BAB I PENDAHULUAN Penggunaan obat selama kehamilan dan menyusui merupakan hal yang hampir hampir tidak bisa dihindari. dihindari. Beberapa obat dapat memiliki memiliki efek buruk pada bayi bila terpapar. Oleh karena itu penting bagi dokter untuk menyadari perubahan farmakokinet farmakokinetik ik dan farmakodinam farmakodinamik ik selama kehamilan. kehamilan. Pengetahua Pengetahuan n tentang tentang pengenalan obat teratogenik dan obat yang aman untuk digunakan selama kehamilan kehamilan sangat penting. Ada banyak banyak faktor faktor yang mempengaruhi mempengaruhi kandungan kandungan obat obat masuk masuk ke dalam dalam ASI ASI dan dengan dengan demiki demikian an mempen mempengar garuhi uhi anak anak dalam dalam beberapa kasus. Sehingga beberapa obat dapat mempengaruhi laktasi. lak tasi. Semua data ini harus secara hati-hati dipelajari oleh dokter.1! "i Amerik Amerikaa Serika Serikat t diperk diperkirak irakan an # persen persen bayi bayi memili memiliki ki malform malformasi asi struktur mayor yang terdeteksi saat lahir. Pada usia $ tahun sekitar # persen lainnya lainnya telah didiagnosa didiagnosa dengan sebuah malformasi dan sekitar % sampai 1& persen
ditemukan
memiliki
satu
atau
lebih
kelainan
fungsional
atau
perkembangan pada usia 1% tahun. 'ebanyakan cacat lahir - sekitar ($ persen etiologiny etiologinyaa tidak diketahui. )amun penting penting untuk untuk diketahui diketahui bahan-baha bahan-bahan n kimia dapat menyebabkan cacat lahir termasuk yang disebabkan oleh obat-obatan yang diperkirakan diperkirakan memberikan memberikan kontribusi kontribusi kurang kurang dari 1 persen dari semua cacat lahir yang ada *Pusat e+aluasi dan penelitian obat !&&$,. # Beberapa Beberapa obat dapat berbahaya penggunaanny penggunaannyaa pada ibu hamil dan janin oleh karena itu keaspadaan perlu ditingkatkan dalam penggunaan obat pada kehamilan. Beberapa obat ada yang dapat berefek toksik pada ibu hamil tetapi tidak pada janin dan ada beberapa yang tidak toksik pada ibu hamil tapi toksik untuk janin. Pemberian obat pada ibu hamil dengan indikasi yang tepat akan mengob mengobati ati penya penyakit kit namun namun perlu perlu juga juga diperh diperhatik atikan an kontrai kontraindi ndikasi kasi dan efek samping yang dapat terjadi pada ibu dan janinnya. "engan pemilihan obat yang tepat tepat akan akan mengur mengurang angii morbid morbiditas itas dan mortal mortalita itass semasa semasa kehamil kehamilan an dan juga juga menyelamatkan ibu dan janinnya. 1!
1
BAB II PEMBAHASAN 1.
TAHAP HAPAN ORG ORGAN ANOG OGEN ENES ESIS IS
ambar 1 - Perkembangan embryofetal berdasarkan embryofetal berdasarkan usia kehamilan yang ditentukan oleh hari pertama menstruasi terakhir *dikutip dari kepustakaan #, Organogenesis terjadi pada periode embrionik yang mana periode tersebut dimulai pada aal minggu ketiga setelah o+ulasi dan fertilisasi serta berlangsung sampai pada minggu kedelapan . Selama minggu ketiga pembuluh darah janin pada villi chorionic mulai chorionic mulai tampak. Pada minggu keempat sistem kardio+askuler telah terbentuk. Pembagian ruang-ruang ruang-ruang jantung jantung primitif primitif mulai dibentuk pada pertengahan minggu keempat. Bakal calon lengan dan tungkai mulai tampak dan amnion mulai membuka batang tubuh yang kemudian menjadi ta li pusar. # Pada akhir minggu keenam panjang embrio berkisar antara !! sampai !/ mm dan kepala lebih besar dibanding dibandingkan kan dengan badan. badan. 0antung 0antung telah terbentuk terbentuk
2
sempurna. 0ari-jari tangan dan jari-jari kaki mulai ada dan lengan menekuk di siku. Bibir atas telah sempurna dan telinga luar membentuk ketinggian definitif di kedua sisi kepala. angguan atau teratogen akan mempunyai dampak yang berat apabila terjadi pada gestasi kurang dari 1! minggu terlebih pada minggu ketiga. #
abel 1 - 2ubungan antara aktu paparan teratogen dengan potensi malformasi yang dapat muncul pada bayi *dikutip dari kepustakaan /, 2.
