Jurnal pembetulan (koreksi) untuk kesalahan yang diketahui di periode yang sama sudah saya bahas sebelumnya. Di tulisan ini saya akan bahas jurnal koreksi untuk kesalahan yang diketahui di periode berbeda. Kesalahan pencatatan yang diperiode sebelumnya bisa berpengaruh terhadap:
Akun-akun Neraca (Akun Permanen) saja; atau Akun-akun Laba Rugi (Akun Nominal) saja; atau Akun Neraca dan Laba Rugi.
Kesalahan Yang Berpengaruh Terhadap Akun Neraca Saja Untuk kesalahan yang berpengaruh terhadap akun-akun neraca saja (mulai dari kas hingga laba ditahan), semuanya memungkinkan untuk dikoreksi—karena tidak ada istilah tutup buku untuk akun-akun ini. Misalnya: PT. JAK menggunakan periode tahun buku. Pada tanggal 1 Maret 2012 diketahui telah terjadi kesalahan pencatatan transaksi pelunasan utang pada tanggal 28 Agustus 2011. Pembayaran utang dagang kepada PT. ABC sebesar Rp 25,000,000 tercatat sebagai pencicilan utang bank. Atas kesalahan tersebut harus dibuatkan jurnal koreksi berupa reklasifikasi, jika tidak maka saldo utang bank dan saldo utang kepada PT. ABC akan salah. Berikut adalah jurnal koreksi-nya: [Debit]. Utang Dagang – PT. ABC = Rp 25,000,000 [Credit]. Utang – Bank XZY = Rp 25,000,000
Kesalahan Yang Berpengaruh Terhadap Akun Laba Rugi Saja Untuk kesalahan yang berpengaruh hanya pada akun-akun laba rugi saja, tidak perlu dikoreksi. Ada 2 alasan mengapa tidak perlu dikoreksi:
Alasan pertama, akun-akun kelompok laba rugi sudah ditutup di akhir periode saat mana kesalahn terjadi—artinya di akhir periode akun-akun tersebut sudah di-nol-kan, sehingga tidak dibawa ke periode berikutnya. Alasan kedua, baik laba/rugi maupun saldo akhir neraca di akhir periode saat kesalahan terjadi sudah dalam kondisi benar.
Misalnya: PT. JAK menggunakan periode buku tahunan. Di periode 2011 perusahaan salah melakukan pencatatan; transaksi pembayaran listrik sebesar Rp 15,000,000 terlanjur dicatat sebagai pembayaran telepon. Andai kesalahan tersebut diketahui di tahun 2011 (periode yang sama), maka perusahaan perlu membuat jurnal koreksi sebagai berikut: [Debit]. Biaya Listrik = Rp 15,000,000
[Credit]. Biaya Telepon = Rp 15,000,000 Tetapi jika kesalahan tersebut baru diketahui di periode 2012, maka atas kesalahan tersebut TIDAK PERLU dibuatkan jurnal koreksi, dengan pertimbangan: Memang, untuk periode 2011, pengeluaran telepon diakui Rp 15,000,000 lebih besar dari yang seharusnya, sementara di sisi lainnya pengeluaran listrik kurang diakui sejumlah yang sama. Akan tetapi, itu tidak mempengaruhi saldo akhir kas (di Neraca), juga tidak mempengaruhi laba/rugi bersih di penutupan buku 2011.
