KELEBIHAN DAN KELEMAHAN SISTEM EKONOMI LIBERAL, SISTEM EKONOMI SOSIALIS DAN SISTEM EKONOMI CAMPURAN
Disusun Oleh Achyar Hanif Siregar 1401118759
Mata Kuliah Politik Keuangan Pusat dan Daerah Kelas C Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau 2015
Kata Pengantar Puji dan Syukur senantiasa kita persembahkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah makalah ini akhirnya dapat diselesaikan sehingga dapat dipersembahkan kepada para pembaca . Adapun judul dari makalah ini adalah “Kelebihan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Liberal, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Campuran”. Penyusunan makalah ini merupakan hasil kerja sesuai dengan tenaga dan kemampuan yang semaksimal mungkin saya curahkan. Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu masukan yang membangun sangat diharapkan Semoga bantuan, petunjuk, motivasi, dan bimbingan semuanya menjadi amal kebaikan dan mendapat imbalan dari Allah SWT, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Pekanbaru, November 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Ramlan Surbakti yang dimaksud dengan sistem ekonomi ialah seperangkat mekanisme dan lembaga untuk membuat dan melaksanakan keputusan mengenai produksi, pendapatan, dan konsumsi di dalam suatu wilayah tertentu. Dan lebih jauh Ramlan Surbakti mengatakan sistem ekonomi terdiri atas sejumlah mekanisme, pengaturan organisasi, dan peraturan untuk membuat dan melaksanakan keputusan tentang alokasi sumber-sumber yang terbatas. Dari pengertian menurut Ramlan Surbakti tersebut, sistem ekonomi tidak dapat terlepas dari nuansa politik yaitu pengambilan keputusan. Negara sebagai pihak atau lembaga otoritas (menurut David Easton) yang mengambil keputusan ini tidak akan terlepas dari sebuah cara, bentuk atau ideologi yang telah disepakati untuk bagaimana cara mewujudkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai terkhusus dalam kaitannya dengan tujuan ekonomi. Dalam sistem ekonomi banyak para ahli yang mengklasifikasikan apa saja cara, bentuk atau ideologi yang mempengaruhi sistem ekonomi. Misalnya menurut Theodore Morgan membagi sistem ekonomi dalam 5 bagian yaitu mixed economy (perekonomian campuran), facism (fasisme), communism (soviet rusia), british socialism (sosialisme inggris), the middle way (jalan tengah). Lalu ada juga menurut J Ulmer yang membagikan sistem ekonomi dalam 3 bagian yaitu Capitalism, Socialis, dan Comunism. Selanjutnya J. E. Andriessen membagi dalam 2 bagian yaitu Perekonomian bebas dan Perekonomian terpimpin. Selain dari 3 ahli tersebut masih banyak ahli lainnya yang yang mengklarifikasikan sistem ekonomi sehingga akhirnya secara umum sistem-sistem ekonomi yang terkenal adalah sistem ekonomi liberal/kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan sistem ekonomi campuran.
Dalam makalah kali ini akan dijelaskan khusus bagaimana kelebihan dan kelemahan sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi sosialis, dan sistem ekonomi campuran. 1. 2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Konsep Sistem Ekonomi Liberal, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Campuran? 2. Bagaimana Kelebihan dan Kelamahan Sistem Ekonomi Liberal, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Campuran? 1. 3. Tujuan Penulisan 1. Menelusuri Konsep Sistem Ekonomi Liberal, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Campuran. 2. Menganalisis Kelebihan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Liberal, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Campuran.
