KONSEP PERSEPSI SENSORI DAN KOGNITIF A. DEFINISI, FISIOLOGI DAN KOMPONEN PERSEPSI SENSORI DAN KOGNITIF 1. PERSEPSI a. Definisi Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka. Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang obyektif (Robbins, 2006). Menurut Daviddof, persepsi adalah suatu proses yang dilalui oleh suatu stimulus yang diterima panca indera yang kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga individu menyadari yang di indera. Atkinson dan Hilgard mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi (Anonim, 2009). Menurut Walgito, proses terjadinya persepsi tergantung dari pengalaman masalalu dan pendidikan yang diperoleh individu. Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan interpretation, begitu juga berinteraksi dengan closure. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak t idak penting. Proses closure terjadi ter jadi ketika hasil seleksi sel eksi tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh (Anonim, 2009). b. Fisiologi Persepsi 1) Penglihatan
Kelopak Mata Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan komea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bola mata. Dapat membuka diri untuk memberi jalan masuk sinar kedalam bola mata yang dibutuhkan untuk penglihatan. Pembasahan dan pelicinan seluruh permukaan bola mata terjadi karena pemerataan air mata dan sekresi berbagai kelenjar sebagai akibat gerakan buka tutup kelopak mata. Kedipan kelopak mata sekaligus menyingkirkan debu yang masuk.
Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi selaput sel aput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal. Gangguan penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan ma ta sehingga terjadi keratitis et lagoftalmos. Pada kelopak terdapat bagian-bagian : a) Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus. b) Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas at as dengan sebagian s ebagian menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat terli hat sebagai sulkus (lipatan) (l ipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata. c) Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra d) Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan. e) Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah). f) Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah palpebra. g) Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V, sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V. Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang menghasilkan musin.
Sistem Lakrimal Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior. Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu : a) Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporo antero superior rongga orbita.
b) Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di¬bagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior. Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal. Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya dilakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan keluar melalui pungtum lakrimal. Konjungtiva Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang.3 Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau lensa kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-sama dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga agar cornea tidak kering. Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu : a) Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari tarsus. b) Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya. c) Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi. Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.
Bola Mata Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda. Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu : a) Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera.
b) Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa yang disebut perdarahan suprakoroid.Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh para¬simpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasim¬patis. Otot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera. c) Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsang¬an pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina. Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya menempel pupil saraf optik, makula dan pars plans. Bila terdapat jaringan ikat di dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi ablasi retina. Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuator¬nya pada badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea. Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di daerah temporal atas di dalam rongga orbita. Sklera Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupa¬kan pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik sampai kornea.1 Sklera sebagai dinding bola mata merupakan jaringan yang kuat, tidak bening, tidak kenyal dan tebalnya kira-kira 1 mm. Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mem¬punyai kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata.1 Dibagian belakang saraf optik menembus sklera dan tempat tersebut disebut kribosa. Bagian luar sklera berwarna putih dan halus dilapisi oleh kapsul Tenon dan dibagian depan oleh konjungtiva. Diantara stroma sklera dan kapsul Tenon terdapat episklera. Bagian dalamnya berwarna coklat dan kasar dan dihubungkan dengan koroid oleh filamen-filamen jaringan ikat yang berpigmen, yang merupakan dinding luar ruangan suprakoroid.
Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau merendah pada eksoftalmos goiter, miotika, dan meminum air banyak.
Kornea Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas lapis : a) Epitel o Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang sating tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. o Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini ter¬dorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingya dan sel poligonal di depannya melalui des¬mosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier. o Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepada¬nya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren. o Epitel berasal dari ektoderm permukaan.
Membran Bowman a) Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. b) Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi
Stroma Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkem¬bangan embrio atau sesudah trauma.
Membran Descement a) Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya. b) Bersifat sangat elastik dan berkembang terns seumur hidup, mempunyai tebal 40 µm. EndotelBerasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 2040 pm. Endotel melekat pada membran descement melalui hemi¬desmosom dan zonula okluden. Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bow¬man melepaskan
selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbul Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan. Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi. Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.
Uvea
Walaupun dibicarakan sebagai isi, sesungguhnya uvea merupakan dinding kedua bola mata yang lunak, terdiri atas 3 bagian, yaitu iris, badan siliar, dan koroid. Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap otot superior, medial inferior, satu pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior ini ber¬gabung menjadi satu membentuk arteri sirkularis mayor pada badan siliar. Uvae posterior mendapat perdarahan dari 15 – 20 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar tempat masuk saraf optik. Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di bagian posterior yaitu : a) Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung serabut sensoris untuk komea, iris, dan badan siliar. b) Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari saraf simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh darah uvea dan untuk dilatasi pupil. c) Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk mengecilkan pupil.
Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris dan koroid. Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm temporal dan 7 mm nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan sirkular.
Ditengah iris terdapat lubang yang dinamakan pupil, yang mengatur banyak sedikit¬nya cahaya yang masuk kedalam mata. Iris berpangkal pada badan siliar dan memisahkan bilik mata depan dengan bilik mata belakang. Permukaan depan iris warnanya sangat bervariasi dan mempunyai lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil yang disebut kripti. Badan siliar dimulai dari basis iris kebelakang sampai koroid, yang terdiri atas otot-otot siliar dan proses siliar. Otot-otot siliar berfungsi untuk akomodasi. Jika otot-otot ini berkontraksi ia menarik proses siliar dan koroid kedepan dan kedalam, mengendorkan zonula Zinn sehingga lensa menjadi lebih cembung.Fungsi proses siliar adalah memproduksi Humor Akuos. Koroid adalah suatu membran yang berwarna coklat tua, yang letaknya diantara sklera dan. retina terbentang dari ora serata sampai kepapil saraf optik. Koroid kaya pembuluh darah dan berfungsi terutama memberi nutrisi kepada retina.
