MAKALAH SISTEM EKONOMI LIBERAL
Makalah Ini di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pendidikan
Sejarah Indonesia
Guru Matapelajaran :
Dr. Asep Suryadi
Di Sususn Oleh :
Kelompok 6
Anggota : 1. Cahyudi Putra
2. Galih Fatah
3. R.adinda Fatina
4. Sahrul Putra
5. Sania Putri
KELAS XII IPS 1
SMA NEGERI 3 SUBANG
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah system ekonomi liberal.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang sistem politik ekonomi liberal ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Subang, 06 Agustus 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
MAKALAH SISTEM EKONOMI LIBERAL ii
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
SISTEM EKONOMI LIBERAL 1
1. Sistem Ekonomi Liberal (1870) 1
1.1 Latar belakang sitem ekonomi liberal 1
2. Pelaksanaan Peraturan Sistem Politik Ekonomi Liberal 2
C. Perkembangan Ekonomi Indonesia Pada Masa Liberal (1870-1900) 5
PENUTUP 8
DAFTAR PUSAKA 9
SISTEM EKONOMI LIBERAL
Sistem Ekonomi Liberal (1870)
Sebelum tahun 1870,Indonesia di jajah denngan model imperialsme yaitu hanya I keruk kekayaanya saja.dan pada tahun 1870 di Indonesia diterapkan imperialisme modern sejak saat itu di terapkan opndour politik yaitu politik pintu terbuka terhadap modal swasta asing.
Latar belakang sitem ekonomi liberal
Pelaksanaan sistem tanam paksa telah menimbulkan penderitan rakyat pribumi ,tetapi memberikan keuntungan besar bagi belanda.
Perkembangan paham liberalisme sehingga sistem tanam paksa tidak sesuai lagi untuk di teruskan.
Kemenangan partai liberal dalam parlemen belanda mendesak pemerintah belanda menerapkan sistem ekonomi liberal . Tujuanya agar para pengusaha belanda sebagai pendukung partai liberal dapat menamkan modalnya di Indonesia.
Adanya traktat Sumatra (1871) yang memberikan bagi belanda utuk melualkan wilayhnya ke aceh .sebagai imbalannya ,ianggris meminta belanda menerapkan sistem ekonomi liberal di Indonesia agar pengusaha inggris dapat menanamkan modalnya di Indonesia.
Ciri – ciri politik liberal
Kolonialisme Abad 19 (1800 - 1900)
Ciri – ciri :
Adanya kesempatan untuk menanam modal.
Pemilik modal terbanyak.
Kesejahteraan rakyat tidak ada perubahan.
Pelaksanaan Peraturan Sistem Politik Ekonomi Liberal
Belanda mengeluarkan beberapa peraturan antar lain :
Reglement op het behild derregering innederlandsch – indie (RR)1854
Berisi tentang tata cara pemerntahan di Indonesia .perundangan ini menunjukkan kekuatn kaum liberal – borjuis terus berkembang . tahun 1926 RR dig anti dengan wet op de staatsinrichting van nederlandsch iindie yang biasa di singkat dengan IR.
Indische compttabiliteit wet (1867)
Berisi tenang pembendaharaan Negara india – belanda yang menyebutkan bahwa dalam menentukan anggaran belanja hindia – belanda harus di tetapkan. Dengan undang – undang yang telah di setujui oleh paelemen belanda
Suiker Wet ( Undang- undang Gula)
yang menetapkan bahwa tanaman tebu adalah monopoli pemerintah yang secara berabgsur- angsur akan dialihkan kepada pihak swasta
Argarische wet (undang – undang argeria ) 1870
Merupakan undang – undang yang berlaku di Indonesia dari tahun 1870 – 1960. Undang – undang ini di hapus dengan di keluarkanya UUAP (Undang – undang pokok argeria )yang isi pokoknya adalah
Tanah Indonesia dibedakan atas tanah rakyat dan tanah pemerintah
Tanah rakyat di bedakan atas tanah milik yang bersifat bebas dan tanah tidak bebas ,tanah bebas adalalah tanah yang dapat disewakan kepada pengusaha swaasta
Tanah rakyat tidak boleh di jual oleh orang lain
Tanah pemerintah dapat di sewakan kepada pengusaha swasta hingga 75 tahun
Argarische besluit (1870)
Argarische di tetapkan dengan persetujusan perlement maka argarischa besluit di tetapkan oleh raja belanda . argarische wet hanya mengatur hal – hal yang brsifat umum ,sedangkan argarische besluit mengatur hal – hal yang lebih rinci khususnya hak kepemilikan tanah dan jenis – jenis hak penyewaan tanah oleh pijhak swasta