BAB II PEMBAHASAN
2. 1. Konsep Sistem Ekonomi Liberal, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Campuran secara umum sistem-sistem ekonomi yang terkenal adalah sistem ekonomi liberal/kapitalis, sistem ekonomi sosialis, dan sistem ekonomi campuran. 2. 1. 1. Konsep Sistem Ekonomi Liberal Sesuai pandangan Adam Smith bahwa tiap pelaku ekonomi (baik konsumen maupun produsen) haruslah diberi kebebasan untuk mengejar kepentingan pribadinya masing-masing. Konsumen diberi kebebasan memilih kombinasi konsumsi dari berbagai macam barang dan jasa yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya sesuai selera dan kemampuan uang yang dimilikinya. Begitu juga produsen diberi kebebasan memilih berbagai input dan teknologi untuk digunakan dalam proses produksi menghasilkan berbagai jenis dan jasa yang paling menguntungkan usahanya. Salah satu asumsi paling penting dalam sistem ekonomi liberal yang dikembangkan Adam Smith ialah bahwa setiap orang dibebaskan melakukan yang terbaik bagi dirinya masing-masing. Walau kedua pihak (konsumen dan produsen) memiliki motivasi yang bertolak belakang, tetapi kalau perekonomian dibiarkan bebas sesuai kekuatan mekanisme pasar tanpa campur tangan dari pemerintah maka akan tercipta suatu keseimbangan atau ekuilibrium. Dalam model pasar persaingan sempurna, pasar bersifat selfregulating dan self-correcting karena ada tangan tak kentara yang selalu dapat mengarahkan perekonomian pada keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh yang menguntungkan semua pihak dalam masyarakat. Salah satu asumsi paling penting dalam sistem ekonomi bebas yang dikembangkan Adam Smith ialah bahwa setiap orang dibebaskan melakukan yang terbaik bagi dirinya masing-masing. Jika diperhatikan, paham liberalisme ini
relative baru, sebab muncul pada abad pertengahan. Yang pasti, istilah kebebasan tidak ada dalam kamus Plato. Seperti sudah disinggung sebelumnya, bagi Plato yang tidak percaya pada individu dan demokrasi, adalah absurd untuk memberikan kebebasan pada individu-individu, sebab orang-perorangan tidak tahu apa yang terbaik bagi dirinya sendiri, apalagi yang terbaik bagi masyarakat dan negaa. Alih-alih memberikan kebebasan pada tiap orang untuk bertindak, sebaliknya Plato justru menginginkan agar tiap orang mengikuti perintah dan mematuhi semua yang telah digariskan oleh para pemimpin. Dari uraian diatas, jelas bahwa bagi Plato tidak ada kebebasan bagi tiap orang untuk bertindak sebab segala tindakannya harus diatur oleh Negara yang dipimpin oleh filsuf. Pandangan Plato ini jelas sangat bertentangan dengan paham liberalismeyang dikembangkan oleh kaum fisiokrat dan diadopsi oleh Adam Smith. Dalam paham liberalisme, orang-perorangan harus memutuskan apa, kapan, di mana dan bagaimana suatu pekerjaan harus dilakukan, bukan Negara. Menurut Smith, pemerintah yang intrusive dan confiscatory justru tidak dibutuhkan. Liberalisme adalah paham yang membela kebebasan, baik individual maupun nasional, dengan seminimal mungkin campur tangan pemerintah. Paham yang dikembangkan oleh kaum fisiokrat dengan istilah “laissez-faire laissezpasser” pada pertengahan abad ke-18 ini muncul sebagai reaksi terhadap kongkalingkong pengusaha dengan penguasa aristrokratis masa merkantilisme, yang menganggap privilese sosial dan kekuasaan sebagai warisan. Disatu sisi, Smith percaya bahwa semua actor penyelenggara Negara didorong oleh motivasi yang mulia, yaitu ingin berbuat baik bagi Negara berdasarkan konsep benign and wefare maxmising state. Tetapi ia lebih percaya bahwa campur tangan yang terlalu banyak oleh pemerintah justru bias menyebabkan perekonomian mengalami distorsi yang ujung-ujungnya hanya akan menimbulkan terjadinya inefiensi. Karena campur tangan pemerintah lebih sering mengganggu jalannya perekonomian, ia pernah menulis bahwa secara pribadi ia
asngat tidak menyukai “orang-orang politik” yang disebutnya “insisious and crafty animals”. Adam Smith tidak menyukai campur tangan pemerintah sebab campur tangan pemerintah lebih sering dijadikan sebagai alat oleh kaum kaya untuk menekan kelompok masyarakat miskin. Jalan keluar yang ditawarkan Smith adalah membentuk kelompok-kelompok nonpolitik yang bisa mengorganisir sedemikian rupa sehingga indenpenden dari pembuatan keputusan politik. Menurut Smith, hukum dan kelompok-kelompok nonpolitik yang harus mendominasi politik, dan bukan sebaliknya. Hukum-hukum ekonomi membatasi gerak orang-orang pemerintah dan politisi. Pada akhirnya, hukum-hukum tersebut akan mengurangi orang-orang pemerintah pada peran sebagai care-taker yang tugasnya tidak lain untuk melindungi kepentingan individu-individu dalam masyarakat. . Dalam The wealth of nations, Adam Smith menegaskan bahwa tugas Negara tidak lebih dari kegiatan untuk: (1) melindungi masyarakat dari kekerasan dan serbuan Negara lain, (2) melindungi setiap warga dari ketidakadilan dan pemaksaan/pemerasan yang dilakukan warga lain, dan (3) mengadakan serta mempertahankan prasarana public