Pupil
Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis. Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis. Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari : a) Berkurangnya rangsangan simpatis b) Kurang rangsangan hambatan miosis
2)
Penghidu Empat fungsi vital hidung adalah penghidu, pengendali suhu, pengendali kelembapan dan filtrasi partikel. a. Penghidu Proses penghidu berlangsung melalui rambut-rambut sensorik N I, yang menembus lamina cribrosa. Sekalipun dapat terjadi beberapa gangguan penhidu, penebab anosmia tersering (tidak ada sensasi menghidu) adalah hanya obstruksi hidung, sederhana seperti yang terjadi pada influenza atau poliposis hidung yang menghalangi aliran udara untuk mencapai daerah penghidu b. Pengendali suhu udara Pengendali suhu udara yag dihirup diatur ketika udara melewati permukaan cochae yang luas. Jaringan kapiler yang banyak terdapat dalam
jaringan semierektil memungkinkan pertukaran kalori yang efektif. Beberapa pun suhu yang dihirup didalam nasofaring jarang berfluktuasi lebih dari 30 F dari suhu tubuh normal. c. Pengendali kelembapan Selimut mukosa yang padat yang dibentuk oleh kelenjar mukosa yang sangat banyak di dalam mukosa hidung memungkinkan pelembapan udara yang dihirup secara konstan. Diperkirakan sebanyak 1 liter cairan hilang melalui hidung sepanjang bernapas selama 24 jam. d. Filtrasi partikel Sistem mukosiliar hidung membetikan fungsi filtrasi yang melindungi terhadap bahan artikel yang terhirup. Kelenjar submukosa dan sel-sel goblet di epitel pernapasa memasok mukus yang mengalir terus-menerus sehingga membentuk selimut kental (menghasilkan lebih dari 1 liter setiap hari). pH sekret tetap konstan pada angka 7 dan juga mengandung lisozim dan mensekresi imunoglobulin IgA. Pergerakan ritmik silia epitel mengerakan selimut mukosa ini dengan kecepatan beberapa milimeter per menit yang kemudian digantikan kembali kira-kira setiap 20 menit. Fungsi-fungsi sinus paranasal lainnya antara lain meringankan bobot tengkorak memberikan fungsi hidung tambahan , membrikan penahan suhu udara untuk otak, ikut mempertajam penghidu, menambah resonasi suara dan memberikan penopang semacam bantalan (bumper) untuk melindungi wajah dari trauma. Sistem Persyarafan Hidung
a) Membran Olfaktorius Membran olfaktorius terletak di bagian superior setiap lubang hidung. Di sebelah medial, membran olfaktorius terlipat kebawah disepanjang permukaan septum superior disebelah lateral terlipat di atas turbinat superior dan bahkan diatas sebagian kecil permukaan atas turbinat medial disetiap lubang hidung, membran olfaktorius mempunyai luas permukaan sekitar 2,4cm persegi. b) Sel-sel olfaktorius Sel-sel reseptor untuk sensasi penghidu adalah sel-sel olfaktorius yang pada dasarnya merupakan sel saraf bipolar yang berasal dari sistem saraf pusat itu sendiri. Terdapat sekitar 100juta sel seperti ini pada epitel olfaktorius yang terbesar diantara sel-sel sustentakular. Ujung mukosa dari sel olfaktorius membentuk tombol yang dari tempat ini akan dikeluarkan 4-25 rambut olfaktorius (silia olfaktorius) yang berdiameter 0,3 mikrometer dan panjangnya sampai 200 mikrometer, terproyeksi ke dalam mukus yang melapisi permukaan dalam rongga hidung. Silia olfaktorius yang terproyeksi ini akan membentuk alas yang padat pada mukus, dan ini adalah silia yang bereaksi terhadap bau di udara, dan kemudian akan merangsang sel-sel olfaktorius. Pada membran olfaktorius diantara sel-sel olfaktorius tersebar banyak glandula bowman yang kecil, yang menyekresi mukus ke permukaan membran olfaktorius.
c) Penjalaran sinyal-sinyal penghidu ke dalam sistem saraf pusat Pada kenyataannya, bagian otak yang merupakan asal mula dari olfaksi ini kemudian berkembang menjadi struktur dasar otak yang mengendalikan emosi dan aspek perilaku lainnya pada manusia. Sistem ini disebut sistem limbik d) Penjalaran sinyal-sinyal olfaktorius ke dalam bulbus olfaktorius Serabut saraf yang kembali dari bulbus disebut Nervus Kranialis I atau traktus olfaktorius. Namun demikian, pada kenyataannya kedua traktus dan bulbus merupakan pertumbuhan jaringan otak dari dasar otak ke arah anterior. Pembesaran yang berbentuk bulat pada ujungnya disebut bulbus olfaktorius terletak pada lempeng kribriformis yamg memisahkan rongga otak dari bagian atas rongga hidung. Lamina krimbiformis memiliki banyak lubang kecil yang merupakan tempat masuknya saraf-saraf kecil dalam jumalh yang sesuai berjalan naik dari membran olfaktorius di rongga hidung memasuki bulbus olfaktorius di rongga kranial menggambanrka hubungan yang erat antara sel-sel olfaktorius di membran olfaktorius dengan bulbus olfaktorius yang memperlihatkan bahwa aksonakson pendek dari sel olfaktorius akan berakhir di struktu globular yang multipel di dalam bulbus olfaktorius yang disebut glomeruli. Setiap bulbus memiliki beberapa ribu macam glomerulus yang merupakan ujung dari sekitar 25.000 akson yang berasal dari sel olfaktorius. Setiap glomerulus merupakan ujung untuk dendrit yang berasal dari sekitar 25 sel-sel mitral yang besar dan sekitar 60 sel-sel berumbai yang lebih kecil dengan badan sel yang terletak di bulbus olfaktorius pada bagian superior glumeruli. Dendrit ini menerima sinaps dari sel olfaktorius, sel mitral dan sel berumbai yang mengirimkan akson-akson melalui traktus olfaktorius untuk menjalarkan sinyal-sinyal olfaktorius ke tingkat yang lebih tinggi di sistem saraf pusat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa glomeruli yang berbeda akan memberi respon bau yang berbeda pula. Kemungkinan bahwa glomeruli tertentu merupakan petunjuk sebenernya untuk menganalisis berbagai sinyal bau yang dijalarkan ke dalam sistem saraf pusat. 3) Pendengaran Sistem yang digunakan untuk mendengar.Hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Pendengar luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga luar. Daun telinga adalah sebuah lipatan kulit yang berupa rangka rawan kuping kenyal. Bagian luar liang telinga luar berdinding rawan, bagian dalamnya mempunyai dinding tulang. Ke sebelah dalam liangTelinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani, diteruskan ke telinga tengah
melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandigan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang akan menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membran basalis dan membran tekt oria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.(tambahan anfis: ari + aan) Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairanlimfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambutrambutsel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran. Cara kerja indra pendengaran Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairanlimfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaputbasiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran
tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampulayang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith,yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak. c. Komponen Persepsi Terdapat tiga komponen utama proses pembentukan persepsi menurut (Sobur, 2003), yaitu: 1) Seleksi, yaitu penyampaian oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. Setelah diterima, rangsangan atau data diseleksi. 2) Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti Bagi seseorang. Interpretasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut,
motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang di terimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang komplek menjadi sederhana. 3) Pembulatan, yaitu penarikan kesimpulan dan tanggapan terhadap informasi yang diterima. Persepsi yang diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi yaitu bertindak sehubungan dengan apa yang telah di serap yang terdiri dari reaksi tersembunyi sebagai pendapat/sikap dan reaksi terbuka sebagai tindakan yang nyata sehubungan dengan tindakan yang tersembunyi (pembentukan kesan). (Sobur, 2009). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponenkomponen persepsi, yaitu seleksi terhadap informasi berdasarkan stimulus yang diterima oleh alat indera, kemudian stimulus yang diterima akan diseleksi untuk kemudian diinterpretasikan agar dapat memberikan penarikan kesimpulan terhadap objek yang diinderakan. Berdasarkan komponen persepsi seperti yang dipaparkan oleh Sobur (2003) di atas, dan turut terdapat hal yang sama perihal komponen persepsi menurut Kenneth dan Edward (dalam Mulyana, 2002) yang juga membagi aspek persepsi menjadi tiga komponen, yaitu seleksi, organisasi/atensi dalam menginterpretasikan dan interpretasi dalam pembulatan atau penarikan kesimpulan. Ketiga komponen persepsi tersebut dirangkai dan dirunut Berdasarkan aspek komponen persepsi oleh Sobur (2003) yang bersumber dari berbagai macam teori yang dipaparkan oleh para ahlinya, yang adalah sebagai berikut: 2. SENSORI a. Definisi Sensori Sensori adalah stimulus atau rangsang yang datang dari dalam maupun luar tubuh. Stimulus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ sensori ( panca indera). b. Fisiologi Sensori Dalam menjalankan fungsinya organ sensori berkaitan erat dengan sistem persyarafan yang berfungsi sebagai reseptor dan penghantar stimulus sehingga tercipta sebuah persepsi yang dapat menimbulkan reaksi dari individu. c. Komponen Sensori
1) Penerimaan Penerimaan dimulai dengan stimulasi sebuah sel saraf yang disebut reseptor, setelah impuls saraf tercipta maka akan berjalan sepanjang jalur medula spinalis atau secara langsung ke otak. 2) Persepsi
Jika seseorang sadar terhadap stimulus dan menerima informasi maka akan terjadi persepsi, tingkat kesadaran mempengaruhi sejauh mana stimulus dipersepsi dan diinterpretasi. Persepsi termasuk integrasi dan interpretasi stimulus berdasarkan pengalaman seseorang. 3) Reaksi Manusia biasanya akan bereaksi terhadap stimulus yang paling bermakna atau penting pada suatu waktu. Jika sensasi tidak lengkap atau pengalaman masa lalu tidak adekuat terhadap stimulus maka orang bereaksi terhadap stimulus sensasi secara tidak kuat. 3. KOGNITIF a. Definisi Kognitif Kognisi merupakan aktivitas mental pengetahuan, yang melibatkan perolehan, penyimpanan, pencarian, dan penggunaan. Menurut Matlin, kognisi membicarakan tentang proses-proses mental, seperti persepsi,memori, daya bayang, bahasa, penyelesaian masalah, pemahaman/penalaran, pembuatan keputusan. Definisi kognitif menurut behavioral neurologi adalah suatu proses dimana semua masukan sensori ( taktil, visual, dan auditorik ) akan di ubah, di olah di simpan dan selanjutnya digunakan untuk hubungan interneuron secara sempurna sehingga individu mampu melakukan penalaran terhadap masukan sensori tersebut. Arti psikologi kognitif, diantaranya : a) Sinonim dari kata kognisi. b) Pendekatan tertentu terhadap psikologi untuk memahami proses mental seseorang. c) Orientasi teoretik yang mengemukakan berbagai teori yang didasarkan pada struktur mental dan proses-proses (Craik, 1991). Ilmu kognitif (Gardner, 1985) adalah bidang kajian kontemporer yang mencoba menjawab persoalan mengenai sifat, komponen, perkembangan, dan penggunaan pengetahuan. Psikologi, filsafat, bahasa, inteligensi artificial, antropologi dan ilmu syaraf. Tidak menekankan factor emosi. b. Fisiologi Kognitif
Fisiologi otak berkaitan dengan kognitif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Luria (1970) terhadap prajurit yang sebelumnya sehat menjadi cacat pada peperangan, luria membagi tiga tingkat dari fungsional otak. a) Tingkat pertama Tingkat pertama adalah formasio retikularis dibatang otak yang bertanggung jawab terhadap perhatian dan kewaspadaan. Formasio retikularis mempunyai semua hubungan dengan semua bagian korteks.
