BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam keadaan normal, sistem saraf secara terus menerus menerima ribuan informasi
dari organ saraf sensori, menyalurkan informasi melalui saluran-saluran yang sesuai, dan mengintegrasi informasi menjadi respons yang bermakna. Stimulus sensori mencapai organ sensori dan menghasilkan reaksi yang segera atau informasi saat itu yang disimpan ke otak untuk digunakan masa depan. Penerimaan, persepsi, dan reaksi adalah tiga komponen setiap pengalaman sensori. Persepsi adalah fenomena yang kompleks k ompleks yang dimulai dengan stimulus dari reseptor sensorik, namun melibatkan pengolahan stimulus yang di dalam otak. Menurut Guyton(!!"#, otak hanya membuang hal yang tidak penting atau tidak rele$an !!% dari input sensorik yang diterima. &tak menyeleksi le'at data sensoris sebagai bagian dari fungsi integratifnya. Sin yal sensorik yang kuat kemungkinan besar akan dikomunikasikan dalam otak. &tak juga akan mengkomunikasikan sinyal sensorik yang berhubungan dengan rangsangan yang berarti. ika fungsi sensori berubah maka kemampuan seseorang untuk berhubungan dan berfungsi di dalam lingkungan berubah secara drastis. )anyak klien mencari pelayanan kesehatan karena telah mengalami perubahan sensori sebelumnya. Sehingga presepsi sensori akan dibahas lebih lanjut lanjut dalam makalah ini. ini. 1.2 Rumusan Masalah . *pakah definisi sensori dan persepsi+ ". )agaimana proses seseorang dapat mengartikan sebuah stimulus+ . )agaimana perubahan sensori dapat terjadi pada seseorang+ . *pakah faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi+ . *pakah *pakah faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi sensori+ /. *pakah pekerjaan dan akti$itas senggang yang menghadapi risiko perubahan sensori+ 0. Siapakah orang-orang yang berisiko terkena perubahan sensori+ 1. *pa sajakah gejala gangguan pada persepsi sensori+ !. )agaimana peran pera'at dalam menghadapi klien yang mengalami perubahan fungsi sensori+ 1.3 Tuju ujuan an Penulisan Penulisan A. Tujuan juan Umu Umum m 1
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan secara global mengenai presepsi sensori. B. Tujuan juan hu husu suss *dapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini antara lain 2 . Menjel Menjelask askan an pengert pengertian ian persep persepsi si sensor sensori. i. ". Menjelaskan Menjelaskan proses seseorang seseorang dapat dapat mengarti mengartikan kan sebuah sebuah stimul stimulus us . Menjelaskan Menjelaskan perubahan perubahan sensori sensori yang dapat dapat terjadi terjadi pada seseor seseorang ang . Menjelaskan Menjelaskan faktor-f faktor-faktor aktor yang mempengaruhi mempengaruhi persepsi persepsi . Menjelaskan Menjelaskan faktor-f faktor-faktor aktor yang mempenga mempengaruhi ruhi perseps persepsii sensori sensori /. Menyebutkan Menyebutkan pekerjaan pekerjaan dan dan akti$itas akti$itas yang menghada menghadapi pi risiko risiko perubahan perubahan sensori sensori 0. Menyebutkan Menyebutkan orang-or orang-orang ang yang yang berisiko berisiko terkena terkena perubahan perubahan sensori sensori 1. Menyebut Menyebutkan kan gejala gejala ganggua gangguan n pada perseps persepsii sensori sensori !. Menjelaskan Menjelaskan peran peran pera'at pera'at dalam menghada menghadapi pi klien yang yang mengalami mengalami perubahan perubahan fungsi fungsi presepsi sensori
BAB 2 PEMBAHA!AN
2.1 Pengertian Perse"si !ens#ri
Sensori adalah stimulus atau rangsang yang datang dari dalam maupun luar tubuh. Stimulus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui organ sensori (panca indera# ditambah dengan dua sistem lain, yaitu sistem $estibular (sistem dalam tubuh yang bertanggung ja'ab untuk menjaga keseimbangan, postur, dan orientasi tubuh dalam ruangan# dan sistem propioseptif (kemampuan seseorang untuk memahami keberadaan tubuhnya dalam ruang#.
2
Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristi'a, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. (3ahmat, "44#. Dalam 5amus )esar )ahasa 6ndonesia (!1!# mengartikan persepsi sebagai tanggapan (penerimaan# langsung dari suatu serapan7proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. adi persepsi sensori adalah kemampuan setiap indi$idu untuk menafsirkan rangsang atau stimulus yang datang dari dalam maupun luar tubuh.