dan berbagai lembaga public bukan hanya kepentingan orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu. Model ekonomi pasar dilandaskan pada interaksi antara permintaan dan penawaran secara sukarela. Jumlah actor (produsen dan konsumen) begitu banyaknya sehingga pangsa pasar sekaligus kekuatan dari tiap actor sangat kecil. Melalui model yang dikembangkan kaum klasik, pasar denga elegan berhasil mencampakkan kekuasaan Pada pembahasan sebelumnya, sudah dijelaskan bahwa model ekonomi pasar dilandaskan pada interaksi antara permintaan dan penawaran secara sukarela. Jumlah actor (konsumen dan produsen) begitu banyaknya sehingga pangsa pasar sekaligus kekuatan dari tiap actor sangat kecil. Melalui model yang dikembangkan kaum klasik, pasar dengan elegan berhasil mencampakkan kekuatan dengan dua cara. Pertama, karena tiap actor ekonomi menghadapi
lingkungan yang dicirikan oleh pilihan sukarela, dan karena sudut pandang actor banyak hal sudah “given” atau terberi adanya (apakah itu harga-harga factor, teknologi, maupun distribusi sumber daya dan kebutuhan), menyebabkan terlalu sedikit hal untuk diputuskan dan sangat terbatas pula ruang untuk prilaku strategis. Kedua, tidak ada actor yang memiliki kemampuan ekonomi (capital, labor, barang-barang) yang memadai untuk mempengaruhi actor lainnya. Karena kedua hal tersebut, hamper tidak ada ruang untuk terbentuknya kekuatan dalam model pasar persaingan sempurna Liberal Klasik. Model pasar persaingan sempurna dilandaskan pada asumsi banyak pembeli, penjual, maupun buruh. Dalam kondisi seperti ini koalisi di antara konsumen, penjual maupun buruh mustahil, sebab market entry sangat mudah. Penyesuaian ekonomi bersifat instan dan terjadi seketika. Kalau ada yang menetapkan laba atau sewa diatas rata-rata mereka akan cepat tersingkir oleh kompetisi. Dalam situasi seperti ini, para actor ekonomi tidak memiliki kekuatan unutk mempengaruhi parameter-parameter ekonomi keseluruhan (tingkat hargaharga secara umum, atau permintaan agregat), atau mempengaruhi prilaku agenagen atau actor-aktor ekonomi lan. Teknologi, preferensi, output perusahaan lain, distribusi kekayaan, semuanya sudah tertentu adanya (given). Dengan demikian yang tersisa bisa dilakukan perusahaan hanya menyesuaikan output yang harus diproduksipada tingkat harga yang ditentukan oleh pasar Dari uraian-uraian diatas, jelas bahwa sistem ekonomi liberal percaya pada dan pentingnya fenomena kolektif, tetapi menentang intervensi pemerintah dalam proses-proses ekonomi (produksi dan distribusi). Walau menentang campur tangan pemerintah dalam ekonomi, tetapi Smith menganggap pentingnya Negara bertanggung jawab terhadap pertahanan, peradilan, pekerjaan umum dan institusiinstitusi umum. 2. 1. 2. Konsep Sistem Ekonomi Sosialis Sosialisme dilihat sebagai suatu sistem ekonomi adalah sebuah sistem sosial yang dilandaskan pada prinsip komune atau kebersamaan, dimana kepemilikan alat-alat produksi dan distribusi adalah bersifat kolektif. Dalam
masyarakat sosialis yang menonjol adalah kebersamaan, dan salah satu bentuknya yang paling ekstrem adalah komunisme, dimana keputusan-keputuan ekonomi disusun, direncanakan, dan sekaligus dikontrol oleh Negara. Banyak yang beranggapan bahwa sosialisme identic dengan ajaran Marx (Marxisme). Hal ini keliru, sebab jauh sebelum Marx sudah ada pemikiranpemikiran atau gagasan-gagasan tentang kebersamaan dan kolektivisme. A. Sosialisme sebelum Marx Pertama, kita lihat terlebih dahulu ide sosialisme sebelum Marx, baik yang sifatnya “utopis” maupun yang sudah merealisasi ide atau gagasan membentuk sebuah komunitas bersama. Istilah “Utopia”yang ditulis oleh Thomas More (1478-1535), yang isinya berupa pandangan tentang sebuah “masyarakat sempurna” yang hidupm dalam suatu komunitas. Tetapi, cetak biru utopia pertama dalam sejarah sebetulnya ditulis dalam bahasa Yunani Kuno sekitar 380 SM oleh Plato dalam bukunya yang berjudul “Republika”. Dalam buku tersebut Plato sudah mencanangkan sebuah bentuk Negara ideal yang dirancang, diatur dan dikendalikan oleh ahli filsafat. Menurut Plato, mengurus Negara lebih rumit daripada mengurus rumah tangga. Oleh karena itu, Plato menganjurkan agar Negara dipimpin oleh seorang negarawan ulung yang terdidik dan telah dipersiapkan dengan matang. Karena seorang negarawan yang memimpin sebuah Negara mempunyai kekuasaan yang cukup besar, harus dibuat aturan main agar ia tidak menggunakan kekuasaan yang ada di tangannya untuk memperkaya diri dan keluarganya. Aturan main yang disarankan oleh Plato ialah agar mereka yang bekerja mengurus Negara tidak mempunyai hak miik. Tetapi karena ia dan anak istrinya tetap manusia biasa yang mempunyai berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi, maka semua kebutuhan diri dan keluarganya ditanggung oleh Negara. Adapun sitem pemerintah yang dianjurkan oleh Plato dalah totaliterisme, yaitu suatu sistem kenegaraan yang dipimpin dan dikendalikan sepenuhnyan oleh “sekelompok orang pandai dan terpilih”.
