1 Khutbah I
! "#$ % ' ( )*"+ ,- )*"+ ,- ./ ( 0 1 1 2 23 3 4 ( & ! 7 8 9: ); <= ,5>? @A =BC+= ,5"6 K// ,L# ./ ,D E+FG H"I= J G D G / "6 K & & K//= O0 P"Q (R S/= T 1 VU W ). ( 6 K M"; N 2 / "6 K X @6 YZ O ; P X= T [T \ ][^# _ ][^# _ `Ca # D)2[= H" * "T b P Qd TG)2 , c d )2[[ e= " ) f X e "#$ e "#$ M"; N 2 -2= -2= < (l m n= Do/ = K h )Y i+ @ i+ @ = @6 j2 )k N R T g h & piQ q; X= ,J rb[ rb[ =s t u4 u4 / c ," / ,0 P3 >)*/w % x J x J y z , )1a # "1 ,J 5)1a v0 = & | N • ( = O {S3 {S3 (b3 (b3 J @R {}3 {}3 ~; ( €_ ( qQ y z z== T t t X X == ! % o (# TG)z (R S/ & & ‚#YR #
2
Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh, rahimakumullâh, Marilah kita selalu menjaga dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan sebenarnya, yaitu mengharap keridhaan Allah Subhanahu Wata’ala, ketakwaan yang dibuktikan dengan amal perbuatan dengan cara menjalankan perintah Allah dan NabiNya karena mengharap rahmat Allah Allah Subhanahu wa ta’ala dan berusaha menjauhi dan meninggalkan laranganNya! laranganNya! Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh, rahimakumullâh, "ikis ikisah ahk kan, an, ada ada se# se#ran rang alim alim yang ang berte erteta tan ngga gga denga engan n se#rang pend#sa! Setiap kali #rang alim ini memandang rumah sang pend#sa, dalam pikirannya sering terbayang, $%end#sa itu pasti selalu melakukan perbuatan salah dan d#sa&! %rasangka buruk itu selalu terlintas dibenaknya setiap kali dia teringat akan akan si pend pend#s #saa ters terseb ebut ut!! %ras %rasan angk gkaa itu suda sudah h mera merasu suk k ke dalam jiwanya, sehingga dia sangat membenci dan jijik dengan pend#sa tersebut! 'ngin rasanya dia mengusir si pend#sa dari sampin samping g rumahn rumahnya, ya, namun namun dia sangat sangat diken dikenal al #rang #rang#r #rang ang sebagai #rang yang bijak dan adil dalam mengambil keputusan! Sehingga keputusan untuk mengusir dari samping ruma rumahn hnya ya itu diba dibata talk lkan an,, kare karena na taku takutt dini dinila laii masy masyar arak akat at bahwa dia tidak bijak bijak dalam memutuskan! Namun sebaliknya, jika si pend#sa melihat rumah #rang alim tadi, hatinya selalu bergej#lak dan bergetar! %enyesalan dan tang tangisa isan n yang yang mend mendal alam am sela selalu lu tersi tersimp mpan an dala dalam m hatin hatinya ya!!
