Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
PERANCANGAN PERANCANGAN STRATEGI KORPORASI PT. JACKING PILE PRATAMA DENGAN MENGGUNAKAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Matrix ) Handri Winata 13410076 Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung JL. Taman Sari No. 64, Bandung 40116, Jawa Barat, Indonesia Email:
[email protected]
ABSTRACT This study aimed to design corporate strategies PT. Jacking Pile Pratama engaged in piling services industry. This study will be conducted by analysis of stre ngths, weaknesses, opportunities, and threats to determine the company's competitive position and direction in accordance with external factors (opportunities and threats) and i nternal factors (strengths and weaknesses). Competitive position and direction of the company will be used as the basis for formulating alternatives strategies and will be formulated using the best strategy company QSPM ( Quantitative Strategic Planning Matrix). In this study, a systematic design strategy consists o f an evaluation vision and mission, objectives, policies, and strategies of existing company; identification of issues and key success factors of piling services industry in Indonesia; analysis of the internal and external factors; alternative design strategies using a variety of analytical techniques; and determining the best strategy and the design of alternative implementation strategies. Chosen strategy of designing the strategy is expected to win the competition and become the leader in industry-piling services by leveraging the power and opportunity to the optimum or overcome threats and weaknesses as well as poss ible.
Keywords: corporation strategy, trategy, QSPM QSPM , i ndustry-pi ndustry-pi li ng servi servi ce
PENDAHULUAN Industri jasa konstruksi di Indonesia mempunyai peranan yang strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini dikarenakan industri jasa tersebut menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya (prasarana maupun sarana) yang berfungsi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai industri lain di Indonesia. Dalam perkembangan, industri jasa konstruksi menjadi salah satu bidang usaha yang mempunyai potensi untuk berkembang yang besar. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik), total nilai pekerjaan konstruksi di Indonesia mengalami rata-rata kenaikan tiap tahun sebesar 32.1% pada periode tahun 2004 2011. Perkembangan tersebut juga membuka peluang yang sangat besar terhadap perkembangan industri jasa pemancangan. Hal ini dikarenakan proses pemancangan tiang pancang merupakan proses utama dari kegiatan konstruksi yang digunakan sebagai pondasi bangunan dan dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan konstruksi, seperti
Bandung, 18 Juni 2014
PT. Wijaya Karya Tbk (Persero), PT. Kaliabang Jaya, PT. Pembangunan Perumahan (Persero), dan lainnya. Namun, terjadi banyak perubahan yang dihadapi oleh para pemain industri jasa pemancangan dalam menghadapi tahun 2014, seperti meningkatnya persaingan diantara perusahaan jasa pemancangan, perubahan kondisi ekonomi global, kebutuhan konsumen, serta ketidakstabilan harga material dan mesin. Dalam kondisi yang tidak stabil tersebut, banyak perusahaan jasa pemancangan baru bermunculan, tetapi banyak pula yang mengalami kebangkrutan. Berkaitan dengan perubahan yang semakin kompleks tersebut, dibutuhkan perencanaan strategi perusahaan yang efektif. Telah terbukti bahwa perusahaan p erusahaan yang berhasil menghadapi perubahan yang tidak stabil adalah perusahaan-perusahaan yang menggunakan pendekatan strategi dengan tepat dan sesuai kondisi perusahaan, salah satunya satunya adalah PT. Catur Pile (perusahaan (perusahaan jasa pemancangan terbesar di Indonesia). Dengan
Page 1 of 12
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) menggunakan pendekatan strategi ini, perusahaan dapat mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan dengan baik untuk memanfaatkan peluang dan kekuatan perusahaan, serta mengantisipasi ancaman dan kelemahan yang mungkin terjadi saat ini maupun yang akan datang. PT. Jacking Pile Pratama sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri jasa pemancangan memiliki keinginan untuk menjadi salah satu perusahaan jasa pemancangan terbesar di Indonesia. Namun, perubahan lingkungan yang semakin kompleks dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan. Oleh sebab itu, diperlukan perancangan strategi korporasi yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuan. Untuk menjamin bahwa strategi yang digunakan perusahaan merupakan strategi perusahaan yang terbaik dan memberikan kentungan yang diharapkan, dilakukan perancangan strategi korporasi dengan menggunakan pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). A. Formulasi Masalah Dalam penelitian ini diperoleh formulasi masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana perumusan strategi korporasi PT. Jacking Pile Pratama dengan menggunakan pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ? B. Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Merumuskan strategi korporasi PT. Jacking Pile Pratama dengan menggunakan pendekatan QSPM sebagai acuan dan arah bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan di masa depan. C. Batasan dan Asumsi Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat pembatasan ruang lingkup masalah yang bertujuan untuk memfokuskan penelitian sehingga analisis dapat dilakukan secara mendalam. Batasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini, antara lain : 1.
Tahapan dalam perancangan strategi perusahaan Ruang lingkup penelitian dibatasi hanya pada tahap formulasi strategi perusahaan, sedangkan tahap implementasi dan evaluasi strategi tidak dilakukan pada penelitian ini.
2.
Objek penelitian Ruang lingkup penelitian dibatasi oleh objek penelitian yang dilakukan hanya pada satu perusahaan industri jasa pemancangan, yaitu PT. Jacking Pile Pratama.
3.
Data penelitian yang digunakan Ruang lingkup penelitian dibatasi oleh data yang digunakan hanya berasal dari berbagai literatur, laporan historis perusahaan, data wawancara dan pengamatan di lapangan yang dilakukan oleh penulis.
4. Judgement/ penilaian dari penulis Ruang lingkup penelitian ini dibatasi berdasarkan judgement / penilaian dari penulis, dimana penilaian tersebut bisa saja berbeda dengan kenyataannya.
Bandung, 18 Juni 2014
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini secara garis besar dibagi dalam beberapa tahap penelitian, yaitu : A.
Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah PT. Jacking Pile Pratama, perusahaan berskala nasional yang bergerak di industri jasa pemancangan dan didirikan pada tahun 2011 di Jakarta. Pada tahap ini dilakukan studi pendahuluan mengenai rencana jangka panjang perusahaan untuk men jadi perusahaan jasa pemancangan terbesar di Indonesia. Aspek yang diteliti terkait identifikasi perusahaan dari internal dan lingkungan eksternal yang mempengaruhinya. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dilakukan dengan mengobservasi masalah-masalah yang dimiliki pada saat ini dan juga potensi-potensi masalah yang memiliki kemungkinan untuk terjadi pada saat yang akan datang. Pemahaman terhadap indicator permasalahan tersebut digunakan sebagai dasar dalam menentukan rumusan masalah yang dijawab dalam tujuan penelitian. C. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian adalah melakukan perancangan strategi korporasi PT. Jacking Pile Pratama dengan menggunakan pendekatan QSPM ( Quantitative Strategic Planning Matrix) sebagai acuan dan arah untuk menghadapi persaingan di masa depan. D. Pembatasan Ruang Lingkup Masalah Dalam penelitian ini, terdapat pembatasan ruang lingkup masalah yang bertujuan untuk memfokuskan penelitian sehingga analisis dapat dilakukan secara mendalam. Batasan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini terkait tahapan dalam perancangan strategi perusahaan, objek penelitian, data penelitian yang digunakan, dan judgement/ penilaian dari penulis. E.
Studi Literatur Tahap studi literatur merupakan pembelajaran terhadap teori-teori terkait yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian. Beberapa sumber studi literatur yang digunakan, diantaranya adalah textbook , tesis, dokumen terkait, dan sumber lainnya, seperti surat ka bar, internet, artikel, dan jurnal. Tahap ini dilakukan untuk memahami konsep manajemen strategis dan berbagai metode yang digunakan agar diperoleh suatu pengertian mendalam dalam menunjang formulasi strategi. Teori-teori yang dipelajari dalam studi literatur ini, diantaranya gam baran umum manajemen strategis, analisis internal dan eksternal, organisasi, analisis dan pemilihan strategi, metode borda, serta strategi safari. F. Pengembangan Model Analisis Tahap pengembangan model analisis merupakan proses pemikiran dalam menyelesaikan masalah. Model analisis tersebut merupakan hasil studi literatur yang dikembangkan dan dimodifikasi dari model management strategies (David, 2011). Berikut merupakan empat tahap perumusan model analisis yang dikembangkan dalam penelitian.
Page 2 of 12
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) 1.
Tahap Analisis Awal Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini, yaitu profil perusahaan, data internal perusahaan, data lingkungan operasional, dan data lingkungan makro.
2.
Tahap Input ( Input Stage) Tahap ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi perusahaan saat ini. Evaluasi yang dilakukan terdiri atas EFE ( External Factor Evaluation) matrix, IFE ( Internal Factor Evaluation) matrix, dan CPM (Competitive Profil Matrix). Hasil yang diperoleh pada tahap ini digunakan sebagai input untuk menghasilkan alternatif strategi pada tahap pencocokan.