Deliarnov dalam “Perkembangan Pemikiran Ekonomi” (2005) secara lebih rinci menjelaskan behwa selain Plato, juga ada pemikir-pemikir sebelum Marx yang menggagas cara hidup kolektif seperti Sir Thomas More, Tomasso Campanella, francis Bacon, dan James Hurrington. Thomas More dalam bukunya Utopia (1516) yang kira-kira berarti “Negara Impian”, mengkhayalkan bentuk kehidupan kolektif dalam sebuah komune, dimana semua orang tinggal dalam suatu tempat yang dihuni bersama-bersama. Semua orang dalam kelompok masyarakat tersebut hidup secara sederhana berpakaian seragam dan tidak ada di antara anggota kelompok yang memerlukan uang dan emas atau perak. Tiap orang bekerja untuk semua. Sistem pemerintahan yang dibayangkan More adalah pemerintahan “demokratis” yang dipimpin oleh seorang pimpinan hasil pemilihan rakyat untuk seumur hidup. Perlu dicatat bahwa sosialisme yang diinginkan Thomas More tidak ada dalam realita, hanya dalam bentuk gagasan yang dituangkan dalam buku saja. Gagasan-gagasan tentang bentuk Negara ideal lain dalam bentuk tulisan dapat kita ikuti dalam karya Campanella Civitas Solis atau City of the Sun; karya Francis Bacon Nova Atlantis atau New Atlantis (1829) dan karya James Hurrington Oceana (1656). Gagasan sosialisme yang dikemukakan di atas, mulai dari Plato hingga Thomas More, Tomasso Campanella, Francis Bacon, dan James Hurrington dikategorikan sebagai sosialisme utopis. Dikatakan demikian sebab pemikiranpemikiran mereka hanya dituangkan dalam bentuk ide atau gagasan, tetapi tidak direalisasikan dalam dunia realitas. Walau hanya dituangkan dalam bentuk gagasan, ide-ide yang mereka kembangkan ikut mempengaruhi pemikiran sosialis Comte de Simon (1760-1825). Menurut Comte, agar sistem produksi dapat memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya, maka hars ada suatu lembaga yang melakukan pengawasan. Lembaga ini disebutnya “industrial elite” yang terdiri dari ilmuwan, teknisi, dan pengusaha. Selain sosialisme yang sifatnya utopis, juga ada pihak-pihak yang memprakarsai dan merealisasikan cita-citanya membentuk komunitas bersama dengan mendirikan koperasi. Dari catatan sejarah, orang yang pertama sekali merealisasi ide membentuk komunitas bersama adlah Robert Owen (1771-1858).
Owen pada waktu kecil pernah mengalami hidup sebagai buruh miskin. Tetapi berkat kerja kerasnya ia berhasil tumbuhmenjadi seorang pengusaha sukses di New Lamark (Skotlandia). Dari dana yang dikumpulkannya ia membangun apa yang disebt “parallelogram” sebagai hidup bersama. Ide Owen tentang sosialisme dapat diikuti dalam buku The View of Society (1816). Ide merealisasikan komunitas bersama juga dilakukan oleh Charles Fouririer
(1772-1837).
Kalau
Owen
mendirikan
Parallelogram.
