Kerjasama Kemitraan di Desa (Bidan, Dukun, Kader, To Toga, Toma, Kades/Lurah, Kades/L urah, Perangkat Desa) Bentuk kerjasama kemitraan antara bidan, kader dan dukun
Pendataan Bumil baru oleh kader dan dukun bayi, pendataan ibu yang baru diduga hamil, dan selanjutnya dicatat oleh kader di buku register Kader, caranya : 1. Kader atau atau dukun dukun melapor melapor ke bidan bidan setempat setempat kemudi kemudian an bidan melakukan melakukan Validasi data data kemudian dicatatkan di Register Bidan (ika hasil hasil pemeriksaan oleh bidan dinyatakan memang hamil! ". #ukun #ukun yang yang tidak tidak bisa bisa menulis menulis laporan laporan lansun lansung g ke bidan $. Kemitraan Kemitraan bidan bidan dan dukun dukun : kalau ibu ibu hamil hamil meminta meminta melahirkan melahirkan di dukun, dukun, dukun memanggil bidan dan kalau melahirkan di bidan dukun dipanggil oleh bidan untuk membantu membantu bidan melakukan pera%atan bayi &. cara lain : 'iap 'iap kader kader melakukan melakukan pendataan pendataan bumil bumil lalu lalu dicatat dicatat pada buku buku Kader suh ). Pada %aktu %aktu posyan posyandu du maupun maupun pasca pasca posyandu posyandu kader kader melapor melapor ke bidan bidan jika jika ada yang dicurigai hamil, bidan melakukan kunjungan rumah didampingi Kader untuk memastikan kehamilan. *. +ntuk +ntuk dukun yang yang merujuk merujuk K ke bidan mendap mendapat at uang transport transport langsung langsung dari bidan, kalau merujuk persalinan ke bidan juga mendapat transport -. da #ana #ana bergulir bergulir untuk untuk kemitraan kemitraan ke #ukun #ukun,, dukun dukun mengembali mengembalikan kan dalam bentuk kerjasama dengan membantu persalinan yang yang dilakukan oleh bidan . Perlunya lembaga yang mewadai kejasama Kemitraan
1. #alam bentuk bentuk Paguyu Paguyuban ban kader kader (Bidan (Bidan #esa lintas lintas progra program! m! ". Perte Pertemu muan an ruti rutin n duk dukun un $. 'entan tang K 1. Perlu K hitam hitam diatas putih, putih, K bisa bisa dalam dalam bentuk bentuk /orum Kesehatan Kesehatan #esa dari Kepala Puskesmas ". 0+, 'anda 'anda tangan tangan 0+, 0+, Bidan, Bidan, Ketua Ketua PKK, PKK, Kepala Kepala #esa, #esa, Kecamatan &. 0eka 0ekani nism smee Kerj Kerjaa 1. Kader : #iadakan #iadakan pertemu pertemuan an tiap tiap bulan bulan 1 kali, kali, 2ang ang dibahas: dibahas: #rop #rop out out K 3 munisasi, 4i5i K#6 dan 4i5i Buruk. ". #ukun #ukun : Pertemuan Pertemuan ada tiap tiap " 7 & kali kali setiap tahun, tahun, 2ang dibahas dibahas : n8ormasi data sasaran $. Pertemuan Pertemuan Kader, Kader, Bidan, Bidan, #ukun, #ukun, Kepala Kepala #esa, #esa, Perangkat Perangkat #esa jadi jadi satu /orum Kesehatan #esa (/K#! setiap 1 bulan. Pertemuan #ukun 1 Kecamatan 1 kali setiap hari tertentu.