3.
4.
Tahap Pencocokan ( Matching Stage) Tahap ini bertujuan untuk melakukan proses analisis dan formulasi strategi. Pada tahap ini, hasil evaluasi kondisi eksisting dari tahap input diperbandingkan satu sama lain untuk menghasilkan alternatif strategi yang efektif bagi perusahaan. Teknik yang digunakan dalam tahap ini adalah SPACE matrix, IE ( Internal-External ) matrix, SWOT matrix, dan Grand Strategy matrix. Tahap Pengambilan Keputusan ( Decision Stage) Tahap ini bertujuan untuk mengambil keputusan terkait strategi yang akan dipilih untuk diimplementasikan. Dalam tahap ini, matriks yang digunakan adalah QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
G. Kesimpulan dan Saran Tahap kesimpulan dan saran merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan atas hasil penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian, yaitu merumuskan strategi korporasi PT. Jacking Pile Pratama dengan menggunakan pendekatan QSPM sebagai acuan dan arah bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan di masa depan. Selain itu, saran-saran perbaikan diberikan untuk perusahaan, penelitian ini, dan pengembangan penelitian selanjutnya berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap keseluruhan penelitian ini.
HASIL PEMBAHASAN Tahap Analisis Awal A. Evaluasi Visi, Misi, Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Perusahaan
a.
Visi Perusahaan PT. Jacking Pile Pratama akan menjadi perusahaan jasa pemancangan terbaik di Indonesia dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, manajemen teknologi, dan tata kelola perusahaan yang baik. b.
Misi Perusahaan Hasil evaluasi dan rekomendasi terhadap misi PT. Jacking Pile Pratama adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan daya saing perusahaan di industri jasa pemancangan dengan mengembangkan pelayanan da n teknologi terbaik kepada konsumen dalam memenuhi harapan pemangku kepentingan.
Bandung, 18 Juni 2014
2.
Meningkatkan pelatihan SDM untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, serta menyediakan lapangan kerja yang luas.
c.
Tujuan Perusahaan Perumusan tujuan yang dilakukan menggunakan metode SMART adalah sebagai berikut. 1. Tujuan Jangka Pendek (< 1 tahun) Mengembangkan sistem manajemen terkait revitalisasi internal dengan meningkatkan kualitas SDM, efisiensi, efektifitas, dan produktivitas. 2.
Tujuan Jangka Menengah (1-3 tahun) Mengembangkan sistem pelayanan tepat waktu, serta ekspansi bisnis perusahaan (diversifikasi, ke arah hulu, hilir, atau pun horizontal).
3.
Tujuan Jangka Panjang (3-5 tahun) Menjadi pemimpin di industri jasa pemancangan pada tahun 2019 dengan meningkatkan rata-rata pertumbuhan penjualan tiap tahun sebesar 35%.
d.
Evaluasi Kebijakan dan Strategi Perusahaan Evaluasi yang dilakukan berdasarkan beberapa aspek adalah sebagai berikut. 1. Aspek Organisasi/ Manajemen Menerapkan sistem manajemen perusahaan profesional, dimana penempatan suatu posisi dilakukan berdasarkan profesionalisme, tanpa memandang hubungan keluarga. 2.
Aspek Pemasaran Membentuk divisi pemasaran dan penjualan untuk membantu direktur terkait aktivitas pemasaran.
3.
Aspek Keuangan Memberikan pelatihan akuntansi dan keuangan untuk meningkatkan profesionalisme keuangan.
4.
Aspek Produksi Memperbaiki perencanaan terkait pemeliharaan alat pemancang dan ketergantungan pada pihak lain.
5.
Aspek Teknologi Strategi terkait penggunaaan teknologi terbaru cukup tepat untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
6.
Aspek SDM Sistem rekrutasi masih perlu untuk diperbaiki agar sistem tersebut lebih profesional.
B. Identifikasi Isu Pokok Perusahaan atau Industri Jasa Pemancangan Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pemilik perusahaan, isu-isu pokok yang berkaitan dengan perusahaan dan industri jasa pemancangan adalah: 1. Belum memiliki banyak pengalaman di industri jasa pemancangan 2. Terdapat risiko yang cukup besar dalam pengembangan bisnis jasa pemancangan 3. Brand perusahaan yang masih belum dikenal 4. Tidak mempunyai SDM yang berkompeten dan berpengalaman 5. Belum memiliki manajemen perusahaan yang efektif 6. Persaingan yang ketat diantara para perusahaan sejenis 7. Masih sangat tergantung terhadap suplai bahan baku
Page 3 of 12
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) C. Identifikasi dan Evaluasi Key Success Factors Beberapa faktor yang diidentifikasi dan diurutkan (dari yang terbesar) sebagai key success factors di dalam industri jasa pemancangan adalah sebagai berikut. 1. Produk (alat pemancang) 2. Dana/ keuangan 3. Hubungan yang baik dengan konsumen dan penyuplai 4. Aktivitas pemasaran perusahaan 5. Brand Image perusahaan 6. Pelayanan jasa 7. Gaya manajemen pimpinan perusahaan 8. Tenaga kerja yang berpengalaman dan terampil D. Analisis Faktor Internal Perusahaan Analisis faktor internal ini menggunakan analisis fungsional, model value chain dari Porter (1985) dan didukung oleh kerangka kerja VRIO ( Value-Rareness Imitability-Organization) dari Barney (1997) (Kerangka kerja VRIO hanya digunakan dalam melakukan analisis kekuatan perusahaan). Berikut merupakan analisis kekuatan yang telah diagregasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan. 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
Perusahaan mempunyai direktur perusahaan dengan pengalaman kerja lebih dari 20 tahun (S1) Reputasi perusahaan sangat baik dan memperoleh kepercayaan dari perusahaan konstruksi besar (S2) Perusahaan menguasai sebagian besar pasar dalam negeri (S3) Perusahaan memberikan pelayanan tinggi terhadap waktu, harga, kualitas untuk mempertahankan konsumen loyal (S4) Kontinuitas produksi, serta hubungan baik dengan penyuplai. (S5) Rasio aktivitas dan profitabilitas perusahaan dalam keadaan baik (S6) Tidak mengalami kesulitan terkait modal usaha (S7)
Berikut merupakan analisis kelemahan perusahaan yang telah diagregasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan. 1. Lemahnya koordinasi dan pendelegasian dalam sistem manajemen perusahaan (W1) 2. Perusahaan tidak mempunyai tenaga kerja yang terampil dengan loyalitas dan semangat kerja yang tinggi, serta sistem rekruitasi dan penggajian yang masih konvensional (W2) 3. Tidak mempunyai visi yang disosialisasikan secara terbuka sebagai arah tumbuh perusahaan (W3) 4. Belum menerapkan perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan secara efektif dan efisien (W4) 5. Keterbatasan pelayanan dan ketergantungan pemasaran pada direktur perusahaan masih terlalu tinggi, serta metode pemasaran yang masih konvensional (W5) 6. Ketergantungan yang cukup tinggi pada pembelian bahan baku, mobilisasi alat dan pengecekan hasil pemancangan, serta sistem akutansi perusahaan (W6) 7. Utilitas mesin belum optimal (mesin rusak) yang dipengaruhi oleh tingkat human error yang tinggi (W7) 8. Tidak mempunyai workshop sebagai tempat perbaikan alat pemancang yang rusak (W8)
Bandung, 18 Juni 2014
E. Analisis Faktor Eksternal Perusahaan Analisis faktor eksternal ini menggunakan model Porter’s Five Forces dari Porter (2008) dan PEST analysis dari Kotler (2011). Berikut merupakan analisis peluang yang telah diagregasi terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan. 1. Bargaining power pemain baru lemah (O1) 2. Jumlah permintaan jasa pemancangan melebihi kapasitas yang ada (O2) 3. Persaingan sehat dimana tidak banyak pesaing yang lebih besar dibandingkan perusahaan (O3) 4. Ketersediaaan dan kemudahan mendapatkan tenaga kerja terampil, murah, dan produktif (O4) 5. Terdapat banyak alternatif penyuplai bahan baku tanpa adanya switching cost (O5) 6. Hubungan baik dengan penyuplai memberikan peluang terhadap kontinuitas suplai sumber daya (O6) 7. Pertumbuhan pasar jasa pemancangan yang tinggi dan didukung oleh kebijakan pemerintah (O7) 8. Peluang pasar dalam negeri dan didukung oleh kepercayaan konsumen (O8) 9. Terdapat customer-switching cost untuk produk substitusi (O9) Berikut merupakan analisis ancaman perusahaan yang telah diagregasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan. 1. Persaingan diwarnai dengan “perang harga” dan tergantung pada breakeven point alat pemancang (T1) 2. Ancaman kerja sama strategis antara penyuplai dan pesaing (T2) 3. Bargaining power dari penyuplai tinggi (T3) 4. Ancaman forward dan backward integration (T4) 5. Tidak ada switching cost (konsumen dapat beralih ke perusahaan lain yang lebih murah & kualitas sama) (T5) 6. Sikap selektif terhadap kualitas dan spesifikasi jasa pemancangan (T6) 7. Ancaman dari bored pile sebagai produk substitusi (T7) 8. Kondisi politik dan ekonomi tidak terlalu mendukung perkembangan bisnis di Indonesia (T8) Tahap Input (I nput Stage ) Tahap input terdiri atas tiga bagian, yaitu evaluasi terhadap faktor internal (IFE matrix), faktor eksternal (EFE matrix), dan faktor eksternal perusahaan (CPM).
