GANGGUAN PERKEMBANGAN NEUROLOGIS PADA BAYI DENGAN RIWAYAT HIPERBILIRUBINEMIA NEURODEVELOPMENTA NEURODEVELOPME NTAL L DISORDER DISORDER AMONG AMONG BABIES WITH HISTORY HISTORY OF HYPERBILIRUBINEMIA
Tesis Untuk memenuhi sebaian !e"s#a"atan men$a!ai %e"a&at Sa"&ana S'( %an mem!e")*eh keah*ian %a*am bi%an I*mu Kesehatan Anak
Bain%a P Hutahaean
PROGRAM PAS+A PAS+A SAR,ANA MAGISTER ILMU BIOMEDIK DAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I ILMU KESEHATAN ANAK UNI-ERSITAS DIPONEGORO SEMARANG (../
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya hanya berkat berkat rahmat rahmat dan pertol pertolong onganN anNya ya penuli penuliss dapat dapat menye menyelesa lesaika ikan n tesis tesis 0Ganuan uan Pe"ke Pe"kemba mbana nan n Neu") Neu")*) *)is is !a%a !a%a Ba#i Ba#i %en %enan an deng engan jud judul 0Gan Ri1a#at Hi!e"bi*i"ubinemia23 Tesis ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih derajat S-2 Pada Program Pendidikan Pendidikan Pasca Sarjana Magister lmu !iomedik dan "elar Spesialis #nak $akultas Kedokteran %ni&ersitas 'iponegoro Semarang( Semarang( )umlah kasus "angguan Perkembangan Perkembangan Neurologis Neurologis *"PN+ saat ini meningkat, dengan makin majunya peraatan dalam bidang Neonatologi( Salah satu satu peny penyeb ebab ab "PN "PN pada pada masa asa peri perina nata tall yang ang seri sering ng diju dijum mpai pai adal adalah ah hiperb hiperbili ilirub rubine inemia( mia( !iliru !ilirubin bin merupa merupakan kan masalah masalah pada pada bayi bayi karena karena bersia bersiatt neurotoksik( !ayi dengan keadaan ini mempunyai risiko mengalami kematian, atau jika dapat bertahan hidup akan mengalami "PN dikemudian hari( Penulis berharap agar tesis ini dapat memberikan sumbangsih pada upaya menurunkan dampak dampak gangguan gangguan neurologis neurologis akibat hiperbiliru hiperbilirubinem binemia ia pada bayi. bayi. anak( Pada kesem kesempa patan tan ini ini penu penuli liss ucap ucapka kan n terim terimaa kasi kasih h kepa kepada da /ekt /ektor or %ni& %ni&er ersit sitas as 'ipo 'ipone nego goro ro Pro Pro(( 'r( 'r( dr( dr( Susil Susilo o 0ibo iboo, o, MSc, MSc, Sp#n Sp#nd d 1 mant mantan an /ekt /ektor or %ni& %ni&er ersit sitas as 'ipo 'ipone nego goro ro Pro Pro(( r( r( ko ko !udi !udiha hard rdjo, jo, MSc MSc 1 'eka 'ekan n $aku $akult ltas as Kedokt Kedokteran eran %ni&er %ni&ersita sitass 'ipone 'iponegor goro o dr( dr( Soejot Soejoto, o, SpKK*K SpKK*K++ 1 mantan mantan 'ekan 'ekan $akultas $akultas Kedokteran Kedokteran %ni&ersitas %ni&ersitas 'iponegoro 'iponegoro dr( #nggoro #nggoro '!( Sachro, Sachro, Sp#*K+, Sp#*K+, 'TM34 'TM34 dan Pro( Pro( dr( dr( Kabulr Kabulrachm achman, an, SpKK*K SpKK*K++ 1 'irektu 'irekturr Progra Program m Pasca Pasca Sarjana %ni&ersitas 'iponegoro Pro( 'rs( Y( Y( 0arella, 0arella, MP#, MP#, Ph', 'irektur /S%P 'r( Kariadi Semarang dr( !udi /iyanto, MSc, SpP'*K+ dan Ketua Program Studi Magister Magister lmu !iomedik Pro( 'r( 4( Soeboo, Soeboo, SpP#*K+ SpP#*K+ atas kesempatan kesempatan yang diberikan diberikan kepada penulis penulis untuk untuk mengikuti mengikuti Program Program Pendidikan Pendidikan Pasca Sarjana Magi Magist ster er lmu lmu !iom !iomed edik ik dan dan Prog Progra ram m Pend Pendid idik ikan an 'okt 'okter er Spesi Spesial alisis- lmu lmu Kesehatan #nak *K#+ di %ni&ersitas 'iponegoro(Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada dr( #liiani 4ikmah Putranti, Sp#*K+ selaku Ketua Progra Program m Studi Studi Pendid Pendidika ikan n 'okter 'okter Spesia Spesialis lis !agian !agian K# $K %N'P. %N'P.SM$ SM$ Keseha Kesehatan tan #nak #nak /S%P /S%P 'r( 'r( Kariadi Kariadi Semaran Semarang g sekali sekaligus gus sebaga sebagaii pembim pembimbin bing g utama penulisan tesis ini 1 dr( Kamilah !udhi /ahardjani, Sp#*K+ selaku mantan Ketu Ketuaa !agi !agian an K# K# $K %N' %N'P. P.SM SM$ $ Keseh Kesehat atan an #nak nak /S%P /S%P(( 'r( 'r( Kari Kariad adii Semarang sekaligus sebagai pembimbing kedua, atas segala dorongan, kesabaran dan bimbingan pada penulisan tesis ini( Kepada ketua !agian K# $K %N'P.SM$ Kesehatan #nak /S%P( 'r( Kariadi Semarang, dr( !udi Santoso, Sp#*K+ dan mantan Ketua Program Studi Pendidikan 'okter Spesialis !agian K# $K %N'P.SM$ Kesehatan #nak /S%P 'r( Kariadi Semarang 'r( 4endriani Selina Selina,, Sp#*K+ Sp#*K+,, M#/S, M#/S, yang yang telah telah memberi memberikan kan kesemp kesempatan atan kepada kepada penuli penuliss untuk dapat menjalani Program Pendidikan 'okter Spesialis di !agian K# $K %N'P.SM$ Kesehatan #nak /S%P 'r( Kariadi Semarang( Terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada Pro( dr( M(Sidhartani, MSc, Sp#*K+ 1 dr( 4M( Sholeh Kosim, Sp#*K+ dan dr( "atot raan, Sp# yang telah memberikan aktu, aktu, tenaga tenaga dan pikiran pikiran dalam dalam membim membimbin bing, g, member member dukung dukungan, an, reeren reerensi, si, arahan dan dorongan dalam penyusunan dan penulisan tesis ini( Kepada segenap jajaran 'ireksi dan sta /S%P( 'r( Kariadi Semarang penulis ucapkan terimakasih atas segala dukungan dan berbagai bantuan asilitas dari /S%P( 'r( Kariadi Semarang(
Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada laboratorium Patologi Klinik /S%P( 'r( Kariadi Semarang atas bantuannya dalam pemeriksaan laboratorium( Kepada seluruh teman sejaat peserta PP'S5, atas kerjasama, saling membantu dan memoti&asi, penulis sampaikan terima kasih( Khususnya kepada rekan-rekan satu angkatan PP'S-6 )anuari 2778 dr( "ondo, dr( 9hristianus, dr( :odri, dr( Ninung, dr( Titut, dr( 'iapari, dr( pung dan dr( /obert atas segala bantuan dan kerjasama yang baik( Kepada rekan-rekan peraat. T%. karyaan. karyaati !agian K# penulis sampaikan terima kasih atas kerjasama dan bantuannya( Kepada dr( 4ardian penulis ucapkan terima kasih atas segala aktu, kesabaran dan bimbingannya dalam penulisan tesis ini( %ntuk ;i&a terima kasih untuk segala keikhlasan, kesabaran, pengertian, dorongan semangat, dan doa tulusnya sehingga penelitian dan tesis ini dapat selesai( Kepada kedua orangtuaku, kakakkakakku mil, Taga, /ita dan adik-adikku tercinta /amses dan Theresia, penulis ucapkan terima kasih atas bantuan moril, perhatian, dukungan, nasehat dan doa tulusnya( Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan tesis ini( Semoga Tuhan Pencipta Semesta membalas segala kebaikan dan dukungannya( Penulis menyadari baha tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna perbaikan tesis ini( 'emikian kata pengantar dari penulis, mohon maa sebesarbesarnya atas segala kesalahan atau kekurangan( Kiranya Yang Maha Kuasa senantiasa menyertai kita( #min(
Semarang, )uli 277<
GANGGUAN PERKEMBANGAN NEUROLOGIS PADA BAYI DENGAN RIWAYAT HIPERBILIRUBINEMIA Baginda Hutahaean, Alifiani Hikmah Putranti, Kamilah Budhi Rahardjani, Magdalena Sidhartani
!agian lmu Kesehatan #nak $K %N'P./S%P( 'r( Kariadi Semarang
ABSTRAK Lata" be*akan = Salah satu penyebab gangguan perkembangan neurologis *"PN+ bayi adalah hiperbilirubinemia, yang dapat menimbulkan kerusakan neuron permanen( Peran bilirubin indirek serum *!S+ penting karena dapat meleati saar darah otak *S'>+( Terbukanya S'> meningkatkan permeabilitas otak terhadap bilirubin( Terdapat beberapa aktor yang menyebabkan terbukanya S'>, yang selanjutnya meningkatkan risiko "PN bayi( Tu&uan !ene*itian = Mengetahui hubungan antara kadar !S neonatal dengan "PN bayi( Met)%e 4 'esain longitudinal prospekti, subyek ?@ neonatus dengan kadar !S A67 mg.dB, yang diraat di !agian K# $K %N'P. /S%P 'r( Kariadi, >ktober 277?5 #gustus 277C, dan di follow-up pada usia 8, D dan E bulan dengan Bayley Infant eurode!elopmental S"reener *!NS+( #nalisis statistik dilakukan dengan uji korelasi Spearman, Re"ei!er #perating $ur!e, dan uji multi&ariat $o%regre&&ion( Hasi* Pene*itian = /erata kadar !S pada kelompok risiko "PN bayi adalah 27,C mg.dB *S'FD,7D1pG7,776+( 'ijumpai 6E *8E,DH+ subyek dengan risiko "PN bayi( #da hubungan bermakna antara tingginya kadar !S neonatal dengan aktu timbulnya risiko "PN bayi */F-7,D81pG7,776+( Re"ei!er #perating $ur!e */>9+ menunjukkan kadar !S neonatal dapat digunakan sebagai prediktor "PN bayi dengan "ut-off point !S 6?,D@ mg.dB( #da hubungan bermakna antara kadar !S neonatal dengan "PN bayi *I 2=6@,DC<1pG7,776+( 'ari uji Multi&ariat $o%regre&&ion = ineksi * Ha'ard ratio(HR ?(719F7(E16@,6+, kadar !S A6?,D@ mg.dB * HR 2(C19F7(C162,6+ dan tidak mendapat ototerapi dengan atau tanpa tranusi tukar * HR 2(619F7(@1C,D+ mempunyai risiko "PN bayi( #sidosis dan hipoglikemia bukan actor risiko( Sim!u*an = #da hubungan bermakna antara tingginya kadar !S neonatal dengan risiko "PN bayi( Kadar !S dapat digunakan sebagai prediktor "PN( neksi, kadar !S A6?,D@ mg.dB dan tidak mendapat ototerapi dengan atau tanpa tranusi tukar merupakan aktor yang dapat meningkatkan risiko "PN bayi dengan riayat hiperbilirubinemia(
BAB 5 PENDAHULUAN 535 Lata" Be*akan 'alam era globalisasi diperlukan manusia ndonesia yang berkualitas untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain( Proses pembentukan manusia berkualitas ini sebaiknya dimulai sejak dini( #danya gangguan perkembangan neurologis *"PN+ akan mengganggu dalam mencapai tujuan ini( )umlah kasus "PN saat ini banyak dijumpai, dengan semakin majunya peraatan dalam bidang Neonatologi dan makin canggihnya alat-alat diagnostik( 'itemukan J27-87H kasus di bagian lmu Kesehatan #nak *K#+ disertai gangguan neurologis("PN adalah kegagalan untuk memiliki kemampuan ungsi neurologis yang seharusnya dimiliki, yang disebabkan adanya deek otak yang terjadi pada periode aal pertumbuhan otak( Saat ini terdapat berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui adanya gangguan perkembangan( Salah satu alat skrining yang dapat digunakan untuk menilai "PN adalah !NS * Bayley Infant eurode!elopmental S"reener +, dibuat untuk menilai bayi.anak umur 852? bulan( #kurasi tes pada tiap kelompok umur adalah
dalam konsentrasi yang tinggi secara diusi dapat meleati saar darah otak *S'>+( !eberapa keadaan tertentu seperti = asiksia.hipoksia, asidosis, ineksi.sepsis, hipoperusi, trauma kepala dan prematuritas dapat menyebabkan terbukanya S'>, yang selanjutnya meningkatkan permeabilitas otak terhadap bilirubin( ;ohr dalam penelitiannya mendapatkan baha bayi dengan kadar !TS puncak rata-rata 6?,8J2,@ mg.dB mempunyai hubungan yang signiikan dengan skor !N!#S * Bra'elton eonatal Beha!ioral A&&e&ment S"ale+ yang rendah( Semakin tinggi kadar !TS, semakin rendah skor !N!#S( 6? 0ol dalam penelitiannya melaporkan pada pemeriksaan Infant Motor S"reening *MS+ bayi berusia ? bulan dengan riayat hiperbilirubinemia neonatal aterm, didapatkan hasil normal pada kadar !TS rata-rata 2<,8JC,8 mg.dB, suspek pada kadar !TS rata-rata 2@J? mg.dB, dan abnormal pada kadar !TS rata-rata 88,
Tu&uan Khusus a( Menganalisis perkembangan neurologis bayi dengan riayat hiperbilirubinemia indirek yang dinilai dengan skala !NS( b( Menganalisis aktor-aktor yang berpengaruh terhadap risiko "PN pada bayi dengan riayat hiperbilirubinemia(
537 Man8aat Pene*itian a( 4asil penelitian ini menjadi masukan dalam pengelolaan bayi dengan riayat hiperbilirubinemia khususnya deteksi dini adanya "PN( b( Sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai out"ome jangka panjang tentang kualitas hidup bayi dengan riayat hiperbilirubinemia( 539 O"iina*itas Pene*itian 6( Masih sangat jarang ditemukan laporan tentang penilaian hubungan antara hiperbilirubinemia indirek dengan "PN( 2( !elum ditemukan laporan tentang seberapa besar peran aktor-aktor yang menyebabkan kerusakan S'> terhadap terjadinya "PN( 8( !elum ditemukan laporan peran !S sebagai prediktor terjadinya "PN(
