalu Autocorrelations
6. Masukkan C3 pada kotak Series.
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
7. Tekan OK 8. Lakukan langkah yang sama untuk menampilkan Partial Autocorrelation Autocorrelation Function for C3 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0
A
u
ot
c
o
r
r
e
la
t
oi
n
4
9
14
Lag
Corr
T
LBQ
Lag
Corr
T
LBQ
1
-0.51
-3.79
15.14
8
-0.20
-1.18
20.77
2
0.10
0.63
15.78
9
0.26
1.48
25.33
3
-0.09
-0.56
16.29
10
-0.11
-0.60
26.15
4
0.03
0.17
16.35
11
-0.09
-0.48
26.69
5
-0.09
-0.52
16.82
12
0.08
0.43
27.14
6
0.14
0.81
18.02
13
-0.02
-0.12
27.18
7
0.02
0.13
18.05
14
-0.10
-0.54
27.92
Partial Autocorrelation Function for C3 oi
n 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0
a
r
iat
l
A
u
to
c
o
r
r
e
al
t
P 4
Lag
9
PAC
T
1 -0.51
-3.79
2 -0.21 3 -0.19
Lag
14
PAC
T
8 -0.18
-1.37
-1.54
9 0.11
0.80
-1.40
10 0.13
0.96
4 -0.14
-1.01
11 -0.10
-0.78
5 -0.21
-1.56
12 -0.02
-0.17
6 -0.03
-0.25
13 -0.04
-0.27
7 0.11
0.83
14 -0.16
-1.17
24
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
25
Dari gambar diatas terlihat bahwa nilai ACF dan PACF terjadi cut off setelah lag 1. Dengan demikian, berdasarkan bantuk ACF model yang diduga sesuai dengan data asli adalah ARIMA(0,1,1). Namun demikian, bentuk PACF yang cut off pada lag-1 juga mengindikasikan kemungkinan model ARIMA (1,1,0) juga berlaku. Untuk itu, dalam langkah selanjutnya, dua buah model ARIMA akan ditampilkan, yaitu ARIMA (1,1,0) dan ARIMA(0,1,1), dan akan dicari model yang terbaik. Adanya orde differencing disini (d=1) mengacu pada identifikasi yang telah dilakukan sebelumnya dimana data membutuhkan differencing orde ke-1 agar menjadi stasioner
Tahap 3 dan 4
Melakukan pemodelan pada initialization set dan menerapkannya pada test set menggunakan model yang telah teridentifikasi pada tahap sebelumnya.
c.
ARIMA (1,1,0)
Perintah MINITAB
7. Panggil menu Stat , pilih Time Series, pilih ARIMA
8. Masukkan C1 pada kotak Variable 9. Model yang akan dibuat adalah ARIMA (1,1,0). Masukkan angka 1 pada kotak Autoregressive dan Difference, Pilih Include constant term in model
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
26
10. Prediksi akan dilakukan sebanyak 3 periode ke depan. Klik Forecast , lalu masukkan angka 3. Hasil ramalan akan disimpan pada kolom C3. Masukkan C3 pada kotak Forecast . Klik OK.
11. Klik Storage, pilih Residual untuk mengeluarkan Error dari model
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
27
Hasil output MINITAB adalah sebagai berikut :
ARIMA Model ARIMA model for initialization Estimates at each iteration Iteration SSE Parameters 0 74611.0 0.100 7.322 1 63912.2 -0.050 8.506 2 56221.1 -0.200 9.666 3 51537.5 -0.350 10.801 4 49862.7 -0.499 11.895 5 49856.7 -0.508 11.938 6 49856.7 -0.509 11.939 7 49856.7 -0.509 11.939 Relative change in each estimate less than
0.0010
Final Estimates of Parameters Type Coef StDev AR 1 -0.5086 0.1171 Constant 11.939 4.058
P 0.000 0.005
T -4.34 2.94
Differencing: 1 regular difference Number of observations: Original series 57, after differencing 56 Residuals: SS = 49800.7 (backforecasts excluded) MS = 922.2 DF = 54 Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic Lag 12 24 36 48 Chi-Square 14.4 30.3 42.3 61.7 DF 10 22 34 46 P-Value 0.157 0.110 0.156 0.060 Forecasts from period 57 Period 58 59 60
Forecast 922.35 931.06 938.57
95 Percent Limits Lower Upper 862.81 981.88 864.72 997.39 858.60 1018.53
Actual
Kolom C3 menyimpan hasil ramalan sebanyak 3 periode ke depan, dan C4 menyimpan error dari model ARIMA yang telah diestimasi. Dalam tahap ini, akan dilihat hasil beberapa pengujian. c.
