MAKALAH REPRODUKSI TERNAK
KEBUNTINGAN
KELOMPOK 6 RULLY AGUNG NU NUGRAHA
200110130242
ABDUL RAHMAN
200110130249
ALDILLA RIFQI M
200110130250
CITRA FARADITA UTAMI
200110130273
INDRA PERMANA
200110130274
FAKULTAS PETERNAKAN UNIERSITA UNIERSI TAS S PAD!AD!ARAN SUMEDANG 2014
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Belak Belakang ang Kebuntingan ebuntingan adalah adalah keadaan keadaan dimana dimana anak sedang sedang berkembang didalam uterus seekor hewan betina. Suatu interval waktu, yang disebut periode kebuntingan (gestasi) terentang dari saat pembuahan (fertilisasi) ovum sampai lahirnya anak. Hal ini mencakup fertilisasi atau persatuan anta antara ra ovum ovum dan dan sp sper erma ma.. Sela Selama ma peri period ode e ini ini sel sel – sel sel tunggal membagi diri dan berkembang menadi induvidu yang sempurna.. Ketahanan kebuntingan pada hewan dan diakhirnya deng engan
kelah elahir iran an
sebag ebagia ian n
besar esar
dipe dipeng ngar aruh uhii
oleh leh
keseim keseimbang bangan an lau kera kera hormon. hormon. Keadian eadian ini dibuktik dibuktikan an oleh oleh kenya kenyataa taan n peruba perubahan han perban perbandin dingan gan kadar kadar hormo hormon n seri sering ng
meng mengak akib ibat atk kan
mene enela lask skan an mekanisme
menge engena naii hormonal
kegug egugur uran an.. pros proses es dan
cara
!ak !akalah alah
kebun ebunti ting ngan an untuk
ini ini
akan akan
bese besert rta a
mendeteksi
kebuntingan pada ternak. B. Rumusa Rumusan n Masala Masalah h ". #agaiman #agaimana a proses proses kebun kebuntinga tingan n pada ternak ternak $ %. #agai agaim mana ana mekan ekanis ism me hor hormonal onal pad pada pros proses es kebuntingan ternak$ &. #agaiman #agaimana a cara mendete mendeteksi ksi kebunt kebuntingan ingan pada pada sapi sapi $ C. Tujua ujuan n ". !engetahu !engetahuii proses proses kebunt kebuntingan ingan pada pada ternak. ternak. %. !enge engettahui ahui mekan ekaniisme sme hor hormonal nal pada ada proses ses kebuntingan ternak.
&. !engetahui cara mendeteksi kebuntingan pada sapi. BAB II PEMBAHASAN
A. Keunt!ngan 'eriode kebuntingan adalah periode dari fertilisasi atau konsepsi sampai partus atau kelahiran individu muda. Selama periode ini selsel tunggal membelah dan berkembang menadi organisasi yang lebih tinggi yaitu individu. ingkat kematian periode ini, yaitu ovum, embrio, maupun fetus lebih tinggi dibanding setelah individu lahir. Keluarnya fetus atau embrio yang mati dan yang ukurannya dapat dikenali disebut abortus. Keluarnya fetus yang hidup dan pada waktunya disebut lahir. Keluarnya fetus yang mati pada saat partus pada babi dan hewan lain disebut stillbirths. *ahirnya individu baru sebelum waktunya disebut prematur. #erdasarkan ukuran individu dan perkembangan aringan serta organ, periode kebuntingan dibedakan atas tiga bagian yaitu+ ". Per!#$e #%um & lastula adalah periode yang dimulai dari fertilisasi sampai teradinya implantasi. Segera setelah teradi fertilisasi, ovum yang dibuahi akan mengalami pembelahan di ampullary isthnic unction menadi morula. 'ada sapi, masuknya morula kedalam uterus teradi pada hari ke & setelah fertilisasi, - pada aning dan kucing dan & pada babi. 'ada spesies politokus, tidak menutup kemungkinan adanya migrasi embrio diantara kornu. 'ada unipara (sapi), arang teradi. Setelah hari ke , blastosit mengalami pembesaran secara pesat, misalnya
embrio domba pada hari ke "% panangnya " cm, & cm pada hari ke "& dan "/ cm pada hari ke ". 'ada babi, && cm pada hari ke "&. *ama periode ini pada sapi sampai "% hari, kuda "% hari, domba dan kambing "/ hari, babi 0 hari, aning dan kucing hari. 'ada periode ini, embrio yang defektif akan mati dan diserap oleh uterus. '. Per!#$e emr!# & (rgan#genes!s adalah dimulai dari implantasi sampai saat dimulainya pembentukan organ tubuh bagian dalam. 'ada sapi berkisar pada hari ke "% -, domba "" &, aning dan kucing 0 %, dan kuda "% -/ atau 0/ setelah fertilisasi. Selama periode ini teradi pembentukan + a. lam!na germ!nat!%a . sela)ut ektraemr!#n!k eradi
pembentukan
amnion
dan
allantochorion
dan
berfungsi sampai akhir kebuntingan. 'embentukan kantong kuning telur (yolk sac), yang terlihat pada awal di1erensiasi. *. #rgan+#rgan tuuh erbentuknya organorgan dalam seperti antung, liver, pankreas,
paruparu
dan
sistim
digesti.
