JURNAL READING
A SURVEY OF SPORTS DRINKS CONSUMPTION AMONG ADOLESCENTS
Oleh:
Moh. Wafa Adillah Prabunegara, S.Ked
04084821618232
R. Satria Surya Chandra, S.Ked
04084821618223
Pembimbing:
drg. Merryca Bellinda, Sp.KG, MPH
DEPARTEMEN GIGI DAN MULUT RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016
Sebuah survey konsumsi minuman olahraga di kalangan remaja ABSTRAK Latar Belakang: Minuman olahraga bertujuan untuk meningkatkan kinerja atlit yang ikut serta dalam olahraga yang memerlukan daya tahan tubuh sekarang sudah dijual ke anak-anak, yang bukan merupakan target konsumen produk ini. Popularitas di kalangan anak-anak telah tumbuh secara eksponensial. Yang mengkhawatirkannya mereka mengkonsumsinya di kehidupan sosial, serta selama aktivitas fisik. Minuman olahraga tinggi akan gula dan asam. Pemasaran produk mengabaikan kemungkinan efek berbahaya dari karies gigi dan erosi. Tujuan: Untuk meneliti penggunaan minuman olahraga pada anak- anak Metode: 183 kuesioner yang dibuat sendiri didistribusikan ke empat sekolah di South Wales. Anak-anak di sekolah kelas 8 dan 9 (umur 12 – 14 tahun) direkrut untuk mengambil bagian. Pertanyaan difokuskan pada penggunaan minuman olahraga, jenis yang dikonsumsi, frekuensi dan alasan untuk konsumsi dan dimana minuman itu dibeli. Hasil: 160 anak yang merespon (respon rata-rata 87%): 89,4% (143) mengaku minum minuman olahraga, meminum setengahnya setidaknya dua kali seminggu. Lucozade Sport ™ adalah merek yang paling populer. Alasan utama untuk mengkonsumsi minuman ini disebabkan oleh ‘rasa yang enak ’ (90%, 129/143). Sebagian besar responden membeli minuman dari toko-toko lokal (80,4%, 115) atau supermarket (54,5%, 78). Lebih banyak anak laki-laki yang mengaku meminum minuman olahraga selama aktivitas fisik (77,9% berbanding 48,6% perempuan, P <0,001). Sedangkan lebih banyak anak perempuan yang mengaku meminumnya di kehidupan sosial (51,4% berbanding 48,5% anak laki-laki, NS). Kesimpulan: Sebagian besar anak-anak mengkonsumsi minuman olahraga secara teratur dan di luar kegiatan olahraga. Para ahli kesehatan gigi harus menyadari popularitas minuman olahraga pada anak-anak ketika memberikan saran pendidikan kesehatan atau merancang inisiatif promosi kesehatan.
