KEDUDUKAN DAN FUNGSI HADIS TERHADAP ALQURAN
A. Pendahuluan.
Alquran dan Hadis adalah rujukan pokok dalam agama Islam. Keduanya Keduanya tidak dipisahkan. Alquran sebagai rujukan pertama berisikan petunjuk dan prinsip-prinsip yang bersifat umum dan universal yang perlu perlu ditera diterang ngkan kan lebih lebih lanjut lanjut.. Maka Maka Hadis Hadislah lah sebag sebagai ai sumbe sumberr dan dan rujukan rujukan kedua kedua untuk untuk menjelask menjelaskan an Alquran. Alquran. Karena Karena pada pada dasarnya dasarnya,, hanya hanya dengan dengan as-sunnah deng dengan an Hadisla Hadislah h kita kita dapat dapat menaf menafsir sirkan kan ayat-ayat Alquran dengan baik dan benar. Oleh Oleh sebab sebab itu, itu, maka maka Hadis Hadis sanga sangatt penti penting ng dikaji dikaji karen karena a kedudukan dan fungsi sebagai pensyarah bagi Alquran, terutama bagi ayat-aya ayat-ayatt yang bersifat bersifat mujmal, memberikan taqy³d bagi ayat-ayat yang mu¯laq, memberikan tahk¡³¡ bagi ayat-ayat yang ‘ amm, serta menetapkan hukum-hukum yang tidak ditetapkan oleh Alquran. Berkenaan dengan hal tersebut, dalam makalah ini, penulis akan akan menco mencoba ba meng mengura uraika ikan n tentan tentang g kedu kedudu dukan kan dan dan fungsi fungsi Hadis Hadis terhadap Alquran, yang selanjutnya mencakup pengertian Hadis, Hadis sebag sebagai ai sumber sumber ajaran ajaran Islam, Islam, kedu kedudu dukan kan Hadis Hadis terhad terhadap ap Alqu Alquran ran,, fung fungsi si Hadi Hadis s terh terhad adap ap Alqu Alqura ran n dan dan perb perban andi ding ngan an Hadi Hadis s deng dengan an Alquran. B. Perbandingan Hadis dengan Alquran.
Alquran dan Hadis merupakan sumber ajaran agama Islam, dan bahkan bahkan pada pada hakikatn hakikatnya ya keduan keduanya ya sama-sam sama-sama a berasal berasal dari wahyu. wahyu. Namun meski demikian, keduanya tidaklah persis sama, ada beberapa
1
perbedaan-perbedaan. Beberapa perbedaan itu sendiri akan terlihat dengan jelas di dalam merumuskan pengertian Alquran itu sendiri. Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa Alquran itu adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Muhammad Saw. dengan bahasa Arab yang mengandung mukjizat meskipun dengan suratnya yang terpendek, membacanya adalah ibadah, dimulai dari surah al-Fatihah hingga surah an-Nas. Sebuah pengertian yang lebih pendek diajukan oleh Subhi asShalih, yakni kalam Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw. secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah. 1 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan Alquran diriwayatkan dari Rasul secara mutawatir, sementara itu tidak demikian halnya dengan Hadis. C. Kedudukan Hadis Sebagai Sumber Ajaran Islam.
Para ulama sepakat bahwa Hadis merupakan sumber kedua ajaran agama Islam setelah Alquran.2
Pendapat ini
sepertinya
didasarkan atas firman Allah swt.:
(59) Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al 1
¢ub¥i as-¢±li¥, Mab±hi£ fi Ulm al-Qur’±n (Beirut: D±r ‘Ilmi al-Mal±y³n, 1988),
h. 21. 2
Wahbah az-Zuhaili, U£l al-Fiqh al-Isl±m³ (Beirut: D±r Fikri, 1986), juz I. h. 460.
2
Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS an-Nisa’: 59). Ditinjau dari segi wurd dan £ubut nya, Alquran bersifat qa¯’³, sedangkan Hadis, kecuali yang mutaw±tir adalah bersifat ©ann³. Berdasarkan hal tersebut, maka Alquran didahulukan dari Hadis. Selain itu, untuk lebih rinci, ada beberapa alasan yang melatari pendahuluan Alquran dalam sumber ajaran agama dari Hadis. Beberapa alasan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Hadis berfungsi sebagai penjelas bagi Alquran, dari itu tentu saja yang dijelaskan lebih diutamakan daripada penjelas tersebut. 2. Para sahabat, bila menemukan masalah, maka mereka akan merujuk kepada Alquran terlebih dahulu, bila tidak ditemukan barulah mereka merujuk kepada Hadis. 3. Hadis tentang Mu’±z yang secara terang menyatakan
keutamaan kedudukan Alquran atas Hadis. 3 D. Fungsi Hadis Terhadap Alquran.
