MAKALAH PROJECT BASED LEARNING NURSING CARE SISTEM KARDIOVASKULAR
KONSEP DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN TETRALOGI OF FALLOT
Disusun Oleh :
EKY MADYANING NASTITI 0910721004
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
CURRICULUM VITAE
NAMA
: EKY MADYANING NASTITI
NIM
: 0910721004
JURUSAN
: ILMU KEPERAWATAN
ANGKATAN
: 2009 A
TTL
: JEMBER, 20 MEI 1991
ALAMAT
: JLN. RIAU NO 28 JEMBER
RIWAYAT PENDIDIKAN : -
SDN JEMBER LOR II (SEKARANG JEMBER LOR 1)
-
SMP NEGERI 2 JEMBER
-
SMA NEGERI 1 JEMBER
-
S1 JURUSAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
A. DEFINISI
Tetralogi of Fallot adalah penyakit jantung bawaan yang terdiri dari v ent r i cul ar se pt al d e f ect ( V SD ) tipe perimembranus subaortik, ov er r i d i ng aor t a, pul monal st enosi s ( PS ) i n f und i bul ar dengan atau tanpa PS valvular serta hi per t r o f i v ent r i k al k anan.
Bila disertai dengan ASD disebut pentalogy of f allot. Bila tipe VSD adalah subarterial doubly committed maka dikenal sebagai oriental atau mexican f allot. (Akhyar, 2008) Tetralogi Fallot (TOF) adalah penyakit jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan yang ter jadi adalah kelainan pertumbuhan dimana ter jadi def ek atau lubang dari bagian inf undibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan syarat def ek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta. Sebagai konsekuensinya, didapatkan adanya empat kelainan anatomi sebagai berikut : • Def ek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel • Stenosis pulmonal ter jadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menu ju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan • Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik kanan • Hipertrof i ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal
Pada penyakit ini yang memegang peranan penting adalah def ek septum ventrikel dan stenosis pulmonalis, dengan syarat def ek pada ventrikel paling sedikit sama besar dengan lubang aorta. Stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersif at progresif , makin lama makin berat. ( Yayan, 2010)
B. PREVALENSI
Tetralogi f allot (TF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan dimana tetralogi f allot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah def ek septum ventrikel,def ek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi f allot merupakan 2/3 nya. Tetralogi f allot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan
sianosis
sentral
akibat
adanya
pirau
kanan
ke
kiri.
Penyakit Jantung Bawan Sianotik yang paling banyak ditemukan. Prevalensi TOF adalah 9% bayi dengan penyakit jantung kongenital berat pada umur tahun pertama menderita TOF (0.196– 0.258/1000 kelahiran hidup).(Nasution, 2008). Di US angka ke jadiannya mencapai 3-6 dari 10000 kelahiran. TOF merupakan penyebab tersering pada PJB yang menyebabkan sianosis. Lebih sering ter jadi pada pria dibandingkan wanita. ( Buku Kuliah 2 Ilmu kesehatan Anak FKUI, 2007) Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi f allot didapat diatas 5 tahun dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
C. ETIOLOGI
Beberapa f aktor yang dapat menyebabkan meningkatnya resiko kelainan bawaan: 1. T er at ogeni k Teratogen adalah setiap f aktor atau bahan yang bisa menyebabkan atau meningkatkan resiko suatu kelainan bawaan. Rad i asi , obat tertentu dan racun
merupakan teratogen. Secara umum, seorang wanita hamil sebaiknya: - mengkonsultasikan dengan dokternya setiap obat yang dia minum - berhenti merokok - tidak mengkonsumsi alkohol - tidak men jalani pemeriksaan rontgen kecuali jika sangat mendesak. - Inf eksi pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen. 2. Gizi Men jaga kesehatan janin tidak hanya dilakukan dengan menghindari teratogen, tetapi
juga
dengan
mengkonsumsi
gizi
yang
baik.
Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam f ol at . i i d a atau Kekurangan asam f olat bisa meningkatkan resiko ter jadinya s pi na b f
kelainan t abung sar a f lainnya. Karena spina bif ida bisa ter jadi sebelum seorang wanita menyadari bahwa dia hamil, maka setiap wanita usia subur sebaiknya mengkonsumsi asam f olat minimal sebanyak 400 mikrogram/hari. 3. Faktor Fisik pada Rahim. Di dalam rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga merupakan pelindung terhadap cedera. Jumlah cairan ketuban yang abnormal bisa menyebabkan atau menun jukkan adanya kelainan bawaan. Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa mempengaruhi pertumbuhan paru-paru dan anggota gerak tubuh atau bisa menun jukkan adanya kelainan gin jal yang memperlambat proses pembentukan air kemih. Penimbunan cairan ketuban ter jadi jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh kelainan otak yang berat (misalnya anense f al us atau at r esi a eso f agus). 4. Faktor genetik dan k r omosom Genetik memegang peran penting dalam beberapa kelainan bawaan. Beberapa kelainan bawaan merupakan penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah pembawa sif at individu yang terdapat di dalam kromosom setiap sel di dalam tubuh manusia. Jika 1 gen hilang atau cacat, bisa ter jadi kelainan bawaan.
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti, diduga karena adanya f aktor endogen dan eksogen. Faktor –f actor tersebut antara lain :
Faktor Endogen:
Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung atau kelainan bawaan
Faktor Eksogen:
Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,dextroamphetamine, aminopterin,amethopterin, jamu)
Ibu menderita penyakit inf eksi : rubella
Pa janan terhadap sinar –X
Nutrisi yang kurang saat kehamilan
Nutrisi buruk saat kehamilan
Alkohol
Ibu hamil yang berusia lebih dari 40 tahun
Tetralogi Fallot lebih sering ditemukan pada anak-anak yang menderita sindroma Down
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adaah multif aktor. Apapun sebabnya, pa janan terhadap f aktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan , oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan pembentukan jantung janin sudah selesai. (Bambang, 2008)
D. MANIFESTASI KLINIS
a. Si anosi s
Obstruksi aliran darah keluar ventrikel kanan hipertropi inf undibulum meningkat obstruksi meningkat disertai pertumbuhan yang semakin meningkat sianosis. b. Di s pnea
Ter jadi bila penderita melakukan aktif itas f isik. c.
