BAB I PENDAHULUAN
Perada Peradanga ngan n akut akut dindin dinding g kandun kandung g empedu empedu atau atau disebu disebutt juga juga dengan dengan kolesistitis akut biasanya terjadi akibat sumbatan duktus sistikus oleh batu. Sekitar 10 – 20% warga Amerika menderita kolelitiasis (batu empedu) dan sepertiganya juga menderita kolesistitis akut. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita, usia tua dan lebih sering terjadi pada orang kulit putih. Pada wanita, terutama pada wanita – wanita hamil dan yang mengkonsumsi obat – obat hormonal, insidensi kolesistit kolesistitis is akut lebih sering sering terjadi. terjadi. Beberapa Beberapa teori mengatakan mengatakan hal ini berkaitan berkaitan dengan kadar progesteron yang tinggi yang menyebabkan statis aliran kandung empedu empedu.. Di Indone Indonesia sia,, walaup walaupun un belum belum ada data data epidem epidemiol iologi ogiss pendud penduduk, uk, insi inside dens ns kole kolesi sist stit itis is dan dan kole koleli liti tias asis is di nega negara ra kita kita rela relati tiff lebi lebih h rend rendah ah dibandingkan dengan negara – negara barat. Meskipun dikatakan bahwa pasien kolesistitis akut umumnya perempuan, gemuk dan berusia di atas 40 tahun, tetapi menuruit Lesman LA, dkk, hal ini sering tidak sesuai untuk pasien – pasien di negara kita. (Sudoyo W. Aru, et al, 2009) Kolesi Kolesisti stitis tis akut akut sering sering berawal berawal sebaga sebagaii serang serangan an kolik kolik biliari biliariss yang yang memburuk secara progresif. Sekitar 60 – 70% pasien melaporkan adanya riwayat serangan yang sembuh spontan. Namun, seiring dengan makin parahnya serangan, nyeri kolesistitis akut makin menjadi generalisata di abdomen kanan atas. Seperti kolik biliaris, nyeri kolesistitis dapat menyebar ke daerah antarskapula, skapula kanan atau bahu. Tanda peradangan peritoneum seperti peningkatan nyeri dengan penggetaran atau pada pernapasan dalam dapat ditemukan. Pasien juga mengalami anoreksia dan sering mual. Kolesistitis akut merupakan suatu penyakit yang dapat mengganggu kualitas hidup pasien. (Sudoyo W. Aru, et al, 2009) Oleh karena itu dalam kesempatan ini akan dibahas mengenai beberapa hal berkaitan dengan penyakit peradangan pada dinding kandung empedu ini serta terapi yang sesuai.
-1-
BAB II KOLESISTITIS AKUT
2.1. Definisi
Kolesistitis akut (radang kandung empedu) adalah reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan demam. Hingga kini patogenesis penyakit yang cukup sering dijumpai ini masih belum jelas (Isselbacher, K.J, et al , 2009).
2.2. Fisiologi Produksi dan Aliran A liran Empedu Emp edu
Empedu yang dibentuk dalam lobulus hati disekresi ke dalam jaringan kanalikuli yang kompleks, duktulus biliaris yang kecil dan duktus biliaris yang lebih besar yang mengalir bersama limfatik dan cabang vena porta dan arteri hepatika dalam traktus porta yang terletak antara lobulus hati. Duktus biliaris interlobulus ini bergabung membentuk duktus biliaris septum yang lebih besar yang bergabung untuk membentuk duktus hepatikus kanan dan kiri yang berlanjut sebagai duktus hepatikus komunis. Bersama dengan duktus sistikus dari kandung empedu, duktus hepatikus komunis bergabung membentuk duktus koledokus yang kemu kemudi dian an berg bergab abun ung g deng dengan an dukt duktus us pank pankrea reati tiku kuss mayo mayorr lalu lalu mema memasu suki ki duodenum melalui ampulla Vater (Price SA, et al , 2006). Anatomi duktus biliaris secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1. Emped Empedu u hati hati adalah adalah cairan cairan isoton isotonik ik berpig berpigmen mentasi tasi dengan dengan kompos komposisi isi elektrolit yang menyerupai plasma darah. Komponen utama cairan empedu terdiri dari 82% air, 12% asam empedu, 4% lesitin dan fosfolipid lainnya serta 0,7% kolesterol yang tidak diesterifikasi. Unsur lain termasuk bilirubin terkonjugasi, protein (IgA), elektrolit, mukus, dapat pula obat atau hasil metabolisme lainnya.. Cairan empedu ditampung dalam kandung empedu yang memiliki kapasitas ± 50 ml. ml. Sela Selama ma empe empedu du bera berada da di dala dalam m kand kandun ung g empe empedu du,, maka maka akan akan terj terjad adii penin peningka gkatan tan konsen konsentras trasii empedu empedu oleh oleh karena karena terjad terjadiny inyaa proses proses reabso reabsorps rpsii
-2-
sebagian besar anion anorganik, klorida dan bikarbonat, diikuti oleh difusi air sehingga terjadi penurunan pH intrasistik (Sudoyo W. Aru, et al, 2009).
Gambar 1 : Anatomi duktus biliaris.
(Sumber: Netter Atlas of Human Anatomy)
Asam – asam empedu primer (asam kolat & kenodeoks kenodeoksikolat ikolat)) dibentuk dibentuk dari kolesterol di dalam hepatosit, hepatosit, diperbanyak pada struktur cincin hidroksilasi dan dan bers bersif ifat at laru larutt dala dalam m air air akib akibat at konj konjug ugas asii deng dengan an glis glisin in atau atau taur taurin in dan dan diekskresi diekskresi ke dalam empedu. Sekresi Sekresi empedu membutuhkan membutuhkan aktivitas aktivitas hepatosit hepatosit (sumbe (sumberr empedu empedu primer primer)) dan kolang kolangios iosit it yang yang terleta terletak k sepanj sepanjang ang duktul duktulus us empedu. Produksi empedu perhari berkisar 500 – 600 mL (Sudoyo W. Aru, et al, 2009). Asam empedu mempunyai kegunaan seperti deterjen dalam mengemulsi lemak, lemak, memban membantu tu kerja kerja enzim enzim pankre pankreas as dan penyer penyerapa apan n lemak lemak intralu intralumin minal. al. Asam empedu primer dapat dialirkan ke duodenum akibat stimulus fisiologis oleh hormon hormon kolesi kolesisto stokin kinin in (CCK) (CCK) (meski (meskipun pun terdap terdapat at juga juga perana peranan n persar persarafa afan n parasi parasimpa mpatis tis), ), dimana dimana kadar kadar hormon hormon ini dapat dapat mening meningkat kat sebaga sebagaii tangga tanggapan pan terh terhad adap ap diet diet asam asam amin amino o rant rantai ai panj panjan ang g dan dan karb karboh ohid idra rat. t. Adap Adapun un efek efek -3-
kolesistokinin diantaranya (1) kontraksi kandung empedu (2) penurunan resistensi sfingster Oddi (3) peningkatan sekresi empedu hati (4) meningkatkan aliran cairan empedu ke duodenum (Isselbacher, K.J, et al , 2009). Asam Asam empe emped du prim primer er yan yang tela telah h sekr sekres esik ikan an ke duode uoden num akan akan direabsorps direabsorpsii kembali kembali di ileum terminalis kemudian kemudian memasuki memasuki aliran darah portal dan diambil cepat oleh hepatosit, dikonjugasi ulang dan disekresi ulang ke dalam empe empedu du (sir (sirku kula lasi si ente entero rohe hepa pati tik) k).. Seki Sekita tarr ± 20% 20% empe empedu du inte intest stin inal al tida tidak k direabsorpsi di ileum, yang kemudian dikonjugasi oleh bakteri kolon menjadi asam asam empe empedu du seku sekund nder er yakn yaknii deok deoksi siko kola latt dan dan lito litoko kolat lat dan dan ± 50% 50% akan akan direabsorpsi kembali (Isselbacher, K.J, et al , 2009).