2uctus
mullen
berkembang menadi organ betina. 2uctus woi3i berkembang menadi sistim ductus antan. ,. Per!#$e -etus& )ertumuhan etus adalah dimulai dari terbentuknya
alatalat
tubuh
bagian
dalam,
terbentuknya
ekstremitas, sampai lahir. 'eriode ini dimulai kirakira hari ke & kebuntingan pada domba dan aning, - pada sapi dan -- pada kuda. Selama periode ini teradi perubahan dan de1erensiasi
organ, aringan dan sistem tubuh. Sedangkan panang badan fetus sesuai dengan tahapan kebuntingan dapat dilihat pada abel dibawah ini. 'ada fetus antan, testis akan mengalami descensus testiculorum melewati canalis inguinalis ke dalam scrotum. 2escensus testiculorum ini akan selesai menelang pertengahan
kebuntingan
pada
sapi,
sedang
pada
kuda
menelang akhir kebuntingan.
Memrana -etus $an Plasenta 4ungsi membran fetus adalah melindungi fetus, sarana transport nutrisi dan induk ke fetus, sarana penampung sisa hasil metabolisme, tempat sintesa en5im dan hormon. !embran atau selaput fetus terdiri dari + a. Kant#ng kun!ng telur )r!m!t! Kantong kuning telur primitif asalnya dan entoderm. Suatu struktur primitif yang berkembang pada awal embrio dan menghilang beberapa saat, sehingga peranannya hanya pada awal kebuntingan. #erperan sebagai plasenta yang terbatas dalam menyediakan makanan dan bahanbahan sisa untuk embrio muda (awal). . Amn!#n Kantong amnion terbentuk pada han ke "& "0 setelah konsepsi pada kambing, sapi dan mungkin pada kuda. Kantong
amnion ini berisi cairan amnion sehingga berfungsi sebagai pelindung mekanik fetus dan mencegah adhesi. 6airan amnion bersifat emth, tidak berwarna dan mukoid dan mengandung pepsin, protein, fruktosa, lemak dan garam. amnion Sapi
7olume cairan
+ %////// ml, Kuda+ &///8/// ml, Kambing +
&-/8// ml, 2omba+ //"%// ml, #abi
+ /%// ml,
9ning
dan kucing+ &/ ml. Sumber cairan amnion , epitel amnion dan urine fetus (awalnya), air ludah dan sekresi nasopharynk. 6airan ini membantu kelahiran karena licin seperti lendir. *. Alant#!s erbentuk
pada
minggu
kedua
dan
ketiga
masa
kebuntingan. *apisan luar alantois kaya pembuluh darah yang berhubungan dengan aorta fetus melalui umbilicalis dan dengan vena cava posterior oleh vena umbilicallis. Kantong allantois berisi cairan allantois yang ernih seperti air, kekuningan dan mengandung albumin, fruktosa dan urea. Kantong allantoi menyimpan 5at buangan dan ginal fetus. 7olume cairan allantois akhir masa kebuntingan pada sapi + ///"-/// ml,
kuda+
///"/// ml, kambing dan domba+ -//"-// ml, babi+ "// %// ml, kucing+&"- ml, aning+ "/-/ ml. 6airan allantois berasal dan epitel allantois. $. K#r!#n atau tr#)#las erbentuk tropoblas
karena
(korion).
fusi
Sangat
lapisan kaya
luar
allantois
pembuluh
darah
dengan yang
menghubungkan fetus dengan endometrium, sehingga berperan dalam pengangkutan: pertukaran metabolit, 5at5at makanan, gas dan bahan sisa.