Ser angan-ser angan d i s pnea par ok si mal ( ser angan-ser angan anok si a bi r u)
Semakin bertambah usia, sianosis bertambah berat umum pada pagi hari. d . K et er l ambat an d al am per t umbuhan d an per k embangan
terlihat kendur dan lunak, masa pubertas terlambat. e.
Deny ut pembul uh d ar ah nor mal
Jantung baisanya dalam ukuran normal, apeks jantung jela sterlihat, suatu getaran sistolis dapat dirasakan di sepan jang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal 3 dan 4. f .
Bi si ng si st ol i k
Terdengar keras dan kasar, dapat menyebar luas, tetai intensita sterbesar pada tepi kiri tulang dada. ( Nelson,2003)
Ge jalanya bisa berupa:
Bayi mengalami kesulitan untuk menyusu
Berat badan bayi tidak bertambah
Pertumbuhan anak berlangsung lambat
Perkembangan anak yang buruk
Sesak naf as jika melakukan aktivitas
Setelah melakukan aktivitas, anak selalu jongkok.
Pada mulanya sering kali tiada ge jala (Ada sianosis bila berat)
Selan jutnya ter jadi dispnea dan sianosis kalau beraktivitas, misalnya menyusui.
Sering duduk ber jongkok, men jepit arteri Femoral
Sesudah keadaan sinanosis kronis, u jung jari membesar & tampak seperti: pentung/ club
Ter jadi “Tet spell” /Serangan biru waktu istirahat : Anak tampak biru kemerah merahan, U jung tangan & kaki men jadi sianosis, Hiperpnea, sianosis berat & lemah, Mata terputar ke atas dan kurang sadar.
Manif estasi Klinik • Sianosis jarang ditemukan ketika lahir • Disebabkan karena : – Neonatus/bayi sedikit aktif pada bulan awal kehidupan – Hb Foetal memiliki af initas yang lebih tinggi dibanding dengan Hb Dewasa • Ketika ditemukan kadang disertai bayi susah makan, f ussiness, tachypnea, dan agitation. (Alvaro, 2005)
CYANOTIC SPELLS • Serangan sianosis khas untuk ToF • Biasanya timbul ketika anak menangis, buang air besar, demam, aktif itas yang meningkat. • 15-20 menit, teratasi spontan • Mulai timbul 6-12 bulan • Aktivitas menyebabkan: – Peningkatan kebutuhan oksigen – Penurunan tahanan vaskuler sitemik – Peningkatan aktif itas saraf simpatis menyebabkan spasme inf undibular, menyebabkan obstruksi muskular pada aliran keluar ventrikel kanan pada tingkat subvalvar. Sianosis/
kebiruan
:
sianosis
akan
muncul
saat
anak
beraktivitas,
makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan shunt dari kanan ke kiri (right to lef t shunt). Darah yang miskin oksigen akan bercampur dengan darah yang kaya oksigen dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan ge jala kebiruan. (alvaro, 2005; madiono,2005; Donson, 2009)
Penurunan Systemic Venous Return (SVR) • Pirau yang semakin besar melwati VSD darah sitemik yang terdesaturasi semakin Banyak asidosis perif er vasodilatasi sistemik penurunan Systemic Venous Return (SVR)Vicious Cycle
SQ UATTING (Jongkok) • Khas untuk ToF • Anak sangat sering melakukan posisi jongkok • Beberapa posisi dapat disebut juga sama dengan posisi jongkok • Alasannya adalah jongkok menyebabkan peningkatan tahanan pada aliran darah Sistemik penurunan pirau melintasi VSD darah sistemik yang terdesaturasi menurun. Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan ber jongkok yang justru dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik karena arteri f emoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to lef t shunt dan membawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat stenosis pulmonal yang ter jadi maka akan semakin berat ge jala yang ter jadi. (Alvaro, 2005)
E. PATOFISIOLOGI
• Patof isiologi Utama dari ToF tergantung dari dera jat keparahan obstruksi aliran keluar dari ventrikel kanan. Obsturksi aliran keluar dari ventrikel kanan menun jukkan keparahan dari pirau kanan ke kiri. • Penurunan Oksigenasi karena kurangnya perf usi dari darah. Pirau darah yang telah dideoksigenasi dari ventrikel kanan ke aorta melewati def ek pada septum ventrikel (dif asilitasi oleh overriding aorta)Kurangnya oksigenasi, rendahnya saturasi oksigen pada hemoglobin dan sianosis. (Nasution, 2008, Donson, 2009)
Menurut ( Yayan, 2010), Karena pada tetralogi f allot terdapat empat macam kelainan jantung yang bersamaan, maka: 1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri, atau dari sebuah lubang pada septum, seperti terlihat dalam gambar, sehingga menerima darah dari kedua ventrikel. 2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalir dari ventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal; malah darah masuk ke aorta. 3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubang septum ventrikel dan kemudian ke aorta/langsung ke aorta, mengabaikan lubang ini. 4. Karena jantung bagian kanan harus memompa se jumlah besar darah ke dalam aorta yang bertekanan tinggi, otot-ototnya akan sangat berkembang, sehingga
ter jadi pembesaran ventrikel kanan. Kesulitan f isiologis utama akibat Tetralogi Fallot adalah karena darah tidak melewati paru sehingga tidak mengalami oksigenasi. Sebanyak 75% darah vena yang kembali ke jantung dapat melintas langsung dari ventrikel kanan ke aorta tanpa mengalami oksigenasi. Karena adanya VSD yang besar dan stenosis pulmonal maka akan ter jadi perubahan hemodinamik. Stenosis pulmonal yang ter jadi itu menyebabkan darah yang berasal dari vena cava superior dan inf erior seluruhnya akan tertampung dalam ventrikel kanan. Kemudian masuk ke aorta tanpa membebani ventrikel kiri, sehingga timbul hipertrof i ventrikel kanan sedangkan ventrikel kiri relatif kecil. VSD tersebut menyebabkan ter jadinya shunt kanan ke kiri sehingga timbul sianosis. Stenosis pulmonal menyebabkan aliran darah ke pulmo jadi menurun sehingga ter jadi hipoksemia yang dikompensasi dengan polisitemia.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung bawaan
sianotik untuk menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan hematokrit merupakan indikator yang cukup baik untuk dera jat hipoksemiaDitemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai BGA menun jukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita def isiensi besi.