2.3. Faktor Risiko/Etiol Risi ko/Etiologi ogi dan Patogenesis Patog enesis
Faktor yang mempengaruhi timbulnya serangan kolesistitis akut adalah stasis stasis cairan cairan empedu empedu,, infeks infeksii kuman kuman dan iskemi iskemiaa dindin dinding g kandun kandung g empedu empedu.. Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu (90%) sedangkan sebagian kecil kasus (10%) timbul tanpa adanya batu empedu (kolesistitis akut akalkulus) (Huffman JL , et al, 2009). Batu biasanya menyumbat duktus sistikus yang menyebabkan stasis cairan empe empedu du dan dan terj terjad adii dist disten ensi si kand kandun ung g empe empedu du.. Dist Disten ensi si kand kandun ung g empe empedu du menyebabkan aliran darah dan limfe menjadi terganggu sehingga terjadi iskemia dan nekrosis dinding kandung empedu ( Gambar 2). Meskipun begitu, mekanisme pasti bagaimana stasis di duktus sistikus dapat menyebabkan kolesistitis akut, samp sampai ai saat saat ini ini masi masih h belu belum m jela jelas. s. Dipe Diperk rkira iraka kan n bany banyak ak fakto faktorr yang yang dapa dapatt mencet mencetusk uskan an respon respon perada peradanga ngan n pada pada kolesi kolesisti stitis tis,, sepert sepertii kepeka kepekatan tan cairan cairan empedu, kolesterol, lisolesitin dan prostaglandin yang merusak lapisan mukosa dind dindin ing g kand kandun ung g empe empedu du yang yang diik diikut utii oleh oleh reaks reaksii infla inflama masi si dan dan supu supuras rasi. i. (Donovan JM, 2009). Perada Peradanga ngan n yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh bakter bakterii mungki mungkin n berper berperan an pada pada 50 sampai 85 persen pasien kolesistitis akut. Organisme yang paling sering dibiak dari dari kand kandun ung g empe empedu du para para pasi pasien en ini ini adala adalah h E. spesie iess Klebsiella , E. Coli Coli, spes
Streptococcus grup D, spesies Staphylococcus dan spesies Clostridium . Endotoxin -4-
yang yang dihasi dihasilka lkan n oleh oleh organi organisme sme – organi organisme sme tersebut tersebut dapat
menyeb menyebabk abkan an
hilan hilangn gnya ya lapi lapisa san n muko mukosa sa,, perd perdar arah ahan an,, perl perlek ekat atan an fibr fibrin in,, yang yang akhi akhirn rnya ya menyebabkan iskemia dan selanjutnya nekrosis dinding kandung empedu (Cullen JJ, et al, 2009)
Gambar 2 : Patofisiologi kolesistitis akut
(Sumber : www.wikisurgery.comimages99204.3_acute_cholecystitis.jpg)
-5-
Kolesistitis akut akalkulus terdapat pada 10 % kasus. Peningkatan resiko terhad terhadap ap perkem perkemban bangan gan kolesi kolesisti stitis tis akalku akalkulus lus teruta terutama ma berhub berhubung ungan an dengan dengan trau trauma ma atau atau luka luka baka bakarr yang yang seri serius us,, deng dengan an peri period odee pasc pascap apers ersal alin inan an yang yang menyertai menyertai persalinan persalinan yang memanjang memanjang dan dengan dengan operasi operasi pembedahan pembedahan besar nonbiliaris lainnya dalam periode pascaoperatif. Faktor lain yang mempercepat termas termasuk uk vaskul vaskuliti itis, s, adenok adenokars arsino inoma ma kandun kandung g empedu empedu yang yang mengob mengobstr struks uksi, i, diabet diabetes es mellit mellitus, us, torsi torsi kandun kandung g empedu empedu,, infeks infeksii bakteri bakteri kandun kandung g empedu empedu (misalnya Leptospira, Leptospira, Streptococcus, Streptococcus, Salmonella Salmonella atau Vibrio cholera ) dan infeksi parasit kandung empedu. Kolesistitis akalkulus mungkin juga tampak bersama dengan berbagai penyakit sistemik lainnya (sarkoidosis, penyakit kardiovaskuler, sifilis, tuberkulosis, aktinomises) (Isselbacher, K.J, et al , 2009). Selain itu, dapat timbul juga pada pasien yang dirawat cukup lama yang mendapat mendapat nutrisi secara parenteral. parenteral. Hal ini dapat terjadi karena kandung kandung empedu tidak tidak mendap mendapatk atkan an stimul stimulus us dari dari kolesi kolesisto stokin kinin in (CCK) (CCK) yang yang berfun berfungsi gsi untuk untuk mengos mengosong ongkan kan kanton kantong g empedu empedu,, sehing sehingga ga terjadi terjadi statis statis dari dari cairan cairan empedu empedu.. (Sitzmann JV , et al, 2008).