Plasenta 'ada permulaan periode embrio, kantong kuning telur dan korionamniotik berfungsi sebagai plasenta pnimitif, dimana 5at 5at makanan diabsorbsi dan sekresi uterus. Selama bulan pertama:
lebih
kebuntingan
#lastosyt
bertaut
dengan
endometnium Selaput fetus berkembang eradi penonolan villi formis dan kripta endometrium. 'ada akhir bulan ketiga kebuntingan teradi pertautan anatomik plasenta induk dengan fetus secara komplek. 'lasenta terdiri dan dua bagian, yaitu 'lasenta fetus (korio alantois)
disebut
uga
kotiledon
dan
'lasenta
induk
(endometrium) disebut uga karunkula. 'enggabungan karunkula dengan kotiledon disebut plasentom. 'eranan : fungs plasenta + !ensintesis
5at5at
yang
diperlukan
fetus,
!enghasilkan
en5imdan hormon (' dan ;), !enyimpan dan mengkatabolisir 5at5at lain. !enurut bentuknya, secara anatomik plasenta digolongkan tipe+ ". T!)e D!usa 'ada hewan kuda dan babi. Seluruh permukaan korio allantois dipenuhi baik mikro kotiledon, villi, dan mikro villi masuk ke dalam kripta endometrium (plasentasi) kecuali muara kelenar uterin. Struktur ini komplek dan terbentuk setelah "-/ hari usia kebuntingan. 'ada babi tipe plasentanya difusa inkomplete (karena dibagian kutub tidak ada plasentasi). '. T!)e k#t!le$#nar!a
'ada hewan ruminansia. Hanya sebagian karunkula dan kotiledon yang membentuk plasentom . *ebih komplek dibanding tipe difusa. 'lasentom tersusun empat bans, dua ventral dan dua dorsal
sepanang
komu.
'ada
sapi,
mempunyai
8-"%/
plasentom sedang kambing /
kambing
cekung.
2iantara
karunkula
disebut
interkarunkula dan diantara kotiledon disebut interkotiledonaria. Keduanya tidak mengalami plasentasi. ,. T!)e /#nar!a 'ada hewan aning dan kucing (karnivora). #entuknya melingkar seperti sabuk dengan lebar %,-8,- cm. 0. T!)e $!sk#!$al!s 'ada primata dan rodensia. 'ertautannya paling erat. #entuknya melingkar seperti cakram. Secara mikroskopik plasenta dibedakan atas tipe, yaitu + a. T!)e e)!tel!#k#r!al!s, pada kuda, sapi, babi dan kambing, tersusun atas enam strutur yaitu endotelium, aringan ikat, epitelium endometrium dan korion, mesencim dan endotelium fetus. . T!)e s!n$esm#k#r!al!s *. T!)e en$#tel!#k#r!al!s, pada aning dan kucing $. T!)e hem#k#r!al!s, pada manusia dan rodensia
#erdasarkan erat tidaknya hubungan, plasenta dibedakan atas % tipe, yaitu + ". T!)e$es!$uata, pada primata dan rodensia. !engalami perdarahan saat partus dan sebagian endometnium mengelupas. '. T!)e n#n $es!$uata, pada hewan domestik seperti babi, kuda, dan ruminan. 'lasenta dikeluarkan segera setelah partus. Tal! Pusat ali pusat menghubungkan fetus dengan plasenta. ali pusat terdiri dari % arterii umbilikales, " vena, uracus dan sisa tangkai kuning telur disatukan oleh wharton dan dibungkus selubung tali pusat. 'anang tali pusat pada+ Sapi + &/ / cm Kuda + - 0/ cm atau bisa mencapai cm #abi + %- cm 9ning dan Kucing + "% cm. 'ada sapi, kambing dan babi biasanya tali pusat putus pada saat melewati saluran peranakan, sedangkan pada aning, kucing dan kuda biasanya tali pusat putus oleh aksi induknya atau fetus setelah lahir. =ntuk lebih amannya agar tidak teradi perdarahan dan infeksi maka tall pusat yang telah putus sebaiknya diligasi. 9kibat panang tali pusat, kadang kadang tali pusat selama kebuntingan melingkari kepala, leher dan badan fetus sehingga menyebabkan kematian fetus akibat suplai darah ke fetus terganggu. Peruahan+)eruahan (rgan Re)r#$uks! 'ada vulva dan 7agina 7ulva semakin edernatous dan lebih vaskuler.
!ukosa
vagina
pucat
dan
likat
kering
selama
kebuntingan dan menadi edematous dan lembek pada akhir kebuntingan. 'ada servik >s ekterna servik tertutup rapatrapat. Kripta endoservikal bertambah umlahnya dan menghasilkan mukus yang sangat kental dan menyumbat saluran servik (sehingga disebut sumbat, servik) selama kebuntingan dan mencair segera sebelum partus. 'ada uterus =terus membesar secara progresif sesuai usia kebuntingan. 9da & fase adaptasi uterus selama kebuntingan yaitu proliferasi endometrium akibat pengaruh progesteron, pertumbuhan uterus, peregangan uterus. 'ada ovaria adanya korpus luteum kebuntingan (verum) sehingga siklus estrus terhenti. 'ada ligamentum pelvis dan symphisis pubis eradi releksasi seak awal kebuntingan dan meningkat secara progresif menelang partus. Bentuk $an L#kas! Uterus Bunt!ng 'ada hewan piara uterus tertarik ke depan dan ke bawah masuk
ruang
abdomen.
