MERUMUSKAN DIAGNOSA MASALAH AKTUAL, AKTU AL, DIAGNOSA DIAGN OSA AT ATAU MASALAH POTENSIAL 17 DESEMBER 2014 | WIWIKSPL
MERUMUSKAN DIAGNOSA MASALAH AKTUAL, DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
Proses manajemen kebidanan diawali dari mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan. Berasal dari data-data dasar tersebut baik subjektif maupun objektif dilakukan interpretasi kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan yang terdiri dari diakui dan telah disyahkan oleh profesi, berhubungan langsung dengan praktek kebidanan, memiliki memiliki ciri khas kebidanan, didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan dan dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan digu nakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah Masalah sering berkaitan berkaitan dengan hal-hal hal-hal yang sedang dialami dialami oleh wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. A. Merumuskan Diagnosa Atau Masalah Aktual Masa Nifas Berasal dari data – data – data data dasar yang di kumpulkan menginterpretasikan data kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Kata masalah dan diagnosis sama – sama – sama sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diidentifikasikan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh. Masalah sering berkaitan b erkaitan dengan bagaimana ibu menghadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini seringkali bisa diidentifikasi berdasarkan pengalaman bidan dalam mengenali masalah seseorang.
Dalam perumusan diagnosa atau masalah aktual pada masa nifas terbagi dalam beberapa pokok bahasan diantaranya, nyeri, infeksi, masalah cemas, perawatan perineum, perineum, perawatan perawatan payudara, masalah masalah ASI eksklusif, masalah masalah KB, gizi ibu nifas, tanda-tanda bahaya pada masa nifas, senam s enam nifas dan cara menyusui. 1. Masalah Nyeri Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami meskipun pada persalinan normal normal tanpa komplikasi. komplikasi. Hal tersebut menimbulkan tidak nyaman pada ibu, ibu diharapkan dapat mengatasi gangguan ini dan member kenyamanan pada ibu. Gangguan rasa nyaeri yang dialami ibu antara lain: a. After pains / keram perut. Hal ini disebabkan kontraksi dalam relaksasi yang terus menerus pada uterus. Banyak terjadi pada multipara. Anjurkan untuk mengosongkan kandung kemih, tidur tengkurap dengan bantal dibawah perut bila analgestik. b. Pembengkakan Pembengkakan payudara. c. Nyeri perineum. d. Konstipasi. e. Haemoroid. f. Deuresis Nyeri setelah melahirkan melahirkan disebabkan disebabkan oleh : 1) Kontraksi dan relaksasi uterus berurutan yang terjadi secara terus – menerus. 2) Penurunan tonus otot uterus secara bersamaan menyebabkan intermitten ( sebentar – sebentar – sebentar sebentar ). Berbeda pada wanita primipara, yang tonus uterusnya masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi intermitten. 3) Pada wanita menyusui, isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin oleh hipofisis posterior. Pelepasan oksitosin tidak memicu refleks let down (pengeluaran asi) pada payudara, tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. Nyeri setelah melahirkan melahirkan akan hilang hilang jika uterus uterus tetap berkontraksi berkontraksi dengan
Dalam perumusan diagnosa atau masalah aktual pada masa nifas terbagi dalam beberapa pokok bahasan diantaranya, nyeri, infeksi, masalah cemas, perawatan perineum, perineum, perawatan perawatan payudara, masalah masalah ASI eksklusif, masalah masalah KB, gizi ibu nifas, tanda-tanda bahaya pada masa nifas, senam s enam nifas dan cara menyusui. 1. Masalah Nyeri Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami meskipun pada persalinan normal normal tanpa komplikasi. komplikasi. Hal tersebut menimbulkan tidak nyaman pada ibu, ibu diharapkan dapat mengatasi gangguan ini dan member kenyamanan pada ibu. Gangguan rasa nyaeri yang dialami ibu antara lain: a. After pains / keram perut. Hal ini disebabkan kontraksi dalam relaksasi yang terus menerus pada uterus. Banyak terjadi pada multipara. Anjurkan untuk mengosongkan kandung kemih, tidur tengkurap dengan bantal dibawah perut bila analgestik. b. Pembengkakan Pembengkakan payudara. c. Nyeri perineum. d. Konstipasi. e. Haemoroid. f. Deuresis Nyeri setelah melahirkan melahirkan disebabkan disebabkan oleh : 1) Kontraksi dan relaksasi uterus berurutan yang terjadi secara terus – menerus. 2) Penurunan tonus otot uterus secara bersamaan menyebabkan intermitten ( sebentar – sebentar – sebentar sebentar ). Berbeda pada wanita primipara, yang tonus uterusnya masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi intermitten. 3) Pada wanita menyusui, isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin oleh hipofisis posterior. Pelepasan oksitosin tidak memicu refleks let down (pengeluaran asi) pada payudara, tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. Nyeri setelah melahirkan melahirkan akan hilang hilang jika uterus uterus tetap berkontraksi berkontraksi dengan
baik, yang memerlukan memerlukan kandung kemih kemih kosong. Ibu harus diingatkan bahwa pengisian kandung kandung kemih yang yang sering seiring tubuhnya tubuhnya mulai membuang kelebihan cairan setelah melahirkan akan menyebabkan kebutuhan berkemih yang sering. Potensial terjadi nyeri pada ibu nifas : 1. Mules-mules sesudah partus. 2. Berlangsung 2-3 hari post partum. 3. Lebih terasa saat menyusui. 4. Timbul bila terdapat sisa-sisa s isa-sisa selaput ketuban, sisa plasenta, gumpalan darah dalam cavum uteri. 2. Infeksi Infeksi nifas adalah infeksi-peradangan pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu tubuh melebihi 38oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari. Sumber terjadinya infeksi kala nifas adalah manipulasi penolong yang terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam dan penggunaan alat yang kurang steril, infeksi nosokomial, hubungan seks menjelang persalinan atau sudah terdapat infeksi intrapartum, persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari dari 6 jam, terdapat terdapat pusat infeksi infeksi dalam tubuh (fokal (fokal infeksi). Data dasar subjektif : luka yang semakin nyeri dan badan panas dingin. Data objektif bisa diamati dari : 1. Vital sign (adanya peningkatan suhu, frekuensi nadi, dan pernafasan). 2. Inspeksi : adanya tanda-tanda infeksi pada luka jahitan. a. Dolor : Perubahan Rasa (Nyeri). b. Kalor : Perubahan Perubahan suhu (meningkat). c. Rubor : Perubahan warna kulit (memerah). d. Functio laesa : Gangguan fungsi tubuh. e. Tumor : Perubahan bentuk. Potensial yang terjadi secara umum pada infeksi ibu nifas : 1) Demam merupakan gejala klinis terpenting untuk mendiagnosis metritis, dan suhu tubuh penderita umumnya berkisar melebihi 38oc –