No Nama peneliti 6( Bunsing S, 0oltil 4a, #lgra M4
)udul penelitian
2(
Paludetto /, Mansi ", /aimondi $, /omano #, 9ri&aro 9 !ussi M, dkk "urses ', Bknurk B, ahiner T
Moderate hyperbilirubinemai induces a transient alteration o neonatal beha&ior *2772+
>h 0 Tyson )e, $anaro ##, ;ohr !/, Perritt /, Stoll !), dkk
#ssociation - ;ariable terikat Kohort beteen peak serum gangguan bilirubin and perkembangan neurode&elopmental neurologis outcomes in *neurode&elopmen eOtremely lo birth tal impairment. eight inants N' *2778+
8(
?(
#re moderate degrees o hyperbilirubinemia in healthy term neonates really sae or the brain *2776+
;ariable penelitian
Metode 4asil penelitian penelitian - ;ariable terikat= Kasus 4iperbilirubinemi disungsi control a moderat neurologis minor mempunyai * clinical risk hubungan indeO o babies . denganpeningkatan 9/!+ signiikan - ;ariable bebas disungsi nerologis kadar !TS minor pada tahun tertinggi pertama kehidupan bayi - ;ariable terikat = Kasus 4iperbilirubinemi - !raelton neonatal control a moderat dapat beha&ioral memicu suatu assessment scale perubahan - ;ariable bebas = re&ersible pada !TS perilaku neonates
ects o - ;ariable terikat Kasus hyperbilirubinemia " control on cerebroOortical - ;ariable bebas = electrical acti&ity in !S neborns
BAB (
4iperbilirubinemia dapat menyebabkan peningkatan abnormal akti&itas serebrokortikal namun dalam aktu tertentu Terdapat hubungan antara !TS tertinggi selama 2 minggu pertama aal kehidupan dengan kematian atau gangguan perkembangan neurologis
TIN,AUAN PUSTAKA (35 Ganuan Pe"kembanan Neu")*)is (3535 De8inisi Perkembangan merupakan suatu proses teratur dan berurutan yang dimulai dari beberapa hal sederhana, yang berkembang menjadi semakin kompleks( Pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai dengan pembentukan lempeng sara *neural plate+ pada masa embrio, yaitu sekitar hari ke-6D yang kemudian menggulung membentuk tabung sara *neural tu+e+ pada hari ke-22( Pada minggu ke-C cikal bakal otak besar mulai terlihat di ujung tabung sara( Selanjutnya terbentuk batang otak, serebelum dan bagian-bagian lainnya( Perkembangan otak yang kompleks memerlukan beberapa seri proses perkembangan yang terdiri atas = penambahan *prolierasi+, perpindahan *migrasi sel+, perubahan *dierensiasi sel+, pembentukan jalinan sara yang satu dengan yang lain *sinaps+ dan pembentukan selubung sara *mielinisasi+( Mielinisasi dimulai pada pertengahan kehamilan dan berlanjut sampai usia 2 tahun pertama( "PN mempunyai basis biologik, yaitu basis serebral( !eberapa hal dapat mempengaruhi dan merusak otak pada masa aal pertumbuhannya, sehingga dapat terjadi deek otak yang menyebabkan terjadinya "PN(6,C "PN lebih sering terlihat sebelum berumur 2,C tahun, karena terdapat keluhan bayi.anak terlambat dalam mencapai mile&tonenya *patokan perkembangan+, misalnya bayi.anak belum bias duduk, berjalan atau bicara( 'alam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa bidang dimana "PN menjadi tampak jelas yaitu = problem-problem dalam bahasa yang diucapkan, kepribadian.tingkah laku sosial, gerakan-gerakan motorik halus dan kasar, dan sebagainya( Problem-problem yang timbul pada bidang-bidang ini mempunyai dampak buruk dalam kehidupan pribadi dan pekerjaan diaktu yang akan datang( (353(
:akt)"':akt)" Pen#ebab Secara garis besar aktor-aktor yang menyebabkan terjadinya "PN dapat
dibagi menjadi 8 = 1. Faktor prenata Termasuk dalam golongan ini adalah aktor-aktor genetik yaitu deek gen. kromosom, misalnya trisomi 26 pada sindrom Terdapat banyak deek kromosom yang dapat menyebabkan "PN( Penyimpangan penyimpangan ini sudah ada sejak dini dan dalam bermacam-macam ase, yang dapat menyebabkan malormasi serebral tergantung gen. kromosom yang bersangkutan(6,C,66 Kesehatan ibu selama hamil, keadaan gii dan emosi yang baik, ikut mempengaruhi keadaan bayi sebelum lahir( $aktor pranatal lain yang dapat mempengaruhi terjadinya "PN adalah penyakit menahun pada ibu hamil seperti = tuberkulosis, hipertensi, diabetes mellitus, anemia 1 termasuk pula penggunaan narkotika, alkohol serta merokok yang berlebihan( %saha menggugurkan kandungan sering berakibat bayi yang lahir cacat, yang selanjutnya dapat menyebabkan "PN( neksi &irus pada ibu hamil seperti 2E rubella, sitomegalo&irus *9M;+ dan toksoplasmosis dapat mengakibatkan kerusakan otak yang potensial sehingga otak berkembang secara abnormal( #noksia dalam kandungan, terkena radiasi sinar-Q dalam kehamilan, a+ruptio pla"enta, plasenta pre&ia juga dapat mempengaruhi timbulnya "PN( 27,26,22