A. Evaluasi Terhadap Faktor Internal Perusahaan: IFE Matrix. Evaluasi yang dilakukan terhadap faktor internal perusahaan menggunakan IFE matrix. Bobot (weight ) mengindikasikan tingkat kepentingan masing-masing faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Bobot berkisar antara 0,0 - 1.0, dimana 0.0 mengindikasikan bobot tidak penting, dan 1.0 mengindikasikan bobot sangat penting. Penilaian (rating ) dilakukan dengan mengurutkan nilai dari 1 sampai dengan 4, dimana angka 1 mengindikasikan major weakness, 2 mengindikasikan minor weakness, 3 mengindikasikan minor strength, dan 4 mengindikasikan major strength. (Penentuan bobot dilakukan berdasarkan industri jasa pemancangan, sedangkan nilai dilakukan berdasarkan kondisi internal PT. Jacking Pile Pratama)
Page 4 of 12
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Proses pembobotan dan penilaian dilakukan dengan menggunakan metode Borda, sedangkan perhitungannya menggunakan Microsoft Excel 2013 untuk memperoleh nilai bobot dan peringkat tiap faktor yang sudah dinormalisasi. Metode Borda menggunakan lebih dari satu responden untuk memberikan bobot dan nilai terhadap faktor-faktor internal. Berdasarkan IFE matrix, nilai weighted score total sebesar 2.61 mengindikasikan posisi internal strategis di atas rata-rata (rata-rata = 2.5). Oleh sebab itu, perlu diformulasikan strategi yang dapat menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang atau untuk menghindari ancaman. Tabel 3. 1 IFE (Internal Factor Evaluation) Matrix
Faktor-Faktor Strategi Internal
(S) Strength 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8
Strength 1 Strength 2 Strength 3 Strength 4 Strength 5 Strength 6 Strength 7 (W) Weakness Weakness 1 Weakness 2 Weakness 3 Weakness 4 Weakness 5 Weakness 6 Weakness 7 Weakness 8 Weighted Score Total
Weight
0.11 0.08 0.04 0.08 0.06 0.02 0.12 Weight
0.07 0.06 0.11 0.04 0.09 0.02 0.08 0.02 1.0
Rating
4.00 3.33 3.00 3.33 4.00 3.50 4.00 Rating
1.83 1.50 1.83 1.83 1.33 2.00 1.00 1.00
Weight ed Score
0.43 0.21 0.26 0.09 0.33 0.07 0.48 Weight ed Score
0.05 0.09 0.04 0.05 0.11 0.08 0.16 0.05 2.61
B. Evaluasi Terhadap Faktor External Perusahaan: EFE Matrix. Evaluasi yang dilakukan terhadap faktor lingkungan eksternal menggunakan EFE matrix. Bobot (weight ) mengindikasikan seberapa penting setiap external critical success factors terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Bobot berkisar antara 0.0 sampai dengan 1.0, dimana 0.0 mengindikasikan bobot tidak penting, dan 1.0 bobot sangat penting. Penilaian (rating ) dilakukan dengan mengurutkan peringkat dari 1 - 4 tersebut mengindikasikan tingkat efektivitas strategi yang dimiliki perusahaan dalam merespon setiap external critical success factors, dimana angka 4 mengindikasikan respon sangat baik, angka 3 respon di atas rata-rata, angka 2 respon rata -rata, dan angka 1 respon yang buruk. (Penentuan bobot dilakukan berdasarkan kondisi industri jasa pemancangan, sedangkan penentuan peringkat dilakukan berdasarkan kondisi internal PT. Jacking Pile Pratama). Proses pembobotan dan penilaian dilakukan dengan menggunakan metode Borda dan perhitungannya menggunakan Microsoft Excel 2013 untuk memperoleh nilai bobot dan peringkat tiap faktor yang sudah dinormalisasi. Metode Borda tersebut menggunakan lebih dari satu responden untuk memberikan bobot dan nilai terhadap faktor-faktor eksternal. Beberapa responden di dalam penelitian ini adalah direktur utama perusahaan, direktur perusahaan, dan penulis. (Bobot penilaian yang diberikan untuk direktur perusahaan diberikan sebesar 3, bobot penilaian untuk direktur sebesar 2, dan bobot penilaian untuk penulis sebesar 1).
Bandung, 18 Juni 2014
Berdasarkan EFE matrix, diperoleh informasi bahwa nilai weighted score total sebesar 3.2 yang mengindikasikan posisi eksternal strategis perusahaan sedikit di atas rata-rata (2.5). Oleh sebab itu, perlu diformulasikan suatu bentuk strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan memanfaatkan peluang dan meminimasi pengaruh buruk dari ancaman eksternal. Tabel 3. 2 EFE (External Factor Evaluation) Matrix
Faktor-Faktor Strategi Internal Opportunity (O)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8
Opportunity 1 Opportunity 2 Opportunity 3 Opportunity 4 Opportunity 5 Opportunity 6 Opportunity 7 Opportunity 8 Opportunity 9 Threat (T) Threat 1 Threat 2 Threat 3 Threat 4 Threat 5 Threat 6 Threat 7 Threat 8 Weight ed Score Total
Weight
0.10 0.03 0.08 0.03 0.05 0.05 0.07 0.09 0.01 Weight
0.12 0.04 0.08 0.10 0.06 0.08 0.02 0.12 1.0
Rating
4.00 3.33 3.67 2.33 2.33 2.67 3.00 4.00 3.67 Rating
3.33 2.33 3.00 2.33 2.00 3.67 3.33 3.33
Weight ed Score
0.40 0.10 0.29 0.07 0.12 0.13 0.21 0.36 0.04 Weight ed Score
0.36 0.11 0.22 0.22 0.12 0.29 0.05 0.08 3.20
C. CPM (Competitive Profile Matrix) Evaluasi posisi kompetitif perusahaan terhadap pesaing dilakukan menggunakan CPM. Dalam menyusun CPM, dibutuhkan data pesaing dan KSF ( Key Success Factors) perusahaan. Data pesaing utama perusahaan (dimulai terbesar s/d pesaing terkecil) adalah PT. Indopora, PT. Palu Mas, PT. Catur Pile, PT. JHS, dan PT. Yasa Mandiri. Selain itu, data terkait KSF terdapat pada subbab KSP di tahap analisis awal. KSF sangat menentukan profil persaingan yang terjadi, dimana perusahaan yang memanfaatkan KSF memiliki daya saing yang kuat. Setiap KSF diberikan bobot ( weight ) berdasarkan pengaruhnya terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Bobot mengindikasikan seberapa penting KSF terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Bobot berkisar antara 0.0 s/d 1.0 ( 0.0 : bobot tidak penting, 1.0 : bobot sangat penting. Penilaian (rating ) mengindikasikan tingkat efektivitas strategi yang dimiliki perusahaan dalam merespon setiap KSF (4 : respon sangat baik, 3 : respon di atas rata-rata, 2 : respon rata-rata, 1 : respon buruk). (Penentuan bobot dilakukan berdasarkan kondisi industri, sedangkan penentuan peringkat dilakukan berdasarkan kondisi internal masing-masing perusahaan) Proses pembobotan dan penilaian dilakukan dengan menggunakan metode Borda dan lebih dari satu responden untuk memberikan bobot dan peringkat terhadap KSF, yaitu dua orang kepala pelaksana PT. Kaliabang Jaya (konsumen perusahaan). (Bobot penilaian yang diberikan untuk masing-masing kepala pelaksana adalah sama besar) Berdasarkan hasil pengolahan data pada CPM, nilai weighted score total PT. Kaliabang Jaya Pratama adalah 3.32, lebih kecil daripada PT. Indopora (selisih 6%), akan tetapi nilai WST tersebut masih lebih besar daripada perusahaan pesaing lain.
