KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH MAKANAN KARIOGENIK TERHADAP KARIES GIGI Disusun untuk memenuhi tugas akhir Blok 3 Semester 1 Fakultas Kedokteran PSPDG
Disusun oleh; Ainan Salsabila 4211181041
KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI 2019
HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
Judul Nama Lengkap NIM Jurusan/Fakultas Nomor HP Alamat Email
: : : : : :
Pengaruh Makanan Kariogenik Terhadap Karies Gigi Ainan Salsabila 4211181041 Kedokteran Gigi/Kedokteran 082317132543
[email protected]
Bandung, 11 Februari 2019 Mengetahui, Pembimbing,
Penulis,
Dr. Euis Reni Yusianti, drg., M.Kes NID 412165977
Ainan Salsabila NIM 4211181041
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Saya panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Pengaruh Makanan Kariogenik Terhadap Karies Gigi” dan manfaatnya untuk masyarakat. Makalah ini sudah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya saya dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.
Bandung, 11 Februari 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................................................... i KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii RINGKASAN ............................................................................................................................................ iv SUMMARY.............................................................................................................................................. iv BAB I Pendahuluan................................................................................................................................. 1 1.1
Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah................................................................................................................... 1
1.3
Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 1
1.4
Manfaat Penulisan .................................................................................................................. 1
BAB II Tinjauan Pustaka.......................................................................................................................... 2 2.1
Pengertian Karies Gigi ............................................................................................................. 2
2.2
Mekanisme Karies Gigi ............................................................................................................ 2
2.3
Faktor Penyebab Karies Gigi ................................................................................................... 2
2.4
Pengaruh Makanan Kariogenik ............................................................................................... 3
BAB III METODE PENULISAN .................................................................................................................. 4 3.1
Sumber dan Jenis Data............................................................................................................ 4
3.2
Pengumpulan Data.................................................................................................................. 4
3.3
Analisis Data ............................................................................................................................ 4
3.4
Penarikan Kesimpulan............................................................................................................. 4
BAB IV Hasil dan Pembahasan ............................................................................................................... 5 4.1
Pengertian Karies .................................................................................................................... 5
4.2
Mekanisme Karies Gigi ............................................................................................................ 6
4.3
Faktor Penyebab Karies Gigi ................................................................................................... 6
4.4
Pengaruh Makanan Kariogenik ............................................................................................... 8
BAB V Penutup ..................................................................................................................................... 10 5.1
Kesimpulan............................................................................................................................ 10
5.2
Saran ..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 11
iii
RINGKASAN Karies gigi adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi dimulai dari permukaan gigi meluas ke arah pulpa. Kerusakan terjadi pada struktur gigi seperti email, dentin dan sementum disebabkan oleh aktifitas metabolisme bakteri dalam plak yang berasal dari makanan. Kerusakan jaringan keras gigi disebabkan oleh proses demineralisasi bagian organik dan penghancuran komponen-komponen organik gigi karena adanya sisa makanan (karbohidrat) yang dapat difermentasikan menjadi masa yang asam. Dimana hal ini sangat berkaitan dengan adanya aktivitas metabolisme bakteri. Karies gigi adalah salah satu penyakit multifaktoral sehingga untuk terjadinya harus ada faktor-faktor permukaan gigi itu sendiri. Karies diawali dengan timbulnya bercak kecokelatan atau putih kekuningan yang akhirnya semakin berkembang menjadi lubang. Lubang tersebut dikarenakan luruhnya mineral gigi oleh bakteri penghasil asam yang memproses reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa dan glukosa.