'ada
ruminansia
uterus
bunting
lokasinya disebelah kanan abdomen. 'ada akhir kebuntingan (sapi dan kuda) panang fetus membentang dan diafragma sampai pelvis. 'ada sapi dan kuda bentuk uterusnya tubuler memanang, sedangkan pada babi uterusnya sangat panang terletak pada lantai abdomen. 'osisi 4etus 2alam =terus 'ada pertengahan kebuntingan posisi fetus terletak pada sembarangan arah. 'ada kebuntingan yang lanut, posisi fetus adalah longitudinal terhadap sumbu panang induk dalam presentai anterior dengan kepala dan
kedua kaki depannya mengarah ke servik. Kuda, babi, aning dan kucing punggung mengarah ke dinding abdomen yang kemudian merotasi
menelang
partus
yaitu
punggungnya
mengarah
punggung induk. B. Mekan!sme H#rm#nal 'rogesteron
mempunyai
peran
dominan
selama
kebuntingan terutama pada tahaptahap awal. 9pabila dalam uterus tidak terdapat embrio pada hari ke "" sampai "& pada babi serta pada hari ke "- – "8 pada domba, maka '?4%@ akan dikeluarkan dari endometrium dan disalurkan melalui pola sirkulasi ke ovarium yang dapat menyebabkan regresinya corpus luteum (#earden and 4uAuay, %///). 9pabila '?4%@ diineksikan pada awal kebuntingan,
maka
kebuntingan tersebut akan
berakhir. >leh sebab itu, embrio harus dapat berkomunikasi tentang kehadirannya kepada sistem maternal sehingga dapat mencegah '?4%@ yang dapat menginduce luteolisis. 'roses biokimia dimana embrio memberi sinyal kehadirannya inilah yang disebut sebagai B maternal recognition of pregnancyB. 'ada sapi dan domba, unit embrionik memproduksi suatu protein, yang disebut bovine interferon C dan ovine interferon C. 'ada kedua spesies tersebut, protein ini mempunyai perangkat antiluteolitik melalui pengubahan biosintesa prostaglandin dan pengaturan reseptor uterinoDytocin. #aik bovine interferon C pada sapi maupun ovine interferon C pada domba, telah dilaporkan dapat menghambat sintesa. '?4%@ dari endometrium. 'ada domba, ovine interferon C telah terbukti dapat meningkatkan konsentrasi '?;% (sebuah
hormon antiluteolitik) dalam plasma darah pada kebuntingan hari
ke
"&. Sehubungan dengan hal itu, apakah melalui
peningkatan sintesa '?;% atau penghambatan sintesis '?4%@, rasio perbandingan yang tinggi antara '?;% dan '?4%@ adalah kondisi yang mendukung pemeliharaan corpus luteum. Konsentrasi
tinggi
progesteron,
menurunkan
tonus
myometrium dan menghambat kontraksi uterus. ;feknya pada myometrium tersebut, membuat konsentrasi tinggi progesteron akan
menghentikan
siklus
estrus
dengan
mencegah
dikeluarkannya gonadotropin. 'rogesteron diproduksi oleh corpus luteum dan placenta. 'ada sapi, lutectomy ( pengambilan corpus luteum atau ineksi '?4%@) pada kebuntingan tahap akhir, setelah 0 – bulan kebuntingan, tidak akan menyebabkan aborsi karena cukupnya steroid yang diproduksi placenta. 'ada domba, pengambilalihan fungsi placenta ini teradi pada -/ hari usia kebuntingan, sedang pada kuda sekitar 8/ hari usia kebuntingan. 'ada beberapa spesies, ketika placenta mulai mengambil alih fungsi sebagai sumber progesteron pada tahap dini kebuntingan, corpus luteum terus mensekresi progesteron dan memelihara kebuntingan tersebut. 'regnancyspesiEc protein, protein # mungkin saa membantu corpus luteum kebuntingan pada sapi dan domba (#earden and 4uAuay, %///). 'olipeptida relaDin dan relaDinlike factors yang diproduksi oleh corpus luteum (pada babi dan sapi) dan plasenta (pada kuda) adalah penting selama teradinya kebuntingan. 'eran utamanya melunakkan aringan, yang menyebabkan otototot uterus
dapat
mengakomodir
perkembangan
fetus.
