Komputer dalam Keperawatan (ITI) January 2, 2010 at 7:24 am (Uncategorized (Uncategorized)) Perawat sebagai sala satu tenaga yang mem!unyai "ontribusi besar bagi !elayanan "eseatan, mem!unyai !eranan !enting untu" mening"at"an mutu !elayanan "eseatan# $alam u!aya !ening"atan mutu, seorang !erawat arus mam!u mela"sana"an asuan "e!erawatan sesuai standar, yaitu mulai dari !eng"a%ian sam!ai dengan e&aluasi beri"ut dengan do"umentasinya# Pendo"umentasian 'e!erawatan meru!a"an al !enting yang da!at menun%ang !ela"sanaan mutu asuan "e!erawatan# ('ozier,# 10)# *elain itu do"umentasi "e!erawatan meru!a"an bu"ti a"ontabilitas tentang a!a yang tela dila"u"an ole seorang !erawat "e!ada !asiennya# $engan adanya !endo"umentasian yang benar ma"a bu"ti secara !ro+esional dan legal da!at di!ertanggung %awab"an Sistem informasi keperawatan
$i era te"nologi in+ormasi dan era "eterbu"aan ini, masyara"at mem!unyai "ebebasan untu" mengemu"a"an !enda!atnya, seingga a!abila masyara"at menda!at"an !elayanan "eseatan yang tida" bermutu ma"a masyara"at bera" menuntut !ada !emberi !elayanan "eseatan# amun "ondisi "eterbu"aan !ada masyara"at saat ini se!ertinya belum didu"ung dengan "esia!an !elayanan "eseatan, sala satunya dalam memenui "etersediaan alat do"umentasi yang ce!at dan modern di!elayanan "eseatan, "ususnya ruma sa"it# Per"embangan te"nologi in+ormasi dan "omuni"asi dewasa ini di -ndonesia belum secara luas luas diman+aat"an dengan bai" ole !erawat "ususnya di !elayanan ruma sa"it, terutama !elayanan "e!erawatan# .enaga !erawat sebagai sala satu tenaga yang mem!unyai "ontribusi besar bagi !elayanan "eseatan, mem!unyai !eranan !enting untu" mening"at"an mutu !elayanan "eseatan# $alam u!aya mening"at"an mutu !elayanan "eseatan, seorang !erawat arus mam!u mela"sana"an asuan "e!erawatan sesuai standar, yaitu dari mulai !eng"a%ian sam!ai dengan e&aluasi dan yang sangat !enting adala disertai dengan sistem !endo"umentasian yang bai"# amun !ada realitanya dila!angan, asuan "e!erawatan yang dila"u"an masi bersi+ar manual dan "on&ensional, belum disertai dengan sistem /!erang"at te"onolgi yang memadai# ontonya dalam al !endo"umentasian asuan "e!erawatan masi manual, seingga !erawat mem!unyai !otensi yang besar terada! !roses ter%adinya "elalaian dalam !ra"te"# $engan adanya "ema%uan te"nologi in+ormasi dan "omuni"asi, ma"a sangat dimung"in"an bagi !erawat untu" memili"i sistem !endo"umentasian asuan "e!erawatan yang lebi bai" dengan mengguna"an *istem -n+ormasi ana%emen# *ala satu bagian dari !er"embangan te"nologi dibidang in+ormasi yang suda mulai di!erguna"an ole "alangan !erawat di dunia internasional adala te"nologi P$ ( personal digital assistance. $i masa yang a"an datang, !elayanan "eseatan a"an di!ermuda dengan !eman+aatan personal !eman+aatan personal digital assistance (PDA)# (PDA)# Perawat, do"ter, ba"an !asien a"an lebi muda menga"ses data !asien serta in+ormasi !erawatan tera"ir# $e+inisi P$ (Personal (Personal $igital ssistants) ssistants) menurut 3i"i!edia 3i"i!edia adala sebua alat "om!uter genggam portable genggam portable,, dan da!at di!egang tangan yang didesain sebagai organizer indi&idu, namun
. *ambatan dan kendala 'amun demikian, tidak dipungkiri baha masih banyak kendala dalam penerapan teknologi informasi untuk mana#emen kesehatan di rumah sakit. Lika masih dalam
taraf pengembangan sistem informasi transaksi (misalnya data administratif, keuangan dan demogra!s) problem sosiokltural tidak terlalu kentara. 'amun demikian, #ika sudah sampai aspek klinis, tantangan akan semakin besar. Di sisi lain, persoalan kesiapan SD% seringkali men#adi penggan#al. Pemahaman tenaga kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang men#adi lemah karena pemahaman yang keliru. Aleh karena itu penguatan pada aspek pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu kuncinya. Disamping itu, tentu sa#a adalah masalah !nansial. Tanpa disertai dengan bantuan tenaga ahli yang baik, terkadang in"estasi TI hanya akan memberikan pemborosan tanpa ada nilai lebihnya. Mang terakhir adalah kecurigaan terhadap lemahnya aspek security, kon!densialitas dan pri"acy data medis.