2.4. Tanda dan Gejala Klinis
Keluha Keluhan n yang yang agak agak khas khas untuk untuk serang serangan an kolesi kolesisti stitis tis akut akut adalah adalah kolik kolik perut di sebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan, takikardia serta kenaikan suhu suhu tubuh. tubuh. Keluhan Keluhan tersebut tersebut
dapat dapat memburuk memburuk secara progres progresif. if. Kadang Kadang –
kadang kadang rasa sakit menjalar menjalar ke pundak pundak atau skapula skapula kanan dan dapat berlangsun berlangsung g sampai 60 menit tanpa reda. Berat ringannya keluhan sangat bervariasi tergantung dari adanya kelainan inflamasi yang ringan sampai dengan gangren atau perforasi kandung kandung empedu. Sekitar 60 – 70% pasien melaporkan melaporkan adanya adanya riwayat serangan yang sembuh spontan (Sudoyo W. Aru, et al, 2009). Tand Tandaa
pera perada dang ngan an
peri perito tone neum um
sepe sepert rtii
peni pening ngka kata tan n
nyer nyerii
deng dengan an
penggetaran penggetaran atau pada pernapasan pernapasan dalam dapat ditemukan. ditemukan. Pasien mengalami mengalami anoreksia dan sering mual. Muntah relatif sering terjadi dan dapat menimbulkan gejala dan tanda deplesi volume vaskuler dan ekstraseluler. Pada pemeriksaan fisis, fisis, kuadra kuadran n kanan kanan atas atas abdome abdomen n hampir hampir selalu selalu nyeri nyeri bila bila dipalp dipalpasi asi.. Pada Pada -6-
seperempat sampai separuh pasien dapat diraba kandung empedu yang tegang dan membesar. Inspirasi dalam atau batuk sewaktu palpasi subkosta kudaran kanan atas atas bias biasan anya ya mena menamb mbah ah nyer nyerii dan dan meny menyeb ebab abka kan n insp inspir iras asii terh terhen enti ti (tand (tandaa Murphy) (Sudoyo W. Aru, et al, 2009). Keto Ketoka kan n ring ringan an pada pada daer daerah ah subk subkos osta ta kana kanan n dapa dapatt meny menyeb ebab abka kan n penin peningka gkatan tan nyeri nyeri secara secara mencol mencolok. ok. Nyeri Nyeri lepas lepas lokal lokal di kuadra kuadran n kanan kanan atas atas sering ditemukan, juga distensi abdomen dan penurunan bising usus akibat ileus paralitik, tetapi tanda rangsangan peritoneum generalisata dan rigiditas abdomen biasanya tidak ditemukan, asalkan tidak ada perforasi. Ikterus dijumpai pada 20% kasus, kasus, umumny umumnyaa deraja derajatt ringan ringan (bilir (bilirubi ubin n < 4,0 mg/dl) mg/dl).. Apabi Apabila la konsen konsentras trasii bilirubin tinggi, perlu dipikirkan adanya batu di saluran empedu ekstra hepatik. Pada pasien – pasien yang sudah tua dan dengan diabetes mellitus, tanda dan gejala yang ada tidak terlalu spesifik dan kadang hanya berupa mual saja (Sudoyo W. Aru, et al, 2009). Walaupun manifestasi klinis kolesistitis akalkulus tidak dapat dibedakan dengan dengan kolesistit kolesistitis is kalkulus, kalkulus, biasanya biasanya kolesistiti kolesistitiss akalkulus akalkulus terjadi terjadi pada pasien dengan dengan keadaa keadaan n inflam inflamasi asi kandun kandung g empedu empedu akut akut yang yang sudah sudah parah parah walaup walaupun un sebelumnya tidak terdapat tanda – tanda kolik kandung empedu. Biasanya pasien sudah jatuh ke dalam kondisi sepsis tanpa terdapat tanda – tanda kolesistitis akut yang jelas sebelumnya (Isselbacher, K.J, et al , 2009).
2.5 . Diagnosi Diag nosiss Banding Bandi ng
Keterlambatan penegakkan diagnosis kolesistitis akut, dapat menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas pasien. Pada pasien – pasien yang dirawat di ICU, kecurigaan terhadap timbulnya kolestitis akut akalkulus harus dipertimbangkan bila telah terdapat tanda dan gejala, hal ini untuk mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien. (Sudoyo W. Aru, et al, 2009) Diagnosis banding untuk nyeri perut kanan atas yang tiba – tiba, perlu dipi dipiki kirk rkan an sepe seperti rti penj penjal alara aran n nyer nyerii saraf saraf spin spinal al,, kela kelain inan an orga organ n di bawa bawah h diafra diafragma gma sepert sepertii append appendiks iks yang yang retrose retrosekal kal,, sumbat sumbatan an usus, usus, perfor perforasi asi ulkus ulkus peptikum peptikum,, pankreatitis pankreatitis akut, pielonefriti pielonefritiss dan infark miokard. miokard. Pada wanita hamil -7-
kemungkinannya dapat preeklampsia, appendisitis dan kolelitiasis. Pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan harus dilakukan segera karena dapat mengancam nyawa ibu dan bayi (Yates MR , et al, 2009 ).
2.6 . Diagno Di agnosis sis
Diagnosis kolesistitis akut biasanya dibuat beradasarkan riwayat yang khas dan pemeriksaan fisis. Trias yang terdiri dari nyeri akut kuadran kanan atas, demam demam dan leukos leukosito itosis sis sangat sangat suges sugestif. tif. Biasan Biasanya ya terjad terjadii leukos leukosito itosis sis yang yang berkisar antara 10.000 sampai dengan 15.000 sel per mikroliter dengan pergeseran ke kiri pada hitung jenis. Bilirubin serum sedikit meningkat [kurang dari 85,5 µmol µmol/L /L (5mg (5mg/d /dl) l)]] pada pada 45 % pasi pasien en,, seme sement ntar araa 25 % pasi pasien en meng mengal alam amii penin peningka gkatan tan aminot aminotran ransfe sferas rasee serum serum (biasa (biasanya nya kurang kurang dari dari lima lima kali kali lipat). lipat). Pemeriksaan Pemeriksaan alkali phospatase phospatase biasanya biasanya meningkat meningkat pada 25 % pasien pasien dengan dengan kole kolesi sist stit itis is..
Peme Pemeri riks ksaa aan n
enzi enzim m
amil amilas asee
dan dan
lipa lipase se
dipe diperl rluk ukan an
untu untuk k
menyingkirkan kemungkinan pankreatitis, namun amilase dapat meningkat pada kolesistitis. Urinalisis diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan pielonefritis. Apab Apabil ilaa kelu keluha han n bert bertam amba bah h berat berat dise disert rtai ai suhu suhu ting tinggi gi dan dan meng menggi gigi gill serta serta leukositosis berat, kemungkinan terjadi empiema dan perforasi kandung empedu dipertimbangkan (Isselbacher, K.J, et al , 2009). Pemind Pemindaian aian salura saluran n empedu empedu dengan dengan radion radionukl uklida ida (mis. (mis. HDA) HDA) dapat dapat memberikan konfirmasi bila pada pemeriksaan pencitraan hanya tampak duktus kandun kandung g empedu empedu tanpa tanpa visual visualisa isasi si kandun kandung g empedu empedu (Issel (Isselbac bacher her,, K.J, K.J, et al , 2009). Foto polos abdomen abdomen tidak dapat memperlihatk memperlihatkan an gambaran gambaran kolesistiti kolesistitiss akut. Hanya pada 15 % pasien kemungkinan dapat terlihat batu tidak tembus pandang (radiopak) oleh karena mengandung kalsium cukup banyak ( Gambar 3). Kolesistografi oral tidak dapat memperlihatkan gambaran kandung empedu bila ada obstruksi obstruksi sehingga sehingga pemeriksaan pemeriksaan ini tidak bermanfaat untuk kolesistiti kolesistitiss akut. Gambaran adanya kalsifikasi diffus dari kandung empedu (empedu porselain) menunjukkan adanya keganasan pada kandung empedu (Towfigh S, et al, 2010)
-8-
Pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) sebaiknya dikerjakan secara rutin dan sangat sangat bermanfaat bermanfaat untuk untuk memprlihatk memprlihatkan an besar, bentuk, penebalan dinding kandung empedu, batu dan saluran empedu ekstra hepatik. Nilai kepekaan dan ketep ketepat atan an USG USG menc mencap apai ai 90 – 95%. 95%. Adap Adapun un gamb gambara aran n di USG USG yang yang pada pada kolesi kolesisti stitis tis akut akut dianta diantaran ranya ya adalah adalah cairan cairan periko perikoles lestik tik,, peneba penebalan lan dindin dinding g kandung empedu lebih dari 4 mm dan tanda sonographic Murphy. Adanya batu empedu membantu penegakkan diagnosis (Roe J , 2009).
