FRAUD LAPORAN KEUANGAN TERKAIT PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN A.Kecurangan Pendapatan Committee of Sponsoring Organization (COSO) menemukan bahwakun yang paling sering dimanipulasi ketika melakukan kecurangan laporan keuangan adalah pendapatan dan/atau piutang dagang. COSO juga mememukan bahwa cara yang paling umum untuk memanipulasi akun pendapatan adalah dengan mencatat pendapatan fiktif dan mencatat pendapatan yang tidak sesuai waktunya. Ada dua alasan umum kecurangan laporan keuangan terkait dengan pendapatan. Alasan pertama adalah karena ketersediaan berbagai alternative yang dapat diterima dalam pengakuan pendapatan, dan alasan kedua yaitu mudahnya memanipulasi pendapatan bersih menggunakan akun pendapatan pendapatan dan piutang dagang.
1.Alternatif-Alternatif yang Dapat Diterima Setiap organisasi itu berbeda begitu pula dengan jenis pendapatannya. Perbedaan ini memerlukan kriteria dan metode pengakuan dan pelaporan yang berbeda pula. Dalam banyak kasus, sulit untuk mengidentifikasi suatu peristiwa yang seharusnya menimbulkan aktivitas pencatatan pendapatan. Sejumlah perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan kriteria
antar-organisasi
mempersulit pengembangan standar
pengakuan pendapatan untuk berbagai macam m acam model bisnis dalam perekonomian saat ini Contoh sederhana, ada perusahaan yang mengakui revenue ketika barang siap dikirim dan ada juga yang ketika barang sudah sampai di pembeli.
2.Kemudahan
Memanipulasi
Pendapatan
Bersih
Menggunakan
Pendapatan dan Piutang Cara paling mudah untuk menggelembungkan laba bersih adalah dengan menciptakan pendapatan dan piutang yang terkait dengan pendapatan tersebut. Ketika perusahaan menambahkan akun piutang, akun pendapatan akan bertambah juga. Penambahan pendapatan ini membuat net income perusahaan meningkat meningkat juga.
1
3.Mengidentifikasi Eksposur Kecurangan Pendapatan Eksposur kecurangan pendapatan harus diperhatikan dalam setiap bisnis. Salah satu cara terbaik untuk memahami berbagai kecurangan pendapatan dapat dilakukan dengan memahami berbagai transaksi pendapatan dalam perusahaan. Berikut adalah beberapa skema kecurangan pendapatan yang umum dilakukan : 1. Transaksi dengan pihak terkait (Related-party transactions): Hubungan istimewa terjadi ketika anak perusahaan tidak mengungkapkan kepetingan keuangan dalam sebuah transaksi yang menyebabkan kerugian ekonomi bagi perusahaan 2. Penjualan fiktif (Sham sales) : Pendapatan fiktif dilakukan dengan mencatat penjualan yang sebenarnya tidak terjadi. Penjualan ini dapat memakai nama pembeli yang ada atau nama fiktif 3. Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan (bill-and-hold sales): Pesanan barang masih disimpan oleh si penjual biasanya karena si pembeli belum siap menerima barang. Namun oleh si penjual barang tersebut diakui sebagai pendapatan 4. Kesepakatan sepihak (Side agreements): Perubahan aturan penjualan yang dibuat tidak seperti biasanya. Fraud terjadi ketika perusahaan melibatkan aturan kontrak yang sudah terjadi 5. Penjualan konsinyasi (Consignment sales): Transaksi menjual barang titipan dari perusahaan lain. Penjualan konsinyasi ini membuat pendapatan meningkat dan terdapat biaya sesuai transaksi 6. Channel stuffing: Cara yang supplier gunakan untuk mendorong pelanggan untuk membeli persediaan ekstra sehingga dapat meningkatkan penjualan tahun berjalan. Praktek ini dapat meningkatkan penjualan ketika dinyatakan atau
tersirat
dalam
side
agreements
(ex:
membolehkan
konsumen
mengembalikan barang) yang tidak benar pengungkapannya atau tidak dapat dipertanggungjawabkan. Juga channel stuffing dapat dianggap curang ketika cadangan yang memadai tidak ditetapkan (untuk ekspektasi penjualan yang dikembalikan) 7. Lapping or kiting: Cara dimana penerimaan kas disalahgunakan untuk menyembunyikan piutang fiktif
2
8. Penanggalan ulang atau pembaruan transaksi (Redating or refreshing transactions): Cara dimana tanggal penjualan diubah untuk menghindari tidak tertagihnya piutang 9. Kebijakan
pengembalian
bebas
(Liberal
return
policies):
cara
ini
membolehkan customer untuk mengembalikan barang dan membatalkan penjualan. Hal ini menyulitkan pencatatan mengenai berapa pendapatan yang harus diakui 10. Pengiriman sebagian (Partial shipment schemes): Mengakui semua barang telah dikirim dan menjadi pendapatan padahal barang belum dikirim semua 11. Pisah batas yang tidak tepat (Improper cut-off): Kecurangan dalam laporan keuangan termasuk juga dilakukan dengan perbedaan waktu pengakuan, yaitu pencatatan pendapatan atau biaya dilakukan pada periode yang salah 12. Round tripping: Penjualan aset yang sudah tidak digunakan dan perusahaan berjanji akan membeli aset lagi seharga yang sama. Namun pada akhirnya tidak terdapat benefit yang diperoleh perusahaan. Skema-skema revenue fraud di atas bertujuan untuk meningkatkan pendapatan sehingga income akan menjadi naik.
