KOMPAS DAN LANGKAH Metode kompas dan langkah adalah salah sati sati cara pemetaan geologi yang biasa dipakai apabila tidak ada peta dasar/topografi dan berfungsi sebagai tahap pemetaan pendahuluan jika daerah tersebut dianggap mempunyai nilai ekonomis. Dengan adanya metode pemetaan kompas langkah maka diharapkan seorang Maksud dan tujuannya adalah membuat peta geologi rinci dengan cara membuat peta topografi dan pengamatan geologi poligon tertutup atau terbuka tergantung daerah yang akan dipetakan. Dengan peralatan Kompas geologi dapat diperoleh arah titik poligon, dan sudut kemiringan lereng antar poligon atau titik bantu, sedangkan jarak menggunakan langkah pemeta. Pemetaan geologi daerah poligon tersebut mencari data geologi a.l.: kedudukan perlapisan batuan, struktur geologi, macam batuan, ketebalan singkapan, dll. a. Persiapan sebelum pengukuran lapangan Dalam pelaksaan pemetaan dengan metode kompas langkah hendaknya dilakukan persiapan baik dari segi alat maupun pembagian tugas. Untuk metode kompas dan langkah ini alat utama yang diperlukan adalah kompas geologi, buku catatan, kalkulator, dan form lapangan. Selain itu sebelum melakukan kegiatan lapangan hendaklah melakukan pembagian tugas agar waktu pengambilan data bisa dilakukan se efektif mungkin. Dalam metode kompas langkah, pembagian tugas dalam pengamatan meliputi:
-
Geologist : bertugas untuk melakukan observasi di lapangan, penentuan titik poligon, serta penentuan titik bantu/titik detail. Seorang geologist dalam metode kompas dan langkah merupakan leader dimana setiap keputusan pengambilan titik pengamatan harus diketahui oleh geologist.
-
Penembak azimuth : bertugas untuk mengambil data azimuth dan slope menggunakan kompas. Titik yang diambil datanya adalah titik yang ditentukan oleh geologist.
-
Pengukur jarak : bertugas untuk mengukur jarak dari poligon ke poligon atau dari poligon ke titik bantu/titik detail. Pengukur jarak boleh lebih dari 1 asalkan dia mengetahui lebar 1 langkah. Pengukuran jarak menggunakan lebar langkah yang nantinya d
-
Pencatat data : bertugas untuk mencatat data yang diambil oleh penembak azimuth dan pengukur jarak.
-
Penghitung : segala jenis pekerjaan akan lebih baik jika diselesaikan di lapangan, untuk itu diperlukan 1 orang untuk menghitung hasil data yang telah diambil dan dicatat sebelumnya.
b. Akusisi data lapangan TABEL 1. DATA KOMPAS DAN LANGKAH
ARAH
TITIK
Koreksi Polygon
Sta/ bantu
FS
2
3
1
3
4
SLOPE
LANGKAH
2
1
BS
+/-
4
+
-
Jumlah
5
TINGGI
JARAK
Terkoreksi
Miring
Datar
∆T
11x sin slope 13
14
15
0
100
100
Terkoreksi
5
6
(Naik)
(Turun)
(lk)
(9xtabel 2)
10xlk/m
11xcos slope
7
8
9
10
11
12
6
I-II
POLIGON
TERKOREKSI
KETERANGAN
16
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TABEL 2. KOREKSI LANGKAH (LAHEE, 1961) SLOPE
0
1
2
3
4
5
6
7
8
NAIK
1
0.9814
0.9628
0.9442
0.9256
0.907
0.8854
0.8638
0.8422
0.8206
9
0.799
10
0.7826
11
0.7662
12
0.7498
13
0.7334
0.717
TURUN
1
0.9918
0.9836
0.9754
0.9672
0.959
0.953
0.947
0.941
0.935
0.929
0.9242
0.9194
0.9146
0.9098
0.905
28
14
29
15
SLOPE
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
NAI K
0. 717
0. 6986
0. 6802
0. 6618
0. 6434
0.625
0. 6084
0. 5918
0. 5752
0. 5586
0. 542
0.5162
0.4904
0.4646
0.4388
0. 413
30
TURUN
0.905
0.896
0.887
0.878
0.869
0.86
0.8386
0.8172
0.7958
0.7744
0.753
0.7206
0.6882
0.6558
0.6234
0.591
1. Langkah pertama dalam pengambilan data adalah menentukan lintasan yang akan dilalui, titik poligon hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut: a.
Arah lintasan tegak lurus jurus perlapisan batuan
b. Melalui banyak singkapan (melewati sungai) c.
Lintasan relatif datar (mudah untuk dilangkah)
d. Titik poligon diberi bendera Titik pengamatan dalam pemetaan kompas dan langkah dibagi menjadi 2, yaitu titik poligon dan titik bantu/titik detail. Titik poligon merupakan kerangka/jalur dalam pemetaan kompas dan langkah. Sedangkan titik bantu/titik detail
berfungsi sebagai titik tambahan untuk
mendetailkan lintasan yang dibuat. Titik bantu umumnya memuat informasi berupa perbedaan ketinggian, singkapan batuan, struktur geologi, maupun tempat-tempat penting seperti jalan, tempat ibadah, jembatan, dan lain-lain. 2. Selanjutnya gunakan kompas geologi untuk mencari azimuth poligon dan titik batu. Caranya dengan melihat pada cermin menghadap/ di arahkan titik poligon atau titik bantu (anggota kelompok lain) maka jarum arah utara dapat dibaca pada lingkaran derajat kompas (N.. oE). Pengukuran azimuth terbagi menjadi 2 yaitu FS (foresight) dan BS (backsight). FS ( fore sight shooting) dari titik poligon ke titik poligon berikutnya (I – II), sedangkan BS ( back sight shooting) adalah arah dari titik poligon berikutnya ke titik poligon yang baru saja
ditinggalkan ( II – I). Koreksi arah poligon adalah selisih FS dan BS harus 180 , apabila
kelebihan 2 (kor +2 ), arah terkoreksi FS -1 , sedangkan apabila kurang 2 (kor - 2 ), berarti
arah terkoreksi FS + 1 . Arah terkoreksi adalah arah yang digunakan untuk membuat poligon.