(
)atinnya selalu berd#a* $)etapa Mulianya +ngkau, a Allah, memiliki hamba yang alim dan bijaksana seperti tetanggaku ini, ini, seme sement ntar araa aku aku ber bergelim geliman ang g deng dengan an lumu lumura ran n d#sa d#sa!! "ia "ia menjadi #rang yang disegani dan dih#rmati #leh masyarakat! )anyak #rang dari berbagai pel#s#k berkunjung ke rumahnya, menimba ilmu serta mem#h#n d#a restu darinya! a a Allah, aku sangat ingin seperti dirinya, hidup terh#rmat, disegani dan jauh dari d#sa serta perbuatan maksiat! a Allah, tunjukkan aku pada jalanMu yang benar, benar, mudahkanlah keinginanku ini, dan janganlah +ngkau biarkan aku dalam keadaaan tersesat seperti ini!& ini!& "emi "emiki kian anlah lah,, batin batin si pend pend#s #saa sela selalu lu berb berbis isik ik kepa kepada da Allah! Setiap hari jika si pend#sa ini melihat rumah tetangganya, dia selalu berd#a dan selalu berpikiran baik untuk dirinya! "ia sangat kagum, takjub, senang dan bangga terhadap perilaku #rang #rang yang alim tadi! Namun, prasangka prasangka #rang yang alim tadi justru sebaliknya, dia semakin geram dan benci saja dengan tetangganya tersebut! Singkat cerita, tibalah hari pembalasan! -rang alim tersebut diseret #leh malaikat ke pintu neraka! "ia pr#tes, $.alian pasti salah, c#ba buka kembali catatan amal dan ibadahku selama ini!& ini!& Mala Malaik ikat at pun pun memb membuk ukaa dan dan memb membac acak akan anny nya, a, $)et $)etul ul sekali engkau tercatat sebagai se#rang yang saleh dan alim! )uku ini penuh dengan rekaman amal dan kebajikanmu! /etapi /etapi satu hal yang membuat Allah Allah murka dan tidak ridha denganmu, engkau selalu melihat #rang lain dengan prasangka burukmu! 0#nt 0#nt#h #h nyat nyatan anya ya,, se#r se#ran ang g pend pend#s #saa teta tetang ngga gamu mu,, sela selalu lu kau kau
lihat dengan penuh kebencian dan tanpa belas kasihan sedikit pun! upakah engkau bahwa Allah menciptakan surga dan neraka untuk hambaNya! "ia yang lebih berhak menentukan hambaNya ditempatkan pada surga atau neraka&! Seme Semen ntara tara,, di sisi sisi lain lain si pend end#sa #sa tadi tadi just justru ru diant iantar ark kan malaikat menuju pintu surga! "ia pun pr#tes seperti halnya se#r se#ran ang g yang yang alim alim tadi tadi,, $Apa $Apaka kah h kalia kalian n tida tidak k sala salah h dala dalam m membaca catatan amal ibadahku 3, sepertinya aku tidak tepat di tempatkan di surga! )ukankah saya lebih banyak berbuat d#sa dan maksiat selama di dunia3&! alu malaikat menjawab, $Ada $Ada satu satu hal hal keci kecill yang yang namp nampak akny nyaa sepe sepele le teta tetapi pi seri sering ng diab diabai aika kan n manu manusi sia, a, just justru ru itu itu yang yang memb membua uatt Alla Allah h ridh ridhaa dengan perilaku hambaNya! +ngkau selalu menaruh harapan yang baik kepada Allah dan selalu 4usnudhan 5baik sangka6 terh terhad adap ap sesa sesama ma manu manusi sia! a! .eta .etahu huil ilah ah,, Alla Allah h menc mencip ipta taka kan n surga dan neraka untuk hambaNya yang terpilih! "ialah yang lebih berhak untuk menentukannya&! menentukannya&! Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh, rahimakumullâh, 0erita tersebut mengungkapkan 7akta yang menarik dan beberapa pelajaran bagi kita semua! Ahli ibadah yang sering kita as#siasikan sebagai ahli surga ternyata kasus dalam hadits itu justru sebaliknya! Sementara hamba lain yang terlihat sering melakukan d#sa justru mendapat kenikmatan surga! Mengapa bisa demikian3 .arena nasib kehidupan akhirat sepenuhnya menjadi hak prer#gati7 Allah! Manusia tak memiliki kewenangan sama sekali untuk mem8#nis #rang atau