PENGANTAR
Minuman olahraga telah menjadi lebih populer selama beberapa tahun terakhir pada generasi muda.1,2 Pada 1970-an, pelari maraton tidak diperbolehkan minum cairan apapun karena dikira akan memperlambat pelari. Tapi, sekarang pelari didorong untuk ‘minum sebelum haus’3 dengan pengenalan yang menjelaskan bahwa hidrasi yang berhubungan dengan kinerja. Minuman olahraga dirancang untuk meningkatkan kinerja dan menghidrasi atlit dewasa elit yang ikut serta dalam acara olahraga yang membutuhkan daya tahan tubuh. 4 Tidak ada bukti efek menguntungkan pada atlet non-elit atau anak-anak. 3 Namun, minuman ini sedang dikonsumsi oleh masyarakat umum selama aktivitas fisik dan sosial. Inilah yang paling memprihatinkan,5 khususnya di kalangan anak-anak berusia di bawah 16 tahun. 3 Pemasaran produk olahraga telah menjadi industri bernilai miliaran dolar. 6 Di 2014, penjualan minuman olahraga Inggris bernilai £218 juta dan konsumen utamanya adalah anak 2
berusia 15 – 24 tahun. 1 Namun, kampanye pemasaran mengabaikan dampak merugikan minuman olahraga pada gigi dan efek yang dapat ditimbulkan pada kesehatan. Kampanye pemasaran tertentu bahkan telah menyesatkan konsumen untuk menyimpulkan bahwa minuman olahragatidak mengandung karbohidrat atau zat aditif. 6 Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa walaupun kandungan tertentu dalam minuman olahraga memang berpotensi dapat meningkatkan kinerja, banyak yang belum terbukti bermanfaat dan beberapa memiliki efek samping berbahaya.6 Jika dikonsumsi secara biasa dan dalam jumlah besar, minuman olahraga dapat menyebabkan masalah serius, seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung dan encok, 7 serta kesehatan mulut yang buruk. 4 Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang biasa mengonsumsi minuman ini hanya karena rasanya yang enak. 2 Minuman olahraga mengandung gula bebas dan asam, 4 maka minuman ini memiliki kemampuan untuk menyebabkan karies gigi dan erosi. Ada hubungan kuat antara makan makanan tinggi ‘bebas’ gula dengan karies gigi. 8-11 Gula merujuk pada semua mono dan disakarida yang ditambahkan ke makanan oleh produsen, pembuat ataupun konsumen, ditambah lagi gula secara alami terdapat dalam madu, jus buah, dan sirup.12 Banyak minuman olahraga memiliki pH di bawah 5,5, pH yang kritis untuk demineralisasi enamel, menyebabkan erosi.13,14 Dehidrasi yang terkait dengan aktivitas fisik meningkatkan risiko erosi, dikarenakan kapasitas penyangga terhambat karena rendahnya aliran saliva. 4 Dehidrasi juga mengurangi pembersihan asam dan gula dari permukaan gigi, mempengaruhi baik erosi maupun karies.4 Frekuensi dan durasi pengonsumsian minuman olahraga juga merupakan faktor penting yang berdampak pada kesehatan gigi. 15 Konsensus umumnya adalah bahwa frekuensi dan jumlah makanan dan minuman bergula harus dikurangi, dan hanya dikonsumsi ketika waktu makan.16 Minuman olahraga tertentu, misalnya, Powerade zero ™, dipasarkan sebagai minuman bebas gula. Namun, minuman ini masih memiliki sebuah kandungan asam yang dapat menyebabkan erosi email.13,14 Sebuah penelitian yang dilakukan di klinik gigi di Olympic Park saat olimpiade London 2012 menilai kebersihan mulut umum dari 278 atlet yang berpartisipasi. 17 Para penulis melaporkan bahwa 55% dari para atlet memiliki karies gigi dan 45% memiliki erosi gigi (Yang diukur dengan Basic Erosive Wear Examination). Ini adalah prevalensi yang lebih tinggi dari pengalaman 'tooth wear’ yang tercatat oleh penelitian kesehatan gigi orang dewasa UK di tahun 2009, 18 untuk orang dewasa dengan usia yang sama. Sementara atlet Olimpiade berasal dari lima benua, 17 penulis melaporkan tidak ada perbedaan signifikan erosi pada tiap 3