#iskusi kemitraan toga toma kades bidan dukun kader Perlunya meningkatkan motivasi kader, dukun agar kerjasama teta berjalan
1. Perlu diadakan pendekatan terhadap kader dan dukun agar mengutarakan maksud dan tujuan dari program KBB9 ". #iadakan pertemuan intensi8 antara kader dan dukun di8asilitasi oleh Kepala Puskesmas, bidan desa, dan tim penggerak PKK. $. Bekerja sesuai dengan tujuan masingmasing &. aling memberi dan menerima saran dan kritik ). danya re%ard atau penghargaan *. Perlu K Kader dari Kepala desa untuk usulan dana. -. ;onor Kader diusulkan pada %aktu 0usrenbangdes. <. Perlu pembinaan kepada dukun agar kompetensi dalam membantu pera%atan semakin baik. Perlunya !denti"ikasi "aktor endukung dan enghambat dalam kerjasama kemitraan bidan, kader, dan dukun
1. ". $. &. ). *. -.
da 8ee (biaya=dana! untuk dukun diambil dari setiap kali kirim pasien Pertemuan dan pembinaan di puskesmas tiap bulan da 0+ tingkat desa da K kader da insenti8 kader da pertemuan rutin tingkat desa perbulan 1 posyandu dilakukan " kali kegiatan, 1. Penimbangan berat > bagi P0' > penyuluhan ". Pelayanan imunisasi <. ?aktu kader terbatas @. 0otiAasi kader kurang 1. Kesadaran kader meningkat, 11. da peta sasaran K=Posyandu penimbangan milik Kader 1". nsenti8 perlu ada kenaikan Faktor Pendukung
danya nsenti8 kader 1 bulan = 1 kader Rp. ")., dari ## Faktor Penghambat
1. Rendahnya pendidikan #0 kader > dukun ". 0asih banyak dukun yang tidak mau bekerjasama
$. ?aktu kader terbatas &. 0otiAasi kader kurang Bentuk dukungan masyarakat, T#$%, T#&% dan Pemerintah dalam kemitraan bidan, kader, dukun
1. ". $. &. ). *. -. <. @.
jakan persalinan ke 6akes Kesepakatan bidan, dukun secara tertulis da K dari Kepala #esa tentang kemitraan dukun 7 bidan danya re%ard untuk dukun (persalinan! Biaya pertolongan persalinan disamakan tiap kecamatan danya sanksi bagi bulin yang tidak bersalin di 6akes danya Bumil le%at kader asuh danya dana bergulir untuk dukun danya dana talangan bu bersalin, kas 2asinan (kumpulan pengajian!, PKK #esa 1. 1. Bantuan transport ('abulin! untuk rujukan ke R. Perlunya 'anksi bagi bulin yang tidak bersalin di akes •
anksi tidak berbentuk materi, sanksi berbentuk administrati8 dokumen, mempersulit pembuatan akte kelahiran, dan pelayanan lainlain dan memberikan e8ek jera untuk tidak bersalin ke nakes.
Perlunya Dana Talangan •
#ana talangan sama seperti simpan pinjam. 'idak sama dengan amkesmas, #ana Perdesa dan dengan tujuan saling membantu, karena di masyarakat banyak yang kurang mampu (#asolin!.
&
kemampuan dan pengetahuan proses kondisi hamil: terjadinya kehamilan, pertumbuhan janin dan %aktu selama kehamilan, tandatanda dan saatnya persalinan. #engan demikian tidak ada perbedaan yang mendasar dan komplikasi tertentu sasaran pekerjaan, karena kedua praktisi ini memiliki kesamaan pengetahuan dalam memahami tandatanda kehamilan dan persalinan, hanya yang berbeda sebatas pada penggunaan peralatan medis, dan obatobatan, serta etiologi penyakit. leh karena itu merupakan peluang bagi bidan melakukan upayaupaya kemitraan secara sinergitas, dan saling menguntungkan, agar keduanya tidak terjadi komplik yang bisa menjadi kendala dalam membangun kemitraan. aling menguntungkan antara bidan dengan dukun bayi dalam persalinan membuktikan bah%a persepsi bidan kepada