KARAKTERISTIK PADA DIAGNOSA MASALAH GANGGUAN JIWA Resume Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa Disusun oleh: Ahmad Fauzi Rohman Ane Juliana Mardiane Astri Nuraeni Cika Insani Restuningrum Fanny Julianti Fitria Palka Lelah Nursiah Muhamad Ramdani Nisa Infanteriani Pratiwi Nisa Nurul Aeni Noneng Annisa Fauziah Novan Alvian Vini Widiani Atori Karina Nurizka
043315150002 043315150002 043315150003 043315150003 043315150005 043315150005 043315150008 043315150008 043315150013 043315150013 043315150015 043315150015 043315150020 043315150020 043315150022 043315150022 043315150023 043315150023 0433151500 043315150026 043315150026 043315150028 043315150028 043315150037 043315150037 043315150043 043315150043
PRODI D3 KEPERAWATAN TINGKAT II STIKEP PPNI JAWA BARAT BANDUNG 2017
A. Skizofrenia Skizofrenia adalah kelainan jiwa terutama menunjukkan gangguan dalam fungsi kognitif (pikiran) berupa disorganisasi. Jadi gangguannya ialah mengenai pembentukan arus serta isi pikiran. Disamping itu, juga ditemukan gangguan persepsi, wawasan diri, perasaan, dan keinginan. Skizoprenia ditemukan 7 per 1000 orang dewasa dan terbanyak usia 15-35 tahun (Nasir, 2011 dalam Anindita, 2012). Skizoprenia merupakan salah satu gangguan psikologi berat atau bisa dikenal dengan istilah psikosis. Ciri dan karakteristik dari skizoprenia ini bisa muncul karena banyak hal dan bisa muncul pada siapa saja. Namun demikian beberapa penelitian mengatakan bahwa skizofrenia lebih sering terjadi karena faktor genetik. Jadi, apabila ada anggota keluarga yang mengalami riwayat skizofrenia, maka ada kemungkinan keturunannya pun akan mengalami gangguan skizoprenia ini. Terdapat beberapa ciri dan karakteristik untuk melihat bahwa seseorang terkena skizoprenia atau tidak. Diantaranya sebagai berikut: 1. Mengalami Delusi Delusi atau waham merupakan salah satu karakteristik utama dan juga penting yang muncul pada mereka yang mengalami gangguan skizofrenia. Delusi sendiri mengacu pada pemahaman yang salah pada mereka yang mengalami skizofrenia. Contoh dari delusi atau pemahaman yang salah ini misalnya adalah merasa bahwa dirinya adalah seorang nabi, merasa bahwa dirinya adalah Tuhan, merasa bahwa dirinya mampu untuk berpindah – pindah tubuh, dan lain sebagainya. Delusi lebih dianggap sebagai suatu pemahaman yang tidak masuk akal dan jauh melenceng dari pemahaman dan juga kondisi normal yang biasanya ada pada manusia. Namun demikian, delusi juga bisa saja muncul sebagai suatu gangguan tersendiri, tanpa melibatkan adanya gangguan skizofrenia. 2. Mengalami Halusinasi
Secara sederhana, ciri dan karakteristik dari skizofrenia yang satu ini adalah melihat sesuatu yang tidak ada. Misalnya melihat bayangan bayangan aneh, yang sebenarnya memang tidak ada sama sekali. Halusinasi yang muncul pada mereka yang mengalami skizofrenia, bukanlah disebabkan karena adanya pengaruh obat-obatan tertentu, ataupun kondisi penyakit medis lainnya yang sering menyebabkan halusinasi. 3. Pola Bicara yang Aneh dan Tidak Terorganisir Mereka yang mengalami skizofrenia memiliki karakteristik cara bicara yang khas, yaitu tidak terorganisasi dengan baik. Bisa jadi berbicara asal dan tidak sesuai dengan akal sehat, atau berbicara tidak teratur seperti layaknya orang yang mengalami gangguan bahasa. Seringkali berbicara tanpa adanya lawan bicara, dan yang paling sering adalah tidak nyambung ketika diajak bicara. Anda mungkin membahas A, namun mereka yang mengalami skizofrenia akan membalas percakapan anda dengan Z. 4. Perilaku yang Aneh Tidak Biasa Orang yang mengalami skizofrenia atau ODS (Orang dengan Skizofrenia) biasanya mengalami pola perilaku yang aneh dan juga seringkali tidak masuk akal. Sering berdiri mematung (seperti pada tipe katatonik), berjalan jalan di tempat yang sama dan muter-muter disitu saja, memungut sampah dan barang-barang di jalan, dan perilaku aneh lainnya yang tidak sesuai dengan akal sehat. 5. Gejala-Gejala Negatif Lainnya ODS juga memiliki banyak gejala – gejala negatif. Yang dimaksud dengan gejala negatif adalah gejala yang seharusnya dimiliki oleh orang normal, namun tidak dimiliki oleh ODS. Misalnya saja afek yang datar (tidak tertawa ketika melihat hal yang lucu) atau malah tertawa ketika ada hal yang menyedihkan, dan sebaliknya. Tidak memiliki pola pikir yang rasional, dan masih banyak lagi. Gejala negatif ini banyak muncul pada mereka yang mengalami tipe skizofrenia disorganisasi.
