MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II KONSEP DASAR HIPERTERMIA
Disusun Oleh
Cyntia Giofhani A!iansyah In"!i P!ati#i
Tin$%at & 'A
Dosen Pen$a(u
Ns) Su(it!o A"i Put!a* S)Ke* M)Kes
KEMENTERIAN KESEHATAN REP+BLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAH+N A,ARAN '-./0'-.1
i
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah Makalah ini disusu disusun n untuk untuk memenu memenuhi hi tugas tugas mata mata kuliah kuliah Keperaw Keperawata atan n Medikal Bedah II. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada dosen dosen pengam pengampu pu Ns. Sumitro Sumitro di Putra, Putra, S.Kep, S.Kep, M.Kes M.Kes yang yang telah telah !anya !anyak k mem!im!ing kami hingga makalah ini selesai dan tak lupa juga kami u"apkan terima kasih untuk teman-teman tingkat # yang juga turut mem!antu. Saran dan kritik yang mem!angun diperlukan dalam per!aikan makalah ini.
Palem!ang,
pril #$%&
Pe Penyusun
DA2TAR ISI
ii
KATA PENGANTAR ) )))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))) ii DA2TAR ISI )))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))iii
BAB . PENDAH+L+AN
%.% 'atar Belakang ............................................................................................... % %.# (umusan Masalah .......................................................................................... % %.) *ujuan Penulisan ......................................................................................... ... #
BAB II PEMBAHASAN
#.% Pengertian +ipertermia.................................................................................... ) #.# natomi isiologi............................................................................................ ) #.) Klasiikasi ....................................................................................................... #./ 0tiologi ...........................................................................................................%% #.1 Maniestasi Klinis............................................................................................%# #.& Patoisiologi ....................................................................................................%# #. Komplikasi +ipertermia ................................................................................. %/ #.2 Penatalaksanaan ..............................................................................................%1 #.3 *erapi +ipertermia ..........................................................................................% BAB III PEN+T+P
/.% Kesimpulan .....................................................................................................%3 /,# Saran ....................................................................................................... .......%3 DA2TAR P+STAKA))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))))) '-
iii
BAB II PENDAH+L+AN
.).) Lata! Bela%an$
Seperti
!anyak
ungsi
!iologis
lainnya,
suhu
tu!uh
manusia
memperlihatkan irama sirkadian. Mengenai !atasan normal, terdapat !e!erapa pendapat. Umumnya !erkisar antara )&,%o4 atau le!ih rendah pada dini hari sampai ),/o4 pada sore hari. 5Benneth, et al, %33&6. 7alaupun tidak ada !atasan yang tegas, namun dikatakan !ahwa apa!ila terdapat 8ariasi suhu tu!uh harian yang le!ih %-%,1 o4 adalah a!normal. Suhu tu!uh dapat diukur melalui rektal, oral atau aksila, dengan per!edaan kurang le!ih $,1o4 - $,&o4, serta suhu rektal !iasanya le!ih tinggi 5ndreoli, et al, %33)9 :eland, et al, %3326. Nukleus preoptik pada hipotalamus anterior !erungsi se!agai pusat pengatur suhu dan !ekerja mempertahankan suhu tu!uh pada suatu nilai yang sudah ditentukan, yang dise!ut hypothalamus thermal set point 5Busto, et al, %329 'ukmanto, %33$9 'ardo, %3336. Peningkatan suhu tu!uh se"ara a!normal dapat terjadi dalam !entuk hipertermi dan demam. Pada hipertermi, mekanisme pengaturan suhu gagal, sehingga produksi panas mele!ihi pengeluaran panas.
.)') Ru(usan Masalah
%.#.%. pa yang dimaksud hipertermia; %.#.#. Bagaimana anatomi isiologi hipertermia; %.#.). Bagaimana klasiikasi hipertermia; %.#./. Bagaimana penye!a! hipertermia; %.#.1. Bagaimana maniestasi klinis hipertermia; %.#.&. Bagaimana patoisiologi hipertermia; %.#.. Bagaiamana komplikasi yang diaki!atkan dari hipertermia; %.#.2. Bagaimana penatalaksanaan dari hipertermia; %.#.3. Kapan dan !agaimana terapi hipertermia dilakukan;
.)3) Tu4uan
%
%.).%. Mengatahui dan memahami hipertermia. %.).#. Mengatahui dan memahami anatomi isiologi hipertermia. %.).). Mengetahui klasiikasi hipertermia. %.)./. Mengatahui dan memahami penye!a! hipertermia. %.).1. Memahami maniestasi klinis hipertermia. %.).&. Mengatahui dan memahami patoisiologi hipertermia. %.).. Mengetahui komplikasi yang diaki!atkan dari hipertermia. %.).2. Mengatahui penatalaksanaan dari hipertermia. %.).3. Mengatahui dan memahami terapi hipertermia.