dukun bayi positi8, dengan prinsip tidak ada yang dirugikan. /aktor mendasar dan langsung dalam melakukan kerjasama antara Bidan di #esa dengan #ukun Bayi, karena dukun bayi masih dibutuhkan tenaga, pengaruh dan ke%iba%aannya sebagai tokoh masyarakat, agar dapat membantu bidan dalam hal memberi in8ormasi a%al jika ada pasien yang akan melahirkan, pasien yang beresiko atau pasien yang memerlukan pera%atan berkelanjutan, sebagai upaya mencegah dan menurunkan tingkat kematian ibu, bayi dan balitanya. Ketiga : Pandangan dukun bayi terhadap caracara yang dipraktekkan oleh B## pada umumnya (<).C! mengatakan tidak bertentangan dengan kebiasaan yang dilakukan oleh dukun bayi, kesamaan yang dimaksud seperti, tandatanda kehamilan dan periode %aktunya, tandatanda melahirkan, caracara menolong persalinan. sekalipun pandangan dukun bayi sangat positi8 kepada bidan, tetapi dalam hal persalinan tetap memiliki perbedaanperbedaan mendasar, karena masih ada dukun bayi menggunakan caracara tradisional (jampejampe! sementara bidan tetap menggunakan peralatan persalinan sesuai perkembangan teknologi kesehatan. #ukun yang mengatakan tidak ada perbedaan, terutama dukun yang sering hadir bersamasama membantu bidan dalam persalinan, sehingga mereka memiliki pengetahuan minimal, dapat menggunakan peralatan persalinan yang diberikan bidan seperti gunting, sehingga ke depan timbul rasa percaya diri yang dikha%atirkan akan bekerja sendiri dan tidak memberi kesempatan bidan menggeser kedudukannya, termasuk dalam bermitra., sekitar (1).C! yang mengatakan bertentangan dengan kebiasaan yang dilakukan oleh dukun, terutama
dukun bayi tidak terlatih yang menolong persalinan tanpa bantuan bidan, karena di %ilayah kerjanya tidak ada bidan, terutama daerah yang terisolasi sulit dijangkau oleh bidan yang ditempatkan pada desa lain. $. +paya+paya Kemitraan #an 0an8aat 2ang diharapkanKonsep kemitraan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu kerjasama antara bidan di desa dengan dukun bayi dalam melaksanakan tugastugas persalinan. #alam kerjasama ada kesepekatan tentang komitmen dan harapan masingmasing, dan saling berbagi baik dalam menghadapi resiko maupun keuntungan yang diperoleh, dengan prinsip persamaan (eDuity!, keterbukaan (transparansi! dan saling menguntungkan (mutual bene8it!. elain itu, upayaupaya yang dilakukan oleh B## adalah : a. saling membantu (&&."@C!, b. saling mengisi kelemahan dan kelebihan (<.)-C!, c. saling transparansi (keterbukaan! (&-.1&C!. ;asil temuan dilapangan menunjukkan bah%a ada $ (tiga! typologi model persalinan yang berlaku pada suatu komunitas, berdasarkan tingkat pengetahuan dan pengalaman mereka dalam bersalin pada masyarakat setempat, yaitu: 1! Persalinan dilakukan oleh dukun bayi, tanpa kehadiran bidan Pada umumnya berlaku pada masyarakat yang masih kuat adat dan kebiasaan yang berlaku pada komunitas setempat, sesuai keyakinan dan pengalaman mereka, dan selama ini dukun bayi dinilai berhasil dalam menolong orangorang yang bersalin. ;asil %a%ancara dan obserAasi bah%a caracara persalinan seperti ini, hanya berlaku pada desadesa terpencil sulit dijangkau transportasi darat dan laut, dan belum tersentuh program penempatan B## dan sarana kesehatan lainnya seperti, Polindes (Pondok Bersalin #esa!. Kondisi seperti ini tampaknya