H e r iW i d i a r s o ,S . K e p ,N s
GAWAT DARURAT Bisa terjadi:
Kapan saja Dimana saja Pada siapa saja Penyebab Penyebab yang sangat sanga t bervariasi
Perlu suatu metode penatalaksanaan mass casualty
Salah satu sistem yang digunakan : Triase (bahasa Perancis, trier, yang berarti memilah)
Pertama kalai dikenalkan pada awal 1800-an yang ditujukan untuk memprioritaskan pasien dan memberikan perawatan segera kepada korban yang terluka parah.
Baron Dominique Jean Larrey, seorang ahli bedah pada pasukan Napoleon Merancang suatu metode evaluasi dan kategorisasi yang cepat pada pasukan yang terluka di medan pertempuran dan kemudian mengevakuasi mereka secepatnya.
Triase merupakan suatu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas untuk dirawat dan dievakuasi ke fasilitas kesehatan.
Konsep Triage Triage colenting data, organisasi data, selecting & menyortir Judgment
Prinsip Triage:
Nyawa lebih penting dari anggota. 2. Asfiksia & blooding harus segera dan cepat diatasi 3. Mengorbankan yang hopeless / tidak mungkin tertolong lagi perdarahan otak berat, perdarahan intra abdomenal masif. 1.
Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat serta transportasi Triage colenting data, organisasi data, selecting & menyortir Judgment Prinsip Triage: Nyawa lebih penting dari anggota. 2. Asfiksia & blooding harus segera dan cepat diatasi 3. Mengorbankan yang hopeless / tidak mungkin tertolong lagi perdarahan otak berat, perdarahan intra abdomenal masif. 1.
Metode triase yangdianjurkan bisa secara METTAG (Triage tagging system)
Sistim triase Penuntun Lapangan START (Simple Triage And Rapid Transportation).
Tag Triase Tag (label berwarna dengan form data pasien) yang dipakai oleh petugas triase untuk mengindentifikasi dan mencatat kondisi dan tindakan medik terhadap korban. Biasanya menggunakan warna:
Hitam / Putih Merah Kuning Hijau
Berupa penilaian pasien 60 detik dengan mengamati RPM :
R= status Respirasi P = status Perfusi M = status Mental
Memastikan kelompok korban (lazimnya juga dengan tagging) yang memerlukan transport segera atau tidak, atau yang tidak mungkin diselamatkan atau mati START (Simple Triage And Rapid Assessment)
Sistem triase sederhana Dapat dilakukan oleh orang yang dilatih walaupun tidak mendalam (lightly trained) Petugas paramedik yang dapat secara cepat dan akurat memilah korban dan membaginya ke kelompok-kelompok perawatan.
Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan tidak mungkin diresusitasi.
Prioritas Pertama (Merah) : Pasien cedera berat yang memerlukan tindakan dan transport segera : Pasien dengan cedera yang dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat
Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien degan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi segera.
Tujuan
Untuk memastikan bahwa pasien dilayani sesuai dengan kondisi kegawatan klinisnya Untuk meyakinkan bahwa penatalaksanaan pasien sesuai dengan kondisinya dan tepat pada waktunya Untuk mengalokasikan pasien ke tempat pelayanan yang sesuai (baik jenis pelayanan maupun tempatnya) Untuk mengumpulkan informasi yang menggambarkan tempat pelayanan yang beragam dan koordinasi yang bisa dilakukan
1. Area triase dapat dicapai dengan cepat dan memiliki
tandan yang jelas . Area ini harus didesain dengan memperhatikan beberapa hal yaitu
Bisa digunakan untuk memeriksa pasien Komunikasi bisa dilakukan oleh pengunjung dan petugas triase Privacy / privat / rahasia
2.Dirancang strategis sehingga setiap saat selalu ada
petugas 3.Standar yang sama (triage category) harus di aplikasikan di seluruh bagian ED
4. Harus selalu diingat bahwa tanda dan gejala yang
disampaikan oleh orant tua (pengantar) kadang kurang lengkap dan jelas pada pasien anak-anak. Kegawatan yang terjadi kadang lebih besar dari yang disampaikan orang tua. 5. Pasien trauma harus di kelompokan sesuai dengan kegawatan klinis masing-masing. Kadang-kadang pada kondisi lain (non trauma) riwayat penyakit kadang lebih penting daripada kondisi klinisnya. 6. Pasien dengan gangguan jiwa (mental health) harus di triase secara khusus dengan memperhatikan situasi kegawatan dan kondisi ED.
Alat-alat Emergency (pertolongan kegawatan) Fasilitas dan sarana perlindungan diri (universal precaution, seperti handscond, sarana cuci tangan) Alat komunikasi yang selalu diap pakai (telepon / intercom / radio dan lain-lain) Peralatan / sarana untuk merekam informasi yang disampaikan saat triase.
PROSEDURE 1. Pada saat pasien datang
Kecepatan dan ketepatan harus seimbang Setiap pasien yang masuk ED harus di triase oleh petugas terlatih (baik dokter Emergency atau Perawat terlatih) Triase dilakukan tidak boleh lebih dari 2-5 menit Ukur vital sign jika perlu untuk mengetahui tingkat kegawatannya dan ketepatan waktunya Tidak perlu sampai menemukan diagnosa meskipun kadang diagnosa bisa ditemukan.