SUMMARY Dental caries is a disease of the hard tissue of the tooth starting from the surface of the tooth extending towards the pulp. Damage to the tooth structure such as e-mail, dentine and cementum is caused by bacterial metabolic activities in plaques derived from food. Damage to the hard tissue of the teeth is caused by the demineralization process of organic parts and the destruction of the organic components of the teeth due to the presence of leftovers (carbohydrates) which can be fermented into acidic times. Where this is very related to the presence of bacterial metabolic activity. Dental caries is a multifactoral disease, so there must be factors in the surface of the tooth itself. Caries begins with the appearance of brownish or yellowish white spots which eventually develop into holes. The hole is due to the loss of dental minerals by acid-producing bacteria that process carbohydrate fermentation reactions including sucrose, fructose and glucose.
iv
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Karies gigi adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya struktur gigi seperti email, dentin dan sementum disebabkan oleh aktifitas metabolisme bakteri dalam plak yang berasal dari makanan. Karies gigi ditandai dengan demeneralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Ada beberapa proses yang terjadi pada gigi sebelum akhirnya menjadi karies. Timbulnya karies karena adanya debris kemudian menjadi kalkulus, lama-kelamaan kalkulus menajadi plak ber pH rendah yang ada pada gigi. Plak lama-kelamaan bisa menjadi karies. Jika karies sudah mencapai dentin, maka akan timbul rasa nyeri pada penderita. Karies dapat menyebabkan peradangan pada gingiva yang menyebabkan gingiva mudah berdarah terutama pada saat sikat gigi. Jika gingiva sudah meradang maka dapat menimbulkan penyakit periodontitis. Karies gigi dan penyakit periodontal sangat sering dijumpai di Indonesia dan termasuk masalah gigi dan mulut yang paling banyak di Indonesia. Dikarenakan banyaknya kejadian inilah yang akhirnya menyebabkan masyarakat Indonesia menganggapnya suatu hal yang biasa dan lebih memilih untuk mengabaikannya. Pada perkembangan ilmu pengetahuan, karies pada gigi dapat ditangani dengan restorasi. Namun alangkah baiknya jika karies gigi ini dicegah sebelum terjadi dan menyebabkan sakit yang parah dengan mengetahui penyebab-penyebab karies yang bisa dihindari oleh banyak orang.
1.2 Rumusan Masalah a. b. c. d.
Apa itu karies gigi? Bagaimana mekanisme karies gigi? Apa saja faktor yang menyebabkan karies pada gigi? Apa pengaruh makanan kariogenik terhadap karies pada gigi?
1.3 Tujuan Penulisan a. b. c. d.
Untuk mengetahui pengertian karies gigi Untuk mengetahui proses karies gigi Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab karies gigi Untuk mengetahui pengaruh makanan keriogenik terhadap karies pada gigi
1.4 Manfaat Penulisan a. Penulis Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah. Makalah ini juga bermanfaat seabagai bahan masukan, bahan referensi atau sumber data bagi penulisan sejenis selanjutnya. b. Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan diharapkan dapat menyampaikan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat dalm meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut agar terhindar dari resiko karies gigi. c. Masyarakat Diharapkan dari makalah ini dapat memberikan informasi pada mas yarakat luas tentang menjaga kebersihan gigi dan mulut.