menjadi hambatan bagi B## melakukan komunikasi dan kemitraan dengan dukun bayi. "! Persalinan dilakukan oleh dukun bayi dan Bidan #i #esa (B##! Pada umumnya dikelompokkan pada masyarakat transisional, yaitu sistem medis modern telah menyebar dan diterima sebagai suatu inoAasi pelayanan kesehatan berbasis masyarakat, karena di daerah itu sudah ada Posyandu dan Polindes, tetapi masih ada sebagian %arga komunitas yang masih tetap mempertahankan sistem medis tradisional sampai sekarang ini, karena itu praktekpraktek penyembuhan dengan caracara tradisional masih dijumpai di beberapa daerah dan etnis. ;asil %a%ancara dan obserAasi bah%a di satu sisi masyarakat (kerabat dekat ibu melahirkan! memanggil
dukun bayi terlebih dahulu, kemudian menyusul B##. Persalinan dilakukan oleh dukun bayi, sesudah itu B## yang memotong palacenta, memberi obat dan suntikan kepada ibu melahirkan serta Aitamin penambah darah (/e!. #i sisi lain menunjukkan bah%a B## tetap memberikan kesempatan kepada dukun bayi dan memahami serta menghargai adat dan tradisi yang berlaku pada keluarga yang melahirkan, sehingga komunikasi dan kemitraan antara B## dengan dukun bayi berjalan dengan lancar dan sinergis. $! Persalinan yang dilakukan oleh Bidan #i #esa (B##! Pada umumnya adalah masyarakat yang berperilaku sadar akan pentingnya persalinan yang dilakukan oleh B## baik higienitasnya maupun tindakan lanjutan pera%atan lainnya, karena dianggap lebih tepat, aman dan murah biaya. 1. lih Peran Pertolongan Persalinan lih peran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah bidan desa mengambil alih peran dukun sebagai penolong persalinan, dimulai pemeriksaan kehamilan, persalinan dan pasca persalinan sampai pada tindakan pera%atan. +paya alih peran ini tidak semudah yang kita bayangkan karena terkait dengan 8aktor8aktor sosial kultural masyarakat setempat, sehingga gagasan tentang alih peran masih memerlukan beberapa tahapan. ;asil temuan di lapangan menunjukkan bah%a responden dukun bayi mengatakan sangat setuju ("".)C!, setuju ($".)C! dan tidak setuju (&)C!. Pandangan tidak setuju berasal dari dukun bayi yang tidak terlatih, masih mengandalkan kepopuleran nama dan ketokohannya, serta pengalamannya dalam menolong orangorang yang melahirkan. elain itu, mudah
)
dihubungi, tidak ada standar harga yang tetap, tidak dalam bentuk uang, tetapi biasanya bentuk barang (barter! berupa beras, kelapa, ubi dan hasil kebun lainnya. Pandangan tersebut merupakan kondisi riil bagi masyarakat yang masih mengandalkan kepia%iyan dukun bayi yang selama ini banyak memberi bantuan si ibu yang bersalin. #alam upaya B## melakukan alih peran persalinan maka upaya yang harus dilakukan oleh B## adalah, komunikasi interaksi ber%a%asan budaya, memahami bahasanya, memahami adat dan kebiasaan dalam persalinan, dan melakukan kunjungan rumah ke dukun bayi secara intensi8 (&-.1&C!, samasama hadir dalam persalinan ("C!, bantuan peralatan persalinan ("C!, dan cara penggunaan dan peman8aatannya (&."@C!.. ). ;ambatan #alam Bermitra ;asil %a%ancara dan pengamatan di lokasi penelitian ditemukan beberapa hambatan dalam bermitra antara B## dengan #ukun Bayi: a! Belum ada pembagian tugas yang jelas dan kongkrit tentang kemitraan antara B## dengan #ukun Bayi. 