2.
Radiologis Sinar X pada thoraks menun jukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada
pembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu ‘boot -sha ped ’ hear t .
Gambaran jantung khas seperti sepatu boot
Segmen pulmonal yang cekung
Apeks jantung terangkat (hipertrof i ventrikel kanan)
Gambaran vaskularisasi paru oligemi
3.
Elektrokardiogram Pada EKG Nampak 3 hal yang paling menon jol, yaitu :
Deviasi sumbu Q RS kekanan
Hipertrof i ventrikel kanan
Hipertrof i atrium kanan
4. Ekokardiograf i Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dkurang lebih 50%,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru serta penebalan inf undibulum ventrikel kanan
5.
Kateterisasi dan Angiograf i Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui def ek septum
ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis
pulmonal perif er. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah. Angiogram (gambaran sinar-X) menun jukkan aliran darah abnormal yang melalui lubang septum interventrikel dan masuk dalam aorta dan terdapat sedikit aliran melalui arteri pulmonal yang stenosis Kateterisasi jantung dan angiokardiograf i merupakan metode pemeriksaan utama untuk menerangkan abnormalitas anatomis tersebut dan untuk menyingkirkan cacat lainnya, yang menyerupai gambaran suatu tetralogi f alot, terutama ventrikel kanan dengan saluran keluar ganda disertai stenosis pulmonal serta tranposisi arteri dengan stenosis pulmonal. ( Ma jalah Kedokteran Nusantara USU, 2008)
KOMPLIKASI
G.
Trombosis pulmonal : adanya thrombus pada pembuluh pulmo
CVA thrombosis
Abses otak
Inf ark serebral
Abses serebral (umur > 2 tahun)
Polisitemia : peningkatan jumlah total massa ke darah
Anemia def isiensi Fe relatif
SBE
DC kanan jarang
Perdarahan oleh karena trombositopenia ( Yayan, 2010 )
Menurut Buku A jar Kesehatan Anak FKUI 1991, komplikasi ToF yaitu: a. Trombosis pulmonal Trombosis disebabkan karena meningkatnya viskositas darah yang disebabkan oleh polisitemia. Dehidrasi dapat meningkatkan resiko untuk ter jadinya trombosis. Trombosis dapat ter jadi di mana sa ja tapi yang berbahaya jika ter jadi di paru dan otak. b. CVA trombosis
c. Abses otak Penyakit jantung bawaan sianotik dengan pirau dari kanan ke kiri, terutama ter jadi pada anak yang berusia lebih dari 2 tahun, dikenal luas sebagai f aktor predisposisi abses otak. Pada penderita ditemukan polisitemia dengan aliran darah yang lambat, sehinga dapat menyebabkan ter jadinya inf ark kecil di dalam otak yang merupakan tempat abses mulai timbul. Aliran darah pirau dari kanan ke kiri, tidak dif iltrasi di paru-paru, sehingga memudahkan ter jadinya septikemia. Hal-hal tersebut merupakan f aktor predisposisi ter jadinya abses otak pada penderita penyakit jantung bawaan sianotik. Ter jadinya abses dapat dibagi men jadi empat stadium, yaitu: f ase serebritis dini, f ase serebritis lambat, pembentukan kapsul dini dan pembentukan kapsul lambat. Abses otak pada penyakit jantung bawaan sianotik biasanya soliter, sering terdapat pada lobus f rontalis, temporalis, dan parietalis. d. Perdarahan Bayi dengan sianosis disertai dengan lamanya polisetimia akan mengakibatkan trombositopenia dan kelainan pembekuan darah. e. Endokarditis f . Aritmia
H. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana penderita rawat inap : 1. Mengatasi kegawatan yang ada. 2. Oksigenasi yang cukup. 3. Tindakan konservatif . 4. Tindakan bedah (ru jukan) : - Operasi paliatif : modif ied BT shunt sebelum dilakukan koreksi total: dilakukan pada anak BB < 10 kg dengan keluhan yang jelas. (dera jat III dan IV) -
Koreksi total
: untuk anak dengan BB > 10 kg : tutup VSD + reseksi inf undibulum.
5. Tatalaksana gagal jantung kalau ada. 6. Tatalaksana radang paru kalau ada.
7. Pemeliharaan kesehatan gigi dan THT, pencegahan endokarditis.
Tatalaksana rawat jalan 1. Dera jat I : - Medikametosa : tidak perlu - Operasi (ru jukan ) perlu dimotivasi, operasi total dapat diker jakan kalau BB > 10 kg. Kalau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan operasi paliatif . - Kontrol : tiap bulan. 2. Dera jat II dan III : - Medikamentosa ; Propanolol - Operasi (ru jukan) perlu motivasi, operasi koreksi total dapat diker jakan kalau BB > 10 kg. Kalau sangat sianosis/ada komplikasi abses otak, perlu dilakukan operasi paliatif . - Kontrol : tiap bulan - Penderita dinyatakan sembuh bila : telah dikoreki dengan baik.
Pengobatan pada Serangan Sianosis a. Usahakan meningkatkan saturasi oksigen arteriil dengan cara : - Membuat posisi knee chest atau f etus - Ventilasi yang adekuat b. Menghambat pusat naf as denga Morf in sulf at 0,1-0,2 mg/kg im atau subkutan c . Bila serangan hebat bisa langsung diberikan Na Bic 1 meq/kg iv untuk mencegah asidosis metabolik d. Bila Hb < 15 gr/dl berikan transf usi darah segar 5 ml/kg pelan sampai Hb 15-17 gr/dl e. Propanolol 0,1 mg/kg iv terutama untuk prolonged spell diteruskan dosis rumatan 1-2 mg/kg oral
Tu juan pokok dalam menangani Tetralogi Fallot adalah koreksi primer yaitu : penut u pan d e f ek se pt um v ent r i k el d an pel ebar an i n f und i bul um v ent r i k el k anan.
