*
Takwa Setelah Ramadhan
ئا ِتَيّس و، ا نِ فُأَْ رِو ش ْ م ِبال ذع و،،ه ف ْغ ْ و، نيع ْ و،،ده ْح ِدل ْ ح إ ،،ل َ إ َإ َ َد أ ْأشَ و ، َ ِا َ َ ضْ ْ م و، َ ض م َ َ ل هدْ ْ م ، انِا ْأَ رس وده ْ دً ح م أَ د ْأشَ و ،َ ك ْ شَه د ْو ( ْ م ْ ْأَ و إ َو ِاقَ ل ُق ن آم ا َا أ) :ى :ىاع اَ ا وج ْزو ا ْنم َخ وٍدة و ف م مْ ُ قَ َخ ُ ب رُق ن ا َا أ) :ا:اًضَْأ اَو ْ ُ يَْ اَل إ اْر َ و بءُ ل ُق واء وً ث َ اجا ر مْن ب (ا ير وْ ُ اْ َأ ْ ُ َ ْ صْ دد سْ َ ُو ل ُق ن آم ا َا أ ) : َ َ ج ج َ َ و (ا يظ ًز ْ َ ز اَدْ قََ َْ س ر ول ط ْ م وْ ُ بُذ ْ ُ َ ْف ْغ و، س و ْيَ ل ى ٍد ح م دْ ْد يْخ و،،لِ َ َ َ َ ْأَ َ:د:د بْع امَأ ِنار ى ٍََ ُ و ،ٌ ََ ٍ ْبد ُ و ،ٌ ْبد ٍ َد ْمح ُ و ، ا اَد ْمح ر ْ م ش Ma'asyiral Muslimin Jama'ah Jum'at Rahimakumullah, Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan maghfirah baru saja berlalu. Hanya satu hal yang pasti telah ditinggalkannya bersama kita, yaitu amal ibadah yang telah kita lakukan saat berada di bulan Ramadhan. Apakah amal ibadah kita selama itu diterima atau tidak serta apakah amalanamalan tersebut berbuah takwa kepada kita atau tidak. Sebagaimana firman Allah ,
ْ منِ نَ ليَِّا َعَ بَ تُِ ك َ كَ ُ َ ّصِ ا ُ ُ َ عَ بَ تُِوا كُ مَ ءاَ نَ ليَِّا ََُّأيَ ْ ْ َ وت ُقَّ َ ْ ُ َّ ََ ُ ِ َ
" Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Al-Baqarah: 183)
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah, Dengan berakhirnya Ramadhan, banyak yang terkecoh dengan ungkapan kembali suci. Mereka merasa bersih dari dosa setelah melewati Ramadhan dan memasuki 'Iedul Fithri. Istilah 'Iedul Fith Fithri ri pun diart diartika ikan n seba sebagai gai hari hari kembal kembalii suci. suci. Padah Padahal al pemak pemaknaa naan n ini ini seben sebenar arnya nya salah. salah. Rasulullah sendiri sendiri memberi memberikan kan makna makna bahwa bahwa 'Iedul 'Iedul Fithri Fithri artinya artinya hari berbuka setelah setelah berpuasa selama sebulan. Hal ini seperti sabda Rasulullah ,
ْ ُ مِيا ْ م ْ ُ ط فَ طف ْ امَأو
“ Dan (maksud) hari Fithri adalah hari berbuka kamu dari shaum (puasa).” (HR. Abu Dawud)
Selain itu mereka juga tidak memperhatikan sabda Rasulullah ,
ن ج َذإ نْيب ما تف َ م اضمإى رَ ضا مر و عْ ىَإ ُ ع ْ وو ْ ت َص ِا َ
“Shalat lima waktu dan (shalat) Jum'at ke (shalat) Jum'at berikutnya, dan (puasa) Ramadhan ke (puasa) (puasa) Ramadhan Ramadhan berikutn berikutnya ya adalah adalah penghapu penghapuss untuk untuk dosa antara antara keduany keduanya a apabila apabila dia menjauhi dosa besar.” (HR. Muslim) Hadits di atas menunjukkan keutamaan Ramadhan sebagai pembersih dosa-dosa kecil yang telah dilakukan terdahulu, namun dengan syarat harus menjauhi dosa besar. Dan ketika dosa besar dilakukan di antara dua Ramadhan tersebut, maka keutamaan Ramadhan tidaklah cukup untuk menghapuskan dosa-dosa. Dosa-dosa tersebut baru bisa dihapuskan dengan jalan taubat nasuha tidak perlu menunggu melakukan taubat pada bulan Ramadhan. Taubat nasuha bisa dilakukan kapan saja ketika dosa besar dilakukan sengaja atau pun tidak, dengan syarat ikhlas karena Allah, menyesali dosa yang telah dilakukan, serta berhenti dari melakukan dosa tersebut.