Page 5 of 12
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Tabel 3. 3 CPM (Competitive Profile Matrix ) Key Success F actors
Jumlah dan variasi alat pemancang Hubungan dengan konsumen/ penyuplai Dana/ keuangan Karyawan berpengalaman dan terampil Aktivitas pemasaran perusahaan Brand Image Perusahaan Pelayanan jasa Gaya manajemen pimpinan perusahaan Total
PT. Jacking Pile Pratama
Weight
PT. Catur Pile
4. PT. Catur Pile
PT. Yasa Mandiri
Rating
W.S
Rating
W.S
Rating
W.S
Rating
W.S
Rating
W.S
3.50 3.00 4.00 3.00 3.50 4.00 2.00 1.50
0.78 0.58 0.67 0.42 0.39 0.33 0.11 0.04 3.32
4.00 1.50 3.00 3.50 1.50 1.50 3.00 1.50
0.89 0.29 0.50 0.49 0.17 0.13 0.17 0.04 2.67
4.00 3.00 2.00 4.00 2.00 3.00 3.50 4.00
0.89 0.58 0.33 0.56 0.22 0.25 0.19 0.11 3.14
1.00 3.50 1.50 1.00 3.00 1.50 1.00 2.50
0.22 0.68 0.25 0.14 0.33 0.13 0.06 0.07 1.88
4.00 3.50 4.00 1.50 4.00 4.00 4.00 3.50
0.89 0.68 0.67 0.21 0.44 0.33 0.22 0.10 3.54
1.00 2.50 2.00 1.50 1.50 1.50 2.00 1.50
0.22 0.49 0.33 0.21 0.17 0.13 0.11 0.04 1.69
Tabel 3. 4 Kelompok Daya Saing Perusahaan
1. PT. Indopora 2. PT. Jacking Pile 3. PT. Palu Mas
PT. Indopora
W.S
0.22 0.19 0.17 0.14 0.11 0.08 0.06 0.03 1
Daya Saing Medium
PT. JHS
Rating
Dengan menghitung persentase selisih weighted score total masing-masing perusahaan (Lih. Tabel 3.4), dilakukan pengelompokkan sebagai berikut. Daya Saing Kuat
PT. Palu Mas
Daya Saing Lemah
5. PT. JHS 6. PT. Yasa Mandiri
Tahap Pencocokan (M atching Stage ) Tahap ini bertujuan untuk memformulasikan analisis yang telah dilakukan sehingga diperoleh strategi yang efektif dan relevan terhadap permasalahan perusahaan.
A. IE ( Internal & External ) Matrix Analisis ini dilakukan dengan memetakan posisi berdasarkan kondisi internal-eksternal untuk mengetahui implikasi strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Dari perhitungan weighted score terhadap key internal-external factors, diperoleh nilai total untuk IFE matrix sebesar 2.6 dan EFE matrix sebesar 3.2. IE matrix perusahaan ditunjukkan pada Gambar 3.1 Berdasarkan analisis IE matrix, perusahaan berada pada sel ke II atau wilayah “grow and build”. Posisi ini menunjukkan bahwa langkah strategis yang sesuai untuk perusahaan adalah berusaha untuk mengembangkan usahanya. Strategi yang sesuai untuk diterapkan, diantaranya strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (backward integration, forward integration, dan horizontal integration.
B. SPACE (Strategic Position and Action Evaluation) Matrix Analisis SPACE matrix ini digunakan untuk mengindikasikan profil strategi yang paling sesuai untuk perusahaan (strategi agresif, konservatif, defensif, atau kompetitif). Proses penyusunan SPACE matrix dimulai dengan pemilihan faktor dari dimensi financial strength (FS), competitive advantage (CA), environment stability (ES), dan industry strength (IS). Faktor-faktor tersebut dipilih berdasarkan faktor penyusun SPACE matrix dan hasil analisis faktor internal dan eksternal perusahaan. Langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap faktor penyusun menggunakan skala dari +1 (paling buruk) sampai dengan +7 (paling baik) untuk FS/ IS dan skala dari -7 (paling buruk) sampai dengan -1 (paling baik) untuk ES/ CA. (Pada sumbu FS dan CA dilakukan perbandingan dengan pesaing, sedangkan pada sumbu IS dan ES dilakukan perbandingan dengan industri lain) Posisi profil strategi perusahaan akan diperoleh dengan menggambarkan sebuah vektor arah yang koordinatnya ditentukan dari penjumlahan average scores dimensi CA-IS untuk sumbu horisontal, dan FS-ES untuk sumbu vertikal. Average scores dihitung untuk setiap dimensi FS, CA, IS, dan ES dengan menjumlahkan rating yang diberikan pada faktor-faktor penyusun dari setiap dimensi dan membaginya dengan jumlah faktor penyusun dalam dimensi yang bersangkutan. Dari SPACE matrix diperoleh kesimpulan bahwa PT. Jacking Pile Pratama merupakan perusahaan dengan kekuatan finansial (FS = +4.43) dan daya saing di atas rata rata (CA = -3.55), berada di dalam lingkungan relatif tidak stabil (ES = -3.2) dengan daya tarik yang tinggi (IS = +5.5). Bentuk strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan adalah strategi agresif yang mengindikasikan bahwa perusahaan dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang, mengatasi kelemahan internal dan ancaman. Strategi yang sesuai untuk digunakan adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (backward integration, forward integration, dan horizontal integration) atau strategi diversifikasi (conglomerate diversification, concentric diversification, dan horizontal diversification) atau strategi kombinasi.
Gambar 3. 1 IE (Internal External ) Matrix
Bandung, 18 Juni 2014
Page 6 of 12
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Tabel 3. 5 SPACE Matrix
Faktor-Faktor Penyusun SPACE M atrix F inan cial Strength (FS)
1 2 3 4 5 6 7
Rating 7 5 6 6 2 3 2 31
Kemudahan terkait modal usaha karena mempunyai hubungan baik dengan pihak sumber pendanaan. (F5, ***) Net profit margin perusahaan cukup tinggi sebesar 13% (3,8 M). (meningkat 10% dari tahun sebelumnya) (F3, **) Perputaran uang perusahaan cukup lancar (semakin meningkat dari tahun sebelumnya). (F1, ***) Utilitas aset perusahaan semakin baik (asset turn over = 1.00, meningkat 25% dari tahun sebelumnya). (F2,***) Kemampuan jangka pendek dalam membayar hutang jangka pendek semakin menurun ( current ratio = 0.16). (F3, x) Nilai debt ratio sebesar 80% menunjukkan hutang perusahaan cukup tinggi. (F5, xx) Working capital perusahaan negatif. (F4, xx) TOTAL (CA) Competitive Advantage 1 Direktur perusahaan mempunyai pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang jasa pemancangan. (O2,***) -1 2 Reputasi perusahaan sangat baik dan memperoleh kepercayaan dari konsumen. (O3, M2, ***) -1 3 Kontinuitas produksi, serta hubungan baik dengan penyuplai bahan baku. (P1, P2, P3, P4, P5, R2, **) -3 4 Perusahaan memberikan pelayanan yang tinggi terhadap waktu pengerjaan, harga, dan (M3, M5, M6,P2,*) -4 5 Perusahaan sebagai salah satu pemimpin di industri jasa pemancangan menguasai pasar dalam negeri. (M1,M4, ***) -2 6 Hubungan kerja sama yang baik antara perusahaan dan penyuplai bahan baku. (S3) -3 7 Ketergantungan pada direktur perusahaan, serta metode pemasaran konvensional. (M2, M3, M4, M5, M8, xxx) -5 8 Utilitas mesin tidak optimal yang dipengaruhi oleh tingkat human error yang tinggi. (P2, P4, xxx) -6 9 Ketergantungan yang tinggi terhadap penyuplai. (P1, P5, F2, xxx) -7 TOTAL -32 I ndustry Strength (IS) 1 Ketersediaaan dan kemudahan mendapatkan tenaga kerja terampil, murah, dan produktif. (C5, E4, ***) 7 2 Jumlah permintaan jasa pemancangan melebihi kapasitas yang ada. (C3, **) 6 3 Terdapat banyak alternatif penyuplai bahan baku tanpa adanya switching cost . (S2, S4, **) 6 4 Peluang pasar dalam negeri sangat besar yang didukung kepercayaan konsumen. (EB2, B1, B2, B4, ***) 7 5 Pertumbuhan pasar jasa pemancangan yang tinggi dan didukung oleh kebijakan pemerintah. (E1, E3, **) 5 6 Ancaman forward integration dan backward integration. (S1, B1, x) 3 7 Persaingan diwarnai dengan “perang harga” dan tergantung pada breakeven point alat pemancang. (EB3, C2, C3, xx) 4 8 Bargaining power pemain baru lemah. (S2, S3, S4, S5, S7, xxx) 6 44 TOTAL Envir onmental Stability (ES) 1 Fluktuasi permintaan dalam setahun cukup besar. (B3, **) -3 2 Persaingan diwarnai dengan “perang harga” dan tergantung breakeven point alat pancang. (EB3, C2, C3, xx) -4 3 Terdapat peraturan terkait legalitas dan peraturan keselamatan kerja di industri jasa pemancangan. (E2, xxx) -5 4 Tidak adanya keunggulan biaya terhadap teknologi, akses pada bahan baku, dan lokasi geografis khusus. (EB3, xx) -4 5 Perubahan struktur pemerintahan dan kebijakan ekonomi terkait panjangnya prosedur birokrasi. (C6, xxx) -3 6 Naiknya harga alat tiang pancang akibat fluktuasi nilai tukar valuta asing. (S8, xx) -3 7 Kondisi politik dan ekonomi yang tidak terlalu mendukung bisnis di Indonesia. (E1, E2, E3, E4, xx) -4 -23 TOTAL KESIMPULAN Koordinat Vektor Arah Rating AR Rating AR Financial Strength Industry Strength Sumbu x (CA+IS) +31 +4.43 +44 +5.5 + 2.0 Competitive Advantage Environmental Stability Sumbu y (FS+ES) - 32 - 3.55 +23 - 3.2 + 1.23
AR ( Average Rating ) C. Grand Strategies Matrix Analisis teknik ini bertujuan untuk menghasilkan alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat. Analisis ini dilakukan menggunakan dua dimensi evaluasi, yaitu pertumbuhan pasar dan posisi kompetitif perusahaan. Berdasarkan hasil analisis, PT. Jacking Pile Pratama memiliki posisi kompetitif yang kuat dibandingkan pesaingnya. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis CPM (Tabel 3.3) bahwa perusahaan menempati posisi sebagai market leader di industri jasa pemancangan. Selain itu, posisi kompetitif yang kuat terlihat dari dari nilai CA pada SPACE matrix (Tabel 3.5) menunjukkan bahwa daya saing perusahaan sedikit di atas rata-rata (CA = -3.55) dibandingkan dengan pesaing.