!. Faktor per"nata Keadaan-keadaan penting yang harus diperhatikan pada masa perinatal berkaitan dengan "PN adalah = a( A&fik&ia #siksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernaas secara spontan, teratur dan adekuat pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir(26 !ila keadaan ini berat dapat menyebabkan kematian atau kerusakan permanen otak, sehingga bayi dapat mengalami "PN bahkan menderita cacat seumur hidup( b( rauma lahir !eberapa aktor risiko terjadinya trauma lahir antara lain = primigra&ida, partus presipitatus, letak janin abnormal, penilaian eto pel&ik yang meragukan dan oligohidramnion( 'emikian pula dengan cara dan jenis persalinan akan turut menentukan berat ringannya trauma lahir( Trauma lahir merupakan salah satu aktor potensial terjadinya "PN karena terdapat risiko terjadinya kerusakan otak terutama akibat perdarahan( c( Hipoglikemia 'ikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah G?C mg.dB *2,D mmol.B+ atau pendapat lain mengatakan bila kadar glukosa darah G27 mgH pada bayi preterm atau G87 mgH pada bayi aterm( Keadaan ini bila tidak ditanggulangi dengan segera dapat menyebabkan kerusakan otak berat bahkan kematian( 6,27,26 d( Bayi +erat lahir rendah .BB/R(+erat lahir 01233 gram4 e( !!B/ tergolong bayi risiko tinggi karena mempunyai angka morbiditas dan mortalitas tinggi( Prognosis tumbuh-kembang termasuk perkembangan neurologis pada bayi kecil untuk masa kehamilan *KMK+ lebih jelek dibanding bayi sesuai masa kehamilan *SMK+( 4al ini disebabkan pada KMK telah terjadi retardasi pertumbuhan sejak didalam kandungan, terlebih jika tidak mendapat nutrisi yang baik sejak lahir ( Infek&i !ayi baru lahir terutama !!B/ sangat peka terhadap ineksi termasuk potensi untuk terjadinya ineksi intrakranial( neksi pada bayi umumnya merupakan ineksi berat dengan mortalitas tinggi, sehingga pencegahan menjadi hal yang sangat penting( Pencegahan dititikberatkan pada cara kerja aseptik, memberi kesempatan ibu untuk menyusui seaal mungkin dan melaksanakan raat gabung( neksi berat dapat memberi dampak gejala sisa neurologis yang jelas seperti = hidrosealus, buta, tuli, cara bicara yang tidak jelas dan retardasi mental( "ejala sisa yang ringan seperti gangguan penglihatan, kesukaran belajar dan kelainan tingkah laku dapat pula terjadi( g( Hiper+iliru+inemia 4iperbilirubinemia akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah melalui saar otak, sehingga terjadi ensealopati biliaris * Kerni"teru&+ yang dapat mengakibatkan kematian atau "PN dikemudian hari( #. Faktor Pa$%a nata
!anyak aktor pasca natal yang dapat menimbulkan kerusakan otak dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya "PN, diantaranya adalah ineksi *meningitis, ensealitis, meningoensealitis dan ineksi pada bagian tubuh lain yang menahun+, trauma kapitis, tumor otak, gangguan pembuluh darah otak, epilepsi, kelainan tulang tengkorak *misalnya kraniosinostosis+, kelainan endokrin dan metabolik, keracunan otak, sosial ekonomi rendah, tidak adanya rangsangan mental serta malnutrisi( Pada penelitian neuropatologis, didapatkan otak anak dengan malnutrisi lebih kecil daripada otak normal seumurnya, jumlah sel neuron berkurang dan jumlah lemak otak juga berkurang( Namun umur yang paling rentan terhadap terjadinya "PN belum diketahui pasti( (3536 Peni*aian GPN Tahap-tahap perkembangan yang harus dicapai seorang bayi.anak pada usia tertentu disebut milestone( )ika seorang bayi.anak belum mampu mencapai milestonenya, maka dapat merupakan petunjuk kemungkinan bayi. anak tersebut mempunyai aktor risiko "PN( Perkembangan bayi.anak meliputi = perkembangan isik, kogniti, emosi, bahasa, motorik, personal sosial dan adapti( 2? Perkembangan motorik menarik untuk diperhatikan karena perubahannya terlihat dengan jelas( Proses ini dimulai sejak bayi baru lahir yang tidak dapat berbuat apa-apa sampai menjadi manusia deasa yang sempurna, yang berlangsung secara berkesinambungan dari satu tahap ke tahap berikutnya Pada periode perkembangan pasca natal, perkembangan motorik aal pada bayi adalah releks primiti dan releks postural( /eleks primiti timbul sejak masa ? bulan terakhir masa pranatal sampai ? bulan postnatal, mulai menghilang dalam umur J8 bulan, diganti oleh releks postural yang terdiri dari releks righting yang mulai muncul pada umur 8-E bulan serta releks proteksi dan keseimbangan pada umur D-6@ bulan, dan akhirnya berkembang menjadi gerak yang sempurna( 2D,2< /eleks tersebut berasal dari daerah subkorteks yaitu, medula spinalis dan batang otak( "erak bersiat cepat, dius, in&olunter, tidak bertujuan dan stereotipi( $ungsi releks primiti&e terutama untuk &ur!i!al ( /eleks ini akan menghilang dan digantikan oleh releO postural yang merupakan dasar untuk perkembangan gerak &olunter yang dikontrol korteks serebri(2< /elek ini melatar belakangi perkembangan motorik anak seperti berguling, duduk, merangkak, berdiri, dll( /eleks primiti dan releks postural penting untuk menentukan tingkat kematangan susunan sara pusat( Pada perkembangan normal, relek primiti spinal dan batang otak akan berkurang secara bertahap seiring perkembangan kemampuan lokomosi dan reaksi keseimbangan yang terbentuk kemudian(2C,2< !ila control inhibisi dari pusat yang lebih tinggi mengalami kerusakan atau keterlambatan maka pola primiti akan tetap mendominasi sensori motor(? /eleks-releks yang menetap, tidak muncul, lemah atau asimetri menunjukkan adanya gangguan perkembangan susunan sara pusat sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut( "ambaran perkembangan dari releks primiti dapat dilihat pada tabel 6( Tabe* 53 Perkembangan releks primiti 2@ RE:LEKS
TIMBUL UMUR
MENGHILANG UMUR
Addu"tor &pread of knee jerk Bandau Moro Palmar gra&p Para"hute Plantar gra&p Rooting oni" ne"k
Bahir 67 bulan Bahir Bahir @-E bulan Bahir Bahir Bahir
<-@ bulan 2? bulan C-D bulan D bulan Menetap E-67 bulan 8 bulan C-D bulan