Fourier
mendirikan apa yang disebut Phalanges atau Phalanstery atau ada juga yang menyebut “apartement hotel”. Ide-ide Fourier sendiri tentang sosialisme diperoleh dari Saint Simon. Hal ini dapat diikuti dari bukunya yang berjudul theory of Four movements (1808-1882). Selain
Owen
dan
Fourier,
sosialisme
komunitas
bersama
juga
dikembangkan oleh Louis Blanc (1811-1882). Seperti halnya Owen, Blanc juga aktif mendirikan koperasi, terutama jenis koperasi produksi. Kalau Owen dan Fourier relative independen terhadap pemerintah, Blanc meminta agar pemerintah lebih aktif membantu usaha kaum buruh, termasul membantuk dalam masalah permodalan. B. Sosialisme Marx Tokoh yang paling mempengaruhi lahirnya konsep ekonomi Sosialisme adalah Karl Marx (1818-1883) dan Friederich Engel (1820-1895), mereka ini adalah dua tokoh intelektual dan revolusioner yang paling berpengaruh pada abad kesembilan belas. Karya Marx yang terkenal dan masih dijadikan rujukan oleh para akademisi sampai sekarang. Kekuasaan pemerintah dalam ekonomi sosialis adalah begitu kuat sehingga ini bisa menyebabkan keputusan pemerintah harus betul-betul diperhatikan dan diamati oleh para pebisnis. Pertentangan antar kelas merupakan tema pokok dalam pandangan kaum Marxis. Salah satu tulisan Marx dan engels yang paling terkenal dalam manifesto
komunis menyebutkan bahwa „”sejarah semua masyarakat yang pernah ada sampai kini merupakan sejarah perjuangan kelas” Karl Marx lebih dari satu abad yang lalu telah memprediksi bahwa efek yang akan timbul denga adanya perkembangan teknologi kedepan nantinya adalah dimana
kemajuan
teknologi
tersebut
akan
membawa
manusia
pada
keberlimpahan, dan yang dijadikan kajian serius adalah bagaimana bentuk masyarakat pada masa itu nantinya. Memang pada dasarnya kemajuan teknologi baru atau inovasi merupakan cara untuk membuat manusia menjadi lebih efisien dan efektif, dimana memang tujuan penciptaan semua itu untuk memberikan keuntungan yang lebih maksimal bagi manusia. Namun dampak dari kemajuan teknologi ini selalu menjadi bahan kajian mendalam bagi kaum marxis. Kaum marxis berjuang keras untuk membela kaum buruh, karena dalam anggapan mereka kaum buruh merupakan sekelompok orang yang sangat pelu untuk diperjuangkan dan diberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Dalam pandangan mereka kaum pebisnis atau industriawan sangat mengedepankan keuntungan dari setiap produktivitas yang dihasilkan, dengan begitu mereka berfikir keras bagaimana agar perusahaan bisa memperoleh keuntungan yang tinggi dengan segala efisiensi yang ada termasuk dengan mempergunakan mesin yang otomatis mengurangi jumlah pekerja. 2. 1. 3. Sistem Ekonomi Campuran Sistem ekonomi campuran adalah penggabungan antara sistem ekonomi sosialis dan sistem ekonomi liberal. Dalam sistem ekonomi campuran kekuasaan serta kebebasan berjalan secara bersamaan walau dalam kadar yang berbeda-beda. Ada sistem ekonomi campuran yang mendekati sistem ekonomi liberal karena kadar kebebasan yang relative besar atau persentase dari sistem liberalnya sangat besar. Ada pula sistem ekonomi campuran yang mendekati sistem ekonomi sistem ekonomi sosialis dimana peran kekuasaan pemerintah relative besar terutama dalam menjalankan berbagai kebijakan ekonomi, moneter/fiscal dan lain-lain
Walaupun demikian berbagai bentuk sistem ekonomi campuran itu sebagai sumber ekonomi suatu bangsa, termasuk alat-alat produksi yang dimiliki baik oleh pribadi-pribadi/individu oleh kelopok perusahaan-perusahaan swasta, juga banyak sumber-sumber terutama yang strategis dan vital dikuasai oleh Negara/pemerintah pusat. Disamping yang dimiliki oleh pemerintah daerah atau pemerintah local. Oleh karena itu di dalam sistem ekonnomi campuran dikenal minemal ada dua sektor ekonomi yakni sektor swasta dan sektor Negara/sektor pemerintah/sektor public Di dalam sistem ekonomi campuran adanya campur tangan pemerintah terutama untuk mengendalikan kehidupan atau pertumbuhan ekonomi, mencegah adanya konsentrasi yang terlalu besar ditangan satu orang atau kelompok swasta. Juga untu melakukan stabilisasi perekonomian, mengatur tata tertib serta membantu golongan ekonomi lemah. Bentuk sistem ekonomi campuran sering juga menggunakan nama sosialis atau sosialisme, walau bukan sosialis atau sosialisme ekstrem/radikal;misalnya komunisme yang meletakkan individu di bawah subordinasi kelas, dan fasisme yang meletakkan individu bawah subordinasi Negara atau sosialis murni Karl Marx. 2. 