KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN Muhammad Faiq Dzaki PENDAHULUAN Seba Sebaga gaii seor seoran ang g guru guru,, sang sangat at perl perlu u mema memaha hami mi perk perkem emba bang ngan an pese pesert rtaa didi didik. k. Perkem Perkembang bangan an pesert pesertaa didik didik terseb tersebut ut melipu meliputi ti:: perkem perkembang bangan an fisik, fisik, perkem perkembang bangan an sosioemosi sosioemosional, onal, dan bermuara bermuara pada perkembangan perkembangan intelektual. intelektual. Perkembangan Perkembangan fisik dan perkembangan perkembangan sosio sosio sosial sosial mempunyai mempunyai kontribusi yang kuat terhadap terhadap perkembangan perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif siswa. Pemaham Pemahaman an terhad terhadap ap perkem perkemban bangan gan pesert pesertaa didik didik di atas, atas, sangat sangat diperl diperlukan ukan untuk untuk mera meranc ncan ang g pemb pembel elaj ajar aran an yang yang kond kondus usif if yang yang akan akan dila dilaks ksan anak akan an.. Ranc Rancan anga gan n pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan. 1. Perkembangan Fisik Anak/Siswa Anak masuk kelas satu SD atau MI berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Ukuran tubuh anak relatif kecil perubahannya selama tahun tahun di SD. Pada usia 9 tahun tinggi dan berat badan anak laki laki dan perempuan kurang lebih sama. Sebelum usia 9 tahun anak perempuan relatif sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari anak laki laki. Pada akhir kelas empat, pada umumnya anak perempuan mulai mengalami masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh cepat. Pada akhir kelas lima, umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih berat dan lebih kuat daripada anak laki laki. Anak laki laki memulai lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun. Menjelang awal kelas enam, kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi pertumbuhan mereka. Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai pada usia 12 13 tahun. Anak laki laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara usia 13 16 tahun. Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas. Pada masa ini terjadi perubahan fisiologis yang mengubah manusia yang belum mampu bereproduksi menjadi mampu bereproduksi. Hampir setiap organ atau sistem tubuh dipengaruhi oleh perubahan perubahan ini. Anak pubertas awal (prepubertal) dan remaja pubertas akhir (postpubertal) berbeda berbeda dalam tampakan luar karena perubahan perubahan dalam tinggi proporsi proporsi badan serta perkembangan ciri ciri seks primer dan sekunder. Meskipun urutan kejadian pubertas itu umumnya sama untuk tiap orang, waktu terjadinya dan kecepat kecepatan an berlan berlangsu gsungn ngnya ya kejadi kejadian an itu bervar bervarias iasi. i. Rata Rata rata rata anak anak peremp perempuan uan memu memula laii peruba perubaha han n puber puberta tass 1,5 1,5 hingg hinggaa 2 tahun tahun lebi lebih h cepa cepatt dari dari anak anak laki laki laki laki.. Kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2 tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun. Dengan adanya perbedaan perbedaan ini ada anak yang telah matang sebelum anak matang yang sama usianya mulai mengalami pubertas.
2. Perkembangan Sosio emosional Anak/Siswa Menjelang masuk SD, anak telah rnengembangkan keterampilan berpikir bertindak dan pengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai dengan masa ini, anak pada dasarnya egosentris (berpusat pada diri sendiri), dan dunia mereka adalah rumah keluarga, dan taman kanak kanaknya. Selama duduk di kelas kecil SD, anak mulai percaya diri tetapi juga sering rendah diri. Pada tahap ini mereka mulai mencoba membuktikan bahwa mereka "dewasa". Mereka merasa "saya dapat mengerjakan sendiri tugas itu, karenanya tahap ini disebut tahap 'I can do it my self'. Mereka dimungkinkan untuk diberikan suatu tugas. Daya konsentrasi anak tumbuh pada kelas kelas tinggi SD. Mereka dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk tugas tugas pilihan mereka, dan seringkali mereka dengan senang hati menyelesaikannya. Tahap ini juga termasuk tumbuhnya tindakan mandiri, kerjas kerjasama ama dengan dengan kelomp kelompok, ok, dan berti bertindak ndak menuru menurutt cara cara cara cara yang yang dapat dapat diteri diterima ma lingkungan lingkungan mereka. Mereka juga mulai peduli pada permainan permainan yang jujur. jujur. Selama Selama masa ini mereka juga mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang orang lain. lain. Anak anak anak yang yang lebih lebih muda muda menggu menggunaka nakan n perban perbandin dingan gan sosial sosial (socia (sociall comparison) terutama untuk norma norma sosial dan kesesuaian jenis jenis tingkah laku tertentu. Pada saat anak anak tumbuh semakin lanjut, mereka cenderung menggunakan perbandingan sosial untuk mengevaluasi dan menilai kemampuan kemampuan mereka sendiri. Sebagai akibat dari perubahan struktur fisik dan kognitif mereka, anak pada kelas besar di SD berupaya untuk tampak lebih dewasa. Mereka ingin diperlakukan sebagai orang dewasa.Terjadi perubahan perubahan yang berarti dalam kehidupan sosial dan emosional mereka. Di kelas besar SD anak laki laki dan perempuan menganggap keikutsertaan dalam kelompok menumbuhkan perasaan bahwa dirinya berharga. Tidak diterima dalam kelompok dapat membawa pada masalah emosional yang serius Teman teman mereka menjad menjadii lebih lebih pentin penting g daripa daripada da sebelu sebelumny mnya. a. Kebutu Kebutuhan han untuk untuk diteri diterima ma oleh oleh teman teman seba sebaya ya sang sangat at ting tinggi gi.. Rema Remaja ja seri sering ng berp berpak akai aian an seru serupa pa.. Mere Mereka ka meny menyat atak akan an kesetiakawanan mereka dengan anggota kelompok teman sebaya melalui pakaian atau perilaku. Hubungan antara anak dan guru juga seringkali berubah. Pada saat di SD kelas rendah, anak dengan mudah menerima dan bergantung kepada guru. Di awal awal tahun kelas tinggi SD hubungan ini menjadi lebih kompleks. Ada siswa yang menceritakan informasi pribadi kepada guru, tetapi tidak mereka ceritakan kepada orang tua mereka. Beberapa anak pra remaja remaja memilih memilih guru mereka mereka sebagai sebagai model. Sementara Sementara itu, ada beberapa anak memb memban anta tah h guru guru denga dengan n cara cara cara cara yang yang tida tidak k mere mereka ka baya bayang ngka kan n bebe bebera rapa pa tahu tahun n sebelumnya. Malahan, beberapa anak mungkin secara terbuka menentang gurunya. Salah satu tanda mulai munculnya perkembangan identitas remaja adalah reflektivitas yaitu kecenderungan untuk berpikir tentang apa yang sedang berkecamuk dalam benak mereka sendiri dan mengkaji diri sendiri. Mereka juga mulai menyadari bahwa ada
perbedaan antara apa yang mereka pikirkan dan mereka rasakan serta bagaimana mereka berperilaku berperilaku.. Mereka Mereka mulai mempertimban mempertimbangkan gkan kemungkinan-k kemungkinan-kemungk emungkinan. inan. Remaja Remaja mudah mudah dibuat dibuat tidak tidak puas puas oleh oleh diri diri mereka mereka sendir sendiri. i. Mereka Mereka mengkr mengkriti itik k sifat sifat pribadi pribadi mereka, mereka, membandingka membandingkan n diri mereka dengan orang lain, dan mencoba mencoba untuk mengubah peri perila laku ku mere mereka ka.. Pada Pada rema remaja ja usia usia 18 tahun tahun sarn sarnpai pai 22 tahu tahun, n, urnu urnumn mnya ya tela telah h rnengembangkan suatu status pencapaian identitas. RINGKASAN Pada anak perempuan sekitar kelas 6 SD, sudah mencapai puncak lonjakan lonjakan tinggi badan pada pada umur umur (10,5 (10,5 13,5) 13,5) tahun tahun dan sudah sudah mulai mulai menstr menstruas uasii umur umur (10,5 (10,5 15,5) 15,5) tahun. tahun. Sementara itu pada anak laki laki puncak lonjakan tinggi badan tercapai (12,515,5) tahun serta mereka juga sudah dewasa pada alat reproduksinya pada umur (12 16) tahun yaitu dengan ditandainya penyemburan pertama air mani. Perkembangan sosio emosional, pada anak permulaan masuk SD mulai mengembangkan ketera keterampi mpilan lan berpik berpikir, ir, bertin bertindak dak,, dan pengaru pengaruh h sosial sosial yang yang lebih lebih komple kompleks. ks. Seiri Seiring ng bertambahnya kelas dan dengan berlangsungnya pendidikan dan pengajaran di sekolah, anak semaki semakin n rnengem rnengemban bangkan gkan konsen konsentra trasi si dalam dalam menger mengerjak jakan an sesuat sesuatu u termas termasuk uk mengerjakan tugas sekolah, mengevaluasi diri sendiri dibandingkan dengan orang lain. Pada akhir SMP anak sudah mencapai perkembangan perkembangan sosio sosio emosional emosional yang lebih stabil dan sudah mengembangkan status pencapaian identitas. Pendidikan dan Gender Muhammad Faiq Dzaki
Pendid Pendidika ikan n yang yang bermut bermutu u memban membangun gun rasa rasa percay percayaa diri diri baik baik pada anak peremp perempuan uan maupun lakilaki, dan membantu mereka mengembangkan potensi diri. Dalam masyarakat yang adil, anak perempuan maupun laki-laki memiliki hak yang sama, namun kadangkadang hak-hak anak perempuan terhadap pelayanan pelayanan pendidikan terabaikan. terabaikan. Padahal, Padahal, pentingnya perempuan yang berpendikan dalam pembangunan masyakarat sudah tidak disangkal lagi. Peremp Perempuan uan yang yang berpen berpendid didika ikan n lebih lebih mampu mampu membuat membuat keluar keluargany ganyaa lebih lebih sehat sehat dan member memberikan ikan pendidi pendidikan kan yang yang lebih lebih bermut bermutu u pada pada anakny anaknya, a, Selain Selain itu peremp perempuan uan berpendidikan lebih memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Sebaliknya, perempuan yang pendidikannya kurang akan lebih rentan terhadap tindak kekerasan (fisik maupun non fisik), dan memiliki tingkat kesehatan dan ekonomi yang cenderung lebih rendah. Seringkali secara tidak sengaja, guru membedakan murid perempuan dan laki-laki karena guru berpendapat bahwa murid perlu diperlakukan secara khusus menurut peran yang didasarkan pada jenis kelamin. Padahal asumsi tentang peran perempuan dan laki-laki yang dipegang oleh guru bisa mengakibatkan mengakibatkan ketidakadilan ketidakadilan dalam memberikan memberikan layanan pendidikan yang terbaik bagi murid laki dan perempuan. Tentu saja penting menghargai perbedaan antara anak perempuan dan laki, asal pembedaan itu tidak mengakibatkan