Umumnya k or ek si pr i mer dilaksanakan pada usia kurang lebih 1 tahun dengan perkiraan berat badan sudah mencapai sekurangnya 8 kg. Namun jika syaratnya belum terpenuhi, dapat dilakukan tindakan paliatif , yaitu membuat pirau antara arteri sistemik dengan
dengan arteri pulmonalis, misalnya
Bl al ock -T ausi g shunt (pirau antara A. subclavia
dengan cabang A. pulmonalis). Bila usia anak belum mencapai 1 tahun atau berat badan.
Orang tua dari anak-anak yang menderita kelainan jantung bawaan bisa dia jari tentang cara-cara menghadapi ge jala yang timbul: - Menyusui atau menyuapi anak secara perlahan. - Memberikan porsi makan yang lebih kecil tetapi lebih sering. - Mengurangi kecemasan anak dengan tetap bersikap tenang. - Menghentikan tangis anak dengan cara memenuhi kebutuhannya. - Membaringkan anak dalam posisi miring dan kaki ditekuk ke dada selama serangan sianosis. ( Yayan, 2010)
MONITORING Hal-hal yang perlu di monitor/ pantau pada penderita TOF antara lain : - Keadaan umum - Tanda utama - Sianosis - Gagal jantung - Radang paru - EKG - Ge jala abses otak ( Yayan, 2010)
Penatalaksanaan Pada
penderita
yang
mengalami
serangan
sianosis
maka
terapi
ditu jukan
untukmemutus patof isiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara : Medika Mentosa 1. Morphine sulf at 0,1-0,2 mg/kg SC, IM atau IV untuk menekan pusat pernaf asan dan mengatasi takipneu. 2. Natrium Bikarbonat 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis 3. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian disini tidak begitu tepat karena permasalahan bukan karena kekurangan oksigen, tetapi karena aliran darah ke paru menurun.
Dengan usaha di atas diharapkan anak tidak lagi takipnea, sianosis berkurang dan anak men jadi tenang. Bila hal ini tidak ter jadi dapat dilan jutkan dengan pemberian : a. Propanolol 0,01-0,25 mg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan denyut jantung sehingga serangan dapat diatasi. Dosis total dilarutkan dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal/bolus diberikan separohnya, bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit berikutnya. b. Berikan transf usi darah bila kadar hemoglobin kurang dari 15 g/dl, sekali pemberian 5 ml/kgBB c. Propanolol oral 1 mg/kg/hari dalam 4 dosis dapat digunakan untuk serangan sianotik 7. Bila ada def isiensi zat besi segera diatasi 8. Pemberian Prostaglandin E1 untuk sianosis atau pada keadaan akut (vasodilator arteriol dan menghambat agregasi trombosit) 9. Pemberian Vasopressor pada awal serangan atau jika terapi lain gagal (methoxamine, phenylephrine)
Non Medika Mentosa 1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah 2. Perhatikan kebersihan mulut dan gigi untuk meniadakan sumber inf eksi ter jadinya endokarditis inf ektif atau abses otak. 3. Hindari dehidrasi
Pembedahan :
Bedah Paliatif Bedah paliatif yang biasa dilakukan adalah operasi B-T (Blalock-Taussig) Shunt yang bertu juan meningkatkan sirkulasi pulmonal dengan menghubungkan a.subklavia dengan a.pulmonalis yang ipsilateral. Umumnya operasi paliatif dilakukan pada bayi kecil atau dengan hipoplasia a.pulmonalis dan pasien yang sering mengalami sianotik. Selain BT Shunt terdapat pula Potts Shunt, Waterston Shunt, dan Glenn Shunt. Tetapi BT Shunt merupakan yang paling sering digunakan karena memberikan hasil yang paling baik.
Tetapi BT Shunt juga menimbulkan beberapa komplikasi walaupun angka ke jadiannya sangat kecil. Komplikasi yang mungkin ter jadi antara lain : hipoplasia pada lengan, gangren pada digitalis, cedera nervus f renikus, stenosis a.pulmonal.
Bedah Korektif Pada bedah korektif dilakukan koreksi total yang dapat didahului atau tanpa bedah paliatif . Bila arteri pulmonalis tidak terlalu kecil, umumnya koreksi total dilakukan pada pasien tetralogi Fallot di bawah usia 2 tahun. ( FKUI, 2011)
ASUHAN KEPERAWATAN Bayi Baiber, 12 bulan, BB lahir 2,4 kg, BB saat ini 7 kg, rewel, sulit makan dan minum susu, sesak, batuk dan pilek, demam, wa jah tampak kebiruan jika mengangis, akral dingin, terdapat clubbing f inger, CRT 4 detik, kon jungtiva anemis, auskultasi jantung terdapat murmur. Bayi Baiber tampak lemah, sudah bias tengkurap dan duduk sendiri, bisa merangkak se jauh 1 meter, belum bias berdiri meskipun dibantu/berpegangan pada sesuatu, bisa mengucapkan kata mama. Vital sign: N 135 x/menit, RR 45 x/menit, T 38,5 C. hasil Foto dada apeks jantung terangkat sehingga gambaran “sepatu”, hasil EKG terdapat hipertropi ventrikel kanan, hasil lab: Hb 16 g/dl, Hematokrit 50%, pH 7,28, pCO2 60 mmHg, PO2 58 mmHg.
FORMAT PENGKAJIAN RUANG PERAWATAN ANAK I. Biodata 1. Identitas Klien 1. Nama/Nama panggilan
: An. Baiber
2. Tempat tgl lahir/usia
: Jakarta/ 12 bulan
3. Jenis kelamin
: Laki-Laki
4. A g a m a
: Islam
5. Pendidikan
:-
6. Alamat
: Jalan Sawo 13
7. Tgl masuk
: 9 Mei 2011
8. Tgl pengka jian
: 9 Mei 2011
9. Diagnosa medik
: Tetralogi of Fallot
10. Rencana terapi
:-
2.
