Wawancara, Interogasi & Operasi Penyamaran
POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN 2016
Prinsip Pemeriksaan 1. Pros Proses es Peme Pemeri riks ksaa aan n adal adalah ah sebu sebuah ah rela relasi si anta antarr manu manusi siaa ( pemeriksa dan terperiksa; Subyek vs Subyek atau Subyek vs Obyek) 2. Proses ses Pemeriksaan merup rupakan Komunikan, Pesan, Media, dls)
Pros roses Kom omu unikasi (Komunikator,
3. Proses Proses Pemeri Pemeriksa ksaan an adalah adalah Perila Perilaku ku (hukum perilaku B=f (P*En))
Prinsip Pemeriksaan 1. Pros Proses es Peme Pemeri riks ksaa aan n adal adalah ah sebu sebuah ah rela relasi si anta antarr manu manusi siaa ( pemeriksa dan terperiksa; Subyek vs Subyek atau Subyek vs Obyek) 2. Proses ses Pemeriksaan merup rupakan Komunikan, Pesan, Media, dls)
Pros roses Kom omu unikasi (Komunikator,
3. Proses Proses Pemeri Pemeriksa ksaan an adalah adalah Perila Perilaku ku (hukum perilaku B=f (P*En))
Dinamika Pemeriksaan 1. Pertemu emuan ant antara peme emeriks ksa a dan terper periks ksa. a. 2. Kuali alitas rela elasi dip dipengar ngaruh uhii oleh perb erbedaa daan kebut butuhan pribadi adi yg terlibat terlibat,, peran, peran, status, status, dls dls (dlm relasi setara saja sulit menciptakan dan membina rapport apalagi dlm situasi tdk setara), sehi sehing ngga ga kom komunik unikas asii mjd suli sulitt 3. Dinamika perilaku terbentuk dlm rentang waktu yg cukup panja panjang, ng, tidak tidak mudah mudah diungk diungkap ap (daya (daya ingat/memory, ingat/memory, menyembunyikan info, dls)
Dinamika Pemeriksaan (Lanjutan) Lanjutan) 4. Dina inamika ika perila rilak ku pada sso sso tsb tsb bera eragam dpt diter itera angka gkan dg 3 pdk pdkt psikologi ( psikoanalisa psikoanalisa , behavoristik dan behavoristik dan fenomenologi fenomenologi ) 5. Meski eski ada kera eragaman man dan bbrp perb erbedaan, nam namun pada dasarn sarny ya sso sso mem memilik ilikii salu salurran emos emosii yg sama sama,, kebut ebutuh uhan an dasa dasarr yg sama sama dan dan pert pertah ahan anan an dasa dasarr sama sama (Bennis, et al. 1973) 6. Salah satu tujuan pemeriks iksaan MENGGALI KEBENARAN bkn pengakuan (menca (mencari ri motif). motif).
REAKSI TERPERIKSA saat PEMERIKSAAN •
Menolak pemeriksaan
•
Lupa
•
Membela diri
•
Marah
•
Mangkir
•
Stress
•
Kooperatif
•
Cemas
•
Bohong
•
Sakit
•
Religius
•
Tegar
•
Kasat mata Vs Tidak Kasat Mata •
Disadari Vs Vs Tidak disadari disadar i •
Kognitif Vs Afektif
•
Faktor Internal •
Kepribadian
•
Ciri sifat
•
Faktor Eksternal –
–
–
•
Pengalaman masa lalu
•
Toleransi frustrasi
•
Mekanisme pertahanan diri
•
Kecerdasan
•
Memori
–
Pemeriksa Lingkungan sosial Media Kondisi tempat/ruang pemeriksaan
Membentuk Relasi yang Tidak Setara
Manifestasi Perilaku,al: •
Mekanisme pertahanan diri –
•
Frustrasi –
–
–
•
Untuk menyelamatkan ego dari ancaman shg muncul kemungkinan perilaku defence mechanism Frustrasi – Agresi Frustrasi – Withdrawl Frustrasi – Anxiety
Melempar tanggung jawab utk menghindari dari ancaman hukuman
PEMERIKSA sbg LEADING POSITION 1. Menggorganisir utk mendapatkan KEBENARAN informasi thd perkara yg ditangani. 2. Harus mampu menekan dan meminimalisasir rentang kualitas hubungan yg hubungan yg kurang baik menjadi baik (menciptakan rapport) 3. Mengenali bagaimana perilaku terjadi kemudian membentuk sso utk memudahkan dalam mengelola relasi selama berlangsungnya pemeriksaan