pembatasan pembatasan terhadap kesempatan kesempatan anak perempuan perempuan maupun laki dalam mengembangkan mengembangkan potensi mereka Interaksi Sebagai Proses Belajar Mengajar Muhammad Faiq Dzaki
Dalam keseluruhan keseluruhan proses proses pendidikan pendidikan dan pengajaran pengajaran di sekolah sekolah berlang-sung berlang-sung interaksi interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan paling pokok. Jadi Jadi proses proses belaja belajarr mengaj mengajar ar merupak merupakan an proses proses kegiat kegiatan an intera interaksi ksi antara antara dua unsur unsur manus manusia iawi wi yakni yakni sisw siswaa seba sebagai gai piha pihak k yang yang belaj belajar ar dan dan guru guru seba sebaga gaii piha pihak k yang yang mengajar. Dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan komponen pendukung (ciri-ciri interaksi edukatif) yaitu (1) Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan : yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. Interaksi belajar mengajar sadar tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian siswa mempunyai tujuan, (2) Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah dilaksanakan dilaksanakan.. Dalam melakukan interaksi interaksi perlu adanya prosedur, prosedur, atau langkah-langkah sistematik yang relevan, (3) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Materi didesain sehingga dapat mencapai tujuan dan dipers dipersiap iapkan kan sebelu sebelum m berlan berlangsun gsungny gnyaa intera interaksi ksi belaja belajarr mengaj mengajar, ar, (4) Ditanda Ditandaii dengan adanya aktivitas aktivitas siswa. Siswa sebagai pusat pembelajaran, pembelajaran, maka aktivitas aktivitas siswa merupakan merupakan syarat syarat mutlak mutlak bagi berlangsungnya berlangsungnya interaksi belajar mengajar, (5) Dalam intera interaksi ksi belaja belajarr mengaj mengajar ar guru guru berper berperan an sebagai sebagai pembim pembimbin bing. g. Guru Guru member memberika ikan n motivasi agar terjadi proses interaksi dan sebagai mediator dan proses belajar mengajar, (6) dalam dalam intera interaksi ksi belaja belajarr mengaj mengajar ar membut membutuhk uhkan an disipl disiplin. in. Langkah Langkah-la -langka ngkah h yang yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan, (7) Ada batas waktu. Setiap tujuan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus dicapai, (8) Unsur penilaian. Untuk menget mengetahui ahui apakah apakah tujuan tujuan sudah sudah tercapa tercapaii melalu melaluii intera interaksi ksi belaja belajarr mengaj mengajar. ar.(( Titin, Titin, 2003:10) Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola interaksi belajar mengajar guru harus memi memili liki ki kema kemamp mpua uan n mende mendesa sain in progr program am,, meng menguas uasai ai mate materi ri pelaj pelajar aran an,, mamp mampu u menciptakan kondisi kelas yang kondusif, terampil memanfaatkan media dan memilih sumb sumber er,, mema memaha hami mi cara cara atau atau meto metode de yang yang digu digunak nakan an,, memi memili liki ki kete ketera ramp mpil ilan an mengkomunikas mengkomunikasikan ikan program program serta memahami memahami landasan-lan landasan-landasan dasan pendidikan pendidikan sebagai dasar bertindak. Ketika sedang mengajar di depan kelas, terjadi dua proses yang terpadu yaitu proses bela belaja jarr menga mengaja jar. r. Seor Seoran ang g penga pengaja jarr dapat dapat menga mengart rtik ikan an belaj belajar ar sebag sebagai ai kegia kegiata tan n pengumpulan fakta atau juga dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu proses penerapan prinsip. Gagne (dalam Abdillah dan Abdul,1988 :17) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dapat dilakukan oleh makhluk hidup yang memungkinkan makhluk hidup ini merubah perilakunya cukup cepat dalam cara kurang lebih sama, sehingga perubahan yang yang sama sama tida tidak k haru haruss pada pada seti setiap ap situ situas asii baru baru.. Seda Sedang ngka kan n Daha Daharr (198 (1988 8 :11) :11) mendef mendefini inisik sikan an belaja belajarr sebaga sebagaii suatu suatu proses proses dimana dimana organi organisme sme peril perilakun akunya ya sebaga sebagaii
akibat akibat pengala pengalaman man.. Belaja Belajarr bukanl bukanlah ah menghaf menghafalk alkan an faktafakta-fak fakta ta yang yang terlep terlepasas-lep lepas, as, melainkan mengaitkan konsep yang baru dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitif, atau mengaitkan konsep pada umumnya menjadi proposisi yang bermakna. Meru Meruju juk k pada pada kaum kaum kontr kontruk ukti tivi viss bahwa bahwa belaj belajar ar meru merupak pakan an pros proses es akti aktiff dala dalam m mengkonstruksi arti teks, dialog, pengalaman fisik, dll. Lebih lanjut dikemukakan bahwa belajar belajar juga merupakan proses mengasimilas mengasimilasikan ikan dan menghubungkan menghubungkan pengalaman atau apa yang dipelajari dengan apa yang sudah dipunyai seseorang. (Suparno P , 1997 :61) Berdasarkan beberapa pendapat tentang belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh memperoleh perubahan tingkah laku tertentu baik yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati secara langsung sebagai pengalaman (latihan) dalam interaksinya dengan lingkungan. Atau dapat dikatakan bahwa belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman, keterampilan serta nilai-nilai dan sikap. Belaja Belajarr fisika fisika dalam dalam kerang kerangka ka pengaja pengajaran ran dan pendidi pendidikan kan di sekola sekolah h adalah adalah proses proses aktivitas siswa arahan dan bimbingan untuk mempelajari materi mata pelajaran fisika. Melalui kegiatan belajar fisika siswa diharapkan memperoleh pengertian tentang faktafakta, fakta, konsep konsep fisika fisika,, prinsi prinsip, p, hukum, hukum, metode metode ilmiah ilmiah dan sikap sikap ilmiah ilmiah serta serta saling saling keterk keterkait aitan an antar antar kompon komponen-k en-komp omponen onen itu. itu. Selanj Selanjutn utnya ya semua semua hal yang yang dipela dipelajar jarii tersebut diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata dan dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan sains dan teknologi. Blog dengan ID 33471 Tidak ada Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suat suatu u kegi kegiat atan an yang yang memu memung ngki kink nkan an sisw siswaa memb membang angun un sendi sendiri ri peng penget etah ahua uanny nnya. a. Mengajar Mengajar berarti berarti partisipas partisipasii dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, pengetahuan, membuat membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Jadi mengajar adalah suatu bentuk belajar sendiri. (Bettencournt, 1989 dalam Suparno P,1997 :65) Proses belajar harus tumbuh dan berkembang dari diri anak sendiri, dengan kata lain anak-ana anak-anak k yang yang harus harus aktif aktif belaja belajarr sedang sedangkan kan guru guru berti bertindak ndak sebaga sebagaii pembim pembimbin bing. g. Pandang Pandangan an ini pada dasarn dasarnya ya mengem mengemuka ukakan kan bahwa bahwa mengaj mengajar ar adalah adalah membim membimbin bing g kegiatan belajar anak. ”Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for the purpose of aiding the pupil learn” ……. ( Hamalik ,2002:58) Sehi Sehingg nggaa dapat dapat disi disimp mpul ulka kan n bahw bahwaa bela belaja jarr meng mengaj ajar ar meru merupak pakan an pros proses es kegi kegiat atan an komuni komunika kasi si dua dua arah arah.. Pros Proses es belaj belajar ar meng mengaj ajar ar meru merupa pakan kan kegia kegiata tan n yang yang inte integr gral al (terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Selanjutnya proses belajar mengajar merupakan aspek dari proses pendidikan. Berdasarkan orientasi proses belajar mengajar siswa harus ditempatkan sebagai sujek belajar yang sifatnya aktif dan melibatkan banyak faktor yang mempengaruhi, maka keselu keseluruh ruhan an proses proses belaja belajarr yang yang harus harus dialam dialamii siswa siswa dalam dalam kerangk kerangkaa pendidi pendidikan kan di sekolah dapat dipandang sebagai suatu sistem, yang mana sistem tersebut merupakan
kesatu kesatuan an dari dari berbag berbagai ai kompone komponen n (input (input)) yang yang saling saling berint berintera eraksi ksi (prose (proses) s) untuk untuk menghasilkan sesuatu dengan tujuan yang telah ditetapkan (output). Pustaka: Abdillah, H. dan Abdul, M. 1988. Prinsip-prinsip Belajar untuk Pengajaran. Surabaya Indonesia : Usaha Nasional. Motivasi Belajar – Upaya untuk Meningkatkan Muhammad Faiq Dzaki
