dijalani dengan bantuan orang lain. %i antara gejala yang menyertai berduka adalah ansietas, depresi, penurunan berat badan, kesulitan menelan, muntah, keletihan, sakit kepala, pusing, berkunang1kunang, pandangan kabur, ruam kulit, keringat berlebihan, gangguan menstruasi, palpitasi, nyeri dada, dan dispnea (Kozier et all , 2004. 2. D(/% ,% %uka cita adalah respon subjekti/ yang dialami oleh orang yang ditinggalkan setelah kematian seseorang yang amat erat hubungannya dengan mereka. %uka cita dapat berpotensi terhadap gangguan kesehatan. Orang yang berduka cita dapat mengalami, perubahan libido, konsentrasi, dan pola makan, tidur, akti!itas, dan komunikasi. -alaupun duka cita dapat mengancam kesehatan, resolusi positi/ dalam proses berduka dapat memperkaya indi!idu dengan pemahaman, nilai, tantangan, keterbukaan, dan kepekaan baru (Kozier et all , 2004. . B"+/%*(&' 7erkabung adalah proses perilaku yang pada akhirnya akan menyelesaikan atau mengubah berduka: berkabung sering kali dipengaruhi oleh budaya, keyakinan spiritual, dan kebiasaan. 7erduka dan berkabung tidak hanya dialami oleh orang yang menghadapi kematian orang yang dicintai tetapi juga oleh orang yang menderita jenis kehilangan lain (Kozier et all , 2004. F%/+ F%/+ 3%&' )")!"&'%+(# /"#$%&'%& %&%+% $%& :
. Perkembangan a. 8nak1 anak 7elum mengerti seperti orang de#asa 2 7elum bisa merasakan 7elum menghambat perkembangan 4 7isa mengalami regresi b. Orang %e#asa Kehilangan membuat orang menjadi mengenang tentang hidup,tujuan hidup. $enyiapkan diri bah#a kematian adalah hal yang tidak bisa dihindari. 2. Keluarga