2.2 Pr#ses !ese#rang Mengartikan !e$uah !timulus
Dalam keadaan normal, sistem saraf secara terus menerus menerima ribuan informasi dari organ saraf sensori, menyalurkan informasi melalui saluran-saluran yang sesuai, dan mengintegrasi informasi menjadi respons yang bermakna. Stimulus sensori mencapai organ sensori dan menghasilkan reaksi yang segera atau informasi saat itu yang disimpan ke dalam otak untuk digunakan di masa depan. Sistem saraf harus utuh agar stimulus sensori mencapai pusat otak yang sesuai dan agar indi$idu menerima sensasi. Setelah menginterpretasi makna sensasi maka orang dapat bereaksi secara stimulus. Penerimaan, persepsi, dan reaksi adalah tiga ko mponen setiap pengalaman sensori. Persepsi aktual atau kesadaran sensasi unik tergantung pada area penerimaan dari korteks serebral, tempat sel otak khusus menginterpretasi kualitas dan sifat stimulus sensori. ika seseorang sadar terhadap stimulus dan menerima informasi maka akan terjadi persepsi. 8ingkat kesadaran seseorang akan mempengaruhi sejauh mana stimulus di persepsikan dan d iinterpretasikan. Setiap faktor yang menurunkan kesadaran merusak persepsi sensori.Persepsi termasuk intergrasi dan interpretasi stimulus berdasakan pengalaman seseorang.ika sensasi tidak lengkap, seperti panda ngan kabur, atau jika pengalaman masa lalu tidak adekuat untuk memahami stimulus seperti nyeri maka orang dapat bereaksi terhadap stimulus sensasi secara tidak tepat. Mustahil untuk bereaksi pada setiap stimulus yang banyak masuk sistem saraf. &tak mencegah pembenanan sensori oleh pembuangan atau penyimpanan informasi sensori. Manusia biasanya akan bereaksi terhadap stimulus yang paling bermakna atau penting pada suatu 'aktu, setelah melanjutkan stimulus yang sama, bagaimana seseorang berhenti berespons dan pengalaman sensori hilang tanpa dikenal. Sebagai contoh, seseorang yang berkosentrasi membaca sebuah buku yang bagus tidak akan menyadari music di sekelilingnya. 9enomena kemampuan adaptasi ini terjadi dengan stimulus sensori yang paling besar kecuali sensori nyeri. 3
5eseimbangan antara stimulus sensori yang masuk otak dan mencapai kesadaran seseorang secara aktual akan mempertahankan kesehatan seseorang secara aktual akan mempertahankan kesehatan seseorang. ika seorang indi$idu mencoba reaksi terhadap setiap stimulus di dalam lingkungan atau jika ada ketidakcukupan ragam dan kualitas stimulus maka akan terjadi perubahan sensori.
2.3 Peru$ahan !ens#ri %ang Terja&i "a&a !ese#rang
)anyak faktor memgubah kapasitas untuk menerima atau mepersepsikan sensasi, kemudian meyebabkan perubahan sensori. enis-jenis perubahan sensori umum yang terlihat pera'at adalah defisit sensori, depri$asi sensori, dan beban sensori yang berlebihan. ika seorang klien menderita lebih dari satu perubahan sensori maka secara serius akan mengganggu kemampuan untuk berfungsi dan berhubungan secara efektif di dalam lingkungan. . Defisit sensori Suatu kerusakan dalam fungsi normal penerimaan dan persepsi sensori adalah defisit sensori. 5lien tidak mampu menerima stimulus tertentu (misalnya kebutaan tau ketulian#, atau stimulus mejadi ditorsi (misalnya penglihatan kabur karena katarak#. 5ehilangan sensori tibatiba dapat menyebabkan ketakutan, marah, dan perasaan tidak berdaya. *pabila indera rusak maka perasaan terhadap diri juga rusak. Pada a'alnya seseorang dapat menarik diri dengan menghindari komunikasi atau sosialisasi dengan orang lain d alam suatu usaha untuk mengatasi kehilangan sensori. :al ini menjadi sulit bagi seseorang untuk berinteraksi dengan aman pada lingkungan sampai mempelajari keterampilan baru fungsi yang ada. ika defisit terjadi bertahap atau 'aktu yang dapat dipertimbangkan telah terle'ati sejak permulaan dari suatu kehilangan sensori yang akut, seseorang belajar untuk bergantung pada indra bahkan mungkin menjadi lebih akut untuk mengkompensasi terhadap suatu perubahan. Sebagai contoh, seorang klien yang buta sering kali mengembangkan indera akut pendengaran. 5lien yang mengalami defisit sensori dapa mengubah perilaku dalam cara-cara yang adaptif atau maladaptif. Sebagai contoh, seorang klien yang mengalami kerusakan pendengaran dapat memutar telinga yang tidak terganggu kearah pembicara untuk mendengar dengan lebih baik, sementara kilen lain mungkin menghindar dari orang untuk mengindari malu karena tidak mampu memahami pembicaraan mereka. 4
". Depri$asi sensori Sistem pengakti$asi reticular dalam batang otak menyebarkan semua stimulus sensori ke korteks serebral, sehingga meskipun saat tidur yang nyenyak, klien mampu menerima stimulus. Stimulasi sensori harus cukup kualitas dan kuantitasnya untuk mempertahankan kesadaran seseorang.Depri$asi sensori yang paling bermakna dialami klien yang melaporkan kurangnya sentuhan manusia'i (Mackellaig, !1/#.5lien diruang 6;< seringkali terpapar pada sentuhan fisik, tetapi ini biasanya lebih berhubungan d engan inter$ensi teknis daripada personal, sentuhan yang nyaman.ika seseorang mengalami stimulasi yang tidak adekuat kualitas dan kuantitasnya seperti stimulus yang monoton atau tidak bermakna maka terjadi depri$asi sensori. 8iga jenis depri$asi sensori adalah kurangnya input sensori (defisit sensori dari kehilangan penglihatan atau pendengaran#, eliminasi perintah atau makna dari input (misal terpapar pada lingkungan asing#, dan retriksi dari lingkungan (misal tirah baring atau berkurangnya $ariasi lingkungan# yang menyebabkan monoton dan kebosanan (=bersole dan :ess, !!!#. 6ndi$idu yang beresiko terjadi depri$asi sensori umumnya tinggal di ruang terbatas pada pera'atan dirumah.Meskipun kebanyakan panti pera'atan yang berkualitas mena'arkan stimulasi yang bermakna melalui akti$itas kelompok, mengatur lingkungan, dan berkumpul pada saat 'aktu makan, kecuali terdapat pengecualian. >ansia yang terbatas dikursi roda, menderita pada pendengaran dan atau penglihatan yang buruk, mengalami penurunan tenaga, menghindari kontak dengan orang lain berada pada resiko yang bermakna untuk depri$asi sensori. ika lingkungan menciptakan kebosanan maka penghuni pera'atan dirumah mengalami penurunan kapasitas untuk belajar dan berpikir. 8erdapat banyak efek depri$asi sensori seperti 2 a. 5ognitif Penurunan kapasitas untuk belajar, ketidakmampuan berpikir atau menyelesaikan masalah , penampilan tugas buruk, diorientasi, berpikir aneh, regresi dan peningkatan kebutuhan untuk sosialisasi. Mekanisme perhatian pun menjadi berubah. b. *fektif 5ebosanan, kelelahan, peningkatan kecemasan, kelabilan emosional, dan peningkatan kebutuhan untuk stimulasi fisik. c. Persepsi Disorganisasi persepsi terjadi pada koordinasi $isual atau motorik, persepsi 'arna, pergerakan nyata, keakuratan taktil , kemampuan untuk mempersepsi ukuran dan bentuk, dan penilaian mengenai ruang dan 'aktu (=bersole dan :ess, !!#.