PENGARUH OBAT PADA KEHAMILAN
'ehamilan dapat dibagi menjadi / tahap utama3
!
3
1. ahap pra-implantasi *pembentukan blastokista,3 berlangsung 1( hari yaitu dari konsepsi sampai implantasi. 4enunjukkan 5semua atau tidak ada5 efek yaitu baik membunuh embrio atau tidak mempengaruhi sama sekali. idak ada teratogenesis. !. Periode organogenesis *dari 16 sampai hari ke-$(,3 Selama periode ini obat dapat menghasilkan a, tidak ada efek yang dapat diukur b, aborsi c, cacat subletal kelainan anatomi atau d, kelainan metabolisme permanen atau cacat fungsional #. rimester ke-! dan #3 obat dapat menyebabkan teratogenik atau efek lain seperti retardasi pertumbuhan fisik atau otak cacat perilaku persalinan prematur toksisitas neonatal atau bahkan efek pascanatal seperti kanker di kemudian hari. /. 'elahiran-tahap penerimaan3 sama dengan bahaya toksisitas dalam periode neonatal. Beberapa penelitian mengungkapakan terdapat ( mekanisme teratogenik yang berhubungan dengan penggunaan obat 3 1. Antagonisme asam folat !. angguan neural crest cell #. angguan endokrin /. Stres oksidatif $. angguan +ascular (. 7eseptor spesifik teratogenik
!$
3. KATEGORI OBAT DALAM KEHAMILAN
'ehamilan adalah kondisi fisiologis khusus di mana terapi obat menjadi perhatian khusus karena fisiologi kehamilan mempengaruhi farmakokinetik obat yang digunakan dan obat-obatan tertentu dapat mencapai janin dan menyebabkan bahaya.
4enghindari
pengobatan
farmakologis
pada
kehamilan
tidak
memungkinkan dan mungkin berbahaya karena sebagian perempuan memasuki kehamilan dengan kondisi medis yang memerlukan peraatan berkelanjutan dan episodik *misalnya asma epilepsi hipertensi,. 0uga selama kehamilan masalah medis baru dapat timbul dan yang lama dapat memburuk *misalnya migrain sakit kepala, yang membutuhkan terapi farmakologi. 8akta baha obat-obatan tertentu yang diberikan selama kehamilan mungkin terbukti berbahaya bagi anak yang belum lahir adalah salah satu masalah klasik dalam peraatan medis. erdapat !
4
macam kategori penggunaan obat dalam kehamilan yang biasa digunakan yaitu berdasarkan 8"A 9 A":;.( A. Kategori obat daa! "e#a!ia$ berda%ar"a$ &DA
yang sering terjadi
ketidaksesuaian.
'ekurangan lain adalah baha adanya kategori-kategori ini menimbulkan kesan baha obat-obat dalam satu kategori memiliki risiko yang setara yang sebenarnya tidak.1# Kategori
A
PEMBAHASAN Studi > studi pada anita hamil belum memperlihatkan adanya risiko
kelainan janin jika diberikan selama trimester pertama *kedua ketiga atau semuanya, dan kemungkinan bahaya bagi janin manusia tampaknya terkontrol. Studi-studi reproduksi pada hean
telah
dilakukan
dan
tidak
memperlihatkan adanya bukti gangguan fertilitas atau bahaya bagi janin. Informasi peresepan perlu memperjelas jenis hean dan bagaimana B
dosisnya dibandingkan dengan dosis pada manusia. Atau studi pada hean memperlihatkan efek samping tetapi studi-studi yang adekuat dan terkontrol baik pada anita hamil gagal memperlihatkan risiko bagi janin selama trimester pertama kehamilan dan belum ada bukti risiko
'
pada trimester-trimester selanjutnya Studi-studi reproduksi hean telah memperlihatkan baha obat ini bersifat teratogenik *atau embriosidal atau menimbulkan efek samping lain, dan belum ada studi yang adekuat dan terkontrol baik pada anita hamil. Informasi peresepan perlu memperjelas jenis hean dan bagaimana dosisnya dibandingkan dengan dosis pada manusia. Atau
5
belum ada studi reproduksi pada hean dan belum ada studi terkontrol dan adekuat pada manusia. Obat ini dapat membahayakan janin jika diberikan kepada anita hamil. 0ika obat ini digunakan selama kehamilan atau jika seorang anita
D
menjadi hamil ketika menggunakan obat ini maka ia perlu diberitahu tentang kemungkinan efek samping pada janinnya Obat ini dikontraindikasikan bagi anita yang sedang atau akan hamil. Obat ini akan merugikan janin. 0ika obat ini digunakan selama
(
kehamilan atau jika seorang anita menjadi hamil menggunakan obat
ini maka ia perlu diberi tahu tentang kemungkinan bahaya bagi janinnya abel ! - 'ategori 8"A
Sistem kategorisasi Australia berbeda dari kategorisasi 8"A. 'ategorisasi obat-obatan untuk digunakan dalam kehamilan tidak mengikuti struktur hierarki. "ata manusia masih kurang atau tidak memadai untuk obat kategori B1 B! dan B#. Subkategorisasi dari kategori B berdasarkan data hean. 'ategori B tidak berarti lebih aman daripada kategori ;. Obat dalam kategori " tidak benar-benar dikontraindikasikan selama kehamilan *agen anti kon+ulsan,.