Bandung, 18 Juni 2014
Pertumbuhan pasar jasa pemancangan dalam negeri tergolong sangat cepat, baik secara keseluruhan industri maupun ditinjau dari pertumbuhan pasar perusahaan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai IS ( Industry Strength) yang memiliki daya tarik yang cukup menarik (IS = +5.5) dan nilai EFE ( External Factor Evaluation) matrix yang di atas ratarata (EFE = 3.2). Berdasarkan kedua dimensi evaluasi tersebut, di peroleh kesimpulan bahwa perusahaan berada di kuadran I atau kuadran dimana perusahaan memiliki posisi kompetitif kuat dan pertumbuhan pasar yang cepat. Posisi perusahaan yang dipetakan pada Grand Strategy matrix dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Page 7 of 12
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) RAPID MARKET GROWTH
1. 2. 3. 4. 5. 6. N OI TI S O P E IV
Quadrant II Market Development Market Penetration Product Development Horizontal Integration Divestiture Liquidation
IT T E P M
1. 2. 3. 4. 5. O C K A E W
Quadrant III Retrenchment Related diversification Unrelated diversification Divestiture Liquidation
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
yang terletak di kuadran I memiliki sumber daya memadai untuk memanfaatkan peluang dan dapat bertindak agresif menghadapi resiko.
Quadrant I Market Penetration Market Development Product Development Forward Integration Backward Integration Horizontal Integration Concentric Diversification S T R O N G C O M P E T IT
Quadrant IV 1. Unrelated diversification 2. Related diversification 3. Joint ventures IV E P O S IT IO N
SLOW MARKET GROWTH Gambar 3. 2 Grand Strategies Matrix
Perusahaan yang terletak dalam kuadran I mempunyai karakteristik tingkat cash flow dan pertumbuhan internal tinggi. Perusahaan tersebut sebaiknya melakukan konsentrasi pada pasar saat ini (penetrasi pasar dan pengembangan pasar), serta produk yang ada (pengembangan produk). Apabila perusahaan memiliki sumber daya yang berlebih, strategi forward, backward, dan horizontal dapat menjadi strategi efektif. Selain itu, strategi contentric diversification dapat digunakan untuk mengurangi resiko dari strategi produk tunggal. Perusahaan
D. SWOT (Strength – Weakness – Opportunity - Threat ) Matrix Analisis ini digunakan untuk menghasilkan alternatif strategi Strengths-Opportunities (menggunakan kekuatan dalam memanfaatkan peluang yang ada), kelemahan Weaknesses-Opportunities (memperbaiki perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada), Strengths-Threats (menggunakan kekuatan perusahaan untuk mengatasi ancaman), Weaknesses-Threats (mengurangi kelemahan perusahaan dan menghindari ancaman). Berdasarkan hasil analisis terhadap key internal factors pada IFE matrix yang memuat kekuatan dan kelemahan, key external factors pada EFE matrix yang memuat peluang dan ancaman di industri jasa pemancangan, serta bentuk-bentuk strategi yang dihasilkan dari analisis IE matrix, SPACE matrix, dan Grand Strategy matrix, dilakukan penyusunan alternatif strategi menggunakan analisis SWOT matrix. Hasil penggabungan SWOT matrix tersebut ditunjukkan dalam bentuk Tabel 3.6 dan Tabel 3.7 dan digunakan sebagai input dalam melakukan agregasi alternatif strategi.
Tabel 3. 6 TOWS Matrix
Strength
yt i n ut r o p p O
t a er h T
Weakness
1. Penetrasi Pasar: Memperluas pangsa pasar, promosi, meningkatkan jaringan distribusi, penjadwalan distribusi. 2. Pengembangan Pasar: Pasar baru di kota-kota potensial. 3. Pengembangan Produk : Pelayanan unik, kualitas. 4. Diversifikasi Konsentrik : Jumlah dan jenis pemancang baru, investasi alat lainnya, bisnis bahan baku konstruksi. 5. Diversifikasi Konglomerat: Bisnis catering untuk karyawan. 6. Integrasi ke Depan: Akuisisi, mendirikan perusahaan konstruksi, kerja sama dengan perusahaan konstruksi. 7. Integrasi ke Belakang: Kerja sama strategis, akuisisi, mendirikan perusahaan jasa konsultasi pengecekan kualitas dan keamanan, pabrik tiang pancang. 8. Integrasi Horisontal: Akuisisi perusahaan jasa pemancangan lain di Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur. 9. Strategi Lainnya: Membentuk asosiasi, membentuk perusahaan penyuplai bahan baku.
1. Penetrasi Pasar: Brand image perusahaan, membentuk divisi pemasaran, kerja sama dengan perusahaan transportasi alat berat, meningkatkan loyalitas konsumen. 2. Pengembangan Pasar: Mengembangkan pasar yang lebih global melalui teknologi internet, pasar luar negeri, menyewakan alat pemancang yang belum digunakan. 3. Pengembangan Produk : Kualitas pelayanan jasa pemancangan. 4. Integrasi ke Depan: Kerja sama strategis dengan perusahaan konstruksi terpercaya sebagai penyuplai alat pemancang. 5. Integrasi ke Belakang : Melakukan kerja sama strategis, mengakuisisi, mendirikan perusahaan jasa konsultasi pengecekan kualitas dan keamanan, pabrik tiang pancang, mendirikan workshop. 6. Integrasi Horisontal : Merger dengan perusahaan besar lain. 7. Strategi Lainnya: Memperbaiki sistem manajemen perusahaan, meningkatkan kualitas SDM, kinerja perusahaan, koordinasi antar divisi, merekrut manajer terampil, perumusan visi dan misi, struktur organisasi, menerapkan sistem informasi perusahaan, menentukan umur ekonomis alat pemancang perusahaan.
1. Penetrasi Pasar: Promosi, meningkatkan jaringan distribusi. 2. Pengembangan Pasar: Pasar luar negeri. 3. Pengembangan Produk : Memelihara kualitas, sistem manajemen, pelayanan yang unik. 4. Diversifikasi Konsentrik : Jumlah dan jenis pemancang baru. 5. Integrasi ke Depan: Akuisisi, mendirikan perusahaan konstruksi, kerja sama dengan perusahaan konstruksi. 6. Integrasi ke Belakang: Kerja sama dengan penyuplai. 7. Integrasi Horisontal: Merger dengan perusahaan besar lain. 8. Strategi Lainnya: Menjaga hubungan baik dengan lingkungan sekitar, perjanjian “risk sharing ” terhadap kerugian akibat “ force majure” dengan pihak pembeli.
1. Penetrasi Pasar: Brand image perusahaan, Divisi pemasaran. 2. Pengembangan Produk : Mempertahankan kualitas pelayanan jasa. 3. Integrasi ke Depan: Kerja sama strategis dengan perusahaan konstruksi. 4. Integrasi ke Belakang : Mendirikan workshop, mengadakan kerja sama dengan penyuplai, mendirikan pabrik tiang pancang. 5. Strategi Lainnya: Menjaga produktivitas, penentuan tarif berdasarkan HPP, kinerja perusahaan, asuransi aset perusahaan.