3. Lakukan pengukuran slope, slope dalam metode kompas dan langkah adalah besarnya sudut kemiringan lereng dari titik poligon ke titik poligon berikutnya atau dari poligon ke titik bantu. Apabila lereng naik besarnya sudut ditulis pada
Slope tanda + sebaliknya apabila
lereng turun pada Slope tanda – 4. Lalu ukur jarak dengan menggunakan langkah.jarak yang diukur adalah dari poligon ke poligon (I-II) dan dari poligon ke titik detail. Langkah yang telah terukur tadi kemudian dimasukkan kedalam tabel koreksi langkah (Tabel 2) sesuai dengan slope antar poligon atau slope poligon ke titik bantu. Contoh: lereng naik 10 , jumlah langkah 50 , maka langkah
terkoreksi : 50 x 0,799 (Tabel 2 ) = 39,95 langkah 5. Lakukan penghitungan jarak. Didalam tabel terdiri dari jarak miring dan jarak datar. Jarak miring diperoleh dengan mengkalikan jumlah langkah terkoreksi (kolom 10) dengan lebar
langkah pengukur jarak. Sedangkan untuk mencari jarak datar digunakan rumus jarak miring (kolom 11) dikalikan dengan cos slope. Misal: Slope +10 , jumlah langkah terkoreksi 39,95
langkah, panjang langkah 0,6 m. Jarak datar : 39,95 langkah x 0,6 m x cos 10 = 23,61 m.
Jarak datar, jarak miring, dan beda tinggi selalu berhubungan berdasarkan prinsip trigonometri.
∆T
JARAK DATAR
6. Beda tinggi hanya untuk titik poligon, dengan cara mengalikan jarak miring (m) dengan sin slope. Contoh: slope I – II = + 10 , jarak miring 23,97 m maka beda tinggi antara I dan II
adalah : 23,97 m x sin 10 = + 4,16 m. jadi apabila titik I = 100 m, maka tinggi titik II adalah :
104,16 m. Dari ketinggian masing-masing poligon setelah diketahui, dihitung dengan beda tinggi, maka apabila poligon tertutup dan angka ketinggian terakhir kembali ke titik semula tidak sama, berarti harus dikoreksi. Contoh : I (100) , II (105) , III (98), I’ (103) ; berarti kelebihan 3 m, maka harus dikoreksi : 3m/(n-1) = 1 m, maka I =100m; II =105 -1m ; III = 98 –2 m; I’ = 103 – 3m. Penghitungan ketinggian pada titik bantu/titik detail dilakukan setelah ketinggian per
titik telah terkoreksi.
c.
Penggambaran poligon dan contouring Dalam penggambaran poligon ada beberapa hal yang harus diperhatikan, hal-hal tersebut
meliputi :
-
Azimuth yang dipakai dalam penggambaran poligon adalah foresight (FS) yang telah terkoreksi
-
Didalam penggambaran poligon tertutup apabila titik akhir tidak kembali ke posisi titik pertama maka harus dilakukan koreksi agar poligon bisa tertutup.
-
Koreksi dilakukan dengan cara menghubungkan titik akhir ke titik awal (I’ -I), kemudian proyeksikan garis tersebut ke semua titik po ligon.
-
Hitung panjang garis tersebut, kemudian dibagi sebanyak jumlah titik poligon.
-
Hasil pembagian tersebut kemudian kemudian dikalikan dengan titik poligon dikurangi 1 (n-1)
-
Setelah poligon tersambung dan menjadi poligon tertutup maka plot titik bantu/titik detail. Tuliskan ketinggian masing-masing titik agar mudah dalam proses pembuatan kontur.
-
perhatikan gambar di bawah, poligon bewarna merah adalah poligon yang belum terkoreksi. Sedangkan yang bewarna merah adalah poligon yang telah terkoreksi. Pada gambar dibawah jumlah titik poligon ada 5 buah (I-V) dan panjang garis I’-I adalah 3cm. Maka koreksi nya adalah 3/5 = 0,6 cm. Untuk titik I nilai koreksi adalah 0 karena n-1=0. Pada titik II nilai koreksi adalah 0,6x(2-1)= 0,6cm sehingga pada titik ke II poligon harus digeser 0,6 cm. Begitu seterusnya hingga titik I’ (merupakan titik ke 6) yang memiliki nilai koreksi 0,6x(6 -1)=3cm
maka titik poligon digeser sejauh 3 cm hingga sama posisinya dengan titik I.
-
Setelah seluruh poligon dan titk bantu tergambarkan buatlah segitiga yang menghubungkan setiap titik yang ada. Lakukan pembagian titik ketinggian dengan metode segitiga ( triangle method). Kemudian lakukan pembuatan kontur dengan menghubungkan titik ketinggian
yang sama.