+. &enerapkan aplikasi 0agaimana memilih dan menerapkan aplikasi teknologi informasi untuk m ana#emen kesehatan di rumah sakit+ Ini merupakan pertanyaan krusial yang harus di#aab. %elihat pada pengalaman di atas, kita harus mengembalikan kepada komitmen, "isi dan leadership dari organisasi. *pakah ini hanya karena ikut&ikutan atau memang sudah tertuang dalam rencana strate#ik rumah sakit+ Selain itu, bagaimana implikasi biaya dan sumber daya manusia+ 0agaimana men#alin ker#asama antar berbagai komponen di rumah sakit, baik tenaga medis maupun non medis+ Lika pertanyaan tersebut sudah di#aab, kita dapat memilih aplikasi yang sesuai dengan kemampuan organisasi. Eangkah yang paling penting adalah pengembangan sistem informasi transaksional (data administratif dan klinis sederhana). Selan#utnya, pengembangan le"el kedua, yaitu sistem informasi mana#emen dan sistem sistem informasi eksekutif(sistem pendukung keputusan) dapat dilakukan kemudian. *plikasi S%S sebagai reminder bagi ibu hamil untuk memeriksakan secara tepat aktu #uga meruapakan salah satu model SP/ bagi pasien. Demikian #uga model serupa agar #adal imunisasi bagi balita tidak terlambat. In"estasi yang diperlukan cukup dengan komputer yang telah diisi dengan database klinik pasien, nomer 1P serta ru le mengenai pen#adalan imunisasi. Penerapan #aringan ireless saat ini #uga bukan in"estasi yang mahal. Dan masih seabreg ino"asi lain yang dapat dikembangkan.
Dari konteks teknologi informasi dan komunikasi, dapat dikatakan baha pelbagai aplikasi sangat potensial sekali diterapkan di dunia medis. *kan tetapi kita harus memperhatikan baha hingga saat ini secara kultural, dunia medis, termasuk yang sudah menerapkan infrastruktur elektronik secara canggih sebagian besar transaksi informasi klinis masih ber#alan secara face to face. Sehingga tidak salah bila ada yang mengatakan baha keberhasilan sistem informasi di rumah sakit 27G merupakan masalah sosial kultural dan hanya 7G sa#a yang merupakan masalah informatika.
F. Penutup, reeksi bagi komunitas rekam medis %engingat pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cukup pesat, komunitas rekam medis perlu memahami berbagai konsep serta aplikasi medical informatics (informatika kedokteran). In formatika kedokteran (kadang disebut #uga informatika kesehatan) adalah disiplin yang terlibat erat dengan komputer dan komunikasi serta pemanfaatannya di lingkungan kedokteran dikenal sebagai informatika kedokteran (medical informatics) . Dalam pengertian yang lebih rinci, Shortlie mende!nisikan informatika kedokteran sebagai berikut QDisiplin ilmu yang berkembang dengan cepat yang berurusan dengan penyimpanan, penarikan dan penggunaan data, informasi, serta pengetahuan (knoledge) biomedik secara optimal untuk tu#uan problem sol"ing dan pengambilan keputusan. Aleh karena itu, informatika kedokteran bersentuhan dengan semua ilmu dasar dan terapan dalam kedokteran dan terkait sangat erat dengan teknologi informasi modern, yaitu komputer dan komunikasi. /ehadiran informatika kedokteran sebagai disiplin baru yang terutama disebabkan oleh pesatnya kema#uan teknologi komunikasi dan komputer, menimbulkan kesadaran baha pengetahuan kedokteran secara esensial tidak akan mampu terkelola (unmanageable) oleh metode berbasis kertas (paper&based methods).R Eingkup ka#ian informatika kedokteran meliputi teori dan terapan. Dengan demikian, dapat dikatakan baha informatika kedokteran merupakan disiplin ilmu tersendiri. Secara terapan, aplikasi informatika kedokteran meliputi rekam medik elektronik, sistem pendukung keputusan medik, sistem penarikan informasi kedokteran, hingga pemanfaatan internet dan intranet untuk sektor kesehatan, termasuk merangkaikan sistem informasi klinik dengan penelusuran bibliogra! berbasis internet. Dengan
demikian, komunitas rekam medis akan memiliki aasan yang luas mengenai prospek teknologi informasi serta mampu men#embatani klinisi (pengguna dan penyedia utama informasi kesehatan) dengan para ahli komputer (informatika) yang bertu#uan merancang desain aplikasi dan sistem agar dapat menghasilkan produk aplikasi mana#emen informasi kesehatan di rumah sakit yang lebih efektif dan e!sien. Perkembangan teknologi computer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. %eskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information&intensi"e, akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi !nansial secara elektronik sudah men#adi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. %eskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal&padat karya, tetapi in"estasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di *S, negara yang relatif ma#u baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasi komputer, rumah sakit rata&rata hanya mengin"estasinya G untuk teknologi informasi. Di sisi yang lain, masyarakat menyadari baha teknologi komputer merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi dan komunikasi komputer saat ini adalah bagian penting dalam mana#emen informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih <:7.777 artikel terbaru di #urnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal #ika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru. Selain memiliki potensi dalam mem!lter data dan mengolah men#adi informasi, TI mampu menyimpannya dengan #umlah kapasitas #auh lebih banyak dari cara&cara manual. /on"ergensi dengan teknologi komunikasi #uga memungkinkan data kesehatan di&share secara mudah dan cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi ino"atif terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila mana#emen informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimea. *rtikel ini secara