A
PEMBAHASAN Obat yang telah banyak digunakan oleh ibu hamil maupun anita
usia produktif tanpa disertai bukti peningkatan frekuensi terjadinya malformasi ataupun efek lain yang membahayakan janin yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Obat yang digunakan hanya sejumlah kecil ibu hamil maupun anita usia reproduktif tanpa disertai bukti peningkatan kejadian malformasi
B1
atau efek lain yang membahayakan janin baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian pada hean tidak menunjukkan
B2
bukti peningkatan kejadian kerusakan pada janin. Obat yang digunakan oleh sejumlah kecil ibu hamil atau anita usia 6
reproduktif tanpa disertai bukti peningkatan frekuensi kejadian malformasi atau efek lain yang membahayakan janin manusia yang diteliti baik langsung maupun tidak langsung. "ata penelitian pada hean tidak mencukupi atau tidak ada tetapi data yang tersedia tidak menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan pada janin. Obat yang digunakan hanya sejumlah kecil ibu hamil tanpa disertai bukti peningkatan frekuensi kejadian malformasi atau efek lain yang B3
membahayakan janin manusia yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian pada hean menunjukkan bukti peningkatan kejadian kerusakan pada janin tetapi efek tersebut pada manusia belum jelas. Obat yang berdasarkan efek farmakologinya telah atau diduga dapat
'
menyebabkan efek yang membahayakan pada janin manusia atau neonatus tanpa disertai malformasi. :fek tersebut bisa jadi re+ersibel. Obat yang telah dicurigai atau diramalkan menyebabkan peningkatan
D
kejadian malformasi janin manusia atau kerusakan yang bersifat menetap. Obat yang mempunyai resiko tinggi untuk menyebabkan kerusakan
(
yang bersifat menetap terhadap janin sehingga tidak boleh digunakan pada masa kehamilan atau jika ada kemungkinan terjadi kehamilan. abel # - 'ategori obat dalam kehamilan berdasarkan Australian "rug :+aluation ;ommittee *A":;, *dikutip dari kepustakaan 16,
-. TERATOGEN
eratogenik adalah disgenesis organ janin baik secara struktural maupun fungsi. eratogenesis bermanifestasi sebagai gangguan pertumbuhan kematian janin
pertumbuhan
karsinogenesis
dan
malformasi.
eratogenesis
atau
abnormalitas ber+ariasi dalam tingkat kelainan organ ataupun fungsinya bisa relatif ringan sangat berat bahkan tidak terkoreksi. Suatu obat atau bahan kimia dikatakan teratogenik apabila seorang ibu hamil mengkonsumsi obat dengan sengaja atau tidak yang menyebabkan terjadinya abnormalitas struktur janin atau bayi.1%
7
Pada tahun 1=$= 0ames ?ilson mengusulkan ( prinsip dasar teratologi. @ima puluh tahun kemudian prinsip-prinsip ini tetap menjadi prinsip dasar yang penting dalam bidang teratologi. Prinsip-prinsip ini meliputi3 ! a, 'erentanan terhadap teratogenesis tergantung pada genotipe hasil konsepsi dan cara di mana ia berinteraksi dengan faktor lingkungan. b, 'erentanan terhadap teratogen ber+ariasi dengan tahap perkembangan pada saat paparan. c, Agen teratogenik bertindak dengan cara tertentu pada pengembangan sel dan jaringan untuk memulai proses perkembangan abnormal. d, Akses dari pengaruh lingkungan yang merugikan untuk mengembangkan jaringan tergantung pada sifat dari pengaruh. e, 4anifestasi akhir adalah kematian malformasi keterlambatan pertumbuhan dan gangguan fungsional. f, Peningkatan manifestasi perubahan dalam frekuensi dan peningkatan derajat pada dosis tertentu at dapat berubah dari tidak berpengaruh sampai 1&& letal.