5
Gejala dapat dengan mudah menyebabkan pera'at dan dokter untuk percaya bah'a klien sakit psikologis dan bingung, menderita dari ketidakseimbangan elektrolit parah, atau berada di ba'ah pengaruh obat psikotropika. &leh karena itu pera'at harus selalu menyadari fungsi sensori yang ada dari klien dan kualitas stimulus dalam lingkungan. . )eban sensori yang berlebihan ika seseorang menerima banyak stimulus sensori dan tidak dapat secara perseptual tidak menghiraukan atau secara selektif mengabaikan beberapa stimulus maka akan terjadi beban sensori yang berlebihan. Stimulasi sensori yang berlebihan mencegah otak untuk berespons secara tepat pada atau mengabaikan stimulus tertentu. 5arena banyak stimulus mengarah pada kelebihan sensori, orang tidak lagi mempersepsikan lingkungan sebagaimana adanya yang masuk akal. 5elebihan sensori mencegah respons yang bermakna oleh otak, pikiran seseorang berpacu, perhatian bergerak pada banyak arah, dan menjadi lelah. *kibatnya, beban sensori yang berlebihan menyebabkan suatu keadaan yang mirip dengan yang dihasilkan depri$asi sensori. *kan tetapi, sebagai kebalikan depri$asi, kelebihan sensori adalah indi$idual. umlah stimulus yang dibutuhkan untuk berfungsi sehat ber$ariasi setiap indi$idu. Seseorang mungkin lebih subjektif pada beban lingkungan yang berlebihan pada suatu 'aktu daripada yang lain. 8oleransi seseorang pada beban sensori yang berlebihan dapat ber$ariasi oleh tingkat kelelahan, sikap, dan kesehatan emosional dan fisik. 5lien yang sakit akut mungkin menjadi korban dari beban sensori yang belebihan. ?yeri yang konstan dari proses penyakit, pemantauan tanda $ital yang sering oleh pera'at, dan iritasi dari selang drainase yang keluar dari tubuh bergabung untuk menyebabkan beban yang berat. ika pera'at memberikan kata-kata yang menenangkan atau memberikan gosokan punggung yang lembut, klien mungkin tidak mendapat manfaat karena perhatian dan tenaga mereka terfokus pada stimulus yang lebih menegangkan. ;ontoh lain adalah klien yang dira'at di unit pera'atan intensif. *kti$itas disana adalah konstan.>ampu selalu menyala.Suara dapat didengar dari peralatan pemantau, percakapan staf, alat alarm dan akti$itas orang yang memasuki unit.)ahkan pada malam hari ruang 6;< dapat menjadi sangat bising. Perubahan perilaku yang berhubungan dengan beban sensori yang berlebihan dapat dengan mudah menjadi bingung dengan perubahan suasana hati atau disorientasi sederhana. Pera'at harus mencari gejala seperti pikiran yang berpacu, perhatian yang terkotak-kotak, lelah dan cemas. 5lien pera'atan intensif kadang-kadang berusaha memainkan selang dan balutan 6
secara konstan. 3eorientasi yang konstan dan kontrol stimulus yang berlebihan menjadi suatu bagian yang penting dari pera'atan klien. 2.' (akt#r %ang Mem"engaruhi Perse"si
9aktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi " yaitu 9aktor 6nternal dan 9aktor =ksternal. 1. 9aktor 6nternal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri
indi$idu, yang mencakup beberapa hal antara lain 2 •
9isiologis. 6nformasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. 5apasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.
•
Perhatian. 6ndi$idu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. =nergi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
•
Minat. Persepsi terhadap suatu obyek ber$ariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual $igilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual $igilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
•
5ebutuhan yang searah. 9aktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang indi$idu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan ja'aban sesuai dengan dirinya.
•
Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
7
•
Suasana hati. 5eadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada 'aktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
2. 9aktor =ksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan
obyek-obyek yang terlibat didalamnya. =lemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah 2 •
•
@arna dari obyek-obyek. &byek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be percei$ed# dibandingkan dengan yang sedikit.
•
5eunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latar belakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan indi$idu yang lain akan banyak menarik perhatian.