Pelaksanaan sistem ekonomi liberal
Pelaksanaan sistem ekonomi liberal di Indonesia merupakan jalan bagi pemerintah Kolonial Belanda menerapkan imperialisme moderen .hal itu Indonesia di jadikan tempat untuk berbagi kepentingan ,antara lain :
Mendapatkan bahan mentah atau bahan baku industri eropa
Mendapatkan tenaga kerja yang murah
Menjadi tempat pemasaran barang – barang produk eropa
Menjadi tempat penanman modal asing
Di samping modal belalnda sendiri ,modal swasta asing jga masuk ke Indonesia , modal dari Anggris ,Amerika ,Jepang dan Belgia .modal – modal swasta asing tersebut tertanam pada sector pertanian dan pertambangan ,akibatnya perkebunan – perkebunan di bangun secara luas dan meningkat pesat ,
kendala di saat pembukaan perkebunan swasta di luar jawa khususnya Sumatra timur kekurang tenaga kerja . pemerintah banyak mendatangkan pekerja dari jawa yang di lakukan secara kontrak yang di sebut kuli kontrak agar para pekerja kontar todak melarikan diri pemerintah mengeluarkan peraturan yang di sebut keoli ordonnanitie .peaturan tersebut berisi ancaman hukuman bagi para pekerja perkebunan yang melanggar ketentuan – ketentuan yang di sebut poenale sanctie
Belanda melaksakan pax nether lndica yaitu usaha pembulatan negeri jajahan belanda di Indonesia .hal itu di maksutkan agar wilayah Indonesia tidak di duduki oleh bangsa barat lainya,
3. Perkembangan perdagangan
Guna menunjang perkebunan – perkebunan swasta di tanah jajahan di nusantara pemerintah colonial melakukan :
Mengimpor mesin – mesin dan perlengkapan modern
Menimpor barang – barang jadi untuk keperluan sehari – hari untuk
industri yang sedang berkembang di negeri belanda
Perluasan produksi ekspor dan impor barang – barang konsumsi dari eropa mengakibatkan perdagangan international semakin ramai.
Kesempatan kesempatan ekonomi yang baru terbuka itu pada umumya tidak di manfaatkan oleh penduduk pribumi.
4. Akibat pelaksanaan sistem politik ekonomi liberal
1. Bagi Belanda
a. Memberikan keuntungan sangat besar bagi kaum swasta balanda maupun pemerintah kolonail belanda
b. Hasil – hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke negeri belanda
c. Negeri Belanda menjadipusat perdagangan hasil dari tanah jajahan
2. Bagi rakyat Indonesia
a. Kemrosotan tingakat kesejahteraan penduduk
b. Adanya krisis perkebunan pada tahun 1885 karena jauhnaya harga kopi dan gula berakibat buruk bagi penduduk
c. Menurunnya konsumsi bahan makanan terutama beras sementara pertumbuhan penduduk jawa menigkat pesat
d. Menurunnya usaha kerajinan rakyat karena kalah saing dengan barabg – barang impor dari eropa
e. Pengangkuan dengan gerobak menjadi penghasilannya setelah adanya angkutandengan kereta api
f. Rakyat menderita karena masih di terapkanya kerja rodi dan adanya hukuman yang berat bagi yang melanggar peraturan poenale sanctie.
C. Perkembangan Ekonomi Indonesia Pada Masa Liberal (1870-1900)
Pada masa antara tahun 1870 untuk pertama kalinya dalam sejarah kolonial Hindia Belanda di Indonesia pemodal atau pengusaha asing diberikan pe luang dan keleluasaan untuk menanamkan modal dalam berbagai usaha kegiatan di Indonesia. Dalam hal ini yang dimaksud adalah sector perkebunan.
Masa ini disebut sebagai zaman liberalism yang berlangsaung dari tahun 1870 sampai 1900.Selama masa ini modal swasta yang berasaldari Belanda dan negara -negara Eropa lainnya telah membuka lahan yang digunakan sebagai perkebunan kopi, teh, guladan kina yang besar di Deli Sumatra Timur (Kartodirdjo, 1975 : 90).
Pembukaan perkebunan-perkebunan ini didasarkan pada Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) tahun 1870.Tujuan dari pada undang-undang ini adalah untuk melindungi petani-petani Indonesia terhadap hak milik atas tanah mereka kepada orang-orang asing. Di lain pihak, undang-undang ini membuka peluang bagi orang-orang asing untukmenyewa tanah dari rakyat Indonesia serta berhak mengangkat masyarakat pribumi sebagai buruh.
