BIDANG ILMU PROSTODONSIA KLASIFIKASI KEHILANGAN GIGI
OLEH: NOVATANIA NUGRAHATI
G1G011047
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI PURWOKERTO 2016
KLASIFIKASI KEHILANGAN GIGI
I.
Gambaran Umum Kehilangan gigi (edentulous) merupakan kondisi dimana satu gigi atau lebih terlepas dari soketnya. Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh kerusakan
gigi,
periodontitis
atau
kecelakaan
(Nallaswamy,
2003).
Kehilangan gigi yang dibiarkan terlalu lama dan tidak dilakukan perawatan akan menyebabkan beberapa masalah seperti terjadinya rotasi, migrasi gigi, erupsi gigi berlebihan, penurunan efisiensi kunyah, terjadinya kelainan pada sendi temporomandibular yang lebih pada jaringan pendukung, kelainan berbicara, terganggunya kebersihan mulut dan memperburuk penampilan (Gunadi dkk., 2012). Kehilangan gigi digolongkan menjadi dua jenis yaitu kehilangan gigi sebagian dan kehilangan gigi keseluruhan. Kehilangan gigi sebagian merupakan kehilangan satu atau lebih gigi pada rahang atas atau rahang bawah, tetapi masih ada beberapa gigi yang tertinggal pada satu lengkung rahangnya (Carr dan David, 2011). Kehilangan gigi sebagian dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam.
II.
Klasifikasi Kehilangan Gigi Sebagian Menurut Lovely (2005) bahwa, ada beberapa macam klasifikasi yang pernah dikemukakan yaitu: 1. Klasifikasi Cummer (1921) 2. Klasifikasi Kennedy (1923) 3. Klasifikasi Bailyn (1928) 4. Klasifikasi Austin dan Lidge (1957) 5. Klasifikasi Walt (1958) 6. Klasifikasi Applegate-Kennedy (1960) Ada berbagai macam klasifikasi yang ada, namun klasifikasi yang paling sering digunakan yaitu klasifikasi yang dibuat oleh Kennedy (Nallaswamy, 2003). Klasifikasi kennedy merupakan klasifikasi yang paling diterima secara luas, tujuannya untuk menyederhanakan dan menyamakan persamaan secara universal untuk kepentingan komunikasi dari dokter gigi
1
tentang keadaan rongga mulut yang akan dibuatkan gigi tiruan (Carr dan David, 2011). Klasifikasi memiliki syarat agar dapat digunakan sebagai patokan penentuan kelas kehilangan gigi antara lain: 1. Menunjukkan dengan jelas dan cepat jenis keadaan tidak bergigi 2. Memungkinkan perbedaan antara gigi tiruan sebagian lepasan yang didukung gigi atau yang didukung gigi dan jaringan bukan gigi (dukungan kombinasi) 3. Dapat menjadi petunjuk pembuatan desain gigi tiruan 4. Klasifikasi ini dapat diterima secara luas (Gunadi dkk., 2012).
III.
Klasifikasi Kennedy Klasifikasi ini dibuat oleh Dr. Edward Kennedy pada tahun 1925 (Lovely, 2005). Daerah lengkung yang tak bergigi yang lain dari 4 kelas yang ditentukan oleh Kennedy disebut sebagai modifikasi (Carr dan David, 2011). Menurut Owen (2000) bahwa, terdapat 4 kelas dalam Klasifikasi Kennedy : a. Kelas I Daerah tak bergigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada ke dua sisi rahang (Bilateral free end ).
Gambar 1. Kennedy Kelas I b. Kelas II Daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada, tetapi berada hanya pada salah satu sisi rahang saja (Unilateral free end ).
2
Gambar 2. Kennedy Kelas II c. Kelas III Daerah tak bergigi terletak di antara gigi-gigi yang masih ada di bagian posterior maupun anteriornya dan unilateral.
Gambar 3. Kennedy Kelas III d. Kelas IV Daerah tak bergigi terletak pada anterior dari gigi-gigi yang masih ada dan melewati garis tengah rahang.
Gambar 4. Kennedy Kelas IV
3
1. Applegate’s Rules Applegate’s Rules merupakan syarat yang dibuat untuk penggunaan klasifikasi kennedy: a. Penentuan klasifikasi dilakukan setelah semua pencabutan gigi dilakukan. b. Jika gigi molar tiga hilang dan tidak ingin diganti, maka gigi ini tidak masuk dalam penentuan klasifikasi. c. Jika gigi molar ketiga hilang dan akan digunakan sebagai gigi penyangga, gigi ini dimasukan ke dalam klasifikasi. d. Jika gigi molar ke dua sudah hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak dimasukan ke dalam klasifikasi. Misalnya, jika gigi antagonis Molar 2 hilang tidak akan diganti. e. Gigi edentulous paling posterior selalu menentukan kelas utama dalam klasifikasi. f.
Edentulous lain yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi, masuk dalam modifikasi hanya ditentukan oleh jumlah daerah edentulous, bukan jumlah gigi.
g. Jumlah modifikasi hanya ditentukan oleh jumlah daerah edentulous, bukan jumlah gigi yang hilang h. Tidak ada modifikasi dari kelas IV (Owen, 2000).
2. Applegate-Kennedy Terdapat enam kelas pada klasifikasi Applegate-Kennedy: a. Kelas I Daerah tak bergigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada kedua sisi rahang ( Bilateral free end ). Desain gigi tiruan pada kelas ini adalah gigi tiruan sebagian lepasan bilateral dengan perluasan basis ke distal (Lovely, 2005).
