Klasifikasi Porselen Kedokteran Gigi 1. Klasifikasi berdasarkan mikrostruktur Pada tingkat mikrostruktur ini, keramik dapat dibagi berdasarkan dari perbandingan kaca dengan kristal. Dapat dibagi menjadi 4 kategori dasar, yaitu : a. Komposisi kategori I : Glass based system (terutama silica) Glass based system dibuat dari bahan yang mengandung silicon dioxide, yang mengandung banyak variasi alumina silikat dan juga variasi potassium dan sodium yang dikenal sebagai feldspar. b. Komposisi kategori II : Glass based system (terutama (terutama silica) dengan pengisi, biasanya crystal (tipe leucite atau yang terbaru adalah dengan lithium silikat) Kategori bahan ini mempunyai jarak perbandingan perbandin gan glass-crystaln dan crystal yang besar. c. Komposisi kategori III : crystalline based system dengan pengisi kaca (terutama alumina). Materi ini telah dikenalkan pada tahun 1988, dengan nama pasar In-Cream. Sistem iniberkembang sebagai alternatif dari metal-ceramics konvensional. d. Komposisi kategori IV : polycrystalline solid (alumina dan z irconia) Ada beberapa perbedaan proses teknik pemasukan pemasukan pada solid-sintered aluminous-oxideatau zirconia-oxide. Zirconia mempunya sifat fisik yang unik yang membuat kuat seperti aluminabased ceramics.
Klasifikasi berdasarkan bahan dasar a. Feldspatic Porcelain Dibuat pada suhu pembakaran 1050°C - 1200°C. Perbandingan jumlahfeldspar dengan quartz adalah 85% dan 15%. Quartz yang rendah menyebabkan ruang antara partikel porselen menjadi lebar sehingga felsdpatik porselen mudah pecah karena adanya thermal shock. b. Alumina Porcelain Kristal alumina sebesar 50% → koefisien muai panasnya lebih tinggi, d an kekuatanya dua kali lebih besar dari pada felsdpatik porselen. Kekuatan yang tinggi dan sangat opaque, oleh karena itu lebih diindikasikan pada regio posterior. c. Metal Bonding Porcelain Porselen yang digunakan dengan kombinasi logam mempunyai kandungan K2O sebesar 11%15%, dan suhu pembakarannya antara700°C – antara700°C – 1200°C. 1200°C. Meningkatkan jumlah kandungan K2O akan menghasilkan perubahan muai panas pada porselen yang dibutuhkanuntuk berlekatan dengan logam. Sumber : Applied Dental Material. Oleh John F McCabe dan Angus W.G Walls. Tahun Tah un 2008
Klasifikasi berdasarkan suhu pembakaran : 1. High fusing dental porcelain Porcelain jenis high fusing ini memerlukan temperature yang tinggi dalam pembakarannya, yaitu pada temperature diantara 1288-1371 derajat C (2350-2500 derajat F) dan memerlukan waktu 5 menit atau lebih untuk melebur pada temperatur tersebut. Porselen ini mengandung kaolin 4%, silica 15% dan feldspar 18%, dimana silica yang dikandungnya lebih sedikit dibandingkan dengan low fusing porselen. Porselen jenis ini biasanya digunakan sebagai bahan jendela (facing) dalam pembuatan bridge atau veener crown. 2. Medium fusing porcelain Porcelain jenis medium fusing ni memerlukan temperature antara 1093-1260 derajat C (2000-2300 derajat F) dalam pembakarannya. Presentase dari bahan yang terdapat dalam medium fusing porcelen hamper sama dengan porcelain type low fusing porcelain. Porcelain ini mengandung silica 29%, feldspar 61%, sodium karbonat 2%, boraks 1%, kalsium karbonat 5%, potassium karbonat 2%. Kegunaan porcelain ini sama dengan high fusing porcelain yaitu sebagai jendela (facing) dalam pembuatan bridge atau veneer crown. 3. Low fusing porcelain Porcelain jenis fusing ini terjadi pada temperature antara 871-1066 derajat C (16001950 derajat F). Low fusing porcelain tidak mengandung kaolin, dan terdiri dari sili ca 12%, feldspar 60%, sisanya 28% adalah fluks.
Klasifikasi berdasarkan cara pembakaran : 1. Pembakaran dengan udara Porcelain pembakaran dengan udara memiliki bnetuk fi sik yang sangat bagus dimana secara kilinik dapat dibandingkan dengan porcelain pembakaran hampa udara. Porcelain pembakaran dengan udara mempunyai banyak rongga diantara partikel-partikelnya yang berpengaruh dalam penghamburan cahaya. Udara atau gas yang keluar dari rongga tersebut akan menghasilkan atau meningkatkan keopakan porcelain. 2. Pembakaran dengan hampa udara Porcelain pembakaran hampa udara mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda dari porcelain pembakaran dengan udara. Hasil dari porcelain hampa udara mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan porcelain pembakaran
dengan udara. Dengan terjadinya peningkatan kekuatan pada porcelain, maka l ebih tepat digunakan pada jacket crown daripada digunakan untuk pelapis veneer. Porcelain ini akan mempunyai warna translusen yang bagus. Hampir semua tanpa pengecualian, porcelain hampa udara mempunyai keopakan yang berrguna untuk mencocokan bentuk body satu sama lain. Warnanya akan menjadi lebih seragam jika operator menggunakan porcelain yang sama. Pengurangan jumlah rongga udara akan meningkatkan kepadatan porcelain tersebut. Sehingga dengan pengurangan keopakan dan peningkatan kepadatan menjadikan porcelain hampa udara menghasilkan bentuk yang tepat. Berdasarkan komposisi : Earthenware→ sebagian besar kaolin dan quartz, feldspar sedikit. 2. Stoneware → kaolin, quartz, dan feldspar seimbang. 3. Domestik porselen → sebagian besar kaolin dan feldspar, quartz sedikit. 4. Dental Porselen→ terdiri dari feldspar dan quartz, tidak mengandung kaolin.
Berdasarkan aplikasi 1. Porselen untuk inti, ini merupakan bahan dasar untuk jaket crown, harus memiliki sifat-sifat mekanis yang baik. 2. Porselen untuk dentin atau body, lebih translusent dari yang di atas, ini sangat menentukan bentuk dan warna restorasi. 3. Porselen untuk enamel, membentuk bagian luar mahkota, dan paling translusent.