Meluasnya pengaruh ekonomi Barat dalam masyarakat Indonesia selama zaman Liberal tidak saja terbatas pada penanaman tanaman-tanaman perdagangan diperkebunan-perkebunan besar, akan tetapi juga meliputi impor barang jadi yang dihasilkan oleh industri-industri yang sedang berkembang di negeri Belanda (Kartodirdjo, 1975 : 90). Kegiatan impor ini membawa dampak buruk bagi usaha-usaha kerajinan rakyat Indonesia.Karena pada umumnya hasil produksi baik mutu dan juga harga tidak dapat bersaing dengan barang impor tersebut. Akibatnya penduduk Jawa banyak yang kehilangan
mata pencaharian tradisional mereka, sehingga memaksa mereka untuk mencari pekerjaan pada perkebunan besar yang dimiliki Belanda dan orang Eropalainny sebagai buruh.
Dalam keadaan seperrti ini pemerintah Hindia-Belanda akan menerapkan sistem Liberal dalam penguasaan wilayah jajahannya. Hal ini sangat dipicu dengan aliran Liberalisme yang sangat berkembang pesat di Eropa tanpa terkecuali negara Belanda itu sendiri. Dibawah ini adalah beberapa harapan pegaruh yang ingin dicapai pemerintah Hindia-Belanda timbul setelah diterapkanya aliran Liberalisme di Indonesia, yaitu
1. Perekonomian bisa berkembang dengan sendirinya.
2. Mampu bersaing dengan kekuatan-kekuatan ekonomi negara lain di pasar bebas.
3. Terciptanya kebebasan praktek dalam hal ini kebebasan berusaha, dalam konteks Hindia Belanda sepenuhnya menguasai usaha tersebut dan modal swasta.
4. Belanda mampu mengembangkan sayapnya dalam berbagai usaha kegiatan ekonomi.
5. Semakin besarnya industri-industri ekspor sehingga penduduk Indonesia banyak yang menjadi buruh.
6. Mendapatkan untung sebanyak-banyaknya dengan saldo surplus (Kartodirdjo, 1975: 93-94).
Pemerintah Hidia-Belanda dalam penerapan sistem liberal ini tentunya akan berdampak buruk kepada kondisi negara yang dijajahnya sehingga pengaruh bagi penduduk Indonesia yang mengalami pejajahan Belanda dengan diterapkannya sistem ini maka menimbulkan dampak sebagai berikut:
1. Rakyat semakin sengsara dengan dituntut bekerja keras untuk mengahasilkan panen yang lebih banyak untuk dijual dipasar Internasional hasil perkebunannya oleh Belanda.
2. Lahan perkebunan semakin diperluas oleh Belanda seperti perkebunan gula, teh, tembakau dan tanaman perdagangan lainnya.
3. Tingkat kehidupan penduduk Indonesia khususnya pulau jawa mengalami kemerosotan pada akhir abad kesembilan.
4. Para buruh yang dipekerjakan tidak mendapatkan upah yang layak sehingga merugikan para buruh.
Kondisi sistem leberalisme Belanda ini sangat menguntungkan bagi penanam modal asing yang dijamin oleh pemerintah Belanda, seperti tenaga kerja dan sewa tanah murah. Hal ini
dapat dilihat dari isi undang-undang Agraria tahun 1870 yang berisi tentang dua pokok hal, yaitu pengambil alihan tanah milik penduduk tidak diperbolehkan dan orang asing diperbolehkan menyewa tanah untuk perkebunan (Utomo, 1995: 11).
Migrasi dan faktor penyebabnya
Migrasi yang terjadi pada tahun 1870-1900 baik dari pihak penjajah ataupun penduduk pribumi memang terjadi.Mobilisasi yang terjadi kebanyakan terjadi di pulau Jawa dan Sumatera.Namun kedua daerah tersebut memang menjadi daerah sentra industri perkebunan Belanda dan para investor asing.Migrasi yang dilakukan oleh bangsa Eropa bertujuan untuk mendirikan industri-industri dan perkebunan serta menanamkan modalnya di Indonesia.Migrasi yang dilakukan oleh penduduk pribumi dalam bentuk menjadi buruh yang dikirim oleh Belanda di daerah perkebunan-perkebunan Belanda untuk dijadikan sebagai buruh.
Dampak positif sistem liberal:
1. Bisa mencapai kemajuan ekonomi yang pesat karena majunya industri dan sektor swasta.
2. Bersifat demokratis kepada warganya.
Dampak negatif sistem liberal:
1. Terjadi kesenjangan sosial antara orang kaya dan orang miskin.
2. Masyarakat yang bebas membuat negara agak berbelit dalam membuat kebijakan yang kurang populer.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSAKA
http://moveoninspiration.blogspot.co.id/2016/01/pengaruh-sistem-liberal-di-indonesia.html
http://budakkapitalis.blogspot.co.id/2015/05/sistem-politik-liberal-dan-politik-etis.html
Page 9