9
kel#mp#k lain sebagai g#l#ngan ka7ir atau bukan, masuk neraka atau surga, dilaknat atau at au dirahmati! /ak /ak ada alat ukur apa pun yang sanggup mendeteksi kualitas hati dan keimanan sese#rang secara pasti! Jika diamati, ahli ibadah dalam kisah hadits di atas terjerumus ke jurang neraka lantaran melakukan sejumlah kesalahan! %ertama, ia lancang mengambil hak Allah dengan menghakimi bahwa saudaranya saudaranya $tak mendapat ampunan ampunan Allah dan tidak akan masuk surga&! Mungkin ia berangkat dari niat baik, yakni hasrat memperbaiki perilaku saudaranya yang sering berbuat d#sa! Namun ia cer#b#h dengan bersikap selayak /uhan * menuding #rang lain salah sembari memastikan balasan negati7 yang bakal diterimanya! "alam k#nteks etika dakwah, si ahli ibadah sedang melakukan perbuatan di luar batas batas wewenangnya wewenangnya sebagai pengajak! pengajak! 'a tak hanya menjadi d:;i 5tukang ajak6 tapi sekaligus h:kim 5tukang 8#nis6! %adahal, Al
% &' # $ ! " $Serulah ke jalan /uhanmu dengan bijaksana, peringatan yang baik, dan bantulah bantulah mereka dengan dengan yang lebih baik! baik! Sungguh /uhanmulah /uhanmulah yang mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya! "an "ia Maha mengetahui #rang#rang yang mendapat hidayah!& 5AnNahl =1>?* 1296
>
3i9; Y ƒ K ( = ( „; Y ƒ K (# r:[ ( … 4 $ $ z z== “Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". (l!Kahfi #$%: &') Ayat ini tak hanya berpesan tentang keharusan sese#rang untuk berdakwah secara secara ari7 dan santun melainkan melainkan menegaskan menegaskan pula bahwa tugas sese#rang sese#rang hamba kepada kepada hamba lainnya adalah adalah sebatas mengajak atau menyampaikan! Mengajak tak sama dengan mendesak, mengajak juga bukan melarang atau menyuruh! Mengajak adalah meminta #rang lain mengikuti kebaikan atau kebenaran yang kita yakini, dengan cara mem#ti8asi, mempersuasi, sembari menunjukkan alasanalasan yang meyakinkan! @rusan apakah ajakan itu diikuti atau tidak, kita serahkan kepada Allah subhânahu Allah subhânahu a taâlâ 5tawakal6! taâlâ 5tawakal6! Jamaah shalat Jumat asadakumullâh, asadakumullâh, .esalahan kedua yang dilakukan ahli ibadah dalam kisah tersebut adalah ia terlena terhadap prestasi ibadah yang ia raih! 4al itu dibuktikan dengan kesibukannya untuk mengawasi dan menilai perilaku #rang lain ketimbang dirinya sendiri! "alam tingkat yang lebih parah, sikap macam ini dapat membawa sese#rang pada salah satu akhlak tercela bernama ta*assus, ta*assus, yakni gemar mencaricari keburukan #rang lain! Apalagi, bila #rang yang menjadi sasaran belum tentu benarbenar benarbenar berbuat salah! Seringkali lataran kesalahmahaman dan perkara teknis,
sebuah perbuatan secara sekilas pandang tampak salah padahal tidak! "i sinilah pentingnya tabayun 5klari7ikasi6 tabayun 5klari7ikasi6 dalam ajaran 'slam! /entu saja memperbanyak ibadah dan meyakini kebenaran adalah hal yang utama! /api /api menjadi keliru tatkala sikap tersebut dihinggapi Bu*ub B u*ub 5bangga 5bangga diri6! @jub merupakan penyakit hati yang yang cukup kr#nis! kr#nis! 'a bersembunyi di balik balik kelebihankelebihan diri kemudian pelanpelan meng#t#rinya! )isa saja sese#rang selamat dari perbuatan d#sa tapi ia kemudian terjerumus ke dalam jurang yang lebih dalam, yakni ujub! Mesti diingat, menghindari perbuatan d#sa memang hal yang amat penting, tapi yang lebih penting lagi bagi sese#rang yang terbebas dari d#sa adalah menghindari si7at bangga diri!
