Konsep Sehat Sakit
Makalah
Disusun Dalam Rangka Memenuhi
Tugas Mata Kuliah : Konsep Dasar Keperawatan
Oleh : Kelompok 4 (1D)
Intan Febriani (17)
Pramanita Khafizah (35)
Reviyana (39)
Ridwan Tuturop (40)
Rizqi Amalia (41)
Siska Dewi Rizky (43)
Program Diploma III Keperawatan
Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Jakarta III
Bekasi 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT.yang dengan karunia-Nya telah memungkinkan selesainya makalah yang berjudul "Konsep Sehat Sakit" yang disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
Ibu Ratna Ningsih, S.Kp., M.Kes. selaku Penanggung Jawab mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
Ibu Dr. Titi Sulastri, S.Kp., M.Kes. selaku guru Pembimbing yang memberikan dorongan dan masukan kepada penyusun.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum lah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Bekasi, September 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………....1
1.2 Tujuan Penulisan………………………………………………………………….1
Tujuan umum………………………………………………………………....1
Tujuan khusus………………………………………………………………...1
BAB 2 TINJAUAN MATERI
Definisi Sehat……………………………………………………………………..2
Rentang sehat………………………………………………………………....2
Faktor pengaruh status kesehatan…………………………………………….3
Definisi Sakit……………………………………………………………………...4
Perilaku sakit………………………………………………………………….5
Faktor yang mempengaruhi perilaku sakit……………………………………6
Tahap perilaku sakit…………………………………………………………..7
Dampak sakit pada klien dan keluarga………………………………………..8
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada masa lalu sebagian besar masyarakat masih memandang kesehatan dengan baik, mereka menilai bahwa jiwa yang bersih menimbulkan kesehatan atau kesejahteraan sedangkan jiwa yang jahat menimbulkan sakit.
Pada masa ini masyarakat kurang memperhatikan kesehatan yang disebabkan karena terlalu sibuk dengan aktifitasnya, kesadaran akan pentingnya kesehatan pun semakin berkurang.
Dalam hal ini perawat mempunyai peran penting karena perawat dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
Berdasarkan fenomena diatas, penyusun tertarik untuk membahas konsep sehat-sakit serta mengimplikasikannya terhadap asuhan keperawatan.
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan kesehatan kepada masyarakat tentang keadaan dimana masyarakat berada dalam keadaan sehat dan atau sakit.
Tujuan Khusus
Setelah masyarakat mengetahui pengetahuan tersebut, diharapkan dapat menerapkan konsep sehat-sakit pada kegiatan sehari-hari.
BAB 2
TINJAUAN MATERI
Definisi sehat
Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit, tetapi penurunan daya tahan tubuh , variable genetic, dan psikologi . Membuat definisi kesehatan tidaklah mudah karena setiap orang mempunyai konsep kesehatan sendiri.Sehat bukanlah suatu pengetahuan ilmiah yang dapat diperoleh atau suatu benda, suatu bagian tubuh, atau fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan, atau pernafasan.Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang mendefinisikannya sesuai dengan nilai yang ada pada dirinya.
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle, 1994 dalam fundamental keperawatan):
Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan eksternal dan internal.
Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sedangkan menurut model sistem Neuman (1989,1990) berfokus pada sehat sebagai totalitas dari seluruh proses kehidupan, termasuk memandang sakit sebagai sebuah proses.(Dalam fundamental keperawatan).
Sehat dalam arti paling luas adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan .
Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali, dan sejahtera.Rentang ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu. Batasan sehat itu dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit. (WHO 1947 dalam Pengantar Konsep Dasar Keperawatan). Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.
Faktor pengaruh status kesehatan
Status kesehatan merupakan keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh perkembangan, social kultural, pengalaman masa lalu, harapan seseorang tentang dirinya, keturunan, lingkungan, dan pelayanan.
Perkembangan
Artinya bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Apabila seseorang merespon baik terhadap perubahan kesehatannya, maka akan memiliki kesehatan yang baik, demikian sebaliknya.