•
6ntensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. 5ekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
•
Motion atau gerakan. 6ndi$idu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
2.) (akt#r %ang Mem"engaruhi (ungsi !ens#ri
8
a. )ayi tidak mampu membedakan stimulus sensori karena jalur sarafnya masih belum matang. b. Penglihatan berubah selama usia de'asa mencakup presbiopi (ketidakmampuan memfokuskan pada objek dekat# dan kebutuhan kacamata baca (biasanya terjadi pada usia 4-4 tahun#. c. Pendengaran berubah, yang dimulai pada usia 4 tahun, termasuk penurunan ketajaman pendengaran, kejelasan bicara, perbedaan pola tinggi suara, dan ambang pen dengaran. 8initus sering kali menyertai hilangnya pendengaran pendengaran sebagai efek samping obat. >ansia mendengar suara pola rendah dengan baik tetapi mempunyai kesulitan mendengar percakapan dengan latar belakang yang berisik. d. >ansia mengalami penurunan lapang penglihatannya, peningkatan sensi$itas cahaya yang menyilaukan, kerusakan penglihatan pada malam hari, penurunan akomodasi dan kedalaman persepsi dan penurunan diskriminasi 'arna. e. Suara bicara lansia bergetar, dan terdapat perpanjangan persepsi dan reaksi bicara. f. Perubahan gustatori (indra pengecap7rasa# dan olfaktori (penciuman# mencakup penurunan dalam jumlah ujung saraf pengecap dalam tahun terakhir dan penurunan serabut saraf olfaktori pada usia 4 tahun. Penurunan diskriminasi rasa dan sensi$itas terhadap bau adalah umum. g. Propriosetif berubah setelah usia /4 tahun termasuk kesulitan dengan keseimbangan, orientasi mengenai tempat, dan koordinasi. h. >ansia mengalami perubahan taktil, termasuk penurunan sensiti$itas terhadap nyeri, "
tekanan, dan suhu. Medikasi )eberapa antibiotika (misal streptomisin, gentamisin# adalah oksitosik dan secara permanen dapat merusak saraf pendengaran, kloramfenikol dapat mengiritasi saraf optik. &bat-obat
analgesik narkotik, sedate dan antidepresan dapat mengubah persepsi stimulus. >ingkungan Stimulus lingkungan yang berlebihan (misal peralatan bising dan percakapan staf di dalam unit pera'atan intensif# dapat menghasilkan beban sensori yang berlebihan, ditandai dengan kebingungan, disorientasi, dan ketidakmampuan membuat keputusan. Stimulus lingkungan yang terbatas (misal dengan isolasi# dapat mengarah kepada depri$asi sensori. 5ualitas lingkungan yang buruk (misal penerangan yang buruk, lorong yang sempit, latar belakang
yang bising# dapat memperburuk kerusakan sensasi. 8ingkat kenyamanan ?yeri dan kelelahan mengubah cara seseorang berpresepsi dan bereaksi terhadap stimulus. 9
Penyakit yang ada sebelumnya Penyakit $ascular perifer dapat menyebabkan penurunan sensasi pada ekstremitas dan kerusakan kognisi. Diabetes kronik dapat mengarah pada penurunan penglihatan, kebutaan atau neuropati perifer. Stroke seing menimbulkan kehilangan kemampuan bicara.)eberapa
/
kerusakan neurologi merusak fungsi motorik dan penerimaan sensori. Merokok Penggunaan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atrofi ujung-ujung saraf pengecap,
0
mengurangi persepsi rasa. 8ingkat kebisingan Pemaparan yang konstan pada tingkat kebisingan yang tinggi (misal pada lokasi pekerjaan
1
konstruksi# dapat menyebabkan kehilangan pendengaran. 6ntubasi endotrakea 5ehilangan kemampuan bicara sementara akibat pemasukan selang endotrakea melalui mulut atau hidung ke dalam trakea.
2.* Pekerjaan + Akti,itas !enggang %ang Mengha&a"i Risik# Peru$ahan !ens#ri Perkerjaan seseorang dapat menempatkan mereka pada resiko perubahan saraf penglihatan, pendengaran dan saraf perifer.Pekerjaan dan akti$itas 'aktu senggang yang menghadapi resiko perubahan sensori adalah 2
a Pendengaran a. Pekerja pabrik Pekerja bandara $. -. Musisi rock &. Pekerja konstruksi yang menggunakan alat pelobang beton $ Penglihatan a. 8erpapar dengan gas yang mengiritasi $. Pengelasan 8erpapar dengan mesin kecepatan tinggi -. &. )ola raket, pemain bola dan raket atau anggar Pengendara sepeda motor e. Menggunakan alat bertenaga . - ;edera saraf perifer Gerakan yang berulang-ulang a. Progamer computer $. -. Manikuris 10
&. & 8rauma a. $.
Pekerja pabrik Peralatan industri Pekerjaan kayu perumahan
2./ 0rang#rang %ang Berisik# Terkena Peru$ahan !ens#ri >ansia >ansia adalah kelompok yang beresiko tinggi karena perubahan fisiologis normal yang
melibatkan organ sensori. 5ehilangan pendengaran sensorineural pada o rang de'asa dapat disebabkan oleh lesi metabolik, $askular, dan lesi sistemik lain. "
5lien hospitalisasi 5lien yang hospitalisasi dapat beresiko terhadap perubahan sensori disebabkan terpapar oleh stimulus lingkungan atau suatu perubahan dalam input sensori. 5lien imobilisasi disebabkan tirah baring atau halangan fisik (misal grip atau traksi# beresiko sebab mereka tidak mampu
untuk mengalami semua sensasi normal dari pergerakan bebas. 5lien yang diisolasi dalam pelayanan kesehatan atau rumah. Sebagai contoh, klien yang ditempatkan di ruang isolasi karena tuberkulosis, sering kali dibatasi dalam suatu ruangan rumah sakit dan tidak dapat menikmati interaksi normal dengan pengunjung. >ingkungan rumah sakit penuh dengan stimulus sensori. 6solasi terapeutik, suara monitor listrik dan peralatan, lampu penerangan yang terang, bau cairan tubuh dan lain-lain. Seorang yang sehat dapat mengubah lingkungan atau mencari lingkungan yang lain. *kibat dari penyakit atau hospitalisasi maka seorang klien sering kali dihadapkan pada suatu lingkungan yang tidak dikenal dan tidak responsif. :al ini tidak berarti bah'a semua klien yang dira'at akan mengalami perubahan sensori. &leh karena itu pera'at harus mengkaji lebih berhati-hati pada klien tersebut yang terus-menerus terkena stimulusi sensori (misal klien 6;<, hospitalisasi jangka panjang, banyak terapi dan lain-lain#.