Upaya untuk meningkatkan motivasi belaja siswa yang dapat dilakukan yaitu: Optimalisasi penerapan prinsip belajar. Kehadiran siswa di kelas merupakan awal dari motivasi belajar. Untuk meningkatkan motivasi motivasi belajar belajar siswa siswa merupakan merupakan bimbingan bimbingan tindak tindak pembelajara pembelajaran n bagi guru. Dalam upaya pembelajaran, guru harus berhadapan dengan siswa dan menguasai seluk beluk bahan bahan yang yang diajar diajarakan akan kepada kepada siswa. siswa. Upaya Upaya pembel pembelaja ajaran ran terkai terkaitt dengan dengan bebera beberapa pa prinsip pembelajaran. Beberapa prinsip pembelajaran tersebut antara lain sebagai berikut: Belajar menjadi bermakna jika siswa memahami tujuan belajar, oleh karena itu guru harus menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis. Belaja Belajarr menjad menjadii bermak bermakna na bila bila siswa siswa dihada dihadapkan pkan pada pemecah pemecahana ana masala masalah h yang yang menantangnya, oleh karena itu peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik. Belajar Belajar menjadi menjadi bermakna bermakna bila guru mampu memusatkan memusatkan segala kemampuan kemampuan mental sisw siswaa dala dalam m prog progra ram m kegi kegiat atan an tert tertent entu u oleh oleh kare karena na itu itu guru guru seba sebaik ikny nyaa memb membuat uat pembelajaran dalam pengajaran unit atau proyek. Kebutuhan bahan belajar siswa semakin bertambah, oleh karena itu guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai paling menantang. Belaja Belajarr menjad menjadii menant menantang ang bila bila siswa siswa memaham memahamii prinsi prinsip p penilai penilaian an dan faedah faedah nilai nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari, oleh karena itu guru perlu memberi tahukan kriteria keberhasilan atau kegagalan belajar. Optimalisasi unsur dinamis belajar dan pembelajaran Unsur-unsur yang ada di lingkungan maupun dalam diri siswa ada yang mendorong dan ada yang menghambat kegiatan belajar. Oleh karena itu guru yang lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa dapat mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis tersebut dengan jalan : Pemb Pember eria ian n kese kesemp mpat atan an pada pada sisw siswaa untu untuk k meng mengun ungk gkap ap hamb hambat atan an bela belaja jarr yang yang dialaminya. Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar. Meminta Meminta kesempatan kesempatan pada orang tua atau wali, agar memberi memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar. Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar. Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar. Guru merangsang siswa dengan penguat pe nguat memberi rasa percaya diri.
Optimalisasi pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola sisw siswaa bela belaja jar. r. Upaya Upaya opti optima mali lisa sasi si peman pemanfa faat atan an penga pengala lama man n sisw siswaa ters terseb ebut ut dapat dapat dilakukan sebagai berikut : 1) Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya dan bertanya kepada guru apa yang mereka tidak mengerti. 2) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa. 3) Guru memecahkan hal-hal yang sukar. 4) Guru mengajarkan cara memecahkan kesukaran tersebut dan mendidik kebenaran mengatasi kesukaran. 5) Guru mengajak siswa mengalami dan mengatasi kesukaran. 6) Guru memberi kesempatan siswa untuk menjadi tutor sebaya. 7) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri. 8) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri. Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar Peng Pengem emba bang ngan an cita cita-c -cit itaa bela belaja jarr dila dilaku kuka kan n seja sejak k sisw siswaa masu masuk k seko sekola lah h dasa dasar. r. Pengem Pengemban bangan gan cita-ci cita-cita ta terseb tersebut ut ditemp ditempuh uh dengan dengan jalan jalan membuat membuat kegiat kegiatan an belaja belajar r sesuatu. Penguat berupa hadiah diberikan pada setiap siswa yang berhasil. Sebaliknya dorongan dorongan keberanian keberanian untuk memiliki memiliki cita-cita diberikan diberikan kepada siswa yang berasal berasal dari semua lapisan masyarakat KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Oleh Nursidik Kurniawan, A.Ma.Pd.SD
Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih lebih menget mengetahui ahui keadaan keadaan pesert pesertaa didik didik khususn khususnya ya diting ditingkat kat Sekola Sekolah h Dasar. Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswany siswanyaa maka maka sangat sangatlah lah penting penting bagi seoran seorang g pendidi pendidik k menget mengetahui ahui karakt karakteri eristi stik k siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik. Adapun karakeristik dan kebutuhan peserta didik dibahas sebagai berikut: Karakteristik pertama anak SD adalah senang bermain. Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk untuk kela kelass renda rendah. h. Guru Guru SD seyo seyogy gyan anya ya mera meranc ncan ang g model model pembe pembelaj lajar aran an yang yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan
model model pengaja pengajaran ran yang yang serius serius tapi tapi santai santai.. Penyus Penyusunan unan jadwal jadwal pelaja pelajaran ran hendakn hendaknya ya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Karakteristik yang kedua adalah senang bergerak, orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan. Karakteristik yang ketiga dari anak usia SD adalah anak senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar belajar tidak tergantung pada diterimany diterimanyaa dilingkungan dilingkungan,, belajar belajar menerimany menerimanyaa tanggung tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan memb membaw awaa impl implik ikas asii bahw bahwaa guru guru haru haruss mera meranca ncang ng mode modell pembel pembelaj ajar aran an yang yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara kelompok. Karakteristik yang keempat anak SD adalah senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Ditunjau dari teori perkembangan kogniti kognitif, f, anak SD memasu memasuki ki tahap tahap operas operasion ional al konkre konkret. t. Dari Dari apa yang yang dipela dipelajar jarii di sekolah, sekolah, ia belajar belajar menghubungkan menghubungkan konsep-konsep konsep-konsep baru dengan konsep-konsep konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentukkonsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungs fungsii-fu fung ngsi si badan badan,, pera pera jeni jeniss kela kelami min, n, mora moral, l, dan dan sebag sebagai ainy nya. a. Bagi Bagi anak anak SD, SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya hendaknya merancang merancang model pembelajaran pembelajaran yang memungkinkan memungkinkan anak terlibat terlibat langsung langsung dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angina, dengan cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung setiap arah angina, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup. Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan dapat juga bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentifikasi dari tugastugas-tug tugas as perkem perkembang banganny annya. a. TugasTugas-tug tugas as perkem perkembang bangan an adalah adalah tugastugas-tug tugas as yang yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa arah keberhasilan dalam melaksanakan tugastugas-tug tugas as beriku berikutny tnya, a, sement sementara ara kegagal kegagalan an dalam dalam melaks melaksana anakan kan tugas tugas terseb tersebut ut meni menimb mbul ulkan kan rasa rasa tida tidak k baha bahagi gia, a, dito ditola lak k oleh oleh masy masyar araka akatt dan dan kesu kesuli lita tan n dala dalam m menghadapi tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik diantaranya adalah belajar belajar berjalan, berjalan, belajar belajar melempar melempar mengangkap mengangkap dan menendang menendang bola, belajar menerima jenis jenis kelamin kelamin yang berbeda dengan dirinya,. dirinya,. Beberapa Beberapa tugas pekembangan pekembangan terutama terutama bersumber bersumber dari kebudayaan kebudayaan seperti seperti belajar belajar membaca, membaca, menulis menulis dan berhitung, berhitung, belajar tanggun tanggung g jawab jawab sebaga sebagaii warga warga negara. negara. Sement Sementara ara tugastugas-tug tugas as perkem perkembang bangan an yang yang bersumber dari nilai-nlai kepribadian individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja, memperoleh nilai filsafat dalam kehidupan. Anak usia SD ditandai ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu (1)kepercayaan (1)kepercayaan anak untuk keluar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya (2)kepercayaan (2)kepercayaan anak memasuki memasuki duni duniaa perm permai aina nan n dan dan kegi kegiat atan an yang yang memp memper erlu luka kan n kete ketera ramp mpil ilan an fisi fisik, k, dan dan (3) (3) kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan ligika dan simbolis dan komunikasi orang dewasa. Dengan Dengan demiki demikian an pemaham pemahaman an terhada terhadap p karakt karakteri eristi stik k pesert pesertaa didik didik dan tugastugas-tug tugas as perkembangan perkembangan anak SD dapat dijadikan dijadikan titik awal untuk menentukan menentukan tujuan pendidikan pendidikan di SD, dan untuk menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri Karakteristik Siswa Sekolah Dasar « on: 02 February 2010, 12:26 » Masa usia sekolah dasar sebagai mesa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Menurut Erikson perkembangan psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak mulai memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Peristiwa penting pada tahap ini anak mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di samping itu proses belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah. Sedang menurut Thornburg (1984) anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang, berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan diragukan keberaniannya. keberaniannya. Setiap Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Ting Tingka kah h laku laku mere mereka ka dalam dalam meng mengha hadap dapii lingk lingkung ungan an sosi sosial al maup maupun un non non sosi sosial al meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja permulaan. Menurut Menurut Piaget Piaget ada lima lima faktor faktor yang yang menunj menunjang ang perkem perkembang bangan an intele intelektu ktual al yaitu yaitu : kedewasaan kedewasaan (maturati (maturation), on), pengalaman pengalaman fisik fisik (physical (physical experience), experience), penyalaman penyalaman logika logika matematika (logical mathematical experience), transmisi sosial (social transmission), dan prose prosess keseim keseimban bangan gan (equil (equilibr ibriun iun)) atau atau proses proses pengatu pengaturan ran sendir sendirii (self(self-reg regula ulati tion on ) Erikson mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar tertarik terhadap pencapaian hasil belajar.
Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehing sehingga ga mengha menghamba mbatt mereka mereka dalam dalam belaja belajar. r. Piaget Piaget mengid mengident entifi ifikas kasika ikan n tahapa tahapan n perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu : (a) tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, (b) tahap operasional operasional usia 2-6 tahun, (c) tahap opersional opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, (d) tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas. Berdasarkan uraian di atas, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada faktafakta perseptual, artinya anak mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada objekobjek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi. Bertitik tolak pada perkembangan intelektual dan psikososial siswa sekolah dasar, hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa mereka mereka mempunyai mempunyai karakteristik karakteristik sendiri, di mana dalam proses proses berfikirnya, mereka belum dapat dipisahkan dari dunia kongkrit atau hal-hal yang faktual, sedangk sedangkan an perkem perkemban bangan gan psikos psikososi osial al anak anak usia usia sekola sekolah h dasar dasar masih masih berpij berpijak ak pada prins prinsip ip yang yang sama sama di mana mana mereka mereka tidak tidak dapat dapat dipisa dipisahkan hkan dari hal-ha hal-hall yang yang dapat dapat diamati, karena mereka sudah diharapkan pada dunia pengetahuan. Pada usia ini mereka masuk sekolah umum, proses belajar mereka tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, karena mereka sudah diperkenalkan dalam kehidupan yang nyata di dalam lingkungan masyarakat. Nasution (1992) mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut : (1) adanya minat terhadap kehidupa kehidupan n prakti praktiss sehari sehari-ha -hari ri yang yang kongkri kongkrit, t, (2) amat amat reali realisti stik, k, ingin ingin tahu tahu dan ingin ingin belajar, (3) menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor, (4) pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri, (5) pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah, (6) anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama. Seperti dikatakan Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak tidak sama, sama, sehing sehingga ga terjad terjadii berbag berbagai ai varias variasii tingka tingkatt pertum pertumbuha buhan n dari dari ketiga ketiga aspek aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama. Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengem mengemas as perenca perencanaa naan n dan pengal pengalama aman n belaja belajarr yang yang akan diberi diberikan kan kepada kepada siswa siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna
bagi bagi anak anak.. Sela Selain in itu, itu, sisw siswaa henda hendakn knya ya dibe diberi ri kesem kesempa pata tan n untu untuk k pro pro akti aktiff dan dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok.
Karakteristik Siswa Sekolah Dasar 17 Mei 2009 7.400 views No Comment Masa usia sekolah dasar sebagai mesa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Menurut Erikson perkembangan psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak mulai memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Peristiwa penting pada tahap ini anak mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di samping itu proses belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah. Sedang menurut Thornburg (1984) anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang, berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan diragukan keberaniannya. keberaniannya. Setiap Setiap anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental mengarah yang lebih baik. Ting Tingka kah h laku laku mere mereka ka dalam dalam meng mengha hadap dapii lingk lingkung ungan an sosi sosial al maup maupun un non non sosi sosial al meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja permulaan. Menurut Menurut Piaget Piaget ada lima lima faktor faktor yang yang menunj menunjang ang perkem perkembang bangan an intele intelektu ktual al yaitu yaitu : kedewasaan kedewasaan (maturati (maturation), on), pengalaman pengalaman fisik fisik (physical (physical experience), experience), penyalaman penyalaman logika logika matematika (logical mathematical experience), transmisi sosial (social transmission), dan prose prosess keseim keseimban bangan gan (equil (equilibr ibriun iun)) atau atau proses proses pengatu pengaturan ran sendir sendirii (self(self-reg regula ulati tion on ) Erikson mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar tertarik terhadap pencapaian hasil belajar. Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehing sehingga ga mengha menghamba mbatt mereka mereka dalam dalam belaja belajar. r. Piaget Piaget mengid mengident entifi ifikas kasika ikan n tahapa tahapan n perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu : (a) tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, (b) tahap operasional operasional usia 2-6 tahun, (c) tahap opersional opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, (d) tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas. Berdasarkan uraian di atas, siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional kongkrit, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat pada faktafakta perseptual, artinya anak mampu berfikir logis, tetapi masih terbatas pada objekobjek kongkrit, dan mampu melakukan konservasi.