Semua informasi sensorik yang masuk baik visual, auditorik maupun taktil akan masuk melalui formasi retikularis dibatang otak dan akan mengaktifkan seluruh korteks otak sehingga korteks yang bersangkutan akan mempersiapkan diri untuk melakukan analisa informasi yang spesifik sesuai dengan modalitas informasi sensorik yang masuk. b) Tingkat kedua Merupakan tingkat kortikal yang lebih tinggi. Pada tingkat kedua ini dibedakan atas dua bagian yaitu korteks otak posterior dan korteks otak anterior. 1) Korteks otak posterior Meliputi korteks lobus parietal, temporal, dan oksipital, yang berfungsi untuk untuk penerimaan, penganalisaan, pengintregasian dan penyimpanan informasi yang diterima dari tingkat pertama. Disini semua masukan sensorik dari semua modalitas ( visual, auditorik dan taktil) akan sampai pada korteks primer masing-masing modalitas. Berkaitan dengan proses pengolahan masukan informasi selanjutnya, tingkat kedua ini dibagi menjadi tiga zona sebagai berikut: - Zona primer Secara anatomis dan fisiologi mempunyai batas yang jelas dan merupakan proyeksi dan pancaindra dan semua informasi sensibilitas. Masing-masing masukan informasi terproyeksi ke masing-masing zona primernya. Masukan informasi visual yaitu pada korteks lobus oksipital sebagai area visual primer ( area 17 dan 18). Masukan informasi auditaorik akan menuju zona primer auditorik pada korteks lobus temporalis sebagai area auditorik primer ( area 41 dan 42), dan masukan informasi taktil akan menuju zona primer taktil pada girus pos sentralis lobus parietal. Pada zona primer ini penting diketahui beberapa hal antara lain, mempunyai batas yang jelas, fungsi hemister kanan dan kiri sama( tidak ada laterisasi), semua masukan informasi belum dapat dikenali dan lesi pada zona primer kelainannya bukan fungsi kognisi atau fungsi luhur melainkan kelainan fokal Secara anatomis dan fisiologis mempunyai batas yang jelas dan merupakan proyeksi dari pancaindra dan semua informasi sensibilitas. Masing-masing masukan informasi terproyeksi ke masing-masing zona primernya. Masukan informasi visual akan menuju ke zona primer visual yaitu pada korteks lobus oksipitasl sebagai area visual primer ( area 17 dan 18). Maukan informasi auditorik area auditorik (area 41 dan 42), dan masukan informasi taktil akan menuju zona primer taktil pada girus pos sentralis lobus parietal. Pada zona primer ini penting diketahui beberapa hal antara lain mempunyai batas yang jelas, fungsi hemister kanan dan kiri sama( tidak ada lateralisasi), semua masukan informasi belum dapat dikenali dan lesi pada zona primer kelainannya bukan fungsi kognisi atau fungsi luhur
melainkan kelainan fokal misalnya: hemiparesis, hemihipestesia, gangguan visus atau gangguan pendengaran. - Zona sekunder Dikenal sebagai korteks asosiasi yang menerima masukan informasi dari zona primer. Zona sekunder visual berada pada lobus oksipitalis sebagai area asosiasi visual. ( area 19). Zona sekunder auditorik berada pada lobus temporalis sebagaiarea asosiasi auditorik ( area 22). Zona sekunder taktil berada pada lobus parietalis sebagai area sekunder taktil ( girus angularis). Pada zona sekunder ini ada hal penting yang perlu mendapat perhatian ialah:Daerah zona sekunder lebih luas dibanding dengan zona primer dan tidak terbatas jelas. Fungsi hemister kanan dan kiri tidak sama ( sudah terjadi lateralisasi fungsi ). Informasi yang masuk dari zona primer dianalisa dan diintregasikan sehingga timbul persepsi ( penyadaran) dan pengenalan (gnosi). Lesi pada zona sekunder akan menyebabkan gangguan fungsi kognitif atau fungsi luhur. Misalnya bermacam apraksi dan agnosia, tergantung dari tempat lesi. Pada zona sekunder sudah terjadi hubungan/ integrasi antara modalitas informasi yang masuk. Sehingga bila ada lesi pada zona sekunder visual maka benda misalnya sisir yang dilihat tidak dapat dikendali dan baru akan dikenal bila diletakkan ditangannya ( taktil), atau bila dikatakan (auditorik) bahwa itu sisir karena zona sekunder taktil dan auditorik masih utuh. - Zona tersier Zona ini juga termasuk zona asosiasi yang menerima masukan informasi dari zona sekunder. Zona tersier ini tidak mempunyai batas yang jelas dan merupakan tempat dimana masukan dari berbagai modalitas saling tumpang tindih dan terintegrasi secara kompleks sehingga terjadilah abstraksi yang lebih jauh lagi. Dimana suatu benda tidak hanya dikenal dari nama dan bentuknya saja tetapi juga kegunaannya atau sifatnya. Pada zona ini juga berhubungan dengan sistim limbik, sehingga sesuatu yang didengar ( auditorik) atau dilihat ( visual) atau diraba ( taktil) akan mencetuskan reaksi emosional misalnya gembira, sedih, terkejut, terharu. Reaksi motorik misalnya menghindar, mendekat. Reaksi vegetatif misalnya berkeringat, wajah menjadi merah. 2) Korteks otak anterior Terdiri dari lobus frontalis sebagai korteks motorik. Pada korteks otak anterior juga terdiri dari tiga zona. 1. Zona primer Terletak pada korteks girus presentralis ( area 4) dengan penataan motorik daerah sisi tubuh kontra lateral. 2. Zona sekunder Terdapat pada korteks premotoris ( area 6 dan 8) disini masukkan informasi di olah untuk perencanaan tindakan/ gerakan dari pola-pola
yang ada dalam ingatan/ memori sehingga terjadi pengorganisasian dan perencanaan gerakan yang sesuai. 3. Zona tersier Terdapat pada korteks prefrontal ( area 9, 10, 11, 12, 45, 46, 47 juga area 44/ area broca). Merupakan daerah yang sangat luas yang menerima masukan informasi dari semua daerah lain di otak terutama dari sisi sistim limbic secara tumpang tindih. c) Tingkat ketiga Merupakan hubungan dengan korteks frontal sebagai korteks anterior yang berfungsi untuk pengawalan dan pegkoordinasian semua perbuatan yang dilakukan dengan sadar. Untuk perjalanan alur pengelolaan masukan informasi pada daerah sensorik berbeda dengan motorik sebagai berikut: Masukan informasi sensorik ( visual, auditorik dan taktil) → zona primer →zona sekunder → zona tersier → respon. Untuk motorik terjadi sebaliknya dimulai dari muncul ide melakukan gerakan akibat adanya rangsangan sensorik atau emosional yang masuk ke zona motorik tersier ( area prefrontal) → ke zona motorik sekunder ( area premotor) untuk memprogram dan mengordinasi gerakan → ke zona primer motorik ( girus presentralis) untuk diperintahkan menggerakkan otot tertentu. Dapat disimpulakan bahwa pada tahap zona primer masih didapatkan representasi kontra lateral dan pada zona ini peranan hemister kanan dan kiri tidak ada perbedaan. Pada tingkat zona sekunder dan tersier yang berkaitan dengan fungsi kognitif yang lebih tinggi representasi kontra lateral tidak berlaku lagi oleh karena adanya lateralisasi fungsi hemister/ terdapat perbedaan fungsi hemister kanan dan kiri. c. Komponen Kognitif 1. Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik si kap. 2. Berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu (Mann, 1969). 3. Sesuatu yang telah terpolakan dalam fikiran. 4. Tidak selalu akurat
B. STRUKTUR DAN FUNGSI OTAK TERKAIT PERSEPSI, SENSORI, KOGNITIF 1. Struktur Dan Fungsi Otak Terkait Persepsi Sistem saraf merupakanpusat keputusan dan komunikasi tubuh. Sistemsaraf pusat (SSP) terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer yang terbuat dari serabut saraf. Bersama-sama mereka mengontrol setiap bagian dari kehidupan sehari-hari kita, dari bernafas, berkedip hingga membantu mengingat informasi.