B. Skizotipal Gangguan kepribadian skizotipal ( schizotypal ) adalah gangguan dimana penderitanya tidak nyaman dan tidak dapat mempertahankan hubungan dekat serta memiliki perilaku dan pikiran aneh yang biasanya dipandang oleh orang lain sebagai ekstrensik, aneh, dan nyeleneh. Diperkirakan 4% dari seluruh populasi mengalami gangguan kepribadian skizotipal dengan penderita pria lebih banyak daripada wanita. Tanda-tanda gangguan kepribadian skizotipal antara lain: 1. Afek yang tak wajar atau mengalami konstriksi (individu tampak dingin dan tak bersahabat) 2. Perilaku yang aneh, ekstrinsik, dan ganjil 3. Hubungan sosial yang buruk dengan orang lain dan tendensi menarik diri 4. Kepercayaan yang aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak serasi dengan norma-norma budaya 5. Kecurigaan atau ide paranoid 6. Pikiran obsesif yang direnungkan dan tak terkendali, sering dengan isi yang bersifat dismorfofobik (dysmorphophobic), seksual, atau agresif 7. Persepsi-persepsi panca indera yang luar biasa termasuk mengenai tubuh (somatosensory) atau ilusi-ilusi lain, depersonaliti atau derealisasi 8. Pemikiran
yang
bersifat
samar-samar
(vague),
sirkumstansial
(circumstantial), penuh kiasan (metaforsis), sangat terinci dan ruwet, atau stereotipik, yang dimanifestasikan dalam pembicaraan yang aneh atau cara lain, tanpa inkoherensi yang jelas atau nyata. 9. Sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yang bersifat sementara dengan ilusi kuat, halusinasi auditorik atau lainnya, dan gagasan yang mirip waham, biasanya terjadi tanpa provokasi dari luar.
C. Waham Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin “aneh” (misalnya saya adalah nabi yang menciptakan biji mata manusia) atau bisa pula “tidak aneh” (hanya
sangat tidak mungkin, contoh masyarakat di surga selalu menyertai saya kemanapun saya pergi) dan tetap dipertahankan meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengkoreksinya (Purba dkk, 2008 dalam Sumeinar, 2015). Waham juga merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya. Waham dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu primer dan sekunder. Waham primer timbul secara tidak logis, tanpa penyebab dari luar. Sedangkan waham sekunder biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti, dan merupakan cara untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lain. Menurut Kaplan & Sadock (1997), kondisi klien yang mengalami waham adalah: 1. Status Mental a. Pada pemeriksaan status mental, menunjukkan hasil yang sangat normal, kecuali bila ada sistem waham abnormal yang jelas b. Mood klien konsisten dengan isi wahamnya c. Pada waham curiga didapatkan perilaku pencuriga d. Pada waham kebesaran, ditemukan pembicaraan tentang peningkatan identitas diri, mempunyai hubungan khusus dengan orang yang terkenal e. Adapun sistem wahamnya, pemeriksa kemungkinan merasakan adanya kualitas depresi ringan f.