BAB II PEMBAHASAN
').) Pen$e!tian Hie!te!(ia
+ipertermia adalah suatu Keadaan dimana seorang indi8idu mengalami peningkatan suhu tu!uh di atas ),2 o4 peroral atau )2,2<4 perrektal karena a"tor eksternal 5Carpenito, %3316. +ipertermi adalah peningkatan suhu tu!uh yang !erhu!ungan dengan #
ketidakmampuan tu!uh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas. +ipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengim!angi produksi panas yang !erle!ihan sehingga terjadi peningkatan suhu tu!uh. +ipertermi tidak !er!ahaya jika di!awah )3 o4. Selain adanya tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pem!a"aan suhu pada waktu yang !er!eda dalam satu hari dan di!andingkan dengan nilai normal indi8idu terse!ut 5Potter = Perry, #$%$6. Sedangkan menurut NN> International
5#$$3-#$%%6 hipertermi
diaritikan se!agai peningkatan suhu tu!uh diatas kisaran normal.
')') Anato(i 2isiolo$i ')').) Su(5e! en$hasil Suhu Tu5uh
*u!uh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas se"ara mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. *u!uh manusia memiliki
seperangkat
sistem yang
memungkinkan
tu!uh
menghasilkan,
mendistri!usikan, dan mempertahankan suhu tu!uh dalam keadaan konstan. Suhu tu!uh dihasilkan dari. %. 'aju meta!olisme !asal 5basal metabolisme rate atau BM(6 disemua sel tu!uh. #. 'aju "adangan meta!olisme yang dise!a!kan akti8itas. ). Meta!olisme tam!ahan aki!at pengaruh hormon tiroksin dan se!agian ke"il hormon lain, misalnya hormon Growth hormone dan testosterone. /. Meta!olisme tam!ahan aki!at pengaruh epinephrine, norepineprine, dan rangsangan simpatis pada sel. 1. Meta!olisme tam!ahan aki!at peningkatan akti8itas kimiawi didalam sel itu sendiri terutama !ila temperatur menurun. *a!el #.% per!edaan derajat suhu normal pada !er!agai kelompok usia. +SIA ) !ulan & !ulan % tahun ) tahun 1 tahun tahun 3 tahun %% tahun %) tahun >ewasa ? $ tahun
S+H+ 6OC7 ),1 ),1 ), ),# ),$ )&,2 )&, )&, )&,& )&,/ )& $
)
')')') 2un$si Kelen4a! Ke!in$at
:angguan sistem termoregulasi dengan !erkurang atau tidaknya keringat merupakan penye!a! terpenting sengatan panas pada lingkungan panas. (espon !erkeringat terhadap stimulus panas dan neurokimia !erkurang pada usia lanjut dis!anding pada usia dewasa muda. @uga terdapat am!ang !atas le!uh tinggi pada usia lanjut untuk !erkeringat. Pada kondisi stres panas, manusia mengaktikan kelenjar ekrin 5di !awah kontrol kolinergik simpatis6 dan kemampuan kelenjar itu megneluarkan keringat untuk mengatur suhu tu!uh. Meskipun terdapat 8ariasi luas antara indi8idu dalam respon kelenjar keringat terhadap stimulus armakologis, terdapat pula stimulus yang !erasal dari prosespenuaan. Pengaruh penuaan terhadap menurunnya ungsi kelenjar keringat te rlihat jelas didaerah dahi dan ekstremitas daripada di !adan.