4.Mengidentifikasi Indikator Kecurangan Pendapatan Indikator kecurangan dapat dibagi menjadi enam kategori, yaitu : 1. I ndikator analitis (Analytical symptoms): Peristiwa ekonomi, transaksi akuntansi, atau hubungan keuangan dan non keuangan terlihat tidak wajar -
Pendapatan atau penjualan yang terlalu tinggi.
-
Sales discounts yang terlalu rendah.
-
Sales return yang terlalu rendah.
-
Bad Debt Allowance yang terlalu rendah.
-
Piutang yang muncul terlalu tinggi atau meningkat terlalu cepat.
-
AFDA yang terlalu rendah.
-
Terlalu sedikit cash yang dilaporkan
3
2. I ndikator akuntansi
atau dokumentasi (Accounting or documentary
symptoms): Ketidaksesuaian dalam pencatatan atau sistem akuntansi -
Hilangnya bukti dokumen yang terkait dengan siklus pendapatan
-
Buku besar terkait pendapatan (penjualan, penerimaan kas, dll) yang tidak seimbang
3. I ndikator gaya hidup (Lifestyle symptoms): Kebutuhan gaya hidup mendesak memotivasi kecurangan terjadi -
Bonus yang besar apabila target penjualan tercapai
-
Kekayaan pribadi pihak eksekutif yang terikat di saham perusahaan
4. I ndikator pengendalian (Control symptoms): Berbagai gangguan dalam lingkungan pengendalian
pendendalian, internal
sistem
yang
akuntansi,
sering
kali
atau
aktivitas
prosedur
serius
sehingga
sangat
mengisyaratkan adanya pengabaian oleh pihak manajemen. -
Manajemen memiliki kontrol lebih dalam pengendalian internal terkait siklus pendapatan
-
Pelanggan baru yang muncul secara tiba-tiba dan biasanya langsung dalam jumlah yang banyak tanpa melalui prosedur seperti umumnya
-
Adanya kelemahan dalam proses akuntansi seperti pada proses cut off dan lain sebagainya
5. I ndikator perilaku dan indicator verbal (Behavioral and verbal symptoms): Sebagian besar pelaku kecurangan adalah orang yang melakukannya untuk pertama kali. Akibatnya akan muncul rasa bersalah yang berujung pada stress. Untuk mengatasi stress, pelaku kecurangan mengubah perilaku mereka untuk menyembunyikan indicator kecurangan. -
Ketidakkonsistenan tanggapan dari manajemen atau karyawan yang timbul dari prosedur analitis terkait siklus pendapatan.
-
Tidak diberinya akses kepada auditor untuk memeriksa segala hal yang terkait dalam siklus pendapatan
6. Informasi dan pengaduan (Tips and Complaints): Indikator kecurangan dapat dilihat dari pengaduan dari pegawai, pasangan, pemasok, pelanggan, maupun pihak lainnya -
Adanya whistleblower yang mengungkapkan praktik fraud atas pendapatan
-
Fraud atas pendapatan diungkapkan di perusahaan yang kurang bersifat material atas proses bisnis perusahaan secara keseluruhan 4
5.Pencarian Secara Aktif Indikator Kecurangan Pendapatan Supaya kecurangan laporan keuangan dapat terdeteksi, indikator kecurangan harus diamati dan diketahui. Pihak-pihak yang berkepentingan seperti auditor dapat mencari indikator kecurangan dengan dua cara: menunggu sampai mereka "mungkin menemukan indikator secara kebetulan," atau mereka ''melakukan pencarian secara proaktif terhadap kemungkinan adanya indikator tersebut," Selama bertahun-tahun, auditor dan akuntan pada umumnya mengandalkan penemuan secara kebetulan (informasi, anomali dari sampel yang diambil, bukti kecurangan yang ditemukan secara kebetulan, dan sebagainya) untuk menemukan adanya indikator kecurangan. Karena adanya perkembangan teknologi dan pembelajaran yang dapat diambil dari riset mengenai kecurangan, saat ini kita memiliki alat dan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mencari indikator kecurangan tersebut secara proaktif.