:pilepsi merupakan penyakit neurologi yang biasa ditemukan pada anita hamil. Semua obat anti epileptik dapat menembus saar plasenta sehingga berpotensi menimbulkan efek teratogenik. Obat antikon+ulsan yang biasa 8
dikonsumsi anita untuk mencegah kejang berpotensi menimbulkan bahaya ke janin. ?anita dengan epilepsi mengalami peningkatan resiko malformasi janin yang biasanya diperkirakan !-# kali lipat daripada risiko anita yang tidak menderita epilepsi. erdapat kontro+ersi mengenai apakah peningkatan risiko ini disebabkan oleh penyakitnya atau obat yang digunakan untuk mengatasinya. "ata-data terkini menunjukkan baha risiko tidak sebesar yang diperkirakan semula. Semua tipe malformasi lebih pre+alen pada konsentrasi anti kejang dalam serum yang tinggi. Selain itu kebutuhan akan pemberian obat kadar serum yang tinggi dan obat yang multipel mencerminkan keparahan epilepsi. 'arena itu terdapat kemungkinan baha paling tidak sebagian dari peningkatan risiko berkaitan dengan epilepsi itu sendiri atau aspek lain dari kondisi ibu. )amun kelainan utama yang ditimbulkan dalam penggunaan antikon+ulsan biasanya ditemukan juga pada bayi yang tidak terpapar seperti 3 cacat jantung hipospadia dan ;@P.1=1&11 Secara teoritis masing-masing obat anti kon+ulsan dapat menyebabkan kelainan tertentu yang khas. $ asam +alproat dan 1 karbamaepin penggunaannya dapat menyebabkan spina bifida. Beberapa penelitian juga melaporkan baha penggunaan hidantoin karbamaepin dan fenobarbital dapat menyebabkan mikrosefali dan gangguan tumbuh kembang. Beberapa studi penelitian juga melaporkan baha terjadi disfungsi kognitif pada anak-anak atau remaja dengan riayat ibu menggunakan antikon+ulsan.1&11 'arena paparan antikon+ulsan begitu umum di kalangan anita hamil maka penting baha semua profesional kesehatan dapat menginformasikan tentang potensi efek pada janin dan pilihannya dalam peraatannya yang meliputi3 mengkonsumsi suplemen asam folat setiap hari sebelum konsepsiC mengambil obat antikon+ulsan sebagai monoterapi jika mungkin menjaga dosis obat antikon+ulsan selama kehamilan serendah mungkin semakin rendah dosis semakin rendah risiko yang berbahaya bagi janin. 1&11
9
ambar ! - Sindrom 0anin 2idantoin. Atas3 fitur ajah termasuk hidung yang menengadah hipoplasia ringan pertengahan ajah dan bibir atas yang panjang dengan batas merah terang yang tipis. Baah3 hipoplasi jari-jari distal. *"ikutip dari kepustakaan #, Kategori
Obat
Ab$or!aita% a$g Daat Diti!b)"a$
obat Ee"
daa! "e#a!ia $
"efek 4aroat
neural-tube
;@P
kelainan tulang keterlambatan perkembangan Anomali
&e$itoi$
1-! monoterapi =-1! politerapi
"
kraniofasial
keterlambatan
perkembangan
$-11
"
1-!
"
1&-!&
"
kelainan jantung. Karba!a5ei$ &e$obarbita
Spina bifida ;@P
anomali
jantung
malformasi saluran kemih
10
Beberapa Toira!ate
penelitian
menunjukan adanya hubungan
!
;
dengan ;@P
Berhubungan Le*etira6eta!
abnormalitas
dengan tulang
pada
hean tetapi tidak dibuktikan pada manusia
Sangat
sedikit
kasus
yang
;
dilaporkan
/ kali lipat pada La!otrigi$e
monoterapi
;@P
kali
lipat
1& pada
;
politerapi abel / - :fek teratogenik yang dapat ditimbulkan oleh beberapa obat antikon+ulsan *dikutip dari kepustakaan #, B. A$tibioti" Pe$i%ii$ Penisilin dan deri+at-deri+atnya termasuk amoksisilin dan ampisilin mempunyai batas keamanan yang lebar dan tingkat toksisitas yang rendah untuk anita dan janinnya. Penisilin adalah golongan D-laktam yang bekerja dengan menghambat sintesis dinding
bakteri
dan
dapat
diberikan
secara oral
intramuskular dan intra+ena. olongan obat ini merupakan obat pilihan utama untuk mengobati infeksi bakteri dengan cakupan jenis bakteri yang luas termasuk bakteri streptokokus grup A penyebab faringitis otitis media dan pneumonia yang diakibatkan oleh Streptococcus pneumoniae. Penisilin merupakan obat pilihan utama untuk mengobati sifilis. Ampisilin dan amoksisilin merupakan pilihan yang baik untuk infeksi saluran kemih akibat bakteri enterokokus tetapi banyak bakteri lain yang sudah resisten oleh karena itu penggunaannya harus digunakan secara selektif.