')')3) Ali!an Da!ah Kulit
(espon aliran darah kulit terhadap pemanasan lokal langsung pada kulit nonakral !erkurang pada usia lanjut. Berkurangnya perusi kulit pada usia lanjut !erkaitan dengan !erkurangnya unit ungsional pleksus kapiler. Pada usia tua, terjadi transormasi kulit dimana kulit menjadi le!ih datar aki!at !erkurangnya pem!uluh darah mikrosirkuler di papilaris kulit dan pleksus 8askular superisial. ')')8) Me%anis(e Kehilan$an Panas
/
%. (adiasi - Mekanisme kehilangan panas tu!uh dalam !entuk gel. Panas inramerah 5panjang gelom!ang 1 A #$ mm6, tanpa adanya kontak langsung. - Mekanisme kehilangan panas paling !esar pada kulit 5&$6. - Se!agian !esar energi pada gerakan ini dapat dipindahkan ke udara !ila suhu udara le!ih dingin dari kulit. #. Konduksi - Perpindahan panas aki!at paparan langsung kulit dengan !enda !enda yg ada disekitar tu!uh. - Proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat ke"il, siat isolator !enda menye!a!kan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi se"ara eekti terus menerus. - Perpindahan langsung dari !adan ke o!jek tanpa gerakan seperti kompres. ). Caporasi - Perpindahan panas dengan penguapan. - Selama suhu kulit le!i tinggi dari suhu lingkungan maka panas hilang melalui radiasi dan konduksi, tetapi ketika suhu lingkungan le!ih tinggi dari suhu kulit, maka tu!uh melepaskan panas dengan e8aporasi. - % gram air yg mengalami e8aporasi maka kehilangan panas tu!uh se!esar $,12 kilo kalori. - Kondisi tidak !erkeringat, e8aporasi !erlangsung /1$-&$$ mlDhari maka kehilangan panas terus menerus dgn ke". %# A %& kaloriDjam. /. Kon8eksi - Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau "airan. - Kehilangan panas melalui kon8eksi sekitar %1. - Melalui sirkulasiseperti kipas angin.
')')/) 2a%to!0fa%to! yan$ Me(en$a!uhi Suhu Tu5uh
Menurut Potter dan Perry 5#$$16 !anyak aktor yang mempengaruhi suhu
1
tu!uh. Peru!ahan pada suhu tu!uh dalam tentang normal terjadi ketika hu!ungan antara produksi panas dan kehilangan panas diganggu oleh 8aria!el isiologis atau perilaku. %. Usia Pada saat lahir, !ayi mekanisme kontrol suhu masih imatur. Menurut 7haley and 7ong yang dikutip oleh Potter dan Perry 5#$$16, suhu tu!uh !ayi dapat !erespon se"ara drastis terhadap peru!ahan suhu lingkungan.
). Stres Sterss isik dan emosi meningkatkan suhu tu!uh melalui stimulasi hormonal dan persaraan. Peru!ahan isiologis terse!ut meningkatkan panas. Klien yang "emas saat mauk rumah sakit atau tempat praktik dokter suhu tu!uhnya akan le!ih tinggi dari normal. /. 'ingkungan 'ingkungan juga dapat mempengaruhi suhu tu!uh. @ika suhu dikaji
&
dalam ruangan yang sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tu!uh melalui mekanisme-mekanisme pengeluaran panas dan suhu tu!uh akan naik. ')3) Klasifi%asi Hie!te!(i .) Hie!te!(ia yan$ "ise5a5%an oleh enin$%atan !o"u%si anas
%. +ipertermia maligna +ipertermia maligna !iasanya dipi"u oleh o!at-o!atan anesthesia. +ipertermia ini merupakan miopati aki!at mutasi gen yang diturunkan se"ara autosomal dominan. Pada episode akut terjadi peningkatan kalsium intraselular dalam otot rangka sehingga terjadi kekakuan otot dan hipertermia. Pusat pengatur suhu di hipotalamus normal sehingga pem!erian antipiretik tidak !emanaat. :am!aran klinis meliputi kekakuan otot terutama otot masseter sehingga
menye!a!kan
rha!domyolisis,
peningkatan
4<#
tidal,
takikardia, dan peningkatan suhu tu!uh yang "epat 5$.1 $ A %.$$ 4 tiap 1 %$ menit, suhu dapat men"apai // $46 *atalaksana utama adalah menurunkan suhu tu!uh dengan "epat dan agresi dengan total body cooling 5air esDdingin lewat N:*, re"tal, dan IC6, segera menghentikan pemakaian o!at anestesi, pem!erian oksigen %$$, memper!aiki asidosis, urosemid 5% mgDkg BB6, manitol #$ 5% gDkg BB6,insulin, deEtrose, hidrokortison, >antrolone 5antidote spesiik #.1 mgDkg BB IC dan kemudian tiap 1-%$ menit6 dan mengatasi aritmia .