Bertitik tolak pada perkembangan intelektual dan psikososial siswa sekolah dasar, hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa mereka mereka mempunyai mempunyai karakteristik karakteristik sendiri, di mana dalam proses proses berfikirnya, mereka belum dapat dipisahkan dari dunia kongkrit atau hal-hal yang faktual, sedangk sedangkan an perkem perkemban bangan gan psikos psikososi osial al anak anak usia usia sekola sekolah h dasar dasar masih masih berpij berpijak ak pada prins prinsip ip yang yang sama sama di mana mana mereka mereka tidak tidak dapat dapat dipisa dipisahkan hkan dari hal-ha hal-hall yang yang dapat dapat diamati, karena mereka sudah diharapkan pada dunia pengetahuan. Pada usia ini mereka masuk sekolah umum, proses belajar mereka tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, karena mereka sudah diperkenalkan dalam kehidupan yang nyata di dalam lingkungan masyarakat. Nasution (1992) mengatakan bahwa masa kelas tinggi sekolah dasar mempunyai beberapa sifat khas sebagai berikut : (1) adanya minat terhadap kehidupa kehidupan n prakti praktiss sehari sehari-ha -hari ri yang yang kongkri kongkrit, t, (2) amat amat reali realisti stik, k, ingin ingin tahu tahu dan ingin ingin belajar, (3) menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus, oleh ahli yang mengikuti teori faktor ditaksirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor, (4) pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri, (5) pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah, (6) anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama. Seperti dikatakan Darmodjo (1992) anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersebut tidak tidak sama, sama, sehing sehingga ga terjad terjadii berbag berbagai ai varias variasii tingka tingkatt pertum pertumbuha buhan n dari dari ketiga ketiga aspek aspek tersebut. Ini suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam usia yang sama. Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengem mengemas as perenca perencanaa naan n dan pengal pengalama aman n belaja belajarr yang yang akan diberi diberikan kan kepada kepada siswa siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi bagi anak anak.. Sela Selain in itu, itu, sisw siswaa henda hendakn knya ya dibe diberi ri kesem kesempa pata tan n untu untuk k pro pro akti aktiff dan dan mendapatkan mendapatkan pengalaman langsung langsung baik secara individual individual maupun dalam kelompok. Semoga Perlu Diketahui Guru 7 Maret 2010 243 views No Comment KITA banyak sudah berbicara berbicara tentang model pembelajaran pembelajaran kontekstual, kontekstual, kita juga sudah berbicara perbedaan antara model pembelajaran kontekstual dengan model pembelajaran tradisional, kita sudah beberkan pula keuntungan dan kelebihan dari model pembelajaran kontekstual. Tidak Tidak hanya hanya sampai sampai di situ, situ, dari dari banyak banyak peneli penelitia tian n dan hasil hasil kajian kajian dari dari Peneli Penelitia tian n Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan, baik oleh dosen, LSM, guru maupun mahasiswa, menunjukkan bahwa model pembelajaran kontekstual dapat kita lakukan di dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, bahwa model pembelajaran kontekstual hasil belajar siswa, motivasi siswa dalam belajar, sikap siswa dalam belajar, keterampilan kritis dan keterampilan sosial para pelajar lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran tradisional yang dilaksanakan oleh guru. Banyak Banyak para para peneli peneliti ti menyam menyampai paikan kan rekome rekomenda ndasin sinya ya kepada kepada pengam pengambil bil kebijak kebijakan an katakanlah birokrasi pendidikan untuk memberikan pernjelasan dan sosialisasi kepada guru guru supa supaya ya guru guru meng menggu guna naka kan n mode modell pemb pembel elaj ajar aran an kont kontek ekst stua uall ini ini dala dalam m pembelajarannya, dan sudah waktunya guru meninggalkan model-model pembelajaran yang ku-rang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif dan inovatif. Dengan upaya-upaya yang sudah dilakukan, baik oleh peneliti, pengambil kebijakan, pelaksana pendidikan, akan dapat memberikan dampak dan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pelaks Pelaksanaa anaan n pembel pembelajar ajaran an konteks kontekstua tuall ini dapat dapat dilaku dilakukan kan oleh oleh semua semua guru guru tanpa tanpa kecua kecuali li,, kemudi kemudian an dapa dapatt dila dilakuk kukan an terh terhad adap ap semu semuaa ting tingka katt dan dan jeni jeniss pend pendid idik ikan. an. Tentunya masalah dan konsep yang diketengahkan harus sesuai dengan tingkat dan level satuan satuan pendid pendidika ikan. n. Untuk Untuk tingkat tingkat pendidi pendidikan kan anak anak usia usia dini dini berbed berbedaa dengan dengan tingkat tingkat pendid pendidika ikan n dasar, dasar, demiki demikian an pula pula pendid pendidika ikan n dasar dasar berbed berbedaa pula pula dengan dengan pendidi pendidikan kan menengah. Kita berharap kiranya pengelola pendidikan di kelas, mau dan menyadari bahwa model pembelajaran ini baik, dan kami memberikan rekomendasi kepada berbagai pihak yang terlibat langsung dengan masalah pendidikan dan pengajaran. Pihak-pihak tersebut memiliki ikatan batin dan bertanggungjawab secara moral di dalam mewujudkan pendidikan bermutu sebagaimana yang diharapkan kita bersama. Rekomendasi yang perlu kami sampaikan : (1) (1) Kepad Kepadaa Guru Guru di semu semuaa ting tingkat kat,, jeni jeniss baik baik pada pada Pend Pendid idik ikan an Anak Anak Usia Usia Dini Dini,, Pendid Pendidika ikan n Dasar Dasar (SD/S (SD/SMP, MP, dan Pendid Pendidika ikan n Meneng Menengah ah bahkan bahkan Pendid Pendidika ikan n Tinggi Tinggi hendaknya dapat mengembangkan kualifikasi dan kualitas profesinya. Dengan demikian eksplorasi pustaka dan eksperimen empirik tentang model pembelajaran kontekstual terus dilaksanakan pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Krea Kreati tivi vita tass dala dalam m mela melaks ksan anaka akan n pemb pembel elaj ajar aran an diant diantar aran anya ya denga dengan n mene menera rapka pkan n pendekatan belajar mengajar model kontekstual atau CTL dalam setiap mata pelajaran, (2) Kepada para Guru disampaikan untuk senantiasa bersikap terbuka terhadap inovasi dan merespon secara aktif dan kreatif setiap perkembangan pendidikan, sehingga apa yang yang dilakuk dilakukan an terhada terhadap p siswa siswa benar-b benar-bena enarr dapat dapat bergun berguna, a, baik baik bagi kehidupa kehidupanny nnyaa sendiri maupun orang lain, (3) Kepada Kepada Kepala Kepala sekola sekolah h agar agar dapat dapat mengeva mengevalua luasi si kegiat kegiatan an pembel pembelajar ajaran an yang yang dilaks dilaksanak anakan an oleh oleh Guru Guru dan mengada mengadakan kan pemant pemantauan auan atau atau monito monitorin ring g dan evaluas evaluasii secara secara rutin rutin dengan dengan tujuan tujuan untuk untuk mengin mengingat gatkan kan para para guru guru agar dapat dapat melaks melaksana anakan kan
proses pembelajaran dengan baik serta tercapai peningkatan kegiatan pembelajar agar lebih optimal, (4) Kepada Instansi atau Lembaga yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah, disarankan untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan, serta workshop sehingga sosialisasi dapat merata, dan tidak ada lagi guru-guru yang tidak meng menget etah ahui ui dan dan mema memaha hami mi khus khusus us tent tentan ang g pela pelaks ksan anaa aan n pemb pembel elaj ajar aran an mode modell pembelajaran kontesktual kepada para Guru, sehingga para Guru dapat bekerja dengan lebih lebih baik baik dan profes profesion ional al yang yang nantiny nantinyaa dapat dapat mening meningkat katkan kan mutu mutu pendidi pendidikan kan di Indonesia, dan (5) Kepada Depdiknas, Dinas Pendidikan, Perguruan Tinggi (LPM, Lemlit, Jurusan atau program studi yang ada di LPTK, media massa dan lembaga lain yang terkait untuk mela melakuk kukan an kegi kegiat atan an-ke -kegi giat atan an pela pelati tihan han berke berkenaa naan n denga dengan n mode modell pemb pembel elaj ajar aran an kontekstual kontekstual yang tujuannya tujuannya adalah meningkatkan meningkatkan kemampuan dan ketrampil ketrampilan an guru. Semoga *** Tak Mudah Menjadi Guru 14 Maret 2010 211 views One Comment AKTIVI AKTIVITAS TAS proses proses belaja belajarr mengaj mengajar ar merupak merupakan an inti inti dari dari proses proses pendidi pendidikan kan secara secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Tugas utama seseorang guru ialah mendidik dengan menggunakan mengajar sebagai pelaksanaan tugasnya, siswa aktif belaja belajarr sebaga sebagaii dampakn dampaknya, ya, perubah perubahan an pola pola pikir pikir dan perila perilaku ku sesuai sesuai dengan dengan yang yang diha dihara rapk pkan an seba sebagai gai hasi hasiln lnya ya (Sah (Sahabu abudd ddin in,, 199S 199S). ). Tangg Tanggung ung jawa jawab b keber keberhas hasil ilan an pendid pendidika ikan n berada berada di pundak pundak guru. guru. Olehny Olehnyaa itu, itu, untuk untuk menjad menjadii seoran seorang g guru guru harus harus melalui pendidikan dan latihan khusus serta dengan keahlian khusus. Perubah Perubahan an peran peran guru guru yang yang tadiny tadinyaa sebaga sebagaii penyamp penyampai ai penyeta penyetahua huan n dan pengal pengalih ih pengetahuan dan pengalih keterampilan, serta merupakan satu-satunya sumber belajar, berubah berubah peran peran menjad menjadii pembim pembimbin bing, g, Pembin Pembina, a, pengaj pengajar, ar, dan pelati pelatih, h, yang yang berart berartii membelajarkan. Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan bertindak sebagai fasilisator yang bersikap akrab dengan penuh tanggung jawab, serta memperlakukan peserta didik sebagai mitra dalam menggali dan mengolah informasi menuju tujuan belajar mengajar yang telah direncanakan (Tangyong, 1996). Beratnya tanggung jawab bagi guru menyebabkan pekerjaan guru harus memerlukan keahlian khusus. Untuk itu pekerjaan guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan, sehingga profesi guru paling mudah terkena pencemaran. Guru dalam melaksanakan tugas profesinya diperhadapkan pada berbagai pilihan, seperti cara bertindak bagaimana yang paling tepat, bahan belajar apa yang paling sesuai, metode penyajian bagaimanayang paling efektif, alat bantu apa yang paling cocok, langkahlangkah langkah apa yang yang paling paling efisie efisien, n, sumber sumber belaja belajarr mana mana yang yang paling paling lengkap lengkap,, syste system m evaluasi apa yang paling tepat, dan sebagainya (Sahabuddin, 1995).