Amoksisilan-kla+ulanat
merupakan
kombinasi
D-laktam
dengan
penghambat enim D-laktamase yang memperluas aktifitas dari spektrum obat
11
tersebut. 'ombinasi ini dapat digunakan untuk sinusitis dan infeksi saluran kemih. Penisilin dapat digunakan secara aman selama masa menyusui. = Tetra%i"i$ etrasiklin dapat menyebabkan pearnaan kuning coklat gigi desidua atau mengendap di tulang panjang janin jika digunakan setelah !$ minggu. )amun risiko karies gigi pada anak yang terpajan tidak meningkat. Salah satu pengobatan yang menggunakan obat ini adalah dalam pengobatan sifilis pada ibu hamil dengan alergi penisilin.#= A!i$ogi"o%ida
Pemberian obat ini kepada ibu hamil dapat menyebabkan keadaan toksik darah janin tetapi hal ini dapat dihindari dengan memberikan dosis yang lebih rendah secara terbagi *7ege+ dkk. !&&&,. 4eskipun baik nefrotoksisitas dan ototoksisitas pernah dilaporkan terjadi pada neonatus kurang bulan dan orang deasa yang diberi gentamisin atau streptomisin cacat konginetal akibat pajanan prenatal belum pernah dilaporkan.#= Secara klinis aminoglikosida sering digunakan untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh kuman ram positif dan ram negatif termasuk 4ycobacterium tuberculosis baik dalam bentuk sediaan tunggal maupun kombinasi dengan antibiotika lain. Aminoglikosida merupakan antibiotik utama untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkan gram negatif. #= Kora!e$i"o
Obat ini mudah menembus plasenta dan mencapai darah dalam jumlah yang signifikan biasa digunakan pada penyakit seperti IS' tifoid dan pada infeksi mata. Insiden anomali kongenital tampaknya tidak meningkat pada janin yang terpajan pada obat ini. 0ika diberikan pada neonatus kurang bulan obat ini dapat menyebabkan gray baby syndrome. 'eadaan ini bermanifestasi sebagai sianosis kolaps +askular dan kematian. 'ecil kemungkinan baha kadar dalam serum yang berasal dari pemberian kepada ibu dapat menyebabkan sindrom tersebut.#= S)o$a!id
12
4eskipun obat-obat golongan ini mudah menembus plasenta kadar dalam darah janin lebih rendah daripada kadar dalam darah ibu. Sulfonamid tampaknya tidak memiliki risiko teratogenik yang signifikan *Briggs dkk. !&&$,. Obat ini memisahkan bilirubin dari tempat ikatannya dengan protein pembaa sehingga timbul kekhaatiran teoritis terjadinya hiperbilirubinemia pada neonatus kurang bulan jika digunakan menjelang kelahiran.#= Metro$ida5oe
4etronidaole bekerja dengan cara menghambat sintesis protein dari bakteri. Obat ini biasa digunakan untuk mengobati trikomoniasis dan +aginosis bakterialis. Agen ini ditemukan positif dalam tes Ames namun belum terbukti sebagai karsinogenik pada manusia dan juga menghasilkan cacat lahir. 4eskipun beberapa ahli menyarankan untuk menunda penggunaan metronidaole sampai leat trimester pertama namun tidak ada data yang mendukung saran tersebut. =
Obat 'ategori Penisilin Ampisilin AmoEicilin B Aminoglikosida :ritromisin B Amikasin ;F" entamisin ; Streptomisin " etrasiklin " BF" jika digunakan menjelang kelahiran Sulfonamid Sefalosporin B 4etronidaole B abel $ - Antibiotik dan 'ategorinya *dikutip dari kepustakaan (, '. A$ageti"/A$tiireti" Peresepan analgesik sangat sering dilakukan pada ibu hamil. Pembagian kategori dari analgesik pada dasarnya terbagi dua yaitu anti inflamasi non-steroid dan golongan opioid. = NSAID
Obat ini tidak dianggap teratogenik tetapi dapat menimbulkan efek merugikan jika digunakan pada trimester ketiga. Indometasin dan ibuprofen
13
secara khusus dilaporkan menyebabkan konstriksi duktus arteriosus janin yang kemudian menyebabkan hipertensi paru. Obat ini juga dapat menurunkan keluaran urin janin sehingga mengurangi +olume cairan amnion mungkin dengan meningkatkan kadar +asopressin dan responsi+itas terhadapnya. Penyulit-penyulit ini tampaknya lebih besar kemungkinannya terjadi jika obat digunakan lebih dari 6! jam. "alam satu penelitian terhadap lebih dari (& kehamilan konstriksi duktus terjadi pada $& dengan peningkatan bermakna insiden setelah #& minggu.
