1 Fitri Ayu Wulandari Hubungan Pemantapan Mutu Internal Internal .... Jurnal Wiyata Vol. No. Tahun 2016
HUBUNGAN PEMANTAPAN MUTU INTERNAL TERHADAP MUTU PELAYANAN LABORATORIUM DI PUSKESMAS KOTA WILAYAH UTARA KEDIRI CORRELATION OF INTERNAL QUALITY CONTROL AND LABORATORY SERVICES QUALITY AT PUSKESMAS KOWILUT KEDIRI
Fitri Ayu Wulandari
Info Artikel
Sejarah Artikel : Diterima Disetujui Dipublikasi
K eywo ywor ds : Internal Control, Quality
Quality Services
Abstrak : Latar Belakang : Dalam mewujudkan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat, salah satunya dengan melaksanakan upaya pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau. Kualitas pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas sangat di pengaruhi oleh petugas kesehatan, khususnya tenaga analis kesehatan. Pemantapan Mutu Internal (PMI/ Internal Internal Quality Control ) merupakan kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian kesalahan atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Tujuan : Mengetahui hubungan pemantapan mutu internal terhadap mutu pelayanan laboratorium di pusekesmas kota wilayah utara kediri. Metode : Studi korelasi dengan teknik sampling Kuota sampling. Responden penelitian 60 pasien laboratorium di Puskesmas Kota Wilayah Utara Kediri. Variabel yang di ukur yaitu Pemantapan Mutu Internal dan Mutu Pelayanan. Hasil : Uji korelasi Spearman-rho menunjukan bahwa terdapat korelasi antara pemantapan mutu internal terhadap mutu pelayanan dengan nilai p = 0,002 (< 0,05), berkorelasi positif dengan tingkat korelasi lemah (r = 0,399). Kesimpulan : Adanya korelasi antara pemantapan mutu internal terhdap mutu pelayanan di Puskesmas Kota Kota Wilayah Utara Kediri. Kediri. Abstract : Background : In realizing health development toward Healthy Indonesia, one of them with carrying out the basic health services in Puskesmas that provide quality health services equitable and affordable. The quality of health services in Puskesmas is depending on staff, especially analyst staff. Internal Quality ontrol (PMI / Internal Quality Control) is a prevention and surveillance activities by each laboratory a continuously to prevent or reduce the incidence of errors or irregularities in order to obtain proper examination results. Objectives : Determine whether there is a correlation of internal quality control and laboratory services quality at Puskesmas Kowilut Kediri. Metho Method d : Correlation study with Kuota sampling techniques. Respondents 60 patients at pusekesmas Kota Wilayah Utara Kediri. Measured variable is internal quality control and laboratory services. R esults: study analyzed by Spearma-rho correlation test that showed showed there is a correlation between between internal quality control and Laboratory services with a value of p=0.002 (<0.05), has positivel correlation with the level of moderate correlation (r=0.399) Conclusion : There is Correlation between internal quality control with laboratory services at Puskesmas Kota
2 Fitri Ayu Wulandari Hubungan Pemantapan Mutu Internal .... Jurnal Wiyata Vol. No. Tahun 2016 wilayah utara kediri.
PENDAHULUAN Pemantapan mutu (quality assurance) laboratorium adalah keseluruhan proses atau tindakan yang dilakukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan. Menurut Permenkes nomor 1792 tahun 2010 kegiatan pemantapan mutu (quality assurance) mengandung komponen pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal. Mutu hasil pemeriksaan laboratorium klinik adalah pemeriksaan yang dikeluarkan oleh laboratorium dengan memenuhi kriteria ketelitian yang telah ditentukan dan ketepatan yang dapat dibandingkan dengan suatu nilai rujukan tertentu2. Pemantapan Mutu Internal (PMI/ Internal Quality Control ) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi terjadinya kesalahan atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. Objek Pemantapan Mutu Internal meliputi aktivitas tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik. Pemantapan Mutu Eksternal (PME/ External Qualiy Control ) adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional1. Pemantapan mutu internal merupakan kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mendeteksi adanya kesalahan secara dini, sehingga dapat
dilakukan upaya pencegahan dan perbaikan secepatnya agar hasil pemeriksaan lebih bermutu dan dapat dipercaya4. Objek Pemantapan Mutu Internal menurut Permenkes No. 037 tahun 2012 meliputi aktivitas tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap pasca analitik. Tahap pra analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien, mengambil spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim spesimen rujukan sampai dengan menyimpan spesimen. Tahap analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan bahan kontrol dan pemeriksaan spesimen. Tahap pasca analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan melakukan validasi hasil serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan pelaporan. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini menggunakan jenis metode Correlation Study (studi korelasi). Rancangan penelitian berdasarkan pendekatan waktu yaitu menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu rancangan penelitian dengan menggunakan pengukuran, pengamatan atau pengumpulan data terhadap dua variabel dalam sekali waktu dan secara bersama5. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara Kuota sampling dimana dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel atau Kuota atau jatah3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien laboratorium di Puskesmas Kota Wilayah Utara Kediri sebanyak 60 pasien.