'etapi yang berlangsung selama ini adalah memberi bimbingan dalam bentuk mengajarkan caracara persalinan higines. sekalipun pengetahun dan keterampilan dari B## belum tentu mampu diadopsi oleh dukun bayi, seperti menyuntik, memberi obat dan Aitamin penambah darah atau mendeteksi resiko penyakit yang dapat membahayakan bayi dan ibunya. b! Pada umumnya Bidan P'', masih berusia muda, kurang berpengalaman, kurang menguasai adat dan tradisi masyarakat, serta bahasa komunitas di %ilayah kerjanya. c! Perilaku dukun bayi untuk tidak melakukan praktek praktek persalinan secara tradisional dengan menggantikan caracara yang lebih higiens (medis modern! belum tentu dapat melaksanakan dengan baik, karena bisa saja terbentur biaya untuk membeli alkohol dan betadine. d! 0asih ada daerahdaerah yang belum tersentuh kehadiran B## dan 8asilitas pelayanan kesehatan seperti Polindes dan Posyandu. Kesimpulan #an aranaran 1. Kesimpulan a. 'erdapat perbedaan persepsi antara B## dengan dukun bayi dalam hal pertolongan persalinan., terutama persepsi tentang praktek persalinan, yaitu di satu sisi dukun bayi masih ada menggunakan caracara tradisional dan di sisi lain B## menggunakan caracara medis modern. Pengetahuan dukun bayi tentang persalinan diterima secara turun temurun, sedangkan B## dibekali pengetahuan melalui pendidikan 8ormal, dan kemampuan menggunakan peralatan persalinan yang
sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku b. 'idak ada perbedaan kemitraan antara B## dengan #ukun Bayi, sehingga dapat berjalan dengan baik, dan dapat dilanjutkan selama keduanya bersedia kerjasama dalam persalinan. 'etapi kemitraan yang dilakukan bidan masih dalam batas pemaknaan trans8er kno%ledge, dan belum mengarah pada Elih PeranE pertolongan persalinan secara optimal. ". aranaran #alam upaya melakukan alih peran praktek secara tradisonal oleh dukun bayi, maka beberapa saran yang harus dilakukan oleh B## sebagai berikut : a. 0enyusun suatu pembagian tugas yang lebih kongkrit antara B## dengan dukun bayi dalam praktek persalinan, disaksikan oleh Kepala #esa dan tokoh masyarakat lainnya, seperti dukun bayi bertugas memimpim upacaraupacara ceremonial yang ada kaitannya adat dan kebiasaan masyarakat. b. 0engeluarkan 1C jasa persalinan dari pendapatan yang diterima oleh B## kepada dukun bayi, sebagai salah satu langkah a%al meminimalisasi praktek praktek tradisional dukun bayi dalam persalinan c. 0emberdayakan tenaga #ukun Bayi sebagai Egent 8 FhangeE dan EPublik piniE dalam mengkampanyekan caracara persalinan medis modern dan meman8aatkan sarana kesehatan yang tersedia seperti Polindes dan Posyandu. d. #aerahdaerah yang belum tersentuh kehadiran B## dan Polindes, maka dibutuhkan sarana kesehatan lainnya seperti Polkesdes (Pos Kesehatan desa!. #/'R P+'K bramson. 1@@-, G0etode urAei dalam Kedokteran KomunitasE judul asli EurAey 0ethods in Fommunity 0edicineEditerjemahkan oleh khid, 4adjah 0ada +niAersity Press, 2okyakarta l%isol 1@<@, GPandangan 0asyarakat ceh 0engenai KesehatanE dalam G#ukun 0antera, dan Kepercayaan 0asyarakat, 2ayasan lmulmu osial, Pustaka Karya, akarta Bennet, /. 1@