2. Kelebihan dan Kelemahan Sistem Ekonomi Liberal, Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Campuran. 2. 2. 1. Sistem Ekonomi Liberal A. Kelebihan Berikut akan di paparkan kelebihan-kelebihan yang ada pada sistem ekonomi liberal, yakni: 1. Tanpa adanya campur tangan pemerintah sehingga konsumen dan produsen memiliki kebebasan dalam menentukan sendiri apa saja kepentingannya dalam perekonomian. Masyarakat sebagai konsumen dapat memilih sendiri apa saja keinginan-keinginannya memilih
kombinasi konsumsi dari berbagai macam barang dan jasa yang memberikan kepuasan sesuai dengan budget yang dia punya. Begitu juga produsen diberi kebebasan memilih berbagai input dan teknologi untuk digunakan dalam proses produksi menghasilkan berbagai jenis dan jasa yang paling menguntungkan usahanya. Sehingga dalam sistem ekonomi liberal ini produsen tidak dibatasi dalam penggunaan teknologi. 2. Dengan sistem ekonomi liberal karena kegiatan ekonomi menggunakan mekanisme pasar sehingga menimbulkan adanya keseimbangan misalnya dalam penentuan harga produsen jika menetapkan harga di atas rata-rata maka kemungkinan besar akan tersingkir dari kompetisi dengan produk perusahaan lain yang sama kuliatasnya namun lebih murah dari segi harganya. Dari contoh kasus ini akan tercipta keseimbangan dalam penetapan harga karena persaingan yang terjadi di pasar ini menuntut produsen untuk bersaing bagaimana mendapat pembeli yang sebanyakbanyaknya di tengah persaingan dengan prodesen dari perusahaan lain. 3. Tanpa adanya campur tangan pemerintah, beban pemerintah dalam mengurus Negara lebih sedikit karena pemerintah dapat lebih focus ketimbang dengan ikut campur mengenai ekonomi juga sehingga Negara akan menjadi lebih efisien dan efektif. B. Kelemahan Berikut akan di paparkan kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem ekonomi liberal, yakni: 1. Akan terjadinya kesenjangan di masyarakat bahwa yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. 2. Para pekerja akan kurang diminati lagi oleh perusahaan karena telah bebasnya penggunaan teknologi-teknologi yang canggih, efisien dan efektif sehingga menyebabkan banyaknya pengangguran-pengangguran yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang berkualitas karena kurang dibutuhkan. Penggunanaan teknologi dinilai lebih hemat, murah,
massal dan meraih keuntungan ketimbang penggunaan pekerja manusia yang semakin berkualitas maka semakin mahal. 2. 2. 2. Sistem Ekonomi Sosialis A. Kelebihan Berikut akan di paparkan kelebihan-kelebihan yang ada pada sistem ekonomi sosialis, yakni: 1. Pendistribusian kekayaan didasarkan prinsip sama rasa sama rata sehingga menjadi kecilnya tingkat kesenjangan antar masyarakat 2. Masyarakat dan buruh sangat diperhatikan, sehingga perusahaan tidak bisa sebebasnya mamalingkan peran manusia dalam perusahaan di tengah teknologi yang telah canggih, efisien dan efektif untuk dapat mengganti peran manusia dalam perusahaan. 3. Pemerintah ikut campur dalam seluruh kegiatan ekonomi sehingga pemerintah dapat mengetahui kebijakan apa saja yang cocok untuk mensejahterakan masyarakat di bidang ekonomi. 2. Kelemahan Berikut akan di paparkan kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem ekonomi sosialis, yakni: 1. Orang yang memiliki kreativitas menjadi terhalang untuk memperoleh keuntungan penjualan dari produk yang dihasilkannya lebih dari orang yang tidak memiliki kreativitas karena nilai pasar di sini adalah sama rata dan tidak ada kebebasan. 2. Perusahaan menjadi sangat sulit berkembang karena tidak mendapat keuntungan lebih yang bisa saja didapatkan bila menggunakan teknologi yang canggih, efisien dan efektif tanpa mempekerjakan banyak pekerja 3. Negara menjadi tidak efisien karena mengambil banyak peran dalam kehidupan masyarakat, Dalam The wealth of nations, Adam Smith menegaskan bahwa tugas Negara tidak lebih dari kegiatan untuk: (1)