1
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Karies Gigi Karies gigi adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi dimulai dari permukaan gigi meluas ke arah pulpa. Kerusakan terjadi pada struktur gigi seperti email, dentin dan sementum disebabkan oleh aktifitas metabolisme bakteri dalam plak yang berasal dari makanan. Kerusakan jaringan keras gigi disebabkan oleh proses demineralisasi bagian organik dan penghancuran komponen-komponen organik gigi karena adanya sisa makanan (karbohidrat) yang dapat difermentasikan menjadi masa yang asam. Dimana hal ini sangat berkaitan dengan adanya aktivitas metabolisme bakteri. Karies gigi dan penyakit periodontal sangat sering dijumpai di Indonesia dan termasuk masalah gigi dan mulut yang paling banyak di Indonesia. Dikarenakan banyaknya kejadian inilah yang akhirnya menyebabkan masyarakat Indonesia menganggapnya suatu hal yang biasa dan lebih memilih untuk mengabaikannya. Padahal semakin karies gigi diabaikan, justru akan menjadi semakin parah kasus penyakitnya dan akan mengakibatkan efek yang lebih besar seperti nyeri, gigi tanggal, infeksi bahkan kematian. 2.2 Mekanisme Karies Gigi Karies gigi adalah salah satu penyakit multifaktoral sehingga untuk terjadinya harus ada faktor-faktor permukaan gigi itu sendiri. Karies diawali dengan timbulnya bercak kecokelatan atau putih kekuningan yang akhirnya semakin berkembang menjadi lubang. Lubang tersebut dikarenakan luruhnya mineral gigi oleh bakteri penghasil asam yang memproses reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa dan glukosa. Ada beberapa proses yang terjadi pada gigi sebelum akhirnya menjadi karies. Timbulnya karies karena adanya debris kemudian menjadi kalkulus, lamakelamaan kalkulus menajadi plak ber pH rendah yang ada pada gigi. Plak lamakelamaan bisa menjadi karies. Jika karies sudah mencapai dentin, maka akan ti mbul rasa nyeri pada penderita. Karies dapat menyebabkan peradangan pada gingiva yang menyebabkan gingiva mudah berdarah terutama pada saat sikat gigi. Jika gingiva sudah meradang maka dapat menimbulkan penyakit periodontitis. 2.3 Faktor Penyebab Karies Gigi Faktor-faktor yang menyebabkan karies gigi dibagi menjadi dua yaitu: A. Faktor di dalam Mulut, di antaranya; a. Mikroorganisme Faktor pertama yang menyebabkan karies gigi adalah adanya bakteri seperti Streptococcus mutans dan Lactobacilli dan lain-lain. Bakteri spesifik inilah yang memproses fermentsasi dengan mengubah glukosa dan karbohidrat menjadi asam. b. Hospes (gigi dan saliva) Bentuk morfologi gigi setiap orang berbeda-beda yang dapat menjadi faktor karies pada gigi dengan permukaan oklusal yang sangat berlekuk dan sulit 2
dicapai saat menyikat gigi. Kuat atau tidaknya lapisan email pada gigi juga menjadi faktor karies pada gigi. Pengaruh saliva pada karies gigi ada pada kemampuan saliva dalam memineralisasikan karies yang masih dini karena masih banyak sekali mengandung ion kalsium dan fosfat. c. Substrat (sisa makanan) Makanan yang masuk ke mulut menjadi salah satu penyebab plak yang paling cepat karena beberapa makanan menggabungkan diri dan cocok menjadi substrat bakteri plak. d. Waktu Karies gigi tidak terjadi secara langsung melainkan sedikit demi sedikit dan tergantung proses cepatnya demeneralisasi dan remeneralisasi. B. Faktor di Luar Mulut a. Faktor Keturunan Morfologi gigi seseorang akan berpengaruh terhadap karies gigi. Bentuk gigi yang bertumpuk (maloklusi) bisa jadi merupakan keturunan dari orang tua. b. Faktor Lingkungan Penghasilan dan pendidikan penduduk yang tinggi akan memengaruhi kebiasaan seseorang dalam diet merawat gigi sehingga prevalensi karies gigi menjadi rendah. c. Faktor Perilaku Perilaku dalam pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifit as organisme yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2003). Perilaku yang dilakukan seseorang dalam memelihara kesehatan dirinya akan berpengaruh besar dalam pencegahan dan penyembuhan suatu penyakit termasuk karies gigi. d. Faktor Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu pelayanan yang harus ditingkatkan mutunya di puskesmas untuk menjamin kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. e. Faktor Jajanan Banyak jenis makanan yang dapat mempengaruhi karies gigi terutama jenis makanan kariogenik. Makanan kariogenik yang mempunyai ciri mengandung tinggi gula, berpH rendah dan lengket adalah faktor utama terjadinya karies gigi. 2.4 Pengaruh Makanan Kariogenik Makanan kariogenik adalah makanan yang mengandung fermentasi karbohidrat. Fermentasi karbohidrat inilah yang menyebabkan penurunan pH plak dan menstimulasi terjadinya proses karies pada gigi. Karbohidrat adalah makanan yang sangat kariogenik dan sangat berkaitan dengan karies gigi. Karbohidrat yang terdapat dalam makanan terbagi menjadi dua macam yaitu, karbohidrat sederhana (terdiri dari satu atau dua ikatan molekul sakarida) dan kompleks (terdiri atas dua ikatan monosakarida).