Saraf menjalar dari otak ke wajah, telinga, mata, hidung, dan sumsum tulang belakang dan dari sumsum tulang belakang ke seluruh tubuh. Saraf sensorik mengumpulkan informasi dari lingkungan, lalu mengirimkan informasi tersebut ke sumsum tulang belakang, yang kemudian mempercepat pesan ke otak. Otak kemudian menerima pesan tersebut dan memberikan respon. Neuron motorik memberikan instruksi dari otak ke seluruh tubuh. Sumsum tulang belakang, yang terbuat dari seikat saraf yang menjalar naik dan turun tulang belakang, mirip dengan superhighway, bertugas mempercepat pesan ke dan dari otak di setiap detiknya. Otak terbuat dari tiga bagian utama: otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Otak depan terdiri dari cerebrum, thalamus, dan hypothalamus. Otak tengah ini terdiri dari tectum dan tegmentum. Otak belakang terbuat dari otak kecil, pons dan medula. Seringkali otak tengah, pons, dan medula disebut bersamasama sebagaibatang otak. Cerebrum (otak besar)
Cerebrum atau korteks adalah bagian terbesar dari otak manusia, yang berhubungandengan fungsi otak yang lebih tinggi seperti pikiran dan tindakan. Korteks serebraldibagi menjadi empat bagian, yang disebut "lobus": lobus frontal, lobus parietal, lobusoksipital, dan lobus temporal. Berikut adalah representasi visual dari korteks: Apa fungsi masing-masing dari lobus?
Lobus frontal-terkait dengan penalaran, perencanaan, bagian bicara, gerakan, emosi, dan pemecahan masalah Lobus parietal-terkait dengan gerakan, persepsi, pengenalan orientasi, dan rangsangan Lobus oksipital-terkait dengan pemrosesan visual Lobus temporal-terkait dengan persepsi dan pengenalan rangsangan pendengaran, memori dan bicara.
Cerebellum Cerebellum, atau "otak kecil", mirip dengan cerebrum, dalam hal ini memiliki duabelahan otak dan memiliki permukaan yang sangat terlipat atau korteks. Struktur iniberhubungan dengan pengaturan dan koordinasi gerakan, postur, dan keseimbangan. Sistem limbik Sistem limbik, yang sering disebut sebagai "otak emosional", ditemukan terkubur di dalam otak besar. Sistem ini berisi thalamus, hypothalamus, amygdala, dan hippocampus. Berikut adalah representasi visual dari sistem ini, dari pandangan midsagittal dari otak manusia:
Thalamus Thalamus merupakan sebuah massa besar dari materi abu-abu terletak mendalam di otak bagian depan di bagian paling atas dari diencephalon. Strukturini memiliki fungsi sensorik dan motorik. Hampir semua informasi sensorik memasuki struktur ini di mana neuron mengirim informasi tersebut ke korteks atasnya. Akson dari setiap sistem sensorik (kecuali penciuman) menempel di sini sebagai situs estafet terakhir sebelum informasi tersebut mencapai korteks serebral. Hipotalamus Hipotalamus merupakan bagian dari diencephalon, ventral ke talamus.Struktur ini terlibat dalam fungsi homeostasis, emosi, kehausan, kelaparan, iramasirkadian, dan kontrol dari sistem saraf otonom. Selain itu, ia mengendalikanhipofisis. Amigdala Amigdala merupakan bagian dari telencephalon, yang terletak di lobus temporal, yang terlibat dalam memori, emosi, dan ketakutan. Amigdala terletak di bawah permukaan bagian depan, sebelah medial dari lobus temporal di manamenyebabkan tonjolan di permukaan disebut uncus (komponen dari sistemlimbik). Hippocampus Hippocampus merupakan bagian dari otak hemisphers di bagian sebelah medial basal dari lobus temporal. Ini bagian dari otak yang penting untuk belajar dan memori, untuk mengubah memori jangka pendek ke memori yang lebih permanen, dan untuk mengingat hubungan spasial. Batang Otak Di bawah sistem limbik terdapat batang otak. Struktur ini bertanggung jawab untuk fungsi dasar kehidupan vital seperti pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah. Para ilmuwan mengatakan bahwa batang otak merupakan bagian "paling sederhana" dari otak manusia karena otak seluruh binatang, seperti reptil (yang muncul awal pada skala evolusi) menyerupai batang otak kita. Otak Tengah Otak tengah / mesencephalon terletak di bagian rostral dari batang otak, yang meliputi tectum dan tegmentum. Otak tengah terlibat dalam fungsi seperti penglihatan, pendengaran, gerak mata, dan gerak tubuh. Bagian anterior mempunyai tangkai otak, yang merupakan bundel besar akson yang bepergian dari korteks serebral melalui batang otak dan serat ini (bersama dengan struktur lainnya) yang penting untuk fungsi motorik. Pons