6.Pencarian secara Aktif lndikator Analitis terkait Pendapatan Indikator analitis yang berhubungan dengan akun pendapatan membuat akun tersebut menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, meningkat terlalu cepat atau lambat, atau hubungan abnormal lainnya. Cara praktis untuk mulai melakukan pencarian indikator analitis adalah dengan berfokus pada perubahan dan perbandingan dalam laporan keuangan. Analisis secara khusus yang biasanya dilakukan adalah: 1. Melakukan analisis terhadap saldo keuangan dan hubungannya dalam laporan keuangan. 2. Membandingkan jumlah atau hubungan dalam laporan keuangan dengan informasi di luar laporan keuangan. Dua cara yang paling umum digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah dengan mencari perubahan yang tidak wajar dalam (1) saldo akun dari periode ke periode (melihat trend) dan (2) hubungan terkait pendapatan dari periode ke periode. Dua jenis analisis juga dapat dilakukan ketika jumlah dan hubungan dalam laporan keuangan dibandingkan dengan informasi lain. Kedua analisis tersebut adalah: 1. Membandingkan hasil keuangan dan trend perusahaan dengan hasil keuangan dan trend dari perusahaanperusahaan sejenis dalam industri yang sama atau dengan ratarataindustri.
5
2. Membandingkan jumlah pendapatan yang tercatat dalam laporan keuangan dengan aset atau informasi finansial ataupun nonfinansial lainnya.
a.Berfokus pada Perubahan Saldo (Jumlah) Akun yang Tercatat dari Periode ke Periode Terdapat tiga cara untuk membandingkan jumlah yang tercatat dari satu periode dengan jumlah yang tercatat di periode lainnya. Cara pertama yang kurang efektif adalah dengan berfokus pada dan menghitung perubahan angka yang sebenarnya terdapat dalam laporan keuangan itu sendiri. Namun, sering kali sulit untuk menilai besarnya atau pentingnya perubahan dalam saldo akun hanya dengan melihat data mentah, terutama jika jumlahnya relative besar. Cara kedua, merupakan cara yang lebih mudah untuk mengetahui adanya indikator kecurangan, yakni dengan menggunakan proses yang disebut dengan analisis horizontal.
Analisis
horizontal
merupakan
metode
yang
dilakukan
dengan
membandingkan persentase perubahan dalam saldo akun dari satu periode ke periode berikutnya. Cara ketiga untuk mengetahui adanya perubahan dari satu periode ke periode lainnya adalah dengan mempelajari laporan arus kas. Hal ini tentu lebih mudah dibandingkan dengan menghitung kembali perbedaan antara dua laporan keuangan secara berturutturut pada akun-akun tertentu , tetapi terkadang cara ini kurang efektif bila diban ingkan dengan menggunakan analisis horizontal.
b.Berfokus pada Perubahan Hubungan terkait Pendapatan Terdapat dua cara untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan hubungan dalam laporan keuangan dari satu periode ke periode lainnya. Cara pertama adalah berfokus pada perubahan berbagai rasio yang terkait dengan pendapatan dari satu periode ke periode lain. Memeriksa rasio terkait pendapatan merupakan metode paling efisien untuk berfokus pada indikator-indikator hubungan dalam laporan keuangan. lngatlah ketika menganalisis rasio, perubahan dari rasio lebih penting daripada ukuran rasio itu sendiri. Cara kedua untuk berfokus pada hubungan-hubungan dalam laporan keuangan sebagai indikator kecurangan adalah dengan mengonversikan laporan keuangan dalam bentuk persentase dan melakukan analisis vertikal. Seperti halnya analisis horizontal yang merupakan cara sangat efektif dalam menemukan adanya indikator 6
analitis kecurangan terkait perubahan saldo-saldo akun, analisis vertikal juga efektif dalam mengidentifikasi adanya sejumlah perubahan dalam hubungan-hubungan pada laporan keuangan yang harus diinvestigasi.
c.Membandingkan Informasi Laporan Keuangan Antarperusahaan Salah satu cara terbaik untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan adalah dengan membandingkan kinerja perusahaan yang sedang
diperiksa dengan kinerja
perusahaan lain yang sejenis dalam industri yang sama. Kinerja yang berlawanan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama sering kali memberikan sinyal adanya kecurangan. Perbandingan dengan perusahaan lain dapat dilakukan dengan analisis horizontal atau analisis vertical, analisis ratio, perubahan-perubahan yang dilaporkan dalam laporan arus kas, atau perubahan-perubahan pada angka-angka yang ada di dalam laporan keuangan itu sendiri. Namun data dalam bentuk persentase biasanya jauh lebih mudah dibandingkan dengan data awal yang ada dalam laporan keuangan.
d.Membandingkan Jumlah dalam Laporan Keuangan dengan Jumlah Aset yang Direpresentasikan Pendekatan ini tidak dapat mendeteksi adanya kecurangan pendapatan sebagaimana mendeteksi kecurangan kas, persediaan, dan aset fisik lainnya. Secara umum, pendapatan tidak berkaitan dengan aset fisik yang dapat diperiksa. Yang menjadi pengecualian adalah ketika perusahaan menghasilkan pendapatan dari membangun aset yang melibatkan proyek kontsruksi jangka panjang seperti gedung, jembatan, atau jalan raya dan mengakui pendapatan berdasarkan metode persentase penyelesaian. Dalam kasus ini, aset yang telah dibangun harus diperiksa untuk menentukan apakah pendapatan yang diakui wajar terkait tingkat penyelesaian proyek tersebut.