#. 0Eer"ise-Indu"ed hyperthermia 50Eertional heat stroke6 +ipertermia jenis ini dapat terjadi pada anak !esarDremaja yang melakukan akti8itas isik intensi dan lama pada suhu "ua"a yang panas. Pen"egahan dilakukan dengan pem!atasan lama latihan isik terutama !ila dilakukan pada suhu )$ $4 atau le!ih dengan kelem!a!an le!ih dari 3$, pem!erian minuman le!ih sering 5%1$ ml air dingin tiap )$ menit6, dan pemakaian pakaian yang !erwarna terang, satu lapis, dan !er!ahan
menyerap keringat. ). 0ndo"rine +yperthermia 50+6 0ndo"rine +yperthermia adalah kondisi meta!olik atau endokrin yang
menye!a!kan
hipertermia
Kelainan
endokrin
yang
sering
dihu!ungkan dengan hipertermia antara lain hipertiroidisme, dia!etes mellitus, phaeo"hromo"ytoma, insuisiensi adrenal dan 0thio"olanolone suatu steroid yang diketahui sering !erhu!ungan dengan demam 5merangsang pem!entukan pirogen leukosit6. ') Hie!te!(ia yan$ "ise5a5%an oleh enu!unan eleasan anas
+ipertermia yang dise!a!kan oleh penurunan pelepasan panas yaitu hipertermia neonatal. +ipertermia neonatal adalah peningkatan suhu tu!uh se"ara "epat pada hari kedua dan ketiga kehidupan yang !isa dise!a!kan oleh. %. >ehidrasi >ehidrasi pada masa ini sering dise!a!kan oleh kehilangan "airan atau paparan oleh suhu kamar yang tinggi. +ipertermia jenis ini merupakan penye!a! kenaikan suhu ketiga setelah ineksi dan trauma lahir. Se!aiknya di!edakan antara kenaikan suhu karena hipertermia dengan ineksi. Pada demam karena ineksi !iasanya didapatkan tanda lain dari ineksi seperti leukositosisDleu"openia, 4(P yang tinggi, tidak !erespon !aik dengan pem!erian "airan, dan riwayat persalinan premature atau resiko ineksi. #. <8erheating Pemakaian alat-alat penghangat yang terlalu panas, atau !ayi terpapar sinar matahari langsung dalam waktu yang lama. ). *rauma 'ahir +ipertermia yang !erhu!ungan dengan trauma lahir tim!ul pada #/dari !ayi yang lahir dengan trauma. Suhu akan menurun pada%-) hari tapi !isa juga menetap dan menim!ulkan komplikasi !erupa kejang. *atalaksana dasar hipertermia pada neonatus termasuk menurunkan suhu !ayi se"ara "epat dengan melepas semua !aju !ayi dan memindahkan !ayi ke tempat dengan suhu ruangan. @ika suhu tu!uh !ayi le!ih dari )3 $4 2
dilakukan tepid sponged )1$4 sampai dengan suhu tu!uh men"apai ) $4. /. +eat stroke *anda umum heat stroke adalah suhu tu!uh ? /$.1 $4 atau sedikit le!ih rendah, kulit tera!a kering dan panas, kelainan susunan sara pusat, takikardia, aritmia, kadang terjadi perdarahan miokard, dan pada saluran "erna terjadi mual, muntah, dan kram. Komplikasi yang !isa terjadi antara lain >I4, lisis eritrosit, trom!ositopenia, hiperkalemia, gagal ginjal, dan peru!ahan gam!aran 0K:. nak dengan serangan heat stroke harus mendapatkan perawatan intensi di I4U, suhu tu!uh segera diturunkan 5melepas !aju dan sponging dengan air es sampai dengan suhu tu!uh )2,1 $ 4 kemudian anak segera dipindahkan ke atas tempat tidur lalu di!ungkus dengan selimut6, mem!uka akses sirkulasi, dan memper!aiki gangguan meta!oli" yang ada. 1. +aemorrhargi" Sho"k and 0n"ephalopathy 5+S06 :am!aran klinis mirip dengan heat stroke tetapi tidak ada riwayat penyelimutan !erle!ihan, kekurangan "airan, dan suhu udara luar yang tinggi. +S0 diduga !erhu!ungan dengan "a"at geneti" dalam produksi atau pelepasan serum inhi!itor alpha % trypsin. Kejadian +S0 pada anak adalah antara umur % hari sampai dengan %1 tahun 5se!agian !esar usia F% tahun dengan median usia 1 !ulan6. Pada umumnya +S0 didahului oleh penyakit 8irus atau !akterial dengan e!ris yang tidak tinggi dan sudah sem!uh 5misalnya ineksi saluran naas akut atau gastroenteritis dengan e!ris ringan6. Pada #-1 hari kemudian tim!ul syok !erat, ensealopati sampai dengan kejangDkoma, hipertermia 5suhu ? %$46, perdarahan yang mengarah pada >I4, diare, dan dapat juga terjadi anemia !erat yang mem!utuhkan transusi. Pada pemeriksaan isik dapat tim!ul hepatomegali dan asidosis dengan pernaasan dangkal diikuti gagal ginjal. Pada pemeriksaan la!oratorium didapatkan leukositosis, hipernatremia, peningkatan 4PK, enGim hati dan tripsin, hipoglikemia, hipokalsemia, trom!ositopenia, penurunan aktor II, C, hiperi!rinogenemia, dan alpha-%antitripsin. Pada +S0 tidak ada tatalaksana khusus, tetapi pengo!atan suporti