khusus akan membahas perkembangan teknologi informasi untuk mendukung mana#emen rekam medis secara lebih efektif dan e!sien. Tulisan ini akan dimulai dengan berbagai contoh aplikasi teknologi informasi, faktor yang mempengaruhi keberhasilan serta reJeksi bagi komunitas rekam medis. /omputer banyak berperan membantu di dunia kesehatan antara lain & adminstrasi & obat&obatan & penyakit U diagnostik, terapi, peraatan (monitoring status pasien) & Penelitian Pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TI/) komputer, atau yang biasa disebut sebagai e&1ealth, tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh #an#i dan peluang baha teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Tulisan ini mencoba mengulas bagaimana sebenarnya e&1ealth tersebut dan bagaimana implikasi teknologi dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Pengertian e&1ealth sendiri secara luas dapat bermakna bidang pengetahuan baru yang merupakan persilangan dari informasi medis, kesehatan public, dan usaha, berkaitan dengan #asa pelayanan dan informasi kesehatan yang dipertukarkan atau ditingkatkan melalui saluran internet dan teknologi berkaitan dengannya (9unter ysenbach, L %ed Internet Bes 77K -() e7). Dalam pengertian lebih luas, e&1ealth dapat diartikan sebagai tidak hanya pengembangan teknologi pelayanan kesehatan, namun #uga mencakup pengembangan sikap, perilaku, komitmen, dan tata cara berpikir untuk mengembangkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. %engapa e&1ealth perlu dilaksanakan+ Di seluruh dunia, ter#adi peningkatan biaya pelayanan kesehatan. 0anyak orang tidak mendapat kesempatan bagi pelayanan kesehatan yang lebih baik. $atatan kesehatan yang masih mengandalkan dokumen kertas banyak menimbulkan kesalahan dan mengurangi produkti"itas layanan. 6alau demikian, patut diakui terdapat #uga kenaikan pelayanan kesehatan di masyarakat, yang memberikan peluang kehidupan yang lebih baik, namun #uga berarti terdapatkan golongan masyarakat manula (manusia usia lan#ut) yang lebih
besar. Pada umumnya manula #uga memerlukan layanan kesehatan yang lebih besar dibandingkan usia produktif. 0agi pemerintah di tingkat lokal maupun pusat #uga mendapat tantangan untuk menanggulangi meningkatkan biaya pelayanan kesehatan, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan. Selain itu, mereka #uga bertanggung#aab terhadap pemantauan kesehatan umum dan kemungkinan penyebaran penyakit menular tertentu. %engembangkan layanan e&1ealth akan membantu pihak&pihak penyedia layanan kesehatan termasuk pemerintah untuk mencapai hal tersebut di atas. &1ealth akan memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk melakukan kolaborasi, pengumpulan dan analisa data kesehatan yang melampaui batasan !sik dan aktu. Sebagai contoh, e&1ealth dapat diterapkan untuk membantu pemerintah mengembangkan program yang membantu dokter, peraat, dan tenaga kesehatan lainnya saling bertukar infomasi secara elektronik, mengambil data rekam medis pasien kapan dan dimana diperlukan, dan melakukan kolaborasi dengan memberi layanan #asa kesehatan lainnya secara real time melalui internet. Eayanan kesehatan seperti ini akan memberikan banyak sekali penghematan dari sisi biaya dokumen dan administrasi layanan dan memberikan keuntungan pemberian keputusan layanan kesehatan yang terbaik kepada pasien dengan lebih cepat. Pemberi layanan #asa kesehatan, seperti dokter dan rumah sakit, #uga dapat mengembangkan layanan #asa kesehatan berbasis internet. Program Dokter /eluarga yang tengah diperkenalkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) misalnyaK berupaya untuk mengembangkan konsep dokter sebagai pengelola data kesehatan masyarakat. Tu#uan program dokter keluarga adalah memberikan peranan lebih besar kepada dokter untuk men#aga kesehatan masyarakat, ketimbang untuk mengobati. Dengan memanfaatkan basis data kesehatan masyarakat yang dilayaninya, seorang dokter keluarga dapat menentukan program kesehatan apa yang paling tepat untuk masyakarat tersebut. /arena dengan melakukan analisa data kesehatan masyakarat, dapat diketahui pola dan kecenderungan penyakit yang mungkin ter#adi dan dapat dilakukan analisa sebab dan akibat. 8ntuk itulah dalam program dokter keluarga, komputer dikatakan sebagai stetoskop kedua para dokter. Data kesehatan masyarakat dalam kelompok&kelompok kecil dapat dikumpulkan dan dianalisa men#adi data kesehatan masyarakat yang lebih luas untuk