benua dan etnis. Mereka juga melaporkan hubungan antara frekuensi penggunaan minuman olahraga dengan erosi gigi pada gigi anterior. 17 Survei terbaru menunjukkan bahwa Wales memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam pembusukan, kehilangan, dan gigi yang diisi (DMFT / DMFT) bila dibandingkan dengan daerah lain di Inggris, terutama pada anak-anak. Pada tahun 2013, 52% dari anak-anak berusia 12 tahun di Wales memiliki setidaknya satu DMFT pada gigi dewasa mereka dibandingkan dengan di Inggris yang hanya 32% . Yang menjadi perhatian adalah kesenjangan yang lebar dalam pengalaman, dengan anak-anak dari daerah yang lebih miskin memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk megalami penyakit gigi. 19,20 Ada kebingungan atas perbedaan antara energi dan minuman olahraga. sebuah minuman energi dipasarkan untuk
efek stimulasi mentalnya dan mengandung banyak zat seperti
kafein, taurin dan glucoronolactone. 21 Minuman olahraga tidak memiliki efek stimulan, tetapi lebih ditujukan pada penyediaan karbohidrat, garam dan hidrasi. 21,22 Untuk Tujuan dari penelitian ini, para peserta tidak diberi tahu mana yang merupakan minuman olahraga atau energi, karena pengetahuan mereka tentang minuman olahraga juga sedang diuji. Menurut Mintel (2014), 78% dari anak usia 16 – 24 tahun di UK telah dilaporkan mengkonsumsi minuman olahraga dalam 12 bulan terakhir, dengan 39% dari mereka minum setidaknya sekali per minggu. 1 Dari 1989 – 2008, persentase anak-anak Amerika berusia 6 sampai 11 tahun mengkonsumsi minuman olahraga meningkat secara signifikan, dari 2% menjadi 12%. Jumlah minuman olahraga yang dikonsumsi oleh anak-anak Amerika juga meningkat, dari 255 mililiter per hari menjadi 289 mililiter per hari selama jangka waktu yang sama.2 Semua kebijakan makan sekolah di negara berkembang Inggris telah melarang penjualan minuman bersoda/ manis selain jus buah yang diencerkan dengan air berkarbonasi. 23-26 Karena itu siswa mengakses minuman olahraga dari di luar gerbang sekolah. Beberapa penelitian telah menyelidiki penggunaan minuman olahraga pada anak-anak, pengetahuan mereka tentang produk dan kemungkinan dampaknya terhadap kesehatan mulut mereka. Tujuan dari ini penelitian adalah untuk menyelidiki penggunaan dan pengetahuan seputar minuman olahraga pada anak sekolah usia 12 – 14 tahun di South Wales, Inggris. Makalah ini melaporkan konsumsi aspek saja; komponen pengetahuan dilaporkan secara terpisah.
4
METODE
Penelitian ini terdiri dari kuesioner survei anak sekolah usia 12 – 14 tahun yang diambil dari sampel empat sekolah menengah di South Wales. Sekolah dipilih untuk mencerminkan rentang kekurangan yang dialami di wilayah (Menurut Welsh Indeks Multiple deprivation, WIMD 201127). Sekolah A adalah sebuah sekolah swasta; Sekolah B adalah sekolah komprehensif, yang jangkauan daerahnya dari daerah yang paling kekurangan di Wales; sekolah C dan D juga sekolah yang komprehensif, tapi daerah jangkauan mereka berasal dari demografi yang lebih bermacam-macam.27 Selanjutnya sekolah C dan D menyediakan pendidikan pada laki-laki dan perempuan di tempat terpisah. Sebelum penelitian ini dimulai persetujuan etis telah didapatkan dari Komite Etik Penelitian Sekolah Gigi di Universitas Cardiff. Sebuah kelompok fokus yang terdiri dari delapan remaja (berusia 12 – 16 tahun) dibuat untuk menginformasikan desain kuesioner. Peserta ditanyakan secara informal apakah mereka meminum minuman olahraga dan mengapa? Dengan informasi yang diperoleh dari kelompok fokus, kuesioner anonim buatan sendiri dirancang mengandung sebagian besar pertanyaan tertutup, memungkinkan kategori untuk dianalisis secara efisien dan dengan bias yang sedikit mungkin.28 Pertanyaan yang dilaporkan dalam makalah ini dirancang untuk menilai: 1. Apakah responden mengkonsumsi minuman olahraga dan jika demikian seberapa sering dan apa jenisnya? 2. Dimana dan kapan responden membeli dan mengkonsumsi minuman olahraga? 3. Mengapa responden mengkonsumsi minuman olahraga?