Bandung, 18 Juni 2014
Page 8 of 12
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Tabel 3. 7 SWOT Matrix
Strengths
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Weaknessess
Pengalaman direktur perusahaan lebih dari 20 tahun. Reputasi perusahaan sangat baik. Menguasai sebagian besar pasar dalam negeri Perusahaan memberikan pelayanan yang tinggi. Kontinuitas produksi yang didukung oleh kapasitas alat pemancang, serta hubungan baik dengan penyuplai. Rasio aktivitas dan profitabilitas perusahaan yang baik. Tidak mengalami kesulitan terkait modal usaha.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Opportunities
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Lemahnya koordinasi dalam manajemen perusahaan. Perusahaan tidak mempunyai tenaga kerja yang terampil. Tidak mempunyai visi sebagai arah tumbuh perusahaan. Belum menerapkan perencanaan secara efektif dan efisien. Ketergantungan pada direktur masih terlalu tinggi. Ketergantungan pada pihak ketiga (penyuplai). Utilitas mesin belum optimal (banyak mesin rusak). Tidak mempunyai workshop. Threats
Bargaining power pemain baru lemah. Permintaan jasa pemancangan melebihi kapasitas yang ada. Pesaing yang lebih besar dibandingkan perusahaan sedikit. Kemudahan mendapatkan karyawan terampil dan murah. Terdapat banyak alternatif penyuplai bahan baku. Hubungan baik dengan penyuplai. Bargaining power pembeli yang lemah. Peluang pasar jasa pemancangan dalam negeri yang besar. Terdapat customer-switching cost untuk produk substitusi.
Pengelompokkan & Penggabungan Alternatif Strategi Dari seluruh alternatif strategi yang diperoleh (analisis IE, SPACE, Grand Strategy, dan SWOT matrix), dilakukan pengelompokkan dan penggabungan strategi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Persaingan diwarnai dengan “perang harga”. Ancaman kerja sama strategis antara penyuplai & pesaing. Bargaining Power penyuplai bahan baku sangat tinggi Ancaman forward integration dan backward integration. Tidak ada customer switching cost . Sikap selektif terhadap kualitas jasa pemancangan. Ancaman dari bored pile sebagai produk substitusi Kondisi politik dan ekonomi tidak terlalu mendukung perkembangan bisnis di Indonesia
E.
sehingga menghasilkan bentuk- bentuk strategi yang dapat mewakili masing-masing alternatif strategi yang sudah diformulasikan pada SWOT matrix.
Tabel 3. 8 Proses Penggabungan dan Pengelompokkan Alternatif Strategi
Alternatif Strategi
Penetrasi Pasar (S-O, W-O, S-T)
Pengembangan Pasar (S-O, W-O, W-T)
Pengembangan Pasar (W-O, S-T)
Pengembangan Produk (S-O, W-O, S-T)
Diversifikasi Konsentrik (S-O, S-T)
Diversifikasi Konglomerat (S-O)
Integrasi ke Depan (S-O, W-O, S-T, W-T)
Integrasi ke Belakang (W-O, W-T)
Integrasi ke Belakang (W-O)
Integrasi ke Belakang (S-O, W-O, S-T, W-T)
Hasil Pengelompokkan
1. Strategi perluasan pasar jasa pemancangan dalam negeri PT. Jacking Pile Pratama secara intensif. 2. Strategi perluasan pasar jasa pemancangan luar negeri secara intensif. 3. Strategi pengembangan sistem pelayanan jasa pemancangan. 4. Strategi ekspansi bisnis perusahaan dengan memanfaatkan kompetensi yang dimiliki. 5. Strategi ekspansi bisnis yang dapat mendukung bisnis inti perusahaan. 6. Strategi ekspansi bisnis ke arah hilir sebagai salah satu saluran pemasaran perusahaan. 7. Strategi optimalisasi utilitas alat pemancang yang rusak dengan mendirikan workshop. 8. Strategi mendirikan perusahaan layanan pengecekan kualitas pemancangan. 9. Strategi ekspansi bisnis ke arah hulu dengan mendirikan pabrik tiang pancang.
10. Strategi pembentukan kerja sama dengan konstituen untuk mendukung bisnis inti. 11. Strategi revitalisasi internal perusahaan (perumusan visi, misi, struktur, manajemen perusahaan, kualitas SDM, serta masalah efisiensi. 12. Strategi manajemen aset perusahaan yang terdiri atas penentuan umur ekonomis, asuransi aset, dan tarif jasa pemancangan.
Integrasi Horizontal (S-O, S-T, W-T)
Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Stage ) Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap terakhir dalam perancangan strategi korporasi. Pada tahap ini akan dilakukan analisis menggunakan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Teknik QSPM membutuhkan informasi-informasi yang diperoleh dari IFE matrix, EFE matrix, dan CPM yang telah dilakukan sebelumnya untuk mengevaluasi alternatif strategi yang dihasilkan oleh IE matrix, SPACE matrix, Grand Strategy matrix, dan SWOT matrix. Alternatif-alternatif strategi yang akan digunakan di dalam analsisi QSPM ditunjukkan pada Tabel 3.8. AS ( Attractive Scores) merupakan nilai numerik yang mengindikasikan relative attractiveness dari tiap alternatif strategi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari key internal factors dan key external factors
Bandung, 18 Juni 2014
perusahaan melalui pertanyaan “Apakah key internal factors dan key external factors memiliki pengaruh terhadap pemilihan alternatif strategi tersebut?” Jika faktor-faktor tersebut mempengaruhi alternatif strategi, nilai AS akan diberikan untuk menunjukkan seberapa besar relative attractiveness strategi tersebut terhadap alternatif strategi lain. Jika faktor-faktor tersebut tidak mempengaruhi alternatif strategi, nilai AS tidak diberikan karena alternatif strategi tersebut tidak didukung dan dipengaruhi oleh critical success factors yang dimiliki perusahaan. Nilai AS berkisar antara nilai 1 sampai dengan 4, dimana nilai 1 = not attractive/ not acceptable , nilai 2 = somewhat attractive/ possibly acceptable, nilai 3 = reasonably attractive/ probably acceptable, nilai 4 = highly attractive/ most acceptable. Hasil analisis dari QSPM ditunjukkan pada Tabel. 3.9.
Page 9 of 12
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Tabel 3. 9 Hasil QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix ) PT. Jacking Pile Pratama ALTERNATIF STRATEGI Kes Success Fa ctor s Weight
STRENGTHS (S) 1 Strength 1 2 Strength 2 3 Strength 3 4 Strength 4 5 Strength 5 6 Strength 6 7 Strength 7
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
Strategi 5
Strategi 6
Strategi 7
Strategi 8
Strategi 9
Strategi 10
Strategi 11
Strategi 12
0.11 0.08 0.04 0.08 0.06 0.02 0.12
AS 4 3 4 4 4 3 3
TAS 0.44 0.24 0.16 0.32 0.24 0.06 0.36
AS 1 2 2 2 4 3 3
TAS 0.11 0.16 0.08 0.16 0.24 0.06 0.36
AS 3 4 2 4 2 2 3
TAS 0.33 0.32 0.08 0.32 0.12 0.04 0.36
AS 3 3 4 3 2 4 4
TAS 0.33 0.24 0.16 0.24 0.12 0.08 0.48
AS 0 0 4 0 0 4 3
TAS 0 0 0.16 0 0 0.08 0.36
AS 1 3 3 3 4 4 4
TAS 0.11 0.24 0.12 0.24 0.24 0.08 0.48
AS 3 2 3 4 2 3 4
TAS 0.33 0.16 0.12 0.32 0.12 0.06 0.48
AS 2 3 3 3 2 4 3