7.Pencarian secara Aktif Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi Salah satu cara yang umumnya digunakan oleh manajemen untuk melakukan kecurangan adalah dengan melakukan posting satu atau lebih ayat jurnal secara langsung pada catatan akuntansi. Ayat-ayat jurnal ini sering kali tidak sesuai proses posting ayat jurnal yang seharusnya, sehingga mengabaikan adanya proses 7
pengendalian internal. Ayatayat jurnal ini sering disebut sebagai ayat jurnal topside, yang berarti bahwa ayat jurnal diposting secara langsung pada jurnal ringkasan atau buku besar, bukan pada buku besar pembantu yang memuat informasi pendukung. Perusahaan besar mungkin memiliki jutaan ayat jurnal setiap tahunnya. Oleh karena itu, pencarian terhadap beberapa ayat jurnal yang mengandung kecurangan tentu merupakan sesuatu yang sangat menantang. Namun, perangkat lunak dan perangkat keras komputer dapat digunakan untuk melakukan pencarian secara efektif ayat-ayat jurnal yang mengandung kecurangan tersebut. Sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya, pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode induktif atau deduktif untuk mencari ayat-ayat jurnal tersebut.
8.Pencarian secara Aktif Indikator Pengendalian Pentingnya mengidentifikasi kelemahan pengendalian sebagai kemungkinan adanya indikator kecurangan telah dibahas sebelumnya. Namun, perlu dibahas dua poin terkait dengan pengendalian dalam hubungannya dengan kecurangan pendapatan. Pertama, akuntan dan auditor laporan keuangan terbiasa mendapatkan pengecualian pengendalian dalam jumlah yang terbatas, ketika menilai pengendalian internal. Pendekatan
kecukupan dari sistem
ini digunakan karena mereka memandang
gangguan dan kelemahan pada pengendalian internal sebagai sesuatu yang harus diperbaiki "di masa yang akan datang." Faktanya, salah satu cara yang paling umum digunakan dalam mendeteksi kecurangan adalah dengan menginvestigasi kelemahan atau pengabaian pengendalian untuk melihat apakah sedang terjadi penyalahgunaan. Faktor pengendalian yang kedua yang perlu diperhatikan dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan adalah lingkungan pengendalian. Dalam banyak kasus dari kecurangan laporan keuangan, komite audit atau dewan direksi merupakan pihak yang lemah
atau tidak aktif, dan satu atau dua eksekutif memiliki kekuatan
pengendalian dalam organisasi. Komite audit atau dewan direksi yang lemah dapat menyebabkan lingkungan pengendalian yang tidak menghargai perilaku etis. Undang-undang terbaru seperti Sarbanes-Oxley Act 2002 yang dijelaskan dalam Lampiran A di Bab 2 seharusnya dapat membantu mengatasi situasi seperti ini di perusahaan publik. Walapun begitu, terdapat banyak perusahaan nonpublik yang melakukan kecurangan laporan keuangan, dan masih ada perusahaan-perusahaan lain
8
yang memiliki dewan direksi, komite audit, dan eksekutif yang tidak bertindak sebagaimana mestinya. Auditor eksternal saat ini diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap efektivitas lingkungan pengendalian seorang auditee. Hal ini merupakan sesuatu yang penting, tetapi sangat sulit karena manajemen mungkin terlihat seperti memiliki lingkungan pengendalian yang kuat, tetapi mereka sebenarnya sedang menyembunyikan fakta bahwa mereka mengabaikan adanya pengendalian.