melindungi masyarakat dari kekerasan dan serbuan Negara lain, (2) melindungi setiap warga dari ketidakadilan dan pemaksaan/pemerasan yang dilakukan warga lain, dan (3) mengadakan serta mempertahankan prasarana public dan berbagai lembaga public bukan hanya kepentingan orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu. 4. Menurut Adam Smith campur tangan pemerintah lebih sering dijadikan sebagai alat oleh kaum kaya untuk menekan kelompok masyarakat miskin. 2. 2. 3. Sistem Ekonomi Campuran 1. Kelebihan Berikut akan di paparkan kelebihan-kelebihan yang ada pada sistem ekonomi campuran, yakni: 1. Sistem ekonomi campuran mengadopsi dan menggabungkan dua sistem berbeda yaitu sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis dan dari kedua sistem ini diambil dari segi-segi kelebihan yang dapat dipadu. 2. Dalam
sistem
ekonomi
campuran
pemerintah
terutama
untuk
mengendalikan kehidupan atau pertumbuhan ekonomi, mencegah adanya konsentrasi yang terlalu besar ditangan satu orang atau kelompok swasta. Juga untuk melakukan stabilisasi perekonomian, mengatur tata tertib serta membantu golongan ekonomi lemah 3. Dalam sistem ekonomi campuran perusahaan diberi kebebasan namun dibatasi dengan prinsip kepentingan umum juga harus di pikirkan. Contoh di Indonesia ialah pemberian Hak Guna Usaha (HGU) untuk perorangan atau perusahaan. HGU adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara. Obyek hak adalah tanah yang diusahakan dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Jangka waktu penggunaan tanah HGU adalah maksimum 25 tahun dan untuk perusahaan bisa 35 tahun. Jangka waktu dapat diperpanjang 25 tahun. Dan HGU ini dapat dicabut jika terbukti perusahaan tidak mengoptimalkan tanah tersebut dan merugikan rakyat. Ditengah kebebasan yang diberikan
pemerintah namun pemerintah juga melakukan pengawasan agar perusahaan juga dapat memajukan kesejahteraan masyarakat. 2. Kelemahan Berikut akan di paparkan kelemahan-kelemahan yang ada pada sistem ekonomi campuran, yakni: menggabungkan dan mengambil kelebihan-kelebihan dari sistem ekonomi, yakni: 1. Walau idealnya sistem ekonomi campuran ini adalah penggabungan kelebihan dari dua sistem ekonomi yaitu sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis namun dalam prakteknya Negara yang seharusnya mengendalikan perekonomian dengan meminta bantuan swasta cenderung malah swasta yang mengatur dan memperalat Negara agar swasta bisa mengeruk
keuntungan
mensejahterakan rakyat.
lebih
seperti
kekayaan
alam
ketimbang
BAB III PENUTUP 3. 1. Kesimpulan Seperti yang kita ketahui Menurut Ramlan Surbakti yang dimaksud dengan sistem ekonomi ialah seperangkat mekanisme dan lembaga untuk membuat dan melaksanakan keputusan mengenai produksi, pendapatan, dan konsumsi di dalam suatu wilayah tertentu. Dan lebih jauh Ramlan Surbakti mengatakan sistem ekonomi terdiri atas sejumlah mekanisme, pengaturan organisasi, dan peraturan untuk membuat dan melaksanakan keputusan tentang alokasi sumber-sumber yang terbatas. Dalam melaksanakan keputusan itu tentu saja kita tahu bahwa ada sebuah pihak atau lembaga otoritas yang memiliki wewenang dalam menjalankannya yaitu negara (menurut David Easton), sehingga negara akan menentukan cara apa yang akan ditentukan untuk pengambilan keputusan mengenai produksi, pendapatan, dan konsumsi tersebut yaitu dalam kaitan ini adalah sistem ekonomi, dan didalam makalah ini mencakup 3 sistem ekonomi yang paling umum yaitu sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi sosialis atau sistem ekonomi campuran. Telah banyak konsep, kelebihan dan kelemahan yang telah dipaparkan dan saya mencapai sebuah pemahaman bahwa dari 3 sistem ekonomi yang paling umum dari berbagai macam pendapat para ahli mengenai apa saja sistem-sistem ekonomi yaitu sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi sosialis dan sistem ekonomi campuran mempunyai suatu hubungan dalam mengartikan ketiganya, yakni: Pertama, sistem ekonomi liberal dengan tokoh paling terkenal Adam Smith ini yang merupakan sistem dengan prinsip kebebasan dimana konsumen dan produsen memiliki kebebasan dalam menentukan kepentingannya. Konsumen bebas menentukan kepentingannya dengan memilih berbagai barang dan jasa yang tersedia agar dia puas sesuai budget yang ia miliki dan produsen bebas menentukan ingin menentukan berapa harga yang akan dia patok untuk produknya