Gambar 3 : Foto polos abdomen, tampak batu – batu empedu berukuran kecil
(sumber: http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview)
-9-
Sensit Sensitifi ifitas tas dan spesi spesifis fisita itass pemerik pemeriksaa saan n CT scan scan abdome abdomen n dan MRI Gambar 4). Pada dilap dilapor orka kan n lebi lebih h besa besarr dari dari 95% 95% ( Gambar Pada kolesi kolesisti stitis tis akut akut dapat dapat
ditemukan cairan perikolestik, penebalan dinding kandung empedu lebih dari 4 mm, edema subserosa tanpa adanya ascites, gas intramural dan lapisan mukosa yang terlepas. terlepas. Pemeriksaan Pemeriksaan dengan dengan CT – scan dapat memperlih memperlihatkan atkan adanya adanya abse absess peri periko kole lesi sist stik ik yang yang masi masih h keci kecill yang yang mung mungki kin n tida tidak k terli terliha hatt pada pada pemeriksaan USG (Kim YK , et al, 2009).
Gambar 4 : CT – scan abdomen, tampak batu – batu empedu dan penebalan dinding kandung empedu.
(sumber: http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview)
Skintigrafi saluran empedu mempergunakan zat radioaktif HIDA atau 96n Tc6 Iminodiacetic acid mempunyai nilai sedikit lebih rendah dari USG tapi teknik ini tidak mudah ( Gambar 5). Normalnya gambaran kandung empedu, duktus biliaris komunis dan duodenum terlihat dalam 30-45 menit setelah penyuntikan zat warna. warna. Terlih Terlihatny atnyaa gambar gambaran an duktus duktus koledo koledokus kus tanpa tanpa adanya adanya gambar gambaran an
-10-
kandung kandung empedu pada pemeriksaan pemeriksaan kolesistog kolesistografi rafi oral atau scintigrafi scintigrafi sangat menyokong kolesistitis akut (Sudoyo W. Aru, et al, 2009).
Gambar 5 : Kiri: Normal scintigrafi, HIDA mengisi kandung empedu setelah 45 menit. Kanan: HIDA tidak mengisi kandung empedu setelah 1 jam 30 menit
(sumber: http://emedicine.medscape.com/article/365698-overview)
Endosco Endoscopic pic
Retroga Retrogard rd
(ERCP) P) Cholangi Cholangiopan opancrea creatogr tography aphy (ERC
dapa dapatt
digunakan digunakan untuk melihat struktur struktur anatomi anatomi bila terdapat kecurigaan kecurigaan terdapat batu empedu di duktus biliaris komunis pada pasien yang beresiko tinggi menjalani laparaskopi kolesistektomi (Sahai AV , et al, 2009). Pada pemeriksaan pemeriksaan histologi, histologi, terdapat edema dan tanda – tanda kongesti kongesti pada pada jaringa jaringan. n. Gambar Gambaran an kolesi kolesisti stitis tis akut akut biasan biasanya ya serupa serupa dengan dengan gambar gambaran an kolesi kolesisti stitis tis kronik kronik dimana dimana terdap terdapat at fibros fibrosis, is, pendat pendataran aran mukosa mukosa dan sel – sel inflamasi seperti neutrofil. Terdapat gambaran herniasi dari lapisan mukosa yang disebu disebutt dengan dengan sinus sinus Rokitan Rokitansky sky-As -Ascho choff. ff. Pada Pada kasus kasus – kasus kasus lanjut lanjut dapat dapat ditemukan gangren dan perforasi (Kumar V, et al , 2009). -11-
2.7. Tatalaks Tata laksana ana
2.7.1. Terapi konservatif
Walaupun intervensi bedah tetap merupakan terapi utama untuk kolestasis akut dan komplikasinya, mungkin diperlukan periode stabilisasi di rumah sakit sebelu sebelum m kolesi kolesiste stekto ktomi. mi. Pengob Pengobatan atan umum umum termasu termasuk k istirah istirahat at total, total, perbai perbaiki ki status hidrasi pasien, pemberian nutrisi parenteral, diet ringan, koreksi elektrolit, obat obat peng penghi hila lang ng rasa rasa nyeri nyeri sepe seperti rti peti petidi din n dan dan anti antisp spas asmo modi dik. k. Pemb Pemberi erian an antibi antibioti otik k pada pada fase fase awal sangat sangat pentin penting g untuk untuk menceg mencegah ah kompli komplikas kasii seperti seperti perito peritoniti nitis, s, kolan kolangit gitis is dan septis septisemi emia. a. Golong Golongan an ampisi ampisilin lin,, sefalo sefalospo sporin rin dan metron metronida idazol zol cukup cukup memada memadaii untuk untuk memati mematikan kan kuman kuman – kuman kuman yang yang umum umum terdapat pada kolesistitis akut seperti E. Coli, Strep. faecalis dan Klebsiela, namun pada pasien diabetes dan pada pasien yang memperlihatkan tanda sepsis gram negatif, lebih dianjurkan pemberian antibiotik kombinasi (Isselbacher, K.J, et al , 2009). Berdasarkan Berdasarkan rekomendas rekomendasii Sanford, Sanford, dapat diberikan diberikan ampisilin/ ampisilin/sulbac sulbactam tam dengan dosis 3 gram / 6 jam, IV, cefalosporin generasi ketiga atau metronidazole dengan dosis awal 1 gram, lalu diberikan 500 mg / 6 jam, IV. Pada kasus – kasus yang sudah lanjut dapat diberikan imipenem 500 mg / 6 jam, IV. Bila terdapat mual dan muntah dapat diberikan anti – emetik atau dipasang nasogastrik tube. Pember Pemberian ian CCK secara secara intrav intravena ena dapat dapat memban membantu tu merang merangsan sang g pengos pengosong ongan an kandung empedu dan mencegah statis aliran empedu lebih lanjut. Pasien – pasien deng dengan an koles kolesis isti titi tiss akut akut tanpa tanpa komp kompli lika kasi si yang yang hend hendak ak dipu dipula lang ngka kan n haru haruss dipastikan tidak demam dengan tanda – tanda vital yang stabil, tidak terdapat tanda – tanda obstruksi pada hasil laboratorium dan USG, penyakit – penyakit lain yang yang menyer menyertai tai (seper (seperti ti diabet diabetes es mellitu mellitus) s) telah telah terkon terkontro trol. l. Pada Pada saat pulang pulang,, pasien pasien diberikan antibiotik antibiotik yang sesuai sesuai seperti seperti Levofloxasin Levofloxasin 1 x 500 mg PO dan Metronidazol 2 x 500 mg PO, anti-emetik dan analgesik yang sesuai (Isselbacher, K.J, et al , 2009). -12-
2.7.2. Terapi bedah