Perawat harus mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan klien pada saat perawat menggunakan keyakinan terhadap kesehatan dan cara klien melaksanakannya sebagai dasar dalam membuat rencana perawatan.
Sosial dan kultural
Sosial dan kultural akan mempengaruhi pemikiran dan keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan. Contohnya seseorang memiliki lingkungan tempat tinggal yang kotor namun jarang terjadi penyakit pada lingkungan itu, maka akan timbul anggapan bahwa mereka dalam keadaan sehat.
Perawat harus mengidentifikasi dan memasukan factor budaya kedalam rencana keperawatan klien untuk menghindari terjadinya konflik antara tujuan dan metode keperawatan dengan latar belakang budaya klien.
Pengalaman masa lalu
Pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau yang buruk akan berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya. Contohnya seseorang pernah mengalami tifoid, karena pengalaman masa lalu yang salah dalam menjaga pola hidupnya yang menyebabkan dirinya masuk rumah sakit, maka seseorang tersebut akan selalu berupaya untuk tidak mengulangi pengalaman masa lalunya dengan mencegah hal hal yang dapat memicu perubahan pola hidupnya.
Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan dapat menghasilkan status kesehatan ketingkat yang lebih baik secara fisik,maupun psikologis, karena dengan adanya harapan seseorang akan memiliki motivasi untuk hidup sehat dan menghindari hal-hal yang dapat menggangu kesehatannya.
Keturunan
Potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon pada berbagai penyakit. Contohnya : seorang ibu menderita diabetes mellitus maka ada kemungkinan untuk keturunannya si anak akan menderita diabetes mellitus jika tidak menjaga pola hidupnya.
Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik yaitu udara, air, sungai, dan lain-lain.
Pelayanan
Pelayanan dapat mempengaruhi status kesehatan apabila pelayanan kesehatan berkualitas dalam memberikan pelayanan kesehatannya maka akan dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup sehat. Pelayanan kperawatan yang berorientasikan kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dipahami melalui berbagai aktifitas kesehatan yang dilakukan pada tingkay primer, sekunder, dan tersier.
Definisi Sakit
Sakit bukan hanya keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit. Tetapi sakit adalah suatu keadaan dimana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau spiritual seseorang berkurang atau terganggu apabila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.Sakit dapat diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta terganggunya kemampuan individu untuk melaksanakan aktifitas sehari-hari.
Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial (Parsons,1972 dalam buku Pengantar Konsep Dasar Keperawatan).
Tim kesehatan dapat menjadi sumber yang memberi dukungan dan kepastian untuk klien.Klien perlu diberikan keyakinan bahwa ketidakmampuan untuk merawat diri mereka sendiri semata-mata disebabkan karena penyakit fisik yang dialaminya, bukan karena kurangnya motivasi atau keinginan yang dimilikinya.
Perilaku sakit
Seorang yang sedang sakit pada umumnya mempunyai perilaku yang menurut istilah sosiologi kedokteran disebut dengan perilaku sakit, dimana perilaku sakit itu mencakup tentang cara seseorang memantau tubuhnya, mendefinisikan dan menginterprestasikan gejala yang dialaminya, melakukan upaya penyembuhan, dan menggunakan sistem pelayanan kesehatan (Mechanic,1982 dalam buku Fundamental of Nursing).
salah satu contoh perilaku sakit dapat terjadi pada klien yang mengalami kehilangan peran, seorang bapak yang sedang menderita sakit "diare" mungkin harus berhenti sementara dari tanggung jawabnya bekerja di kantor dan mencari nafkah. Selain dampak yang terjadi akibat keadaan sakit atau dirawat di rumah sakit, seseorangpun selama sakit akan mengalami perubahan dalam berperilaku yang berdampak pada dirinya. Adapun perubahan perilaku yang terjadi selama sakit antara lain :
Adanya perasaan takut\
Perubahan perilaku ini dapat terjadi pada semua orang dengan ditandai perasaan takut sebagai dampak dari sakit. Apabila dibiarkan akan menggangu status mental seseorang.