3
seperti penanganan heat stroke dan hipertermia maligna dapat diterapkan. Mortalitas kasus ini tinggi sekitar 2$ dengan gejala sisa neurologis yang !erat pada kasus yang selamat. +asil 4* s"an dan otopsi menunjukkan perdarahan okal pada !er!agai organ dan edema sere!ri. &. Sudden Inant >eath Syndrome 5SI>S6 . >einisi SI>S adalah kematian !ayi 5usia %-%# !ulan6 yang mendadak, tidak diduga, dan tidak dapat dijelaskan. Kejadian yang mendahului sering !erupa ineksi saluran naas akut dengan e!ris ringan yang tidak atal. +ipertermia diduga kuat !erhu!ungan dengan SI>S. ngka kejadian tertinggi adalah pada !ayi usia #- / !ulan. +ipotesis yang dikemukakan untuk menjelaskan kejadian ini adalah pada !e!erapa !ayi terjadi mal-development atau maturitas !atang otak yang tertunda sehingga !erpengaruh terhadap pusat chemosensitivity, pengaturan pernaasan, suhu, dan respons tekanan darah. 2. Be!erapa aktor resiko dikemukakan untuk menjelaskan kerentanan !ayi terhadap SI>S, tetapi yang terpenting adalah i!u hamil perokok dan posisi tidur !ayi tertelungkup. +ipertermia diduga !erhu!ungan dengan SI>S karena dapat menye!a!kan hilangnya sensiti8itas pusat pernaasan sehingga !erakhir dengan apnea. Penyelimutan !ayi yang !erle!ihan, suhu ruangan yang terlalu tinggi, dan posisi tidur !ayi tertelungkup dapat menye!a!kan ter!atasnya pengeluaran panas. Posisi tidur telentang adalah yang paling aman untuk men"egah SI>S. Ineksi ringan dengan e!ris yang diga!ung dengan pem!ungkusan !ayi !erle!ihan dapat menim!ulkan heat stroke dan SI>S. ')8) Etiolo$i
+ipertermia dapat dise!a!kan gangguan otak atau aki!at !ahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Gat yang dapat menye!a!kan eek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu sehingga menye!a!kan demam dise!ut pirogen. Gat pirogen ini dapat !erupa protein, pe"ahan protein, dan Gat lain. terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh !akteri toksik atau pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tu!uh dapat menye!a!kan demam selama keadaan sakit. ase A ase terjadinya hipertermi yaitu. %$
%. ase I yaitu ase awal
- Peningkatan denyut jantung. - Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan. - Menggigil aki!at tegangan dan kontraksi o!at. - Kulit pu"at dan dingin karena 8asokonstriksi. - Merasakan sensasi dingin. - >asar kuku mengalami sianosis karena 8asokonstriksi. - (am!ut kulit !erdiri. - Pengeluaran keringat !erle!ih. - Peningkatan suhu tu!uh. #. ase II H proses demam
- Proses menggigil lenyap. - Kulit terasa hangat atau panas. - Merasa tidak panas atau dingin. - Peningkatan nadi dan laju pernapasan. - Peningkatan rasa haus. - >ehidrasi ringan sampai !erat. - Mengantuk, delirium atau kejang aki!at iritasi sel sara. - 'esi mulut herpeti". - Kehilangan nasu makan. - Kelemahan, keletihan dan nyeri ringan pada otot aki!at kata!olisme protein.
). ase III H pemulihan
- Kulit tampak merah dan hangat - Berkeringat - Menggigil ringan - Kemungkinan mengalami dehidrasi ')/) Manifestasi Klinis
Sengatan panas memiliki "iri khas di mana suhu tu!uh inti le!ih dari
%%
/$,&$4 disertai disungsi sistem sara pusat yang !erat 5psikosis, delirium, koma6 dan anhidrosis 5kulit yang panas dan kering6. Maniestasi dini dise!ut kelelahan panas, tidak khas dan terdiri dari rasa pusing, terasa kehausan, mulut kering, kedinginan, lemas, anoreksia, nadi "epat dan, pernaasan tidak teratur, kelemahan, sensasi panas, anoreksia, mual, muntah, sakit kepala dan sesak napas. Komplikasi serangan panas men"akup gagal jantung kongesti dan aritmia jantung, edema sere!ral dan kejang serta deisit neurologis dius dan okal, nekrosis hepatoseluler dan syok.