Saat kapan dilaksanak dilaksanakan an tindakan tindakan kolesistek kolesistektomi tomi masih diperdebatkan, diperdebatkan, apakah apakah sebaik sebaiknya nya dilaku dilakukan kan secepa secepatny tnyaa (3 hari) hari) atau ditung ditunggu gu 6 – 8 minggu minggu setelah terapi konservatif dan keadaaan umum pasien lebih baik. Sebanyak 50 % kasus akan membaik tanpa tindakan bedah. Ahli bedah yang pro operasi dini menyatakan, timbul gangren dan komplikasi kegagalan terapi konservatif dapat dihindarkan dan lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih singkat dan biaya daat daat dite diteka kan. n. Seme Sement ntar araa yang yang tidak tidak setu setuju ju meny menyat atak akan an,, opera operasi si dini dini akan akan menyebabkan penyebaran infeksi ke rongga peritoneum dan teknik operasi lebih sulit karena proses infalamasi akut di sekitar duktus akan mengaburkan anatomi (Wilson E , et al, 2010). Nam Namun un,, kole kolesi sist stos osto tomi mi atau atau kole kolesi sist stek ekto tomi mi daru darurat rat mung mungki kin n perl perlu u dilaku dilakukan kan pada pada pasien pasien yang yang dicuri dicurigai gai atau atau terbuk terbukti ti mengal mengalami ami kompli komplikas kasii kolesistitis akut, misalnya empiema, kolesistitis emfisematosa atau perforasi. Pada kasus kasus kolesi kolesisti stitis tis akut akut nonkom nonkompli plikat kata, a, hampir hampir 30 % pasien pasien tidak tidak beresp berespons ons terhad terhadap ap terapi terapi medis medis dan perkem perkemban bangan gan penyak penyakit it atau atau ancama ancaman n kompli komplikas kasii menyeb menyebabk abkan an operas operasii perlu perlu lebih lebih dini dini dilaku dilakukan kan (dalam (dalam 24 sampai sampai 72 jam). jam). Kompli Komplikas kasii teknis teknis pembed pembedaha ahan n tidak tidak mening meningkat kat pada pada pasien pasien yang yang menjal menjalani ani kolesistektomi dini dibanding kolesistektomi yang tertunda. Penundaan intervensi bedah bedah mungki mungkin n sebaik sebaiknya nya dicada dicadang ngkan kan untuk untuk (1) pasien pasien yang yang kondis kondisii medis medis keseluruhannya memiliki resiko besar bila dilakukan operasi segera dan (2) pasien yang diagnosis kolesistitis akutnya masih meragukan (Wilson E , et al, 2010). Kolesistektomi dini/segera merupakan terapi pilihan bagi sebagian besar pasie pasien n kolesi kolesisti stitis tis akut. akut. Di sebagi sebagian an besar besar sentra sentra keseha kesehatan tan,, angka angka mortali mortalitas tas untuk kolesistektomi darurat mendekati 3 %, sementara resiko mortalitas untuk kolesistektomi elektif atau dini mendekati 0,5 % pada pasien berusia kurang dari 60 tahun. Tentu saja, resiko operasi meningkat seiring dengan adanya penyakit pada organ lain akibat usia dan dengan adanya komplikasi jangka pendek atau jangka jangka panjang panjang penyakit penyakit kandung kandung empedu. Pada pasien kolesistiti kolesistitiss yang sakit -13-
berat atau keadaan umumnya lemah dapat dilakukan kolesistektomi dan drainase sela selang ng terh terhad adap ap kand kandun ung g empe empedu du.. Kole Kolesi sist stek ekto tomi mi elekt elektif if kemu kemudi dian an dapa dapatt dilakukan pada lain waktu (Mutignani M , et al, 2009) Sejak Sejak diperk diperkena enalka lkan n tindak tindakan an bedah bedah kolesi kolesiste stekto ktomi mi laparo laparosko skopik pik di Indonesia ada awal 1991, hingga saat ini sudah sering dilakukan di pusat – pusat bedah bedah digest digestif. if. Di luar luar negeri negeri tindak tindakan an ini hampir hampir mencap mencapai ai angka angka 90% dari seluruh kolesitektomi. Konversi ke tindakan kolesistektomi konvensional menurut Ibra Ibrahi him m A. dkk, dkk, sebe sebesa sarr 1,9% 1,9% kasu kasus, s, terb terban anya yak k oleh oleh kare karena na suka sukarr dala dalam m mengenali duktus sistikus yang diakibatkan perlengketan luas (27%), perdarahan dan keganasan kandung empedu. Komplikasi yang sering dijumpai pada tindakan ini yaitu trauma saluran empedu (7%), perdarahan, perdarahan, kebocoran empedu. empedu. Menurut Menurut kebanyakan ahli bedah tindakan kolesistektomi laparoskopik ini sekalipun invasif mempunyai mempunyai kelebihan seperti mengurangi mengurangi rasa nyeri pasca operasi. operasi. Menurunkan Menurunkan angka kematian, secara kosmetik lebih baik, memperpendek lama perawatan di rumah sakit dan mempercepat aktivitas pasien (Siddiqui T , et al, 2008). Pada wanita wanita hamil, hamil, laparaskop laparaskopii kolesistek kolesistektomi tomi terbukti aman dilakukan pada semua trimester (Cox MR , et al, 2008) Adap Adapun un
bebe bebera rapa pa
kont kontrai raind ndik ikas asii
dari dari
laparo laparosk skop opii
kole kolesi sist stek ekto tomi mi
diantaranya adalah: •
Resiko tinggi terhadap anastesi umum
•
Tanda – tanda perforasi kandung empedu seperti abses, fistula dan peritonitis
•
Batu empedu yang besar atau dicurigai keganasan
•
Penyakit hati terminal dengan hipertensi portal dan gangguan sistem pembekuan darah (Wilson E , et al, 2010).
2.8. Komplikasi Kompli kasi kolesistiti k olesistitiss
2.8.1.Empiema dan hidrops
Empi Empiem emaa kand kandun ung g empe empedu du bias biasan anya ya terja terjadi di akib akibat at perk perkem emba bang ngan an kolesistitis akut dengan sumbatan duktus sistikus persisten menjadi superinfeksi -14-
empe empedu du yang yang tersu tersumb mbat at ters terseb ebut ut dise disert rtai ai kuma kuman n – kuma kuman n pemb pemben entu tuk k pus. pus. Biasanya terjadi pada pasien laki - laki dengan kolesistitis akut akalkulus dan juga menderita menderita diabetes diabetes mellitus. mellitus. Gambaran Gambaran klinis klinis mirip kolangitis kolangitis dengan dengan demam tinggi, nyeri kuadran kanan atas yang hebat, leukositosis berat dan sering keadaan umum lemah. Empiema kandung empedu memiliki resiko tinggi menjadi sepsis gram gram negati negatiff dan/ata dan/atau u perfor perforasi asi.. Diperl Diperluka ukan n interv intervens ensii bedah bedah darura daruratt diserta disertaii perlindungan antibiotik yang memadai segera setelah diagnosis dicurigai (Gruber PJ , et al, 2009). Hidrop Hidropss atau atau mukoke mukokell kandun kandung g empedu empedu juga juga terjadi terjadi akibat akibat sumbat sumbatan an berke berkepan panjan jangan gan duktus duktus sistik sistikus us biasan biasanya ya oleh oleh sebuah sebuah kalkul kalkulus us besar. besar. Dalam Dalam keadaan ini, lumen kandung empedu yang tersumbat secara progresif mengalami peregangan oleh mukus (mukokel) atau cairan transudat jernih (hidrops) yang dihasilkan oleh sel – sel epitel mukosa. Pada pemeriksaan fisis sering teraba massa tidak nyeri yang mudah dilihat dan diraba menonjol dari kuadran kanan atas atas menuju menuju fossa fossa iliaka iliaka kanan. kanan. Pasien Pasien hidrop hidropss kandun kandung g empedu empedu sering sering tetap tetap asimto asimtomat matik, ik, walaupu walaupun n nyeri nyeri kuadra kuadran n kanan kanan atas atas kronik kronik juga juga dapat dapat terjad terjadi. i. Kolesistektomi diindikasikan, karena dapat timbul komplikasi empiema, perforasi atau gangren (Gruber PJ , et al, 2009).