Pada tahun pertama, ungsi motorik sebagian dipusatkan pada kontak komunikasi aekti dengan ibu melalui gerakan ajah, bunyi dan tubuh( 'alam perkembangan lanjut akan terjadi konsep motorik atau perencanaan motorik yang dipergunakan dalam gerakan atau tindakan kompleks( 2C Perkembangan motorik bayi mengikuti hukum sealokaudal, artinya dimulai dari bagian atas tubuh yaitu kepala, leher, batang tubuh, sampai ke kaki( Selain itu perkembangan motorik juga mengikuti pola proksimodistal yang berhubungan dengan perkembangan ketrampilan motorik halus seperti meraih menggenggam dan menjimpit dengan jari * prin"er gra&p+( #alnya kontrol tangan dimulai dari bahu yang menghasilkan gerak lengan yang kasar, secara bertahap menjadi gerak siku yang baik dan akhirnya gerak pergelangan tangan dan jari-jari sehingga gerakan motorik menjadi halus dan akurat( Perkembangan motorik juga mengalami dierensiasi dan integrasi( 'ierensiasi berarti kemajuan dari gerakan motorik yang kasar dan kurang terkontrol menjadi gerakan yang halus, terkontrol dan akurat( ntegrasi berarti seiring dengan maturitas susunan sara, maka gerakan yang berjalan sendiri-sendiri akan menjadi simultan( Perkembangan motorik kasar pada bayi mengalami beberapa tahapan, yaitu = *6+ peningkatan tonus otot dan kontrol kepala maksimal usia 8-? bulan 1 *2+ hilangnya releks primiti pada usia ?-D bulan 1 *8+ duduk pada usia D bulan 1 *?+ pola lokomotor pada usia 67-62 bulan( Perkembangan motorik halus dan penglihatan mendasari kemampuan yang lebih kompleks, dimana tahapannya terdiri dari = *6+ kemampuan iksasi, mengikuti obyek dan respon terhadap cahaya pada usia D minggu sampai 2 bulan 1 *2+ mengamati tangan pada usia 8-? bulan 1 *8+ memegang, meraih, mengambil benda dengan ibu jari dan telunjuk, serta menunjuk obyek dengan telunjuk pada usia D-67 bulan 1 *?+ memegang obyek dengan kedua tangan, membenturkan obyek dan memindahkan obyek pada usia D bulan 1 *C+ memanipulasi obyek yang kecil, menulis, membangun balok, menggunting dan berpakaian( Milestone perkembangan normal bayi pada tahun pertama menurut !ehrman dkk dapat dilihat pada tabel 2(
Kecepatan perkembangan seorang bayi.anak mempunyai &ariasi yang cukup luas, sehingga sulit untuk menarik batas yang tegas kapan dikatakan normal.abnormal( Yang dapat dikatakan disini adalah kapan aktu seorang bayi.anak harus duduk, berjalan, bicara dan melampaui tahap perkembangan lain( Keterlambatan perkembangan motorik dalam tahun pertama harus dipikirkan bila seorang bayi = 6( tidak mau memegang atau mengenal benda yang diletakkan ditangannya pada umur ? bulan 2( tangan tetap terkepal erat sampai umur ?-C bulan 8( tetap bermain dengan jari sampai umur D-< bulan ?( belum dapat mengontrol kepalanya dengan baik pada umur D-< bulan C( belum dapat duduk tegak dilantai *C-67 menit+ pada umur 67-62 bulan Saat ini terdapat berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui adanya gangguan perkembangan( 'eteksi dini penting artinya agar diagnosis dan pemulihan dapat dilakukan lebih aal, sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin( Salah satu alat skrining yang dapat digunakan untuk menilai "PN adalah !NS * Bayley Infant eurode!elopmental S"reener +, yang dibuat untuk menilai bayi.anak umur 852? bulan yang dibagi sesuai kelompok umur tertentu, masingmasing antara 6-? bulan, sehingga cukup memadai untuk deteksi dini adanya "PN( #kurasi tes pada tiap kelompok umur adalah
Tujuan program skrining "PN adalah untuk menetapkan tingkat perkembangan neurologis, menjaring adanya gangguan dari perkembangan neurologis yang normal dan mendeteksi aktor risiko "PN dikemudian hari( Sektor-sektor yang dinilai dalam !NS meliputi = a( Neurologis = sektor ini menilai keutuhan ungsi-ungsi neurologis dari perkembangan otak( Termasuk dalam kategori ini adalah = e&aluasi tonus otot *hipo.hipertonia+, kontrol kepala.leher, gerakan-gerakan asimetri, mengeluarkan air liur yang berlebihan dan gerakan-gerakan motorik yang berlebihan( b( /esepti = sektor ini meliputi masuknya inormasi ke dalam otak yaitu sensasi dan persepsi, yang masuk leat proses penglihatan, pendengaran dan taktil( c( kspresi = sektor ini ditunjukkan sebagai akti&itas-akti&itas yang meliputi motorik halus *kemampuan memegang, memanipulasi suatu obyek dengan jari-jari, koordinasi mata-tangan+, motorik oral *&okalisasi, &erbalisasi+ termasuk ungsi &erbal kogniti dan motorik kasar *duduk, merangkak, berjalan+( d( Kogniti = sektor ini meliputi ungsi-ungsi memori, kemampuan belajar, berpikir dan menganalisa, termasuk perhatian, kemampuan memecahkan masalah dan integrasi ungsi-ungsi otak yang ber&ariasi( Sektor-sektor ini tersusun dalam 66-68 tugas, yang kemudian dinilai apakah subyek mampu.tidak mengerjakan tugas yang diberikan( Setelah dinilai, kemudian dikategorikan apakah subyek yang dinilai termasuk golongan risiko rendah, sedang atau tinggi( !erkaitan dengan manaat penelitian ini yang diharapkan dapat untuk mendeteksi dini adanya "PN, maka penelitian ini dibatasi hingga E bulan( Pemeriksaan !NS dilakukan pada usia subyek 8, D dan E bulan disebabkan = adanya perubahan milestone yang dapat die&aluasi pada usia-usia tersebut, untuk lebih menyederhanakan dalam prosedur pemeriksaan, dan menyesuaikan dengan kelompok umur yang ada dalam skala !NS, yaitu = 6( kelompok umur = umur 8-? bulan 2( kelompok umur = umur C-D bulan 8( kelompok umur = umur <-67 bulan ?( kelompok umur ; = umur 66-6C bulan C( kelompok umur ; = umur 26-2? bulan Penting diingat baha dengan skrining dan mengetahui adanya masalah pada perkembangan neurologis tidak berarti diagnosis pasti dari kelainan tersebut telah ditetapkan( Skrining dipergunakan untuk memberi petunjuk apakah bayi.anak yang diperiksa perkembangan neurologisnya sesuai atau kurang dari normal( !ila jaringan otak mengalami kerusakan, akan terjadi plastisitas yaitu kemampuan susunan sara untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan atau kerusakan yang disebabkan aktor internal maupun eksternal( Sehubungan dengan plastisitas tersebut, stimulasi sedini mungkin akan merangsang pertumbuhan sara menjadi lebih ungsional dan kompleks( #danya siat kompetiti dari sel-sel dan platisitas otak menyebabkan pentingnya deteksi dan stimulasi dini( 8?