Guru Guru sebaga sebagaii pelaks pelaksana ana tugas tugas otonom otonom,, harus harus dapat dapat menent menentuka ukan n piliha pilihanny nnyaa dengan dengan memper mempertim timbang bangkan kan semua semua aspek aspek yang yang relevan relevan atau atau menunj menunjang ang tercap tercapain ainya ya tujuan tujuan.. Dalam hal ini gugu bertindak sebagai pengambil keputusan. Guru Guru sebag sebagai ai pihak pihak yang yang ber-k ber-kep epen enti tinga ngan n secar secaraa oper operas asio iona nall dan ment mental al haru haruss dipersiapkan dipersiapkan dan ditingkatk ditingkatkan an profesional profesionalnya, nya, karena hanya dengan demikian kinerja kinerja mereka dapat efektif, Apabila kinerja guru efektif maka tujuan pendidikan akan tercapai. Yang dimaksud dengan profesionalisme disini adalah kemampuan dan keterampilan guru dalam merencanakan, melaksanakan pengajaran dan keterampilan guru merencanakan dan melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa. Menging Mengingat at pentin pentingny gnyaa profes profesion ionali alisme sme guru guru dalam dalam pencapa pencapaian ian tujuan tujuan pendidi pendidikan kan utam utaman anya ya pada pada skal skalaa ting tingka katt inst instit itus usio iona nal, l, maka maka perl perlu u adan adanya ya pela pelati tiha han n dan dan profe profesio sional nalism ismee guru, guru, sehing sehingga ga dapat dapat dipero diperoleh leh hasil hasil penelit penelitian ian yang yang bisa bisa dijadi dijadikan kan masukan dalam membuat dan melaksanakan kebijakan di bidang pendidikan terutama pada tingkat sekolah dasar sampai menengah baik negeri maupun swasta. Seja Sejala lan n deng dengan an itu itu berb berbag agai ai upay upayaa tela telah h dila dilaku kuka kan n peme pemeri rint ntah ah dala dalam m upay upayaa meningkatkan meningkatkan profesiona profesionalism lismee guru Upaya tersebut antara antara lain direalisa direalisasikan sikan melalui melalui berbagai macam pelatihan. Hasil penelitian yang mengkaji tentang profesionalisme guru seperti dilakukan oleh Tomajahu (2002), menunjukkan adanya perbedaan kemampuan kompet kompetisi isi mengaj mengajar ar guru guru yang yang sering sering mengik mengikuti uti pelati pelatihan han dengan dengan yang yang jarang jarang serta serta pengalaman kerja guru dalam mempengaruhi kompetensinya. Motivasi lain yang mendorong perlunya dilakukan pelatihan, pelatihan tersebut sangat berk berkai aitt erat erat deng dengan an bida bidang ng ilmu ilmu yang yang dite ditekun kuni, i, sela selanj njut utny nyaa pela pelati tihan han henda hendakn knya ya difokuskann kepada proses pembelajaran, metodologi pembelajaran, pendayagunaan ICT, pelaks pelaksana anaan an syste system m evalua evaluasi. si. Tak kalah kalah penting pentingnya nya adalah adalah pelati pelatihan han yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan pelaks pelaksana anaan an kuriku kurikulum lum yang yang berlak berlaku, u, dan saat saat ini sedang sedang di-kem di-kembang bangkan kan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kita menyadari bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan pendidikan belum seluruhnya seluruhnya diketahui diketahui oleh guru. Batas waktu implementasi implementasi secara menyeluruh ditetapkan pada tahun 2009. Maka kiranya akan menjadi perhatian pemerintah dan pemerintah daerah, sehingga pada waktu diterapkan semua persoalan tentang kurkulum ini tidak menimbulkan masalah lagi. Selanjutnya, tentunya pelatihan yang berkenaan dengan silabus dan perangkat lainnya, karena kita menginginkan ke depan guru kita lebih professional, dan guru diharapkan memili memiliki ki kemamp kemampuan uan untuk untuk menj menjala alanka nkan n fungsi fungsi dan dan perann perannya ya sebaga sebagaii seoran seorang g professional. Semoga *** Prosedur Pembelajaran Kontekstual 28 Februari 2010 462 views No Comment SETIAP siswa memiliki gaya belajar sendiri. Bobbi Deporter (1992) menyebutkan hal itu sebagai unsur modalitas belajar. Menurutnya ada tiga belajar pada tiap diri siswa dimana tiap orang memiliki memiliki kecenderungan terhadap salah satunya. Ketiga hal itu adalah visual, visual, auditorial, dan kinestetis. Siswa yang memiliki kece-nderungan visual akan cenderung
belajar belajar dengan cara melihat. melihat. Siswa Siswa dengan kecenderungan kecenderungan auditorial auditorial akan lebih tertarik tertarik untuk untuk belaja belajarr dengan dengan mendeng mendengark arkan an suarasuara-sua suara. ra. Sement Sementara ara siswa siswa dengan dengan karakt karakter er kinest kinesteti etiss akan lebih lebih tertar tertarik ik untuk untuk prakte praktek k dengan dengan me-lak me-lakuka ukan n suatu suatu kegiat kegiatan an atau atau menyentuh secara langsung. Dalam pembelajaran pembelajaran kontekstual kontekstual,, guru dituntut dituntut untuk dapat memahami memahami karakteris karakteristik tik belaja belajarr siswa siswa sehing sehingga ga siswa siswa dapat dapat belaja belajarr dengan dengan gayany gayanyaa masing masing-ma -masin sing. g. Dalam Dalam pembelajaran pembelajaran konvensional, konvensional, guru sering sering lupa memperhatikan memperhatikan hal ini. Sehingga yang ter terjadi jadi adal adalah ah apa apa yang ang dika dikattakan akan Oleh Oleh Paul Paulo o Freir eire sebag ebagai ai pem pemaks aksaan aan kehendak.Sehubungan dengan itu, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru ketika akan menerapkan model belajar pembelajaran kontekstual, yakni : Pertama, Pertama, siswa harus harus dipandang sebagai sebagai manusia manusia yag sedang berkembang berkembang dan bukan sebagai orang dewasa dalam ukuran kecil. Kemampuan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh level perkembangan siswa sehingga kita tidak boleh memberikan pelajaran yang tidak sesuai dengan level perkembangan siswa tersebut. Dengan demikian guru tidak bertin bertindak dak sebaga sebagaii penguas penguasaa dalam dalam sebuah sebuah pembel pembelaja ajaran ran,, namun namun ia berper berperan an sebaga sebagaii pembimbing siswa dalam membimbing mereka sesuai dengan level perkembangannya. Kedua, setiap anak memiliki memiliki kecenderungan untuk mencoba hal yang baru. Mereka akan senang jika mendapat tantangan-tantangan yang baru. Oleh karena itu, guru berperan sebagai pemilih objek baru dan menantang yang akan dipelajari oleh siswa. Ketiga, belajar bagi siswa adalah mengaitkan hal-hal yang telah dikuasi dengan informasi baru yang mereka dapatkan. Dengan demikian tugs guru adalah untuk mengaitkan informasi yang telah ada pada siswa dengan hal baru yang ia pelajari. Keempat, belajar merupakan proses penyempurnaan skema yang sudah ada pada diri siswa (asimilasi) dan membuat skem skemaa yang yang baru baru (ako (akomo moda dasi si). ). Deng Dengan an demi demiki kian an guru guru bert bertug ugas as untuk untuk memb memban antu tu melakukan proses asimilasi dan akomodasi. Dalam Dalam pembel pembelaja ajaran ran kontek kontekstu stual, al, progra program m pembel pembelaja ajaran ran lebih lebih merupa merupakan kan rencan rencanaa kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang yang akan akan dila dilaku kuka kan n bers bersam amaa sis siswany wanyaa sehu sehubu bung ngan an deng dengan an topi topik k yang yang akan akan dipelajarin dipelajarinya. ya. Dalam program tercermin tercermin tujuan tujuan pembelajara pembelajaran, n, media untuk mencapai mencapai tujuan tujuan terseb tersebut, ut, materi materi pembel pembelaja ajaran ran,, langka langkah-l h-langk angkah ah pembel pembelajar ajaran, an, dan authen authentic tic assessmennya.Dalam konteks itu, prosedur atau program yang dirancang guru benar benar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran pembelajaran kontekstual. kontekstual. Sekali Sekali lagi, yang membedakannya membedakannya hanya pada pada penekan penekananny annya. a. Progra Program m pembel pembelaja ajaran ran konvens konvension ional al lebih lebih meneka menekankan nkan pada pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya. Atas dasar itu, saran pokok dalam prosedur atau penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut:
(a) Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar, (b) Nyatakan tujuan umum pembelajarannya, (c) Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu, (d) Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa, (e) Nyata Nyatakan kan authen authentic tic assess assessmen mentny tnya, a, yaitu yaitu dengan dengan data data apa siswa siswa dapat dapat diamat diamatii partis partisipa ipasin sinya ya dalam dalam pembel pembelaja ajaran. ran.Den Dengan gan menget mengetahui ahui dan memaham memahamii prosed prosedur ur pelaksanaan atau implementasi model pembelajaran kontekstual oleh guru, maka akan memuda memudahkan hkan bagi bagi guru guru untuk untuk menera menerapka pkan n model model pembel pembelaja ajaran ran konteks kontekstua tuall dalam dalam pembelajaran yang dilakukannya. Prsedur yang dikemuakan di atas, bukanlah harga mati dan kaku, guru boleh mencari dan menambah tahapan atau konsep lainnya, sehingga lebih memperkaya dan memperluas prosedur pelaksanaan model pembelajaran kontektual ini. Semoga.*** Teori Pembelajaran Piaget 11 Oktober 2009 2.269 views One Comment Satu Satu lagi lagi teori teori pembel pembelaja ajaran ran yang yang dapat dapat diguna digunakan kan sebaga sebagaii landas landasan an dalam dalam model model cooperative learning. Menurut Piaget (Dahar 1996; Hasan 1996; Surya 2003), setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut: (1) (1) Ting Tingka katt Sens Sensor orim imot otor or (0-2 (0-2 tahun tahun). ). Anak Anak mula mulaii bela belaja jarr dan menge mengend ndal alik ikan an lingkun lingkungann gannya ya melalu melaluii kemamp kemampuan uan panca panca indra indra dan gerakan gerakannya nya.. Perila Perilaku ku bayi bayi pada pada tahap ini semata-mata berdasarkan pada stimulus yang diterimanya. Sekitar usia 8 bulan, bayi memiliki pengetahuan object permanence yaitu walaupun objek pada suatu saat tak terlihat di depan matanya, tak berarti objek itu tidak ada. Sebelum usia 8 bulan bayi pada umumnya beranggapan benda yang tak mereka lihat berarti tak ada. Pada tahap ini, bayi memili memiliki ki duniany dunianyaa berdas berdasark arkan an pengama pengamatan tannya nya atas atas dasar dasar geraka gerakan/a n/akti ktivit vitas as yang yang dilakukan orang-orang di sekelilingnya. (2) Tahap Preoporational (2-7 tahun). Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir sebelum bertindak, meskipun kemampuan berpikirnya belum sampai pada tingkat kemampuan berpikir logis. Masa 2-7 tahun, kehidupan anak juga ditandai dengan sikap egosentris, di mana mereka berpikir subyektif dan tidak mampu melihat obyektifitas pandangan orang lain, sehingga mereka sukar menerima pandangan orang lain. Ciri lain dari anak yang perkembangan perkembangan kognisinya kognisinya ada pada tahap preporation preporational al adalah ketidakmampuanny ketidakmampuannyaa membedakan bahwa 2 objek yang sama memiliki masa, jumlah atau volume yang tetap walau bentuknya berubah-ubah. berubah-ubah. Karena belum berpikir abstrak, abstrak, maka anak-anak di usia ini lebih mudah belajar jika guru melibatkan penggunaan benda yang konkrit daripada menggunakan hanya kata-kata.