Jama'ah Jum'at Rahimakumullah, Rahimakumullah, Bila pun kita menghindari dosa-dosa besar, tidak serta merta dosa-dosa kecil yang telah kita lakukan akan dihapuskan dengan mudahnya. Rasulullah bersabda,
بش و م اعَ د َ أ ٌج ا ْيَ َ بَ عوو ِور َ َْْ د ْ َ ْ م
“ Barangsiapa yang tidak meninggalkan ucapan keji dan berbuat keji, Allah tidak butuh orang itu meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari) Demikian pula dengan kewajiban-kewajiban yang menyertai ibadah di bulan Ramadhan guna menyemp menyempurna urnakan kan ibadah ibadah Ramadha Ramadhan. n. Sebagaim Sebagaimana ana yang diriwaya diriwayatka tkan n oleh Ibnu 'Abbas 'Abbas tentang zakat fithri atau zakat fithrah,
ْعُو َو و ْغ ْ م ِاص ة ْ ُ طف اةَز س و ْيَ ى رس َ ِ ا “ Rasulullah mewajibkan zakat fitri untuk mensucikan orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan kata-kata keji, dan juga untuk memberi makan miskin.” (HR. Abu Dawud)
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah, Janji Allah lewat Rasulullah bukanlah dusta. Bahwa mereka yang tidak mengerjakan mengerjakan dosadosa besar pada Ramadhan yang terdahulu atau Ramadhan yang kemudian atau di antara dua bulan Ramadhan maka akan mendapatkan mendapatkan keutamaan Ramadhan yang menghapus menghapus seluruh dosadosa dosa kecil kecilnya nya yang yang terdah terdahulu ulu.. Demi Demikia kian n pula pula bahwa bahwa shala shalatt ma malam lam di bulan bulan Ra Rama madha dhan n menghapus dosa yang telah lalu, begitu pun dengan puasa di siang harinya. Dan mungkin kita semua telah menjalani amalan-amalan tersebut dengan sempurna tanpa cacat. Tidak lupa pula disempurnakan dengan zakat fithri. Walaupun demikian, kita harus berharap agar semua ibadah kita diterima serta dosa-dosa kita terampuni. Selain berharap, ktia juga perlu khawatir, jangan-jangan semua yang kita jalani belum memenuhi kriteria diterima sebagai amal shalih di sisi Allah . Dan termasuk kebodohan, jika seseorang menyatakan sudah memperoleh banyak pahala atau telah bersih dari dosa. Apalagi bila yang dilakukan ternyata belum seberapa. Pernyataan seperti ini akan menimbulkan efek negatif di belakangnya. Bukan saja tidak ada upaya perbaikan dan peningkatan amal. Bahkan cenderung menganggap sepele dosa. Karena sudah merasa bersih dari dosa, maka akan muncul keinginan untuk melakukan dosa.