2. ejala angguan "a&a Pr#ses !ens#ri 1. Sensorik penciuman 6nput yang didapatkan berasal dari aroma atau bau yang tercium Gangguan sensorik
penciuman di antaranya adalah2 •
•
3eaksi berlebihan terhadap bau tertentu seperti bau kamar mandi atau peralatan kebersihan
Menolak masuk ke suatu lingkungan karena tidak menyukai baunya 11
•
8idak menyukai makanan hanya karena baunya
•
Selalu menciumi barang-barang atau orang disekitarnya
•
Sulit membedakan bau.
2. Sensorik penglihatan 6nput yang didapatkan berupa 'arna, cahaya dan gerakan yang ditangkap oleh mata.
Gangguan sensorik penglihatan di antaranya adalah2 •
Menangis atau menutup mata karena terlalu terang karena ia terlalu peka dengan sinar terang •
Mudah teralih oleh stimulus penglihatan dari luar
•
Senang bermain dalam suasana gelap
•
Sulit membedakan 'arna, bentuk dan ukuran
•
Menulis naik turun di kertas tanpa garis.
3. Sensorik pengecapan 6nputnya didapatkan dari semua hal yang masuk ke mulut dan juga lidah. Gangguan sensorik
pengecapan di antaranya adalah2 •
Suka memilih-milih makanan (picky eater#, menolak mencoba makanan baru sehingga lebih senang dengan makanan yang itu-itu saja
•
8idak suka atau menolak untuk sikat gigi
•
Suka mengemut makanan karena ada kesulitan dengan mengunyah, menghisap dan menelan
•
Mengiler 12
•
Sering memasukkan barang-barang ke mulut.
'. Sensorik propioseptif (gerak antar sendi# 6nput yang didapatkan berupa gerakan otot dan sendi, akibat adanya tekanan sendi atau
gerakan tubuh. Gangguan sensorik propioseptif di antaranya adalah2 •
Sering menabrak atau menendang sesuatu
•
Menggigit atau menghisap jari
•
Memukul
•
Menggosokkan tangan pada meja
•
8idak bisa diam
•
5esulitan dalam naik turun tangga
•
5urang keras atau terlalu keras memegang pensil
•
;enderung ceroboh
•
Menggunakan tenaga berlebihan dalam mengangkat
•
Postur yang kurang baik
•
Menyandarkan kepala pada lengan ketika sedang belajar
•
Senang akti$itas lompat-lompat
•
Suka menabrakkan atau menjatuhkan badan ke kasur atau orang lain
•
Sering terserimpet kaki sendiri atau benda sekitar
13
•
Sering menggertak gigi
•
Pensil patah saat menulis karena terlalu kuat memberikan tekanan
•
8erlihat melakukan segala sesuatu dengan kekua tan penuh.
). Sensorik $estibular (keseimbangan# 6nput yang didapatkan dari organ keseimbangan yang berada di telinga tengah atau perubahan
gra$itasi, pengalaman gerak dan posisi di da lam ruang. Gangguan sensorik $estibular di antaranya adalah2 •
)ersikap terlalu 'aspada atau cenderung ketakutan
•
8idak menyukai aktifitas-aktifitas di tempat bermain seperti berayun dan berputar
•
8idak bisa naik sepeda
•
8akut naik tangga
•
Selalu berputar-putar
•
Meloncat-loncat
•
)erayun sangat cepat dan 'aktu yang lama
•
Mudah jatuh
•
Menghindari mainan ayunan, naik turun tangga dan perosotan
•
8idak suka atau menghindari naik eskalator
•
8akut dengan ketinggian
•
Senang diayun sampai tinggi 14
•
Senang dilempar ke udara.
*. Sensorik perabaan 6nput yang didapatkan berasal dari reseptor di kulit yang bisa berupa sentuhan, tekanan, suhu,
rasa sakit dan gerakan bulu-bulu atau rambut. Gangguan sensorik perabaan di antaranya adalah 2 •
8idak suka disentuh atau dipeluk
•
Sering marah bila dalam kerumunan dan cenderung mengisolir diri dari orang lain
•
8idak merasakan rasa sakit
•
8idak suka bila dipotong kukunya
•
)erjalan berjinjit
•
8idak mau menggosok gigi
•
Menyukai makanan dengan tekstur tertentu
•
8idak mau atau tidak suka disentuh
•
Menghindari kerumunan orang
•
8idak menyukai bahan-bahan tertentu
•
8idak suka rambutnya disisir
•
)ereaksi berlebihan terhadap luka kecil
•
8idak betah dengan segala hal yang kotor.
/. Sensorik pendengaran 15
6nput yang didapatkan berasal dari suara-suara di luar tubuh. Gangguan sensorik pendengaran di antaranya adalah2 •
Mudah teralih perhatiannya ke suara-suara tertentu yang bagi orang lain dapat diabaikan
•
8akut mendengar suara air ketika menyiram toilet, suara $accum cleaner, hair dryer, suara gonggongan anjing dan bahkan suara detik jam
•
Menangis atau menjerit berlebihan ketika mendengar suara yang tiba-tiba
•
Senang mendengar suara-suara yang terlalu keras
•
Sering berbicara sambil berteriak ketika ada suara yang dia tidak sukai.