9.Pencarian secara Aktif Indikator Perilaku atau Indikator Verbal dan Indikator Gaya Hidup Indikator gaya hidup lebih membantu kita ketika mendeteksi kecurangan yang dilakukan pegawai dibandingkan dengan kecurangan yang dilakukan pada laporan keuangan. Kecurangan laporan keuangan tidak dirasakan langsung oleh pelaku , saat memanipulasi data laporan keuangan maka otomatis harga saham perusahaan naik dan benefit yang di rasakan oleh mereka berupa bonus keuangan fiktif. Dalam menginvestigasi kecurangan auditor sering kali tidak menggunakan alat deteksi kecurangan sedangkan SAS 99 mengharuskan audit eksternal untuk melakukan wawancara dengan pihak manajemen ( manajemen , anggota komite audit , personel audit internal , pegawai-pegawai lainnya ) Sering kali informasi tentang kecurangan didapatkan dari pegawai tingkat bawah karena cenderung pihak manajemen atas menyembunyikan tindakan curang tersebut. Para pelaku kecurangan cenderung melibatkan personel lain untuk melancarkan aksi mereka seperti : akuntan dan personel anak perusahaan , oleh karena itu auditor harus bisa bertanya mengenai pertanyaan utama terkait kecurangan. Contoh : Apakah ada sesuatu yang mencurigakan yang harus diwaspadai dalam perusahaan ini?, apakah ada upaya untuk mengatur laba? Auditor harus berupaya membangun komunikasi yang baik dengan manajer sehingga bisa mendeteksi kecurangan
yang
terjadi
karena
kecurangan
dapat
di-deteksi
saat
adanya
ketidakkonsisten-an yang dikatakan oleh manajer. Terkait dengan indikator perilaku ingatlah bahwa pelaku kecurangan selalu akan mendapatkan tekanan dan tingkah lakunya menjadi berubah.
9
10.Pencarian secara Aktif untuk Informasi dan Pengaduan Cara terbaik untuk melakuka pencarian informasi dan pengaduan untuk berbagai macam kecurangan adalah dengan membentuk ombudsman , sauran pengaduan , atau sistem lainnya yang memungkinkan oran-orang dapat menyampaikan informasi dan pengaduan secara anonim. Terkadang seseorang ragu untuk menyampaikan informasi karena :
Mereka tidak mengetahui siapa yang harus diberitahu atau bagaimana caranya memberi tahu
Mereka tidak ingin salah menuduh orang
Mereka takut akan konsekuensi menjadi whistleblower
Mereka hanya memiliki kecurigaan tanpa adanyya bukti
Sistem whistleblowing sering kali efektif untuk mendapatkan informasi dari orangorang yang ragu-ragu dalam memberikan informasi mengenai kecurangan. Setiap informasi dan pengaduan mengenai manejemen puncak dan personel penting lainnta atau mengenai kecurangan laporan keuaanggan , pengendalian , ketentuan hukum , atau kecurangan itu sendiri harus ditelusuri dengan seksama. Whistleblower tidak ingin melaporkan secara langsung mengenai kecurangan , melainkan mengenai aktivitas-aktivitas tidak wajar yang dilakukan oleh seseorang yang dicurigai sehingga orang tersebut akan diawasi secara hati-hati.
11.Menindaklanjuti Indikator-Indikator Kecurangan Pendapatan Sebagai seorang pemeriksa kecurangan adanya indikator-indikator kecurangan menimbulkan dugaan atau alasan untuk meyakini bahwa kecurangan mungkin saja sedang terjadi , ketika ada dugaan investigasi harus dilakukan. Prosedur-Prosedut yang secara khusus digunakan dan bagaimana urutan penggunaannya tergantung dari jenis kecurangan yang anda duga dan tingkat kemudahan dalam pengumpulan bukti.
B.Kecurangan Persediaan dan Harga Pokok Penjualan Akun-Akun persediaan berpengaruh terhadap laporan laba rugi komprehensif , perhitungan dalam laba rugi komprehensif dapat dilihat pada tabel 3.4 Tabel 3.4 “ Pengaruh Persediaan yang Lebih saji terhadap Laporan Laba Rugi komprehensif ”
10
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Jika Persediaan yang lebih saji maka
Pendapatan ( penjualan ) kotor
Tidak Berpengaruh
Retur Penjualan
Tidak Berpengaruh
Potongan Penjualan
Tidak Berpengaruh
Pendapatan ( penjualan ) Bersih
Tidak Berpengaruh
Harga Pokok Penjualan
Kurang Saji
Margin Kotor
Lebih Saji
Beban
Tidak Berpengaruh
Laba Bersih
Lebih Saji
Berdasarkan analisis diatas dapat dilihat jika persediaan lebih saji maka harga pokok penjualan menjadi kurang saji , dan margin kotor serta laba bersih menjadi lebih saji dengan jumlah yang sama ( tidak termasuk pajak ) Hal ini juga menunjukkan tentang persediaan akhir yang lebih saji pada periode 1 akan berpengaruh pada harga pokok penjualan yan baik pada periode 1 maupun periode 2 , harga pokok penjualan dapat menjadi kurang saji dengan memperkecil jumlah pembelian atau dapat juga kurang saji dengan cara memperbesar retur pembelian/potongan pembelian. Memperbesar persediaan akhir cenderung menjadi kecurangan yang paling sering dilakukan karena dapat mengakibatkan peningkatan laba bersih dan aset yang tercatat agar laporan keuangan yang disajikan terlihat bagus/baik. Pada periode 1 : persediaan akhir lebih saji , HPP kurang saji , dan menjadikan margin kotor dan laba bersih menjadi lebih saji , namun persediaan akhir yang lebih saji tersebut akan menjadi persediaan awal periode 2 yang berarti bahwa persediaan akhir periode selanjutnya harus dibuat lebih saji / HPP pada periode 2 akan menjadi lebih saji dan membuat margin kotor dan laba bersih menjadi kurang saji. Dampak dilakukannya penyeimbangan satu periode ke periode berikutnya mengharuskan pelaku memperbesar nilai persediaan akhir pada periode 2 dengan jumlah yang bahkan lebih besar agar dapat menyeimbangkan terjadinya persediaan awal yang lebih saji untuk melakukan kecurangan lagi.