PROSEDURE 2. Pastikan kondisi kegawatan pasien
Bisa ditentukan dengan melihat masalah yang timbul, keadaan umum, dan psikologi pasien Pastikan petugas medis (khususnya dokter) bisa dihubungi dengan mudah. 3. Satu pertanyaan yang harus dijawab dan dimunculkan adalah “pasien ini harus mendapat pelayanan medis dan tidak boleh menunggu lebih dari……..menit”
PROSEDURE 4. Jika ada pasien dengan kondisi kegawatan 1 atau 2 segera
kirim ke ruang tindakan dan segera di berikan tindakan sesuai kondisinya Penatalaksanaan keperawatan yang lengkap yharus diberikan oleh perawat diruang tindakan 5. Temukan kebutuhan pasien yang mendesak. Order standars bisa dipersiapkan dari awal 6. Protokol pemeriksaan dasar harus segera dilakukan misalnya foto rongten, laborat dll. Waktu tunggu akan berkurang dan kepuasan pasien akan meningkat ketikan protokol tersedian dan diikuti dengan baik.
PROSEDURE 7. Dokument harus lengkap dan terisi dengan lengkap pada
medical record pasien
Medical record harus mencakup: Tanggal dan waktu triase Nama petugas triase Masalah utama pasien, Riwayat kesehatan yang sesuai Tindakan yang sesuai, Kategori kegawatan pasien Tindakan diagnostik atau pertolongan pertama yang dilakukan
8. Pastikan “continuous reassesment” selalu dilakukan jika
pasien harus menunggu Retriase / triase kembali jika pasien mengalami:
Kondisi berubah / menurun pada saat menunggu tindakan Informasi tambahan yang memungkinkan kondisi kegawatan pasien berubah
Macam Triage:
Selection of Problem 2. Selection of Patient 1.
Triage of use perioritas masalah terutama penilaian tingkat urgensi
Kategori penilaian urgensi:
Dua kategori urgen & non -urgent 2. Tiga kategori Immediate, urgent & non-urgent 3. Lima kategori life treatening, urgent, semi urgent, non urgent & no need 1.
for care
SKALA TRIASE KATEGORI
WAKTU TUNGGU
INDIKATOR KEBERHASILAN
Kegawatan 1 Kegawatan 2 Kegawatan 3 Kegawatan 4 Kegawatan 5
Segera 10 menit 30 menit 60 menit 120 menit
100% 80% 75% 70% 70%
KATEGORI I. Pemeriksanaan dan Penanganan segera
Immediately Life-Threatening Condition Merupakan kondisi yang mengancam kehidupan dan memerlukan tindakan segera
Beberapa indikasi
Cardiac arrest, Respiratory arrest (Henti nafas dan jantung) Sumbatan Jalan nafas RR <10/min, Extreme respiratory distress BP< 80 (adult) Unresponsive atau responds hanya pada rasa sakit (GCS < 9) IV overdosis atau hipoventilasi
KATEGORI II. PEMERIKSAAN DAN PENANGAN TIDAK BOLEH LEBIH DARI 10 MENIT
Imminently Life threatening Kondisi pasien yang bisa mengancam kehidupan atau kegagalan organ jika tidak di tangani segera. Important time-critical treatment Kondisi dimana bisa membahayakan (misal tromboemboli) Very severe pain Rasa sakit yang hebat
Beberapa Indikasi Airway risk - severe stridor or drooling with distress Severe respiratory distress HR<50 or >150 (adult) Hypotension dengan efek haemodynamic Kehilangan darah yang banyak Chest pain seperti sakit jantung Penurunan kesadaran (GCS< 13) Acute hemiparesis/dysphasia Deman dengan tanda-tanda lethargy (semua umur) Trauma terlokalisasi – patah tulang, amputasi
Kategori III. Tidak boleh lebih dari 30 menit
Potentially Life-Threatening Kondisi pasien bisa membahayakan dan meningkatkan kemungkinan morbiditas jika tidak ditangani segera Situational Urgency Kemungkinan buruk bisa terjadi jika tidak ditangani kurang dari 30 menit. Beberapa Indikasi
Hypertension Perdarahan moderat Sesak nafas Deman dengan imunosupresi seperti pada pasien cancer Muntah persistent diikuti dengan dehidrasi Head injury
Kategori IV. Tidak boleh lebih dari 60
Beberapa Indikasi
Aspirasi benda asing tanpa respiratory distress Trauma dada tanpa fraktur costa atau respiratory distress Kesulitan menelan tanpa respiratory distress Trauma kepala minor tanpa kehilangan kesadaran Diare dan muntah tanpa dehidrasi Inflamasi pada mata
KATEGORI V. TIDAK BOLEH LEBIH DARI 120 Mnt Less Urgent
Clinico-administrative problems
Kondisi pasien kronis atau kegawatan minor dimana tidak akan berakibat buruk jika ditangani kurang dari 120 menit atau 2 jam. Misal pada pasien yang memerlukan pemeriksaan laborat, check up, atau memerlukan resep obat tertenetu/rutin
Beberapa Indikasi
Luka. Abrasi dll Kontrol luka atau ganti balut Riwayat resiko kecil dan asymptomatic Imunisasi