Klien
dengan
waham,
tidak
memiliki
halusinasi
yang
menonjol/menetap, kecuali pada klien dengan waham raba atau cium. Pada beberapa klien kemungkinan ditemukan halusinasi dengar 2. Sensori dan Kognisi a. Pada waham, tidak ditemukan kelainan dalam orientasi, kecuali yang memiliki waham yang spesifik tentang waktu, tempat, dan situasi b. Daya ingat dan proses kognitif klien adalah intak (utuh) c. Klien waham hampir selalu memiliki insight (daya titik diri) yang jelek d. Klien dapat dipercaya informasinya, kecuali jika membahayakan dirinya. Keputusan terbaik bagi pemeriksa dalam menentukan kondisi klien
adalah dengan menilai perilaku masa lalu, masa sekarang, dan yang direncanakan.
D. Sindrom Perilaku yang Berhubungan dengan Gangguan Fisiologis dan Faktor Fisik 1. gangguan makan a. anoreksia nervosa 1) Definisi Anoreksia Nervosa adalah suatu kelainan yang ditandai dengan perubahan gambaran tubuh, ketakutan yang luar biasa akan kegemukan, penolakan untuk mempertahankan berat badan yang normal, hilangnya siklus menstruasi (pada wanita). 2) Etiologi Penyebab anoreksia tidak diketahui, tetapi faktor sosial tampaknya memegang peranan penting penderita ingin menjadi kurus karena kegemukan dianggap tidak menarik, tidak sehat dan tidak diinginkan. 3) Manifestasi Klinik a) Keasikan dan kecemasan mengenai berat badan semakin meningkat b) Meningkatnya perhatian terhadap makanan dan berat badan, bahkan pada penderita yang sebelumnya sudah kurus. c) Denyut jantung lambat. d) Tekanan darah rendah. e) Suhu tubuh rendah f) Pembengkakan jaringan karena penimbunan cairan (edema) g) rambut yang tipis dan lembut atau rambut tubuh dan wajah yang berlebihan. h) Penderita yang menjadi sangat kurus cenderung tetap aktif. i) Siklus menstruasi berhenti. j) Menyangkal bahwa dirinya sakit.
k) Sering pusing, lelah dan lemah.
b. Bulumia nervosa 1) Definisi Bulimia nervosa adalah makan dalam jumlah sangat berlebihan Kemudian berusaha keras mengeluarkan kembali apa yang telah dimakannya, dengan cara memuntahkannya kembali atau dengan menggunakan obat pencahar. 2) Etiologi Bulimia biasanya dilatar belakangi oleh keinginan sendiri atau tuntutan orang terdekatnya/ lingkunganya untuk memiliki bentuk tubuh yang sempurna. 3) Manifestasi Klinik a) Berulang-ulang mengalami siklus makan tanpa henti kemudian memuntahkannya kembali. b) Ketika sedang timbul keinginan untuk makan, ia tidak bisa berhenti makan meskipun sudah terlampau kenyang. c) Terus menerus mencoba berdiet. d) Perhatian yang berlebihan pada berat dan bentuk tubuh. e) Denyut jantung tidak teratur dehidrasi. f) Berpotensi mengalami luka lambung (gastric rupture) akibat makan berlebihan. g) Peradangan
dan
luka
esophagus
karena
terus-menerus
memuntahkan makanan. h) Rusaknya gigi karena terkena asam lambung yang dilepaskan ketika muntaH. i) Sembelit kronis jika menggunakan obat pencahar secara berlebihan tanpa resep dokter.
c. Anoreksi Tidak Khas
Adalah gangguan makan dimana penderita yang tidak menunjukkan satu atau lebih gambaran utama (key features) dari anoreksi nervosa seperti amenose atau kehilangan berat badan, tetapi masih ada gambaran klinis yang agak khas.