Identitas Orang tua
1. Ayah a. N a m a
: Bpk. Baiber
b. U s i a
: 28 tahun
c. Pendidikan
:S3
d. Peker jaan/sumber penghasilan : Presiden e. A g a m a
: Islam
f. Alamat
: Jakarta
2. Ibu a. N a m a
: Ny. Baiber
b. U s i a
: 26 tahun
c. Pendidikan
: S2
d. Peker jaan/Sumber penghasilan: Dosen e. Agama
: Islam
f. Alamat
: Jakarta
C. Identitas Saudara Kandung
No
I. N A M A
USIA
HUBUNGAN
STATUS KESEHATAN
II. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit - Keluarga Klien mengatakan bahwa Klien rewel, sulit makan dan minum susu, sesak, batuk dan pilek, demam, dan wa jah tampak kebiruan jika menangis
III. Riwayat Kesehatan 1. Riwayat Kesehatan Sekarang :
a. Provocative / Palliative Apa yang menyebabkan ge jala? apa yang memunculkannya? Apa yang menguranginya? b. Q uality / Q uantity Bagaimana rasanya, tampilannya, atau suaranya? Bagaiman yang anak anda rasakan sekarang? Lebih parah atau lebih ringan dari yang dirasakan sebelumnya? - Keluarga klien mengatakan bahwa klien sesak, batuk dan pilek, demam, wa jah tampak kebiruan jika menangis
c. Regio / Radiasi Di bagian mana ge jala dirasakan? Apakah menyebar? - Di dada dan wa jah (sesak dan kebiruan)
d. Saverity / Keparahan (scala) Bagaimana intensitasnya (skala)? Bagaimana pengaruhnya terhadap aktivitas? - Klien rewel sehingga dapat disimpulkan dengan skala 3
e. Time / Waktu Kapan hal itu mulai timbul dan bagaimana ter jadinya? Berapa lama ter jadinya? Frekwensi? Durasi?
2. Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun) 1. Prenatal care 1. Pemeriksaan kehamilan :
kali
2. Keluhan selama hamil : 3. Riwayat : ( terkena sina r , terapi obat) 4. Kenaikan BB selama hamil
Kg
5. Imunisasi TT
kali
6. Golongan darah ibu
, Golongan darah ayah
2. Natal a, Tempat melahirkan : b. Lama dan jenis persalinan : c. Penolong persalinan : d. Cara untuk memudahkan persalinan : e. Komplikasi waktu lahir : 3. Post natal a. Kondisi bayi : BB lahir 2.4 gram, PB
cm
b. Apakah anak mengalami : ¤ Penyakit yang pernah dialami : ¤ Kecelakaan yang dialami : ¤ Pernah : (makanan , obat–obatan ,zat/subtansi kimia textile) ¤ Konsumsi obat-obatan bebas ¤ Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya :
Riwayat Immunisasi NO
Jenis immunisasi
1.
BCG
2.
DPT (I,II,III)
3.
Polio (I,II,III,IV)
Waktu pemberian
Reaksi setelah pemberian
4.
Campak
5.
Hepatitis
3. Riwayat Kesehatan Keluarga ¤ Penyakit anggota keluarga : - Adakah anggota keluarga Orang tua,Saudara kandung yang mengalami ge jala seperti klien? -Penyakit keturunan yang ada? - Anggota keluarga yang meninggal? Penyebab meninggal? ¤ Genogram
4. Riwayat Tumbuh Kembang 1.
Pertumbuhan Fisik cenderung lambat dibandingkan seumurannya
2.
Berat badan : 7 kg
3.
Tinggi badan ;
4.
Waktu tumbuh gigi
5.
Perkembangan Tiap tahap
bulan, Tanggal gigi
Usia anak saat 1.
Berguling
:
2.
Duduk
:
3.
Merangkak se jauh 1 meter :
4.
Berdiri dengan dibantu/berpegangan
5.
ber jalan
6.
Senyum kepada orang lain pertama kali :
7.
bicara pertama kali
8.
Berpakaian tanpa bantuan:
:
:
ma-ma
:
5. Riwayat Nutrisi A. Pemberian ASI 1. Pertama kali disusui : 2. Cara pemberian : Setiap kali menangis 3. Lama pemberian
tahun
, ter jadwal
tahun
B. Pemberian susu f ormula 1. Alasan pemberian : 2. Jumlah pemberian : 3. Cara pemberian
:
1. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia
Jenis Nutrisi
Lama Pemberian
1. 0 – 4 Bulan 2. 4 – 12 Bulan 3. Saat ini
IV. Riwayat Psikososial ¤ Apakah anak tinggal di :, rumah sendiri ¤ Lingkungan berada di : kota
( V)
(V)
¤ Apakah rumah dekat : ¤ Apakah ada tangga yang bisa berbahaya
,Apakah anak punya ruang
bermain ¤ Hubungan antar anggota keluarga ; harmonis ¤ Pengasuh anak : Orang tua
( V)
, ber jauhan
(V)
V. Riwayat Spiritual ¤ Support sistem dalam keluarga : ¤ Kegiatan keagamaan :
VI . Aktivitas Sehari-Hari 1. Nutrisi Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
1. Selera makan
Baik
Sulit makan
2. Menu makan
Nasi+Bubur
Nasi+bubur
3. Frekuensi makan
3x
1-2x
4. Makanan pantangan 5. Pembatasan pola makan
6. Cara makan 7. Ritual saat makan 2. Cairan Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
1. Jenis minuman
Susu
Susu
2. Frekuensi minum
Normal
Berkurang
3. Kebutuhan cairan 4. Cairan pemenuhan 3. Eliminasi (BAB&BAK) Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Sebelum Sakit
Saat Sakit
BAB (Buang Air Besar ) : 1. Tempat pembuangan 1. Frekuensi (waktu) 2. Konsistensi 3. Kesulitan 4. Obat pencahar BAK (Buang Air Kecil) : 1. Tempat pembuangan 2. Frekwensi 3. Warna dan Bau 4. Volume 5. Kesulitan 4.