3
BAB III METODE PENULISAN
3.1 Sumber dan Jenis Data Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan karya tulis ini berasal dari berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Jenis referensi utama yang digunakan adalah jurnal imiah edisi online dan makalah ilmiah yang bersumber dari internet. Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif. 3.2 Pengumpulan Data Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai literatur dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan sesuai dengan topik yang dibahas. 3.3 Analisis Data Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian. Kemudian dilakukan penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah dipersiapkan secara logis dan sistematis. Teknik analisis data bersifat deskriptif argumentatif. 3.4 Penarikan Kesimpulan Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah, tujuan penulisan, serta pembahasan. Simpulan yang ditarik mempresentasikan pokok bahasan karya tulis, serta didukung dengan saran praktis sebagai rekomendasi selanjutnya.
4
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Pengertian Karies Gigi adalah salah satu struktur yang termasuk ke dalam bagian tubuh manusia. Kerusakan pada gigi akan berakibat pada aktivitas sehari-hari karena akan berhubungan dengan anggota tubuh yang lain. Gigi merupakan salah satu jaringan pada tubuh manusia yang harus dirawat karena mudah mengalami kerusakan. Namun masyarakat Indoensia sering kali menganggap bahwa perawatan terhadap gigi tidak dibutuhkan padahal hal itu sangat penting untuk mencegah penyakit pada gigi dan mulut juga dapat menunjang penampilan. Menurut Zelvya (2003) dalam Uji Kawuryan (2008) karies gigi adalah salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering terjadi. Karies gigi adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi dimulai dari permukaan gigi meluas ke arah pulpa. Kerusakan terjadi pada struktur gigi seperti email, dentin dan sementum disebabkan oleh aktifitas metabolisme bakteri dalam plak yang berasal dari makanan. Kerusakan jaringan keras gigi disebabkan oleh proses demineralisasi bagian organik dan penghancuran komponen-komponen organik gigi karena adanya sisa makanan (karbohidrat) yang dapat difermentasikan menjadi masa yang asam. Dimana hal ini sangat berkaitan dengan adanya aktivitas met abolisme bakteri. Karies gigi dan penyakit periodontal sangat sering dijumpai di Indonesia dan termasuk masalah gigi dan mulut yang paling banyak di Indonesia. Jika dibandingkan berdasarkan umur, golongan umur muda terindeksi karies gigi lebih banyak daripada umur 45 tahun ke atas, umur 10-24 tahun berada di angka 66,8-69,5% untuk karies gigi sedangkan umur 45 tahun ke atas berada di angka 53,3% dan umur 65 tahun ke atas sebanyak 43,8%. Maka dapat disimpulkan angka kejadian karies gigi lebih banyak terdapat pada golongan usia produktif (Depkes, 2000). Penduduk Indonesia yang mengalami karies gigi pada survei Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010 menunjukan prevalensi sebesar 80%90% dan diantaranya terdapat golongan anak. Sementara pada Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukan angka 30% untuk masyarakat Indonesia yang mengalami karies gigi. Dikarenakan banyaknya kejadian inilah yang akhirnya menyebabkan masyarakat Indonesia menganggapnya suatu hal yang biasa dan lebih memilih untuk mengabaikannya. Padahal semakin karies gigi diabaikan, justr u akan menjadi semakin parah kasus penyakitnya dan akan mengakibatkan efek yang lebih besar seperti nyeri, gigi tanggal, infeksi bahkan kematian. Karies bisa diklasifikasikan berdasarkan stadium; a. Karies Inspiens, ketika karies baru terjadi pada lapisan terluar yang paling keras pada gigi yaitu permukaan enamel. Pada fase ini hanya terjadi perubahan warna kecokelatan pada enamel gigi. b. Karies Superficialis, ketika karies mencapai bagian dalam enamel gigi namun belum sampai ke bagian yang lebih dalam. Terkadang terasa sakit. c. Karies Media, ketika karies sudah mengenai dentin atau pertengahan antara enamel dan pulpa namun belum melebihi setengah dari dentin. Biasanya terasa sakit jika terkena rangsangan