FelaDin
menyebabkan saluran pelvis melebar, terutama pada tahap akhir kebuntingan. Konsentrasi estrogen rendah selama awal kebuntingan dan meningkat pada pertengahan dan akhir kebuntingan. 'ada kuda, level estrogen cukup tinggi selama pertengahan kebuntingan. Sumber utama estrogen ini adalah palsenta. ;strogen mengalami kenaikan yang progresif dalam aliran darah uterus selagi proses kebuntingan teradi. ;strogen bekera sama secara sinergis dengan progesteron pada perkembangan dan persiapan kelenar mammae
untuk
plasenta
uga
sintesa
susu
sepertinya
setelah
kelahiran.
mempunyai
peran
*aktogen dalam
perkembangan kelenar mammae sebagaimana perannya dalam mengatur pertumbuhan fetus. C. Cara Men$eteks! Keunt!ngan Pa$a Sa)! 2eteksi kebuntingan merupakan suatu hal yang sangat penting dilakukan setelah ternak dikawinkan. Secara umum, deteksi kebuntingan dini diperlukan dalam hal mengindentiEkasi ternak yang tidak bunting segera setelah perkawinan atau G#, sehingga waktu produksi yang hilang karena infertilitas dapat ditekan dengan penanganan yang tepat seperti ternak harus diual atau diculling. Hal ini bertuuan untuk menekan biaya pada breeding program dan membantu manaemen ternak secara ekonomis. #iasanya para peternak mendeteksi kebuntingan dengan memperhatikan tingkah ternak tersebut, apabila ternak telah dikawinkan tidak terlihat geala estrus maka peternak menyimpulkan bahwa ternak bunting dan sebaliknya. amun cara tersebut tidaklah sempurna dan sering teradi kesalahan deteksi kebuntingan.
!enurut 'artodihardo ("<8) tidak adanya geala estrus bisa saa karena adanya corpus luteum persistent atau gangguan hormonal
lainnya,
hingga siklus berahi hewan
terganggu.
'emeriksaan kebuntingan ternak khususnya sapi umumnya dilakukan dengan eDplorasi rectal atau palpasi rektum. Met#$e Pemer!ksaan Keunt!ngan Pa$a Sa)! Antara La!n 1 N#n Return t# Estrus 2NR3 Selama kebuningan, konseptus menekan regresi corpus luteum (6*) dan mencegah hewan kembali estrus. >leh sebab itu, apabila hewan tidak kembali estrus setelah perkawinan maka diasumsikan bunting. 'ada sapi dan kerbau, ketidakhadiran estrus setelah perkawinan digunakan secara luas oleh peternak dan sentrasentra G# sebagai indikator teradinya kebuntingan, tetapi ketepatan metoda ini tergantung dari ketepatan deteksi estrusnya. 'ada kerbau, penggunaan metoda F ini tidak dapat dipercaya karena sulitnya mendeteksi estrus. Eks)laras! Rektal ;ksplorasi rektal adalah metoda diagnosa kebuntingan yang dapat dilakukan pada ternak besar seperti kuda, kerbau dan sapi. 'rosedurnya adalah palpasi uterus melalui dinding rektum
untuk
meraba
pembesaran
yang
teradi
selama
kebuntingan, fetus atau membran fetus. eknik yang dapat digunakan pada tahap awal kebuntingan ini adalah akurat, dan hasilnya dapat langsung diketahui. Sempitnya rongga pelvic pada kambing, domba dan babi maka eksplorasi rektal untuk mengetahui isi uterus tidak dapat dilakukan (9rthur, et al., "<<0). 'alpasi transrectal pada uterus telah seak lama dilakukan. eknik
yang dikenal cukup akurat dan cepat ini uga relative murah. amun demikian dibutuhkan pengalaman dan training bagi petugas yang melakukannya, sehingga dapat tepat dalam mendiagnosa.
eknik
ini
baru dapat
dilakukan pada usia
kebuntingan di atas &/ hari.
Ultras#n#gra4 =ltrasonography merupakan alat yang cukup modern, dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kebuntingan pada ternak
secara
dini.