[ ˆ 9a N2 = ‰ † ‡ † ‡ ~ ( UW [ 18 S = y † ‡; † ‡; C $Maksiat yang disertai rasa hinadina 5merasa sangat berd#sa6 adalah lebih mulia dibanding melakukan ketaatan yang disertai rasa bangga dan kes#mb#ngan!& kes#mb#ngan!& 5"inukil dari kitab Al4ikam6 Watak buruk dari kelanjutan si7at ujub biasanya adalah merendahkan #rang lain! Amal Amal ibadah yang melimpah, apalagi disertai pujian dan pengh#rmatan dari masyarakat sekitar, sering membuat #rang lupa lalu dengan mudah menganggap remeh #rang lain! ang semacam ini umumnya terjebak
C
dengan penampilan luar D +hasing nya nya saja! Mereka menilai sesuatu hanya dari yang tampak secara kasat mata! %adahal, bisa saja #rang yang yang disangkanya buruk, buruk, di mata Allah justru lebih mulia karena lebih banyak memiliki kebaikan namun lantaran bukan tipe #rang yang suka pamer amal itu pun luput dari pandangan mata kita! Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh, rahimakumullâh, "akwah berasal dari la7adh daâ!yad yang secara bahasa semakna dengan an!nidâ- dan ath!thalab! ath!thalab! n!nidâ- berarti n!nidâ- berarti memanggil, menyeru, mengajakE sementara ath!thalab dapat diterjemahkan dengan meminta atau mencari! 'stilah dakwah bisa dide7inisikan sebagai sebagai upaya mengajak atau menyeru kepada iman kepada Allah dan segenap syariat yang dibawa Fasulullah serta nilainilai p#siti7 lainnya! l ainnya! "akwah sangat dianjurkan dalam 'slam sebagai pelaksanaan prinsip amar ma-ruf nahi 5 nahi 5anil anil 6 munkar ! @mat 'slam diperintah untuk menyebarkan pesan kebaikan 5 ma-ruf 6 dan tak b#leh berdiam diri ketika melihat kemunkaran! 4anya saja, dalam praktiknya semua dijalankan dalam k#rid#r yang bijaksana, sehingga usaha usaha amar ma’ru7 terealisasi terealisasi dengan baik dan pencegahan kemungkaran pun tak menimbulkan kemungkaran baru lantaran tidak dijalankan dengan caracara yang mungkar mung kar!! .arena itu, kita mengenal dalam pr#ses dakwah dua hal, yaitu isi dakwah dan cara dakwah! /erkait /erkait isi, dakwah memiliki lingkup yang sangat luas, dari pers#alan akidah, ibadah hingga akhlak keseharian seperti ajakan untuk tidak menggunjing dan membuang sampah sembarangan! "akwah memang bukan
G
m#n#p#li tugas se#rang dai, siapa pun bisa menjadi pengajak, namun dakwah menekankan pelakunya memiliki bekal ilmu yang cukup tentang halhal yang ingin ia serukan! 4al ini penting agar dakwah dakwah tak hanya meyakinkan tapi juga juga tidak sep#t#ngsep#t#ng! ang tak kalah penting adalah cara! )etapa banyak halhal p#siti7 di dunia ini gagal gagal menular karena disebarluaskan disebarluaskan dengan caracara yang keliru! )egitu pula dengan dakwah! "alam hal ini kita bisa berkaca kepada Fasulullah! "i tengah 7anatisme sukusuku yang parah, kebejatan m#ral yang luar biasa, dan kend#rnya kend#rnya prinsipprinsip tauhid, tauhid, dalam jangka waktu hanya 2( tahun beliau sukses membuat perubahan besarbesaran besarbesaran di tanah Arab! )agaimana ini bisa bisa dilakukan3 .unci dari kesuksesan re8#lusi peradaban itu adalah daah bil hikmah, hikmah, seruan yang digaungkan dengan caracara bijaksana! Akhlak Nabi lebih men#nj#l ketimbang ceramah ceramahnya! )eliau tak hanya memerintah tapi juga j uga meneladankan! Fasulullah juga pribadi yang egaliter, memahami