Istirahat tidur
Kondisi 1. Jam tidur -
Siang
-
Malam 1. Pola tidur 2. Kebiasaan sebelum tidur 3. Kesulitan tidur 5. Olah Raga
Kondisi
1. Program olah raga 2. Jenis dan f rekuensi 3. Kondisi setelah olah raga 6. Personal Hygiene Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
1. Mandi - Cara - Frekuensi - Alat mandi 2. Cuci rambut - Frekuensi - Cara 3. Gunting kuku - Frekuensi - Cara 4. Gosok gigi - Frekuensi - Cara 7. Aktif itas/Mobilitas Fisik Kondisi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Kemampuan Mobilisasi
Sudah bias tengkurap&duduk Kx Nampak lemah
Fisik
sendiri, merangakak se jauh 1 meter, belum bisa berdiri, bisa mengucapkan Mama
8. Rekreasi Kondisi
Sebelum Sakit
1. Perasaan saat sekolah 2. Waktu luang 3. Perasaan setelah rekreasi 4. Waktu senggang klg
Saat Sakit
5. Kegiatan hari libur
VII. Pemeriksaan Fisik A. Keadaan umum klien : lemah, kesadaran CM GCS 456 B. Tanda-tanda vital =Suhu
: 38,5 dera jat ( normalnya= 36-37,5 dera jat)
=Nadi
: 135 x/menit ( normalnya 2 – 12 bulan < 160 x / menit)
= Respirasi
: 45 x/menit ( normalnya 2 – 12 bulan < 50 x / menit)
= Tekanan darah : C. Antropometri = Tinggi Badan
:
= Berat Badan
: 7 kg ( normalnya = 12/2 +4 = 10 kg)
= Lingkar lengan atas : = Lingkar kepala
:
= Lingkar dada
:
= Lingkar perut
:
= Skin f old
:
VIII Head to Toe 1. Kepala dan rambut Kepala : bentuk simetris, ubun-ubun normal, kulit kepala normal Rambut: penyebaran, keadaan normal ; bau (-), warna hitam Wa jah: warna kulit putih ; warna kebiruan saat menangis, struktur lon jong 2. Mata : lengkap, simetris, kon jungtiva anemis, sclera=ikterus(-), pupil isokor 3. Hidung : tulang, septum nasi, lubang, cuping normal ; kx pilek 4. Telinga : bentuk, lubang, keta jaman pendengaran normal 5. Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil, Pharing : normal 6. Leher dan Tenggorokan : normal 7. Dada atau thorak
Pemeriksaan paru-paru Inspeksi : bentuk simetris, pernapasan dispnea, Palpasi : vocal f remitus seimbang, nyeri tekan (-) Perkusi :
Auskultasi :
Pemeriksaan Jantung Inspeksi : ictus cordis Palpasi : pulsasi kuat, ictus cordis Auskultasi : murmur
Pemeriksaan Abdomen Inspeksi : bentuk, massa (-), umbilicus Auskultasi : Palpasi : nyeri tekan, massa, ascites, hepar, lien Perkusi : suara abdomen, ascites
8. Pemeriksaan ekstrimitas / musculoskeletal
Kelainan ekstrimitas
: akral dingin
Kekuatan otot
: klien tampak lemah
Clubbing f inger
: (+)
9. Pemeriksaan genetilia dan anus 10. Pemeriksaan integument Kulit
:wa jah tampak kebiruan jika menangis
Capillary ref ill
: 4 detik.
Akral
: dingin
Clubbing f inger (+)
11. Pemeriksaan Musculoskeletal 12. Pemeriksaan Neurologi
Pemeriksaan Penun jang a) Pemeriksaan laboratorium: -
Hb
: 16g/dl ( normal : 10-17 g/dl)
-
Hematokrit
: 50% ( normal : 29-54%)
-
PH darah
: 7,28 (normal: 7,35-7,45)
pO2
: 58 mmHg (normal: 80-100mmHg)
pCO2
: 60 mmHg (normal: 35-45mmHg)
-
-
b) EKG: adanya hipertropi ventrikel kanan c) Radiologi : apeks jantung terangkat sehingga seperti gambaarn sepatu
CLINICAL PATHWAY
ANALISA DATA No
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
1
Ds: - Ortu kx mengeluhkan anak sesak
Terpapar Faktor endogen&eksogen selama kehamilan trimester I-II
Gangguan Pertukaran Gas
↓ Kelainan Jantung Kongenital (TOF) ↓
Do: - Kx rewel (gelisah) - Wa jah tampak kebiruan jika
Stenosis Pulmonal ↓ Obstruksi >> berat ↓ Darah kaya CO2 dari A.Dexter ke pulmo ↓
menangis
↓
(sianosis)
Ventilasi O2-CO2 di alveoli terganggu
- pH 7,28
↓
-pCO2 60mmHg
Def isit pertukaran gas antara CO2-O2 di
-pO2 58 mmHg
membran alveoli ↓ Gangguan Pertukaran Gas
2
Ds:
Terpapar Faktor endogen&eksogen selama
- Keluarga klien
kehamilan trimester I-II
mengatakan Kx
↓
rewel Do: - EKG=hipertrof i ventrikel kanan -suara jantung=murmur -Kx tampak lemah -Kx namak sesak (dispnea) -CRT=4 detik
Kelainan Jantung Kongenital (TOF) ↙↘ Stenosis Pulmonal
DVS
↘↙ Tekanan sistolik puncak ventrikel ka=ki ↓ Pirau kanan ke kiri ↓ Jaringan tubuh kekurangan O2 ↓ Kompensasi tubuh → denyut nadi meningkat ↓
-sianosis
Denyut nadi >>
-kx batuk
↓ Payah jantung ↓ Hipertrof i Ventrikel Kanan ↓ Penurunan Curah Jantung