Pons-bagian dari metencephalon di otak belakang. Bagian ini terlibat dalam kontrol motor dan analisis sensorik... Misalnya, informasi dari telinga pertama memasuki otak di pons. Pons memiliki bagian yang penting bagi tingkat kesadaran dan untuk tidur. Beberapa struktur dalam pons terkait dengan otak kecil, sehingga terlibat dalam gerakan dan postur. Medulla Struktur ini merupakan bagian ekor-sebagian besar batang otak, antara ponsdan sumsum tulang belakang. Medulla ini bertanggung jawab untuk menjagafungsi tubuh yang vital, seperti pernapasan dan detak jantung. 2. Struktur Dan Fungsi Otak Terkait Sensori
Neuron adalah sel elektrik yang peka rangsangan yang mengirimkan impuls, dan cara kerja neuron yang tidak biasa ini telah menarik ilmuwan selama beberapa dekade. Artikel ini memberikan informasi tentang apa itu neuron sensorik, struktur, dan bagaimana mereka berfungsi dalam transmisi informasi dari berbagai organ sensorik. Sistem saraf mengontrol individu dan mengkoordinasikan semua fungsi tubuh nya. Ini terdiri dari sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf perifer (PNS). SSP terbuat dari otak dan sumsum tulang belakang. PNS terdiri dari saraf, dan menghubungkan SSP ke organ perifer. Neuron adalah unit fungsional dasar dari sistem saraf. Fungsi mereka adalah untuk menghantarkan impuls saraf. Tergantung pada jenis impuls yang mereka kirimkan, neuron dapat diklasifikasikan ke dalam neuron sensorik, neuron motorik, atau interneuron. Seperti namanya, neuron sensorik berhubungan dengan konduksi impuls sensorik. Neuron motorik mengirimkan sinyal dari SSP ke kelenjar dan otot rangka tubuh. Interneuron juga disebut neuron relay dan ditemukan secara eksklusif di sumsum tulang belakang dan otak. Mereka menghantarkan impuls dari neuron sensorik ke neuron sensorik atau neuron motorik. Neuron sensorik
Ini adalah jenis khusus dari neuron yang menghantarkan informasi sensorik ke SSP. Mereka mengubah rangsangan sensorik eksternal seperti sentuhan, nyeri, rasa panas, bau, serta masukan visual dan pendengaran menjadi impuls listrik internal. ▶ impuls ini yang dihasilkan pada organ-organ sensorik (seperti mata, hidung, lidah, atau kulit) diteruskan ke SSP melalui sel-sel ini. ▶ Neuron sensorik membentuk jalur aferen sensorik dari sistem saraf pusat. Sel-sel ini muncul dari ganglion akar dorsal. Ganglion akar dorsal adalah sekelompok sel saraf yang hadir dalam akar dorsal sumsum tulang belakang (area di luar sumsum tulang belakang). ▶
Struktur Struktur neuron ini agak berbeda. Neuron ini kekurangan akson dan dendrit yang berbeda, namun memiliki proses yang berfungsi sebagai keduanya.
Struktur Neuron sensorik
Soma neuron sensorik terdapat dalam akar dorsal sumsum tulang belakang. Ini berisi inti dan organel sel lainnya.
Akson yang muncul dari celah soma menjadi dua cabang-cabang perifer dan cabang pusat. Cabang pusat memanjang dari soma ke tanduk posterior medula spinalis. Di sini, membentuk persimpangan sinaptik dengan orde kedua neuron sensorik. Cabang perifer meluas dari soma ke sel-sel reseptor yang hadir pada organ sensoris perifer melalui saraf tulang belakang. Karena morfologi mereka, neuron ini disebut neuron pseudounipolar. konduksi impuls saraf dan respon yang tepat yang terjadi melalui jalur asenden (konduksi impuls dari organ-organ sensorik ke SSP) atau jalur desenden (konduksi impuls dari SSP ke organ motorik). Jalur asenden menghantarkan impuls dari organ reseptor ke otak dan kebanyakan terdiri neuron sensorik.
Fungsi Neuron sensorik menghantarkan informasi sensorik seperti rasa sentuhan, bau, rasa, visual, dan input pendengaran ke otak. Sistem somatosensori Sistem ini bertanggung jawab untuk sensasi sentuhan, tekanan, getaran, posisi tungkai, panas, dan nyeri. Ini terbuat dari neuron sensorik dan mekanoreseptor. Jalur somatosensori terdiri dari tiga orde neuron sensorik. Neuron orde pertama: ini membawa impuls dari reseptor ke SSP melalui ganglion akar dorsal.Neuron orde kedua: ini membawa impuls dari SSP ke talamus. Dorongan yang dilakukan melalui neuron orde kedua menyeberang dari satu sisi SSP ke yang lain.Neuron orde ketiga: ini membawa impuls dari thalamus ke korteks serebral. mekanoreseptor sering melapisi terminal akson dari serabut saraf aferen. Reseptor ini menanggapi tekanan mekanis atau distorsi. proprioseptor menghasilkan rasa posisi tungkai. Termoreseptor bertanggung jawab untuk sensasi suhu. nosiseptors bertanggung jawab atas sensasi nyeri dan fluktuasi suhu. 3. Struktur Dan Fungsi Otak Terkait Kognitif Masing-masing domain kognitif tidak dapat berjalan sendiri-sendiri dalam menjalankan fungsinya, tetapi sebagai satu kesatuan, yang disebut sistem limbik. Sistem limbik terdiri dari amygdala, hipokampus, nukleus talamik anterior, girus
a.
b. c. d. e. f.
g.
h. i. j.