BAB III METODE PENELITIAN 635 Ruan *inku! !ene*itian /uang lingkup penelitian ini adalah !agian lmu Kesehatan #nak, khususnya Perinatologi dan Neurologi( 63( Waktu %an tem!at !ene*itian Penelitian ini dilakukan di !agian lmu Kesehatan #nak dan Baboratorium Patologi Klinik $K %N'P. /S%P 'r( Kariadi */S'K+ Semarang pada periode bulan >ktober 277? sampai dengan September 277C( 636 ,enis %an "an$anan !ene*itian Penelitian ini merupakan penelitian obser&asional dengan rancangan longitudinal prospekti( 637 P)!u*asi %an sam!e* 63735 P)!u*asi ta"et Populasi target adalah bayi dengan hiperbilirubinemia indirek( 6373( P)!u*asi te"&ankau 8(?(8 Populasi terjangkau adalah bayi umur 7-6 bulan dengan hiperbilirubinemia indirek yang diraat di /S'K Semarang pada periode >ktober 277?5 September 277C( 63737 Sam!e* !ene*itian Sampel Penelitian adalah bayi umur 7-2@ hari dengan hiperbilirubinemia indirek yang diraat di !angsal Peraatan !ayi /isiko Tinggi *P!/T+ /S( 'r( Kariadi Semarang pada periode >ktober 277?5September 277C dengan criteria sebagai berikut= 6373735 K"ite"ia ink*usi - Bahir aterm - Bahir spontan - !erat lahir L 2C77 gram - Kadar !S A 67 mg.dB - Keluar rumah sakit dalam keadaan hidup 637373( K"ite"ia eksk*usi - Terdapat riayat penyakit yang dapat mempengaruhi ungsi neurologis, misalnya meningitis, ensealitis, meningoensealitis, "ere+ral pal&y( - Menderita asiksia berat saat lahir - Menderita Sindroma 'on. kelainan kongenital lain - Tidak bersedia diikutsertakan dalam penelitian 6373736 Besa" sam!e* !ene*itian a( !esar sampel minimal dihitung dengan rumus besar sampel untuk uji hubungan antara 2 &ariabel( 63739
Met)%e sam!*in Pemilihan subyek adalah berdasarkan "on&e"uti!e &ling dimana bayi yang sesuai dengan kriteria penelitian akan diambil sebagai subyek penelitian(
639 Ana*isis %ata Sebelum analisis, dilakukan data "leaning , tabulasi data dan data entry( #nalisis data meliputi analisis deskripti dan uji hipotesis( Pada analisis deskripti data dengan skala kategorial dinyatakan dalam distribusi rekuensi dan prosentase, sedangkan data dengan skala kontinyu akan dinyatakan dalam rerata dan simpang baku( %ji hipotesis adalah menggunakan uji korelasi biserial, uji ini dipilih oleh karena &ariabel terikat berskala kategorial, sedangkan &ariabel bebas berskala rasio( 4ubungan antara kadar bilirubin indirek serum *!S+ dengan aktu timbulnya kejadian gangguan perkembangan neurologis *"PN+ diuji dengan uji korelasi Spearman( %ntuk mengetahui apakah kadar !S dapat digunakan sebagai prediktor kejadian "PN dilakukan analisis dengan />9( Buas area dibaah />9 L7,< maka !S dapat digunakan sebagai prediktor( Pada analisis />9 ditentukan nilai "ut-off-point kadar !S untuk prediksi risiko "PN( #nalisis selanjutnya adalah menentukan nilai sensitiitas dan spesiisitas kategori kadar !S berdasarkan nilai "ut-off-point analisis />9( Nilai sensitiitas dan spesiitas L7,@ menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi untuk memprediksi kejadian "PN( Pengaruh &ariabel pengganggu terhadap kejadian "PN bayi dilakukan &ur!i!al analy&i& dengan $o% regre&&&ion analy&i& untuk menunjukkan besarnya risiko( !esarnya pengaruh dinyatakan dengan besaran risiko yaitu risiko relati *//+( Nilai // L2 dianggap sebagai aktor risiko( !atas kemaknaan adalah apabila pR7(7C dengan ECH inter&al kepercayaan( #nalisis data dilakukan dengan program SPSS or 0indos &er( 66(C( 63; Etika !ene*itian Protokol penelitian telah disetujui dari Komisi tik Penelitian Kedokteran $K %N'P. /S'K( Seluruh biaya yang berhubungan penelitian ditanggung oleh peneliti( Persetujuan keluarga telah diminta dalam bentuk Informed $on&ent tertulis( dentitas pasien dirahasiakan(
BAB ISIMPULAN DAN SARAN 735 Sim!u*an 6( /erata kadar !TS dan !S pada subyek dengan risiko "PN bayi, lebih tinggi dibanding dengan subyek tanpa risiko "PN bayi( 2( Semakin tinggi kadar !TS dan !S, semakin besar risiko "PN bayi( 8( Semakin tinggi kadar !TS dan !S, maka risiko "PN bayi cenderung timbul lebih aal( ?( Kadar !S dapat digunakan sebagai prediktor "PN( neksi neonatal *//F?,C+, kadar !S A6?,D@ mg.dB *//F2,C+ dan tidak mendapat terapi *//F2,6+ merupakan aktor-aktor yang berperan meningkatkan risiko "PN bayi dengan riayat hiperbilirubinemia( 73( Sa"an 53 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam skala yang lebih besar untuk mendapatkan gambaran "PN bayi pada bayi dengan riayat hiperbilirubinemia, dengan aktor-aktor risikonya yang lebih mendalam, sehingga mendapatkan akurasi hasil yang lebih baik( (3 Perlu dilakukan penelitian untuk melihat hubungan antara kadar albumin serum sebagai at pengikat bilirubin dalam kaitannya dengan kejadian "PN bayi pada bayi dengan hiperbilirubinemia dan aktor-aktor yang mempengaruhi S'>(
DA:TAR PUSTAKA
6( Saharso '( "angguan perkembangan neurologis( 'alam = $irmansyah #, Sastroasmoro S, Trihono PP, Pujiadi #, Tridjaja !, Mulya "', dkk, editor( !uku Naskah lengkap K>NK# Q )akarta( )akarta = '# Pusat 1 6EEE( h(C<6-@@( 2( #ylard "P( !ayley nant Neurode&elopmental Screener( San #ntonio = 4arcourt !race 3 9ompany, 6EEC( 8( Beonard 94, Piecuch /, 9ooper !#( %se o the !ayley nant Neurode&elopmental Screener ith Bo !irth 0eight nant( )ournal o Pediatric Psychology 2776 1 2D*6+ = 88-?7( ?( Macias MM, Saylor 9$, "reer MK, 9harles )M, !ell N, Katikaneni B'( nant screening = The useulness o the !ayley nant Neurode&elopmental Screener and the 9linical #dapti&e Test. 9linical Binguistic #uditory Milestone Scale( ) 'e& !eha& Pediatr 6EE@ 1 6E*8+ = 6CC( C( Njiokiktjien 9, Panggabean /, 4artono !