')1) Patofisiolo$i
Sengatan panas dideinisikan se!agai kegagalan akut pemeliharaan suhu tu!uhnormal dalam mengatasi lingkungan yang panas. i dalam hipotalamus Gat ini merangsang pelepasan asam arakhidonat serta mengaki!atkan peningkatan sintesis P:0-# yang langsung dapat menye!a!kan suatu pireksia atau demam 5:eland, et al, %3326. Penye!a! demam selain ineksi ialah keadaan toksemia, adanya keganasan atau aki!at reaksi pemakaian o!at 5:eland, et al, %3326. Sedangkan %#
gangguan pada pusat regulasi suhu sentral dapat menye!a!kan peninggian temperature seperti yang terjadi pada heat stroke, ensealitis, perdarahan otak, koma atau gangguan sentral lainnya. Pada perdarahan internal saat terjadinya rea!sor!si darah dapat pula menye!a!kan peninggian temperatur 5ndreoli, et al, %33) 6. (eaksi tu!uh terhadap stress pada keadaan injury akan menim!ulkan peningkatan meta!oli", hemodinamik dan hormonal respons 5'ukmanto, %33$6. Peningkatan pengeluaran hormon kata!olik 5stress hormon6 yang dimaksud adalah katekolamin, glukagon dan kortisol. Ketiga
hormon
ini
!ekerja
se"ara
sinergistik
dalam
proses
glukoneogenesis dalam hati terutama !erasal dari asam amino yang pada akhirnya menaikkan kadar glukosa darah 5hiperglikemia6. aktor lain yang menam!ah pengeluaran hormon kata!olik utamanya katekolamin ialah dilepaskannya pirogen dapat meru!ah respon hiperkata!olisme dan juga merangsang tim!ulnya panas 5:ins!erg, %3326.
PATHWA9
%)
'):) Ko(li%asi Hie!te!(ia
Pengaruh hipertermia terhadap sawar darah otak adalah meningkatkan permea!ilitas darah otak yang !eraki!at langsung !aik se"ara partial maupun komplit dalam terjadinya edema sere!ral 5:ins!erg, et al, %3326. Selain itu hipertermia meningkatkan meta!olisme sehingga terjadi laktik asidosis yang memper"epat kematian neuron 5neuronal injury6 dan menam!ah adanya edema sere!ral 5(eith, et al, %33&6. 0dema sere!ral ini mempengaruhi tekanan perusi otak dan mengham!at reperusi adekuat dari otak, dimana kita ketahui edema sere!ral memper!esar 8olume otak dan meningkatkan resistensi sere!ral. @ika tekanan perusi tidak "ukup tinggi, aliran darah otak akan menurun karena resistensi sere!ral meninggi. pa!ila edema sere!ral dapat di!erantas dan tekanan perusi !isa terpelihara pada tingkat yang "ukup tinggi, maka aliran darah otak dapat !ertam!ah 5+u"ke, et al, %33%6. >engan demikian daerah per!atasan lesi 8askuler itu !isa mendapat sirkulasi kolateral yang "ukup akti, kemudian darah akan mengalir se"ara pasi ke tempat iskemik oleh karena terdapatnya pem!uluh darah yang !erada dalam keadaan 8asoparalisis. Melalui mekanisme ini daerah iskemik sekeliling pusat yang mungkin nekrotik 5daerah penum!ra6 masih dapat diselamatkan, sehingga lesi 8askuler dapat diperke"il sampai daerah pusat yang ke"il saja yang tidak dapat diselamatkan lagi atau nekrotik 5+u"ke, et al, %33%6. pa!ila sirkulasi kolateral tidak dimanaatkan untuk menolong daerah per!atasan lesi iskemik, maka daerah pusatnya yang sudah nekrotik akan meluas, sehingga lesi irre8ersi!le men"akup juga daerah yang se!elumnya hanya iskemik saja yang tentunya !erkorelasi dengan "a"at ungsional yang menetap, sehingga dengan men"egah atau mengo!ati hipertermia pada ase akut stroke !erarti kita %/
dapat mengurangi ukuran inark dan edema sere!ral yang !erarti kita dapat memper!aiki kesem!uhan ungsional 5+u"ke, et al, %33%6.