Penurunan Curah Jantung
3
Terpapar Faktor endogen&eksogen selama
Ds: -Keluarga kx mengatakan kx
kehamilan trimester I-II
kurang dari
↓
kebutuhan
Kelainan Jantung Kongenital (TOF)
rewel
↙↘ Stenosis Pulmonal
-Keluarga kx
Darah O2 – CO2 campur
↓ Darah kaya CO2 dari
minum susu,
A.Dexter ke pulmo
Do:
tubuh turun
-klien
terlihat
↓ Ventilasi O2-CO2 di
lemah 7
kg
(BB
alveoli terganggu
me↓>20%, n: 10 kg) - sesak, - wa jah tampak kebiruan
jika
menangis (sianosis)
4
↓
Obstruksi >> berat
sulit makan dan
No
DVS
↓
mengataan kx
-BB
Gangguan nutrisi
↓ O2 dalam darah berkurang ↓ hipoksemia ↓ Suplai O2 jaringan inadekuat ↓ kelemahan tubuh ↓ bayi cepat lelah (menetek,dll) ↓ Intake berkurang ↓ Faktor biologis ↓ gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
Data Do :
Etiologi Terpapar Faktor endogen&eksogen selama kehamilan trimester I-II
- Kx Nampak lemas - Kx belum bisa
↓ Kelainan Jantung Kongenital (TOF)
berdiri meskipun dibantu/berpegangan pada sesuatu
↙↘ Stenosis Pulmonal ↓ Obstruksi >> berat
DVS ↓ Darah O2 – CO2
Masalah Keperawatan Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
campur ↓ Darah kaya CO2 dari A.Dexter ke pulmo tubuh turun ↓ Ventilasi O2-CO2 di alveoli terganggu ↓ O2 dalam darah berkurang ↓ hipoksemia ↓ Suplai O2 jaringan inadekuat ↓ kelemahan tubuh ↓ bayi cepat lelah saat beraktivitas dan bela jar ↓ Ef ek ketidakberdayaan f isik ↓ Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan
INTERVENSI KEPERAWATAN Nama Klien : Bayi Baiber Dx Medis
: Tetralogi of Fallot
f usi ak i bat penur unan al i r an k e 1. Gangguan Per t uk ar an Gas b.d per ubahan v ent i l asi - per Pul monal
Tu juan : dalam 1 x 24 jam setelah dilakukan intervensi, klien menun jukkan tanda-tanda oksigenasi jaringan dapat berkurang Kriteria Hasil: -Menun jukkan perbaikan ventilasi dan oksogenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal
pH = 7,35-7,45
pCO2 = 35-45 mmHg
pO2=80-100 mmHg
- periode sesak klien menurun - sianosis pada kulit klien berkurang
INTERVENSI
RASIONAL
Ka ji f rekuensi, kedalaman dan
kemudahan bernapas
Manif estasi
distress
pernapasan
tergantung
pada/indikasi dera jat keterlibatan paru dan status kesehatan umum
Ka ji
perubahan
membrane
warna
mukosa
kulit,
dan
kuku
Sianosis kuku menun jukkan vasokontriksi atau respon
terhadap sianosis
tubuh
terhadap
demam/menggigil,
sianosis membrane mukosa dan kulit sekitar mulut menun jukkan hipoksemia sistemik
Ka ji status mental
Gelisah dan rewel pada anak-anak menun jukkan hipoksemia/ penurunan oksogenasi serebral
Awasi tindakan
suhu
tubuh.
Banyu
kenyamanan
untuk
menurunkan
demam
Demam
tinggi
meningkatkan
kebutuhan
metabolic dan kebutuhan oksigen
dengan
kompres dingin
Posisikan untuk men jaga agar
Karena anak menderita penyakit kritis tidak
jalan napas tetap terbuka
dapat mempertahankan jalan napas yang adekuat
KOLABORASI Pantau
dengan
ketat
TTV,
Untuk mengka ji keman juran terapi
Berikan terapi oksigen sesuai
Men jaga PaO2 tetap ada diantara 80-100 mmHg
GDA,CRT, pucat dan sianosis
indikasi
, a f t er l oad , k ont r ak t i l i t as 2. Penur unan C ur ah Jant ung b.d per ubahan i r ama , pr el oad
Tu juan : dalam 3 x 24 jam setelah dilakukan intervensi, penurunan curah jantung dapat teratasi Kriteria Hasil: -Menun jukkan stabilitas Hemodinamik (contoh blood pressure, cardiac output, urinary output, peripheral pulses).
TD 120/80 mmHg
HR <160 x/menit
Urin output 0,5 – 2 ml/kg
CRT 1-2 detik
- periode sesak klien hilang - klien tidak nampak sianosis - klien tidak nampak lemah
INTERVENSI
RASIONAL
Ka ji f rekuensi nadi, RR, TD secara
teratur setiap 4 jam.
Catat bunyi jantung.
Ka ji
perubahan
Memonitor adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin.
warna
kulit
Mengetahui adanya perubahan irama jantung.
Pucat menun jukkan adanya penurunan perf usi
terhadap sianosis dan pucat.
perif er terhadap tidak adekuatnya curah jantung. Sianosis ter jadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada ventrikel.
Pantau intake dan output setiap
Gin jal berespon untuk menurunkan curah jantung
24 jam.
dengan menahan produksi cairan dan natrium.