Banyak sediaan narkotika tersedia dan digunakan pada saat kehamilan. Semua obat golongan ini dapat meleati saar plasenta akan tetapi tidak berhubungan dengan malformasi apabila digunakan dalam dosis yang normal. Penggunaan obat ini menjelang kelahiran dapat menyebabkan gaat janin.
14
olongan opioid seperti kodein meperidin dan oEycodone aman digunakan pada saat kehamilan dan menyusui.= Obat
'ategori
)SAI" Parasetamol Asam 4efenamat Ibuprofen Indometasin Asetaminofen 8enasetin Aspirin Opioid
B B " " B B ; BF" *"igunakan dalam dosis tinggi atau aktu yang lama. abel ( - Analgesik dan 'ategorinya *dikutip dari kepustakaan (,
D. Ke)#a$ Sa)ra$ Per$aa%a$ Ata% Common cold adalah penyakit akut yang paling sering diderita dan
sebagian besar didiagnosis dan diobati sendiri. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati gejala yang berhubungan dengan common cold adalah salah satu obat yang paling umum digunakan pada kehamilan. 'ebanyakan pasien mengeluh kelelahan malaise rhinorrhea hidung tersumbat batuk dan sakit tenggorokan. Pengobatan yang paling umum digunakan untuk mengatasi gejala-gejala yang ada yaitu dengan pemberian antihistamin dekongestan dan penekan batuk. = A$ti#i%ta!i$ 'ebanyakan antihistamin aman digunakan pada ibu hamil. Bromfeniramin dilaporkan dapat meningkatkan resiko terjadinya malformasi. )amun antihistamin yang lain seperti klorfeniramin klemastin diphenhidramin dan doEylamin terbukti aman digunakan. #(=1! erdapat banyak antihistamin baru dengan sedikit data ada tentang keamanan penggunannya dalam kehamilan. Obat-obat ini sebaiknya digunakan sebagai obat lini kedua. Obat tersebut adalah astemisol *2ismanal, cetiriin *yrtec, dan loratadin *;laritin,.%=1! De"o$ge%ta$
Obat-obatan dekongstan biasanya dalam bentuk oral seperti pseudoefedrin fenilefrin dan fenilpropanolamin. erdapat beberapa laporan yang berhubungan
15
dengan gastroskisis pada penggunaan pseudoefedrin pada trimester pertama. Pada trimester
pertama
kita
dapat
menggunakan
alternatif
pengobatan
lain
menggunakan sediaan topikal seperti dekongestan hidung oEymetaoline atau fenilefrin.#=1! Pe$e"a$ Bat)"
'odein dan dekstrometorfan merupakan at penekan batuk yang paling sering digunakan. 'eduanya juga tidak dikaitkan dengan efek teratogenik. 'etika digunakan selama trimester pertama kehamilan guaifenesin telah dikaitkan dengan peningkatan risiko dari defek tabung saraf. )amun tidak jelas apakah peningkatan risiko tersebut berasal dari penggunaan obat penyakit yang mendasari atau keduanya.=1!
abel 6 - "aftar obat bebas jenis dekongestan ekspektoran dan antihistamin nonselektif beserta efek penggunaannya selama kehamilan *dikutip dari kepustakaan 1!, E. Obat A%!a 72/Si!ato!i!eti" ß2-Sympathomimetic tipe cepat adalah pengobatan lini pertama pada pengobatan seranagan asma akut. Albuterol inhalan *Pro+entil Gentolin, adalah obat yang biasanya digunakan.erbutalin dan metaproterenol inhalan juga dapat digunakan
sebagai
alternatif.