d. Bulimia Nervosa Tidak Khas Gangguan makan dimana penderita yang tidak menunjukkan satu atau lebih gambaran utama (key features) dari bilirubin nervosa. Umumnya hal ini ditujukan pada orang yang mempunyai berat badan normal atau berlebihan tetapi mengalami periode khas kebanyakan makan yang diikuti dengan muntah atau memakai pencahar.
e. Makan berlebihan yang berhubungan dengan gangguan psikologis lainnya. Makan berlebihan sebagai reaksi terhadap hal – hal yang membuat stress (emotinally distressing events), sehingga menimbulkan “obesitas reaktif” terutama pada indifidu dengan predisposisi untuk bertambah berat badan. Obesitas sebagai penyebab timbulnya berbagai gangguan psikologis tidak termasuk disini (obesitas dapat menyebabkan seseorang menjadi sensitif terhadap penampilanyaa dan meningkatkan kurang percaya diri dalam hubungan interpersonal).
f.
Muntah yang berhubungan dengan gangguan psikologisnya Selain merangsang muntah oleh diri sendiri pada bulimia nervosa, muntah berulang dapat juga terjadi pada gangguan disosiatif , gangguan hipokondrik, dimana muntah merupakan salah satu dari beberapa gejala – gejala fisik.
g. Gangguan makan lainnya Termasuk pica non-organik masa dewasa, kehilangan nafsu makan psikogenik.
2. Gangguan Tidur Non – Organik a. Insomnia 1) Definisi Insomnia adalah keadaan tidak dapat tidur / terganggunnya pola tidur. 2) Etiologi Penyebab insomnia adalah akibat dari gangguan jiwa terutama depresi, kelelahan dan gejala kecemasan memuncak, kondisik fisi k/ penyakit fisik karena faktor ektrinsik seperti suara/ bunyi, suhu udara. 3) Manifestasi Klinik a) kesulitan untuk jatuh tertidur pada waktu yang normal (initial insomnia). b) kesulitan untuk mempertahankan tidur. c) Sering terbangun dari tidur lalu sulit tertidur. d) terbangun tengah malam sampai beberapa kali aktifitas tidur terganggu karena mimpi yang tidak biasa, sulit mengingat. Gampang tersinggung, murung, mata merah, badan lesu, pernafasan & denyut jantung tidak normal.
b. Hipersomnia 1) Definisi Hipersomnia / Mudah Tertidur adalah Gangguan akibat tidur yang berlebihan. 2) Etiologi Penyebab hipersomnia adalah jika seseorang tidak dapat tidur dalam,tahap REM tidak akan terjadi, ketika terbangun merasa lelah. 3) Manifestasi Klinik a) Mengantuk disiang hari yang berlebih.
b) Hiperfagia c) Keadaan bingung d) Penarikan diri dari interaksi sosial
c. Gangguan Jadwal Tidur Terjaga 1) Definisi Gangguan jadwal tidur terjaga adalah gangguan yang timbul akibat ketidakcocokan antara ritme sirkadian normal dan siklus tidur terjaga normal yang dituntut oleh lingkungan 2) Etiologi Penyebab gangguan jadwal tidur terjaga timbul karena terdapat perbedaan antara sirkadian normal dan siklus tidur normal. Terjadi saat seseorang mengalami perubahan zona waktu dengan cepat /perubahan dengan jadwal kerja. 3) Manifestasi Klinik a) Sering terjaga dipagi hari & sukar dibedakan dengan depresi. b) Pola waktu tidur dan terjaga acak dan tidak dapat diamalkan.
d. Somnambulisme 1) Definisi Somnambulisme adalah suatu keadaan perubahan kesadaran, fenomena tidur-bangun terjadi pada saat bersamaan. 2) Etiologi Penyebab somnambulisme berhubungan dengan kesehatan yang buru, depresi, stress, aktifitas harian yang terbatas dan penggunaan benzodiazepin dan hipnotik yang tidak teratur. 3) Manifestasi Klinik a) Sewaktu tidur penderita kadang melakukan aktifitas motorik (berjalan, berpakaian, menjerit, bicara, mengendarai mobil). b) Akhir kegiatan tersebut kadang penderita terjaga kemudian kebingungan dan tertidur kembali.