39oc. Demam yang terjadi sering juga disertai menggigil, yang harus diwaspadai sebagai tanda adanya bakteremia yang bisa terjadi pada 1020% kasus. Demam biasanya timbul pada hari ke-3 disertai nadi yang cepat. 2) Penderita biasanya mengeluh adanya nyeri abdomen yang pada pemeriksaan bimanual teraba agak membesar, nyeri, dan lembek. 3) Lokhia yang berbau menyengat sering disertai dengan timbulnya metritis, tetapi bukan merupakan tanda pasti. Pa da infeksi oleh grup A β – hemolitik streptokokus sering disertai lokhia bening yang tidak berbau. Selain tanda-tanda klinik diatas ada juga infeksi lokal dan infeksi general. Infeksi lokal: a. Pembengkakan luka rpisiotomi. b. Bernanah. c. Perubahan warna lokal. d. Pengeluaran lokhea bercampur nanah. e. Mobilitas terbatas karena rasa nyeri. f. Temperatur badan dapat meningkat Infeksi general: a. Tampak sakit dan lemah. b. Temperatur meningkat diatas 39oc. c. Tekanan darah dapat menurun dan nadi menigkat. d. Pernafasan dapat meningkat dan nafas terasa sesak e. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma. f. Terjadi gangguan involusi uterus g. Lokhea berbau, bernanah serta kotor Dengan gambaran klinis tersebut, bidan dapat menegakkan diagnosis infeksi kala nifas. Pada kasus dengan infeksi ringan, bidan dapat memberikan pengobatan, sedangkan pada infeksi kala nifas yang berat sebaiknya bidan berkonsultasi atau merujuk penderita. 3. Masalah Cemas, Perawatan Perineum, Payudara, ASI Eksklusif a. Masalah Cemas
Rasa cemas ini sering timbul pada ibu masa nifas karna perubahan fisik dan emosi masih menyesuaikan diri dengan kehadiran bayi. Pada periode ini tersebut” masa krisis”karena memerlukan banyak perubahan perilaku, nilai peran. Tingkat kecemasan akan berbeda antara satu dengan yang lain. Bidan harus bersikap empati dalam memberikan support mental pada ibu untuk mengatasi kecemasan. Potensial terjadi masalah cemas pada ibu nifas : 1) Postpartum Blues – Reaksi depresi. – SedihDisforia – Menangis – Mudah tersinggun atau iritabilitas, Cemas, Labil perasaan, Cendrung menyalahkan diri sendiri, Gangguan tidur dan gangguan nafsu makan. – Gejala afektif yang ringan terjadi mulai 2 sampai 3 hari post partum dan mencapai puncaknya pada 5 sampai 7 hari post partum dan mulai berkurang pada minggu ke 2 (ambulatory obstetri, 2001). – Ditandai dengan gejala-gejala seperti reaksi depresi/sedih/ menangis mudah tersinggung, hilang nafsu makan, gangguan tidur (irritabilitas) cepat lelah, cemas dan merasa kesepian . (Iskandar S.S, 2006). 2) Depresi postpartum Gejala yang menonjol dalam depresi post partum adalah trias depresi yaitu: – Berkurangnya energi. – Penurunan efek. – Hilang minat (anhedonia) – Ling dan Duff(2001) mengatakan bahwa gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai karateristik dan spesifik antara lain : 1. Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi. 2. Kelelahan dan perubahan mood. 3. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur. 4. Tidak mau berhubungan dengan orang lain. 5. Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.
3) Post Partum Psikosa Gejala yang sering terjadi adalah: – Delusi – Halusinasi – Gangguan saat tidur. – Obsesi mengenai bayi. b. Perawatan Perineum Penentuan adanya masalah ini pada ibu nifas didasarkan pada belum mampunya ia untuk melakukan perawatan perineumnya secara mandiri, Oleh karena itu, bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang perawatan perineum selama masa nifas : 1) Anjurkan ibu untuk tidak menggunakan tampon pasca partum karena resiko infeksi, usahakan luka selalu dalam keadaan kering dan hindari menyentuh luka dengan tangan. 2) Jelaskan perkembangan perubahan lochea dari rubra ke serosa hingga menjadi lochea alba. 3) Anjurkan ibu untuk menyimpan dan melaporkan bekuan darah yang berlebihan serta pembalut yang dipenuhi darah banyak. 4) Ajari ibu cara mengganti pembalut setiap kali berkemih atau defekasi dan setelah mandi pancuran atau berendam. 5) Ibu dapat menggunakan kompres es segera mungkin dengan menggunakan sarung tangan atau bungkus es untuk mencegah edema. 6) Ajari ibu untuk menggunakan botol perineum yang diisi air hangat. 7) Ajari pentingnya membersihkan perineum dari arah depan kearah belakang untuk mencegah kontaminasi. 8) Ajari langkah-langkah memberikan rasa nyaman pada area hemorrhoid. 9) Jelaskan pentingnya mengosongkan kandung kemih secara adekuat. 10) Identifikasi gejala ISK. Jelaskan pentingnya asupan cairan adekuat setiap hari. c. Masalah Payudara Data dasar subjektif pada masalah ini dapat berupa keluhan nyeri pada payudara, badan terasa demam dan dingin, atau pasien tidak dapat
menyusui karena putingnya masuk kedalam, karena itu data dasar objektifnya dapat berupa putting susu tidak menonjol, adanya mastitis/abses payudara ataupun payudara bengkak (bendungan ASI). Saat suplai susu masuk ke dalam payudara, pembesaran payudara mulai terasa berat, distensi, tegang dan nyeri tekan saat disentuh. Puting payudara menjadi lebih keras dan menyulitkan bayi untuk menghisapnya. Bagi beberapa wanita nyeri tersebut dirasa sangat menyakitkan ditambah bayi sulit menyusu atau jika ia tidak menggunakan penyangga payudara dengan baik. Tindakan menurunkan nyeri tergantung pada apakah wanita menyusui. Untuk wanita yang tidak menyusui, tindakan ditujukan terhadap pemulihan ketidaknyamanan dan penghentian laktasi misalnya dengan kompres hangat dan bebat payudara. d. Masalah yang ada kaitannya dengan ASI eksklusif Bayi bingung puting Tanda dan gejala : 1. Bayi menghisap puting seperti menghisap dot. 2. Menghisap sebentar-sebantar. 3. Bayi menolak menyusu pada ibu ASI eksklusif yaitu ASI yang diberikan kepada bayi sejak umur 0 hari sampai 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun. Dalam pelaksanaannya, program ASI eksklusif juga akan ditemui beberapa masalah. Data dasar subjektif dapat berupa : 1) Keluhan pasien mengenai masalah payudara. 2) Pasien seorang wanita karier dengan jam kerja sampai sore. 3) Pasien mengatakan bahwa ia kurang minat untuk menyusui bayinya. Data dasar objektif dapat berupa : 1) Adanya kelainan pada payudara. 2) Pasien kurang semangat ketika dibimbing cara menyusui yang benar. 3) Ekspresi wajah menunjukkan bahwa pasien kurang suka diberikan
bimbingan cara menyusui yang benar. 4. Masalah KB, Gizi, Tanda Bahaya, Senam, Menyusui. a. Masalah KB Data dasar subjektif dapat berupa : 1) Pasien mengatakan tidak ingin memakai alat kontrasepsi, tapi juga ingin menunda kehamilan berikutnya. 2) Pasien mengatakan tidak tahu sama sekali tentang alat kontrasepsi. 3) Pasien mengatakan pernah memakai beberapa alat kontrasepsi, tapi rata-rata tidak cocok. Sedangkan data dasar objektif dapat berupa : varises pada kaki banyak dan menonjol, tekanan darah tinggi, banyak flek hitam, dan jerawat pada wajah. Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suaminya tentang KB, Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya. Akan tetapi petugas kesehatan mampu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Sebelum menggunakan metode KB beberapa hal yang harus dijelaskan pada ibu antara lain : 1) Bagaimana dengan metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya. 2) Kelebihan dan kekurangannya. 3) Efek samping. 4) Bagaimana cara menggunakannya. 5) Kapan dapat digunakan. Jika seorang ibu atau pasangan telah memiliki metode KB tertentu ada baiknya ibu atau pasangan berkunjung ulang 2 minggu kemudian untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik. b. Masalah Gizi Data dasar subjektif dapat berupa:
1) Pasien mengatakan tidak suka makan yang amis-amis. 2) Keluarga sangat kuat memegang adat atau kepercayaan bahwa ibu nifas tidak boleh makan yang manis-manis. 3) Ibu mengatakan bahwa ia seorang vegetarian. 4) Ibu tidak tahu tentang : a) Pentingnya mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari. b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,mineral dan vitamin yang cukup. c) Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali setelah menyusui). d) Tablet zat besi bisa diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan. e) Minum kapsul vitamin A agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI. Data dasar objektif dapat berupa : 1) Perbandingan BB dan TB termasuk kategori kurus. 2) Lingkar lengan < 23 cm. 3) Hb kurang dari normal. 4) Konjungtiva anemis. c. Tanda dan Bahaya Ketidaktahuan tentang tanda bahaya pada masa nifas dapat menjadi masalah besar bagi ibu. Bidan berperan menjelaskan pada ibu dan suami nya tentang tanda bahaya selama masa nifas agar ibu segera datang ke bidan atau dokter apabila terdapat salah satu dari tanda bahaya tersebut : a) Perdarahan Postpartum pervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak. Data dasar subjektif dapat berupa : • Pasien mengatakan banyak darah yang keluar. • Kepalanya pusing dan mengantuk. • Perutnya tidak mules, dan pandangan matanya berkunang -kunang. Data Dasar Objektif dapat berupa : • Vital sign (peningkatan frekuensi nadi dan pernafasan, penurunan
tekanan darah, nadi teraba lemah). • KU lemah, wajah pasien pucat, konjungtiva anemis, ujung jari pucat, keringat dingin di wajah, bibir pucat. • Uterus tidak berkontraksi. b) Pengeluaran pervaginam yang berbau busuk (menyengat). c) Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung. d) Rasa sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik atau masalah penglihatan. e) Pembengkakan di wajah atau di tangan. f) Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil, atau jika merasa tidak enak badan. g) Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan sakit. h) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama. i) Nyeri, sakit, edema atau panas di daerah tungkai. j) Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab atau tidak perduli dengan bayinya. k) Sembelit, hemoroid. l) Sulit menyusui d. Senam Masih kurang informasi tentang pentingnya atau manfaat dari senam nifas atau ibu belum pernah mendapatkan pelatihan senam nifas sebelumnya dan kesibukan ibu akan peran barunya sehingga ibu tidak punya keinginan untuk melakukan senam nifas. e. Menyusui Bayi Berbagai masalah menyusui pada ibu antara lain : 1) Kurang informasi yang menyebabkan banyak ibu menganggap susu formula lebih baik dari ASI, kurang informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan pemberian ASI, pentingnya rawat gabung, cara menyusui yang baik dan benar dan siapa yang bisa dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah seputar menyusui. 2) Putting susu yang pendek atau terbenam yang membuat ibu merasa
kehilangan peluang untuk menyusui. 3) Payudara bengkak yang menyebabkan ibu merasa sakit dan malah berhenti menyusui, padahal pembekakan payudara akan hilang jikamemberikan ASI sesegera mungkin pada bayi dengan posisi yang benar dan tanpa jadwal dan lakukan perawatan payudara dengan mengompres dingin serta minum obat analgesik jika diperlukan. 4) Puting susu nyeri/lecet, yang dominan disebabkan karena kesalahan posisi menyusui. 5) Saluran ASI tersumbat yang bisa diatasi dengan memijat payudara kea rah puting, mengubah-ubah posisi menyusi serta menggunakan BH yang menunjang dan tidak terlalu ketat. 6) Radang dan abses payudara, yang merupakan lanjutan dari putting lecet, saluran tersumbat dan payudara bengkak apabila tidak ditangani dengan baik. Penangannya yaitu lakukan perawatan disertai istirahat yang cukup, segara berobat ke dokter untuk diberi antibiotic dan analgetik. Pada abses payudara, nanah yang terjadi harus dikeluarkan dengan insisi. 7) Masih banyak ibu merasa ASI nya kurang. Karena berkurangnya ketegangan payudara dan seringnya bayi minta disusukan. Kecukupan ASI dapat dinilai dengan kenaikan BB bayi secara teratur dan frekuensi BAK bayi minimal 6 kali dalam sehari. 8) Menyusui setelah bedah caesar, memang sulit, tapi jika anda merasa baik bisa menyusui dalam posisi miring dengan meletakkan bantal pada pangkuan atau penggunaan pompa untuk memerah ASI 9) Ibu dengan penyakit. Dalam banyak hal penyusuan tidak perlu dihentikan, ibu dapat menggunakan masker. Kecuali jika ibu sakit sangat berat dan membutuhkan konsultasi medis. Jika ibu menyusui harus mengkonsumsi obat, pilihlah obat yang memiliki masa pendek dan mempunyai rasio ASI-plasma kecil dan lakukan segera begitu selesai menyusui. 10) Ibu hamil, masih dapat menyusui jika tidak ada masalah dengan kandungannya. 11) Ibu bekerja. Yang dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja atau saat ibu ada dirumah (cuti/libur).
B. Merumuskan Masalah Diagnosa atau Masalah Potensial. Pada masalah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasaran rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan akan di lakukan pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiapsiap bila diagnosa atau masalah potensial benar-benar terjadi. Berikut adalah beberapa diagnosa potensial yang mungkin ditemukan pada pasien nifas. 1. Gangguan Perkemihan a) Pelvis renalis dan ureter, yang meregang dan dilatasi selama kehamilan, kembali normal pada akhir minggu keempat pascapartum. Segera setelah pascapartum kandung kemih,edema, mengalami kongesti, dan hipotonik, yang dapat menyebabkan overdistensi, pengosongan yang tidak lengkap, dan residu urine yang berlebihan kecuali perawatan diberikan untuk memastikan berkemih secara periodik. Uretra jarang mengalami obstruksi, tetapi mungkin tidak dapat dihindari akibat persalinan lama dengan kepala janin dalam panggul. b) Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra menghilang dalam 24 jam pertama pascapartum, kecuali wanita mengalami infeksi seluruh saluran kemih. Sekitar 40 % wanita pascapartum tidak mengalami proteinuria nonpatologis sejak segera setelah melahirkan hingga hari kedua pascapartum. Spesimen urine harus berupa urine yang diambil bersih atau kateterisasi, karena kontaminasi lokia juga akan menghasilkan preeklamsia. c) Diuresis mulai segera setelah melahirkan dan berakhir hingga hari kelima pascapartum. Produksi urine mungkin lebih dari 3000 ml per hari. Diuresis adalah rute utama tubuh untuk membuang kelebihan cairan intertisial dan kelebihan volume darah. Hal ini merupakan penjelasan terhadap perpirasi yang cukup banyak yang dapat terjadi selama hari – hari pertama pascapartum.