dan teknologi canggih, efisien dan efektif apa yang digunakan untuk membuat produk tersebut atau sumber daya manusia apa saja yang akan direkrut untuk bekerja di perusahaan. Berbeda dengan sistem ekonomi sosialis yaitu konsumen tidak memiliki kebebasan untuk konsumen maupun produsen. Semuanya memiliki kesetaraan, sehingga konsumen tidak dapat menemukan produk yang berbeda dan perusahaan sangat mengutamakan pekerja bukan teknologi. Sistem ekonomi campuran menengahi ini. Kedua, sistem ekonomi liberal tidak mengkehendaki adanya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi agar negara dapat efektif dan efisien menjalankan tugas yang lain, karena negara dinilai menjadi tidak efisien dan efektif jika mengambil banyak peran dalam kehidupan masyarakat, Dalam The wealth of nations, Adam Smith menegaskan bahwa tugas Negara tidak lebih dari kegiatan untuk: (1) melindungi masyarakat dari kekerasan dan serbuan Negara lain, (2) melindungi setiap warga dari ketidakadilan dan pemaksaan/pemerasan yang dilakukan warga lain, dan (3) mengadakan serta mempertahankan prasarana public dan berbagai lembaga public bukan hanya kepentingan orang-orang atau kelompok-kelompok tertentu. Lalu selain itu jika pemerintah tidak ikut campur maka konsumen dan produsen menjadi memiliki kebebesan. Dari sistem ekonomi liberal ini menilai tanpa campur tangan pemerintah keseimbangan akan terjadi otomatis dengan mekanisme pasar karena sebagai contoh yaitu penentuan harga produsen jika menetapkan harga di atas rata-rata maka kemungkinan besar akan tersingkir dari kompetisi dengan produk perusahaan lain yang sama kuliatasnya namun lebih murah dari segi harganya. Dari ini akan tercipta keseimbangan dalam penetapan harga karena persaingan yang terjadi di pasar ini menuntut produsen untuk bersaing bagaimana mendapat pembeli yang sebanyak-banyaknya di tengah persaingan dengan produsen dari perusahaan lain. Sedangkan dalam sistem ekonomi sosialis menuntut semua campur tangan lebih pemerintah karena sudah menjadi tugas pemerintah mengurus semua urusan warganya selain itu pemerintah yang lebih mengetahui akan kehidupan warganya. Harga ditentukan oleh pemerintah. Sistem ekonomi campuran menengahi ini yaitu pemerintah selain ikut campur namun mengikutsertakan sasta dalam mensejahterakan rakyat.
Keempat, sistem ekonomi liberal cenderung menciptakan kesenjangan antara kaya dan miskin, pengusaha dan buruh serta lain-lain. Sistem ekonomi sosialis menjawab itu dengan memberikan gagasan sama rata sehingga mengingikan tidak adanya kesenjangan antara kaya dan miskin, pengusaha dan buruh serta lain-lain. Sistem ekonomi campuran menjawab dengan ingin juga tidak ada kesenjangan namun dapat memberi kebebasan yang dibatasi. Sebagai telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan dari ketiga sistem ekonomi tersebut yaitu, sistem ekonomi liberal, sistem ekonomi sosialis, dan sistem ekonomi campuran yaitu sistem ekonomi liberal mempunyai pandangan berlawanan dengan sistem ekonomi sosialis dan sistem ekonomi campuran merupakan jawaban dari perbedaan tersebut untuk diambil dari kelebihan-kelebihan yang dipadu dari dua sistem yang berlawanan tersebut.
Daftar Pustaka Sanusi, Bachrawi. 2000. Sistem Ekonomi Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Fahmi Irham. 2013. Ekonomi Politik, Teori dan Realita. Bandung. ALFABETA, cv Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Penerit Erlangga Limbong, Benhard. 2014. Politik Pertanahan. Jakarta: Margaretha Pustaka