c) Tidak ingat dengan gejala tersebut.
e. Teror Tidur / Night Terror 1) Definisi Teror tidur adalah gangguan tidur yang terjadi pada 1/3 awal tidur/ dengan arti lain tidur dengan mimpi yang menakutkan yang mengakibatkan penderita terbangun dalam keadaan ketakutan. 2) Etiologi Penyebab teror tidur adalah mimpi yang menakutkan, penderita kadang terjaga tetapi mengalami kebingungan & disorientasi. 3) Manifestasi Klinik a) Terbangun dengan teriakan, kepanikan. b) Menangis disertai ketakutan kecemasan. c) Pada saat serangan pasien sulit dibangunkan & ditenangkan. d) Disorientasi. e) Tachypneu
f.
Mimpi Buruk 1) Definisi Mimpi buruk adalah gangguan terdiri dari terjaga dari tidur yang berulang dengan ingatan terperinci yang hidup akan mimpi menakutkan. 2) Etiologi a) Terjadi pada keadaan stress mental dan berkurang karena kelelahan. b) Ansietas c) Penarikan diri dari obat – obatan (reserpin, penyekat beta, alkohol, tiotiksen) d) Obat – obatan dan alcohol. 3) Manifestasi Klinik a) Kehilangan tonus otot terkait – REM
b) Pasien cepat berorientasi pada saat terjaga.
3. Disfungsi seksual bukan disebabkan oleh gangguan atau penyakit organik (F52) a. Ejakulasi Dini 1) Definisi Ejakulasi dini atau ejakulasi prematur adalah suatu masalah suami istri dimana dalam berhubungan seks laki-laki orgasme lebih dahulu daripada wanita. 2) Etiologi a) Kebiasaan mencapai orgasme dan ejakulasi secara tergesa-gesa sebelumnya. b) Kurang berfungsinya serotonin, suatu neurotransmiter yang berfungsi menghambat dan ejakulasi. c) Gangguan kontrol saraf yang mengatur peristiwa ejakulasi. 3) Manifestasi Klinik Perempuan tidak mendapatkan puncak kenikmatan pada saat berhubungan seksual.
b. Dypareunia 1) Definisi Dypareunia adalah hubungan seks yang terasa nyeri. 2) Etiologi a) Etiologinya beraneka ragam. Mulai dari yang lokal seperti kuragnya lubrikasi vagina, luka bekas episiotomi, penipisan dan pengeringan dinding vagina akibat kurang estrogen pada menopause, atau menyusui dan terakhir karena foreplay yang tidak adekuat. b) Penyebab nyeri saat penetrasi dalam : peluk inflammatory disease (PID), kista ovarium, Endometriosis, infeksi (PMS), infeksi saluran (varikose) dan penyebab lain seperti kencing,
kanker pada organ seks atau daerah panggul, alergi terhadap bahan latex pada kondom dan dlaphragha serviks. c) Pada laki-laki bisanya disebabkan adanya iritasi pada kulit penis seperti alergi atau radang, kelainan bentuk penis (seperti penis yang bengkak) dan infeksi kelenjar prostat atau testis. 3) Manifestasi Klinik Nyeri dirasakan seperti terbakar, robek, tertekan atau sensasi sakit yang berhubungan dengan penetrasi, nyeri juga dideskripsikan seperti menusuk atau mirip dengan nyeri haid.
c. Vaginismus 1) Definisi Vaginismus adalah rasa sakit akibat ketegangan otot-otot vagina ketika berhubungan intim. 2) Etiologi a) Pernah mengalami trauma seksual. b) Adanya kesan mendalam yang tertanam sejak masa kanakkanak bahwa organ genital adalah area “keramat” yang tidak boleh disentuh oleh siapapun termasuk dirinya sendiri. c) Adanya ketakutan akan timbulnya rasa nyeri pada saat senggama, terutama senggama yang pertama. d) Bisa juga nyeri karena melihat ukuran penis suami yang bangun dan khawatir penis yang besar tersebut akan masuk ke dalam tubuhnya lalu menyebabkan rasa nyeri yang hebat. 3) Manifestasi Klinik Rasa sakit saat berhubungan dengan suami.