Menarik diri
Pada orang yang sakit akan selalu mengalami proses kecemasan. Tingkat kecemasan yang dialami seseorangpun akan berbeda.
Egosentris
Perilaku ini dapat terjadi pada orang yang sakit yang ditunjukan dengan selalu banyak mempersoalkan dirinya sendiri dan tidak mau mendengarkan perasaan orang lain.
Sensitif terhadap persoalan kecil
Pada orang sakit perubahan perilaku ini ditimbulkan dengan mempersoalkan hal-hal kecil sebagai dampak terganggunya psikologis, contohnya selalu mengomel jika keadaan tudak sesuai dengan yang diinginkan oleh dirinya.
Reaksi emosional tinggi
Perilaku ini dapat ditunjukan oleh seseorang yang mengalami sakit dengan mudah menangis, tersinggung, marah serta menuntut perhatian yang lebih dari orang sekitar.
Perubahan persepsi
Persepsi pada orang sakit menganggap bahwa dokter dan perawat merupakan orang yang dapat membantu bahkan menyembuhkannya.Sehingga klien menaruh harapan yang besar pada dokter dan perawat tersebut.
Berkurangnya minat
Berkurangnya minat dikarenakan terjadinya stress (ketegangan) yang diakibatkan penyakit yang sedang dirasakannya serta menurunya kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Faktor yang mempengaruhi perilaku sakit
Sama halnya dengan perilaku sehat, maka perilaku sakit juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Untuk membuat rencana perawatan yang individual, perawat perlu memahami pengaruh dari berbagai faktor ini:
Faktor Internal
Faktor internal yang penting dan dapat mempengaruhi perilaku pada saat klien sakit anatara lain persepsi mereka terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami. Perilaku sakit klien dapat juga disebabkan oleh asal penyakit yang dialaminya. Selain itu, dalam sistem yang ada pada saat ini kadang kadang beberapa profesi pelayanan kesehatan tidak mempunyai motivasi yang tinggi untuk tetap terlibat dalam perawatan.
Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi sakit klien, terdiri dari gejala yang dapat dilihat, kelompok social, latar belakang budaya, faktor ekonomi, kemudahan akses kedalam sistem pelayanan kesehatan, dukungan sosial.
Tahap perilaku sakit
Perilaku sakit pada individu dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal tapi pada umumnya individu tersebut melalui 5 tahap perilaku sakit.Pengetahuan tentang perilaku sakit memungkinkan perawat mampu mengkaji perilaku pasien, menentukan tahap perilaku pasien, dan mengembangkan berbagai intervensi untuk meningkatkan fungsi fisik emosional intelektual, social, dan spiritual yang optimal selama pasien sakit.
Tahap 1 : Mengalami gejala
Tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman, seseorang biasanya mengenali perasaan tidak nyaman tersebut atau keterbatasaan fungsi fisik, tetapi tidak menduga adanya diagnose tertentu.
Tahap 2 : Asumsi tentang peran sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang dialaminya dan akan merasakan keraguan- keraguan pada kelainan atau gangguan yang dirasakan pada tubuhnya. Jika gejala menetap dan berubah menjadi berat pasien akan menerima peran sakit ini. Pada tahap ini kondisi sakitnya menjadi sebuah fenomena, dan orang yang sakit akan mencari informasi dari keluarga
Tahap 3: Kontak dengan pelayanan kesehatan
Pada tahap ini seseorang telah mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasihat dari profesi kesehatan seperti dokter, perawat, atau lainnya yang dilakukan atas inisiatif dirinya sendiri.
Tahap 4: Peran klien dependen( ketergantungan)
Pada tahap ini terjadi setelah seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan dalam pengobatan, setelah menerima penyakitnya dan mencari pengobatan, pasien memasuki tahap ini. Pasien bergantung pada pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada.Pasien menerima perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan stress hidupnya.