( Masalah-masalah dalam perkembangan psikomotor( Semarang = 0onodri >set Btd 1 2778( h(6-CC( D( Kliegman /M( kterus dan hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir( 'alam = !ehrman, Kliegman, #r&in, editor( Nelson TeOtbook o Pediatric( disi ke-6C( Philadelphia = 0! Saunders 9o 1 2777( h(D67-6D( <( %hudiah %, >kta&ia '( Pemberian terapi sinar berdasarkan penilaian klinis pada neonatus dengan hiperbilirubinemia( 'alam = /usdidjas, Tjipta "', 'imyati Y, editor( Kongres Nasional ; Perinasia 3 Simposium nternasional( Medan = Perinasia 1 2778( h(-@6( @( ndiarso $( Tranusi tukar pada neonatus dengan hiperbilirubinemia( 'alam = /usdidjas, Tjipta "', 'imyati Y, editor( Kongres Nasional ; Perinasia 3 Simposium nternational( Medan = Perinasia 1 2778( h(@?-E@( E( Porter MB, 'ennis !B( 4yperbilirubinemia in the term neborn( #merican $amily Physician 2772 1 DC = CEE-D7D( 67( 4alamek BP, Ste&enson 'K( Neonatal jaundice and li&er disease( 'alam = $anaro ##, Martin /), editor( Neonatal-perinatal medicine 1 'iseases o the etus and inant( disi-D( Ne York = Mosby-Year !ook nc 1 6EE<( h(68?C-D2( E7 66( #minullah #( kterus dan hiperbilirubinemia pada neonatus( 'alam = Markum #4, smael S, editor( !uku ajar lmu Kesehatan #nak( )akarta = $K% 1 6EEE( h(868<( 62( "omella TB, 9unningham M', yal $", enk K( 4yperbilirubinemia( 'alam = "omella TB, editor( Neonatology 1 Management procedures, >n-call problems, diseases and drugs( Ne York = Bange Medical !ook.Mc"ra-4ill 9o 1 277?( h(8@6EC( 68( /ahardjani K!( Penatalaksanaan ikterus pada neonatus( 'alam = /ianto , Sidhartani M, editor( Penatalaksanaan terbaru ikterus( Semarang = !P %N'P
Semarang 1 6EE@( h(88-?C( 6?( ;ohr !/, Kapr ', >'ea 9( !eha&ioral changes correlated ith brainstem auditory e&oked response in term inants ith moderate hyperbilirubinemia( ) Pediatric 6EE7 1 66< = 2@@-E6( 6C( 0ol M), !eunen #, 9asaer P, 0ol !( Otreme hyperbilirubinaemia in imbabean neonates = Neurode&elopmental outcome at ? months( urop ) Ped 6EE< 1 6CD = @78-<( 6D( 0ol M), 0ol !, !eunen ", 9asaer P( Neurode&elopmental outcome at 6 year in imbabean neonates ith eOtreme hyperbilirubinaemia( urop ) Ped 6EEE 1 6C@*2+ = 666-?( 6<( 'harmasetiaani N, #rbi $0, Yanti M, 0iranto "( "angguan perkembangan bayi dengan riayat hiperbilirubinemia( 'alam = /usdidjas, Tjipta "', 'imyati Y, Yusroh Y, Putra 'S, /amayani >/, editor( Makalah lengkap Kongres Nasional ; Perinasia dan Simposium nternasional( Medan = Perinasia 1 2778( h(?ED-E( 6@( Shapiro SM( !ilirubin toOicity in the de&eloping ner&ous system( Ped Neurol 2778 1 2E *C+ = ?67-26( 6E( /iai /$( 4iperbilirubinemia( 'alam = Trihono PP, Praborini #, editor( Pediatrics %pdate 2778( )akarta = '# 9abang )akarta 1 2778( h(6-D( 27( Soetjiningsih( Tumbuh kembang anak( 'alam = /anuh N", editor( Surabaya = "9 1 6EEC( h(D8-<@( 26( #nonim( Perinatologi( 'alam = 4asan /, #latas 4, editor( !uku ajar lmu Kesehatan #nak( )akarta = !agian lmu Kesehatan #nak $K-% 1 6E@C( h(6676-6C( E6 22( Soetomenggolo TS, man S( Kelainan Toksik dan Nutrisi( 'alam = Soetomenggolo TS, smael S, editor( !uku ajar Neurologi #nak( disi-2( )akarta = !P '# 1 2777( h(C?6-8( 28( $irst B/, Palrey )S( The nant or Young 9hild ith 'e&elopmental 'elay( N ngl ) Med 6EE? 1 887 *<+ = ?<@-@8( 2?( Soetjiningsih( Perkembangan #nak dan Permasalahannya( 'alam = Narendra M!, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno 4, /anuh N, editor( !uku #jar Tumbuh Kembang #nak dan /emaja( disi-6( )akarta = Sagung Seto 1 2772( h(@D-E?( 2C( 4andryastuti S( Keterlambatan Perkembangan Motorik atau Palsi serebral 'alam = Pusponegoro 4', 4andryastuti S, Kurniati N, editor( Pediatric Neurology and Neuroemergency in 'aily Practice( )akarta = !P '# 1 277D( h(66E-8D( 2D( Passat )( Kelainan Perkembangan( 'alam = Soetomenggolo TS, smael S, editor( !uku ajar Neurologi #nak( disi-2( )akarta = !P '# 1 2777( h(67?-8D( 2<( Mangunatmaja ( Keterlambatan bicara, bolehkah ditunggu 'alam= Pusponegoro
4', 4andryastuti S, Kurniati N(editor( Pediatric Neurology and Neuroemergency in 'aily Practice( PK! K# QBQ( 'epartemen K# /S 9ipto Mangunkusumo )akarta, 277D( 2@( Soetomenggolo TS( Pemeriksaan Neurologis pada !ayi dan #nak( 'alam = Soetomenggolo TS, smael S, editor( !uku ajar Neurologi #nak( disi-2( )akarta = !P '# 1 2777( h(6-8C( 2E( Bissauer T, 9layden "( llustrated TeOtbook o Pediatrics( disi-2( Bondon = lse&ier Science Btd 1 2772 = h(26-8<( 87( Needlman /'( "roth and de&elopment( 'alam= !ehrman, Kliegman, #r&in( editor( Nelson TeOtbook o Pediatrics( disi-6D( Philadelphia = 0! Saunders 9o 1 2777 = 28-DC( 86( Needlman /'( Pertumbuhan dan Perkembangan( 'alam = !ehrman, Kliegman, #r&in, editor( #lih bahasa = Samik 0ahab( Nelson TeOtbook o Pediatric( disi ke6C( Philadelphia = 0! Saunders 9o 1 2777( h(8<-CC( 82( Beonard 94, Piecuch /, 9ooper !#( %se o the !ayley nant Neurode&elopmental Screener ith Bo !irth 0eight nant( )ournal o Pediatric Psychology 2776 1 2D*6+ = 88-?7( E2 88( 4ess 9/, Papas M#, !lack MM( %se o the !ayley nant Neurode&elopmental Screener ith an n&ironmental /isk "roup( )ournal o Pediatric Psychology 277? 1 2E*C+ = 826-87( 8?( $irst B/, Palrey )S( The nant or Young 9hild ith 'e&elopmental 'elay( N ngl ) Med 6EE? 1 887*<+ = ?<@-@8( 8C( 'ennery P#, Seidman 'S, Ste&enson 'K( Neonatal 4yperbilirubinemia( Ne ng ) Med 2776 1 8??*@+ = C@6-E7( 8D( Ste&enson 'K, $anaro ##, Maisels M), Young !0, 0ong /), ;reman 4), dkk( Prediction o 4yperbilirubinemia in Near-term and Term inants( Pediatrics 2776 1 67@*6+ = 86-E( 8<( Pusponegoro 4'( Kerni"teru& 1 Patoisiologi, maniestasi klinis dan pencegahan( 'alam = Yunanto #, Sembiring M, 4artoyo , #ndayani P, editor( Simposium Nasional Perinatologi dan Pediatri "aat 'arurat 277C( !anjarmasin = %KK Perinatologi dan Pediatri "aat 'arurat 1 277C( h(6-<( 8@( 4ansen T( Mechanism o bilirubin toOicity = clinical implication( 9linical Perinatology 2772 1 2E = rlando MS, 'alell , Merle KS, "uillet /( !ilirubin and serial #uditory !rainstem /esponses in premature inants( Pediatrics 2776 1 67<*?+ = DD<-<7( ?7( 4ansen T0/, Tommarello S, #llen )0( Subcelluler Bocaliation o !ilirubin in