Anak-anak kelas 8 (12 – 13 tahun) dan 9 (13 – 14 tahun) diajak untuk mengambil bagian dalam penelitian dari masing-masing sekolah yang dipilih. Kepala sekolah dari masingmasing sekolah diminta untuk mencalonkan satu kelas dari tiap angkatan untuk ambil bagian. Sebuah kombinasi persetujuan sekolah, izin negatif orangtua dan persetujuan anak digunakan di penelitian ini. Responden diberitahu bahwa peserta adalah sukarelawan sebelum mereka menyelesaikan kuesioner. Salah satu peneliti (DB) hadir di masing-masing sekolah untuk mendistribusikan dan mengumpulkan kuesioner dan juga untuk menjawab pertanyaan tentang penelitian. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensial, sesuai distribusi frekuensi dan uji chi-square untuk variasi kategoris (dengan nilai alpha 0,05 diterima sebagai signifikan). Analisis statistik dilakukan dengan software IBM SPSS Statistik (Versi 20). 5
HASIL
Rincian demografis dari sekolah dan jumlah peserta dari masing-masing sekolah dan angkatan disajikan pada Tabel 1. Seratus delapan puluh tiga kuesioner dibagikan ke empat sekolah. Secara keseluruhan, 160 responden menyelesaikan survei (87% tingkat respons); satu kelas 8 dari sekolah A tidak mampu mengambil bagian karena waktu untuk ujian bertepatan dengan pengumpulan data. Mayoritas, 89,4% (143/160), dari responden mengaku minum minuman olahraga. Analisis di bawah berhubungan dengan tanggapan dari orangorang (n = 143) yang mengaku minum minuman olahraga.
6
Konsumsi minuman olahraga, frekuensi dan tipe
Hampir setengah dari responden ini minum minuman olahraga lebih dari sekali seminggu (48,3%, 69); 14% (20) minum satu atau lebih setiap hari. Frekuensi konsumsi modal adalah dua sampai tiga kali seminggu (Gambar 1). Responden diminta untuk menunjukkan yang mana dari empat minuman olahraga laris UK (Lucozade Sport ™, Powerade™, Gatorade™, LSV®) yang mereka konsumsi dan kategori 'lainnya' juga tersedia. Minuman yang paling populer adalah Lucozade Sport ™ (88,8%, 127) sementara Gatorade™ adalah yang kurang populer (9,8%, 14, Gambar 2). Semua kecuali satu respon untuk kategori ‘lain’ adalah ‘minuman energi’, tidak dipasarkan sebagai ‘minuman olahraga’. minuman energi ini adalah Relentless ©, Monster®,
7
Red Bull© Power-up™, Original Energy Drink, Rockstar Energy Drink ™, Emerge, No Fear ™ dan Boost. Satu-satunya 'lainnya' minuman olahraga adalah minuman isotonik tidak bermerk.
8
Lokasi pembelian
Lokasi pembelian untuk minuman olahraga disajikan pada Gambar 3; ada 242 lokasi yang disebutkan oleh 143 responden yang melaporkan minum minuman olahraga, yang memungkinkan beberapa tanggapan lokasi pembelian. Sebagian besar minuman olahraga dibeli di toko-toko lokal, dengan 115 (80,4%) dari responden. Supermarket juga populer dengan 78 menyebutkan, yang sama dengan 54,5% responden. Keempat nya menyebutkan 'Lain' adalah; bakery, Home Bargains, Spar dan Lidl.