2.8.2. Gangren dan perforasi
Gangren Gangren kandung kandung empedu empedu menimbulk menimbulkan an iskemia iskemia dinding dinding dan nekrosis nekrosis jaringan bebercak atau total. Kelainan yang mendasari antara lain adalah distensi berlebihan berlebihan kandung empedu, vaskulitis vaskulitis,, diabetes diabetes mellitus, mellitus, empiema empiema atau torsi yang yang menyeb menyebabk abkan an oklusi oklusi arteri. arteri. Gangre Gangren n biasan biasanya ya merupa merupakan kan predis predispos posisi isi perforasi kandung empedu, tetapi perforasi juga dapat terjadi pada kolesistitis kronik tanpa gejala atau peringatan sebelumnya abses (Chiu HH , et al, 2009). Perforasi lokal biasanya tertahan dalam omentum atau oleh adhesi yang ditimbulka ditimbulkan n oleh peradangan peradangan berulang berulang kandung kandung empedu. empedu. Superinfek Superinfeksi si bakteri bakteri pad padaa isi isi kand kandun ung g empe empedu du yang yang terl terlok okal alis isas asii terse tersebu butt meni menimb mbul ulka kan n abse abses. s. Sebagian Sebagian besar pasien sebaiknya sebaiknya diterapi diterapi dengan dengan kolesistek kolesistektomi, tomi, tetapi pasien
-15-
yang sakit berat mungkin memerlukan kolesistektomi dan drainase abses (Chiu HH , et al, 2009). Perforasi bebas lebih jarang terjadi tetapi menyebabkan angka kematian sekitar 30%, Pasien ini mungkin memperlihatkan hilangnya secara transien nyeri kuad kuadra ran n kana kanan n atas atas kare karena na kand kandun ung g empe empedu du yang yang tere terega gang ng meng mengal alam amii dekompresi, tetapi kemudian timbul tanda peritonitis generalisata (Chiu HH , et al, 2009).
2.8.3. Pembentukan fistula dan ileus batu empedu
Fistulisasi dalam organ yang berdekatan melekat pada dinding kandung empedu mungkin diakibatkan dari inflamasi dan pembentukan perlekatan. Fistula dalam duodenum sering disertai oleh fistula yang melibatkan fleksura hepatika kolon, kolon, lambun lambung g atau atau duoden duodenum, um, dindin dinding g abdome abdomen n dan pelvis pelvis ginjal. ginjal. Fistul Fistulaa enteri enterik k biliari biliariss “bisu “bisu/te /tenan nang” g” yang yang secara secara klinis klinis terjadi terjadi sebaga sebagaii kompli komplikas kasii kole kolesi sist stit itis is kron kronik ik pern pernah ah dite ditemu muka kan n pada pada 5 % pasi pasien en yang yang menj menjal alan anii kolesistektomi (Isselbacher, K.J, et al , 2009). Fistula kolesistoenterik asimtomatik mungkin kadang didiagnosis dengan temuan gas dalam percabangan biliaris pada foto polos abdomen. Pemeriksaan kontras barium atau endoskopi saluran makanan bagian atas atau kolon mungkin memper memperlih lihatk atkan an fistul fistula, a, tetapi tetapi kolesi kolesisto stogra grafi fi oral oral akan akan hampir hampir tidak tidak pernah pernah menyebabkan opasifikasi baik kandung empedu atau saluran fistula. Terapi pada pas pasie ien n simt simtom omat atik ik bias biasan anya ya terdi terdiri ri dari dari kole kolesi sist stek ekto tomi, mi, eksp eksplo lora rasi si dukt duktus us koledokus dan penutupan saluran fistula (Isselbacher, K.J, et al , 2009). Ileus Ileus batu batu empedu empedu menunj menunjuk uk pada pada obstru obstruksi ksi intest intestina inall mekani mekanik k yang yang diakibatkan oleh lintasan batu empedu yang besar ke dalam lumen usus. Batu terseb tersebut ut biasan biasanya ya memasu memasuki ki duoden duodenum um melalu melaluii fistul fistulaa kolesi kolesisto stoent enterik erik pada pada tingkat tersebut. Tempat obstruksi oleh batu empedu yang terjepit biasanya pada katup katup ileosek ileosekal, al, asalka asalkan n usus usus kecil kecil yang yang lebih lebih proksi proksimal mal berkal berkalibe iberr normal normal.. Sebagi Sebagian an besar besar pasien pasien tidak tidak member memberika ikan n riwaya riwayatt baik baik gejala gejala traktus traktus biliari biliariss sebelu sebelumny mnyaa maupun maupun keluh keluhan an kolesi kolesisti stitis tis akut akut yang yang sugest sugestif if atau atau fistul fistulisa isasi si (Isselbacher, K.J, et al , 2009). -16-
Batu Batu yang yang berd berdiam iamete eterr lebi lebih h besa besarr dari dari 2,5 2,5 cm dipi dipiki kirk rkan an memb member erii kecenderungan pembentukan fistula oleh erosi bertahap melalui fundus kandung empedu empedu.. Pemast Pemastian ian diagno diagnosti stik k ada kalany kalanyaa mungki mungkin n ditemu ditemukan kan foto foto polos polos abdomen (misalnya obstruksi usus-kecil dengan gas dalam percabangan biliaris dan batu empedu ektopik berkalsifikasi) atau menyertai rangkaian gastrointestinal atas (fistula kolesistoduodenum dengan obstruksi usus kecil pada katup ileosekal). Laparotomi dini diindikasikan dengan enterolitotomi dan palpasi usus kecil yang lebih lebih proksi proksimal mal dan kandun kandung g empedu empedu yang yang teliti teliti untuk untuk menyin menyingki gkirka rkan n batu batu lainnya (Isselbacher, K.J, et al , 2009).
2.8.4. Empedu limau (susu kalsium) dan kandung empedu porselin.
Garam Garam kalsiu kalsium m mungki mungkin n disekr disekresi esi ke dalam dalam lumen lumen kandun kandung g empedu empedu dalam konsentrasi konsentrasi yang cukup untuk untuk menyebabka menyebabkan n pengendap pengendapan an kalsium kalsium dan opasifikasi empedu yang difus dan tidak jelas atau efe k pelapis pada rontgenografi polos abdomen. Apa yang disebut empedu limau atau susu empedu secara klinis biasanya tidak berbahaya, tetapi kolesistektomi dianjurkan karena empedu limau sering timbul pada kandung empedu yang hidropik. Sedangkan kandung empedu porselin terjadi karena deposit garam kalsium dalam dinding kandung empedu yang yang meng mengal alam amii rada radang ng secar secaraa kron kronik ik,, mung mungki kin n dide didete teks ksii pada pada foto foto polo poloss abdomen. Kolesistektomi dianjurkan pada semua pasien dengan kandung empedu porselin karena pada kasus presentase tinggi temuan ini tampak terkait dengan perkembangan karsinoma kandung empedu (Isselbacher, K.J, et al , 2009).
