Komponen-Komponen dalam Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dirancang manajemen dengan keyakinan yang memadai agar entitas mencapai tujuan dan sasarannya. Kebijakan-kebijakan dan prosedur ini sering disebut pengendalian dan secara kolektif membentuk pengendalian internal entitas. Menurut standar audit SA 315.4 (C) yang dimaksud dengan sistem pengendalian internal disini adalah proses yang dirancang, diimplemantasikan, dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas kelola, manajemen, dan personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan entitas yang berkaitan dengan keandalan pelaporan keuangan efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Istilah pengendalian ini mengacu pada setiap aspek dari satu atau lebih komponen pengendalian internal.
Pada umumnya manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang suatu sistem pengendalian internal yang efektif yaitu:
keandalan pelaporan keuangan entitas. Yang dimaksud dengan keandalaan disini yaitu manajemen memiliki tanggung jawab hukum dan profesional untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan dengan wajar dan benar yaitu sesuai dengan persyaratan pelaporan yang ditetapkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dan IFRS ( International Financial Reporting Standars).
Efektivitas dan Efisiensi Operasi entitas. Yang di maksud dengan efektivitas dan efisiensi disini yaitu yang mana pengendalian dalam suatu entitas akan mendorong efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber-sumber secara optimal untuk mencapai tujuan entitas.
Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan-peraturan. Yang dimaksud disini menurut saya sudah sangat jelas, karena semua entitas-entitas publik, non publik dan organisasi berkewajiban untuk menaati undang-undang dan peraturan-peraturan.
Setelah mengetahui pengertian dan tujuan pengendalian internal, selanjutnya yang akan saya jelaskan yaitu apa sajakah komponen-komponen yang ada dalam pengendalian internal. Untuk tujuan standar audit, pembagian pengendalian internal ke dalam lima komponen di bawah ini menyediakan suatu kerangka yang bermanfaat bagi auditor untuk mempertimbangkan bagaimana berbagai aspek pengendalian internal yang berbeda pada entitas dapat memengaruhi audit (SA 315. A51):
Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian ini mencakup tata kelola dan manajemen, serta sikap, kesadaran, dan tindakan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan manajemen atas pengendalian internal entitas dan pentingnya pengendalian tersebut dalam entitas. Lingkungan pengendalian disini menetapkan arah organisasi yang memengaruhi kesadaran pengendalian personel organisasi. Lingkungan pengendalian ini memiliki beberapa unsur-unsur yaitu:
Komunikasi dan penegakan nilai integritas dan etika
Komitmen terhadap kompetensi
Partisipasi oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
Filosofi dan gaya operasi manajemen
Proses penilaian resiko entitas
Penilaian resiko untuk pelaporan keuangan adalah identifikasi dan analisis risiko yang dilakukan manajemen berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan entitas yang berlaku. Proses penilaian risiko entitas ini membentuk suatu basis bagi manajemen untuk menentukan bagaimana risiko dikelola. Jika proses tersebut sudah sesuai dengan kondisinya, termasuk sifat, ukuran dan kompleksitas entitas, maka hal ini membantu auditor dalam mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material. Risiko dapat timbul atau berubah karena kondisi-kondisi seperti berikut ini:
Perubahan dalam lingkungan operasi
Personel baru
Sistem informasi baru atau yang ditingkatkan
Pertumbuhan yang pesat
Teknologi baru
Model, produk, atau aktivitas bisnis baru
Restrukrisasi korporasi
Ekspansi entitas di luar negeri
Standar akuntansi baru
Sistem informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan, termasuk proses bisnis yang terkait dan komunikasi
Suatu sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup sistem pelaporan keuangan, mencakup metode dan catatan yang:
Mengidentifikasi dan mencatat seluruh transaksi yang valid
Mendeskripsikan transaksi secara cukup terperinci dan tepat waktu untuk memungkinkan klasifikasi transaksi yang tepat untuk pelaporan keuangan.
Mengukur nilai transaksi dengan suatu cara yang memungkinkan pencatatan nilai moneter transaksi tersebut secara tepat dalam laporan keuangan.
Menentukan periode terjadinya transaksi yang memungkinkan pencatatan transaksi tersebut dalam periode akuntansi yang tepat.
Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait secara tepat dalam laporan keuangan.
Sistem informasi pada suatu entitas umumnya mencakup penggunaan entri jurnal standar dan nonstandar yang dibutuhkan secara berulang dan tidak berulah utuk mencatat transaksi yang tidak biasa. Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem memengaruhi emampuan manajemen untuk membuat keputusan yang tepat dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas entitas dan untuk menyusun laporan keuangan yang andal.
Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain yang tercakup dalam keempat komponen pengendalian yang lain, yang membantu dalam memastikan bahwa tindakan yang diperlukan dilakukan untuk menghadapi risiko guna tercapainya tujuan entitas. Aktivitas pengendalian yang relevan dengan suatu audit dapat dikategorikan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut:
Penelaahan kinerja
Pengolahan informasi
Pengendalian fisik
Pemisahan Tugas
Pemantauan terhadap pengendalian
pemantauan terhadap pengendalian ini adalah penilaian yang dilakukan manajemen secara terus-menerus dan periodik tentang kinerja pengendalian internal untuk memastikan apakah pengendalian berjalan sebagaimana dikehendaki dan dimodifikasi bila dibutuhkan.
SUMBER: Jusup, Al Haryono, 2014. Auditing ( Pengauditan berbasis ISA). Edisi 2, cetakan pertama. Penerbit: STIE YKPN,Yogyakarta