Konteks konsumsi
Responden diminta pada situasi apa mereka minum minuman olahraga, terbatas untuk lima kategori yang diisolasi selama diskusi kelompok fokus (Gambar 4). Ada perbedaan jenis kelamin yang jelas; jauh lebih banyak anak laki-laki dibandingkan anak perempuan mengonsumsi minuman olahraga selama aktivitas fisik dan saat waktu makan (Gambar 4). Salah satu responden gagal untuk menyatakan gender mereka pada kuesioner dihasilkan n= 142 untuk analisis ini. Mayoritas anak laki-laki (77,9%, 53 responden dari 68) melaporkan minum produk ini selama aktivitas fisik dibandingkan dengan hanya 48,6% (36 responden dari 74) perempuan (P <0,001). Namun, lebih banyak anak perempuan minum minuman olahraga di rumah (41,9% anak perempuan dibandingkan dengan 32,4% dari anak laki-laki) dan sosial (51,4% dari gadis dibandingkan dengan 48,5% dari anak laki-laki); juga hasil ini secara statistik tidak signifikan (P> 0,05). Hasil ini mencerminkan tanggapan responden yang berpartisipasi dalam olahraga. Hasil menunjukkan bahwa 86,8% (59/68) dari responden lakilaki berpartisipasi dalam olahraga dibandingkan dengan 71,6% (53/74) dari responden perempuan.
Alasan untuk mengonsumsi minuman olahraga
Alasan yang paling populer untuk mengkonsumsi minuman olahraga adalah rasa produk (90,2% 129/143). Energi dan hidrasi adalah alasan yang diberikan oleh 47,6% (68/143) dan 23,1% (33/143) responden masing-masing. Fakta bahwa minuman olahraga meningkatkan kinerja hanya dinyatakan oleh 18,2% (26/143) sebagai alasan untuk mengonsumsi (Gambar. 5). Sekitar sepertiga (32,9%, 47/143) dari responden menyatakan harga sebagai alasan untuk membeli minuman olahraga (Gambar 5). Ketika ditanya berapa banyak mereka akan menghabiskan uang, mayoritas akan menghabiskan antara 50p dan £1 untuk olahraga minum (55,9% responden), sedangkan 38,5% akan membayar lebih dari £1 untuk minuman olahraga.
9
DISKUSI
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa proporsi yang tinggi dari remaja di South Wales mengonsumsi minuman olahraga. Prevalensi yang dilaporkan dari konsumsi minuman olahraga untuk usia 12 – 14 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini adalah tinggi pada 89% dengan 68% dari anak-anak ini minum secara teratur (1 – 7 kali seminggu). Kedua prevalensi dan frekuensi konsumsi di kelompok usia ini tampaknya telah meningkat pada beberapa tahun terakhir. 29,30 Pada akhir 1990-an studi dari 418 untuk usia 14 tahun anak-anak sekolah menengah di Birmingham, mencatat prevalensi 44%, dengan 77% dari ini mengonsumsi minuman olahraga 1 – 7 kali per minggu. 29 Sementara sebuah penelitian di Inggris yang lebih besar di North West of England, dari 2.385 anak-anak usia 14 tahun pada tahun 1999, dilaporkan 81 minum minuman olahraga sesekali atau secara teratur.30 Data analisis pasar Mintel (52 minggu yang berakhir 1 Maret 2014) menunjukkan bahwa Lucozade™ mewakili 63% dari pasar minuman olahraga, diikuti oleh Powerade ™ mengambil 14% dan label sendiri dan yang lain mengambil 23%. 1 Ini tercermin dari populasi yang lebih muda dari penelitian ini di mana Lucozade ™ dan Powerade ™ mendominasi. Namun, hanya di bawah setengah dari sampel melaporkan minum LSV® yang tidak secara terpisah diidentifikasi oleh Mintel Data – ini mungkin merupakan cerminan dari kenyataan LSV ® yang diberi label sebagai Minuman Energi, namun dipasarkan sebagai ‘minuman fungsional, khusus dikembangkan untuk jangka waktu peningkatan mental dan aktivitas fisik.’31 Ketika ditanya mengapa mereka minum minuman olahraga, 90% mengaku rasa adalah faktor di mana