mencerminkan pola kesehatan secara regional maupun nasional. Peranan komputer dalam mengelola dan melakukan pertukaran data kesehatan melalui internet men#adi sangat "ital dalam menyelenggarakan e&1ealth. /arena data kesehatan tidak hanya berupa teks, bahkan bisa merupakan data gambar, suara, dan multimedia lainnya. Diperlukan komputer yang memiliki kemampuan proses yang tinggi untuk dapat mengolah data yang ada men#adi informasi yang berharga bagi suatu keputusan layanan kesehatan. /omputer dengan multi&inti dan ukuran cache yang besar, seperti yang berbasis pada prosesor Intel $ore Duo adalah antara lain yang disarankan sebagai komputer bagi penyedia #asa layanan kesehatan. Pertukaran #asa layanan kesehatan melalui internet #uga harus didukung oleh infrastruktur komunikasi pita lebar. Sekali lagi alasannya karena data yang dipertukarkan tidak hanya berupa teks, tetapi berupa data multimedia. Pada akhirnya, pelayanan #asa kesehatan dengan TI/, atau e& 1ealth memerlukan komitmen dari penyelenggara #asa kesehatan untuk melakukan modernisasi dari perangkat dan infrastruktur yang digunakannya. Dalam tahapan aal, memang hal tersebut akan merupakan in"estasi dari sisi biaya, namun dalam tahapan berkelan#utan, penerapan e&1ealth akan memberikan keuntungan dari penghematan biaya&biaya. Sebagai contoh, ketika transaksi !nansial secara elektronik sudah men#adi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. %eskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal&padat karya, tetapi in"estasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di *S, negara yang relatif ma#u baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi informasinya, rumah sakit rerata hanya mengin"estasinya G untuk teknologi informasi.Di sisi yang lain, masyarakat menyadari baha teknologi informasi merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi (dan komunikasi) saat ini adalah bagian penting dalam mana#emen informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan
yang begitu cepat (kurang lebih <:7.777 artikel terbaru di #urnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal #ika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru. Selain memiliki potensi dalam mem!lter data dan mengolah men#adi informasi, TI mampu menyimpannya dengan #umlah kapasitas #auh lebih banyak dari cara&cara manual. /on"ergensi dengan teknologi komunikasi #uga memungkinkan data kesehatan di&share secara mudah dan cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi ino"atif terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila mana#emen informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian istimea. *rtikel ini secara khusus akan membahas perkembangan teknologi informasi untuk mendukung mana#emen rekam medis secara lebih efektif dan e!sien. Tulisan ini akan dimulai dengan berbagai contoh aplikasi teknologi informasi, faktor yang mempengaruhi keberhasilan serta reJeksi bagi komunitas rekam medis.
. Pemanfaatan Teknologi Informasi Pada iset ,e%eratan
Perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu perkembangan peradaban manusia mengenai penyampaian informasi. Perkembangan ini dimulai se#ak @aman pra se#arah sampai sekarang. Salah satu peran peraat adalah sebagai peneliti. 8ntuk itu, peraat perlu melakukan riset yang berhubungan isu&isu keperaatan, antara lain praktik keperatan, pendidikan keperaatan, dan administrasi keperaatan guna meningkatkan kemampuannya. 8ntuk memudahkan riset yang dilakukan maka peraat perlu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi yang sudah ada baik dalam hal pengolahan data, penulisan, penyimpanan, atau pun publikasi hasil riset yang telah peraat lakukan.
Perkembangan teknologi informasi mulai merambah dunia keperaatan. /ebutuhan layanan kesehatan #uga termasuk keperaatan yang cepat, e!sien dan efektif men#adi tuntutan masyarakat modern saat ini. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, istilah telemedicine, telehealth dan telenursing men#adi popular sebagai salah satu model layanan kesehatan. Teknologi informasi dapat dimanfaatkan dalam bidang perkembangan riset keperaatan berbasis informatika kesehatan. Dapat #uga digunakan dikampus dengan "ideo conference, pembela#aran on line dan %ultimedia Distance Eearning. Pengolahan data dalam riset keperaatan perlu ketelitian, dengan perhitungan menggunakan teknologi informasi yang sudah ada maka kesalahan dalam perhitungan dapat diminimalkan agar dasar&dasar keilmuan yang nantinya akan men#adi landasan dalam kegiatan praktik klinik, pendidikan, dan mene#emen keperaatan dapat diperkuat. Penggunaan teknologi informasi dalam riset keperaatan #uga untuk pendokumentasian hasil riset yang telah dilakukan. Setelah itu, perlu mempublikasikan hasil riset keperaatan sebagai ilmu untuk peraat lain dan masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan isu keperaatan. Semua proses yang dibutuhkan dalam melakukan riset keperatan pun akan lebih mu dah dan efektif. Seiring dengan pesatnya kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi, peraat #uga perlu berpartisipasi memanfaatkan teknologi yang sudah ada agar kegiatan yang dilakukan men#adi lebih e!sien, salah satunya untuk riset keperaatan. Penggunaan teknologi informasi dalam riset keperaatan dapat digunakan untuk pengolahan data, penulisan hasil riset, penyimpanan, metode baru dalam pendokumentasian, peningkatan akses informasi, pengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang dapat membantu melakukan perubahan dalam profesionalisasi peraat serta publikasi hasil riset keperaatan. Sebagai peraat yang mampu mengikuti perkembangan @aman, guna meningkatkan profesionalisme dan kemampuan maka pemanfaatan teknologi harus benar&benar digunakan untuk kegiatan yang dilakukan oleh peraat termasuk melakukan riset.
/. $istem informasi ke%eraatan &er&asis kom%uter
Seiring
dengan
pengetahuan
globalisasi,
masyarakat
perkembangan
tentang
pengetahuan
kesehatan
#uga
dan
mulai
teknologi,
berkembang.