Padahal, amal yang bisa menghapuskan dosa adalah amalan yang maqbul, yang diterima di sisi Allah . Amalan yang maqbul setidaknya mememnuhi dua syarat, yaitu ikhlas dan benar. Maka siapakah yang berani menjamin telah beramal dengan ikhlas dan akan tetap ikhlas selamanya? Karena perlu diketahui bahwa ikhlas bukan saja sebelum dan saat beramal saja. Ikhlas bahkan dituntut setelah menjalani amal dan batas akhirnya adalah ajalanya. Boleh jadi seseorang ikhlas sesaat setelah beramal, namun di kemudian hari dia batalkan keikhlasannya keikhlasannya dengan maksud riya` (ingin dilihat orang) atau sum'ah (ingin didengar orang) atau ujub (perasaan bangga di dalam hati). Maka amal yang telah lalu pun menjadi batal, tidak diterima sebagai amal yang maqbul dan tidak akan bisa menghapuskan dosa. Maka sepantasnyalah kita tidak terpedaya dengan amalanamalan yang telah kita lakukan.
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah, Orang yang hatinya tulus dalam mengabdi kepada Allah , juga jujur dalam memaknai nashnash dalam dalam ayat-aya ayat-ayatt yang suci serta serta hadits-h hadits-hadit aditss yang shahih, shahih, pastilah pastilah memaham memahami. i. Bahwa Bahwa disebu disebutka tkanny nnyaa keutam keutamaa aan n suatu suatu am amal al shali shalih h dengan dengan janji janji-ja -janji nji pahal pahalaa adala adalah h supaya supaya kita kita terdorong untuk melakukannya. Bukan sama sekali untuk meremehkan amal yang selainnya. Misalnya ketika disebutkan keutamaan tahmid, “ Dan bacaan 'alhamdulillah' itu bisa memenuhi timbangan.” (HR. Muslim) Maka arahan hadits di atas adalah untuk memperbanyak ucapan tahmid, sama sekali bukan untuk menafikan amalan lain. Atau karena merasa timbangan sudah penuh kemudian menganggap tidak perlu amalan yang lain. Lebih parah lagi ketika amalan-amalan wajib seperti shalat lima waktu juga ditinggalkan karenanya. Padahal, keutamaan tahmid tersebut, bagaimanapun besarnya tidak akan bisa menutupi menutupi kewajiba kewajiban n menjalan menjalankan kan shalat. shalat. Bahkan Bahkan tanpa tanpa shalat, shalat, keutamaa keutamaan n tahmid tahmid tersebut tidak akan berguna sama sekali, karena batas pemisah antara seorang muslim dengan kafir adalah meninggalkan shalat.
Jama'ah Jum'at Rahimakumullah, Rahimakumullah, Oran Orang g yang yang cerd cerdik ik me mema maha hami mi,, bahw bahwaa tuju tujuan an dise disebu butk tkan an keut keutam amaa aan n am amal al ibad ibadah ah yang yang menghapuskan dosa adalah untuk menyemangati kita untuk segera bertaubat dan membersihkan diri dari dosa. Bukan justru dijadikan alasan untuk menumpuk dosa yang baru dengan alasan dosa yang lama telah terhapus. Misalnya ketika Rasulullah bersanda, “ Barangsiapa shalat di malam bulan Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari) Maka inti pesan Rasulullah tersebut adalah agar umatnya menjalankan shalat malam di bulan Ramadhan, bukan supaya melakukan maksiat setelah menjalankan shalat malam dengan alasan dosa maksiat terdahulu telah dihapus.