Pengujian Asumsi Terdapat dua buah pengujian asumsi, yaitu apakah error mengikuti proses White Noise, dan apakah error berdistribusi normal.
White Noise Error Pengujian ini dapat mengacu pada output MINITAB diata, pada hasil Modified Box-Pierce (Ljung-Box). Hipotesis yang digunakan :
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
H0 :
error memenuhi proses white noise
H1 :
Error tidak white noise
28
Kroteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa untuk setiap lag (lag 12, 24, 36) dimana pengujian ini dilakukan, semua p-value (0.157, 0.110, 0.156, dan 0.06) bernilai diatas 0.05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa error yang terjadi telah mengikuti proses white noise
Error berdistribusi Normal Pengujian distribusi Normal dapat menggunakan pengujian Normality Test Kolmogorov-Smirnov yang telah disediakan oleh MINITAB. Hipotesis yang digunakan adalah : H0 :
error mengikuti distribusi normal
H1 :
error tidak mengikuti distribusi normal
Perintah MINITAB : 4. Menu Stat , lalu pilih Normality Test
5. Masukkan C4 (error) ke dalam kotak Variable. Pilih prosedur Kolmogorov-Smirnov untuk menguji kenormalan data.
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
29
6. Klik OK
Normal Probability Plot
.999 .99 .95 y t i l i b a b o r P
.80 .50 .20 .05 .01 .001 -50
0
50
RESI1 Average : 0.0 762 333 StDev: 30.0909 N: 56
Kolmogorov-Smirnov Normality Test D+: 0.064 D-: 0.052 D : 0.064 App roxim ate P-Val ue > 0.15
Kriteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (> 0.15) bernilai diatas 0.05 sehingga H0 gagal ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa error yang terjadi telah mengikuti distirbusi normal
d. Pengujian Signifikansi parameter Pada model ARIMA(1,1,0) ini, terdapat dua parameter yang akan diuji kesignifikanannya, yaitu konstanta dan Koefisien AR(1). Sehingga bentuk matematisnya adalah : W t
1W t 1 at dimana Wt = Zt – Zt-1 karena adanya d = 1
dimana adalah konstanta, dan adalah koefisien AR(1)
Pengujian Konstanta Hipotesis yang digunakan H0 : = 0 H1 : 0 Kriteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (0.000) bernilai kurang dari 0.05. sehingga H0 ditolak.
Pengujian Koefisien AR(1) Hipotesis yang digunakan H0 : = 0 H1 : 0
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
30
Kriteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (0.005) bernilai kurang dari 0.05. sehingga H0 ditolak.
Hasil pengujian Asumsi dan pengujian parameter menunjukkan bahwa model ARIMA(1,1,0) layak digunakan untuk memodelkan data penjualan ini.
12. Menghitung informasi AIC untuk model ARIMA(1,0,0) yang akan digunakan sebagai kriteria dalam menentukan model terbaik. MINITAB tidak memberikan output perhitungan AIC, sehingga harus dihitung secara manual dengan cara mengetikkan perintah pada session window. Terlebih dahulu, command language pada session window harus diaktifkan. Cara mengaktifkan command language MINITAB adalah dengan memanggil menu editor lalu pilih Enable Command .
Rumus AIC adalah : AIC = n Ln (MSE) + 2M
Dimana dari output MINITAB telah memberikan nilai MSE yaitu 922.2. Pada model ARIMA(1,1,0), banyak parameter yang diestimasi (selain konstanta) hanya satu parameter, sehingga nilai M adalah 1. Jumlah sampel dalam Initialization set sebanyak 57 data (n).