2. Gangguan BAB Defekasi atau buang air bersih harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin akan terjadi febris. a) Dengan diadakannya mobilisasi sedini -dininya, tidak jarang maslah ini dapat diatasi. b) Di tekankan bahwa wanita baru bersalin memang memerlukan istirahat dalam berjam – jam pertama postpartum, akan tetapi jika persalinan ibu serba normal tanpa kelainan, maka wanita yang baru bersalin itu bukan seorang penderita dan hendaknya jangan dirawat seperti seorang penderita. 3. Gangguan Hubungan Seksual Secara alami, sesudah melewati masa nifas kondisi organ reproduksi ibu sudah kembali normal. Tetapi tak jarang masih mengalami rasa sakit, ini disebabkan oleh : 1) Proses pengembalian fungsi tubuh belum berlangsung sempurna seperti fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula. 2) Kram otot, infeksi atau luka jahitan pada perineum yang masih dalam proses penyembuhan. 3) Rasa nyeri pada saat sanggama atau dyspareunia. Pada kasus semacam ini ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab, yaitu : a) Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses penyembuhan. b) Luka guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi alat reproduksi belum kembali seperti semula. 4) Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau jamur. 5) Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll). 6) Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang memiliki sifat astingents yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada vagina saat seorang wanita terangsang seksual. 7) Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut berperan, seperti: a. Kurang siap secara mental untuk berhubungan seks (persepsi salah
tentang seks, dll). b. Adanya trauma masa lalu (fisik, seks). c. Tipe kepribadian yang kurang fleksibel. d. Komunikasi suami istri kurang baik . 8) Beberapa faktor lain diantaranya : a. Beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua sehingga timbul tekanan dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan perannya. b. Karena adanya luka bekas episiotomy. c. Karena takut merusak keindahan tubuhnya. d. Kurangnya informasi tentang seks setelah melahirkan. e. Penyebab Apati Seksual pasca salin : a) Stress dan Traumatik. Kelahiran bayi bisa menjadi pengalaman yang dapat menimbulkan traumatik terutama jika ibu belum dipersiapkan secukupnya. Banyak ibu yang mempunyai pengharapan yang tidak realistik tentang kelahiran. Misalnya : persalinan berlangsung lama atau persalinan yang memerlukan tindakan. b) Adanya luka episiotomy. c) Keletihan Bagi seorang ibu yang baru dan belum berpengalaman selain harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang biasa, ia juga harus menghadapi bayinya yang tidak mau tidur, sering menangis atau bermasalah dalam menyusu. Maka ibu tentu menjadi letih dan lemas sehingga gairah seks pun merosot. d) Depresi Penyebabnya adalah keadaan tidak bersemangat akibat perasaan kelabu pasca persalinan. Perasaan ini biasanya terjadi dalam beberapa minggu setelah kelahiran bayi. Hal ini dapat terjadi depresi berat yang berupa : insomnia, anoreksia (hilangnya nafsu makan), halusinasi (membayangkan yang bukan-bukan) dan kecenderungan untuk menghilangkan kontak dengan kenyataan.
9) Keluhan yang timbul saat hubungan seksual pasca salin. a. Rasa Nyeri Hal ini disebabkan fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan. b. Sensivitas berkurang Karena persalinan normal merupakan trauma bagi vagina yaitu melebarnya otot-otot vagina.
Soal kasus Ny.A umur 28 tahun, post partum 6 hari yang lalu, anak pertama partus di RS M.Jamil datang ke BPS Bidan B mengeluh sering pusing ketika berdiri, dan merasa sangat letih. Berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 370C, pernapasan 18x/menit,Hb 9,5 gr%. 1. Berdasarkan kasus diatas, diagnosa bidan adalah …… a. Pre-eklamsi b. Anemia postpartum c. Perdarahan nifas
d. Hipertensi postpartum e. Eklamsi 2. Berdasarkan kasus diatas, diagnosa potensialnya adalah ….. a. Pre-eklamsi b. Anemia postpartu c. Nyeri kepala d. Perdarahan postpartum e. Eklamsi Ny. D umur 25 tahun, post partum 5 hari yang lalu, anak pertama partus di BPS Bidan Tia mengeluh nyeri pada perineum karena episiotomi. Hasil pemeriksaan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 75x/menit, pernapasan 16x/menit, suhu 36,50 C, jahitan luka perineum belum kering. 3. Berdasarkan kasus diatas, masalah potensial yang terjadi pada Ny. D adalah ….. a. Gangguan perkemihan b. Gangguan pencernaan c. Nyeri pada perineum d. Sakit pada luka episiotomi e. Gangguan hubungan seksual Ny. Ani umur 25 tahun, postpartum 5 hari yang lalu, partus di BPM Bidan Imelza mengeluh sudah 5 hari tidak BAB, nyeri perineum bekas luka jahitan episiotomi. Hasil pemeriksaan didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 85x/menit, pernapasan 16x/menit, suhu 370 C, luka pada episiotomi belum kering. 4. Berdasarkan kasus diatas diagnosa aktual yang ditegakkan Bidan Imelza adalah …… a. Nyeri perineum b. Sakit pada luka episiotomi c. Infeksi
d. 5 hari tidak BAB e. Konstipasi 5. Berdasarkan kasus diatas diagnosa potensialnya adalah …. a. Konstipasi b. 5 hari tidak BAB c. Infeksi d. Gangguan perkemihan e. Gangguan BAB Ny. Tia umur 30 tahun, postpartum 6 jam yang lalu, partus anak ke 6 di BPM Bidan Ani. Berdasarkan anamnesa mengenai ekonomi, penghasilan suami Ny.Tia Rp.1000.000,00/ bulan. 6. Berdasarkan kasus diatas masalah potensialnya adalah …. Jawaban : Masalah potensial nya adalah gangguan ekonomi. Alasannya : Mungkin pada saat itu tidak terjadi masalah apa- apa, namun dengan penghasilan hanya Rp.1000.000,00/ bulan dengan anak 6 orang akan menimbulkan berbagai masalah terkait dengan perekonomian. BAGIKAN INI:
.1 PENGERTIAN NIFAS a.Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar enam minggu (Fairer, Helen, 2001:225) b. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira enam minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Ne’bnatal, 2001:122) c. Masa nifas atau masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira enam minggu (Wiknjosastro, Hanifa, 1999: 237) d. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, Rustam, 1998:115) e. Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui traktus genetalis setelah persalinan. Suhu 38 °C atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum dan diukur peroral sedikitnya empat kali sehari. 2.2 Tujuan Asuhan Nifas
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk : 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis. 2. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari. 4. Memberikan pelayanan keluarga berencana. 5. Mendapatkan kesehatan emosi. 2.3 Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual Setelah memperoleh data tentang status kesehatan ibu kemudian dilakukan analisis data dan intrpretasi sehingga didapat rumusan diagnosa. Sehingga akan diperoleh kesimpulan apakah masa nifas ibu normal atau tidak. Walaupun dalam diagnosa keadaan ibu nifas normal, ibu mungkin mengalami ketidaknyamanan akibat perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas, sehingga bidan harus dapat merumuskan apakah kebutuhan spesifik ibu. a. Masalah nyeri
Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami meskipun pada persalinan normal tanpa komplikasi. Hal tersebut menimbulkan ketidak nyamanan pada ibu. Setelah melahirkan tubuh akan terasa sakit tapi tidak akan bertahan lama. Berikut adalah beberapa cara untuk meringankan sakit dan nyeri sesudah melahirkan. 1) Afterpains atau keram perut Hal ini disebabkan kontraksi dan relaksasi yang terus menerus pada uterus banyak terjadi pada multipara. Kram ini kadang-kadang disebut nyeri sehabis melahirkan. Jika telah melahirkan sebelumnya atau jika ibu menyusui, hal ini mungkin terasa lebih menyakitkan. Nyeri ini akan menghilang dalam beberapa hari.