psik#l#gi #rang lain, menghargai pr#ses, membela #rang#rang terdHalimi, dan tentu saja berperangai ramah dan welas asih! Jamaah shalat Jumat rahimakumullâh, rahimakumullâh, )ahwa ada ramburambu dakwah yang perlu diingat, yakni jangan membenci dan dan merendahkan merendahkan #rang lain, apalagi apalagi mencaci maki dan mem#j#kkannya! .arena .arena jika hal itu kita lakukan maka keluarlah kita dari m#ti8asi dakwah sesungguhnya! sesungguhnya! "akwah berangkat dari niat baik, untuk tujuan
1I
yang baik, dan semestinya dilakukan dengan caracara yang baik! 'tulah makna sejati dakwah adalah mengajak mengajak tentunya dengan ramah dan penuh hikmah! Al
! X ! y)2[ y z w y z mk * J Š[ ‡i+‹I (* , o/31 31 /3z3z V Œ[ Œ[ r; Y W/ )Ž/ w -2= -2= m; Y & m YR ‘ ]j2j Tƒ [ e= , m; Y ma ’“ ”+/[ > S & & _ H[ Œ L 2 H [= , `; N R 2== , H36 – ƒ [= H‹ Q= =/ — 3 ˜™ _ %=/ #u4 #u4 / š ! ›Q 0 w 0 w ”Yz O œ ˜™ _ œ — 3 œ w -2= -2= m; Y ! X y z — 3#
"ari 4udHai7ah radliyallâhu anh, anh, Fasulullah shallallâhu Fasulullah shallallâhu alaihi asallam bersabda, asallam bersabda, $Sungguh $Sungguh yang paling paling aku khawatirkan pada kalian adalah #rang yang membaca Al
11
pantas disi7ati syirik, yang menuduh menuduh atau yang yang dituduh3& Fasulullah menjawab* $ang menuduh!& 54F 'bnu 4ibban6 Jamaah shalat Jumat asadakumullâh, asadakumullâh, Sebuah simpulan bahwa tekun dalam beribadah kemudian mengajak sesamanya untuk melakukan hal yang serupa merupakan sesuatu yang dipuji dalam agama! 4anya saja, dakwah atau mengajak memiliki batasanbatasan! Setidaknya ada dua tips yang bisa dipegang agar sese#rang tak melampaui batasan tugas sebagai se#rang se#rang pengajak! %ertama, %ertama, muh:sabah 5intr#speksi6! Meneliti aib yang paling bagus adalah dimulai dari diri sendiri! Muhasabah akan mengantarkan kita pada pri#ritas perbaikan kualitas kualitas diri sendiri, yang secara #t#matis #t#matis akan membawa pengaruh pada perbaikan lingkungan sekitarnya! Sebagaimana dikatakan Sayyidina Abu )akar ash Shiddi, $Ashlih na7saka yashluh lakan n:s! %erbaikilah dirimu maka #rang lain akan berbuat baik kepadamu!& .edua, taw:dlu; 5rendah hati6! Sikap ini tidak sulit tapi memang sangat berat! Fendah hati berbeda dari rendah diri! /awadhu /awadhu’’ adalah kemenangan jiwa dari keinginan eg# yang senantiasa merasa unggul* merasa paling benar, benar, paling pintar, paling saleh, dan seterusnya, seterusnya, yang ujungnya ujungnya meremehkan meremehkan #rang lain! /awadhu’ membuahkan sikap menghargai #rang lain, sabar, dan mengh#rmati pr#ses! "alam perjalanan dakwah, tawadhu’ terbukti lebih menyed#t banyak simpati dan menjadi salah satu kunci suksesnya sebuah seruan kebaikan! Kakta ini bisa kita lihat l ihat secara jelas dalam perjuangan Nabi dan
12
pendakwah generasi generasi terdahulu yang yang tercatat sejarah hingga kini! Jamaah shalat Jumat asadakumullâh, asadakumullâh, Sem#ga kita semua dilindungi Allah dari perbuatan buruk baik kepada diri sendiri maupun kepada #rang lain! Menilai diri sendiri kemudian menindaklanjuti dengan perubahan dari sendiri pula, berusaha membenahi kekurangan dan kesalahan untuk tidak mengulangi, pada akhirnya hidayah dan inayah Nya memancar, memancar, menuntun ke jalan yang dirihaiNya! dirihaiNya!