ction a 0anual /or 'ropical and Rural reas, penerjemah ndi ;artono, 2ayasan ssentia 0edica, akarta Binol, Kartini, 0#, 0P;, ") G 0aternal, 6eonatal nd Fhild ;ealth (06F;! GKajian Kematian bu dan nak #i ndonesia, dan Kebijakan 0emperkuat Komponen Kesehatan bu, nak dan 6eonatal, Proyek #; #BProAinsi ula%esi 'engah, uli "), Palu Fhamber, Robert, 1@<$ GPembangunan #esa 0ulai #ari BelakangE judul asli GRural #eAelopment Putting 'he 9ast /irstE diterjemahkan oleh Pepep udrajat, 9P$H, akarta. #epertemen Kesehatan R, "1 GPedoman +mum ReAitalisasi Pos Pelayanan 'erpadu (Posyandu!, #epkes #an tonomi #aerah #irjen Bina Pemberdayaan. akarta. "& G Pedoman PosyanduE #irjen Bina Kesehatan 0asyarakat #irektorat Kesehatan Komunitas, akarta "& G Kajian Kematian bu #an nak #i ndonesia G('im Kajian KK, Badan Penelitian #an Pengembangan Kesehatan! akarta "* G Pedoman Pengembangan #esa iaga, Panduan Bagi PetugasE akarta H88endy, 6asrul ") G#asar#asar Kepera%atan Kesehatan 0asyarakatE Penerbit Buku Kedokteran (H4F!, akarta
*
/oster, 4eorge 0 dan nderson 4allatin Barbara1@<* Gntropologi KesehatanE judul asli G0edical nthropologyE diterjemahkan oleh 0eutia dkk, + Press, akarta. 4ani, scobat, 1@<@ GKonsep Kemandirian #alam PosyanduE #isampaikan pada eminar Posyandu, K0, akarta, "- 0ei 1@<@. ;endry 0osley 3 F. Fhen, 1@<) Guatu Kerangka nalisis +ntuk 0engkaji 'ahap ;idup nak di 6egara edang BerkembangE dalam Glmulmu osial #alam Pembangunan KesehatanE , 4ramedia, akarta. Kalangie, . 6ico, 1@<)G0akanan sebagai uatu istem Budaya, beberapa Pokok Perhatian ntropology 4i5iE dalam Glmulmu osial #alam Pembangunan KesehatanE , 4ramedia, akarta 1@@&, GKebudayaan #an Kesehatan: Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primer 0elalui Pendekatan osiobudayaE 0egapon, akarta Katy 4ardner 3 #aAid 9e%is, ") Gntropologi 0odern dan 'antangan PascamodernE judul asli nthropology, #eAelopment and 'he Post0odern FhallengeE diterjemahkan oleh 2usu8 0. /lorisan, 9adalero, 0aumere 9eIy . 0oleong, 1@<@G0etodologi Penelitian Kualitati8E Remaja Rosda Karya, Bandung 9ubis, /irman et al 1@-&GFara Pendekatan ntropologis #alam 0asalah #ukun Bayi di Kecamatan erpon, dalam Berita ntropologi 6omor 1& 'ahun V, akarta 0eutia %asono, et.al, 1@@< GKehamilan, Kelahiran, Pera%atan bu dan Bayi #alam KonteksBudaya, + Press, akarta 6otoatmodjo, oekidjo, ") GPromosi Kesehatan: 'eori dan plikasiE Rineka Fipta akarta Raharto, s%atini, 1@@@ GBidan di #esa #alam istem Pelayanan Kesehatan 6asionalE, 9P, akarta etia%an Bayu GPondok Bersalin #esa (Polindes! : Keberadaan arana Pelayanan Kesehatan bu dan nak #i #esaE, 9P, akarta pradley, ames, 1@@- G0etode Htnogra8iE udul sli, 'he Htnogra8ie nterAie%, penerjemah 0isbah Jul8a Hlisabeth, 'iara ?acana, 2ogyakarta oemantri, et.al, "&GKajian Kematian bu dan nak di ndonesiaE #epkes Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, akarta utopo, ;B, 1@@< GPenelitian Kualitati8: ebuah Pendekatan nterpretati8 Bagi Pengkajian Proses dan 0akna ntar ubyek,urakarta 2usu8, 0usna%ir, 1@<@G#ukun Bayi #i Pedesaan 4ayo dalam #ukun, 0antra,
Kepercayaan 0asyarakat, Pustaka Karya 4ra8ikatama, akarta ?asisto, Broto, 1@<@ GPola Pelayanan Kesehatan #i ndonesiaE, disampaikan pada arasehan ehari Pola Pelayanan Kesehatan di R %asta, $ 0ei 1@<@, akarta, halm """""@. ?idayatmo, "1GKeselamatan bu dan Kelangsungan ;idup nak, Bagaimana Partisipasi 9aki9akiEdalam 0ajalah Penduduk dan Pembangunan, 9P, akarta "& GPro8il Kesehatan ProAinsi ula%esi 'engahE#inas Kesehatan ProAinsi ula%esi 'engah, di Palu