E. Gangguan Perkembangan Psikologis Beberapa gangguan fase perkembangan yang terjadi pada kanak-kanak dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Gangguan Perkembangan Pervasif
Ditandai dengan masalah awal pada tiga area perkembangan utama: perilaku, interaksi sosial, dan komunikasi. Gangguan ini terdiri dari : a. Autisme Autisme adalah kecenderungan untuk memandang diri sendiri sebagai pusat dari dunia, percaya bahwa kejadian – kejadian eksternal mengacu pada diri sendiri. Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi sosial dan komunikasi, serta aktivitas dan minat yang terbatas (Johnson, 1997). Gejala-gejalanya meliputi kurangnya respon terhadap orang lain, menarik diri dari hubungan sosial, dan respon yang aneh terhadap lingkungan
seperti
mengepakkan
tangan,
bergoyang-goyang,
dan
memukul-mukulkan kepala. Autistik
adalah
suatu
gangguan
perkembangan
yang
kompleks,menyangkut komunikasi, interaksi sosial, dan aktifitas imajinasi dan anak autistic ialah anak yang mempunyai masalah atau gangguan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, gangguan sensoris, pola bermain, perilaku,dan emosi (depdiknas,2002). Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetika memang peranan penting dalam proses terjadinya autistik. Lahirnya anak autistic juga diduga dapat disebabkan oleh virus seperti rubella, toxo, herpes, jamur, nutrisi yang buruk, perdarahan, dan keracunan makanan pada masa kehamilan
yang
dapat
menghambat
pertumbuhan
sel
otak
yang
menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi, dan interaksi (depdiknas,2002).
b. Reterdasi Mental Muncul sebelum usia 18 tahun dan dicirikan dengan keterbatasan fungsi intelektual secara signifikan berada dibawah rata-rata (mis., IQ dibawah 70) dan keterbatasan terkait dalam dua bidang keterampilan adaptasi atau lebih (mis., komunikasi, perawatan diri, aktivitas hidup
sehari-hari, keterampilan sosial, fungsi dalam masyarakat, pengarahan diri, kesehatan dan keselamatan, fungsi akademis, dan bekerja.
c. Gangguan perkembangan spesifik Dicirikan dengan keterlambatan perkembangan yang mengarah pada kerusakan fungsional pada bidang-bidang dan mempengaruhi tahap perkembangan selanjutnya, seperti: 1) Gangguan belajar, ditandai dengan: a) Gangguan
menulis
:
keterbatasan
kemampuan
menulis
sehingga muncul dalam bentuk kesalahan mengeja, kesulitan membentuk kalimat. Muncul pada usia 7 tahun. b) Gangguan
membaca:
keterbatasan
kemampuan
dalam
mengenali dan memahami rangakaian kata-kata. Biasanya tampak pada usia 7 tahun. c) Gangguan matematika: keterbatasan kemampuan anak dalam memahami istilah matematika. 2) Gangguan Komunikasi, ditandai dengan: a) Gangguan bahasa ekspresif : keterbatasan dalam menggunakan bahasa verbal. b) Gangguan
bahasa
campuran
reseptif
atau
ekspresif
:
keterbatasan anak dalam memahami maupun memproduksi bahasa verbal. c) Gangguan fonologis : kesulitan dalam artikulasi suara tanpa adanya kerusakan pada mekanisme berbicara. d) Gagap : gangguan pada kemampuan berbicara lancar dengan waktu yang tepat.