Berikan periode istirahat yang
Istirahat yang memadai dan tidur diperlukan
sering dan periode tidur tanpa
untuk memperbaiki ef isiensi kontraksi jantung
gangguan.
dan
menurunkan
komsumsi
O2
dan
ker ja
berlebihan
Hindari
suhu
lingkungan
dan
tubuh
yang ekstrem dengan
dan kompres dingin dapat menurunkan suhu
pemberian kompres dingin
Berespons
dengan
Hipertermi dapat meningkatkan kebutuhan O2
tubuh
segera
Emosi yang berlebihan pada bayi dapat
terhadap tangisan atau ekspresi
menyebab vasokontriksi yang terkait,
lain dari distress
meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan f rekuensi/ ker ja jantung
3. K et i d ak sei mbangan nut r i si : K ur ang d ar i K ebut uhan T ubuh b.d f act or bi ol ogi s ak i bat int ak e k ur ang , BB l ebi h d ar i 20% d i baw ah ber at bad an i d eal
Tu juan : dalam 7 x 24 jam setelah dilakukan intervensi, makan dan minum dengan adekuat dan berat badan beran jak meningkat menu ju BB normal Kriteria Hasil: - Bayi menun jukkan penambahan BB sesuai dengan umur 12:2+4 = 10kg - Peningkatan toleransi makan dan minum susu -Anak dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan -Hasil lab tidak menun jukkan tanda malnutrisi. Albumin,Hb -Mual muntah tidak ada
INTERVENSI
RASIONAL
Ka ji intake dan output secara
akurat.
makan menurun akibat tubuh lemah
Berikan makan sedikit tapi sering untuk
Anak dengan gangguan TOF cenderung naf su
mengurangi
disesuaikan
Makan sedikit dgn f rekuensi sering mengurangi
kelemahan
jamlah oksigen yang dibutuhkan untuk makan.
aktivitas
Terapi bermain saat makan juga menbuat kx lebih
dengan
selama makan ( menggunakan
rileks
terapi bermain)
Berikan perawatan mulut untuk
meningkatkan naf su makan anak
Keadaan
mulut
meningkatkan
dan
rasa
lidah
makanan
yang
bersih
dalam
lidah,
sehingga meningkatakan naf su makan
Berikan posisi jongkok bila ter jadi
sianosis pada saat makan
Meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik karena arteri f emoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to lef t shunt dan membawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru
Gunakan dot yang lembut bagi
Dot yang lembut memudahkan bayi untuk
bayi dan berikan waktu istirahat di
menghisap susu dari botol, dan adanya waktu
sela makan
istirahat mengurangi energy yang digunakan untuk makan
Berikan
f ormula
yang
mangandung kalori tinggi yang sesuaikan dengan kebutuhan
Kalori tinggi memberika energy yang lebih untuk membuat klien lebih segar dalam beraktivitas
4. Ket er l ambat an Per t umbuhan d an Per k embangan b.d e f ek k et i d ak ber d ay aan f i si k Tu juan : dalam x24 jam setelah dilakukan intervensi, peningkatan kemampuan sesuai dengan batasan kelompok usia 12 bulan Kriteria Hasil : - Menun jukkan peningkatan kemampuan motorik, sosial, dan ketrampilan ekspresif yang khas usia kelompok 12 bulan :
Mengangangkat badannya ke posisi berdiri
Dapat ber jalan selama 30 detik/berpegangan di kursi
Dapat ber jalan dengan dituntun
Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan
Mengenggam erat pensil
Memasukan benda ke dalam mulut
Mengulang menirukan bunyi yang didengar
Menyebutkan 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa sa ja
Senang bermain Ci Luk Ba
Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal
- Laksanakan self -care dan aktivitas pengendalian-diri sesuai dengan umur 12 bulan - Menun jukkan stabilitas pertumbuhan ma ju kearah ukuran sesuai umur
INTERVENSI
Ukur dan catat pertumbuhan dan
RASIONAL
timbang BB dari waktu ke waktu
Menyediakan dasar-dasar untuk menentukan jenis terapi dan ef ektivitas terapi yang akan diberikan
Tentukan harapan untuk BB dan
tinggi yang ideal
Pengukuran untuk menentukan standart ideal pertumbuhan sesuia dengan usia dan jenis kelamin, hal ini untuk menentukan dera jat tingkat penyimpangan pertumbuhan
Catat dera jat tingkat
Sebagai dasar evaluasi pertumbuhan
penyimpangan individu berbagai
dan perkembangan dan untuk
ketrampilan mempengaruhi
pengukuran kema juan klien
( berbicara, aktivitas motorik, social dan perawatan diri)
Membantu terapis untuk
Menghasilkan dasar untuk proses
mengoreksi kondisi medis yang
restorasi pertumbuhan dan
mendasari
perkembangan yang lebih normal
Beker ja sam dengan dokter, ahli
Tim multidisipliner memungkinkan
gizi dan spesialis yang lain untuk
peningkatkan keef ektif an rencana
pengembangan rencana
perawatan sesuai kebutuhan klien
perawatan
Jelaskan realisasi keadaan,
Peningkatan kesangggupan untuk
hubungan antara umur dengan
keluarga untuk mendukung intervensi
pola perkembangan normal,
dan pemeliharaan sesuai dengan status
apakah penyimpangan
kesehatan anak.
pertumbuhan dan perkembangan akan permanen atau temporer.
DAFTAR PUSTAKA Muttaqin,Arif . 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta : Salemba Medika Depkes RI, 2007. Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung Dan Pembuluh
Darah jakarta: DepKes RI PrIce,Sylvia Anderson. 2005. Patof isiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta : EGC Chung,Edward K.1995.Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Jakarta:EGC Tucker, S.M, et all .1998 Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan,
Diagnosis Dan Evaluasi , Edisi V, Jakarta: ECG A.H Markum,1991,Buku A jar Ilmu Kesehatan Anak, jilid 1,Jakarta:Fakultas kedokteran UI Bambang M,Sri endah R,Rubian S,2005,Penanganan Penyakit Jantung pada
Bayi dan Anak Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa Keperawatan ,edisi8,Jakarta,EGC Colombro Geraldin C,1998,Pediatric Core Content At-A- Glance,LippincottPhilladelphia,New York Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak,Jakarta, EGC Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II Jakarta,EGC ,
Samik
Wahab, 1996. Kardiologi anak Nadas, Yogyakarta :Gad jah Mada
Ununiversity Press Sudigdo & Bambang.1994,Buku A jar kardiologi Anak, Jakarta:IDAI Sharon,Ennis Axton (1993), Pediatric Care Plans ,Calif ornia :Cumming Publishig Company Whaley and Wong, 1995, Essential of Pediatric Nursing,Cv. Toronto : Mosby Company