Perkembangan pengetahuan masyarakat membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat dipertanggung#aabkan.
Peraat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang peraat harus mampu melaksanakan asuhan keperaatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengka#ian sampai dengan e"aluasi berikut dengan dokumentasinya.
Pendokumentasian /eperaatan merupakan hal penting yang dapat menun#ang pelaksanaan mutu asuhan keperaatan. (/o@ier,. 227). Selain itu dokumentasi keperaatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang peraat kepada pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung #aabkan
%asalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperaatan adalah banyak peraat yang belum melakukan pelayanan keperaatan sesuai standar asuhan keperaatan. Pelaksanaan asuhan keperaatan #uga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap.( 1ariyati, BT., th 222)
Saat ini masih banyak peraat yang belum menyadari baha tindakan yang dilakukan harus dipertanggung#aabkan. Selain itu banyak pihak menyebutkan kurangnya dokumentasi #uga disebabkan karena banyak yang tidak tahu data apa sa#a yang yang harus dimasukkan, dan bagaimana cara mendokumentasi yang benar.( 1ariyati, BT., 77)
/ondisi tersebut di atas membuat peraat mempunyai potensi yang besar terhadap proses ter#adinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperaatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada pasien akan cenderung kurang baik, dan dapat merugikan pasien
Pendokumentasian asuhan keperaatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pendokumentasian tertulis ini sering membebani peraat karena peraat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan aktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia
Pendokumentasian secara tertulis dan manual #uga mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran&lembaran kertas maka dokumentasi asuhan keperaatan sering terselip. Selain itu pendokumentasian secara tertulis #uga memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali #ika seaktu&aktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau terselip di ruang penyimpanan akan merugikan peraat. 1al ini karena tidak dapat men#adi bukti legal #ika ter#adi suatu gugatan hukum, dengan demikian peraat berada pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.
Di luar negri kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya form pengisian tidak lagi men#adi masalah. 1al ini karena pada rumah sakit yang sudah ma#u seluruh dokumentasi yang berkaitan dengan pasien termasuk dokumentasi asuhan keperaatan telah dimasukkan dalam komputer. Dengan informasi yang berbasis dengan komputer diharapkan aktu pengisian form tidak terlalu lama, lebih murah, lebih mudah mencari data yang telah tersimpan dan resiko hilangnya data dapat dikurangi serta dapat menghemat tempat karena dapat tersimpan dalam ruang yang kecil yang berukuran 7 cm ? : cm ? : cm . Sistem ini sering dikenal dengan Sistem informasi man#emen.
Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen&komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem Informasi mempunyai komponen& komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier, dan rekanan. (ko,I. 77).
Sistem informasi keperaatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu keperaatan yang disusun untuk memudahkan mana#emen dan proses pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan keperaatan (9ra"ea 5 $ococran,2>2)
Sedangkan menurut *'* (;estal, /haterine, 22:) system informasi keperaatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efekti!tas dan e!siensi asuhan keperaaratan dan memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. /ehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan men#adi suatu
informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, rele"an untuk suatu organisasi.
Sistem Informasi mana#emen asuhan keperaatan sudah berkembang di luar negri sekitar tahun 22, di mana pada bulan September 22, sistem informasi diterapkan pada sistem pelayanan kesehatan *ustralia khususnya pada pencatatan pasien. (Eia, T.,22-).
Pemerintah Indonesia sudah mempunyai "isi tentang sistem informasi kesehatan nasional yaitu Informasi kesehatan andal 77 (eliable *ealt# Information /010 ). (Depkes, 77). Pada Informasi kesehatan andal tersebut telah
direncanakan untuk membangun system informasi di pelayanan kesehatan dalam hal ini Bumah sakit dan dilan#utkan di pelayanan di masyarakat, namun pelaksanaannya belum optimal.
Sistem informasi mana#emen keperaatan sampai saat ini #uga masih sangat minim di rumah sakit Indonesia. Padahal sistem Informasi mana#emen asuhan keperaatan mempunyai banyak keuntungan #ika dilihat dari segi e!sien, dan produkti!tas.
Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan cepat dan lengkap. Data yang telah disimpan #uga dapat lebih efekti"e dan dapat men#adi sumber dari penelitian, dapat melihat kelan#utan dari
edukasi ke pasien, melihat epidemiologi penyakit serta dapat
memperhitungkan biaya dari pelayanan kesehatan.(Eia,T. 22-).
Selain itu
dokumentasi keperaatan #uga dapat tersimpan dengan aman. *kses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat dilaksanakan lebih cepat dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yang bertumpuk di ruang penyimpanan.
%enurut 1erring dan Bochman (227) diambil dalam milia, 77- beberapa institusi kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap peraat dalam tugasnya dapat menghemat sekitar 7&-7 menit aktu
yang dipakai untuk
dokmuntasi
dalam
keperaatan
dan
meningkat
keakuratan
dokumentasi
keperaatan.
Dokumentasi keperaatan dengan menggunakan komputer seyogyanya mengikuti prinsip&prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan standar pendokumentasian internasional seperti *'*, '*'D*,'I$ ('ursing Inter"entions $lassi!cation, 777).