');) Penatala%sanaan
>alam penaggulangan hipertermi dapat dilakukan dengan "ara. %. ntipiretik ntipiretik tidak di!erikan se"ara otomatis pada setiap penderita panas karena panas merupakan usaha pertahanan tu!uh, pem!erian antipiretik juga dapat menutupi kemungkinan komplikasi. Pengo!atan terutama ditujukan terhadap penyakit penye!a! panas. #. ntipiretika
- Pem!erian parasetamolH %$ -%1 mgDkg BBD kali 5dapat di!erikan se"ara oral atau rektal6.
- MetamiGole 5no8algin6H %$ mgDkg BBDkali per oral atau intra8enous. I!uproenH 1-%$ mgDkg BBD kali, per oral atau rektal. ). Pendinginan se"ara isik Pendinginan se"ara isik merupakan terapi pilihan utama. Ke"epatan penurunan suhu ? $,% o4 Dmenit sampai ter"apai suhu )2,1o4. 4ara-"ara physi"al "ooling atau"ompres. /. 08aporasi 08aporasi dilakukan dengan "ra penderita dikompres dingin seluruh tu!uh, disertai kipas angin untuk memper"epat penguapan. 4ara ini paling mudah, tidak in8asi dan eekti. 1. 4ara lain yang !isa digunakan 4ara lain dapat dilakukan dengan kum!ah lam!ung dengan air dingin, inus "airan dingin, enema dengan air dingin atau humidiied oksigen dingin, tetapi "ara ini kurang eekti. &. Penurunan suhu tu!uh yang "epat dapat terjadi releks 8asokonstriksi dan shi8ering yang akan meningkatkan ke!utuhan oksigen dan produksi panas
%1
yang merugikan tu!uh. Untuk mengurangi dampak ini dapat di!eri. %. >iaGepamH merupakan pilihan utama dan le!ih menguntungkan karena mempunyai eek antikon8ulsi dan tidak punya eek hipotensi. #. 4hlorpromaG Pe!a#atan Pa"a Pen"e!ita Hie!te!(ia
%. >ianjurkan untuk istirahat minimal % minggu dan mengurangi akti8itas !ermain. #. Memperkuat asupan nutrisi makanan dalam porsi ke"il tapi sering. ). >ianjurkan untuk mengkomsumsi makanan yang dihaluskan seperti !u!ur saring. /. Kompres pada daerah dahi, ketiak dan lipat paha !ila panas. 1. >ianjurkan untuk !anyak minum. &.
Menggunakan pakaian yang dapat menyerap keringat.
. +u!ungi petugas kesehatan atau asilitas kesehatan yang terdekat.
Pen
%. Kesehatan lingkungan. #. Penyediaan air minum yang memenuhi syarat. ). Pem!uangan kotoran manusia pada tempatnya. /. Pem!erantasan lalat. 1. Pem!uangan sampah pada tempatnya. &. Pendidikan kesehatan pada masyarakat. . Pem!erian imunisasi lengkap kepada !ayi. 2. Makan makana yang !ersih dan sehat
.
3. @angan !iasakan anak jajan diluar ')=) Te!ai Hie!te!(i
Kun"i mengatasi hipertermia adalah pendinginan. +al ini dimulai segera dilapangan dan suhu tu!uh inti harus diturunkan men"apai )3 $4 dalam jam pertama. 'amanya hipertermia adalah yang paling menentukan hasil akhir. >emam merupakan suatu keadaan dimana terdapat peningkatan suhu tu!uh yang dise!a!kan karena set point di pusat pengatur suhu di otak. Suatu nilai suhu tu!uh dikatakan demam jika mele!ihi ),# J4 pada pengukuran di pagi hari %&
dan atau mele!ihi),4 pada pengukuran di sore hari. da !anyak metode yang digunakan untuk hipertermia. Berdasar luas area yangditerapi, ter!agi atas hipertermia lokal, hipertermia regional, dan hipertermia total 5seluruhtu!uh6. %. +ipertermi 'okal Pada hipertermia lokal pemanasan dilakukan pada area yang ter!atas, dalam hal ini jaringan kanker. Sum!er panas yang digunakan antara lain gelom!ang mikro, gelom!ang radio, dan gelom!ang suara rekuensi tinggi.Untuk kanker yang terletak di permukaan tu!uh atau dekat dengan kulit, alat penghasil panas diletakkan di dekat tumor, kemudian pan"aran gelom!ang diarahkan kearea yang hendak dipanaskan. @ika kanker terletak di dalam atau di
sekeliling
lu!ang-lu!ang
tu!uh
sum!er
panas
dimasukkan
ke