subkalosus, girus cinguli, girus parahipokampus, formasio hipokampus dan korpus mamilare. Alveus, fimbria, forniks, traktus mammilotalmikus dan striae terminalis membentuk jaras-jaras penghubung sistem ini (Waxman, 2007). Peran sentral sistem limbik meliputi memori, pembelajaran, motivasi, emosi, fungsi neuroendokrin dan aktivitas otonom. Struktur otak berikut ini merupakan bagian dari sistem limbik Amygdala, terlibat dalam pengaturan emosi, dimana pada hemisfer kanan predominan untuk belajar emosi dalam keadaan tidak sadar, dan pada hemisfer kiri predominan untuk belajar emosi pada saat sadar. Hipokampus, terlibat dalam pembentukan memori jangka panjang, pemeliharaan fungsi kognitif yaitu proses pembelajaran. Girus parahipokampus, berperan dalam pembentukan memori spasial. Girus cinguli, mengatur fungsi otonom seperti denyut jantung, tekanan darah dan kognitif yaitu atensi. Forniks, membawa sinyal dari hipokampus ke mammillary bodies dan septal nuclei. Adapun forniks berperan dalam memori dan pembelajaran. Hipothalamus, berfungsi mengatur sistem saraf otonom melalui produksi dan pelepasan hormon, tekanan darah, denyut jantung, lapar, haus, libido dan siklus tidur / bangun, perubahan memori baru menjadi memori jangka panjang. Thalamus ialah kumpulan badan sel saraf di dalam diensefalon membentuk dinding lateral ventrikel tiga. Fungsi thalamus sebagai pusat hantaran rangsang indra dari perifer ke korteks serebri. Dengan kata lain, thalamus merupakan pusat pengaturan fungsi kognitif di otak / sebagai stasiun relay ke korteks serebri. Mammillary bodies, berperan dalam pembentukan memori dan pembelajaran. Girus dentatus, berperan dalam memori baru. Korteks enthorinal, penting dalam memori dan merupakan komponen asosiasi (Markam, 2003, Devinsky dkk. 2004). Sedangkan lobus otak yang berperan dalam fungsi kognitif antara lain : 1. Lobus frontalis Pada lobus frontalis mengatur motorik, prilaku, kepribadian, bahasa, memori, orientasi spasial, belajar asosiatif, daya analisa dan sintesis. Sebagian korteks medial lobus frontalis dikaitkan sebagai bagian sistem limbik, karena banyaknya koneksi anatomik dengan struktur limbik dan adanya perubahan emosi bila terjadi kerusakan. 2. Lobus parietalis Lobus ini berfungsi dalam membaca, persepsi, memori dan visuospasial. Korteks ini menerima stimuli sensorik (input visual, auditori, taktil) dari area sosiasi sekunder. Karena menerima input dari berbagai modalitas sensori sering disebut korteks heteromodal dan mampu membentuk asosiasi sensorik (cross modal association). Sehingga manusia dapat menghubungkan input visual dan menggambarkan apa yang mereka lihat atau pegang. 3. Lobus temporalis Lobus temporalis berfungsi mengatur pendengaran, penglihatan, emosi, memori, kategorisasi benda-benda dan seleksi rangsangan auditorik dan visual.
4. Lobus oksipitalis Lobus oksipitalis berfungsi mengatur penglihatan primer, visuospasial, memori dan bahasa (Markam, 2003). UTARA, U.S.(2008). BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Retrieved from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41458/4/ChapterII. pdf
KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN 1. KEAMANAN A. DEFINISI KEAMANAN Keamanan ( security) adalah kondisi aman dan tentram, bebas dari ancaman atau penyakit. (Mubarak & Chayatin, 2007) B. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAMANAN Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melindungi diri dari bahaya kecelakaan yaitu usia, gaya hidup, status mobilisasi, gangguan sensori persepsi, tingkat kesadaran, status emosional, kemampuan komunikasi, pengetahuan pencegahan kecelakaan, dan faktor lingkungan. Perawat perlu mengkaji faktor-faktor tersebut saat merencanakan perawatan atau mengajarkan klien cara untuk melindungi diri sendiri. 1) Usia Individu belajar untuk melindungi dirinya dari berbagai bahaya melalui pengetahuan dan pengkajian akurat tentang lingkungan. Perawat perlu untuk mempelajari bahaya-bahaya yang mungkin mengancam individu sesuai usia dan tahap tumbuh kembangnya sekaligus tindakan pencegahannya. 2) Gaya Hidup Faktor gaya hidup yang menempatkan klien dalam resiko bahaya diantaranya lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi, ketidakcukupan dana untuk membeli perlengkapan keamanan,adanya akses dengan obat-obatan atau zat aditif berbahaya. 3) Status mobilisasi Klien dengan kerusakan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot, gangguan keseimbangan/koordinasi memiliki resiko untuk terjadinya cedera. 4) Gangguan sensori persepsi Sensori persepsi yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting bagi keamanan seseorang. Klien dengan gangguan persepsi rasa, dengar, raba, cium, dan lihat, memiliki resiko tinggi untuk cedera. 5) Tingkat kesadaran Kesadaran adalah kemampuan untuk menerima stimulus lingkungan, reaksi tubuh, dan berespon tepat melalui proses berfikir dan tindakan. Klien yang mengalami gangguan kesadaran diantaranya klien yang kurang tidur, klien tidak sadar atau setengah sadar, klien disorientasi, klien yang menerima obat-obatan tertentu seperti narkotik, sedatif, dan hipnotik. 6) Status emosional Status emosi yang ekstrim dapat mengganggu kemampuan klien menerima bahaya lingkungan. Contohnya situasi penuh stres dapat menurunkan konsentrasi dan menurunkan kepekaan pada simulus eksternal. Klien dengan depresi cenderung lambat berfikir dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan. 7) Kemampuan komunikasi
Klien dengan penurunan kemampuan untuk menerima dan mengemukakan informasi juga beresiko untuk cedera. Klien afasia, klien dengan keterbatasan bahasa, dan klien yang buta huruf, atau tidak bisa mengartikan simbol-simbol tanda bahaya. 8) Pengetahuan pencegahan kecelakaan Informasi adalah hal yang sangat penting dalam penjagaan keamanan. Klien yang berada dalam lingkungan asing sangat membutuhkan informasi keamanan yang khusus. Setiap individu perlu mengetahui cara-cara yang dapat mencegah terjadinya cedera. 9) Faktor lingkungan Lingkungan dengan perlindungan yang minimal dapat beresiko menjadi penyebab cedera baik di rumah, tempat kerja, dan jalanan.