2.9. Komplikasi Kompli kasi pascakolesist p ascakolesistektomi ektomi
2.9.1. Komplikasi dini
Komplikasi dini setelah kolesistektomi adalah atelektasis dan gangguan paru lainnya, pembentukan pembentukan abses abses (sering (sering subfrenik) subfrenik),, perdarahan perdarahan eksterna eksterna dan inter interna na,, fist fistul ulaa bili biliar aris is-en -ente terik rik dan dan kebo keboco coran ran empe empedu du.. Ikte Ikteru russ mung mungki kin n meng mengis isya yara ratk tkan an abso absorp rpsi si empe empedu du dari dari suat suatu u sumb sumber er intra intraab abdo dome men n akib akibat at kebocoran empedu atau sumbatan mekanis duktus koledokus oleh batu, bekuan -17-
darah intraduktus atau tekanan ekstrinsik. Untuk mengurangi insidensi komplikasi dini dini ters terseb ebut ut secar secaraa
ruti rutin n dila dilaku kuka kan n kola kolang ngio iogr graf afii
intr intraop aopera erati tiff
sewak sewaktu tu
kolesistektomi (Isselbacher, K.J, et al , 2009). Secara Secara keselu keseluruh ruhan, an, kolesi kolesiste stekto ktomi mi merupa merupakan kan operas operasii yang yang sangat sangat berhasil yang menghasilkan kesembuhan lengkap atau hampir lengkap atas gejala pad padaa 75 samp sampai ai 90 pers persen en pasi pasien en.. Peny Penyeb ebab ab pali paling ng seri sering ng pada pada geja gejala la pascakolesistektomi yang menetap adalah adanya gangguan ekstrabiliaris yang tida tidak k
dike diketa tahu huii
(mis (misal alny nyaa
esof esofag agit itis is
refl refluk uks, s,
ulku ulkuss
pept peptik ikum um,,
sind sindro rom m
pascagastrektomi, pankreatitis atau sindroma usus iritabel). Namun, pada sebagian kecil kecil pasien pasien terdap terdapat at gangg gangguan uan duktus duktus kandun kandung g empedu empedu ekstrah ekstrahepa epatik tik yang yang meny enyebab ebabk kan
gejal ejalaa
pers persis iste ten n.
Apa
yan yang
diseb isebu ut
seba sebag gai
sind indroma roma
pascak pascakole olesis sistek tektom tomii mungki mungkin n diseba disebabka bkan n oleh oleh (1) strikt striktura ura biliari biliaris, s, (2) batu batu empedu yang tertahan (3) sindroma tunggal ( stump ) duktus sistikus (4) stenosis atau diskinesia sfingster Oddi atau (5) gastritis atau diare akibat garam empedu (Isselbacher, K.J, et al , 2009).
2.9.2. Sindroma tunggal duktus sistikus
Tanpa batu yang tampak secara kolangiografik, gejala kelainan mirip kolik biliaris biliaris atau kolestitis kolestitis pada pasien pasien pascakolesis pascakolesistektom tektomii ini sering diperkirakan diperkirakan diseba disebabka bkan n oleh oleh gangg gangguan uan pada pada sisa sisa duktus duktus sistik sistikus us yang yang panjan panjang g (>1 cm) (sin (sindr dro oma
tun tunggal ggal
duktu uktuss
sist sistik ikus us). ).
Namu Namun, n,
penel enelit itia ian n
yan yang
cerm cermat at
memperlihatkan bahwa keluhan pascakolesistektomi pada hampir semua pasien yang kompleks gejalanya semula diduga timbul akibat adanya tunggal duktus sistikus yang panjang juga dapat disebabkan oleh sebab lain. Dengan demikian, perlu dilakukan dilakukan pemeriksaan pemeriksaan cermat mengenai mengenai faktor faktor lain yang menyebabk menyebabkan an gejala pascakolesi pascakolesistekt stektomi omi sebelum sebelum menyatakan menyatakannya nya sebagai sebagai sindroma sindroma tunggal tunggal duktus sistikus (Isselbacher, K.J, et al , 2009).
2.9.3. Katarsis dan gastritis akibat garam empedu
Pasi Pasien en pasc pascak akol oles esis iste tekt ktom omii mung mungki kin n memp mempun unya yaii geja gejala la dan dan tand tandaa gastritis, yang dihubungkan dengan refluks empedu duodenogastrik. Namun, data -18-
kuat kuat yang yang mengh menghubu ubungk ngkan an pening peningkat katan an inside insidensi nsi gastri gastritis tis empedu empedu dengan dengan pembedahan penyingkiran kandung empedu tidak cukup. Demikian pula, kejadian diare diare respo respons nsif if – kole kolest stir iram amin in pada pada seju sejuml mlah ah keci kecill pasi pasien en yang yang meny menyert ertai ai kolesi kolesiste stekto ktomi mi dihubu dihubungk ngkan an dengan dengan peruba perubahan han sirkul sirkulasi asi kandun kandung g empedu empedu enterohepatik (Isselbacher, K.J, et al , 2009).
2.10 . Progno Pr ognosis sis
Pada Pada kasus kasus kolesi kolesisti stitis tis akut akut tanpa tanpa kompli komplikas kasi, i, perbai perbaikan kan gejala gejala dapat dapat terlihat dalam 1 – 4 hari bila dalam penanganan yang tepat. Penyembuhan spontan didapatkan pada 85% kasus, sekalipun kadang kandung empedu menjadi tebal, fibrotik, fibrotik, penuh dengan batu dan tidak berfungsi lagi. Tidak jarang pula, menjadi menjadi kolesistitis rekuren. Kadang – kadang kolesistitis akut berkembang secara cepat menjadi gangren, empiema dan perforasi kandung empedu, fistel, abses hati atau peritonitis umum pada 10 – 15% kasus. Bila hal ini terjadi, angka kematian dapat mencapai 50 – 60%. Hal ini dapat dicegah dengan pemberian antibiotik yang adekuat pada awal serangan. Pasien dengan kolesistitis akut akalkulus memiliki angka mortalitas sebesar 10 – 50%. Tindakan bedah pada pasien tua (>75 tahun) mempun mempunyai yai progno prognosis sis yang yang jelek jelek di sampin samping g kemung kemungkin kinan an banyak banyak timbul timbul komplikasi pasca bedah. (McPhee SJ , et al, 2009).