TAS 0.22 0.24 0.12 0.24 0.12 0.08 0.36
AS 3 3 4 4 4 4 4
TAS 0.33 0.24 0.16 0.32 0.24 0.08 0.48
AS 4 3 3 1 3 4 2
TAS 0.44 0.24 0.12 0.08 0.18 0.08 0.24
AS 2 2 3 4 3 3 2
TAS 0.22 0.16 0.12 0.32 0.18 0.06 0.24
AS 2 2 3 4 4 3 2
TAS 0.22 0.16 0.12 0.32 0.24 0.06 0.24
Weakness 1 Weakness 2 Weakness 3 Weakness 4 Weakness 5 Weakness 6 Weakness 7 Weakness 8
0.07 0.06 0.11 0.04 0.09 0.02 0.08 0.02
2 2 1 2 2 1 1 1
0.14 0.12 0.11 0.08 0.18 0.02 0.08 0.02
1 1 1 1 2 1 1 1
0.07 0.06 0.11 0.04 0.18 0.02 0.08 0.02
2 2 1 3 3 3 1 1
0.14 0.12 0.11 0.12 0.27 0.06 0.08 0.02
1 2 1 1 2 1 1 1
0.07 0.12 0.11 0.04 0.18 0.02 0.08 0.02
1 3 1 1 2 0 0 0
0.07 0.18 0.11 0.04 0.18 0 0 0
1 3 1 1 2 1 1 1
0.07 0.18 0.11 0.04 0.18 0.02 0.08 0.02
1 1 1 1 0 0 4 4
0.07 0.06 0.11 0.04 0 0 0.32 0.08
1 1 1 1 2 3 1 1
0.07 0.06 0.11 0.04 0.18 0.06 0.08 0.02
1 3 1 1 2 4 1 1
0.07 0.18 0.11 0.04 0.18 0.08 0.08 0.02
1 1 1 1 1 3 2 0
0.07 0.06 0.11 0.04 0.09 0.06 0.16 0
4 3 3 3 2 1 2 1
0.28 0.18 0.33 0.12 0.18 0.02 0.16 0.02
1 1 1 2 2 1 4 1
0.07 0.06 0.11 0.08 0.18 0.02 0.32 0.02
OPPORTUNITY (O)
Weight
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
0.1 0.03 0.08 0.03 0.05 0.05 0.07 0.09 0.01
4 4 4 3 4 4 3 4 2
0.4 0.12 0.32 0.09 0.2 0.2 0.21 0.36 0.02
0 1 2 3 4 4 0 0 2
0 0.03 0.16 0.09 0.2 0.2 0 0 0.02
3 2 4 2 3 3 2 2 0
0.3 0.06 0.32 0.06 0.15 0.15 0.14 0.18 0
3 4 4 3 0 0 4 4 0
0.3 0.12 0.32 0.09 0 0 0.28 0.36 0
3 4 2 3 0 0 4 4 0
0.3 0.12 0.16 0.09 0 0 0.28 0.36 0
3 3 3 4 3 3 2 3 1
0.3 0.09 0.24 0.12 0.15 0.15 0.14 0.27 0.01
2 3 4 4 2 2 3 3 3
0.2 0.09 0.32 0.12 0.1 0.1 0.21 0.27 0.03
3 4 2 3 0 3 3 3 1
0.3 0.12 0.16 0.09 0 0.15 0.21 0.27 0.01
3 4 4 4 3 3 4 4 2
0.3 0.12 0.32 0.12 0.15 0.15 0.28 0.36 0.02
2 3 3 1 0 0 3 3 1
0.2 0.09 0.24 0.03 0 0 0.21 0.27 0.01
2 3 4 3 1 1 4 3 0
0.2 0.09 0.32 0.09 0.05 0.05 0.28 0.27 0
2 4 4 1 1 0 3 2 4
0.2 0.12 0.32 0.03 0.05 0 0.21 0.18 0.04
0.12 0.04 0.08 0.1 0.06 0.08 0.02 0.12 1.00
3 1 1 1 1 2 0 1
0.36 0.04 0.08 0.1 0.06 0.16 0 0.12 5.41
0 1 1 1 1 0 0 0
0 0.04 0.08 0.1 0.06 0 0 0 2.73
3 1 1 1 2 4 1 3
0.36 0.04 0.08 0.1 0.12 0.32 0.02 0.36 5.25
3 1 1 2 2 2 1 2
0.36 0.04 0.08 0.2 0.12 0.16 0.02 0.24 4.98
1 0 0 0 0 0 0 3
0.12 0 0 0 0 0 0 0.36 2.97
3 3 1 4 1 2 1 2
0.36 0.12 0.08 0.4 0.06 0.16 0.02 0.24 5.12
3 1 2 3 0 4 0 2
0.36 0.04 0.16 0.3 0 0.32 0 0.24 5.13
1 2 3 3 1 4 0 1
0.12 0.08 0.24 0.3 0.06 0.32 0 0.12 4.55
4 3 4 4 1 4 0 3
0.48 0.12 0.32 0.4 0.06 0.32 0 0.36 6.49
2 1 3 1 3 3 0 3
0.24 0.04 0.24 0.1 0.18 0.24 0 0.36 4.42
3 2 2 0 3 4 0 4
0.36 0.08 0.16 0 0.18 0.32 0 0.48 5.52
3 2 2 1 2 1 0 3
0.36 0.08 0.16 0.1 0.12 0.08 0 0.36 4.63
WEAKNESSES (W) 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Opportunity 1 Opportunity 2 Opportunity 3 Opportunity 4 Opportunity 5 Opportunity 6 Opportunity 7 Opportunity 8 Opportunity 9
THREATS (T) 1 2 3 4 5 6 7 8
0
Threat 1 Threat 2 Threat 3 Threat 4 Threat 5 Threat 6 Threat 7 Threat 8 TOTAL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Bandung, 18 Juni 2014
0
0
Page 10 of 12
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Berdasarkan hasil analisis pengambilan keputusan menggunakan QSPM, diperoleh alternatif strategi yang paling menarik dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Berikut merupakan alternatif strategi perusahaan (dari nilai terbesar sesuai dengan besarnya nilai TAS (Total Attractiveness Score). 1.
Strategi ekspansi bisnis perusahaan ke arah hulu dengan mendirikan pabrik tiang pancang (bahan baku). (nilai TAS = 6.49)
2.
Strategi revitalisasi internal perusahaan yang terdiri atas perumusan visi, misi, dan struktur organisasi, sistem manajemen perusahaan, peningkatan kualitas SDM, serta masalah efisiensi, efektifitas, dan produktivitas. (nilai TAS = 5.52)
3.
Strategi perluasan pasar jasa pemancangan dalam negeri PT. Jacking Pile Pratama secara intensif. (nilai TAS = 5.41)
4.
Strategi pengembangan sistem pemancangan. (nilai TAS = 5.25)
5.
Strategi optimalisasi utilitas alat pemancang yang rusak dengan mendirikan workshop. (nilai TAS = 5.13)
6.
Strategi ekspansi bisnis perusahaan ke arah hilir yang dapat berfungsi sebagai salah satu saluran pemasaran PT. Jacking Pile Pratama. (nilai TAS = 5.12)
7.
Strategi ekspansi bisnis perusahaan dengan memanfaatkan kompetensi yang dimiliki PT. Jacking Pile Pratama. (nilai TAS = 4.98)
8.
Strategi manajemen aset perusahaan yang terdiri atas penentuan umur ekonomis, asuransi aset, dan tarif jasa
pelayanan
jasa
2.
Strategi revitalisasi internal perusahaan yang terdiri atas perumusan visi, misi, dan struktur organisasi, sistem manajemen perusahaan, peningkatan kualitas SDM, serta masalah efisiensi, efektifitas, dan produktivitas. (nilai TAS = 5.52)
3.
Strategi perluasan pasar jasa pemancangan dalam negeri PT. Jacking Pile Pratama secara intensif. (nilai TAS = 5.41)
KESIMPULAN Kesimpulan penelitian yang diperoleh dari hasil analisis penelitian alternatif strategi perusahaan ditunjukkan se bagai berikut. 1.
Berdasarkan tujuan penelitian terkait analisis internal, kekuatan utama perusahaan adalah: (1) Direktur dengan pengalaman kerja lebih dari 20 tahun, (2) Reputasi perusahaan sangat baik, (3) Menguasai pasar dalam negeri, (4) Pelayanan tinggi, (5) Kontinuitas produksi dan hubungan baik dengan penyuplai, (6) Rasio aktivitas dan profitabilitas, (7) Kemudahan terkait modal usaha. Selain itu, kelemahan utama yang dimiliki perusahaan adalah: (1) Lemahnya koordinasi dan manajemen perusahaan, (2) Tidak mempunyai tenaga kerja yang terampil, (3) Tidak mempunyai visi, (4) Perencanaan belum efektif dan efisien, (5) Ketergantungan terhadap direktur, (6) Ketergantungan terhadap pihak outsourcing , (7) Utilitas mesin belum optimal, (8) Tidak mempunyai workshop.
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Berdasarkan hasil analisis pengambilan keputusan menggunakan QSPM, diperoleh alternatif strategi yang paling menarik dan sesuai dengan kondisi perusahaan. Berikut merupakan alternatif strategi perusahaan (dari nilai terbesar sesuai dengan besarnya nilai TAS (Total Attractiveness Score). 1.
Strategi ekspansi bisnis perusahaan ke arah hulu dengan mendirikan pabrik tiang pancang (bahan baku). (nilai TAS = 6.49)
2.
Strategi revitalisasi internal perusahaan yang terdiri atas perumusan visi, misi, dan struktur organisasi, sistem manajemen perusahaan, peningkatan kualitas SDM, serta masalah efisiensi, efektifitas, dan produktivitas. (nilai TAS = 5.52)
3.
Strategi perluasan pasar jasa pemancangan dalam negeri PT. Jacking Pile Pratama secara intensif. (nilai TAS = 5.41)
4.
Strategi pengembangan sistem pemancangan. (nilai TAS = 5.25)
5.