2.4 Peran Pera5at &alam Mengha&a"i lien %ang Mengalami Peru$ahan (ungsi Perse"si !ens#ri
3encana pera'atan bergantung pada penilaian pera'atan tentang persepsi dan penerimaan klien terhadap perubahan sensori. :al ini juga bergantung pada keluasan klien menyesuaikan diri untuk kehilangan sensori. Pera'at memberikan pera'atan yang memungkinkan klien untuk beradaptasi di lingkungan pera'atan kesehatan dan di rumah. 5lien harus secara aktif berpatisipasi dalam menyeleksi terapi untuk rencana pera'atan. 5lien yang mengalami perubahan sensori pada 'aktu masuk lingkungan pera'atan kesehatan biasanya lebih banyak diinformasikan tentang bagaimana beradaptasi dengan inter$ensi pada gaya hidup mereka. 5husus pada kebutaan perlu dikontrol bagian pera'atan apakah yang dapat dilakukan mereka. Prioritas pera'atan harus diatur dengan mempertimbangkan mengenai luasnya perubahan sensori yang berakibat pada klien. 5eamanan merupakan prioritas utama. 5lien dapat membantu memprioritaskan aspek pera'atan. Misalnya, klien bisa berharap belajar cara-cara berkomunikasi yang lebih efektif atau untuk berpatisipasi dalam hobi fa$orit. . Peningkatan kesehatan 16
a
Skrining Pencegahan kerusakan penglihatan pada anak-anak memerlukan skrining yang tepat ('ong, !!#. 5erusakan penglihatan adalah umum pada masa anak-anak. Masalah penglihatan yang paling umum adalah kesalahan refraktif seperti ketidakdekatan mata. Peran pera'at adalah mendeteksi dan merujuk. &rang tua harus mengetahui tanda yang menandai kerusakan penglihatan, misalnya kegagalan bereaksi cahaya dan penurunan kontak mata dari bayi. 8anda-tanda ini harus dilaporkan ke dokter segera. Skrining penglihatan anak usia sekolah dan remaja dapat mendeteksi masalah lebih a'al. Sekolah taman kanak-kanak biasanya bertanggung ja'ab untuk tes penglihatan. 5erusakan pendengaran adalah salah satu ketidakmampuan yang paling umum di *merika. :al ini diperkirakan lebih dari " juta orang *merika mengalami kerusakan pendengaran, bicara atau bahasa (Sil$erstein dkk, !!#. *nak-anak yang berisiko meliputi adanya ri'ayat keluarga terdapat kehilangan pendengaran pada masa kanak-kanak infeksi perinatal (rubella, herpes, sitomegalo$irus#, berat lahir rendah, infeksi telinga yang kronik dan sindrom Do'n. Pera'at juga menyarankan 'anita hamil akan pentingnya pera'atan prenatal a'al menghindari obat-obat ototoksik dan tes sifilis atau rubella.
b
lampau atau sedang memperoleh medikasi steroid. 5eamanan pre$entif 8rauma merupakan penyebab umum kebutaan pada anak-anak. ;edera yang tajam dari objek propulsif seperti petasan, ketapel, batu atau luka yang tajam karena tongkat, gunting atau senjata mainan hanya merupakan beberapa contoh. &rang de'asa berisiko cedera mata ketika berolahraga dan bekerja dalam pekerjaan yang melibatkan pemaparan Aat-Aat kimia atau objek yang terbang. Pengusaha diharuskan untuk memiliki pekerja yang menggunakan kacamata debu dan menggunakan peralatan 17
yang mengurangi resiko cedera. Pera'at dilingkungan kesehatan pekerja dapat menguatkan penggunaan alat-alat pelindung. Pencegahan kehilangan pendengaran memerlukan indi$idu untuk menghindari terpapar pada tingkat kegaduhan tinggi yang berkelanjutan dan suara keras yang menghasilkan kegaduhan. *lat-alat pelindung harus dipakai klien yang terpaksa bekerja sekitar kegaduhan. Penyumbat telinga dan alat pendengar berguna untuk menutup suara c
yang berdesibel tinggi. Pemeliharaan kesehatan Pembelajaran untuk beradaptasi pada kerusakan sensori dapat terjadi pada usia a'al. 8erdapat tindakan untuk mempertahankan fungsi sensori pada le$el tertinggi yang memungkinkan. :al ini meyakinkan stimulasi lingkungan untuk klien dan meningkatkan derajat kesehatan. Penggunaan alat-alat bantu. Pemeliharaan kesehatan memerlukan tindakan higienis yang rutin pada penggunaan alat bantu yang tepat dan baik. 5lien yang memakai lensa kontak korektif, kacamata, atau alat bantu pendengaran harus yakin peralatan itu tetap terjaga kebersihan, kemudahan, dan fungsional. )erguna sekali mempunyai anggota keluarga atau teman yang juga mengetahui bagaimana membersihkan alat bantu. Pemakaian alat bantu pendengaran tidak lagi menjadi stigma sosial. *da beragam alat bantu yang berhasil meningkatkan pendengaran seseorang. ;unningham dan GanAel (!!# mengidentifikasi tiga faktor yang menentukan pencalonan seseorang untuk menggunakan alat bantu pendengaran yaitu kebutuhan yang dirasakan untuk mendengar, sikap terhadap masalah pendengaran, dan moti$asi mencari jalan keluar. Pengakuan kebutuhan untuk meningkatkan pendengaran merupakan langkah a'al seseorang. Pera'at dapat memberikan
d
informasi yang berguna tentang keuntungan memakai alat bantu pendengaran. Menciptakan lingkungan yang aman ika fungsi sensori rusak maka indi$idu menjadi kurang aman dan dunia sekitar merekan menjadi lebih kecil. )agi klien yang mengalami perubahan sensori penting sekali membuat mereka merasa aman dengan lingkungan sekitar mereka. :al ini perlu bagi klien karena mereka akan memiliki rasa kebebasan. Perasaan aman mengakui seseorang untuk berfungsi di dalam rumah. Pera'at dapat membuat rekomendasi untuk membantu klien dalam membuat lingkungan mereka lebih aman tanpa membatasi kebebasan mereka. Selama kunjungan rumah atau ketika menyelesaikan pemeriksaan di klinik, pera'at dapat
