KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR : HK.02.01/RSIA-KGM/DIR/154/II/2017 TENTANG KEBIJAKAN KOMUNIKASI EFEKTIF DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) KENARI GRAHA MEDIKA DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KENARI GRAHA MEDIKA Menimbang
: a.
bahwa pimpinan rumah sakit harus memahami dinamika komunikasi antar anggota kelompok profesional dan antara kelompok profesi, unit struktural, antara kelompok profesional dan non profesional, antara kelompok profesional kesehatan dengan manajemen, antara profesional kesehatan dan keluarga serta dengan pihak luar rumah sakit.
b. bahwa pimpinan rumah sakit berperan sebagai panutan (role model) dengan mengkomunikasikan secara efektif misi, strategi, rencana dan informasi lain yang relevan. c. bahwa
pimpinan
rumah
sakit
harus
memberi
perhatian
terhadap akurasi dan ketepatan waktu informasi di rumah sakit, perlu
dikembangkan
ditetapkan
dengan
prosedur
kebijakan
secara
melalui
kolaboratif
keputusan
yang
Direktur
Rumah Sakit d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit tentang Kebijakan Komunikasi Efektif.
Mengingat
: 1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5063). 2. Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4431). 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269 MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis 4. Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang
RI
Sistem Informasi
Rumah Sakit. 5. Keputusan
Menteri
No.1333/MENKES/SK/XII/1999
Kesehatan tentang
Standar
RI Pelayanan
Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN Menetapkan
:
KESATU
:
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KENARI GRAHA MEDIKA TENTANG KEBIJAKAN KOMUNIKASI EFEKTIF
KEDUA
:
Pimpinan menjamin terjadinya proses untuk mengkomunikasikan informasi yang relevan di seluruh rumah sakit dengan tepat waktu.
KETIGA
:
Alur informasi dipastikan terselengaranya secara efektif antara : 1. Antar Dokter dan pasien 2. Antar Pemberi pelayanan dan pasien 3. Antar Pemberi pelayanan (dokter, tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya)
KEEMPAT
:
Komunikasi efektif perintah lisan melalui telepon atapun hasil pemeriksaan, pelaporan nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang di tuliskan lengkap oleh penerima perintah, kemudian di catat, di baca kembali gunakan eja per huruf secara kode alfabet apabila terdapat intruksi yang kurang jelas terutama pada obat-obatan Look Alike Sound Alike (LASA) dan konfirmasi dilakukan saat dokter visit dengan meminta dokter untuk menandatangani di berkas rekam medis pasien (Tulis Baca Konfirmasi /TULBAKON), pada kondisi darurat pembacaan ulang boleh tidak dilakukan.
KELIMA
:
Sistem pelaporan pasien dilakukan menggunakan teknik SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommended) Informasi berisi tentang: status kesehatan pasien, ringkasan asuhan yang di berikan, respon pasien terhadap asuhan.
KEENAM
:
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bogor Pada tanggal 5 Februari 2017 Direktur,
Dr. Cholid Yamani, MARS 201701065