Strategi optimalisasi utilitas alat pemancang yang rusak dengan mendirikan workshop. (nilai TAS = 5.13)
6.
Strategi ekspansi bisnis perusahaan ke arah hilir yang dapat berfungsi sebagai salah satu saluran pemasaran PT. Jacking Pile Pratama. (nilai TAS = 5.12)
7.
Strategi ekspansi bisnis perusahaan dengan memanfaatkan kompetensi yang dimiliki PT. Jacking Pile Pratama. (nilai TAS = 4.98)
8.
Strategi manajemen aset perusahaan yang terdiri atas penentuan umur ekonomis, asuransi aset, dan tarif jasa pemancangan. (nilai TAS = 4.63)
9.
pelayanan
2.
Strategi revitalisasi internal perusahaan yang terdiri atas perumusan visi, misi, dan struktur organisasi, sistem manajemen perusahaan, peningkatan kualitas SDM, serta masalah efisiensi, efektifitas, dan produktivitas. (nilai TAS = 5.52)
3.
Strategi perluasan pasar jasa pemancangan dalam negeri PT. Jacking Pile Pratama secara intensif. (nilai TAS = 5.41)
KESIMPULAN Kesimpulan penelitian yang diperoleh dari hasil analisis penelitian alternatif strategi perusahaan ditunjukkan se bagai berikut. 1.
Berdasarkan tujuan penelitian terkait analisis internal, kekuatan utama perusahaan adalah: (1) Direktur dengan pengalaman kerja lebih dari 20 tahun, (2) Reputasi perusahaan sangat baik, (3) Menguasai pasar dalam negeri, (4) Pelayanan tinggi, (5) Kontinuitas produksi dan hubungan baik dengan penyuplai, (6) Rasio aktivitas dan profitabilitas, (7) Kemudahan terkait modal usaha. Selain itu, kelemahan utama yang dimiliki perusahaan adalah: (1) Lemahnya koordinasi dan manajemen perusahaan, (2) Tidak mempunyai tenaga kerja yang terampil, (3) Tidak mempunyai visi, (4) Perencanaan belum efektif dan efisien, (5) Ketergantungan terhadap direktur, (6) Ketergantungan terhadap pihak outsourcing , (7) Utilitas mesin belum optimal, (8) Tidak mempunyai workshop.
2.
Berdasarkan tujuan penelitian terkait analisis eksternal, peluang utama perusahaan adalah: (1) Bargaining power pemain baru lemah, (2) Permintaan jasa pemancangan melebihi kapasitas, (3) Persaingan sehat, (4) Kemudahan mendapatkan tenaga kerja terampil, (5) Banyak alternatif penyuplai bahan baku, (6) Hubungan baik dengan penyuplai, (7) Pertumbuhan pasar tinggi dan didukung pemerintah, (8) Peluang pasar dalam negeri sangat besar, (9) Terdapat customer-switching cost untuk produk substitusi. Selain itu, ancaman utama yang dimiliki perusahaan adalah: (1) Persaingan diwarnai “perang harga”, (2) Kerja sama strategis antara penyuplai dan pesaing, (3) Bargaining Power dari penyuplai tinggi, (4) Ancaman forward & backward integration, (5) Tidak ada product switching cost, (6) Sikap selektif terhadap kualitas jasa, (7) Ancaman produk substitusi, (8) Kondisi politik dan ekonomi tidak mendukung perkembangan bisnis di Indonesia.
3.
Perusahaan mempunyai kekuatan internal dan eksternal di atas rata-rata ( grow and build ), kekuatan finansial dan daya saing di atas rata-rata, serta posisi kompetitif yang kuat di lingkungan yang tidak stabil dengan daya tarik dan pertumbuhan pasar tinggi.
4.
Alternatif strategi yang dilakukan menggunakan pendekatan QSPM berdasarkan prioritas adalah: a. Strategi ekspansi bisnis ke arah hulu dengan mendirikan pabrik tiang pancang. (nilai TAS = 6.49)
jasa
Strategi ekspansi bisnis perusahaan ke arah hulu dengan mendirikan perusahaan layanan pengecekan kualitas pemancangan. (nilai TAS = 4.55)
10. Strategi pembentukan kerja sama dengan konstituen untuk mendukung bisnis inti PT. Jacking Pile Pratama. (nilai TAS = 4.42) 11. Strategi ekspansi bisnis perusahaan yang dapat mendukung bisnis inti PT. Jacking Pile Pratama. (nilai TAS = 2.97) 12. Strategi perluasan pasar jasa pemancangan luar negeri PT. Jacking Pile Pratama secara intensif. (nilai TAS = 2.73) Berdasarkan hasil diskusi dengan direktur perusahaan terkait pertimbangan kemampuan dan keterbatasan PT. Jacking Pile Pratama untuk menjalankan seluruh alternatif strategi, dilakukan pembatasan terhadap terhadap jumlah alternatif strategi yang direkomendasikan untuk diimplementasikan. Selain itu, pembatasan terhadap jumlah alternatif strategi tersebut dilakukan agar perusahaan lebih fokus dalam mengimplementasikan strategi tersebut. Dari 12 alternatif strategi tersebut, dilakukan pengambilan keputusan terhadap 3 strategi dengan prioritas tertinggi (nilai TAS terbesar) yang memiliki daya tari k yang besar dan mendapat persetujuan dari pihak perusahaan. Ketiga alternatif strategi yang dipilih tersebut, diantaranya : 1. Strategi ekspansi bisnis perusahaan ke arah hulu dengan mendirikan pabrik tiang pancang (bahan baku). (nilai TAS = 6.49)
Bandung, 18 Juni 2014
Page 11 of 12
Perancangan Strategi Korporasi PT. Jacking Pile Pratama Dengan Menggunakan Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) b.
Strategi revitalisasi internal perusahaan (perumusan visi, misi, dan struktur organisasi, mana jemen, peningkatan kualitas SDM, serta masalah efisiensi, efektifitas, dan produktivitas). (nilai TAS = 5.52) c. Strategi perluasan pasar dalam negeri PT. Jacking Pile Pratama secara intensif. (nilai TAS = 5.41)
5.
Perancangan strategi ini membawa perspektif baru, dimana strategi yang dibentuk dengan menggunakan aspek desain (SWOT matrix), visi yang intuitif (visi dan misi perusahaan), pembelajaran (diskusi dengan pemilik perusahaan), transformasi, dengan melibatkan kognitif individu dan interaksi sosial, serta respon permintaan lingkungan (identifikasi peluang).
SARAN Berikut merupakan saran untuk penelitian selanjutnya dari perancangan strategi korporasi.
1.
2.
Pada tahap analisis awal penelitian digunakan metode Value Chain dan VRIO. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode lain, seperti metode Balance Score Card untuk mengevaluasi hasil kinerja dari strategi dan kebijakan eksisting perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan strategi Fred R. David dan Michael E. Porter. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan menggunakan pendekatan lain, diantaranya pendekatan Generic Competitive Strategies dari Michael E. Porter, dan sebagainya untuk memperdalam analisis dari strategi yang diberikan.
[6]Ferguson, C. R. & Dickinson, R. 1982. Critical Success Factors For Directors In The Eighties. Business Horizons. [7]Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhalindo. [8]Lubis, Hari S.B. & Huesini, M. 2003. Teori Organisasi. Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu- Ilmu Sosial Universitas Indonesia. [9]Maciariello, J.A. dan Kirby, C.J. 1994. Management Control Systems: Using Adaptive Systems To Attain Control. New Jersey: Prentice Hall. [10]Newnan, D. G. 1988. Engineering Economic Analysis . California: Engineering Press, Inc. [11]Parasuraman, A., Zeithami, V., & Berry, L. (1988). SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing. [12]Pembangunan Perumahan. Peresmian Pabrik PP Precast di Cilegon, Bojonegara Banten. Diunduh dari http://www.pt-pp.com/?m=news&id=113, diakses tanggal 20 Desember 2013. [13]Robbins, S. P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. [14]Solihin. 2012. Manajemen Stratejik . Jakarta: Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA [1]Alfred, D. Chandler, Jr. 2003. Strategy and Structure: Chapters in The History of The industrial Enterprise. Cambridge Mass: MIT Press. [2]Badan Pusat Statistik. Jumlah Perusahaan Konstruksi Menurut Provinsi, 2004-2011. Diunduh dari http://www.bps.go.id, diakses tanggal 19 Desember 2013. [3]Badan
Pusat Statistik. Nilai Konstruksi Yang Diselesaikan Menurut Jenis Pekerjaan, 20042011. Diunduh dari http://www.bps.go.id, diakses tanggal 19 Desember 2013.
[4]Barney, J. B. & Hesterly, W.S. 2010. VRIO Framework In Strategic Management and Competitive Advantage. New Jersey: Pearson. [5]David, F. R. 2011. Strategic Management . New Jersey: Prentice Hall.
Bandung, 18 Juni 2014
Page 12 of 12