9lat
ini
menggunakan
probe
untuk
mendeteksi adanya perubahan di dalam rongga abdomen. 9lat ini dapat mendeteksi adanya perubahan bentuk dan ukuran dari cornua uteri. Harga alat ini masih sangat mahal, diperlukan operator yang terlatih untuk dapat menginterpretasikan gambar yang muncul pada monitor. 9da resiko kehilangan embrio pada saat pemeriksaan akibat traumatik pada saat memasukkan pobe. 'emeriksaan kebuntingan menggunakan alat ultrasonograE ini dapat dilakukan pada usia kebuntingan antara %/ – %% hari, namun lebih elas pada usia kebuntingan diatas &/ hari. ?elombang ultrasonograE tidak terdengar oleh telinga manusia dan dioperasikan pada frekuensi " – "/ megahert5 (!H5). 9da dua tipe ultrasonograE yang digunakan pada manusia dan kedokteran hewan yaitu + fenomena 2oppler dan prinsip pulseecho. 'ada fenomena 2oppler transducer atau probe ketika diaplikasikan pada dinding abdominal atau dimasukkan ke dalam rektum, akan memancarkan cahaya gelombang frekuensi tinggi (ultrasonic). 'ergerakan antung fetus dan aliran darah dalam
fetus
(pembuluh
umbilical)
serta
sirkulasi
maternal
(arteri
uterina) merubah frekuensi gelombang dan memantul kembali ke probe dan dikonversi ke suara yang dapat terdengar. Sedang pada pulseecho ultrasound getaran ultrasound yang digerakkan oleh kristal pie5oelectric dalam transducer ketika kontak dengan aringan
akan memantul kembali
dikonversi
ke
osciloscope.
dalam
energi
'rinsip
dasar
ke transducer kemudian
elektrik
dan
diagnostik
diidsplay
secara
pada
Esik
dari
ultrasonograE telah banyak diketahui. Komponen utama dari alat ultrasound adalah + a. ?enerator elektrik pulse, b. rasducer, c. scan konverter dan d. video display.
D!agn#sa Imun#l#g!k eknik
Gmunologik
untuk
diagnosa
kebuntingan
berdasarkan pada pengukuran level cairan yang berasal dari konseptus, uterus atau ovarium yang memasuki aliran darah induk, urin dan air susu. est imonologik sebagaimana pada abel , mengukur dua macam cairan yaitu+ ". 'regnancy SpeciEc yg hadir dalam peredaran darah maternal + e6? dan ;'4 %.
'regnancy
ot
SpeciEc,
perubahanperubahan
selama
kebuntingan, konsentrasi dalam darah maternal,urin dan air susu, contoh + progesteron dan estrone sulfate. #eberapa proteinlike substance telah diidentiEkasi dari dalam peredaran darah maternal selama teradi kebuntingan.
Substansi ini merupakan produk yang berasal dari konseptus yang dapat digunakan sebagai indikator adanya kebuntingan. (Iainudeen dan Hafe5, %///). Gnteraksi konseptus dengan sistem imun melibatkan baik antisperma maupun respon imun anti konseptus yang membatasi keberhasilan kebuntingan dan uga membatasi
efek
yang
menguntungakan
dari
pengeluaran
cytokine dari selsel lymphoid pada perkembangan embrio dan ekspresi gennya (Hansen, "<<-). Sistem imun ini bekera di uterus maka terdapat respon imun antikonseptus yang potensial.Iuga ada beberapa sistem kontrol yang membatasi respon imun antikonseptus. Hal ini terutama karena tidak adanya atau sedikit ekspresi maor histocompatibility antigen pada trophoblast. 9ktivasi respon imun antikonseptus yang mengarah pada respon cytolytic selanutnya dibatasi
oleh
kehadiran
molekulmolekul
yang
dapat
menghambat transformasi lymphosit. 'eristiwa ini terutama karena adanya prostaglandin ;% ('?;%) dari plasenta dan aringan < endometrial, interferontau (G4C) dari selsel trophoblast selama awal kebuntingan dan protein endometrial yang disebut uterin milk protein (=!') (Hansen, "<<-). ;arly pregnancy factor (;'4) pertama kali dilaporkan berada dalam sirkulasi darah wanita hamil (pre implantasi
stage),
ditemukan
pada
kemudian babi,
dilaporkan
domba
dan
ditemukan
sapi.
;'4
pula
bersifat
immunosuppressive, dapat dideteksi dari serum dalam beberapa hari setelah konsepsi pada babi, domba dan sapi. ;'4 uga merupakan
bioassay,
berdasarkan
formasi
inhibitornya.