3 Fitri Ayu Wulandari Hubungan Pemantapan Mutu Internal .... Jurnal Wiyata Vol. No. Tahun 2016
HASIL PENELITIAN
Sumber : Data Primer Juli 2016 Tabel 1 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin.
responden
N o
Jenis Kelamin
Frequensi Responde n
Percentac e (%)
1
Laki-Laki
10
17
2
Perempua n Total
50
83
60
100
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa responden berdasarkan pendidikan yang terbanyak adalah SD (Sekolah Dasar) sebanyak 26 responden (43 %) dari 60 responden. Tabel 4. Mutu Pelayanan Laboratorium di Puskesmas kowilut kediri. No 1 2
Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa responden berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan sebanyak 50 responden (83%) dari 60 responden. Tabel 2. Karakteristik berdasarkan Usia. No 1 2
Usia
Percentace (%)
4
7
21
35
35
58
60
100
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa responden berdasarkan usia yang terbanyak adalah 46 – 60 tahun sebanyak 35 responden (58 %) dari 60 responden. Tabel 3. Karakteristik berdasarkan Pendidikan. No
Pendidikan
1 2 3 4 5
SD SMP SMA DIII S1 Total
Frequensi Responden 26 20 9 0 5 60
4
Total
Frequensi
Percentace (%)
59
98%
1
2%
0
0 %
0
0%
60
100 %
responden
Frequensi Responden
19-25 tahun 26-45 tahun 46-60 tahun Total
3
Mutu Pelayanan Sangat Baik Baik Tidak Baik Sangat Tidak Baik
responden
Percentace (%) 43 33 15 0 8 100
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa dari dimensi mutu pelayanan di laboratorium puskesmas kowilut memiliki nilai terhadap mutu pelayanan dengan kategori sangat baik sebanyak 59 pasien (98%) dan untuk kategori baik sebanyak 1 (2%) dan untuk kategori nilai tidak baik dan sangat tidak baik sebanyak 0 pasien (0%) atau tidak ada yang memiliki nilai tidak baik serta sangat tidak baik Tabel 5. Petugas dalam melakukan pemantapn mutu internal di laboratorium puskesmas kowilut kediri. No 1 2 3
Melakukan Pemantapan Mutu Internal Pra Analitik Analitik Pasca analitik
Ya
Tidak
√ √ √
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui petugas di Laboratorium Puskesmas Kowilut Kediri telah melakukan pemantapan mutu internal.