dalamnyamenggunakan alat khusus agar pemanasan langsung mengenai sasaran. Sedang jika lokasi tumor jauh di dalam tu!uh, misalnya pada kanker otak, teknik yang digunakan adalah interstitial. #. +ipertermi (egional +ipertermia regional !ertujuan untuk memanaskan area tu!uh yang le!ih luasseperti seluruh lengan, tungkai, organ-organ tu!uh, dan saluran-saluran tu!uh. da !e!erapa tekhnik yaitu. %. *ekhnik pertama untuk kanker yang dekat lu!ang atau sepanjang saluran tu!uh sepertikanker mulut atau leher rahim, kanker kandungan, kanker kandung ken"ing. lat pemanas diletakkan di dekat lu!ang atau di dalam saluran, kemudian pan"aran panas dari gelom!ang mikro atau gelom!ang radio diarahkan ke jaringan kanker yangmenjadi sasaran. #. *eknik kedua yaitu regional perusion, untuk mengo!ati kanker di lengan dan kaki,atau di dalam organ-organ tu!uh seperti hati dan paru-paru. 4aranya, se!agian darahpenderita dikeluarkan, dipanaskan, lalu dipompa kem!ali ke dalam lengan, kaki, atauorgan terse!ut. *eknik ini !iasanya dilakukan !ersamaan dengan kemoterapi. ). *eknik ketiga
adalah
4+PP
54ontinuous
hyperthemi"
peritoneal
perusion6 digunakan untuk mengo!ati kanker di dalam rongga perut seperti peritonealmesothelioma. Selama pem!edahan, o!at kemoterapi dipanaskan kemudian dialirkanke dalam rongga perut, sehingga suhunya %
men"apai /%,%$4 - /#,#$4. ). +ipertermi *otal Untuk kanker yang sudah !ermetastase 5menye!ar6 ke seluruh tu!uh, dilakukan hipertermia total 5whole !ody hyperthermia6. Penderita diselimuti dengan selimut listrik atau air panas, atau dimasukkan ke dalam ruang panas 5sema"am inku!ator6 untuk mem!uat suhu tu!uhnya meningkat sampai /%, o4-/),2o4. Pengo!atan hipertermia dilakukan #-) kali seminggu, dan tiap seri terdiri atas &-%$ kali terapi. 0ekti8itasnya tergantung pada sejauh mana suhu tu!uh !erhasil ditingkatkan,!erapa lama !erhasil dipertahankan, selain juga tergantung pada karakteristik sel dan jaringan yang diterapi. *erapi hipertermia
pada
umumnya
tidak
menye!a!kan
kerusakan
jaringannormal jika suhunya tidak mele!ihi /),2 o4. *etapi per!edaan karakter jaringan dapat menim!ulkan per!edaan suhu atau eek samping pada jaringan tu!uh yang !er!eda-!eda. Lang sering terjadi adalah rasa panas 5seperti ter!akar6, !engkak !erisi "airan, tidak nyaman, !ahkan sakit. *eknik perusi dapat menye!a!kan pem!engkakan jaringan, penggumpalan darah, perdarahan, atau gangguan lain di area yang diterapi. Sedang whole !ody hyperthermia dapat menim!ulkan eek samping yang le!ih serius tetapi jarang terjadi seperti kelainan jantung dan pem!uluh darah. Kadang eek samping yang mun"ul malah diare, mual, atau muntah.
BAB III PEN+T+P .).) Kesi(ulan +ipertermi adalah peningkatan suhu tu!uh yang !erhu!ungan dengan
ketidakmampuan tu!uh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas. +ipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengim!angi produksi panas yang !erle!ihan sehingga %2
terjadi peningkatan suhu tu!uh. +ipertermi tidak !er!ahaya jika di!awah )3 o4. Selain adanya tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pem!a"aan suhu pada waktu yang !er!eda dalam satu hari dan di!andingkan dengan nilai normal indi8idu terse!ut. .)') Sa!an
>iharapkan mahasiswa le!ih memahami konsep dasar dari hipertermia dan dapat mengaplikasikannya dalam melakukan asuhan keperawatan.
DA2TAR P+STAKA
httpsHDDaritw.wordpress."omD#$%/D$#D$/Dlaporan-pendahuluan-hipertermiD 5>iakses tanggal %$ pril #$%&6 httpHDDdigili!.unimus.a".idDilesDdisk%D%Djtptunimus-gdl-intandewim-2$2/-%-
%3
!a!i.pd 5>iakses tanggal %$ pril #$%&6 httpHDDserpihanilmuku.!logspot."o.idD#$%)D$1Dpathway-demam hipertermi.html 5>iakses tanggal %$ pril #$%&6 httpsHDDwww.a"ademia.eduD3%3#)%D+ipertermi 5>iakses tanggal %$ pril #$%&6
#$