'regnancy9ssociated 9ntigen ('S9) yaitu antigen spesiEk pada
kebuntingan yang dilaporkan terdapat dalam aringan maternal pada spesies ternak termasuk domba, sapi dan kuda. Sebagian besar antigen ini dapat dideteksi dalam darah maternal selama kebuntingan. #ovine conceptus memproduksi beberapa signal selama awal kebuntingan (Iainudeen dan Hafe5, %///). 'rotein dari aringan plasenta ini sebagian sudah berhasil dipuriEkasi yaitu pregnancy speciEc protein # (b'S'#). b'S'# ini dapat dideteksi dengan menggunakan teknik radio immuno assay (FG9) mulai hari ke % kebuntingan sampai kelahiran (Sasser, et al, "<0). FG9
berdasarkan
b'S'#
ini
lebih
akurat
dari
pada
FG9
berdasarkan progesteron, karena b'S'# ini adalah protein pregnancy seciEc. b'S'# ini tidak terdeteksi pada air susu atau urine. 2an b'S'# ini hadir terus dlm darah sampai beberapa bulan setelah kelahiran sehingga dapat mempengaruhi diagnosa dini kebuntingan apabila digunakan sebagai bahan marker kit diagnostik. Selain b'S'#, protein pregnancy speciEc yang lain adalah pregnancy serum protein ('S'0/) yang dapat dideteksi dengan FG9 pada hari ke % kebuntingan pada sapi (!ialon, eta al., "<<). 'rogesteron berperan utama dalam menghambat respon imun yang difasilitasi oleh sekresi dari endometrium yaitu uterin milk protein (=!'). D!agn#sa Keunt!ngan er$asarkan k#nsentras! h#rm#n 'engukuran hormonhormon kebuntingan dalam cairan tubuh dapat dilakukan dengan metoda FG9 dan ;*GS9. !etoda metoda yang menggunakan plasma dan air susu ini, dapat
mendiagnosa kebuntingan pada ternak lebih dini dibandingkan dengan metoda rektal (Iainudeen dan Hafe5, %///).
Pr#gester#n 'rogesteron dapat digunakan sebagai test kebuntingan karena 6* hadir selama awal kebuntingan pada semua spesies ternak. *evel progesteron dapat diukur dalam cairan biologis seperti darah dan susu , kadarnya menurun pada hewan yang tidak bunting. 'rogesteron rendah pada saat tidak bunting dan tinggi pada hewan yang bunting. est pada susu lebih dianurkan dari pada test pada darah, karena kadar progesteron lebih tinggi dalam susu daripada dalam plasma darah. *agi pula sample susu mudah didapat saat memerah tanpa menimbulkan stress pada ternaknya. Sample susu ditest menggunakan radio immuno assay (FG9). Sample ini dikoleksi pada hari ke %% – % setelah inseminasi. eknik koleksi sample bervariasi namun lebih banyak diambil dari pemerahan sore hari. #ahan preservasi seperti potasium dichromate atau mercuris chloride ditambahkan untuk menghindari
susu
menadi
basi
selama
transportasi
ke
laboratorium. !etoda ini cukup akurat, tetapi relatif mahal, membutuhkan
fasilitas
laboratorium
dan
hasilnya
harus
menunggu beberapa hari. BKitB progesteron susu sudah banyak digunakan secara komersial di peternakanpeternakan dan dapat mengatasi problem yang disebabkan oleh penggunaan FG9 yaitu antara
lain
karena
keamanan
penanganan
dan
disposal
radioaktivnya.. est dapat dilakukan baik dengan en5ymelinked
immuno assay (;*GS9) maupun lateD aggluination assay. ;valuasi hasilnya berdasarkan warna atau reaksi aglutinasi yang teradi, dibandingkan dengan standard yang sudah diketahui (Kaul and 'rakash, "<<). est progesteron susu lebih sesuai untuk mendiagnosa ketidakbuntingan
dari
pada
kebuntingan
dan
dapat
mengidentiEkasi hewan yang tidak bunting auh lebih dini dari pada dengan metoda palpasi rektal. est progesteron susu aplikasinya terbatas pada spesiesspesies ternak lain. ;*GS9 assay ' pada hari ke % post inseminasi, adalah "// J akurat untuk yang tidak bunting dan 88 J untuk yang bunting (Kaul and 'rakash, "<<). Karena domba tidak laktasi pada saat kawin, maka test dilakukan dengan sampel darah. 'ada kambing, test ;*GS9 dapat digunakan untuk diagnosa dini dengan sample susu yang diambil pada hari ke %/ setelah perkawinan (;ngeland, et al. "<<8), tetapi gagal untuk membedakan kebntingan dengan hydrometra. Sedang pada babi dan kuda, keakuratan test ini adalah
rendah
karena
corpus
luteum
persisten
(6*')
menyebabkan pseudopregnancy pada hewan yang tidak bunting. Estr#ne Sul)hate ;strone sulphate adalah derifat terbesar estrogen yang diproduksi oleh konseptus dan dapat diukur dalam plasma maternal, susu atau urine pada semua species ternak. ;strone sulphate dapat dideteksi dalam plasma lebih awal pada babi ( hari ke %/) dan kuda (hari ke /), dibandingkan pada domba dan kambing (hari ke / sampai -/) atau sapi (hari ke 8%). Kedua level
hormon
baik
estrone
sulphate
maupun
e6?
dapat
digunakan untuk mendiagnosa kebuntingan pada kuda setelah
hari
ke
/
kebuntingan.