4 Fitri Ayu Wulandari Hubungan Pemantapan Mutu Internal .... Jurnal Wiyata Vol. No. Tahun 2016 Uji Normalitas Data PMI dan Mutu bahwa petugas memberikan pelayanan yang cepat dan tepat waktu, artinya Pelayanan Berdasarkan uji Normalitas petugas memberikan kejelasan akan Kolmogorov-smirnov nilai p untuk lamanya waktu tunggu pemeriksaan Pemantapan Mutu Internal 0,000 dan nilai kepada pasien. Dari dimensi ketanggapan p untuk Mutu Pelayanan adalah 0,000 dapat dilihat bahwa petugas mampu sehingga dapat disimpulkan bahwa data menyelesaikan keluhan-keluhan pelanggan tersebut tidak berdistribusi normal. Data dan memberitahu bila ada keterlabatan dikatakan berdistribusi normal apabila p > pemeriksaan. Dari dimensi jaminan dapat α (0,05). dilihat bahwa petugas selalu sabar menghadapi keluhan pelanggan dan Uji Korelasi antara PMI terhadap Mutu berusaha memberikan kenyamanan pada pasien. Dari dimensi empati dpat dilihat Pelayanan Laboratorium. bahwa petugas akan bertanya kondisi Berdasarkan uji korelasi diketahui pasien, bersikap ramah dan sopan dalam hasil uji statistik menunjukan nilai sig < α melayani pasien. Dilihat pula dari dimensi (p = 0,002) menunjukan adanya korelasi fasilitas fisik bahwa laboratorium yang positif atau searah dengan kekuatan melakukan pemantapan mutu lebih korelasi lemah, sehingga didapatkan memperhatikan sarana dan prasarana yang bahwa adanya hungungan antara menunjang mutu pelayanan tersebut. pemantapan mutu internal terhadap mutu Hasil uji non Parametrik Spearman pelayanan laboratorium di puskemas pada 60 responden didapatkan nilai kowilut kediri signifikan = 0,002 < α (0,05) dan Koefisien korelasi 0,399 hal ini menunjukan bahwa adanya korelasi positif dengan kekuatan PEMBAHASAN korelasi lemah sehingga didapatkan adanya Pemantapan Mutu Internal hubungan pemantapan mutu internal (PMI/ Internal Quality Control ) merupakan terhadap mutu pelayanan laboratorium di kegiatan pencegahan dan pengawasan yang puskesmas kota wilayah utara kediri. dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau KESIMPULAN mengurangi kejadian kesalahan atau Terdapat korelasi antara Pemantapan penyimpangan sehingga diperoleh hasil mutu internal terhadap mutu pelayanan pemeriksaan yang tepat. Objek laboratorium di puskesmas kota wilayah Pemantapan Mutu Internal meliputi utara kediri. Hal ini dibuktikan pada aktivitas tahap pra analitik, tahap analitik pengujian statistik dengan menggunakan dan tahap pasca analitik korelasi Spearman didapatkan nilai sig = Mutu pelayanan kesehatan 0,002 (p < α). Koefisien korelasi 0,399 merupakan derajat dipenuhinya kebutuhan menunjukan bahwa terdapat korelasi masyarakat atau perorangan terhadap positif atau searah dengan tingkat korelasi asuhan kesehatan yang sesuai dengan lemah yang artinya H0 ditolak dan H1 standart profesi yang baik dengan diterima. pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien, dalam keterbatasan secara aman SARAN dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika yang baik. Bagi Peneliti Selanjutnya : Dari hasil penelitian penelitian a. Melakukan kegiatan pemantapan mutu menunjukkan bahwa puskesmas kota internal minimal seminggu satu kali. wilayah utara telah melakukan pemantapan b. Bagi Petugas di laboratorium mutu internal (pra analitik, analitik dan Puskesmas Kowilut agar tetap pasca analitik). Melihat Mutu pelayanan melaksanakan pemantapan mutu dari dimensi kehandalan menunjukan internal dan mempertahankannya.
5 Fitri Ayu Wulandari Hubungan Pemantapan Mutu Internal .... Jurnal Wiyata Vol. No. Tahun 2016
c. Bagi pelanggan Laboratorium Klinik hendaknya mau mengutarakan pendapat tentang pelayanan laboratorium untuk meningkatkan kualitas laboratorium tersebut agar lebih baik lagiyang lebih sensitif seperti CRP Kuantitatif. DAFTAR PUSTAKA 1. Departamen Kesehatan RI, 2007. Kurikulum dan Modul Pelatihan Menejemen Puskesmas. Jakarta: Departamen Kesehatan RI. P. 1-2 2. Nawangsari, Inggar. 2015. Pengaruh Pemakaian Setengah Volume Sampel dan Reagen Pada Pemeriksaan Glukosa darah Metode GOD-PAP terhadap nilai Simpangan baku dan Koefisien Variasi. Institut ilmu kesehatan bhakti wiyata kediri : Skripsi. 3. Notoatmodjo. 2012. Metodologi Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta 4. Riyono. 2007. Pengendalian Mutu Laboratorium Kimia Klinik Dilihat dari Aspek Mutu Hasil Analisis Laboratorium. http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/Ek onomi/article/view/207/172. [Diakses tanggal 20 November 2015, pukul 00.12 WIB] 5. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Cv.Alfabeta