18
mena'arkan beberapa saran berguna untuk keamanan rumah. Sifat dasar dari kehilangan sensori aktual atau potensial menentukan keamanan tindakan pencegahan a'al yang diambil c. Peningkatan komunikasi Defisit sensori dapat menyebabkan seseorang merasa terisolasi akibat ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Penting bagi indi$idual untuk dapat berinteraksi dengan orang yang mereka temui. Masalah ini dapat menyulitkan efekti$itas pera'at dalam mengajarkan klien informasi dan keterampilan. Sifat dasar kehilangan sensori mempengaruhi metode dan gaya komunikasi yang dapat pera'at gunakan. Metode komunikasi dapat juga diajarkan ke anggota keluarga dan orang penting lainnya. ". Penanganan defisit sensori akut a &rientasi lingkungan 5lien yang mengalami kerusakan sensori akhir-akhir ini memerlukan orientasi lengkap untuk ingkungan yang dekat. &rientasi kembali untuk lingkungan institusional dapat diberikan dengan memastikan tanda pengenal pada seragam yang tampak, sebut klien dengan nama, menjelaskan di mana mereka (terutama jika mereka diantarkan ke daerah yang berbeda untuk penyembuhan#, dan menggunakan isyarat percakapan untuk 'aktu dan lokasi. 5ecenderungan klien meenjadi bingung dapat dikurangi dengan mena'arkan penjelasan singkat dan sederhana yang berulang kali dan menetramkan. *nggota keluarga dan pengunjung juga dapat membantu klien menyesuaikan diri dengan sekeliling rumah sakit. Penting untuk menjaga semua objek pada posisi dan tempat yang sama (?orris, !1!#. Pera'at harus menanyakan klien jika barang apapun harus diatur untuk memudahkan ambulasi. Menjaga pola lalu lintas jelas dan menghindari pemakaian furnitur dengan tepi tajam. Pendekatan yang tenang, tidak terburu-buru selama kontak engan klien memberikan pea'atan kualitas 'aktu untuk membantu menyesuaikan diri kembali dan membiasakan klien dengan akti$itas pera'atan. 5lien yang cukup baik untuk membaca keuntungan b
keuntungan dari berbagi material bacaan. 8indakan keselamatan 5lien yang mengalami kerusakan $isual yang baru saja seringkali memerlukan bantuan untuk berjalan. 5eberadaan lapisan mata, pemberian tetesan mata yang sering, atau struktur kelopak mata yang bengkak setelah operasi hanya beberapa faktor yang menyebabkan klien memerlukan bantuan yang lebih dari biasanya. Penuntun pandangan 19
dapat memberikan kepercayaan diri untuk kerusakan secara $isual dan menjamin mobilitas yang aman. 5etika berjalan dengan klien jelaskan perjalanan dari pergerakkan dan yakinkan bah'a segala rintangan telah dipindahkan. 5lien yang kurang kemampuan untuk berbicara tidak dapat memanggil bantuan. 5lien dengan afasia, laringotomi, atau jalan napas buatan harus berada dekat dengan tangan. Di rumah sakit lampu pemanggil harus selalu dekat dengan klien. 5lien yang mengalami penurunan sensasi taktil beresiko cedera ketika kondisi membuat mereka tempat berada di tempat tidur karena mereka tidak mampu merasakan tekanan tonjolan tulang atau kebutuhan perubahan posisi. 5lien ini bergantung pada pera'at untuk perubahan posisi sesekali 'aktu, memindahkan selang atau peralatan sehingga klien c
dapat berbaring, dan bergerak untuk menghindari kerusakan kulit. 5omunikasi Gangguan bahasa asing setelah stroke adalah afasia. Sebagai akibat gangguan pada aliran darah ke otak, pusat berbicara menjadi rusak. )ergantung pada tipe afasia, ketidakmampuan untuk berkomunikais dapat menjasi frustasi dan menakutkan. Pera'at harus membangun dengan a'al komunikasi yang paling dasar dan mengakui bah'a afasia tidak mengindikasikan kerusakan dan degenerasi kepribadian. Pera'at menerangkan situasi dan penyembuhan yang penting bagi klien seperti dia dapat memahami (=bersole dan :ess, !!#. 5lien yang telah mengalami stroke biasanya memerlukan rujukan ke terapi 'icara
d
untuk mengemabangkan rencana rehabilitasi yang tepat. Pengontrolan stimulus sensori Pera'at mengontrol stimulus yang berlebihan bagi klien dengan resiko beban sensori yang berlebihan. 5lien memerlukan 'aktu ber istirahat dan bebas dari stress yang disebabkan pemantauan yang sering dan pengulangan tes. Pera'at dapat mengurangi beban sensori yang berlebihan dengan mengatur rencana pera'atan. Mengkombinasikan akti$itas seperti mengganti pakaian, mandi, dan mengukur tanda $ital dalam satu kunjungan mencegah klien terjadi kelelahan otot yang berlebihan. 5lien juga memerlukan jad'al untuk istirahat seringkali memerlukan jad'al untuk istirahat dan tenang. Perencanaan untukperiode istirahat seringkali memerlukan kerjasama dari keluarga dan pengunjung. 5oordinasi dengan bagian laboratorium dan radiologi dapat membantu meminimalkan jumlah prosedur yang harus dijalani klien. Pera'at dapat mendukung anggota keluarga untuk duduk dengan tenang bersama klien atau melibatkan klien dalam akti$itas yang berulang-ulang yang tidak memerlukan banyak keterampilan seperti menyisir rambt atau 20