idak
ditemukan
resiko
malformasi
atau
16
teratogenitas pada obat golongan ini obat ini juga aman digunakan saat menyusui. Pada pengobatan jangka panjang seperti pada penggunaan salmoterol obat juga aman digunakan.#%=1# Korti"o%teroid 'ortikosteroid inhalan juga merapakan pengobatan asma lini pertama. ;ara kerja obat ini adalah dengan mereduksi inflamasi. Obat-obatan termasuk beclomethasone, fluticasone dan lain-lain terbukti aman digunakan selama kehamilan dan menyusui. 'ortokosteroid sistemik juga dapat digunakan pada pengobatan asma akut akan tetapi menurut penelitian dapat meningkatkan resiko bibir dan langit-langit sumbing sampai lima kali lipat.#%=1!1# Teoii$ eofilin memang bukan pengobatan lini pertama pada asmaakan tetapi pada kasus emergensi dan alergi terhadap obat lini pertama obat ini sering digunakan. Obat ini dapat digunakan secara intra+ena maupun oral. Penggunaan teofilin tidak menunjukan bukti adanya kejadian malformasi. 1= &. I!)$o%)re%a$ Korti"o%teroid
2idrokortison prednison dan kortikosteroid lain sering digunakan untuk mengobati penyakit medis serius misalnya asma dan penyakit autoimun. "alam studi hean obat golongan ini dilaporkan berkaitan dengan langin-langit sumbing. "alam sebuah studi prospektif 1& tahun oleh 4otherisk Program and
Anti jamur biasanya digunakan pada penyakit kulit dan keputihan yang disebabkan oleh jamur. erdapat beberapa laporan terkait malformasi kongenital yang berhubungan dengan penggunaan flukonaol. "idapatkan abnormalitas tulang bibir sumbing dan kelainan bahu lainnya. erdapat juga laporan hubungan 17
itrakonaol dengan beberapa kelainan kongenital. 4ikonaol dalam beberapa penelitian dapat menyebabkan abortus spontan apabila digunakan dalam dosis berlebih.#= Obat 'ategori )istatin A 4ikonaol ; 'lotrimaol B 8lukonaol ; Itrakonaol ; abel % - Anti 0amur dan 'ategorinya *dikutip dari kepustakaan #(, H. Hor!o$ A$droge$
Salah satu contoh efek pada janin akibat pajanan dini ke androgen adalah hiperplasia adrenal konginetal autosomal resesif. Pajanan terhadap androgen eksogen dapat memicu efek serupa pada janin tetapi maskulinisasi akibat androgen eksogen tidak berlanjut setelah lahir.#= E%troge$
Sebagian besar senyaa estrogen yang tersedia tidak mempengaruhi perkembangan janin. 'ontrasepsi oral *pil kombinasi, belum pernah dilaporkan berkaitan
dengan adanya
anomali
kongenital
*tidak
ada
bukti bersifat
teratogenik,.# Ko$tra%e%i Proge%ta%io$a
"alam studi terhadap tikus dan mamalia paparan antenatal untuk medroxyprogesterone
acetate
yang
diberikan
sebagai
depot
kontrasepsi
intramuskular telah dikaitkan dengan +irilisasi pada janin perempuan dan feminisasi pada janin laki-laki.
kontrasepsi
progesteron
sajaFbukan
pil
kombinasi,
diperkirakan
menyebabkan maskulinisasi pada janin perempuan sebanyak 1 persen ketika terjadi paparan dengan at tersebut.# 2ormon
'ategori
Androgen
H
:strogen
H
18
Progestogen 2ydroEyprogestrone
"
4edroEyprogestrone
"
)orethindrone
H
)orgestrel H abel = - 2ormon dan 'ategorinya *dikutip dari kepustakaan (,
9.
OBAT/OBATAN 0ANG DIGUNAKAN PADA PEN0AKIT/PEN0AKIT 0ANG SERING MEN0ERTAI KEHAMILAN A. Diabete% Meit)% daa! Ke#a!ia$ Perempuan yang memiliki gejala morbiditas
janin
*berdasarkan
pemeriksaan glukosa atau adanya janin yang besar, atau perempuan yang mempunyai konsentrasi gula darah yang tinggi harus diraat lebih seksama dan biasanya diberi insulin. erapi insulin dapat menurunkan kejadian makrosomia janin dan morbiditas perinatal.1# "osis insulin yang diberikan sangat indi+idual. Pemberian insulin ditujukan untuk mencapai konsentrasi gula darah pascaprandial kurang dari 1/& mgFdl sampai mencapai kadar glikemi di baah rata-rata dan hasil perinatak yang lebih baik ketimbang dilakukannya upaya mempertahankan konsentrasi gula darah praprandial
kurang
dari
1&$ mgFdl tetapi
keadaan
janin
tidak
diperhatikan.1# 'ejadian makrosomia dapat diturunkan dengan cara pemberian insulin untuk mencapai konsentrasi gula darah praprandial kurang lebih %& mgFdl *// mmolFl,. Oleh karena itu dalam merancang penatalaksanaan pemberian insulin harus dipertimbangkan ketepatan aktu pengukuran gula darah konsentrasi target glukosa dan karakteristik pertumbuhan janin. 1# B. Pe$a"it Kee$:ar Tiroid daa! Ke#a!ia$ irotoksikosis yang terjadi selama kehamilan hampir selalu dapat dikontrol
dengan
obat-obatan
jenis
thiomide.