2) Nyeri Perineum. Perineum, daerah antara vagina dan anus, meregang pada saat melahirkan. Dapat juga disebabkan karena luka episiotomi, laserasi dan penjahitan perineum. Salah satu penyebab ini dapat membuat daerah ini terasa sakit dan terlihat bengkak dan memar. Untuk mengurangi ketidaknyamanan dan mempercepat penyembuhan: · Kompres dingin. · Lakukan sitz bath (duduk diatas baskom berisi air hangat). · Selalu bersihkan dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Ini akan membantu mencegah daerah yang sedang mengalami penyembuhan episiotomi atau perobekan terinfeksi kuman dari dubur. 3) Masalah berkemih. Pada hari-hari pertama setelah melahirkan, mungkin merasa ingin buang air kecil tetapi tidak ada yang keluar, nyeri dan rasa terbakar setelah buang air kecil. Hal ini biasanya hilang dalam beberapa hari setelah persalinan. Untuk mengurangi pembengkakan atau nyeri, cobalah warm sitz bath. Untuk membantu memicu aliran air seni, semprotkan air hangat pada alat kelamin dengan squeeze bottle (botol pencet). Menyalakan keran saat berada di kamar mandi juga dapat membantu. Pastikan untuk minum banyak cairan. Jika masih tidak bisa berkemih secara teratur, hubungi dokter. Beberapa wanita mungkin mengalami masalah mengompol setelah melahirkan. Dengan berjalannya waktu, kekuatan otot panggul akan kembali dan masalah akan hilang dengan sendirinya pada kebanyakan kasus. Latihan Kegel juga akan membantu mengencangkan otot-otot ini (lihat kotak). Jika masalah ini terus mengganggu, beri tahulah dokter. 4) Konstipasi Disebabkan karena motilitas usus berkurang selama paersalinan, obat anastesi, dan mungkin ibu takut karena sakit atau merusak jahitan. Asuhan yang dilakukan yaitu: · Memperbanyak minum, minimal 3 liter perhari. · Meningkatkan makanan yang berserat, seperti buah-buahan. · Biasakan BAB tepat waktu, saat pertama kali ada dorongan untuk BAB. · Kalau perlu pemberian laksatif untuk melunakkan feses 5) Hemoroid Hemoroid disebabkan adanya penekanan uterus terhadap vena didalam anus dan rectum selama kehamilan dan pada saat proses persalinan. Pada ibu yang sudah mengalami hemoroid sebelum kehamilan penekanan tersebut akan memperparah keadaan hemoroid b. Masalah infeksi
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi
peningkatan suhu badan sekitar 0,5oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-tur ut selama dua hari. Faktor predisposisi infeksi masa nifas diantaranya adalah : 1. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar. 2. Tindakan operasi persalinan. 3. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah. 4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam. 5. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi. Mekanisme terjadinya infeksi kala nifas Terjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut: 1. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai kurang suci hama. 2. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial ). 3. Hubungan seks menjelang persalinan. 4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi). Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk : 1. Infeksi Lokal a. Pembengkakan luka episiotomi. b. Terjadi penanahan. c. Perubahan warna lokal. d. Pengeluaran lochia bercampur nanah. e. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri. f. Temperatur badan dapat meningkat. 2. Infeksi General a. Tampak sakit dan lemah. b. Temperatur meningkat diatas 39 oC. c. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat. d. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak. e. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma. f. Terjadi gangguan involusi uterus. g. Lochia : berbau, bernanah serta kotor. c. Masalah cemas
kecemasan yaitu ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahuinya. Rasa cemas sering timbul pada ibu masa nifas karena perubahan fisik dan emosi dan masih menyesuaikan diri dengan kehadiran bayi. Pada priode ini sering di sebut “masa krisis” karena memerlukan banyak prilaku, nilai dan peran. Tingkat kecemasan akan berbeda antara satu dengan yang lain. Bidan harus bersifat empati dalam memberikan support mental pada ibu untuk mengatasi kecemasan. Gejala kecemasan seringkali timbul bersamaan dengan gejala depresi. Menifestasi dari kedua gangguan ini lebih lanjut sering timbul sebagai keluhan umum seperti : sukar tidur, merasa bersalah, kelelahan, sukar konsentrasi, hingga pikiran mau bunuh diri. Sekitar 10% ibu baru mengalami depresi pasca melahirkan. Hal ini ditandai dengan perasaan putus asa, gelisah berat, atau keputusan yang menghalangi kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat terjadi setelah kelahiran kedua dan seterusnya, bukan hanya pada kelahiran pertama. Faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya depresi, antara lain : ·
Kelelahan setelah melahirkan, berubahnya pola tidur dan kurangnya istirahat seringkali menyebabkan ibu yang baru melahirkan belum kembali ke kondisi normal meskipun setelah berminggu-minggu dari saat melahirkan.
·
Kegalauan kebingungan dengan kelahiran bayi yang baru, perasaan tidak percaya diri dengan kemampuan diri untuk dapat merawat bayi yang baru sementara masih merasa tanggung jawab dengan semua pekerjaan yang ada.
·
Perasaan stress dari perubahan dalam pekerjaan maupun kerutinan dalam rumah tangga.
·
Perasaan kehilangan akan identitas diri, akan kemampuan diri, akan figure tubuh sebelum kehamilan, akan perasaan dapat mengontrol diri sebelum kehamilan, akan perasaan menjadi kurang menarik.
·
Kurangnya waktu untuk diri sendiri, tidak dapatnya mengontrol dapat dilakukan waktu sebagaimana yang dapat dilakukan sebelum dan selama kehamilan, harus tinggal di dalam rumah dalam jangka waktu lama, juga kekurangan waktu pribadi dengan orang yang dicintai selain dari bayi yang baru lahir.
d. Masalah perawatan perineum
Perineum yang dilalui seorang bayi umumnya mengalami peregangan, lebam, dan trauma. Akibat normalnya bisa terasa ringan, bisa juga tidak. Rasa sakit pada perineum akan semakin parah jika perineum robek atau disayat pisau bedah. Seperti semua luka baru, area episiotomi atau luka sayatan membutuhkan waktu untuk sembuh selama 7 hingga 10 hari. Rasa nyeri saja selama masa ini tidak menunjukan adanya infeksi, kecuali jika nyeri sangat parah. Infeksi bisa terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinan jika luka perineum dirawat dengan baik. Selama di rumah sakit Dokter akan memeriksa perineum setidaknya sekali sehari untuk memastikan tidak terjadi peradangan atau tanda infeksi lainnya. Dokter juga akan memberi instruksi bagaimana menjaga kebersihan perineum pasca lahir yang sangat penting untuk mencegah infeksi.
Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kemudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjurkan untuk mencuci tangan.
Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan disetrika. Parawatan perineum 10 hari : 1. Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. Letakkan dengan baik sehingga tidak bergeser. 2. Lepaskan pembalut dari muka ke belakang untuk menghindar penyebaran bakteri dari anus ke vagina. 3. Alirkan atau bilas dengan air hangat atau cairan anti septic area perineum setelah buang air kecil atau besar. Keringkan dengan kain pembalut atau handuk dengan cara ditepuk-tepuk, selalu dari arah muka ke belakang. 4. Jangan dipegang sampai area tersebut pulih. 5. Rasa gatal pada area sekitar jaitan normal dan merupakan tanda penyembuhan. Namun, untuk meredakan rasa tidak enak, atasi dengan mandi berendam air hangat atau kompres dingin dengan kain pembalut yang telah didinginkan. 6. Berbaring pada sisi tubuh, hindari berdiri atau duduk lama untuk mengurangi tekanan pada daerah tersebut. 7. Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang perdaran darah disekitar perineum dengan demikian, akan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki otot-otot. Jangn terkejut jika anda tidak merasakan apa-apa saat pertama kali berlatih karena area tersebut akan kebal setelah persalinan dan pulih secara bertahap dalam beberapa minggu. e. Masalah Payudara 1. Putting susu nyeri Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu itu benar, perasaan nyeri akan segera hilang. 2. Putting susu lecet Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadang-kadang mengeluarkan darah. Putting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush (candidates) atau dermatitis. 3. Payudara bengkak Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri sering disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI dan mulai diproduksi dalam jumlah banyak. Penyebab bengkak: 1) Posisi mulut bayi dan putting susu ibu salah 2) Produksi ASI berlebihan 3) Terlambat menyusui 4) Mengeluarkan ASI yang jarang 5) Waktu menyusui yang terbatas.
Perbedaan payudara penuh dan payudara bengkak : 1. Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila diperiksa ASI keluar, dan tidak ada demam 2. Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, putting susu kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bias diperiksa/dihisap ASI tidak keluar. Badan biasa demam setelah 24 jam. Untk mencegah maka diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik, menyusui “on demand”. Bayi harus sering lebih sering disusui. Apabila terlalu tegang, atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu, agar ketegangan menurun. Untuk meregang reflek oksitosin maka dilakukan : 1) Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit 2) Ibu harus rileks 3) Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara) 4) Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah tengah) 5) Stimulasi payudara dan putting 6) Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi oedema 7) Pakailah BH yang sesuai 8) Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik 4. Mastritis atau Abses payudara Mastritis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah, bengkak kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat. Didalam terasa ada masa padat (lump), dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/BH. Tindakan yang dilakukan : 1) Kompres hangat/panas dan pemijatan 2) Rangsangan oksitosin, dimulai pada payudara yang tidak sakit yaitu stimulasi putting susu, Pijat leher punggung. dll 3) Pemberian antibiotic : Flucloxacilin atau erythromycin selama 7-10 hari 4) Bila perlu bias diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri. 5) Kalau terjadi abses sebaiknya tidak disusukan karena mungkin perlu tindakan bedah. F. Masalah ASI eksklusif ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi 0-6 bulan karena mengandung semua bahan yang diperlukan oleh bayi. Namun di Indonesia hanya sekitar 8% saja ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai umur 6 bulan dan 4% bayi disusui ibunya dalam waktu satu
jam partama setelah kelahirannya. Padahal 21.000 kematian bayi baru lahir usia dibawah 28 hari di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada satu jam pertama setelah lahir. Dilema sebagai ibu yang bekerja akan muncul ketika seorang ibu harus tetap memberikan ASI (Air Susu Ibu) ekslusif kepada anaknya, tetapi pada waktu yang bersamaan juga harus meninggalkan anaknya disaat sedang bekerja sehingga banyak wanita karier yang tidak memberikan ASI eksklusif. Selain itu kurangnya informasi tentang ASI menjadi salah satu faktor yang mendorong semakin sedikitnya ibu menyusui bayi bahkan memberikan ASI eksklusif. G. Masalah KB Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas. Apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung hormon, harus menggunakan obat yang tidak mengganggu produksi ASI. Pada ibu yang tidak menyusui kadar estrogen mulai meningkat kembali pada minggu kedua setelah melahirkan dan pada wanita yang menyusui peningkatan hormone estrogen tersebut lebih tinggi. Sehingga pada wanita yang tidak menyusui, ovulasi dan kembalinya siklus menstruasi akan terjadi lebih cepat dari pada wanita yang menyusui. Namun demikian menyusui bukan merupakan metode kontrasepsi yang efektif. Menstruasi biasanya terjadi pada 12 minggu postpartum, sedang pada ibu yang menyusui dapat memperlambat datangnya siklus menstruasi. Hubungan suami istri pada masa nifas tidak dianjurkan, masa nifas adalah masa pemulihan. Tubuh akan berusaha kembali keadaan sebelum hamil. Menjaga pola hidup sehat dapat membantu melewati masa transisi ini dengan nyaman. Peran suami dan keluarga juga merupakan faktor yang penting. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluargannya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini ialah 2% kehamilan. Meskipun beberapa metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu: · Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya · Kelebihan / keuntungnnya. · Kekurangannya. · Efek samping. · Bagaimana menggunkan metode itu. · Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita paska salin yang menyusui. Jika seorang ibu / pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknnya untuk bertemu denganya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu / pasangan itu dan untuk melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
H. Masalah Gizi Dalam masa nifas ibu membutuhkan gizi yang cukup. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu sangat berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan, ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang
digunakan
untuk
memproduksi
ASI
dan
untuk
aktifitas
ibu
itu
sendiri
Sebuah teori, maternal depletion syndrome menyatakan bahwa status gizi ibu setelah peristiwa kehamilan dan persalinan, kemudian diikuti masa laktasi, tidak segera pulih dan ditambah lagi pemenuhan gizi yang kurang, jumlah paritas yang banyak dengan jarak kehamilan yang pendek, akan menyebabkan ibu mengalami drainage gizi. Akibatnya ibu akan berada dalam status gizi yang kurang dengan akibat lebih lanjut pada ibu dan anaknya. Oleh karena itu, ibu yang menyusui anaknya harus diberikan pengetahuan tentang gizi.
Bila status gizinya kurang, maka zat nutrisi yang terdapat pada ASI juga kurang, dan proses pertumbuhan serta pemeliharaan jaringan terutama untuk mengganti kerusakan sel-sel pada genetalia interna dan ekterna akibat proses kehamilan maupun persalinan juga mengalami gangguan, sehingga pengembalian alat-alat kandungan menjadi terlambat. Status gizi yang kurang pada ibu pasca salin, maka pertahanan tubuh akan jauh berkurang atau tidak ada sama sekali, sehingga sistem pertahanan pada dasar ligamentum latumyang terdiri atas kelompok infiltrate sel bulat, yang bermanfaat untuk mengadakan pertahanan terhadap penyerbuan kuman-kuman, serta menghilangkan jaringan jaringan nekrotis tidak dapat berfungsi optimal. Keadaan ini akan memudahkan terjadinya infeksi nifas dan menghambatinvolusi uterus. I. Masalah Tanda Bahaya 1) Terjadinya Infeksi Masa Nifas Terjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut: 1. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai kurang suci hama. 2. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial ). 3. Hubungan seks menjelang persalinan. 4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi). 2). Keadaan abnormal pada rahim Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah : 1. Sub involusi uteri. Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadinya infeksi padaendometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri. 2. Pendarahan masa nifas sekunder. Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya.