MENDENGAR AKTIF L ook -
gunakah kontak mata yang baik dan bahasa tubuh yang terbuka I nterruptions-
Hindarilah berbagai gangguan agar perhatian
100% S ummerize-
Ringkas apa yang telah anda dengarkan dan konfirmasi kembali
T
T ime-
Berikanlah waktu yang cukup untuk menjelaskan
E ncourage-
N urture
Doronglah Interviewee untuk berani bicara
Peliharalah
“
lingkungan kepercayaan
“
Freud, Jung, dls - aliran ini memandang perilaku digerakkan oleh ketidaksadaran,
dorongan (insting)
- insting/naluri ada insting agresi dan insting cinta - kepribadian sso dibentuk oleh distribusi energi psikis berupa IdEgo dan Super Ego pada tahap kritis (masa balita) - Mekanisme Pertahanan diri sbg reaksi untuk ego dr kecemasan (ancaman)
mengamankan
Pavlov, Skinner, Bandura, dls Bahwa perilaku merupakan proses belajar dan pengkondisian oleh lingkungan Perilaku akan diulang saat sso mendapatkan penghargaan/support/reinforce sbg penguat Pembelajaran bisa melalui trial+error atau modeling
Pandangan Humanistik ( fenomenologis ) Rogers, Maslow, dls Manusia pada dasarnya baik dan bebas dalam memilih dan menentukan perilakunya. Perilaku manusia dapat menjelaskan motif , pemikiran, perasaan individu Pengalaman sbg medan fenomenal dan sst yg dimaknai
PEMERIKSA •
•
•
Menguasai Teknis dan Metode Pemeriksaan untuk Memperoleh KEBENARAN
Memahami aspek psikososial tersangka /saksi sebelumnya dan tampilan respon pada saat pemeriksaan. Menerapkan proses dan tahap pemeriksaan secara prosedural dan teknik secara benar.
Untuk mendapat KEBENARAN informasi, dlm pemeriksaan perlu diperhatikan : 1. Ruangan/tempat pemeriksaan yg berpengaruh pada SITUASI pemeriksaan, 2. Alat/metode yg digunakan dalam pemeriksaan, 3. Subyek yang diperiksa. Kunci 1+2 ada pada PEMERIKSA (bukan hanya penyidik/polisi, tp sesuai dg konteks tp bisa jaksa,hakim, pengacara, dls)
•
•
Ruangan tidak terlalu besar, kosong/tidak banyak ornamen, warna putih lebih dianjurkan agar tidak banyak memberikan stimulasi. Kursi sebaiknya tegak, dengan jarak yang cukup dan jika diperlukan sebuah meja. Tinggi kursi sama sehingga pandangan anda dg tersangka sama tinggi.
•
Cahaya cukup terang, tenang/tidak berisik
•
One way mirror – sehingga orang lain dapat melakukan observasi
•
CCTV – diperlukan untuk merekam proses pemeriksaan.
( tersangka ) •
•
•
Observasi – merupakan pengamatan terhadap non verbal interviewee – ekspresi wajah, gerakan, respon terhadap suatu kejadian atau pertanyaan yang diberikan.
Wawancara investigasi – wawancara memiliki berbagai ragam teknik disesuaikan dengan karakteristik interviewee (tersangka/saksi, berbohong/tidak, dll) Alat bantu lain : alat tes psikologi (jk pemeriksanya psikolog), alat deteksi kebohongan, dll
Ketiga metode ini bekerja saling melengkapi sehingga informasi yang diberikan dapat mendekati KEBENARAN
Sejarah perkembangan teknik investigasi di Kepolisian 1.
Teknik kekerasan fisik langsung (the traditional third degree)
2.
Teknik penyiksaan fisik terselubung yang tidak menimbulkan bekas (covert third degree)
3.
Teknik paksaan psikologis murni ( psychological third degree)