Beberapa
klinis
memilih
propylthiouracil *P<, karena obat ini sebagian menghambat perubahan / menjadi # dan lebih sedikit meleati saar plasenta bila dibandingkan dengan methimazole. 'edua obat ini efektif dan cukup aman untuk digunakan dalam terapi tirotoksiskosis. ?alaupun jarang dan belum terbukti penggunaan
19
methimazole harus lebih berhati-hati karena pemberian pada aal kehamjlan diduga ada hubungannya dengan terjadinya atresia esofagus khoana dan aplasia cutis.1#
'. Hierte$%i daa! Ke#a!ia$ 4asih banyak pendapat dari beberapa negara tentang penentuan batas * cut
off , tekanan darah untuk pemberian antihipertensi. 4isalnya Belfort mengusulkan cut off yang dipakai adalah 1(&F11& mm2g dan 4AP 1!( mm2g. "i 7S< "r. Soetomo Surabaya batas tekanan darah pemberian antihipertensi ialah apabila tekanan sistolik 1%& mm2g danFatau tekanan diastolik 11& mm2g. ekanan darah diturunkan secara bertahap yaitu penurunan aal !$ dari tekanan sistolik dan tekanan darah diturunkan mencapai J 1(&F1&$ mm2g atau 4AP J 1!$ mm2g.1# 2endorson dalam ;ochrane 7e+ie juga meneliti !/ uji klinik yang melibatkan !.=/= ibu dengan hipertensi dalam kehamilan menyimpulkan baha sampai didapatkan bukti yang lebih teruji maka pemberian jenis antihipertensi diserahkan kepada para klinikus masing-masing yang bergantung pada pengalaman dan pengenalan dengan obat tersebut. Ini berarti hingga sekarang belum ada antihipertensi yang terbaik untuk pengobatan hipertensi dalam kehamilan. )amun yang harus dihindari secara mutlak sebagai antihipertensi ialah pemberian diaokside ketanserin nimodipin dan magnesium sulfat. 1# Adapun jenis obat antihipertensi yang diberikan di Indonesia adalah )ifedipin dengan dosis aal 1&-!& mg diulangi #& menit bila perlu. "osis maksimum 1!& mg per !/ jam. )ifedipin tidak boleh diberikan sublingual karena efek +asodilatasi sangat cepat sehingga hanya boleh diberikan per oral. Obat antihipertensi yang tersedia dalam bentuk suntikan di Indonesia ialah klonidine *;atapres,. Satu ampul mengandung &1$ mgFcc. 'lonidine 1 ampul dilarutkan dalam 1& ;; larutan garam faali atau larutan air untuk suntikan. 1 D. Maaria daa! Ke#a!ia$ Secara umum penggunaan obat antimalaria selama kehamilan bukan merupakan suatu kontraindikasi. Beberapa jenis obat terbaru mempunyai aktifitas anti asam folat dan secara teori berkontribusi akan timbulnya anemia megaloblastik. Chloroquine merupakan pilihan terapi untuk malaria yang
20
disebabkan oleh semua spesies lasmodium yang sensitif.
tidak
meskipun
direkomendasikan
mefloquine
tetap
untuk
pengobatan
direkomendasikan
selama sebagai
kemoprofilaksis.
21
abel 1& - 'lasifikasi obat-obat antiretro+irus *dikutip dari kepustakaan #,
abel 11 - 7ekomendasi penggunaan obat antiretro+irus sela ma kehamilan *dikutip dari kepustakaan #,
22
BAB III KESIMPULAN
Selain risiko yang terkait dengan paparan janin terhadap obat-obatan teratogenik terdapat pula sebuah risiko terkait dengan informasi yang salah tentang teratogenitas dari obat-obatan yang mana hal tersebut dapat menyebabkan aborsi yang tidak perlu terjadi atau menghindari obat-obatan tertentu terkait dengan terapi penyakit yang dibutuhkan. 'omunitas medis dan produsen produsen obat harus membuat sebuah upaya terpadu untuk melindungi perempuan dan bayi mereka yang belum lahir dari kedua risiko tersebut. %
23
DA&TAR PUSTAKA 1. 2adi @. Obat Pada Perempuan 2amil dan 0aninnya. In3 Saifuddin AB editor. "lmu #ebidanan Sar$ono ra$irohard%o. :disi keempat. 0akarta3 P Bina Pustaka Sarono PrairohardjoC !&&=. p. (6-%&. !. Shaikh A' 'ulkarni 4". "rugs in Pregnancy and @actation. "nt & 'asic Clin harmacol . !&1#C!*!,31#&-$. #. ;unningham @e+eno Bloom 2auth 7ouse Spong. eratology and 4edication hat Affect he 8etus. (illiams )bstetrics. !#rd ed.
24
13.an
Barbara 'nudtson 4ary. reating asthma and comorbid allergic rhinitis
in pregnancy3 a re+ie of the current guidelines. & m 'oard 3am !ed !&&6C!&*#,3!%=-=%.
25