6 78 2 1 134 34 5 0 1 ,-. . / + * ) ( . @84 @ BC @A .6 @ 8 1? >58 < .6; .6; 9 7: & D E @ @
.hutbah ''
1(
‘ m = ,‚# 7[ € "#$ O(lž = ; Qž4 [) Ÿ/ ‚ a N R K//= ,D E+F G H"I= J G D G / "6 K K// "T#$ / "6 K & & m n/= D/ = "#$ M"; N 2 X @6 YZ OD)2[= H" * * * c ," / O(lž ])+ % S_ @6 x ( = ‚ ¡/ )+ % R S_ & & 4 S/= , )1a # "1 J 5)1a £iQ= r; X=/ Ÿ J r¢ S/ O )b3¤ rY ma * ¥ r:[ =" * ¦ k u4 u4 /0 w§39 /0 w§39 o/31 31 % x J x J y z X J y)2[ y z z== , )1a x rY rYˆ z ( (l = r1YW $ ‡g h R † x /= ”k \ #¨ c S ! …x w-2= m; Y J ‡k N R f"X= {© J f"X O(R S …Yª ¦ k … W= W= 6 $#x (l3\ • • = (l". • ( «> (¬= (¬= §39 › 4 k D)2[ 9o® = J % x y )Y C+ m8 4 C+ m8 9® x y z z== O‚# 7[ € "#$ = & @6 YZ O # YR ; ¯ )#Y 2 2== m; Y )Y X 4 X ) o/ (l u4 u4 o + °k + °k T ; E±o c d c Q = "#$ M"; N 2 y/o = "#$ M"; N 2 X
1
o = ´2[= @S[/ 0 Ea 0 Ea b3: @6 k * ²[ = ‚ 31³ ‡9® ‚# 7[ € "#µ = ‚b 3 S ƒo c SG c G ¶ #YR ³ = ‚#YR ³ = ¶ „³„³== ‚ „#YZ 3i· @6 YZ ˜™ y>/= ‚#YR ³ = ]j2G ‰*/ @6 YZ ¶ ) ) GG = @A & (lž ¸Q ( ¸Q = ‡+"I)³ ˜ * ¸Q = ‚\™ ‚\™ ³ = % Ex #¹ #¹ = (lž ƒ " / " / 3 = ‚#YR ³ y‹W ( y‹W = &ƒ)2= ($³ = y G‰ = G‰ = ƒ_) = ƒj k * † @6 YZ O(lž ])+ T‡ X h Q="Q Xo W W ; N R ="Q Mº (* Mº (* (~ = A 36 – ($³ = ‡k 8 i ; Qž4 » k x o/ k [ O‚# 7[ 0 ‡ 0 T‡ o ‚#YR ³ º 3 2 2== S 3Ž?o »= T‡ k S k #Y– k [ O[ k 7 ‹ z= T‡ k Nk R Nk R iQ O(l¼ ½ ( (¾)9k k b3¤= k 3i¿x k 3i¿x @ @ = k N R SG = y" _ M3 + J LÀ Al = Á31 > ƒo a + a = R SG  + J š J * & & & {© J =3\>= =3\> = =3\‹x rY =3\‹x rY r© + —¿ + —¿ = 39k ³ = ƒo • • $i (* B\/ J 3\= v ‰l v ‰l m# m# Q Q H=39K = v3\‹+