MTB > let k1=57*loge(922.2)+2*1 MTB > prin k1
Hasilnya adalah :
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
31
Data Display K1
391.125
Maka AIC untuk ARIMA(1,1,0) ini = 391.125
Menghitung MSD untuk test set Kolom C2 berisi test set , dan kolom C3 berisi hasil ramalan. Rumus MSD adalah sebagai berikut : n
y t y t
2
ˆ
MSD
t 1
n
dimana n adalah banyaknya data yang akan dihitung kesalahannya. Ketikkan perintah berikut pada Session Window. MTB > let c5=(c2-c3)**2 MTB > let k1=sum(c4)/ 3 MTB > prin k1
Hasil MINITAB adalah :
Data Display K1
1.42302
Ini adalah nilai MSD untuk test set berdasarkan model ARIMA(1,1,0)
d. ARIMA(0,1,1)
Sebelum memodelkan ARIMA(1,0,1), terlebih dahulu kolom C3, C4, dan C5 dihapus untuk lebih memudahkan dalam menggunakan MINITAB. Dengan menerapkan urutan yang sama
sebagaimana
model
ARIMA(1,1,0)
ARIMA(0,1,1) sebagai berikut :
ARIMA Model ARIMA model for initialization Estimates at each iteration Iteration SSE Parameters
diatas,
diperoleh
output
pemodelan
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
0 61080.2 0.100 8.136 1 54188.7 0.250 8.078 2 49222.5 0.400 8.048 3 45758.5 0.550 8.066 4 43868.1 0.700 8.183 5 43729.1 0.741 8.313 6 43727.3 0.745 8.338 7 43727.2 0.746 8.342 Relative change in each estimate less than
0.0010
Final Estimates of Parameters Type Coef StDev MA 1 0.7456 0.0997 Constant 8.342 1.006
P 0.000 0.000
T 7.48 8.30
32
Differencing: 1 regular difference Number of observations: Original series 57, after differencing 56 Residuals: SS = 43693.4 (backforecasts excluded) MS = 809.1 DF = 54 Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic Lag 12 24 36 48 Chi-Square 6.9 19.1 28.0 45.4 DF 10 22 34 46 P-Value 0.730 0.639 0.754 0.495 Forecasts from period 57 Period 58 59 60
Forecast 947.35 955.69 964.03
95 Percent Limits Lower Upper 891.58 1003.11 898.15 1013.23 904.77 1023.30
Actual
Kolom C3 menyimpan hasil ramalan sebanayk 3 periode ke depan, dan C4 menyimpan error dari model ARIMA yang telah diestimasi. Dalam tahap ini, akan dilihat hasil beberapa pengujian.
a.
Pengujian Asumsi Terdapat dua buah pengujian asumsi, yaitu apakah error mengikuti proses White Noise, dan apakah error berdistirbusi normal.
White Noise Error Berdasarkan nilai Ljung-Box, dapat disimpulkan bahwa error yang t erjadi telah mengikuti proses white noise
Error berdistribusi Normal Berdasarkan uji Komogorov Smirnov dapat disimpulkan bahwa error yang terjadi telah mengikuti distribusi normal
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
33
Normal Probability Plot
.999 .99 .95 y t i l i b a b o r P
.80 .50 .20 .05 .01 .001 -50
0
50
RESI1 Average : 0.1 058 37 StDev: 28.1854 N: 56
Kolmogorov-Smirnov Normality Test D+: 0.053 D-: 0.050 D : 0.053 App roxim ate P-Val ue > 0.1 5
b. Pengujian Signifikansi parameter Pada model ARIMA(0,1,1) ini, terdapat dua parameter yang akan diuji kesignifikanannya, yaitu konstanta dan Koefisien MA(1). Sehingga bentuk matematisnya adalah : W t
at
1 at
1
dimana
Wt = Zt – Zt-1 karena adanya d = 1
dimana adalah konstanta, adalah koefisien MA(1)
Pengujian Konstanta Hipotesis yang digunakan H0 : = 0 H1 : 0 Kroteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (0.000) bernilai kurang dari 0.05. sehingga H0 ditolak.
Pengujian Koefisien MA(1) Hipotesis yang digunakan H0 : = 0 H1 : 0 Kroteria penolakan adalah : Tolak H 0 bila p-value < 0.05. Dari output MINITAB dapat dilihat bahwa p-value (0.000) bernilai kurang dari 0.05. sehingga H0 ditolak.