hanya 18% dari responden mengaku itu karena pengaruh peningkatan kinerja. Ini mencerminkan temuan US Healthy Eating Research Review di tahun 2012 2 dan Food Standards Australia New Zealand pada tahun 2010, 32 yang menemukan orang mengkonsumsi minuman ini hanya karena minuman itu terasa menyenangkan. Rasa minuman olahraga ini adalah faktor utama yang diberikan oleh kelompok 12 – 14 tahun dan tampaknya menjadi alasan utama mengapa mereka menarik bagi konsumen yang lebih muda. Perbaikan kinerja fisik diberikan sebagai alasan untuk minum oleh minoritas peserta, meskipun lebih 71,6% dari perempuan dan 86,8% dari anak laki-laki dalam penelitian mengaku mengambil bagian dalam latihan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sekitar setengah responden yang minum minuman olahraga mengaku minum minuman tersebut secara sosial. Hal ini mungkin dihubungkan dengan fakta bahwa kebebasan konsumen berkembang dengan baik dan juga fakta bahwa pengaruh teman sebaya (sambil bersosialisasi) sangat kuat untuk kelompok usia 10
ini.33 Hal ini memiliki implikasi untuk gigi dan kesehatan masyarakat secara luas, dalam hal karies gigi, erosi gigi dan obesitas. Sebagian besar anak-anak (80%) membeli minuman olahraga di toko-toko lokal, sekali lagi menyoroti pengaruh toko sekitar pinggiran sekolah dalam ketersediaan makanan dan minuman 'kurang sehat', termasuk minuman olahraga – sering tersedia dengan value prices.34,35 Memang, harga itu sendiri adalah alasan yang paling dicatat ketiga untuk pembelian. Menjadi perhatian, 26% dan 6% dari anak-anak mengutip pusat rekreasi dan sekolah sebagai sumber pembelian. Di Inggris dalam beberapa tahun terakhir kebijakan pangan dan kesehatan holistic35,36 menjadi sangat penting, di mana pemerintah daerah, kesehatan dan badan-badan sektor ketiga bekerja sama untuk mengatasi pangan, kesehatan dan olahraga. Ini bisa melibatkan pendekatan seluruh sekolah untuk makanan dan kesehatan dan promosi pilihan sehat di pusat-pusat rekreasi.37 Namun, temuan ini muncul untuk menunjukkan bahwa ada ruang untuk perbaikan, mirip dengan pengalaman di bagian lain dari Inggris.38 Sementara mayoritas partisipan mengaku minum minuman olahraga, ini menjadi jelas bahwa ada beberapa kebingungan atas definisi minuman olahraga dibandingkan minuman energi. Namun, dari perspektif gigi dan kesehatan seca ra luas dua jenis minuman ini memiliki sejenis efek merugikan karena bebas gula yang tinggi (kecuali bebas gula) konten dan pH rendah. Di supermarket dan toko-toko lokal, minuman olahraga yang dijual bersama minuman gula manis lainnya. Ini bisa menunjukkan kepada anak-anak dan orang tua bahwa minuman – minuman tersebut dimaksudkan untuk digunakan oleh semua orang. Di mana minuman ini dijual di toko harus kembali dinilai, sehingga untuk memastikan orang tidak salah paham tujuan produk. Harga minuman ini juga perlu dipertimbangkan; lobi baru-baru ini oleh Public Health England39 dan lain-lain untuk pajak gula pada minuman gula manis berhasil Maret 2016.40 Fakta bahwa minuman olahraga yang sangat populer dengan anak-anak karena rasa manis mereka yang berlawanan dengan alasan yang terkait dengan olahraga (yang mana lemah) harus menambah bobot kasus untuk cukai pada minuman manis termasuk minuman olahraga.
KESIMPULAN
Sebagian besar dari anak-anak mengkonsumsi minuman olahraga secara teratur dan di luar kegiatan berolahraga. Kesehatan gigi profesional harus menyadari popularitas minuman
11
olahraga dengan anak-anak ketika memberikan edukasi pendidikan kesehatan atau merancang inisiatif pro-gerak kesehatan.
12