Pada dasarnya, Hadis sejalan dengan Alquran, karena Hadis itu sendiri bersumber dari wahyu, karena itulah asy-Sy±tib³ (w. 790 H/1388
M) berpendapat bahwa
tidak ada
permasalahan yang
dibicarakan oleh Hadis kecuali ia sejalan dengan Alquran baik secara umum ataupun terperinci. 4 Hadis jika dibandingkan dengan Alquran, sebagian besar Hadis bersifat operasional, karena fungsi utamanya memang adalah sebagai Nawir Yuslem, Ulumul Hadis, h. 63. As-Syatibi, Al-Muw±faq±t f³ U¡l as-Syar³’±t (Beirut: D±ar Kutub al-Ilmiyah, 1991), h. 22. 3 4
3
penjelas terhadap ayat-ayat Alquran. Hal ini seperti yang dapat dipahami dari surah an-Nahl ayat 44:
Dan
Kami
turunkan
kepadamu
Al
Qur'an,
agar
kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka (QS an-Nahl: 44). Secara garis besar, ada tiga fungsi Hadis terhadap Alquran, 5 yaitu: 1. Bay±n Taqr³r yakni menegaskan kembali keterangan atau
perintah yang terdapat dalam Alquran, seperti keterangan Rasul saw. mengenai kewajiban salat, puasa, zakat dan haji yang termuat dalam Hadis:
6
Islam dibangun atas lima pondasi, bersyahadat bahwa tiada tuhan selain Allah swt. dan Muhammad adalah utusanNya, mendirikan salat, memberikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan berhaji bagi yang mampu. Hadis ini berfungsi menjelaskan kembali ayat:
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat (QS al-Baqarah: 83). 2. Menjelaskan dan menafsirkan ayat-ayat Alquran yang
datang secara mujmal, ‘amm dan mu¯laq. Seperti yang dijelaskan Rasul saw. tentang tata cara pelaksanaan salat, dan waktu-waktunya. Dalam hal ini Hadis berfungsi sebagai bay±n tafs³r. Fungsi Hadis
5 6
Mu¥ammad al-Jal±l al-Kh±¯ib, U¡l al-Had³s (Beirut: D±r Fikri, 1989), h. 49. Al-Bukh±r³, ¢a¥³¥ Bukh±r³ (Beirut: D±r Fikri, 1984) juz I. h. 8.
4
sebagai bayan tafsir terhadap Alquran dapat dibagi kepada tiga bentuk, yaitu: a. Menafsirkan serta memperinci ayat-ayat mujmal,
contohnya seperti penjelasan Hadis Rasulullah Saw. tentang pelaksanaan tata cara shalat: 7
....
Dan salatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku salat (HR Bukhari) b. Mengkhususkan penjelasan Rasul Saw. tentang ayat:
: Dari Ab Hurairoh r.a Rasulullah Saw. bersabda: pembunuh tidak mewarisi (HR ad-D±rim³). 8 c. Memberikan batasan (taqy³d) terhadap ayat-ayat
Alquran yang bersifat mu¯laq. Seperti Hadis yang memberikan penjelasan tentang batasan untuk melakukan hukuman potong tangan bagi pencuri yang di dalam Alquran disebutkan dengan mu¯laq, yakni:
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah tangan keduanya….. Ayat tersebut masih mutlaq, belum diberi batasan sampai mana yang harus dipotong. Maka hadist Nabi Saw. datang menjelaskan batasannya, yaitu dipotong hingga pergelangan tangan saja. 7 8
Al-Bukh±r³, ¢a¥³¥ Bukh±r³, juz. I, kitab Adzan, no. hadist. 595 ad-D±rim³, Sunan ad-D±rim³, (Beirut: Daar Kutub Ilmiah, t.t), juz II, kitab: Diyat, no.:
2957, h. 89.
5
3. Bayan tasyr³’ yaitu menetapkan hukum-hukum yang tidak
ditetapkan oleh Alquran. Sebagai contoh, Rasul mengharamkan mengumpulkan (menjadikan isteri sekaligus) antara seorang wanita dengan makciknya ketentuan tersebut tidak ada dalam Alquran, yang ada hanya karangan terhadap suami yang memadu isterinya dengan saudara perempuan sang isteri, sebagaimana terdapat dalam firman Allah swt. dalam surah an-Nisa: 23-24.
6