Kesalahan Yang Berpengaruh Terhadap Akun Neraca dan Akun Laba Rugi Dilihat dari efeknya terhadap buku di tahun berikutnya, ada 2 macam kesalahan di sini: (a) Kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya setelah dua tahun; dan (b) Kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya setelah lebih dari dua tahun atau bahkan tidak pernah terkoreksi selamanya—untuk kasus yang sangat khusus. Tetapi sebagian besar akan terkoreksi dengan sendirinya—meskipun mungkin perlu waktu beberapa periode. Untuk jenis kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya: PT. JAK menggunakan periode tahun buku. Pada tanggal 31 Desember 2011, PT. JAK lupa mengakrualkan upah buruh untuk bulan tersebut yang baru dibayarkan pada tanggal 1 Januari 2012 sebesar Rp 250,000,000. Sehingga jurnal berikut ini BELUM di masukan: [Debit]. Upah Buruh = Rp 250,000,000 [Credit]. Utang – Upah Buruh = Rp 250,000,000
Akibatnya, tanggal 1 Januari 2012 (pada saat gaji upah dibayarkan—saat mana di sisi lainnya buku periode 2011 telah ditutup) PT. JAK baru membuat jurnal sebagai berikut: [Debit]. Upah Buruh = 250,000,000 [Credit]. Kas = 250,000,000 Ini adalah bentuk kesalahan, sebab sesungguhnya upah yang dibayarkan pada 1 Januari tersebut adalah upah untuk bulan Desember 2011, artinya itu pengeluaran yang seharusnya dibebankan di 2011. Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa: Di Periode 2011: (a) “Biaya” dibebankan terlalu rendah, (b) sehingga pengakuan “Laba” menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya, (c) akibat berikutnya, saat penutupan buku 2011
“Laba Ditahan” pada Neraca menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya, (d) “Utang – Upah Buruh” diakui lebih rendah dari seharusnya. Di Periode 2012: (a) “Biaya” lebih tinggi dari yang seharusnya, (b) sehingga “Laba” juga menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Apa yang terjadi pada (c) “Utang – Upah buruh”? Dan apa yang terjadi pada (d) “Laba Ditahan”? Ada 2 kemungkinan: Jika kesalahan tersebut disadari sebelum penutupan buku periode 2012 lalu buku dilihat, maka “Utang – Upah Buruh” dan “Laba Ditahan” akan nampak salah, sehingga PERLU dibuatkan jurnal koreksi, sbb: [Debit]. Laba Ditahan = Rp 250,000,000 [Credit]. Biaya Upah Buruh = Rp 250,000,000 Tetapi Jika kesalahan tersebut disadari setelah penutupan buku 2012, maka “Utang – Upah Buruh” dan “Laba Ditahan” akan menjadi BETUL dengan sendirinya, sehingga TIDAK PERLU dibuatkan jurnal koreksi. Mengapa menjadi betul? Ini dia penyebabnya: Laba Ditahan 2011 diakui terlalu tinggi karena Laba diakui terlalu tinggi karena beban upah buruh bulan Desember 2011 lupa diakui. Nah di tahun 2012 upah buruh menjadi terlalu tinggi, sehingga Laba menjadi terlalu rendah dan mengakibatkan Laba Ditahan juga menjadi terlalu rendah. Dengan kata lain, kelibahan dan kekurangan pengakuan diantara kedua tahun ini menjadi saling menutupi, sehingga Laba Ditahan setelah penutupan 2012 telah menjadi betul (terkoreksi) dengan sendirinya. Demikian juga Utang Upah Buruh. Ada beberapa jenis kesalahan yang juga akan terkoreksi dengan sendirinya di periode berikutnya, diantaranya:
“Biaya Telepon” yang lupa diakrualkan “Biaya Dibayar Di Muka (Prepaid)” yang seharusnya dibebankan secara bertahap (melalui jurnal penyesuaian) tetapi dibebankan sekaligus “Pendapatan Bunga” yang lupa diakrualkan “Pendapatan Diterima Di Muka (Deposit)” yang seharusnya diakui sebagai pendapatan secara bertahap (melalui jurnal penyesuaian) tetapi diakui sekaligus. “Pengunaan Persediaan” yang terlalu rendah/tinggi diakui. “Pembelian Persediaan” yang belum diterima, tetapi sudah diakui sebagai penambah barang persediaan.
Seperti sudah saya sampaikan sebelumnya, ada juga jenis kesalahan khusus yang butuh waktu lama (mungkin 5, 7, 10, atau bahkan 30 tahun) untuk terkoreksi dengan sendirinya. Jenis kesalahan ini biasanya transaksi terkait dengan aktiva tetap (baik yang berwujud atau tidak berwujud) antara lain: Pengeluaran perbaikan bangunan yang harusnya dikapitalisasi tetapi dibebankanPengeluaran penggantian sparepart mesin yang seharusnya dikapitalisasi tetapi dibebankanKesalahan
perhitungan beban penyusutan Semua jenis kesalahan ini butuh waktu lama untuk menjadi terkoreksi dengan sendirinya— seiring dengan lamanya waktu penyusutan/amortisasi yang dibutuhkan hingga aktiva tersebut habis umur ekonosmisnya atau dijual. Untuk itu HARUS DIBUATKAN JURNAL KOREKSI begitu kesalahan diketahui.