(3). Tahap Concrete (7-11 thn). Pada umumnya, pada tahap ini anak-anak sudah memiliki kemampuan kemampuan memahami memahami konsep konservasi konservasi (concept (concept of conservacy) conservacy),, yaitu yaitu meskipun meskipun suatu benda berubah bentuknya, namun masa, jumlah atau volumenya adalah tetap. Anak juga sudah mampu melakukan observasi, menilai dan mengevaluasi sehingga mereka tidak se-egosentris sebelumnya. Kemampuan berpikir anak pada tahap ini masih dalam bentuk konkrit, konkrit, mereka mereka belum mampu berpikir berpikir abstrak, sehingga mereka juga hanya mampu menyelesaikan soal-soal pelajaran yang bersifat konkrit. Aktifitas pembelajaran yang yang meli meliba batka tkan n sisw siswaa dala dalam m penga pengala lama man n langs langsung ung sang sangat at efek efekti tiff diba dibandi nding ngkan kan penjelasan guru dalam bentuk verbal (kata-kata). (4) Tahap Formal Operations (11 tahun ke atas). Pada tahap ini, kemampuan siswa sudah berada pada tahap berpikir abstrak. Mereka mampu mengajukan hipotesa, menghitung konseku konsekuens ensii yang yang mungki mungkin n terjad terjadii serta serta menguj mengujii hipote hipotesa sa yang yang mereka mereka buat. buat. Kalau Kalau dihadapkan pada suatu persoalan, siswa pada tahap perkembangan formal operational mampu mampu memfor memformul mulasi asikan kan semua semua kemungk kemungkina inan n dan menent menentuka ukan n kemung kemungkin kinan an yang yang mana yang paling mungkin terjadi berdasarkan kemampuan berpikir analistis dan logis. Walaupun pada mulanya, Piaget beranggapan bahwa pada usia sekitar 15 tahun, hampir semu semuaa rema remaja ja akan akan menca mencapa paii tahap tahap perke perkemb mbang angan an form formal al oper operat atio ion n ini. ini. Namu Namun n kenyataan membuktikan bahwa banyak siswa SMU bahkan sebagian orang dewasa sekali pun tidak memiliki kemampuan berpikir dalam tingkat ini. Dalam Dalam perkai perkaitan tannya nya dengan dengan pembel pembelajar ajaran, an, teori teori ini berpedo berpedoman man kepada kepada kegiata kegiatan n pembelajaran pembelajaran yang mesti mesti melibatkan melibatkan siswa. Menurut Menurut teori ini, pengetahuan tidak hanya sekadar dipindahkan dipindahkan secara lisan, tetapi tetapi mesti mesti dikonstruks dikonstruksii dan dikonstruks dikonstruksii semula semula siswa. Sebagai realisasi teori ini, maka dalam kegiatan pembelajaran siswa ia mestilah bersif bersifat at aktif. aktif. Pembel Pembelaja ajaran ran koperat koperatif if adalah adalah sebuah sebuah model model pembel pembelaja ajaran ran aktif aktif dan bekerjasama. Pada masa ini, siswa telah menyesuaikan diri dengan realiti konkrit dan harus berpengetahuan. Oleh sebab itu, dalam usaha meningkatkan kualiti kognitif siswa, guru dalam melaksanakan pembelajaran mesti lebih ditujukan pada kegiatan pemecahan masalah atau latihan meneliti dan menemukan (Semiawan 1990). Selanjutnya, diungkap pembelajaran pembelajaran koperatif koperatif bahwa pembentukan pembentukan minda dengan pengetahuan pengetahuan hafalan hafalan dan latihan latihan (drill) (drill) yang berlebihan, berlebihan, selain tidak mewujudkan peningkatan peningkatan perkembangan perkembangan kognitif yang optimal. Menurut Menurut Surya Surya (2003) (2003),, perkem perkemban bangan gan kognitif kognitif pada pering peringkat kat ini merupak merupakan an ciri ciri perkembangan perkembangan remaja dan dewasa yang menuju ke arah proses proses berfikir berfikir dalam peringkat peringkat yang lebih tinggi. Peringkat berfikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah. Proses pembelajaran akan berhasil apabila disesuaikan dengan peringkat perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaklah banyak diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fizikal, yang disokong dengan interaksi sesama rekan sebaya.*** Anak Autis Memiliki anak yg menderita autis memang berat. Anak penderita autis seperti seorang yg kerasukan setan. Selain tidak mampu bersosialisasi, penderita tidak dapat mengendalikan
emosinya. Kadang tertawa terbahak, kadang marah tak terkendali. Dia sendiri tdk mampu mengendalikan mengendalikan dirinya dirinya sendiri sendiri & memiliki memiliki gerakan2 aneh yg selalu diulang2. Selain itu dia punya ritual sendiri yg harus dilakukannya pad a saat2 atau kondisi tertentu.
