TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT “KOLIK RENAL” (Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat)
Kelompok 5 :
Abdullah Kaspul Anwar Adam Satria Nugroho Adia Ristiana Adli Rachmawati Ahdi Jazuli Chairunisa Amelinda Dea Imaniar Desi Farifah Mulyanti Fatmawati Indri Lestari
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG 2014/2015
A. Konsep Penyakit 1. Pengertian
Kolik renal adalah rasa sakit yang hebat pada organ renal (ginjal) akibat dari gangguan pada ginjal misalnya batu pada ginjal./ 2. Etiologi
-
Penyakit ginjal
-
Batu ginjal
-
Peradangan pada ginjal
-
Penggunaan narkoba
3. Patofisiologi
Batu-batu bisa menyebabkan sakit perut yang akut, ginjal dan punggung. Pasien merasa resah karena sakit. Terdapat kebimbangan dan pembakaran sensasi selama hajat dan kadang-kadang pasien ada darah dalam air seni. Sakit ini juga dikenal sebagai renal colic. Sakit perut dari organ ginjal (renal colic) biasanya hadir karena sakit perut tibatiba mulai akut, berselang perut mulas, sakit lambung (di samping tubuh, antara tulang rusuk dan hip terakhir) yang dapat menyebar ke arah bawah perut atau selangkangan paha. Hal ini sering dikaitkan dengan mual dan muntah-muntah. Ini insiden yang menahun sekitar 16 per 10.000 orang dan masa insiden 2-5%. Renal colic, bersama dengan haematuria, merupakan gejala klasik dari urolithiasis, yang harus dipertimbangkan sebagai diagnosa diferensial. Namun ada ketentuan lainnya yang memiliki gejala yang bisa meniru ginjal karena sakit perut urolithiasis. Salah satu contohnya adalah perdarahan di dalam ginjal yang dapat menghasilkan gumpalan, sementara yang tersangkut di saluran kencing. Lainnya adalah kehamilan ectopic, tetapi ini biasanya akan dapat dijelaskan oleh ultrasound imaging. Pasien dengan abdominal aortic gondok nadi dapat juga memiliki gejala yang mirip renal colic karena urolithiasis. Pasien dengan gangguan usus akut juga hadir dengan menyerupai renal colic, tetapi tidak seperti dengan urolithiasis itu tidak berkaitan dengan haematuria. Selain itu, seseorang yang memakai narkoba berpretensi untuk mengidap renal colic. Secara keseluruhan, bagaimanapun, misdiagnosis sebenarnya sangat jarang.
4. Manifestasi Klinis
- Nyeri hebat pada daerah abdomen -
Mual dan muntah
-
kelemahan
5. Penatalaksanaan Medis
Tips Diet Renal Colic Makan makanan kaya vitamin A. Hindari makanan kaya oxalate seperti kacang-kacangan, lobak, arbei, seledri, cokelat, anggur, cabe hijau, bayam, strawberries, summer squash, dan teh. Makan apel dan semangka. Kurangi jumlah makanan kaya kalsium-susu, keju, mentega, susu dan makanan lainnya. B. Konsep Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengkajian Primer
Pengkajian A, B, C, D, E 1) Airway
Jalan napas bersih
Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
Peningkatan frekunsi napas Napas dangkal
Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu, retraksi
Menggunakan otot-otot pernapasan
Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
4) Disability
Kesadaran : Compomentis
b. Pengkajian Sekunder 1) Pengumpulan Data
Aktivitas / Istrahat Gejala : Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktifitas Tanda : Klien tampak lemah
Makanan dan Cairan Gejala : Klien mengatakan merasa mual dan muntah Tanda : Klien tampak mual dan muntah
Nyeri dan Kenyamanan Gejala : Klien mengatakan nyeri pada perut Tanda : tampak ekspresi wajah meringis, nyeri tekan pada daerah abdomen
2) Pengelompokan Data
Data Subyektif
Klien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas
Klien mengatakan merasa mual dan muntah
Klien mengatakan nyeri pada perut