2. Defisit Perhatian dan Gangguan Perilaku Disruptif a. ADHD (Atttention Deficit Hyperactivity Disorder) Dicirikan dengan tingkat gangguan perhatian yang rendah,(sulit berkonsentrasi) impulsivitas, dan hiperaktivitas yang tidak sesuai
dengan tahap perkembangan. Menurut DSM IV, ADHD pasti terjadi di sedikitnya dua tempat (mis., di sekolah dan di rumah) dan terjadi sebelum usia 7 tahun (DSM IV, 1994).
b. Conduct Disorder (CD) CD adalah munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah yang disebabkan sejak kecil orangtua tidak mengajarkan perilaku benar dan salah pada anak. Ciri-cirinya, apabila ia memunculkan perikau anti sosial baik secara verbal maupun secara non verbal seperti melawan aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya, menunjukkan unsur permusuhan yang akan merugikan orang lain.
c. Oppositional Defiant Disorder (ODD) Perilaku dalam gangguan ini menunjukkan sikap menentang, seperti berargumentasi, kasar, marah, toleransi yang rendah terhadap frustasi, dan menggunakan minuman keras, zat terlarang, atau keduanya. Namun dalam gangguan ini tidak melanggar hak-hak orang lain sampai tingkat yang terlihat dalam gangguan perilaku.
d. Kecemasan dan Depresi Gangguan kecemasan sering terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja dan berlanjut ke masa dewasa biasanya berupa : gangguan obsesif kompulsif, gangguan kecemasan umum, dan fobia banyak terjadi pada anak-anak dan remaja, yang memiliki gejala seperti pada orang dewasa. Gangguan kecemasan akibat perpisahan adalah gangguan masa kanak-kanak yang ditandai dengan rasa takut berpisah dari orang yang paling dekat dengannya seperti orang tua, saudara,dll. Gejalanya antara lain berupa mimpi buruk, sakit perut, mual dan muntah saat mengantisipasi perpisahan.g Gangguan kecemasan ini dapat berlanjut hingga depresi.
Depresi pada anak-anak dan remaja tidaklah berbeda dengan orang dewasa, mereka memiliki perasaan tidak berdaya,kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri. Namun depresi pada anak tidak nampak nyata bila dibanding dengan orang dewasa. Ciri-ciri depresi pada anak antara lain adalah mereka menolak untuk masuk sekolah, tak mau pisah dengan orang tua. Depresi pada anak dan r emaja biasanya diikuti dengan gangguan lain seperti CD, ODD, masalah akademik. Depresi pada remaja yang berkelanjutan akat berakibat ganguan depresi yang lebih serius pada masa dewasa.
e. Gangguan Eliminasi Adalah gangguan pada perkembangan anak dan remaja dimana tidak dapat mengontrol buang air kecil ( BAK ) dan buang air besar ( BAB ) setelah mencapai usia normal untuk mampu melakukannya. Terbagi menjadi dua yaitu: 1) Enuresis Enuresis adalah dimana anak tidak mampu mengontrol BAKnya bukan karena akibat dari kerusakan neurologis atau penyakit lainnya . kita sering menyebutnya dangan mengompol. 2) Enkopresis Ketidakmampuan
mengontrol
disebabkan masalah organik.
BAB
nya
yang
bukan
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, Bima. (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi Progresif terhadap Tingkat Kecemasan pada Klien Skizofrenia Paranoid di RSJD Surakarta. tersedia: http://eprints.ums.ac.id/20435/15/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. diakses 17 April 2017. Kaplan, HI, Sadock BJ. (1997). Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jilid 2. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Nissa, M. K. (2017). Waham: Salah Satu Tanda Penyakit Jiwa Skizofrenia . tersedia:
https://hellosehat.com/waham-salah-satu-tanda-penyakit-jiwa-
skizofrenia/. diakses 17 April 2017. Pamungkas, A. (2012). Pengertian Gangguan Kepribadian Skizotipal. tersedia: http://www.diwarta.com/2012/06/25/pengertian-gangguan-kepribadianskizotipal.html. diakses 17 April 2017. Psikologi Mania. (2016). Kenali Ciri-ciri dan Karakteristik dari Skizoprenia. tersedia:
http://www.psikoma.com/cara-membentuk-anak-yang-kuat-
mental-di-dalam-dunia-yang-keras-dan-penuh-tekanan/. diakses 17 April 2017. Sumeinar,
Giovanny.
(2015).
Konsep
Waham.
tersedia:
https://www.scribd.com/document/270549587/Konsep-Waham. diakses 17 April 2017. Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Tom, D. (2003). Buku Saku Psikiatri. Edisi 6 . Jakarta: EGC Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.