2. KENYAMANAN A. DEFINISI KENYAMAN Kenyamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang manusia butuhkan. Salah satu tugas seorang perawat adalah membantu klien mendapatkan kembali rasa nyaman sehingga terbebas dari rasa nyeri. Konsep tentang kenyamanan (comfort) sangat sulit untuk didefinisikan karena lebih merupakan penilaian responsif individu (Oborne, 1995). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyaman adalah segar; sehat sedangkan kenyamanan adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan. Kolcaba (2003) menjelaskan bahwa kenyamaan sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat individual dan holistik. Dengan terpenuhinya kenyamanan dapat menyebakan perasaan sejahtera pada diri individu tersebut. Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk ke dalam dirinya melalui keenam indera melalui syaraf dan dicerna oleh otak untuk dinilai. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu dan lain-lain rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah oleh otak. Kemudian otak akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak. Ketidaknyamanan di satu faktor dapat ditutupi oleh faktor lain (Satwiko, 2009).
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENYAMANAN Menurut Hakim (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan antara lain: 1. Sirkulasi Kenyamanan dapat berkurang karena sirkulasi yang kurang baik, seperti tidak adanya pembagian ruang yang jelas untuk sirkulasi manusia dan kendaraan bermotor, atau tidak ada pembagian sirkulasi antara ruang satu dengan lainnya.
Sirkulasi dibedakan menjadi dua yaitu sirkulasi di dalam ruang dan sirkulasi di luar ruang atau peralihan antara dalam dan luar seperti foyer atau lobby, koridor, atau hall. 2. Daya alam atau iklim b. Radiasi matahari Dapat mengurangi kenyamanan terutama pada siang hari, sehingga perlu adanya peneduh. b. Angin Perlu memperhatikan arah angin dalam menata ruang sehingga tercipta pergerakan angin mikro yang sejuk dan memberikan kenyamanan. Pada ruang yang luas perlu diadakan elemen-elemen penghalang angin supaya kecepatan angin yang kencang dapat dikurangi. c. Curah hujan Faktu curah sering menimbulkan gangguan pada aktivitas manusia di ruang luar sehingga perlu di sediakan tempat berteduh apabila terjadi hujan (shelter, gazebo) d. Temperatur Jika temperatur ruang sangat rendah maka temperatur permukaan kulit akan menurun dan sebaliknya jika temperatur dalam ruang tinggi akan mengalami kenaikan pula. Pengaruh bagi aktivitas kerja adalah bahwa temperatur yang terlalu dingin akan menurunkan gairah kerja dan temperatur yang terlampau panas dapat membuat kelelahan dalam bekerja dan cenderung banyak membuat kesalahan 4. Kebisingan Pada daerah yang padat seperti perkantoran atau industri, kebisingan adalah salah satu masalah pokok yang bisa mengganggu kenyamanan para pekerja yang berada di sekitarnya. Salah satu cara untuk mengurangi kebisingan adalah dengan menggunakan alat pelindung diri (ear muff, ear plug). 5. Aroma atau bau-bauan Jika ruang kerja dekat dengan tempat pembuangan sampah maka bau yang tidak sedap akan tercium oleh orang yang melaluinya. Hal tersebut dapat diatasi dengan memindahkan sumber bau tersebut dan ditempatkan pada area yang tertutup dari pandangan visual serta dihalangi oleh tanaman pepohonan atau semak ataupun dengan peninggian muka tanah. 6. Bentuk Bentuk dari rencana konstruksi harus disesuaikan dengan ukuran standar manusia agar dapat menimbulkan rasa nyaman. 7. Keamanan Keamanan merupakan masalah terpenting, karena ini dapat mengganggu dan menghambat aktivitas yang akan dilakukan. Keamanan bukan saja berarti dari segi kejahatan (kriminal), tapi juga termasuk kekuatan konstruksi, bentuk ruang, dan kejelasan fungsi. 8. Kebersihan
Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga menambah rasa nyaman karena bebas dari kotoran sampah ataupun bau-bauan yang tidak sedap. Pada daerah tertentu yang menutut kebersihan tinggi, pemilihan jenis pohon dan semak harus memperhatikan kekuatan da ya rontok daun dan buah. 9. Keindahan Keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh kenyamanan karena mencakup masalah kepuasan batin dan panca indera. Untuk menilai keindahan cukup sulit karena setiap orang memiliki persepsi yang berbeda untuk menyatakan sesuatu itu adalah indah. Dalam hal kenyamanan, keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk ataupun warna. 10. Penerangan Untuk mendapatkan penerangan yang baik dalam ruang perlu memperhatikan beberapa hal yaitu cahaya alami, kuat penerangan, kualitas cahaya, daya penerangan, pemilihan dan perletakan lampu. Pencahayaan alami di sini dapat membantu penerangan buatan dalam batas-batas tertentu, baik dan kualitasnya maupun jarak jangkauannya dalam ruangan
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41143/4/Chapter%20II.pdf http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/M.ARIES/IPengenalan_Konsep_Kogniti f.pdf http://eprints.undip.ac.id/31253/3/Bab_2.pdf http://www.totalsecurity.co.id/news/read/9-pengertian-keamanan-fisik-biologic-safety.htm http://www.info-kes.com/2012/10/struktur-otak-dan-fungsinya.html http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2012200001PSBab2001/page2.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf http://budisma.net/2015/02/struktur-dan-fungsi-neuron-sensorik.html Potter & Perry. (1999). Buku ajar fundamental Keperawatan: konsep, proses, dan praktik volume 2 (edisi 4). Jakarta: EGC. Pradanie, R. Pengantar keperawatan persepsi sensori. Diakses pada 3 Maret 2015, dari:http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Pengantar%20Keperawatan%20Persepsi%20Sensori. pdf