Tahap 5 : Pemulihan dan Rehabilitasi
Tahap akhir dari perilaku sakit,yaitu penyembuhan dan rehabilitasi dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya seperti saat terjadi penurunan demam. Jika penyembuhan tidak dilakukan dengan tepat, maka perawatan jangka panjang munking perlu diberikan sebelum pasien mampu mencapai tingkat fungsi yang optimal.( menurut Suchman dan diambil dari buku fundamental of nursing ).
Tidak semua klien melewati tahap yang ada dan tidak semua klien melewatinya dengan cepat yang sama atau dengan sikap yang sama. Namun demikian, pola perilaku sakit yang telah digambarkan biasanya terjadi pada banyak kasus, dan pemahaman terhadap semua tahap yang ada akan membantu perawat mengidentifkasi perubahan perilaku sakit klien dan bersama sama dengan klien membuat rencana perawatan yang efektif .
Dampak sakit pada klien dan keluarga
Pasien dan keluarganya harus menghadapi berbagai perubahan yang terjadi akibat kondisi sakit dan pengobatan yang dilaksanakan. Setiap pasien akan berespon secara unik terhadap kondisi sakit yang dialaminya, oleh karena itu intervensi keperawatan yang diberikan harus bersifat individual.
Dampak sakit pada peran keluarga
Setiap orang mempunyai berabagai peran dalam kehidupannya , seperti pencari nafkah, pengambil keputusan, seorang professional atau sebagai orangtua. Ketika terjadi suatu penyakit, peran peran klien denan keluarganya mungkin akan berubah.
Perubahan perilaku dan emosi
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda beda terhadap kondisi sakit atau terhadap ancaman penyakit. Reaksi perilaku dan emosi individu bergantung pada asal penyakit, setiap klien menghadapi penyakit tersebut, reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan berbagai variable dari perilaku sakit.
Dampak penyakit dari citra tubuh
Beberapa penyakit dapat mengakibatkan perubahan pada penampilan fisik, dan pasien dan keluarga akan bereaksi dengan cara yang berbeda beda terhadap berbagai perubahan tersebut. Reaksi klien dan keluarga terhadap perubahan gambaran tubuh bergantung pada beberapa hal berikut ini:
Jenis perubahan ( mis: kecacatan fisik)
Kapasitas Adaptasi
Kecepatan perubahan
Dukungan yang tersedia
Dampak pada konsep diri
Konsep diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahan pada seluruh aspek kepribadinnya. Konsep diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan anggota keluarganya yang lain. Klien yang mengalami perubahan konsep diri karena kondisi sakitnya mungkin tidak lagi mampu memenuhi harapan keluargnya, yang akhirnya akan menimbulkan ketegangan atau konflik. Dalam memberikan perawatan, perawat mampu mengobservasi perubahan pada konsep diri klien atau pada konsep diri anggota keluarga.
Dampak pada dinamika keluarga
Dinamika keluarga merupakan proses dimana keluarga melakukan fungsi, mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan melakukan koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari. Pada beberapa kasus penyakit yang berkepanjangan, sering kali keluarga harus membuat pola fungsi yang baru, yang merupakan suatu perubahan yang dapat menimbulka stress emosional dan menyebabkan tanggungjawab yang bertentangan atau menyebabkan koflik pada saat pengambilan keputusan
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Individu yang sehat dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya dan dapat mempertahankan kesehatan pada seluruh dimensi dalam dirinya,
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna, baik secara fisik, mental, dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,1947). Sehat pun mempunyai karakteristik yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif.
Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal dimana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial (Parsons,1972 dalam buku Pengantar Konsep Dasar Keperawatan).
Rentang sehat-sakit sangat membantu perawat dalam membuat asuhan keperawatan.Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Potter
Hidayat,A.A, (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.