3. Flegmansia alba dolens. Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah : 1. Terjadi pembengkakan pada tungkai. 2. Berwarna putih. 3. Terasa sangat nyeri. 4. Tampak bendungan pembuluh darah. 5. Temperatur badan dapat meningkat. 3). Keadaan abnormal pada payudara Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah : 1. Bendungan ASI Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat. 2. Mastitis dan Abses Mamae Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan terjadi perubahan warna kulit mamae. 4). Keadaan abnormal pada psikologis 1. Psikologi Pada Masa Nifas Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah melahirkan. Pada 0 – 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada siang hari dan sulit tidur dimalam hari. Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul, biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan khawatir yang berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya. Pada 1 – 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal. 2. Depresi Pada Masa Nifas Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi. Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukan faktorfaktor penyebab depresi adalah terhambatnya karir ibu karena harus
melahirkan, kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama suami dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara. J. Masalah Senam Umumnya, para ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan. Sang ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu bersalin melakukan ambulasi dini, itu bisa memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula). Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah persalinan adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanannya, harus dilakukan secara bertahap, sistematis, dan kontinyu. Tujuan senam nifas ini di antaranya memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki regangan otot abdomen/
perut
setelah
hamil,
memperbaiki
regangan
otot
tungkai
bawah,
dan
meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul. Program senam nifas dimulai dari tahap yang paling sederhana hingga yang sulit. Dimulai dengan mengulang tiap 5 gerakan. Setiap hari ditingkatkan sampai 10 kali. Adapun gerakangerakannya sebagai berikut: ·
Hari pertama, ambil nafas dalam-dalam, perut dikembungkan, kemudian napas dikeluarkan melalui mulut. Ini dilakukan dalam posisi tidur terlentang.
·
Hari kedua, tidur terlentang, kaki lurus, tangan direntangkan kemudian ditepukkan ke muka badan dengan sikap tangan lurus, dan kembali ke samping.
·
Hari ketiga, berbaring dengan posisi tangan di samping badan, angkat lutut dan pantat kemudian diturunkan kembali.
·
Hari keempat, tidur terlentang, lutut ditekuk, kepala diangkat sambil mengangkat pantat.
·
Hari kelima, tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan mengangkat kepala, tangan kanan, menjangkau lutut kiri yang ditekuk, diulang sebaliknya.
·
Hari keenam, tidur terlentang, kaki lurus, kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90o secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan.
·
Hari ketujuh, tidur terlentang kaki lurus kemudian kaki dibuka sambil diputar ke arah luar secara bergantian.
·
Hari 8, 9, 10, tidur terlentang kaki lurus, kedua telapak tangan diletakkan di tengkuk kemudian bangun untuk duduk (sit up)
K. Masalah Menyusui 1. Sindrom ASI kurang Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang “mungkin saja” ASI benar-benar kurang antara lain : 1) Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering sekali menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu. Disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu. 2) Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu. 3) Tinja bayi keras, keringat atau berwarna hijau.
4) Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau ASI tidak ‘datang’, pasca lahir. Walaupun ada tanda-tanda tersebut diperiksa apakah tanda-tanda tersebut dapat dipercaya. Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain : 1) BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500gramperbulan. 2) BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali. 3) Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan warna kuning. Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari pada ke 4 kelompok factor penyebab : 1) Faktor teknik menyusui, keadaan ini yang paling sering dijumpai meliputi : masalah frekuensi, perlekatan, penggunaan dot/botol dan lain-lain. 2) Faktor psikologis, juga sering terjadi 3) Faktor fisik ibu (jarang) meliputi KB, kontrasepsi, diuretic, hamil, merokok, kurang gizi. 4) Sangat jarang adalah faktor kondisi bayi, misalnya penyakit, abnormalitas dan lain-lain. Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi terus memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan-keadaan tertentu dimana produksi ASI memang tidak memadai maka perlu upaya yang lebih, misalnya pada relaksi, maka bila perlu dapat dilakukan pemberian ASI dengan suplementer yaitu dengan pipa nasogastrik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan pada putting untuk diisap bayi dan ujung lainnya dihubungkan dengan ASI, atau formula. 2. Ibu yang bekerja Sering kali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja : 1) Susuilah bayi sebelum ibu bekerja. 2) ASI dikeluarkan untuk persediaan dirumah sebelum berangkat bekerja. 3) Pengosongan payudara ditempat kerja setiap 3-4 jam. 4) ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat ibu bekerja dengan cangkir. 5) Pada saat ibu dirumah sesering mungkin bayi disusui dan ganti jadwal menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari. 6) Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulann sebelum kembali bekerja. 7) Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui bayinya. 2.4 Merumuskan diagosa/Masalah potensial Bidan harus dapat mendeteksi masalah yang mungkin timbul pada ibu dengan merumuskan masalah potensial. Masalah potensial belum terjadi tapi bidan harus sudah berfikir untuk melakukan antisipasi terhadap masalah potensial.
Langkah ini bersifat antisipatif yang rasional dan merupakan hal yang penting dalam asuhan yang aman dan nyaman. a. Gangguan Perkemihan Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan Hal yang berkaitan dengan fungsi sistem perkemihan, antara l ain: 1. Hemostatis internal. Tubuh, terdiri dari air dan unsur-unsur yang larut di dalamnya, dan 70% dari cairan tubuh terletak di dalam sel-sel, yang disebut dengan cairan intraselular. Cairan ekstraselular terbagi dalam plasma darah, dan langsung diberikan untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial. Beberapa hal yang berkaitan dengan cairan tubuh antara lain edema dan dehidrasi. Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak diganti. 2. Keseimbangan asam basa tubuh. Keasaman dalam tubuh disebut PH. Batas normal PH cairan tubuh adalah 7,35-7,40. Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH < 7,35 disebut asidosis. 3. Pengeluaran sisa metabolism, racun dan zat toksin ginjal. Zat toksin ginjal mengekskresi hasil akhir dari metabolisme protein yang mengandung nitrogen terutama urea, asam urat dan kreatinin. Ibu post partum dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak mengganggu proses involusi uteri dan ibu merasa nyaman. Namun demikian, pasca melahirkan ibu merasa sulit buang air kecil.Hal yang menyebabkan kesulitan buang air kecil pada ibu post partum, antara lain: 1. Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi retensi urin. 2. Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang teretansi dalam tubuh, terjadi selama 2 hari setelah melahirkan. 3. Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga menyebabkan miksi. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen akan menurun, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Keadaan ini disebut dengan diuresis pasca partum. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu. Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urin menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa pasca