/at brain ater in&i&o i& administration o 4U !ilirubin( Pediatric /esearch 2776 1 ?E = 278-<( ?6( >stro )', Pacolo B, Shapiro SM, Tiribelli 9( Ne 9oncept in !ilirubin ncephalopathy( ur )ournal 9lin n&est( 2778 1 88 = E@@-EE<( ?2( Mayes P#( Metabolisme "likogen( 'alam = Murray /K, "ranner 'K, Mayes P#, /odell ;0( ditor = !iokimia 4arper( disi 2?( "9( )akarta, 6EEE =6E6-@( ?8( Stansield 0', 9olome )S, 9ano /)( Moleculer and cell biology( 'alam = 0alker M, editor( Ne York = Mc"ra-4ill 1 6EED( h(2C<-D8( ??( /odrigues 9MP, Sola S, 9astro /, Baires P#, !rites '( Perturbation o membrane dynamics in ner&e cells as an early e&ent during bilirubin-induced apoptosis( ) Bipid /esearch 2772 1 ?8 = @@C-E?( E8 ?C( Sil&a /$, /odrigues 9M, !rites '( !ilirubin-induced #poptosis in 9ultured /at Neural 9ells is #ggra&ated by 9henodeoOycholic #cid but Pre&ented by %rsodeoOycholic #cid( ) 4epatology 2776 1 8? *8+ = ?72-@( ?D( /odrigues 9MP, Sola S, !rites '( !ilirubin nduces #poptosis &ia the Mitochondrial Pathay in 'e&eloping /at !rain Neurons( 4epatology 2772 1 8C = 66@D-EC( ?<( Sil&a /, Mata B/, "ulbenkian S, !rito M#, Tiribelli 9, !rites '( nhibition o "lutamate %ptake by %nconjugated !ilirubin in 9ultured 9ortical /at #strocytes = /ole o 9oncentration and p4( !iochemistry !iophysiology /esearch 9ommun 6EEE 1 2DC *6+ = D<-<2( ?@( Kaplan M, 4ammerman 9( %nderstanding and pre&enting se&ere neonatal 4yperbilirubinemia = s bilirubin neurotoOicity really a concern in the de&eloped orld 9linical Perinatology 277? 1 86 = CCC-!rien /, Sege /, "licken S, dkk( #n-e&idence based re&ie o important issues concerning neonatal 4yperbilirubinemia( Pediatrics 277? 1 66?*6+ = e687-eC8( C7( "o&aert P, BeVuin M, Sarte /, /obben S, 9oo /', Kuperus N0, dkk( 9hanges in globus pallidus ith *Pre+ term Kernicterus( Pediatrics 2778 1 662*D+ = 62C8-D8( C6( #merican #ssociation o Pediatrics( 9linical practice guidelines = Management o 4yperbilirubinemia in the neborn inant 8C or more eeks gestation( Pediatrics 277? 1 66? = 2E<-86D( C2( !uthani ;K, )ohnson B4, Keren /( 'iagnosis and management o 4yperbilirubinemia in the term neonate = or a saer irst eek( Pediatric 9linics North #merica 277? 1 C6 = @?8-D6( C8( >h 0, Tyson ), $anaro ##, ;ohr !/, Perritt /, Stoll !), dkk( #ssociation beteen peak serum bilirubin and neurode&elopmental outcomes in eOtremely lo
birth eight inants( Pediatrics 2778 1 662 = <<8-E( C?( #rimbaa M, Soetjiningsih, Kari K( #d&erse eects o hyperbilirubinemia on the de&elopment o healthy term inants( Pediatrica ndonesiana 277D 1 ?< *8+ = C6-D( CC( )ohnson M;, 4oon #4( Possible mechanism in inants or selecti&e basal ganglia damage rom asphyOia, kernicterus, or mitochondrial encephalopathies( ) 9hild Neurology 2777 1 6C*E+ = C@@-E6( E? CD( "roenendaal $, "rond ), ;ries BS( 9erebral metabolism in se&ere neonatal hyperbilirubinemia( Pediatrics 277? 1 66?*6+ = 2E6-?( C<( 9hen Y), Kang 0M( ects o bilirubin on &isual e&oked potentials in term inants( urop ) Ped 6EEC 1 6C? = DD2-D( C@( Yilma Y, Karadeni B, Yildi $, 'egirmenci SY, Say #( Neurological prognosis in term neborns ith neonatal indirect 4yperbilirubinemia( ndian Pediatric 2776 1 8@ = 6DC-@( CE( Neman T!, Klebano M( 88 2<2 nants, <-year ollo-up = Total Serum !ilirubin, Tranusions /eeOamined( Pediatrics 2772 1 667 = 6782( D7( ;ohr !/, Kapr ', >'ea 9( !eha&ioral 9hanges 9orrelated ith !rainstem #uditory &oked /esponse in Term nants ith Moderate 4yperbilirubinemia, ) Pediatric 6EE7 1 66< = 2@@-E6( D6( Paludetto /, Mansi ", /aimondi $, /omano #, 9ri&aro 9, !ussi M, dkk( Moderate 4yperbilirubinemia induces a transient alteration o neonatal beha&ior( Pediatrics 2772 1 667 = 6-C( D2( Soetomenggolo TS( Masa depan neurologi anak( 'alam = $irmansyah #, Sastroasmoro S, Trihono PP, Pujiadi #, Tridjaja !, Mulya "', dkk, editor( !uku Naskah lengkap K>NK# Q )akarta( )akarta = '# Pusat 1 6EEE( h(678-68( D8( !udhiman M( Tumbuh kembang( 'alam = Markum #4, smael S, editor( !uku ajar lmu Kesehatan #nak( )akarta = $K% 1 6EEE( h(E-DE( D?( 0ilson BM( Sistem sara( 'alam = Syl&ia #P, 0ilson BM, editor( #lih bahasa = Peter #nugrah( Patoisiologi, Konsep Klinis proses-proses Penyakit( )akarta 1 "9( 6EEC( h(E76-8D( DC( Manoe ;M, #mir ( "angguan $ungsi Multi >rgan pada !ayi #siksia !erat( Sari Pediatri 2778 1 C*2+ = <2-@( DD( llis M, Manandhar N, Manandhar 'S, deB 9ostello #M( #n #pgar Score o Three or Bess at >ne Minute is not 'iagnostic o !irth #sphyOia, but is %seul Screening Test or Neonatal ncephalopathy( ndian Pediatrics 6EE@ 1 8C = ?6C-22( D<( Miller SP, Batal !, 9lark 4, !arnell #, "lidden ', !arko&ich ), dkk( 9linical Sign Predict 87-month Neurode&elopmental >utcome ater Neonatal ncephalopathy( #merican )ournal o >bstetrics and "ynecology 277? 1 6E7 = E8E( EC D@( Moster ', Bie T/, Markestad T( )oint #ssociation o #pgar Scores and arly
Neonatal Symptoms ith Minor 'isabilities at School #ge( #rch 'is 9hild $etal Neonatal 2772 1 @D = 6D-26( DE( Madiyono !( 4ipoglikemia( 'alam = Markum #4, smael S, #latas 4, #kib #, $irmansyah #, dkk( ditor = !uku #jar lmu Kesehatan #nak( )akarta( $K% , 6EE6 = h(8?E-DC( <7( Kosim SM, Surjono #, Setyoireni '( !uku Panduan Manajemen Masalah !ayi !aru Bahir %ntuk 'okter, !idan, dan Peraat di /umah Sakit( '# *%KKPerinatologi+, MN4-)4P">, 'epartemen Kesehatan /( )akarta, 277C = h(8C-D( <6( Mc"oan )( Neonatal 4ypoglycemia( Neo/e&ies 6EEE 1 < = D-6C( <2( !oluyt N, Kempen #, >ringa M( Neurode&elopment ater Neonatal 4ypoglycemia = # Systemic /e&ie and 'esign o an >ptimal $uture Study( Pediatrics 277D 1 66< *D+ = 2286-?8( <8( !rand PBP, Molenaar NB', Kaaijk 9, 0ierenga 0S( Neurode&elopmental >utcome o 4ypoglycemia in 4ealthy, Barge or "estational #ge, Term Neborns( #rch 'is 9hild 277C 1 E7 = <@-@6( ( 9ornblath M, Schart( >utcome o Neonatal 4ypoglycemia( !M) 6EEE 1 86@ = 6E?(