5
d. Karies profunda, ketika karies sudah mencapai lebih dari setengah dentin dan sudah menyebar hingga pulpa. Biasnaya terasa sakit mendadak tanpa rangsangan dan juga ketika makan. 4.2 Mekanisme Karies Gigi Karies gigi adalah salah satu penyakit multifaktoral sehingga untuk terjadinya harus ada faktor-faktor permukaan gigi itu sendiri. Ada beberapa proses yang terjadi pada gigi sebelum akhirnya menjadi karies. Bakteri yang ada dalam mulut berkumpul dan membuat lapisan lunak dan lengket yang disebut plak. Plak adalah kumpulan bakteri yang tidak terkalsifikasi yang membentuk suatu massa padat dan menempel erat pada permukaan gigi. Kemudian dimulailah proses karies gigi dari sini. Plak tersebut terlihat seperti bercak kecokelatan atau putih kapur (white spot) yang akhirnya semakin berkembang menjadi lubang. Plak mengubah gula dan karbohidrat dari makanan yang masuk ke dalam mulut dan menempel pada gigi menjadi suatu asam penyebab kerusakan gigi dengan meluruhkan mineral-mineral dalam gigi. Gula yang sudah diproses menjadi sukrosa dan proses bakteri dapat berubah menjadi asam laktat yang menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) dan menjadi penyebab demineralisasi. Demineralisasi adalah menghilangnya mineral dari struktur gigi sedangkan remineralisasi sebaliknya. Ketika proses demineralisasi lebih mendominasi daripada proses remineralisasi inilah yang mengakibatkan proses karies gigi. Jika karies sudah mencapai dentin, maka akan timbul rasa nyeri pada penderita. Karies dapat menyebabkan peradangan pada gingiva yang menyebabkan gingiva mudah berdarah terutama pada saat sikat gigi. Jika gingiva sudah meradang maka dapat menimbulkan penyakit periodontitis. 4.3 Faktor Penyebab Karies Gigi Faktor-faktor yang menyebabkan karies gigi dibagi menjadi dua yaitu: A. Faktor di dalam Mulut, di antaranya; a. Mikroorganisme Faktor pertama yang menyebabkan karies gigi adalah adanya bakteri dalam mulut. 2 dari 500 bakteri di antaranya adalah Streptococus mutans dan Lactobacilli yang menjadi penyebab utama karies gigi. Bakteri spesifik inilah yang memproses fermentsasi dengan mengubah gula dan karbohidrat menjadi asam. Beberapa jenis bakteri yang dapat menyebabkan karies pada gigi di antaranya adalah Streptococus mutans, beberapa Streptococus mitis, Streptococus sanguis, Streptococus miller, dan banyak Lactobacillus dan beberapa spesies Actinomyces (Schuurs, 2007). b. Hospes (gigi dan saliva) Bentuk morfologi gigi setiap orang berbeda-beda yang dapat menjadi faktor karies pada gigi terutama pada permukaan oklusal yang sangat berlekuk dan sulit dicapai saat menyikat gigi. Karies biasanya terjadi pada permukaan gigi spesifik, bisa di gigi susu dan gigi permanen. Pada gigi permanen, karies gigi sering ditemukan di bagian piit dan fisur sedangkan pada gigi susu sering ditemukan pada permukaan yang halus. Kuat atau tidaknya lapisan email pada gigi juga menjadi faktor karies pada gigi. Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kelenjar ludah kecil pada mukosa 6