Sistem informasi mana#emen berbasis komputer dapat men#adi pendukung pedoman bagi pengambil kebi#akan=pengambil keputusan di keperaatan= ecision %upport %2stem dan +xecutive Information %2stem.( ko,I. 77) Informasi asuhan
keperaatan dalam sistem informasi mana#emen yang berbasis komputer dapat digunakan
dalam menghitung pemakaian tempat tidur =0AB pasien, angka
nosokomial, penghitungan budget keperaatan dan sebagainya. Dengan adanya data yang akurat pada keperaatan maka data ini #uga dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem Informasi asuhan keperaatan #uga dapat men#adi sumber dalam pelaksanaan riset keperaatan secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya.
(8din,and %artin, 22<)
Sistem Informasi mana#emen (SI%) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun pemanfaatan Sistem Informasi %ana#emen di Indonesia masih banyak mengalami kendala. 1al ini mengingat komponen&komponen yang ada dalam sistem informasi yang dibutuhkan dalam keperaatan masih banyak kelemahannya.
/endala SI% yang lain adalah kekahaatiran hilangnya data dalam satu h ard& disk. Pada kondisi tersebut hilangnya data telah diantisipasi sebagai perlindungan hukum atas dokumen perusahaan yang diatur dalam 88 'o. > Tahun 22<. 8ndang& undang ini mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang berupa lembaran kertas, namun sesuai perkembangan tehnologi, lembaran yang sangat penting dapat dialihkan dalam
Compact isk ead 3nl2 &emor2 ($D BA%). $D
BA% dapat dibuat kopinya dan disimpan di lain tempat yang aman . Pengalihan ke $D BA% ini bertu#uan untuk menghindari hilangnya dokumen karena peristia tidak terduga seperti pencurian komputer, dan kebakaran.
%emutuskan untuk menerapkan sistem informasi mana#emen berbasis komputer ke dalam sistem praktek keperaatan di Indonesia tidak terlalu mudah. 1al ini karena pihak mana#emen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi keperaatan di Indonesia, kemampuan sumber daya keperaatan, sumber dana, proses dan prosedur informasi serta penggunaan dan pemanfaatan bagi peraat dan tim kesehatan lain.
0agaimana SI% keperaatan di Indonesia + Sampai saat ini implementasi sistem informasi mana#emen baik di rumah sakit maupun di masyarakat masih sangat minim, bahkan masih banyak peraat yang tidak mengenal apa sistem informasi mana#emen keperaatan yang berbasis komputer tersebut. 'amun seiring dengan perkembangan pengetahuan dan ilmu pengetahuan maka beberapa rumah sakit di Lakarta dan kota lain sudah menerapkan system informasi keperaatan yang berbasis komputer.
akultas Ilmu /eperaatan 8ni"ersitas Indonesia #uga mempunyai kontribusi dalam pengembangan system informasi keperaatan. akultas ilmu keperaatan telah mempunyai soft&are system informasi asuhan keperaatan dan system informasi dalam mana#emen untuk mana#er peraat. %edia ini sangat berguna dalam menyokong proses pembela#aran yang menyiapkan peserta didik dalam
menyongsong era globalisasi. Dengan mengikuti pembela#aran tersebut peserta didik diharapkan mampu bersaing , namun tentunya tak cukup hanya dalam proses proses pembela#aran di kuliah. Peserta didik harus terus bela#ar agar dapat mengikuti perkembangan ilmu dan tehnogi keperaatan. 0agaimana dengan anda, siapkah anda memasuki era tehnologi dan era globalisasi + Dunia keperaatan di Indonesia terus berkembang, seiring dengan meningkatnya strata pendidikan keperaatan di Indonesia, disamping akses informasi yang sangat cepat di seluruh dunia. 1al itu membaa efek pada kema#uan yang cukup berarti di keperaatan (Lasun, 773). Tenaga peraat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang peraat harus mampu melaksanakan asuhan ke%eraatan sesuai standar, yaitu dari mulai pengka#ian sampai dengan e"aluasi. /eperaatan #uga berkea#iban untuk menyediakan pelayanan=asuhan keperaatan yang didasarkan pada kaedah&kaedah suatu profesi termasuk adanya bukti pertanggung #aaban melalui sistem informasi yang tepat yang ditun#ukkan oleh sistem pendokumentasian asuhan keperaatan yang baik. 'amun pada realitanya dilapangan pendokumentasian asuhan ke%eraatan yang dilakukan masih bersifar manual dan kon"ensional, belum disertai dengan sistem =perangkat teknolgi yang memadai, sehingga peraat mempunyai potensi yang besar terhadap proses ter#adinya kelalaian dalam praktek. Selain itu dalam pelaksanaan dokumentasi keperaatan, peraat sering mengeluh terhadap dokumentasi yang memakan aktudan terlalu banyak peraat belum sepenuhnya faham menuliskannya. Aleh karena itu dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperaatan, maka perlu dibuat suatu mekanisme pendokumentasian yang mudah dan cepat berkaitan dengan dokumentasi proses keperaatan. Dengan adanya kema#uan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi peraat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan ke%eraatan yang lebih baik. %etode pendokumentasian asuhan keperaatan
saat sudah mulai menun#ukkan perkembangan, dari yang sebelumnya manual,
bergeser kearah komputerisasi. %etode pendokumentasian tersebut dengan menggunakan Sistem Informasi %ana#emen. Sistem informasi mana#emen berbasis komputer tidak hanya bermanfaat dalam pendokumentasian asuhan keperaatan, namun #uga dapat men#adi pendukung pedoman bagi pengambil kebi#akan=pengambil keputusan di keperaatan= ecision %upport %2stem dan +xecutive Information %2stem ( ko,I. 77). Informasi asuhan keperaatan dalam sistem informasi mana#emen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur =0AB pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperaatan dan sebagainya. Dengan adanya data yang akurat pada keperaatan maka data ini #uga dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem Informasi asuhan keperaatan #uga dapat men#adi sumber dalam pelaksanaan riset keperaatan secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya. (8din,and %artin, 22<). Aleh karena itu system sistem informasi mana#emen berbasis komputer ini sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh mana#emen rumah sakit, dimana akti!tas peraatan dapat termonitor dalam sebuah data base rumah sakit. %anfaat lain yang dapat diperoleh dari sistem informasi yang berbasis komputer ini ialah system ini sangat praktis karena mampu menyimpan data yang sangat banyak penuh dalam sebuah kotak kecil = hard disk yang berukuran hanya :?7? : cm. Sistem informasi berbasis komputer #uga dirancang untuk mengikuti era globalisasi sehingga peraat di Indonesia tidak tertinggal dengan peraat yang diluar negeri.