Hasil pengujian Asumsi dan pengujian parameter menunjukkan bahwa model ARIMA(0,1,1) layak digunakan untuk memodelkan data penjualan
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
34
informasi AIC untuk model ARIMA(1,0,0) digunakan sebagai kriteria dalam menentukan model terbaik. MINITAB tidak memberikan output perhitungan AIC, sehingga harus dihitung secara manual dengan cara mengetikkan perintah pada session window. AIC = n Ln (MSE) + 2M
Dimana dari output MINITAB telah memberikan nilai MSE yaitu 809.1. Pada model
ARIMA(0,1,1), banyak parameter yang diestimasi (selain konstanta) hanya satu parameter, sehingga nilai M adalah 1. Jumlah sampel dalam Initialization set sebanyak 57 data (n). MTB > let k1=57*loge(809.1)+2*1 MTB > prin k1
Hasilnya adalah :
Data Display K1
383.668
Maka AIC untuk ARIMA(1,1,0) ini = 383.668
Menghitung MSD untuk test set Kolom C2 berisi test set , dan kolom C3 berisi hasil ramalan. Rumus MSD adalah sebagai berikut : n
y t y t
2
ˆ
MSD
t 1
n
dimana n adalah banyaknya data yang akan dihitung kesalahannya. Ketikkan perintah berikut pada Session Window. MTB > let c5=(c2-c3)**2 MTB > let k1=sum(c4)/ 3 MTB > prin k1
Hasil MINITAB adalah :
Data Display K1
1.97563
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
35
Ini adalah nilai MSD untuk test set berdasarkan model ARIMA(0,1,1)
Tahap 5
Berikut ini adalah tabel perbandingan antara kedua model ARIMA yang telah dilakukan diatas. Ukuran kesalahan
ARIMA(1,1,0)
ARIMA(0,1,1)
MSE
922.2
809.1
AIC
391.125
383.668
MSD
1.42303
1.97563
In-sample
Out-of-sample
Bila kriteria kesalahan in-sample digunakan, maka ARIMA(0,1,1) akan memberikan hasil lebih baik, namun bila kriteria kesalahan out-of sample digunakan, maka ARIMA(1,1,0) akan memberikan hasil yang lebih bagus. Subyektifitas pemakai sangat berperan di dalam mengambil keputusan, baik berdasarkan kriteria in-sample maupun out-of-sample. Kali ini, pedoman yang lebih sesuai adalah MSD, karena prediksi yang dilakukan hanya 3 periode (jangka pendek). Demikian model ARIMA t erbaik adalah ARIMA(1,1,0)
Tahap 6
Prediksi ke depan sebanyak 3 periode, dilakukan dengan menggunakan metode terbaik yang diperoleh pada tahap 5, dan melibatkan seluruh pengamatan. Dengan demikian, data time series yang sebelumnya telah dibagi menjadi dua bagian, akan digabungkan kembali untuk kemudian dibuat prediksi ke depannya.
Perintah MINITAB 3. Data di kolom C1 adalah Initialization Set, dan di kolom 2 adalah test set. Cara penggabungan data adalah dengan menggunakan perintah berikut :
MTB > stack c1 c2 c5 Perintah ini digunakan untuk menggabungkan data dari C1 dan C2, yang diletakkan pada kolom C5. 4. Melakukan pemodelan ARIMA(1,1,0) untuk keseluruhan data (kolom C5), dan melakukan prediksi sebanyak 3 periode ke depan.
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
36
Output MINITAB
ARIMA Model ARIMA model for C5 Estimates at each iteration Iteration SSE Parameters 0 75798.9 0.100 8.129 1 65210.3 -0.050 9.424 2 57680.9 -0.200 10.699 3 53210.5 -0.350 11.952 4 51801.7 -0.486 13.059 5 51796.9 -0.494 13.106 6 51796.8 -0.494 13.108 Relative change in each estimate less than
0.0010
Final Estimates of Parameters Type Coef StDev AR 1 -0.4942 0.1153 Constant 13.108 3.923
P 0.000 0.001
T -4.29 3.34
Differencing: 1 regular difference Number of observations: Original series 60, after differencing 59 Residuals: SS = 51748.2 (backforecasts excluded) MS = 907.9 DF = 57 Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic Lag 12 24 36 48 Chi-Square 15.5 30.7 42.9 60.6 DF 10 22 34 46 P-Value 0.114 0.103 0.140 0.073 Forecasts from period 60 Period 61 62 63
Forecast 995.73 1007.49 1014.79
95 Percent Limits Lower Upper 936.66 1054.80 941.29 1073.68 935.13 1094.44
Actual
Menggunakan prosedur yang sama seperti sebelumnya, model akhir ini juga harus diuji beberapa asumsi dan kesignifikanan parameternya, dan secara umum semua asumsi terpenuhi dan semua parameter signifikan.
AGUSTINI TRIPENA
ARIMA non-musiman : contoh 1
37
Hasil ramalah 3 periode ke depan adalah :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Senin
466
511
573
645
678
808
871
893
916
Selasa
491
571
609
595
696
797
824
900
957
Rabu
524
501
605
684
712
830
871
975
972
Kamis
488
517
642
671
746
838
902
945
993
Jumat
498
525
604
650
806
831
859
910
995.73
Sabtu
466
564
595
679
785
843
913
925
1007.49
Minggu
535
547
622
698
766
834
870
905
1014.79
Sehingga bila data ramalan digabungkan dengan data asli, maka plot time series yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1050
950
850 5 C
750
650
550
450 Index
10
20
30
40
50
60