Peneli Penelitia tian n yg intens intensive ive di dunia dunia medis medis pun dilaku dilakukan kan oleh oleh para para ahli. ahli. Dimula Dimulaii dari dari hipotesis sederhana sampai ke penelitian klinis lanjutan. Dan setelah banyak membaca & mengam mengamati ati,, saya saya sebaga sebagaii orang orang awam awam yg sederh sederhana ana ini dapat dapat menari menarik k kesimp kesimpula ulan n sementara, yaitu: Autis Autis bukan bukan karena karena keluar keluarga ga (terut (terutama ama ibu yg paling paling sering sering ditudu dituduh) h) yg tdk dapat dapat mendidik mendidik penderita. penderita. Anak autis tidak memiliki minat bersosial bersosialisasi isasi,, dia seolah hidup didunianya sendiri. Dia tidak peduli dgn orang lain. Orang lain (biasanya ibunya) yg dekat dengannya hanya dianggap sebagai penyedia kebutuhan hidupnya. (Baca: Teory of Mind, yg ditulis oleh seorang autis). Jarang sekali anak autis yg benar2 diakibatkan oleh faktor genetis. Alergi memang bisa saja diturunkan, tapi alergi turunan tidak berkembang menjadi autoimun seperti pada penderita autis. Terjadi kegagalan pertumbuhan otak yg diakibatkan oleh keracunan logam berat seperti mercury yg banyak terdapat dalam vaksin imunisasi atau pada makanan yg dikonsumsi ibu yg sedang hamil, misalnya ikan dengan kandungan logam berat yg tinggi. Terjadi kegagalan pertumbuhan otak karena nutrisi yg diperlukan dalam pertumbuhan otak tidak dapat diserap oleh tubuh, ini terjadi karena adanya jamur dalam lambungnya. Terjadi autoimun pada tubuh penderita yg merugikan perkembangan tubuhnya sendiri karena karena zat2 zat2 yg berman bermanfaat faat justru justru dihanc dihancurk urkan an oleh oleh tubuhny tubuhnyaa sendir sendiri. i. Imun Imun adalah adalah kekebalan kekebalan tubuh terhadap virus/bakt virus/bakteri eri pembawa pembawa penyakit. penyakit. Sedangkan Sedangkan autoimun autoimun adalah kekebalan yg dikembangkan oleh tubuh penderita sendiri yg justru kebal terhadap zat2 penting dalam tubuh & menghancurkannya. Akhirny Akhirnyaa tubuh tubuh penderi penderita ta menjad menjadii alergi alergi terhada terhadap p banyak banyak zat yg sebenar sebenarnya nya sangat sangat diperlukan dalam perkembangan tubuhnya. Dan penderita harus diet ekstra ketat dengan pola makan yg dirotasi setiap minggu. Soalnya jika terlalu sering & lama makan sesuatu bisa menjadikan penderita alergi terhadap sesuatu itu. Autis memiliki spektrum yg lebar. Dari yg autis ringan sampai yg terberat. Termasuk di dalamnya adalah hyper-active, attention disorder, dll. Kebanyakan anak autis adalah laki-laki karena tidak adanya hormon estrogen yg dapat menetralisir autismenya. Sedang hormon testoteronnya justru memperparah keadaannya. Sediki Sedikitt sekali sekali penderi penderitan tanya ya peremp perempuan uan karena karena memili memiliki ki hormon hormon estrog estrogen en yg dapat dapat memperbaikinya. Memang berat & sangat sulit menangani anak penderita autis yg seperti kerasukan setan ini. Perlu beberapa hal yg perlu diketahui, dipahami & dilakukan, yaitu: Anak autis tidak gila & tidak kerasukan setan. Penanganan harus dilakukan secara medis & teratur. Penderita autis sebagian dapat sembuh dengan beberapa kondisi, yaitu: ditangani & terapi sejak dini; masih dalam spektrum ringan; mengeluarkan racun atau logam berat dalam tubuh penderita (detoxinasi).
Perlu pemahaman & pengetahuan tentang autis & ditunjang oleh kesabaran & rasa kasih sayang dalam keluarga penderita. Terutama bagi suami-istri karena banyak kasus anak autis menjadi penyebab hancurnya rumah tangga. Dewasa ini penelitian yg berkesinambungan telah mencapai perkembangan yg luar biasa. Semakin besar harapan sembuh bagi penderita. Terapi harus dilakukan terus menerus tidak terputus walau pun tingkat perkembangan perbaikan kondisi penderita dirasa tidak ada. Diet Diet harus harus terus terus dilakuk dilakukan an secara secara ketat, ketat, terusterus-men meneru eruss & sangat sangat disipl disiplin. in. Perbai Perbaikan kan kondisi penderita karena diet berlangsung sangat lambat, tetapi pelanggaran diet dapat menghancurkan semuanya dalam waktu yg sangat cepat. Siapa yg tidak ingin anak autisnya dapat hidup mandiri, dapat berkarya & berprestasi baik serta dapat diterima di masyarakat? Kunci terpenting adalah dengan terus berdoa kepada kepada Tuhan Tuhan agar agar anak dapat dapat diberi diberi kesemb kesembuhan uhan & keluar keluarga ga diberi diberi kemamp kemampuan uan,, kekuata kekuatan, n, kesaba kesabaran ran serta serta ketabah ketabahan an dalam dalam membes membesark arkan an & mendam mendampin pingi gi si anak anak penderita autis. Juga agar diberi jalan terbaik dalam kehidupan ini agar dapat membantu & mendukung proses perbaikan perkembangan penderita. cara belajar anak autis March 11th, 2010 • Related • Filed Under Meto Metode de bela belaja jarr yang yang tepat tepat bagi bagi anak anak auti autiss dise disesu suai aika kan n denga dengan n usia usia anak anak sert serta, a, kemamp kemampuan uan serta serta hambat hambatan an yang yang dimil dimiliki iki anak saat saat belaja belajar, r, dan gaya gaya belaja belajarr atau atau learni learning ng style style masing masing-ma -masin sing g anak anak autis. autis. Metode Metode yang yang digunak digunakan an biasan biasanya ya bersif bersifat at kombin kombinasi asi beberap beberapaa metode. metode. Banyak Banyak,, walaupu walaupun n tidak tidak semuan semuanya, ya, anak anak autis autis yang yang berespon sangat baik terhadap stimulus visual sehingga metode belajar yang banyak menggunakan stimulus visual diutamakan bagi mereka. Pembelajaran yang menggunakan alat alat bantu bantu sebagai sebagai media media pengaja pengajaran rannya nya menjad menjadii piliha pilihan. n. Alat Alat Bantu Bantu dapat dapat berupa berupa gambar, poster-poster, bola, mainan balok, dll. Pada bulan-bulan pertama ini sebaiknya anak autis didampingi oleh seorang terapis yang berfungsi sebagai guru pembimbing khusus
Kartono (2000) berpendapat bahwa Autisma/Autisme adalah gejala menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar keasyikan ekstrim dengan fikiran dan fantasi sendiri. uprati upratikny knyaa (1995) (1995) menyeb menyebutk utkan an bahwa bahwa penyanda penyandang ng autis autis memili memiliki ki ciri-c ciri-ciri iri yaitu yaitu penderita senang menyendiri dan bersikap dingin sejak kecil atau bayi, misalnya dengan tidak memberikan respon ( tersenyum, dan sebagainya ), bila di ‘liling’, diberi makanan dan sebagainya, serta seperti tidak menaruh perhatian terhadap lingkungan sekitar, tidak mau atau sangat sedikit berbicara, hanya mau mengatakan ya atau tidak, atau ucapanucapan lain yang tidak jelas, tidak suka dengan stimuli pendengaran ( mendengarkan suara orang tua pun menangis ), senang melakukan stimulasi diri, memukul-mukul kepala atau gerakan-gerakan aneh lain, kadang-kadang terampil memanipulasikan obyek, namun sulit menangkap.
Karto Kartono no (1989 (1989)) berpe berpenda ndapa patt bahwa bahwa Auti Autism sma/ a/Aut Autis isme me adal adalah ah cara cara berp berpik ikir ir yang yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau diri sendiri, menanggapi dunia berdasarkan penglihatan dan harapan sendiri dan menolak realitas, oleh karena itu menurut Faisal Yatim (2003), penyandang akan berbuat semaunya sendiri, baik cara berpikir maupun berperilaku.
Autism Autisma/A a/Auti utisme sme adalah adalah ganggua gangguan n yang yang parah parah pada kemamp kemampuan uan komuni komunikas kasii yang yang ber berke kepa panj njan anga gan n yang yang tamp tampak ak pada pada usia usia tiga tiga tahu tahun n pert pertam ama, a, keti ketida dakm kmam ampu puan an berkomunikasi ini diduga mengakibatkan anak penyandang autis menyendiri dan tidak ada respon terhadap orang lain (Sarwindah, 2002). Yuniar (2002) menambahkan bahwa Autisma/Autisme adalah gangguan perkembangan yang yang kompl komplek ek,, memp mempen engar garuhi uhi peri perila laku, ku, denga dengan n akib akibat at keku kekura rang ngan an kema kemamp mpuan uan komunikasi, komunikasi, hubungan sosial dan emosional emosional dengan orang lain, sehingga sehingga sulit sulit untuk mempunyai mempunyai ketrampilan ketrampilan dan pengetahuan pengetahuan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat. masyarakat. Autisma/Autisme berlanjut sampai dewasa bila tak dilakukan upaya penyembuhan dan gejala-gejalanya sudah terlihat sebelum usia tiga tahun. Yuniar (2002) mengatakan bahwa Autisma/Autisme tidak pandang bulu, penyandangnya tidak tidak tergant tergantung ung dari dari ras, ras, suku, suku, strata strata-ek -ekonom onomi, i, strata strata sosial sosial,, tingka tingkatt pendidi pendidikan kan,, geograf geografis is tempat tempat tinggal tinggal,, maupun maupun jenis jenis makana makanan. n. Perban Perbandin dingan gan antara antara laki-l laki-laki aki dan perempuan penyandang Autisma/Autisme ialah 4 : 1. Dari keterangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Autisma/Autisme adalah gejala menutup diri sendiri secara total, dan tidak mau berhubungan lagi dengan dunia luar, merupakan merupakan gangguan gangguan perkembangan perkembangan yang komplek, komplek, mempengaruhi mempengaruhi perilaku, dengan akibat akibat kekura kekurangan ngan kemamp kemampuan uan komuni komunikas kasi, i, hubunga hubungan n sosial sosial dan emosio emosional nal dengan dengan orang orang lain lain dan tidak tidak tergant tergantung ung dari dari ras, ras, suku, suku, strata strata-eko -ekonom nomi, i, strata strata sosial sosial,, tingka tingkatt pendidikan, geografis tempat tinggal, maupun jenis makan