1.Megidentifikasi Eksposur Kecurangan Persediaan Pertama kita akan mengidentifikasi eksposur kecurangan laporan keuangan , kedua membahas indikator kecurangan persediaan , ketiga cara untuk melakukan pencarian secara
aktif
indikator
kecurangan
persediaan
,
dan
terakhir
kita
akan
mempertimbangkan cara-cara untuk menindaklanjuti indikator tersebut untuk 11
menemukan adanya kecurangan persediaan. Ada beberapa skema yang paling umum adalah : 1. Pencatatan Ganda = terjadi ketika akun persediaan tertentu dihitung 2 kali , hal ini terjadi ketika perusahaan memindahkan persediaan dari satu lokasi yang telah dilakukan perhitungan persediaan ke lokasi yang jumlah persediaannya belum dihitung. 2. Kapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan = terjadi ketika perusahaan menggelembungkan nilai persediaannya dengan menambahkan biaya-biaya seperti biaya penjualan , atau biaya administrasi , dan umum pada akun persediaan , bukan mencatat biaya-biaya tersebut sebagai beban pada periode terjadinya. 3. Permasalahan pisah batas = terjadi ketika perusahaan menunda penurunan nilai buku persediaan usang , mencatat retur dari periode yang lebih awal , mencatat pembeliaan pada periode berikutnya , dan melakukan praktik sejenis lainnya. 4. Estimasi berlebihan terhadap persediaan = terjadi ketika menerapkan metode pengambilan sampel yang tidak tepat. 5. Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan ( bill-and-hold sales ) = penjual menahan barang untuk pembeli karena pembeli mungkin belum siap atau belum mampu menerima pengiriman pada saat dilakukan pemesanan. 6. Persediaan Konsiyasi = barang yang ditahan dan dijual oleh perusahaan untuk perusahaan lain. Salah satu cara terbaik untuk mengidentifikasi eksposur kecurangan laporan keuangan adalah dengan membuat diagram mengenai jenis transaksi terkait persediaan yang terjadi dalam organisasi. Kecurangan persediaan mungkin dilakukan dengan memperkecil nilai persediaan dan laba bersih , dengan kecurangan persediaan “ persediaan akhir yang lebih saji “ pada suatu periode menjadi “ persediaan awal yang lebih saji “ pada periode berikutnya dan menyebabkan laba bersih menjadi kurang saji di periode kedua.
2.Mengidentifikasi Indikator Kecurangan Persediaan 1. Indikator Analitis
12
Saldo persediaan yang dilaporkan terlihat terlalu tinggi atau mengalami peningkatan terlalu cepat
Potongan pembelian yang dilaporkan terlihat terlalu tinggi atau mengalami peningkatan terlalu cepat
Pembelian yang dilaporkan terlihat terlalu rendah untuk tingkat penjualan atau persediaan
2. Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi
Transaksi persediaan atau harga pokok penjualan yang tidak dicatat secara lengkap atau tepat waktu atau dicatat secara tidak tepat dari segi jumlah, periode akuntansi, klasifikasi atau entitas
Dokumen-dokumen yang hilang terkait persediaan dan/atau harga pokok penjualan
Perbedaan di antara laporan penerimaan persediaan dan persediaan yang sebenarnya diterima
3. Indikator Pengendalian
Manajemen
mengabaikan
aktivitas
pengendalian
internal
yang
signifikan terkait pembelian, persediaan, dan harga pokok penjualan
Pemasok baru atau tidak umum yang tampaknya tidak masuk melalui proses persetujuan pemasok yang sesuai prosedur
Kelemahan dalam proses penghitungan persediaan
4. Indikator Perilaku atau Indikator Verbal
Respons yang tidak konsisten, tidak jelas, atau tidak masuk akal dari manajemen atau pegawai terhadap munculnya pertanyaan atau prosedur analitis terkait persediaan, pembelian, atau harga pokok penjualan
Respons dari manajemen yang tidak benar, tidak konsisten, atau mencurigakan
terkait
pertanyaan-pertanyaan
auditor
seputar
persediaan, harga pokok penjualan, atau pertanyaan lainnya
Penolakan akses terhadap fasilitas, pegawai, catatan, pelanggan, pemasok atau pihak lain yang menjadi sumber bukti terkait persediaan dan harga pokok penjualan
5. Indikator Gaya Hidup
Indikator yang serupa dengan kecurangan pendapatan (misalnya penjualan saham, bonus dan kepemilikan saham). Namun, harus 13
diingat bahwa indikator gaya hidup sering kali tidak efektif dalam mendeteksi adanya kecurangan laporan keuangan 6. Informasi dan Pengaduan
Informasi dan pengaduan yang dihasilkan melalui sistem wishtle blowing atau melalui media lain dapat menunjukan bahwa skema kecurangan persediaan mungkin saja sedang terjadi
3.Mencari Gejala Analitis Inventaris dan Biaya Pokok Penjualan a.Fokus pada Perubahan Saldo yang Tercatat dari Periode ke Periode Terdapat tiga cara untuk berfokus pada perubahan saldo yang tercatat dari periode ke periode. Metode yang pertama adalah dengan berfokus pada perubahan dalam angkaangka yang terdapat dalam laporan keuangan yang sebenarnya. Metode kedua, metode yang sama digunakan untuk mempelajari laporan arus kas. Laporan ini mengidentifikasi perubahan saldo akun dari satu periode ke periode berikutnya. Metode
ketiga
adalah
menggunakan
analisis
horizonal.
