Kasus Pelanggaran Pelanggaran Kode Etik Akuntansi dalam PT. Kimia Farma Farma Tbk
Suatu penyimpangan atau rekayasa akuntansi biasanya dimulai dari persoalan laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan tersebut. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi antara pengkaji laporan dengan pemakai informasi laporan keuangan. Rekayasa akuntansi yang terjadi di perusahaan-perusahaan public di Wall Street sebenarnya tidak jauh berbeda engan yang terjadi te rjadi di Indonesia. Contohnya adalah adal ah PT. Kimia Farma yang terbukti t erbukti melakukan mark up atas labanya dengan cara yang tidak sesuai dengan standar akutansi. Suatu rekayasa akuntansi yang terjadi bisa juga melibatkan auditor (akuntan publik) yang memberikan penilaian yang tidak jujur dan tidak obyektif. Tidak independennya auditor bisa disebabkan auditor memberikan jasa konsultasi laporan keuangan, sekaligus juga memberikan jasa pemeriksaan akuntansi (audit) kepada klien yang sama. Auditor yang telah menjalin kerjasama yang baik dengan klien dalam jangka waktu yang relatif lama sebenarnya mengetahui hal-hal yang tidak sesuai dengan standar akuntansi, akan tetapi tidak mengungkapkan dalam laporan auditnya. Karena itu opini auditor atas laporan keuangan klien menjadi diragukan keandalannya. Seperti yang dikutip dari satunet.com bahwa merck, perusahaan farmasi kedua terbesar di Amerika Serikat, menyatakan telah membukukan 14 Milyar dollar AS keuntungan dari anak perusahaan selama 3 tahun terakhir yang sebenarnya tidak diproleh. Selama tahun 1999 dan 2001 anak perusahaan tersebut telah menyumbangkan 10% keuntungan Merck secara keseluruhan. Keterlibatan Arthur Andersen dalam kasus ini kemungkinan karena KAP ini telah memberikan jasa audit terhadap Merck sejak tain 1971. Arthur Andersen dapat diraguka independensinya karena dalam waktu yang relative lama memberikan jasa audit justru tidak mengungkapkan adanya kejanggalan praktik rekayasa akuntansi yang dilakukan Merck PT. Kimia ama diduga Bapepam melakukan mark-up dengan indikasi bahwa manajemen melakukan upaya menaikkan prestasi serta meningkatkan performa saham ktik akan diinvestasi. Mekanisme rekayasa akuntansi dilakukan dengan melakukan pencatatan persediaan dalam jumlah yang diakumulasikan antara persediaan awal 2002 dengan persediaan akhir 2001. Karena itu asset tahun 2001 tampak overstated, demikian pula keuntungan 2001 menjadi overstated. Laba bersih yang dibukukan tahun 2001 sebesar Rp 132.263 miliar, namun ditemukan laba bersih seharusnya hanya sekitar Rp 100 miliar. Rekayasa akuntansi yang terjadi di PT. Kimia Farma diduga merupakan keterlibatan auditor PT. Kimia Farma yaitu Hans Tuanakota & Mustofa (HT&M) dengan pihak manajemen. HT&M memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas tahun buku 2001, akan tetapi dalam proses audit semester I/2002 menemukan adanya selisih pendapatan. Hal inilah yang menjadikan auditor dianggap terlibat dalam praktek rekayasa akuntansi Kimia Farma, karena ka rena baru tahun ta hun 2002 menemukan mark-upkliennya. Pihak Bapepam masih melakukan pemeriksaan terhadap direksi lama Kimia Farma dn Kantor Akuntan Publik Hans Tuankota & Mustofa (Bisnis Indonesia, 7 November 2002)
Analisis
a) Prinsip Kepentingan Publik
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Keterlibatan auditor PT. Kimia Farma yaitu Hans Tuanakota & Mustofa (HT&M) dengan pihak manajemen PT.Kimia Farma telah melakukan kebohongan publik dengan tidak melaporkan laporan keuangan secara jujur. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya perbedaan selisih laporan keuangan pada pemer iksaan berikutnya. Prinsip Tanggung Jawab Profesi Pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) berkaitan dengan laporan audit atas laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk tahun 2002 Prinsip objektivitas Adanya dugaan overstatement penjualan dikarenakan melakukan mark-up dengan indikasi bahwa manajemen melakukan upaya menaikkan prestasi serta meningkatkan performa saham ktik akan diinvestasi Prinsip Integritas Selama mengaudit PT. Kimia Farma Hans Tuanakota & Mustofa (HT&M) dengan pihak manajemen HT&M memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas tahun buku 2001, akan tetapi dalam proses audit semester I/2002 menemukan adanya selisih pendapatan. Hal inilah yang menjadikan auditor dianggap terlibat dalam praktek rekayasa akuntansi Kimia Farma. Perilaku Profesional Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Dalam hal ini, pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan PT. Kimia Farma pada tahun 2002 telah berperilaku tidak professional sehingga menimbulkan reputasi perusahaan yang buruk. Bukan hanya itu saja, kinerja profesionalisme dari seorang auditor pada PT. Kimia Farma pun dapat merusak reputasi mereka selaku auditor karena resiko audit yang tidak berhasil mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk. tersebut, meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak diketemukan adanya unsur kesengajaan. Prinsip Standar Teknis Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Sedangkan auditor Hans Tuanakota & Mustofa (HT&M) telah melanggar prinsip integritas dan objektivitas, maka auditor juga melanggar prinsip standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Prinsip Kerahasiaan Dalam melaksanakan tugasnya Hans Tuanakota & Mustofa (HT&M) menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesionalnya dan tidak memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Dalil : a)
Salah satu kode etik auditing dan akuntansi yang banyak disinggung adalah konsep Fairness atau keadilan. Disebutkan dalam al Quran s urat An Nahl, ayat 90:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. b) Surat An Nissa ayat 58:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.” c) Menegakkan keadilan dalam bidang akuntansi juga sangat penting dalam kaitannya adalah menghasilkan laporan keungan yang terpercaya dan atau hasil audit yang independen bagi auditor. Penjelasan mengenai sikap adil banyak disampaikan dalam
Al Qur‟an yakni sebanyak 56 ayat. Salah satunya adalah Q.S. Al an‟am : 152 ;
“Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat” d) Akuntan tidak harus membatasi dirinya hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan profesi dan jabatannya tetapi juga harus tetap berjuang untuk mencari dan menegakkan kebenaran dan kesempurnaan tugas profesinya dengan melaksanakan semua tugas yang dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya atas dasar kejujuran dalam setiap halnya. Disebutkan dalam Q.S. Asy Syu‟ara : 181-184
(181)
(183) (182) (184)
“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang -orang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu" e) Sebagai seorang akuntan harus meyakini bahwa Allah subhanahu wata‟ala selalu mengamati semua perilakunya dan dia akan mempertanggungjawabkan semua tingkah lakunya. Allah subhanahu wata‟ala berfirman dalam Al Qur‟an surah Al Zalzalah : 7-8
(8)
(7)
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”