mulut. Pengaruh saliva pada karies gigi ada pada kemampuan saliva dalam memineralisasikan karies yang masih dini karena masih banyak sekali mengandung ion kalsium dan fosfat. Karies bisa menjadi tidak terkendali jika cairan saliva berkurang ataupun menghilang (Kidd, dkk, 2002). c. Substrat (sisa makanan) Makanan yang masuk ke mulut menjadi salah satu penyebab plak yang paling cepat karena beberapa makanan menggabungkan diri dan cocok menjadi substrat bakteri plak. Makanan yang cepat menyebabkan plak tergantung dari komponen yang ada dalam makanan tersebut. Substrat dari makanan pada konsentrasi tinggi polisakarida disintesis dalam plak dan asam dalam jumlah besar dibentuk dari gula. Selama periode penyediaan makanan terjadi seleksi yang menyimpang, penggunaan gula menambah jumlah Streptococus mutans di dalamnya dan berkali-kali terjadi penambahan pertumbuhan plak. d. Waktu Karies gigi tidak terjadi secara langsung melainkan sedikit demi sedikit dan keaktifannya berjalan bertahap serta merupakan proses dinamis tergantung proses cepatnya demeneralisasi dan remeneralisasi. Karies pada gigi anak lebih cepat berkembang daripada karies pada gigi orang dewasa. Hal ini disebabkan struktur gigi orang dewasa lebih tahan terhadap karies dan anakanak biasanya lebih menyukai makanan kariogenik. e. Kebersihan Gigi dan Mulut Kebersihan gigi dan mulut yang bagus akan membuat jaringan di sekitarnya sehat. Orang yang menjaga kebersihan mulutnya dengan baik sudah tentu akan semakin terhindar dari bahaya penyakit gigi dan mulut. Menjaga kesehatan gigi dan mulut bisa dimulai dari hal-hal sederhana seperti rajin menggosok gigi setiap hari, kurangi makanan yang mengandung gula dan rajin check up ke dokter gigi. B. Faktor di Luar Mulut a. Faktor Keturunan Morfologi gigi seseorang akan berpengaruh terhadap karies gigi. Bentuk gigi yang seperti ini bisa jadi merupakan keturunan dari orang tua. Seseorang dengan gigi yang bertumpuk satu sama lain (maloklusi) lebih mudah untuk terserang karies gigi. Hal ini dikarenakan struktur gigi bertumpuk lebih memungkinkan adanya sisa makanan yang menempel dan sulit dijangkau menggunakan sikat gigi. Orang dengan gigi yang berjejal memerlukan perawatan gigi yang lebih intens dibandingkan dengan gigi yang baik. b. Faktor Lingkungan Penghasilan dan pendidikan penduduk yang tinggi akan memengaruhi kebiasaan seseorang dalam diet merawat gigi sehingga prevalensi karies gigi menjadi rendah. Faktor lingkungan lainnya yang menjadi penting adalah air yang diminum dan kultur sosial ekonomi penduduk. Pada daerah dengan kandungan fluor yang cukup dalam air minum dan diberikan sejak dini dengan kombinasi berbagai cara dalam makanan atau minuman, maka prevalensi karies gigi rendah. Hal ini karena email kan banyak menyerap fluor sehingga memberikan efek besar terhadap pencegahan karies (Suwelo, 1992). c. Faktor Perilaku 7
Perilaku dalam pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifit as organisme yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2003). Perilaku yang dilakukan seseorang dalam memelihara kesehatan dirinya akan berpengaruh besar dalam pencegahan dan penyembuhan suatu penyakit. Perilaku memiliki peranan penting dalam memengaruhi status kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Perilaku pemeliharaan gigi positif misalnya dengan rutin menyikat gigi, sebaliknya perilaku pemeliharaan gigi negatif jarang menyikat gigi sehingga kesehatan gigi menurun dan menyebabkan karies pada gigi (Warni, 2009). d. Faktor Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu pelayanan yang harus ditingkatkan mutunya di puskesmas. Ada beberapa program di dalam maupun luar gedung. Secara umum, puskesmas merupakan sub sistem pelayanan kesehatan khususnya gigi dan mulut dengan tujuan utama preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Namun