4
Gambar 5. Applegate-Kennedy Kelas I Kondisi klinis Kelas 1 Applegate-Kennedy: 1) Terdapat variasi resorpsi residual ridge. 2) Gigi antagonis sudah mengalami ekstrusi dalam berbagai derajat. 3) Ada kemungkinan memiliki kelainan sendi temporo mandibular. 4) Jarak antara lengkung rahang bagian posterior biasanya mengecil. 5) Gigi yang masih tersisa sudah mengalami migrasi dalam berbagai posisi. 6) Kestabilan gigi tiruan dipengaruhi oleh masa tenggang waktu pasien tidak bergigi (Gunadi dkk., 2012). b. Kelas II Daerah tak bergigi yang terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada hanya pada satu sisi rahang (Unilateral free end). Desain gigi tiruan pada kelas ini adalah gigi tiruan sebagian lepasan bilateral dengan perluasan basis ke distal (Carr dan David, 2011).
Gambar 6. Applegate-Kennedy Kelas II Kondisi klinis Kelas II Applegate-Kennedy : 1) Resorpsi tulang alveolar terlihat lebih banyak.
5
2) Gigi antagonis relatif lebih ekstrusi dan tidak teratur, hal ini akan
menyebabkan pembuatan protesa gigi antagonisnya menjadi lebih rumit dan sulit. 3) Perawatan pembutan protesa yang tertunda cukup lama akan
membuat prognosis yang buruk dan terkadang memerlukan pencabutan salah satu atau lebih gigi yang masih tersisa. 4) Sering dijumpai kelainan sendi temporo mandibular (Gunadi dkk.,
2012). c. Kelas III Daerah tak bergigi paradental dengan kedua gigi te tangganya tidak lagi mampu memberi dukungan kepada protesa secara keseluruhan. Desain gigi tiruan pada kelas ini adalah gigi tiruan sebagian lepasan bilateral dengan dukungan dari gigi dan mukosa (Carr dan David, 2011).
Gambar 7. Applegate-Kennedy Kelas III Kondisi klinis Kelas III Applegate-Kennedy : 1) Daerah yang tidak bergigi lebar dan panjang. 2) Bentuk dan panjang akar gigi yang akan dijadikan gigi abutment kurang memadai, hal ini dikarenakan adanya resorpsi servikal dan kelainan jaringan periodontal yang menyebabkan kegoyangan yang berlebihan. 3) Memiliki beban oklusi yang berlebihan (Gunadi dkk., 2012). d. Kelas IV Daerah tak bergigi yang terletak di anterior gigi-geligi yang masih ada dan melewati median line. Desain gigi tiruan pada kelas ini adalah gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan bilateral (Lovely, 2005).
6
Gambar 8. Applegate-Kennedy Kelas IV Kondisi klinis Kelas IV Applegate-Kennedy : 1) Tulang alveolar sudah banyak yang teresopsi. 2) Gigi harus disusun dengan overjet yang besar sehingga dibutuhkan banyak gigi pendukung. 3) Distribusi tekanan yang merata didapat dari pemakaian gigi penyangga yang banyak, terutama pada pasien yang memiliki daya kunyah yang besar. 4) Perlu dilakukan penambahan sayap pada pasien yang telah mengalami depresif (Gunadi dkk., 2012). e. Kelas V Daerah tak bergigi paradental dimana gigi yang tertinggal gigi anterior dan tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan. Desain gigi tiruan pada kelas ini adalah gigi tiruan sebagian lepasan bilate ral (Lovely, 2005).
Gambar 9. Applegate-Kennedy Kelas V Kondisi klinis Kelas V Applegate-Kennedy : 1) Daerah yang tak bergigi sangat panjang dan lebar.
7
2) Pasien memiliki daya kunyah yang berlebihan. 3) Bentuk dan panjang akar gigi kurang memadai, dan tulang pendukung kurang kuat (Gunadi dkk., 2012). f.
Kelas VI Daerah tak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga dapat dipakai sebagai gigi penahan. Desain gigi tiruan pada kelas ini adalah gigi tiruan sebagian cekat atau lepasan unilateral dengan dukungan dari gigi (Lovely, 2005).
Gambar 10. Applegate-Kennedy Kelas VI Kondisi klinis Kelas VI Applegate-Kennedy : 1) Daerah yang tidak bergigi pendek yaitu hanya satu atau dua gigi. 2) Pasien memiliki daya kunyah yang tidak terlalu besar. 3) Akar gigi yang akan dijadikan gigi penyangga memiliki bentuk dan
panjang yang memadai. 4) Prosesus alveolaris masih dalam keadaan baik (Gunadi dkk., 2012).
IV.
Daftar Pustaka A Carr A.B., dan David, T.B., 2011, McCracken’s Removable Partial Prosthodontics, Edisi 13, Elsevier, Canada. Gunadi, H.A., Anton, M., Lusiana, K.B., Freddy, S., Indra, S., 2012, Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 1, Hipokrates, Jakarta. Lovely, M., 2005, Review of Removable Partial Dentures, Jaypee Brothers, New Delhi. Nallaswamy, D., 2003, Textbook of Prosthodontics, Jaypee Brothers, New Delhi. Owen, Cp., 2000, Fundamentals of Removable Partial Dentures, Edisi 2, University of Cape Town Press, South Africa.
8