Analisis
horizotal
memungkinkan anda untuk menganalisis perubahan persentase saldo akun dari periode ke periode.
b.Fokus pada Perubahan Hubungan dari Periode ke Periode Terdapat dua metode utama yang dapat digunakan untuk berfokus pada perubahan hubungan dari periode ke periode. Metode pertama adalah dengan menganalisis perubahan rasio dari satu periode ke periode beri kutnya. Metode kedua adalah dengan mengonversi laporan keuangan ke dalam bentuk laporan common size dan menggunakan analisis vertikal untuk menganalisis perubahan persentase dari periode ke periode. Cara pertama, rasio yang paling membantu untuk digunakan memeriksa hubungan-hubungan persediaan dan harga pokok penjualan adalah: Rasio (margin) laba kotor dihitung dengan cara membagi laba kotor dengan
penjualan. Rasio ini dapat membantu mengidentifikasi kecurangan persediaan karena ketika perusahaan memperbesar saldo persediaan, harga pokok penjualan umumnya akan menjadi kurang saji. Hasilnya akan mengakibatkan peningkatan pada rasio laba kotor.
14
Perputaran persediaan dihitung dengan cara membagi harga pokok penjualan
dengan rata-rata persediaan dan berguna untuk menentukan apakah persediaan tersebut lebih saji atau harga pokok penjualan tersebut kurang saji. Jumlah hari untuk penjualan persediaan mengukur rata-rata waktu yang
diperlukan untuk menjual persediaan dan dihitung dengan cara membagi jumlah hari dalam satu periode dengan rasio perputaran persediaan. Empat rasio lainnya juga dapat membantu mendeteksi kecurangan persediaan, diantaranya: pertama, rasio perputaran aset yang dihitung dengan cara membagi penjualan bersih dengan rata-rata total aset menunjukan ukuran berapa lama suatu organisasi melakukan “perputaran” asetnya. Kedua, Rasio perputaran modal kerja dihitung engan cara membagi penjualan bersih dengna rata-rata modal kerja selama satu periode. Ketiga, Rasio kinerja operasional dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan penjualan bersih. Rasio ini menunjukan ukuran margin laba sebuah perusahaan. Keempat, Laba per lembar saham merupakan rasio yang paling banyak digunakan, mengukur profitabilitas organisasi. Cara kedua untuk berfokus pada hubungan-hubungan yang ada dalam laporan keuangan adalah dengan mengonversi laporan keuangan menjadi bentuk laporan common size dan melakukan analisis vertikal. Jika persediaan sebagai persentase dari total aset atau sebagai persentase dari penjualan terus mengalami peningkatan, atau jika harga pokok penjualan sebagai persentase dari penjualan bersih terus mengalami penurunan, terdapat kemungkinan terjadinya kecurangan.
4.Pencarian secara Aktif Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi Sebagaimana kecurangan pendapatan, cara umum yang digunakan manajemen untuk melakukan kecurangan persediaan adalah dengan cara memposting ayat jurnal topside pada catatan akuntansi. Perangkat lunak seperti ACL dapat digunakan untuk menentukan apakah setiap ayat jurnal tidak umum, ditinjau dari lima W, yaitu whosiapa yamg memposting jurnal, what-untuk apa jurnal tersebut, when-kapan jurnal diposting, where-dimana entri tersebut diposting dalam sistem akuntansi, whymengapa jurnal tersebut diposting.