0. Dokumentasi ,e%eraatan Ber&asis ,om%uter
Pengertian Dokumentasi ,e%eraatan Potter (77:) mendefenisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi indi"idu yang berenang .
Dokumentasi keperaatan #uga merupakan salah satu bentuk upaya membina dan mempertahankan akontabilitas peraat dan keperaatan (6ebster 'e 6orld Dictionary dalam %arelli (223). Pelaksanaan dokumentasi proses keperaatan #uga sebagai salah satu alat ukur untuk mengetahui, memantau dan menyimpulkan suatu pelayanan asu han keperaatan yang diselenggarakan di rumah sakit (isbach, 22).
Tu#uan Dokumentasi ,e%eraatan Dokumentasi keperaatan yang lengkap adalah prasyarat dalam melaksanakan peraatan yang baik dan untuk efesiensi dari ker#asama dan komunikasi antar profesi kesehatan dalam pelayanan kesehatan professional. Dokumentasi keperaatan yang lengkap dan akurat akan memudahkan disiplin ilmu lain un tuk menggunakan informasi di dalamnya. Dokumentasi diperlukan untuk memudahkan alur dan koordinasi dalam peraatan pasien ( 0runt=Serangan et al. 222 dalam 9apko dan). Dokumentasi keperaatan yang akurat dan lengkap telah sesuatu yang penting ketika berhadapan dengan pembayaran dan kalitas pelayanan. 9riVths dan 1utchings ( 222 dalam 9apko dan yang diakses dari http==.hhde".psu.edu=nurs=).) menuliskan baha peraat merasakan baha dokumentasi tertulis mereka tidak dihargai. termasuk komunikasi "erbal dengan profesi lain. karena komunikasi lisan yang tidak tertulis pada dokumentasi #uga tidak dibayar. *lasan yang lain terhadap pentingnya dokumentasi ilmu peraatan yang akurat dan lengkap adalah berkaitan dengan urusan pengadilan.
Dokumentasi ,e%eraatan Ber&asis ,om%uter. 0etulkah peraat adalah sebuah profesi+.. barangkali pertanyaan ini patut kita a#ukan manakala melihat sebagian besar peraat hanya beker#a mengikuti rutinitas semata. Datang, baca laporan, lihat pasien, memberi obat, ambil sampel labolatorium, kirim pasien ke radiologi, setelah selesai duduk dan ngobrol sesama teman. Eebih miris saat peraat tidak tahu kondisi pasiennya ketika ada dokter atau tim kesehatan lain yang membutuhkan informasi tentang pasien. *tau untuk mencari informasi tersebut, peraat harus mencari&cari catatan pasiennya.... /alau seperti ini kapan peraat akan ma#u+ /ita sudah sepakat baha keperaatan adalah sebuah pelayanan profesional, artinya ada kaidah yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah bukti !sik pelayanan keperaatan yang sesuai dengan standar. 0ukti !sik ini berbentuk dokumentasi keperaatan yang #uga sekaligus men#adi bukti akuntabilitas peraat terhadap asuhan yang telah diberikan kepada pasiennya.