-19-
BAB III SIMPULAN
Kolesistiti Kolesistitiss merupakan merupakan peradangan pada dinding dinding kandung kandung empedu empedu yang ditandai dengan trias gejalanya yakni nyeri perut kuadran kanan atas, demam dan leukositosis. Terdapat dua jenis kolesistitis berdasarkan penyebab utamanya yakni kolesistitis akut kalkulus dan kolesistitis akut akalkulus. Patofisiologi kolesistitis akut akut sampai sampai saat saat ini masih masih belum belum dapat dapat sepenu sepenuhny hnyaa dimeng dimengerti erti.. Penega Penegakka kkan n diagn diagnosi osiss untuk untuk koles kolestit titis is adalah adalah dengan dengan anamne anamnesa, sa, pemerik pemeriksaa saan n fisik fisik dan pemeriksaa pemeriksaan n penunjang. penunjang. Kolesistitis Kolesistitis akut kalkulus kalkulus lebih banyak ditemukan ditemukan pada wanita, wanita, usia > 40 tahun dan pada pada wanita hamil hamil atau yang mengkon mengkonsumsi sumsi obat obat hormonal, walaupun pada kenyataannya tidak selalu seperti itu. Pasien – pasien yang menerima nutrisi parenteral total (TPN) beresiko menderita kolesistitis akut akalkulus, sama halnya pada pasien dengan riwayat DM & demam tyfoid. Pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas sakit bila ditekan (tanda Murphy positif), takikardia, mual, muntah, anoreksia dan demam. Dapat teraba pul pulaa mass massaa di kuad kuadra ran n kana kanan n atas atas peru perut. t. Peme Pemerik riksa saan an penu penunj njan ang g seri sering ng menunjukkan leukositosis, peningkatan serum aminotransferasi, alkali fosfatase, seru serum m bili biliru rubi bin n dan dan seru serum m amil amilas ase. e. Peme Pemeri riks ksaa aan n USG USG dapa dapatt meru merupa paka kan n pemeriksaan penunjang yang banyak dilakukan karena kesensitifitasannya sampai 95%. 95%. Terapi Terapi dibagi dibagi menjad menjadii dua yakni yakni terapi terapi konven konvensio sional nal berupa berupa perbai perbaikan kan kondisi umum pasien, antibiotik sesuai dengan pola kuman, analgesik dan antiemetik dan terapi pembedahan bila terdapat inidikasi, dimana saat ini lebih sering dilakukan dilakukan laparaskopik laparaskopik kolesistek kolesistektomi tomi dikarenakan dikarenakan dapat memberi memberi keuntunga keuntungan n pad padaa pasi pasien en yakn yaknii rasa rasa nyer nyerii pasc pascaa opera operasi si mini minima mal, l, memp memper erpe pend ndek ek masa masa perawatan dan memperbaiki kualitas hidup pasien lebih cepat.
-20-
DAFTAR PUSTAKA
1. Chiu Chiu HH, Chen CM, Mo LR. Emphy Emphysem semato atous us cholecy cholecysti stitis tis.. Am J Surg. Surg. Sep 2009;188(3):325-6. 2. Cox MR, Wilson Wilson TG, Luck Luck AJ, et al. Laparosco Laparoscopic pic cholecyst cholecystectomy ectomy for for acute inflammation of the gallbladder. Ann Surg . Nov 2008;218(5):630-4. 3. Cull Cullen en JJ, Maes EB, EB, Aggr Aggraw awal al S, et al. Effec Effectt of endot endotox oxin in on opos opossu sum m gallbl gallbladd adder er motilit motility: y: a model model of acalcul acalculous ous cholec cholecyst ystiti itis. s. Ann Surg Surg. Aug 2009;232(2):202-7. 4. Dono Donova van n JM. JM. Phys Physica icall and and meta metabo bolic lic facto factors rs in gall gallst ston onee path pathog ogen enes esis is.. Gastroenterol Clin North Am. Mar M ar 2009;28(1):75-97. 5. Grub Gruber er PJ, PJ, Silv Silver erm man RA, RA, Gottes ttesfe feld ld S, et al. al. Pres Presen ence ce of feve feverr and and leukocytosis in acute cholecystitis. Ann Emerg Med. Sep 2009;28(3):273-7. 6. Huff Huffma man n JL, JL, Sche Schenk nker er S. Acute Acute acalc acalcul ulou ouss chol cholecy ecyst stit itis is - a revie review. w. Clin Clin Gastroenterol Hepatol. Sep 9 2009. 7. Isselb Isselbach acher, er, KJ, Braunwa Braunwald ld E, Martin Martin JB, Fauci AS, Kasper Kasper DL. Harris Harrison: on: Prinsip – Harrison. Prinsip – Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Editor Bahasa Indonesia: Prof. Dr. H. Ahmad H. Asdie. Edisi 13. EGC. Jakarta. 2009. 8. Kumar Kumar V, Cotr Cotran an RS, RS, Robbin Robbinss SL. Buku Buku Ajar Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta : EGC. 2009. 9. Kim YK, Kwak HS, HS, Kim CS, Han YM, Jeong Jeong TO, TO, Kim IH, IH, et al. CT findings findings of mild forms or early manifestations of acute cholecystitis. Clin Imaging. JulAug 2009;33(4):274-80. 10. 10. McPhe McPheee SJ, SJ, Papa Papada daki kiss MA, MA, Tier Tierne ney y LM, LM, Curre Current nt Medic Medical al Diag Diagno nosi siss & Treatment. McGraw Hill: Lange. 2009. 11. Mutignani Mutignani M, Iacopini F, Perri V, et al. Endoscopic Endoscopic gallbladde gallbladderr drainage for acu acute
cho cholecy lecyst stit itis is::
tech techn nical ical
and and
clin clinic ical al
resu result ltss.
Endos ndosco copy py.
Jun
2009;41(6):539-46. 12. Price SA, Wilson LM. Patofisiolog Patofisiologi: i: Konsep Klinis Dasar – Dasar Penyakit. EGC. Jakarta. 2006. 13. Roe J. Eviden Evidence-b ce-based ased emerge emergency ncy medici medicine. ne. Clinic Clinical al assess assessmen mentt of acute acute cholecystitis in adults. Ann Emerg Med . Jul 2009;48(1):101-3. 14. Sahai Sahai AV, Mauldin Mauldin PD, Marsi Marsi V, et al. Bile duct duct stones stones and laparo laparosco scopic pic cholecy cholecyste stectom ctomy: y: a decisi decision on analys analysis is to assess assess the roles roles of intrao intraoper perati ative ve -21-
cholangiogr cholangiography aphy,, EUS, and ERCP. Gastrointest Gastrointest Endosc Endosc . Mar 2009;49(3 Pt 1):334-43. 15. Siddiqui T, MacDonald MacDonald A, Chong PS, et al. Early versus delayed laparoscopic cholecy cholecyste stectom ctomy y for acute acute cholec cholecyst ystiti itis: s: a meta-an meta-analy alysis sis of random randomize ized d clinical trials. Am J Surg . Jan 2008;195(1):40-7. 16. 16. Sitz Sitzma mann nn JV, JV, Pitt Pitt HA, HA, Stein Steinbo born rn PA, PA, et al. al. Chol Cholec ecys ysto toki kini nin n prev preven ents ts parenteral parenteral nutrition nutrition induced biliary biliary sludge sludge in humans. humans. Surg Gynecol Obstet . Jan 2008;170(1):25-31. 17. Sudoyo W. Aru, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Perhimpunan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi IV. EGC. Jakarta. 2009. 18. Towfig Towfigh h S, McFadd McFadden en DW, Cortina Cortina GR, et al. Porcelain Porcelain gallblad gallbladder der is not associated with gallbladder carcinoma. Am Surg . Jan 2010;67(1):7-10. 19. Wilson Wilson E, Gurusa Gurusamy my K, Gluud Gluud C, Davids Davidson on BR. Cost-ut Cost-utili ility ty and value of information analysis of early versus delayed laparoscopic cholecystectomy for acute cholecystitis. Br J Surg . Feb 2010;97(2):210-9. 20. Yates Yates MR, Baron TH. Biliary Biliary tract tract diseas diseasee in pregnanc pregnancy. y. Clin Clin Liver Liver Dis. Dis. 2009;3:131-147.
-22-