mengeluarkan
seumlah
Karena
besar
fetus
estrone
yang berkembang sulphate
ke
dalam
sirkulasi maternal antara hari ke 8- – "// kebuntingan, maka estrone sulphate lebih dapat dimanfaatkan dari pada e6? untuk mengetahui adanya kehadiran fetus. 5#na$#tr#)!n ;Auine chorionic gonadotropin (e6? atau '!S?) muncul dalam darah kuda
/
hari
setelah konsepsi dan deteksi
kehadirannya merupakan bukti teradinya kebuntingan. 2iagnosa kebuntingan secara imunologi pada kuda berdasarkan pada e6? tersebut, dimana kehadirannya dalam sampel darah diperiksa dengan hemagglutination – inhibition ( HG ) test. #ila teradi aglutinasi dari sel darah merah berarti negative (yaitu tidak bunting) dan apabila teradi inhibisi dari aglutinasi, artinya hasilnya positive. est ini akan lebih akurat apabila dilakukan antara hari ke -/ dan "// kebuntingan. 'ada keadian fetus yang mati dalam periode ini, plasma e6? akan tetap tinggi. >leh sebab itu apabila pengukuran e6? dilakukan setelah fetus mati, maka akan menghasilkan false positive.
BAB I6 KESIMPULAN
'eriode kebuntingan adalah periode dari fertilisasi atau konsepsi
sampai
partus
atau
kelahiran
individu
muda.
#erdasarkan ukuran individu dan perkembangan aringan serta organ, periode kebuntingan dibedakan atas tiga bagian yaitu+ ". Per!#$e #%um & lastula adalah periode yang dimulai dari fertilisasi sampai teradinya implantasi. '. Per!#$e emr!# & (rgan#genes!s adalah dimulai dari implantasi sampai saat dimulainya pembentukan organ tubuh bagian dalam. ,. Per!#$e -etus& )ertumuhan etus adalah dimulai dari terbentuknya
alatalat
tubuh
bagian
dalam,
terbentuknya
ekstremitas, sampai lahir. Hormon yang berperan dalam pengaturan kebuntingan berasal dari korpus luteum, plasenta dan hipoEsa anterior, misalnya hormon 'rogesteron, ;strogen, *H, FelaDin. 9dapun cara untuk mendeteksi kebuntingan pada sapi antara lain + • • • • •
on Feturn to ;strus (F) ;ksplarasi Fektal =ltrasonograE 2iagnosa Gmunologik 2iagnosa Kebuntingan berdasarkan konsentrasi hormon
DA-TAR PUSTAKA
9rthur, ?. 4. oakes, 2.;.'earson, H. and 'arkison,.!. "<<0. Veterinary
Reproduction
and
Obstetrics.
*ondon
+
L.#.Sounders. ;ngeland,
G.7.Fopstad,;.9ndresen,
>.
9nd
;ik,*.>.
"<<8.
Pregnancy diagnosis in dairy goats using progesteron assay . 9nim. Feprod.Sci.8 + %&8 – %&. Helmer, S.2 Hansen, '.I9nthony, F.7. hatcher, L.L. #a5er,4.L. and Foberts,F.!. "<8. Identifcation o bovine trophoblast protein-1, a secretory protein immunologically relatd to ovine trophoblast protein-1. ndocrinology ."&%+"0<. Iainudeen, !.F. and Hafe5. ;.S.;. %///. Pregnancy !iagnosis, dalam "ae#, .$. and "ae#, %. &'''. Reproduction in (arm
)nimals.
*ed.
*ippincott
Lilliams
M
Lilkins.
'hiladelphia. Kaul 7. and 'rakash, #.S. "<<. )ccuracy o pregnancy+no pregnancy diagnosis in #ebu and crossbred cattle and urrah bualoes by mil progesterone determination post insemination. rop. 9nim. Health 'rod. %0 + "8 – "<% !ialon, !.!. Fenand, ?. 6amous, S. !artal, I. and !enissier, 4. "<<. !etection o pregnancy by radioimmunoassay o a pregnancy srum protein /P$P0' in cattle.eprod. utr. 2ev. "<<&+ 0- – 8%.
'artodihardo S. "<8. Ilmu Reprodusi "e2an. !utiara Sumber Lidya. Iakarta. Saser,F.?.Fuder,6.9.Gvani,K.9.#utler,I.;.
and
Hamilton,L.6.
"<0. !etection o pregnancy by radioimmunoassay o a novel pregnancy-specifc protein serum o co2s and a profle o serum
concentrations during gestation.
#iol.Feprod.
"<0&-+ <&0 – <%. im 2osen =?!. (aal 3ebuntingan. ?adah !ada =niversity 'ress, Nogyakarta.