15
5.Pencarian secara Aktif Indikator Pengendalian Persediaan Karena kecurangan persediaan sangat banyak ditemukan seperti halnya kecurangan pendapatan, lingkungan pengendalian danprosedur pengendalian yang baik harus diperhatikan. Sbagian besar perusahaan yang melakukan kecurangan laporan keuangan adalah perusahaan yang relatif kecil dan memiliki komite audit yang “tidak aktif”, dewan direksi yang didominasi oleh orang dalam dan direksi “abu -abu” dengan kepimilikan ekuitas yang signifikan dan minimnya pengalaman sebagai direksi pada perusahaan lain, serta adanya hubungan keluarga di antara direksi atau pejabat. Pengendalian persediaan harus diperiksa secara seksama. Ingatlah bahwa tidak memadainya pengendalian yang utama akan menciptakan peluang kekurangan yang membentuk segitiga kecurangan ( fraud tringle). Terkait persediaan, pembelian, dan harga pokok penjualan, focus utama kita adalah pengendalian terhadap proses pembelian (permintaan pembelian dan order pembelian, dsb.), penerimaan (laporan penerimaan, pengendalian fisik, dsb.), pencatatan liabilitas (faktur pemasok, memo debit, dsb.), pengeluaran kas (cek,dsb.), penyimpanan, pemrosesan, dan pengiriman persediaan, transfer harga pokok persediaan, menelusuri biaya persediaan yang sebenarnya (terutama pada perusahaan manufaktur) dan pemeriksaan persediaan secara fisik. Ketika pengendalian persediaan menjadi lemah atau dapat dengan mudah diabaikan, hilangnya sistem pengendalian atau pengabaian terhadap sistem pengendalian merepresentasikan adanya indikator keccurangan bukan hanya sekedar kelemahan pengendalian.
6.Pencarian secara Aktif Indikator Perilaku atau Indikator Verbal dan Indikator Gaya Hidup Sama halnya dengan kecurangan laporan keuangan lainnya, indikator gaya hidup biasanya tidak cukup efektif dalam membantu Anda menemukan kecurangan laporan keuangan terkait persediaan karena kecurangan laporan keuangan biasanya tidak memberikan keuntungan langsung pada pelaku. Namun, mencari indikator perilaku dan indikator verbal akan bermanfaat. Sering kali, jumlah persediaan yang tercatat tergantung pada tujuan manajemen. Contohnya, jika manajemen berencana, dan percaya bahwa perusahaan dapat menjual produk yang ada, maka perusahaan tidak 16
akan menghapus jumlah persediaan tersebut sebagai produk usang. Umumnya, bukti yang paling tepat terkait tujuan manajemen adalah dengan melakukan wawancara atau investigasi.
7.Pencarian secara Aktif Informasi dan Pengaduan Informasi dan pengaduan adalah hal-hal yang sangat bermanfaat dalam mendeteksi kecurangan persediaan. Pada banyak kasus, karena karakteristik fisiknya, persediaan harus dibawa masuk ke dalam perusahaan, dikelola di dalam perusahaan, dan dikirim ketika dijual. Semua pergerakan ini berarti bahwa orang-orang harus terlibat dalam mengelola dan menangani arus fisik persediaan. Sebagai contoh manfaat dari pengajuan berbagai pertanyaan dan meminta informasi, perhatikan kasus staf auditor dari KAP yang sebelumnya merupakan salah satu KAP The Big Six yang sedang melakukan audit persediaan pada sebuah perusahaan manufaktur pipa penyemprot air. Ketika mengamati persediaan, sebagian dari persediaan itu terlihat usang dan tidak dapat dijual. Namun, ketika hal tersebut ditanyakan pada CEO dan CFO, mereka mengatakan bahwa persediaan itu baik-baik saja dan akan dijual sesuai prosedur yang umumnya dilakukan. Namun, ternyata setelah menanyakan hal yang sama kepada para pekerja gudang, auditor mendapatkan jawaban yang berbeda. Para pekerja tersebut sangat jujur mengatakan bahwa kebanyakan dari pipa tersebut tidak dapat lagi dijual karena sudah tidak dapat berfungsi. Hal terpenting yang harus diingat adalah meskipun sebagian besar perusahaan saat ini memiliki sistem whistle blower , Anda tetap harus meminta informasi secara aktif. Kecurangan laporan keuangan terkait pendpatan dan persediaan adalah sesuatu yang saling berkaitan, karena pendapatan dihasilkan melalui penjualan persediaan. Persediaan memiliki karakteristik fisik yang unik. Mengidentifikasi karakteristik fisik ini dan memastikan bahwa angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan tersebut telah sesuai dengan karakteristik tersebut (volume, berat, dsb.) adalah cara yang tepat untuk memastikan bahwa jumlah yang dilaporkan adalah jumlah yang realistis. Kemudian, ketika berurusan dengan kecurangan persediaan, penting untuk mengidentifikasi indikator dan eksposur yang terkait, melakukan pencarian secara aktif adanyan indikator kecurangan, dan kemudian melakukan tindak lanjut.
17