Sayang, dokumentasi ini pun sering kali terbengkalai. Sebagian peraat melengkapi dokumentasi ketika pasien sudah pulang. *tau tidak semua kaidah dokumentasi dipatuhi sehingga kualitas dokumentasi keperaatan buruk. 1ariyati (222) dalam penelitian yang ber#udul F1ubungan antara pengetahuan aspek hukum dari peraat dan karakteristik peraat terhadap kualitas dokumentasi keperaatan di BS CF menyimpulkan baha masih banyak peraat yang belum menyadari baha tindakan yang dilakukan harus dipertanggung#aabkan dan banyak pihak yang menyebutkan baha kurangnya dokumentasi disebabkan karena tidak tahu apa yang harus dimasukkan (dicatat) dan bagaimana dokumentasi yang benar. /ondisi tersebut barangkali dialami oleh sebagian besar peraat. Padahal konsep tentang mekanisme tanggung #aab dan tanggung gugat dalam keperaatan sudah termasuk dalam kurikulum pendidikan keperaatan, termasuk ilmu dokumentasi keperaatan. Disamping itu, dokumentasi keperaatan seringkali membutuhkan aktu yang cukup lama karena banyaknya informasi yang harus ditulis dan adanya pengulangan&pengulangan penulisan informasi yang sama. /esulitan tersebut barangkali tidak perlu ter#adi saat kita mempunyai solusi dan menyadari pentingnya dokumentasi keperaatan. Dokumentasi keperaatan mempunyai makna penting ditin#au dari aspek hukum, kualitas pelayanan, komunikasi, keuangan, pendidikan, penelitian dan akreditasi ('ursalam, 77>). Singkatnya, banyak informasi yang bisa didapat dengan melaksanakan dokumentasi keperaatan yang benar, misalnya data penyakit pasien, angka morbiditas, angka mortalitas, lama hari raat (length of stay=EAS), 0AB, angka nosokomial, budget keperaatan dan informasi statistik lainnya yang sangat bermanfaat bagi mana#er keperaatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan profesionalisme keperaatan. Deasa ini telah berkembang dokumentasi keperaatan berbasis komputer ($omputer 0ased 'ursing Documentation) yang men#adi pengganti Paper 0ased Documentation. Paper based documentation, disamping kelebihannya, mempunyai banyak kelemahan, diantaranya butuh moti"asi yang kuat untuk menulis, kualitasnya rendah dan banyak keterbatasan (*mmenerth, at all, 77-). Sementara dokumentasi keperaatan berbasis komputer mempunyai lebih banyak keunggulan. (Eyden, 77>) dalam papernya yang ber#udul From Paper to $omputer Documentation Ane asy Step+F menuliskan pengalamannya baha dokumentasi keperaatan berbasis komputer yang diterapkan di I$8 dengan nama FThe eI$8 systemF mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah lebih akurat, komplit (lengkap), legibel (dapat dipertanggung#aabkan) dan membutuhkan aktu yang lebih singkat. Senada dengan Eyden, %enke, at all (77) dalam penelitian yang ber#udul F$omputeri@ed $linical Documentation System ($DS) in the Pediatric Intensi"e $are
8nitF mengatakan baha dibandingkan dengan paper based documentation, $DS lebih dapat dipertanggung#aabkan (legibel), lebih lengkap (komplit) dan memerlukan aktu yang lebih singkat. Disamping itu #uga memperbanyak aktu untuk meraat pasien, menurunkan Fmedical errorsF, meningkatkan kualitas dokumentasi dan meningkatkan kesinambungan pelayanan. Tentunya dokumentasi keperaatan berbasis komputer #uga mempunyai kelemahan, diantaranya adalah kemampuan peraat dalam melaksanakan proses keperaatan dan keterampilan peraat menggunakan komputer (*mmentherth, at all, 77-). Sistem informasi keperaatan berbasis komputer telah berkembang di beberapa negara seperti australia dan amerika. 0eberapa rumah sakit di Lakarta dan kota& kota lainnya #uga telah menerapkan dokumentasi keperaatan yang termasuk ke dalam sistem informasi keperaatan berbasis komputer. BS 0anyumas contohnya, aplikasi sistem informasi keperaatan telah berdampak positif berupa meningkatnya penghargaan terhadap peraat. Tentunya ini adalah sebuah prestasi yang membanggakan sekaligus meningkatkan prestise (citra) peraat di mata profesi lain. Pengertian $omputeri@ed nursing documentation adalah suatu modul keperaatan yang dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf peraat.Dengan sistem yang terkomputerisasi ini peraat dapat melakukan akses ke laboratorium, radiologi, !sioterapi, dan disiplin yang lain, seperti ahli gi@i, !sioterapi, dan disiplin ilmu lain seperti ahli gi@i, !sioterapis, occupational therapies. Pemikiran tentang dokumentasi keperaatan yang terkomputerisasi di buat dalam rangka memudahkan dan mempercepat pendoukmentasian asuhan keperaatan yang dibuat. Dengan sistem ini peraat lebih dapat menghemat aktu dan peraat akan lebih sering berada di samping pasien. Dengan dokumentasi yang terkomputerisasi ini pencatatan dapat dilakukan akurat dan lengkap,( 9apko dan yang diakses dari http==.hhde".psu.edu= nurs=) . Pendokumentasian keperaatan yang tertulis (paper&based documentation) saat ini dilaporkan mutunya sangat rendah dan ini #uga berdampak terhadap penerimaan publik termasuk profesi kesehatan yang lain terhadap profesinalisasi keperaatan di Indonesia. %enurut 9riVths dan 1utchings (222 dalam 9apko Dan yang diakses dari http==.hhde".psu.edu=nurs=), peraat yang menyatakan alasan terhadap dokumentasi yang kurang akurat dan kurang lengkap dihubungkan dengan permasalahan seperti kekurangan staf, sensus yang tinggi, lembur ker#a, dan #uga kurangya pengetahuan tentang apa yang dituliskan dalam dokumentasi.