puskesmas juga melakukan pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif pemulihan terbatas (Depkes, 2000). e. Faktor Jajanan Banyak jenis makanan yang dapat mempengaruhi karies gigi terutama jenis makanan kariogenik. Makanan kariogenik yang mempunyai ciri mengandung tinggi gula, berpH rendah dan lengket adalah faktor utama terjadinya karies gigi. 4.4 Pengaruh Makanan Kariogenik Makanan kariogenik adalah makanan yang mengandung fermentasi karbohidrat. Fermentasi karbohidrat inilah yang menyebabkan penurunan pH plak dan menstimulasi terjadinya proses karies pada gigi. Karbohidrat yang dapat difermentasikan yaitu karbohidrat yang dapat dihidrolisis oleh enzim amilase yang terdapat di saliva sebagai proses awal dari penguraian karboidrat. Setelah itu barulah difermentasi oleh bakteri. Ciri makanan berkariogenik adalah berpH rendah, mengandung gula tinggi dan lengket. Karbohidrat adalah makanan yang sangat kariogenik dan sangat berkaitan dengan karies gigi. Gula yang terolah dari karbohidrat seperti glukosa, fruktosa dan terutama sukrosa yang dapat berubah menjadi asam laktat, sangat efektif dalam mengurangi pH mulut yang memudahkan demineralisasi dan menstimulasi karies xgigi. Intensitas dalam mengkonsumsi gula menjadi pengaruh yang besar dalam berkembangnya karies. Gula yang dimetabolisme membentuk polisakarida yang memungkinkan bakteri menempel pada permukaan gigi akan menyediakan cadangan energi untuk metabolisme karies selanjutnya dan perkembangbiakan bakteri kariogenik. Karbohidrat yang terdapat dalam makanan terbagi menjadi dua macam yaitu; a. Karbohidrat Kompleks Karbohidrat sederhana hanya terdiri dari satu atau dua ikatan monosakarida atau biasa disebut polisakarida. Polisakarida yang penting terdapat pada pati, glikogen, dekstrin dan polisakarida non pati. Pati terdapat pada padi-padian, umbi-umbian dan biji-bijian yang termasuk simpanan karbohidrat utama yang dikonsumsi oleh manusia di seluruh dunia. b. Karbohidrat Sederhana
8
Karbohidrat sederhana hanya terdiri dari satu atau dua ikatan molekul sakarida yaitu monosakarida dan disakarida, contohnya seperti sukrosa (gula tebu) dan laktosa (gula susu). Karbohidrat sederhana yang terdapat dalam makanan contohnya seperti permen, biskuit, manisan, es krim dan sebagainya. Sukrosa adalah gula yang paling kariogenik karena sintesis polisakarida ekstra sel sukrosa lebih cepat daripada glukosa, fruktosa dan laktosa. Pertumbuhan mikroorganisme pada sukrosa juga lebih efisien dibanding dengan gula lainnya. Meskipun sukrosa adalah gula paling kariogenik, tidak menutup kemungkinan jika gula lainnya tetap berbahaya.
9
BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa karies gigi adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya struktur gigi seperti email, dentin dan sementum disebabkan oleh aktifitas metabolisme bakteri dalam plak yang berasal dari makanan. Karies gigi adalah salah satu penyakit multifaktoral yang terjadi karena faktor dari luar dan dalam mulut. Makanan kariogenik adalah salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap keries gigi karena cocok menjadi substrat plak. 5.2 Saran Sebaiknya hindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan kariogenik karena dapat memicu karies gigi.
10
DAFTAR PUSTAKA Sri Ramayanti, Idral Purnakarya. 2013. Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies Gigi. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.7. 89-91. http://eprints.undip.ac.id/46177/3/Meiliza_Ariesti_Christiurnida_Hutauruk_22010111130 062_Lap.KTI_Bab2.pdf 10 Feb 2019. http://repository.ump.ac.id/678/3/ALVIANI%20ANTYA%20NISITA%20BAB%20II.pdf 10 Feb 2019.
11