menggosok gigi. Membantu klien bergerak dan mandiri jika memungkinkan batasan yang dianjurkan memberikan stimulasi yang berarti. 5etika klien meninggalkan lingkungan pera'at akut ke lingkungan rumah, pera'at harus berkomunikasi dengan anggota di lingkungan pera'atan rumah tentang inter$ensi yang membantu klien beradaptasi pada masalah sensori. Demikian pula, informasi yang menjelaskan terdapat defisit sensori klien harud dilaporkan. Pera'atan yang terus-menerus dicapai keirka klien diperlukan untuk membuat perubahan minimal di lingkungan rumah. . Pemeliharaan gaya hidup sehat a Pemahaman kehilangan sensori 5lien yang mengalami kehilangan sensori akhir-akhir ini harus memahami bagaimana beradaptasi sehingga lingkungan kehidupan menjadi stimulasi yang aman dan sesuai. Semua anggota keluarga harus memahami cara kerusaka sensori klien mempengaruhi akti$itas normal sehari-hari. 5eluarga dan teman lebih mendukung ketika mereka memahani defisit sensori dan jenis-jenis elemen yang memperburuk atau mengurangi masalah sensori. Misalnya, keluarga dan teman perlu belajar bagaimana berkomunikasi dengan seseorang yang memiliki kehilangan pendengaran. 8erdapat sumber di komunitas yang menyediakan informasi yang membantu klien dengan kebutuhan b
manajemen pribadi. Sosialisasi 5emampuan berkomunikasi adalah hal yang menyenangkan. :al ini menguji intelektual kita, membuka kesempatan, dan membuat kita bertukar perasaan yang kita miliki tentang yang lain. 5etika interaksi dicegah oleh perubahan sensori, seseorang dapat merasa tidak efektif dan kehilangan harga diri. ika klien merasa tidak diterima secara sosial mereka akan merasa kehilangan sensori seperti kerusakan ku alitas hidup serius. Pera'at dapat mengenalkan terapi-terapi untuk mengurangi kesepian, khususnya bagi klien yang lansia. Selain itu, anggota keluarga harus belajar memfokuskan kemampuan daripada ketidakmampuan seseorang untuk berinteraksi. :al ini jangan diasumsikan, misalnya seseorang yang sulit mendengar tidak ingin berbicara. &rang yang buta dapat menikmati berjalan di taman dengan teman pendamping yang menjelaskan pemandangan di sekitar
c
mereka. Peningkatan pera'atan diri 5emampuan untuk melakukan pera'atan diri adalah penting untuk harga diri. Seringkali, anggota keluarga dan pera'at percaya seseorang yang mnengalami kerusakan 21
sensori memerlukan bantuan, ketika kenyataannya mereka dapat menolong diri mereka sendiri. Pedoman yang berguna membantu klien yang mengalami kerusakan penglihatan atau taktil ketika bantuan diperlukan pada akti$itas hidups sehari-hari. )aki makanan dapur diatur 'alaupun makanan di baki dan bumbu-bumbu dan minuman di sekitar baki ada dihadapan klien sesuai arah jam. 5lien yang mengalami kerusakan penglihatan dapat dengan mudah berorientasi dengan benda setelah pera'at atau anggota keluarga menjelaskan lokasi masing-masing benda.
22
BAB 3 PENUTUP 3.1 !im"ulan
5ami menyimpulkan bah'a proses penerimaan dan pengolahan informasi dalam diri indi$idu dimulai dari proses penerimaan informasi yang paling a'al, ya itu sensasi, kemudiandiikuti dengan proses persepsi sampai proses penyimpanan dan penggunaan kembali informasi tersebut, adi persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi. Denganmelakuk an persepsi manusia memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi informasi ika sensasi adalah proses kerja idera kita maka persepsi adalah cara kita memproses data indera tadi menjadi informasi agar dapat kita artikan. Proses penginderaan berlangsung setiap saat, pada 'aktu indi$idu menerima stimulus melalui alat indera. Persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dalam diri indi$idu sendiri. 8etapi sebagian besar stimulus datang dari luar indi$idu yang bersangkutan. 5arena persepsi merupakan akti$itas yang integrated dalam diri indi$idu,maka apa yang ada dalam diri indi$idu akan aktif dalam persepsi.serta dapat dikemukakan karena perasaan, sedangkan sensasi dapat ditemukan pada 'aktu proses menangkap stimuli. Proses sensasi dan presepsi itu berbeda. Dalam ungkap an lain disebutkan,Bsensasi ialah penerimaan stimulus le'at alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulusyang telah ada didalam otakB. Meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiapindi$idu, interpretasinya berbeda. 3.2 !aran
Disarankan agar para pembaca mampu dan mengerti tentang jenis-jenis dari persepsi sensori dan bagaimana proses terjadinya agar kita semua lebih semua lebih berhati-hati di dalam menyikapi sesuatu yang ada di sekitar kita. 5arena pola sensasi dan persepsi itu kadang terjadi tanpa kita sadari, itu semua terjadi dari proses apa yang kita lihat dan kita pikirkan. Meskipun alat untuk menerima stimulus itu pada setiap indi$idu sama namun interpretasinya berbeda.
23
24