. ن ْأَََ ْع َيََ ْقَ َ ْع ْ ْ ل م ا نَع ج و ْ َ آْق ُ ْ ُ َو ْ ل بار ْي ْ ْي وْ ُ َو ْ ل ف ْغ ْأسَو ْ َْ ُُ ُْ أَ Khutbah Kedua
ه َ َْو ُ ْدّ ى َ ه ظي ّ حـ ْ ود با َْ س ر َ س َْأر ْ ل د ْ ح َ َ ُْ ْ ل ُ ْس ر دً ح م أَ د ْأشَو ل إإإ َد أ ْأشَ
(( ْ م أَأو إ َو ِاقَ ل ُق نم ء ااأ )): اعا ل اَ دبْع امَ أ، ْيع ْأجَ ِحبا ْأَو أأ ىَ وٍد حى مَ Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah, Selain terpedaya dengan amal ibadah penghapus dosa, ada juga yang salah dalam memahami makna istighfar. Begitu mudah seseorang melakukan dosa, karena merasa mudah pula untuk menebusnya. Cukup dengan bacaan istighfar, serta merta dosanya lenyap seketika. Orang yang merasa telah bersih dari dosa, lalu menyengaja berbuat dosa, hakikatnya adalah seora seorang ng pemb pembang angkan kang g dan durja durjana. na. Dia Dia me menya nyala lahar harti tikan kan penga pengamp mpuna unan n Alla Allah h dan menggunakannya menggunakannya sebagai pemicu untuk berbuat dosa. Dia sengaja memancing kemurkaan Allah dengan dosa, dosa, lalu lalu menyanda menyandarkan rkan alasannya alasannya pada kasih sayang sayang Allah Allah dan kemurahan kemurahan dengan ampunanN ampunanNya. ya. Alangka Alangkah h tidak tidak sopannya sopannya kepada kepada Allah Allah , dan dan am amat at jauh jauhla lah h ia dari dari sifa sifatt pengagungan kepada Allah . Bukankah Bukankah anak dikatakan dikatakan durhaka durhaka bila sengaja sengaja membuat membuat jengkel jengkel ayahnya, ayahnya, atau memanci memancing ng kemara kemarahan hannya nya,, lanta lantaran ran dia tahu tahu bahwa bahwa sang sang ayah ayah sanga sangatt penya penyabar bar dan suka suka me mema maafk afkan an kesalahannya? Lantas bagaimana jika perilaku seperti itu dilakukan terhadap Allah ? Istighfar adalah realisasi taubat yang wajib disertai tekad untuk tidak mengulangi dosa kembali. Tanpanya, taubatnya hanya bohong belaka. Demikianlah realisasi dari ketakwaan sebagaimana tujuan dari puasa Ramadhan. Ramadhan. Semoga Allah menjauhkan menjauhkan kita dari dosa yang kita sengaja, dan mengampuni dosa yang tidak kita sengaja atau tidak kita ketahui. Amien.
اي ْ س و ْيَ نم ء ا َ أ ّ ن ىَ ص َ َ م ول إ ، ْيِ ْبإ آ ىَ و،ْ يِ إْب ىَ ْي اَ ،،دٍ ح م آ ىَ و،،دٍ حى مَ ، ْيِ ْبإ ىَ ارا بَ ،،دٍ ح م آ ىَ و،،ٍد حى مَ ْرِبا .د.دْي مدْي كإ .دْي مدْي ك إ،ْي ِ إْب آ ىَ و ا نْ ْ ا ونَ ْفـ ـْغ ْ َ إا و ن ُفْأَ نا ْ ََ ناب ر،،ِات ْ وو ْي ْ ْ فـ ـ .ر.ِنار َ انو ن ة خ و ن ايْد ناآ نا ب ر،ْ ِاس م ُ نَ ح وك ْع ِو زْ م ك بُذ ْ ع ا إ .ى .ىن غوو اَعف وو ىَق و د ك َُ ْ اإ ى و. ْي اع ّ ر د ل ْ ح َا أْ خ آ و.كط س ْي ج وك ق ةاء ُو ك يِا . س و ْح و آ ىَ وٍد حا مّني ىَ ل
*
Diadaptasi Diadaptasi dari Rubrik Merasa Suci Lalu Berdosa Lagi, http://www.a http://www.arrisal rrisalah.ne ah.net/kolo t/kolom/201 m/2010/09/ 0/09/meras merasa-suc a-suci-lalu i-lalu-berdosa-lagi.html/comment-page-1 dengan beberapa penyesuaian berdosa-lagi.html/comment-page-1