partum. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadang-kadang disebut kebalikan metabolisme air pada masa hamil (reversal of the water metabolisme of pregnancy ). Rortveit dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada pasien dengan persalinan pervaginam sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan resiko serupa pada persalinan dengan Sectio Caesar. Sepuluh persen pasien pasca persalinan menderita inkontinensia (biasanya stres inkontinensia) yang kadang-kadang menetap sampai beberapa minggu pasca persalinan. Untuk mempercepat penyembuhan keadaan ini dapat dilakukan latihan pada otot dasar panggul. Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam waktu 4 jam pasca persalinan mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang dower kateter selama 24 jam. Bila kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam waktu 4 jam, lakukan kateterisasi dan bila jumlah residu > 200 ml maka kemungkinan ada gangguan proses urinasinya. Maka kateter tetap terpasang dan dibuka 4 jam kemudian , bila volume urine < 200 ml, kateter dibuka dan pasien diharapkan dapat berkemih seperti biasa. b. Gangguan BAB Sebagian besar ibu takut untuk BAB karena nyeri perineum dan juga adanya penekanan waktu persalinan sehingga biasanya BAB tertunda 2-3 hari. Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, namun kebanyakan kasus sembuh secara spontan. Untuk membantu ibu mencegah konstipasi anjurkan ibu untuk diit tinggi makanan berserat dan buah-buahan, memperbanyak minum minimal 3 liter perhari. Wanita yang menderita hemoroid selama kehamilan sering mengeluh bahwa mereka lebih merasakan nyeri pada masa postpartum. 1 dari 20 wanita mengalami hemoroid untuk pertama kali sewaktu melahirkan tetapi kebanyakan kasus akan hilang dalam waktu dua atau tiga minggu. c. Gangguan hubungan seksual. Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan seksual pasca persalinan. Kecemasan dan kelelahan mengurus bayi baru lahir sering kali membuat gairah bercinta pasangan suami istri (pasutri) surut, terutama pada wanita. Bila trauma dikelola dengan baik, kehidupan seks bisa kembali berjalan dengan baik seperti semula. Menurunnya gairah seksual disebabkan oleh trauma psikis maupun fisik. Ditinjau dari segi fisik, wanita mengalami perubahan sangat drastis di dalam tubuh. Mengandung dan melahirkan normal maupun caesar dapat menyebabkan trauma pada wanita. Trauma fisik bisa terjadi saat melahirkan. Rasa sakit akibat pengguntingan bagian dalam vagina (episiotomi) untuk melancarkan jalan lahir untuk menghindari terjadinya perobekan yang berat. Tentu saja, tindakan ini membutuhkan waktu untuk penyembuhan. Sedangkan trauma psikis (kejiwaan) terjadi pada wanitausaimelahirkanyangbelum siap dan memahami segala urusan mengurus anak. Dari mulai merawat anak, merawat payudara yang sudah siap mengeluarkan susu, cara pemberian susu yang benar sampai urusan mengganti popok. Akibatnya, ibu merasa lelah, capek, dan menyebabkan gairah menurun dan enggan untuk berhubungan seksual. Ibu yang baru melahirkan kerap merasa cemas dengan
keadaan tubuh tidak lagi menarik. Istri takut tidak bisa memproduksi ASI yang cukup banyak untuk kebutuhan bayi dan merasa cemas dengan kondisi kesehatan lainnya. Kecemasan yang dialami terkadang tidak ada penyebabnya dan inilah yang menjadi penghalang timbulnya hasrat untuk bercinta. Ketidakseimbangan hormon juga kerap dituding sebagai penyebab menurunnya hasrat seksual. Ketidakseimbangan hormon ini dapat mengakibatkan perubahan emosi yang tidak seimbang pula. Para ibu muda lebih mudah merasa kesal, malas, ingin marah. Ketidakseimbangan hormonal hanya mempengaruhi secara tidak langsung. Setelah masa-masa nifas, hormonal kembali bekerja secara normal. Tiap wanita berbeda-beda kesiapannya. Namun secara medis, setelah tidak ada pendarahan lagi, bisa dipastikan ibu sudah siap berhubungan seks yakni setelah masa nifas yang biasanya berlangsung selama 30-40 hari. Masih dianggap wajar bila keengganan untuk berhubungan badan dengan pasangan, terjadi antara satu hingga tiga bulan setelah melahirkan. Secara alami, sesudah melewati masa nifas kondisi organ reproduksi ibu sudah kembali normal. Oleh sebab itu, posisi hubungan seks seperti apa pun sudah bisa dilakukan. Kalaupun masih ada keluhan rasa sakit, lebih disebabkan proses pengembalian fungsi tubuh belum berlangsung sempurna seperti fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula. Namun, bisa juga keluhan ini disebabkan kram otot, infeksi, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan. Gangguan seperti ini disebut dyspareunia atau rasa nyeri waktu sanggama. Pada kasus semacam ini ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab, yaitu : 1. Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses penyembuhan luka guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi alat reproduksi belum kembali seperti semula. 2. Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau jamur. 3. Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll). 4. Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang memiliki sifat astingents yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada vagina saat seorang wanita terangsang seksual. 5. Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut berperan, seperti: a. Kurang siap secara mental untuk berhubungan seks (persepsi salah tentang seks, dll). b. Adanya trauma masa lalu (fisik, seks). c. Tipe kepribadian yang kurang fleksibel. d. Komunikasi suami istri kurang baik sehingga biasanya istri “malas” melakukan hubungan seks. Kurangnya foreplay-nya sehingga belum terjadi lubrikasi saat penetrasi penis. Jika foreplay dan lubrikasi sudah cukup namun masih nyeri juga, coba datang ke klinik yang melayani kesehatan sex wanita atau datang saja ke dokter kandungan yang wanita Beberapa faktor lain diantaranya: · Beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua sehingga timbul tekanan dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan perannya. · Karena adanya luka bekas episiotomi
· ·
Karena takut merusak keindahan tubuhnya Kurangnya informasi tentang seks setelah melahirkan
Bahaya berhubungan seks pasca persalinan, berhubungan seksual selama masa nifas berbahaya apabila pada saat itu mulut rahim masih terbuka maka akan beresiko. Mudah terkena infeksi kuman yang hidup diluar akibat hubungan seksual ketika mulut rahim masih terbuka, bisa tersedot masuk kedalam rongga rahim dan menyebabkan infeksi. Sudden Death Mati mendadak setelah berhubungan seksual bisa terjadi karena pergerakan teknis dalam hubungan seksual di vagina bisa menyebabkan udara masuk ke dalam rahim karena mulut rahim masih terbuka. Pada masa nifas banyak pembuluh darah dalam rahim yang masih terbuka dan terluka. Dalam kondisi ini pembuluh darah bisa menyedot udara yang masuk, dan membawanya ke jantung. Udara yang masuk kejantung dapat mengakibatkan kematian mendadak. 1). Penyebab Apati Seksual pasca salin. a. Stress dan Traumatik. Kelahiran bayi bisa menjadi pengalaman yang dapat menimbulkan traumatik terutama jika ibu belum dipersiapkan secukupnya. Banyak ibu yang mempunyan pengharapan yang tidak realistik tentang kelahiran. Misalnya : persalinan berlangsung lama atau persalinan yang memerlukan tindakan. Adanya luka episiolomi Hal ini bila penjahitan luka episiotomi dilakukan dengan tidak benar maka akan mengakibatkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman di saat ibu berjalan dan duduk. Hal ini bisa berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan walaupun mungkin sayatan itu sendiri sudah sembuh. d. Keletihan Bagi seorang ibu yang baru dan belum berpengalaman selain harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang biasa, ia juga harus menghadapi bayinya yang tidak mau tidur, sering menangis atau bermasalah dalam menyusu. Maka ibu tentu menjadi letih dan lemas sehingga gairah seks pun merosot. e. Depresi Penyebabnya adalah keadaan tidak bersemangat akibat perasaan kelabu pasca persalinan. Perasaan ini biasanya terjadi dalam beberapa minggu setelah kelahiran bayi. Hal ini dapat terjadi depresi berat yang berupa : insomnia, anoreksia (hilangnya nafsu makan), halusinasi (membayangkan yang bukan-bukan) dan kecenderungan untuk menghilangkan kontak dengan kenyataan. Keluhan yang timbul saat hubungan seksual pasca salin · Rasa Nyeri Hal ini disebabkan fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan. · Sensivitas berkurang