Data Obyektif
Klien nampak lemah
Klien Nampak mual dan muntah Nampak ekspresi wajah meringis, nyeri tekan pada daerah abdomen
Analisa Data Data
O:
Peningkatan
frekunsi
pernapasan
pernapasan
:
cuping
Menggunakan
otot-otot
Kesulitan sianosis
↓
napas
↓
Menyebabkan darah
↓
Kompensasi tubuh dengan
pernapasan
Gangguan pola
menjadi asam (asidosis)
hidung, takipneu, retraksi
Kelainan pada ginjal
keseimbangan asam – basa
Napas dangkal Distress
Masalah
Adanya gangguan
napas
Penyebab
bernapas
:
cara napas yang dalam dan cepat untuk mengeluarkan asam di dalam darah ↓
Sesak
↓
Gangguan pola napas
Dx : Pola napas tak efektif Tindakan :
Terapi oksigen
Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker venturi atau nasal prong
Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP) atau PEEP
Inhalasi nebulizer
Pemantauan hemodinamik/jantung
Pengobatan : Brokodilator, Steroid
Dx : Penurunan curah jantung Tindakan :
Kaji / pantau tekanan darah
Palpasi nadi radial, catat frekuensi dan ketraturan, auskultasi nadi apical, catat frekuensi/irama dan adanya bunyi jantung ekstra
Berikan istrahat psikologi dengan lingkungan tenang membantu pasien hindari situasi stress
Berikan oksigen tambahan
Analisa Data Data
Klien mengatakan tidak mampu
melakukan
aktivitas
Klien nampak lemah
Penyebab
Masalah
Intake nutrisi tidak adequat
Intoleransi
↓
aktivitas
Energi dalam tubuh berkurang ↓
Kompenbsasi tubuh menggunakan energi cadangan dalam tubuh
↓
Kelemahan otot
Klien mengatakan nyeri
Factor penyebab
pada perut
Nyeri
↓
Nampak ekspresi wajah meringis,
nyeri
tekan
Penakanan pada saraf saraf di ginjal
pada daerah abdomen
↓
Merangsang pengeluaran zat pirogen bradikinin, serotonin dan progtaglandin ↓
Impuls di sampai ke SSP bagian korteks serebri ↓
Thalamus ↓
Nyeri dipersepsikan
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan retensi urin 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
3. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan retensi urin Setelah diberi askep selama beberapa hari gangguan rasa nyaman nyeri klien teratasi dengan kriteria :
Klien melaporkan tidak nyeri lagi
Ekspresi wajah tidak meringis
INTERVENSI
RASIONAL
1. Kaji skala nyer, frekuensi, dan 1. Mengetahui derajat nyeri, dan lokasi lokasi nyeri
yang dirasakan sehingga memudahkan dalam
menentukan
tindakan
selanjutnya 2. Atur
posisi
klien
senyaman 2. posisi
mungkin
yang
nyaman
membantu
mengurangi rasa nyeri yang muncul
3. Ajarkan klien tehnik relaksasi dan 3. Dengan tehnik menarik napas dalam tehnik distraksi
dan mengeluarkan serta mengajak klien untuk berbincang membantu mengalihkan
stimulus
nyeri
yang
dirasakan 4. Ciptakan lingkungan yang tenang 4. Lingkungan
yang
tentang
dapat
dan anjurkan klien beristrahat yang
membuat klien dapat beristrahat yang
cukup
cukup sehingga mengurangi itensitas nyeri
5. Kolaborasi dengan dokter dalam 5. Membantu mengurangi rasa nyeri pemberian obat analgetik
dengan menekan pusat nyeri
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalan intoleransi aktivitas teratasi dengan kriteria :
Klien dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri
Klien dapat ikut serta dalam proses pengobatan
INTERVENSI
RASIONAL
1. Pantau kemampuan klien dalam 1. Pantau melakukan aktivitas sehari-hari
kemampuan
klien
dalam
melakukan aktivitas sehari-hari
2. Bantu klien dalam melakukan 2. Membantu klien memenuhi aktivitas pemeuhan kebutuhan sehari-hari
sehari hari
3. Anjurkan klien untuk ikut serta 3. Dengan dalam
tindakan
pemulihan
dapat
partisipasi merasakan
keluarga bahwa
klien
keluarga
kesehatan klien
memberi support dalam pemulihan kesehatan
4. Pelaksanaan