ISSN : 2302-0318
pp. 159159-173, 173, Desember 2012 Jurnal Jur nal Tekni Teknik k Indu Industri stri – Unive Universitas rsitas Bun Bung g Hatta, Hatta, Vol. 1 No. 2, pp.
EVALUASI HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENETAPKAN HARGA JUAL DAN LABA PRODUKSI PADA USAHA PABRIK BATU BATA DI DESA PALOH LADA 1
2
3
Bakhtiar , Syamsul Bahri , Darkasyi Mulyadi 1,2,3) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh Email:
[email protected]
ABSTRAK Usaha batu bata merupakan salah satu bentuk usaha industri rumah tangga, dimana dibutuhkan perencanaan produksi yang baik jika usaha ini ingin berkembang. Usaha batu bata ini merupakan milik Bapak Ibrahim Aiyub dan mulai mulai beroperasi sekitar tahun 2005. Adapun masalah yang dihadapi dihadapi oleh usaha pabrik batu bata adalah minimnya laba yang diperoleh. Itu artinya artinya laba yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu cara untuk meningkatkan laba diantaranya dengan meningkatkan harga jual atau dengan meminimalkan biaya produksi. Oleh karena itu usaha pabrik batu bata perlu menetapkan harga pokok produksi sebagai dasar penetapan harga jual batu bata sehingga dapat mencapai mencapai laba yang diharapkan. diharapkan. Maka diperlukan perhitungan harga harga pokok produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan metode full costing dan variable costing . Hasil penelitian penelitian ini yaitu yaitu dapat diketahu diketahuii harga pokok pokok produksi produksi batu bata sehingga sehingga lebih memudah memudahkan kan ditetapka ditetapkannya nnya harga jual produk dan laba. Sedangkan hasil analisis mengenai penerapan target costing , menunjukkan bahwa untuk menilai efisiensi biaya produksi pada usaha Pabrik Batu Bata dapat digunakan dengan menggunakan pendekatan target costing , dimana dengan penerapan target costing maka perusahaan dapat memperoleh penghematan biaya sehingga laba bisa diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Kata kunci: Batu Bata, Bata, Harga Pokok Produksi , Harga Jual , Laba
ABST AB STRA RACT CT Enterprises brick is one form of home industry, where it tak es a good production plan if the business wants wants to grow. grow. Brick Brick Enterp Enterprise risess is owned owned by Mr. Ibrahim Ibrahim Aiyub Aiyub and began began operat operating ing around around 2005. 2005. The proble problems ms faced faced by busine businesse ssess is the the lack lack of brick brick factor factories ies earned earned income income.. That means means the profit profit earned earned was not as expe expecte cted. d. One way to increa increase se profit profitss such such as as by by increa increasin sing g the sellin selling g pric pricee or by minimi minimizing zing produc productio tion n costs. costs. Theref Therefore ore,, efforts efforts need need to assign assign brick brick factor factoryy cost cost of produc productio tion n as the basis basis for for dete determi rminin ning g the the selling selling price price of the bricks bricks so as as to achiev achievee the expect expected ed profit. profit. It woul would d require require the calcul calculati ation on of the cost cost of produc productio tion n can be obtain obtained ed by using using full full costi costing ng and variab variable le cost costin ing. g. The The resul results ts of this this study study can can be seen seen that that the the cost cost of of produ product ctio ion n of bri brick ckss maki making ng adop adopti tion on easi easier er sell sellin ing g pric pricee and and prof profit it.. Whil Whilee the the res resul ults ts of of the the anal analys ysis is of the the impl implem emen enta tati tion on of of targe target t costin costing, g, sugges suggests ts that that to assess assess the the effici efficienc encyy of product production ion costs costs in in the busin business ess Bricks Bricks Factor Factoryy can be used used to targe targett costin costing g appro approac ach, h, wher wheree the the appli applica cati tion on of targ target et costi costing ng the the compa company ny can can obta obtain in cost cost savings so that profits can be obtained as expected. Keyword: Bricks Bricks,, Cost Cost of Produc Production tion,, Sellin Selling g Price, Price, Profit Profit
1. PEN PENDAHUL HULUAN
Perusahaan untuk dapat berkembang tentu harus melalui perjuangan dan didukung dengan perencanaan yang matang dalam menghadapi berbagai masalah dan rintangan yang timbul, seperti masalah operasional, operasional, keuangan, maupun masalah pemasaran pemasaran dari produk yang diproduksi. Hasil produksi perusahaan dipengaruhi oleh pengadaan bahan baku, tenaga kerja serta biaya overhead pabrik. perusahaan akan dianggap berhasil apabila memperoleh memperoleh overhead pabrik. Suatu perusahaan penghasilan atau pendapatan pendapatan dari penjualan produknya yang dihasilkan dan mampu
159
ISSN : 2302-0318
BAKHTIAR, et.al menutupi seluruh biaya yang telah dikeluarkan sehubungan proses produksi, maka dalam melakukan usaha perusahaan diharapkan menggunakan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, peralatan, peralatan, sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan perusahaan. Perhitungan harga pokok penjualan yang tepat sangat penting bagi setiap perusahaan dalam melakukan perencanaan, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan serta untuk menentukan menentukan laba yang sesuai. Apabila perusahaan perusahaan memperhitungkan memperhitungkan harga pokoknya terlalu tinggi maka akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan karena tidak dapat bersaing dengan hasil produksi yang sejenis lainnya, sehingga produksi perusahaan tidak laku dijual. Namun, apabila perusahaan perusahaan memperhitungkan memperhitungkan harga pokok penjualannya terlalu rendah maka akan mengakibatkan kerugian pada perusahaan itu sendiri karena tidak mencapai laba yang diinginkan. Apabila suatu perusahaan telah menentukan harga pokok penjualan, maka akan ditetapkan pula pula harga jual yang sesuai sesuai dengan semua biaya biaya produksi termasuk termasuk biaya biaya pemasaran pemasaran dan pencapaian pencapaian laba yang yang diinginkan. Usaha batu bata merupakan salah satu bentuk usaha industri rumah tangga, dimana dibutuhkan perencanaan perencanaan produksi produksi yang baik jika usaha ini ingin berkembang. berkembang. Adapun usaha batu bata ini merupakan merupakan milik Bapak Ibrahim Aiyub dan mulai beroperasi beroperasi sekitar tahun 2005. Usaha Usaha batu batu bata bata ini terleta terletak k di Desa Paloh Paloh Lada Lada Jln. Jln. Medan Medan – B. Aceh Aceh dengan dengan mempekerjakan mempekerjakan sekitar 10 orang karyawan. Setiap usaha tentunya mempunyai mempunyai hambatan dan rintangan yang harus dihadapi agar usaha tersebut dapat berkembang. Begitu pula pada usaha batu bata juga tak luput dari masalah yang harus dihadapi. Adapun masalah yang dihadapi oleh usaha pabrik pabrik batu bata adalah minimnya minimnya laba yang diperoleh. diperoleh. Itu artinya laba yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara pada pemilik usaha pabrik batu bata, biaya yang harus di keluarkan untuk memproduksi memproduksi satu unit batu bata kurang lebih Rp 270, dengan harga jual Rp 290 sampai sampai Rp 300 sehingga laba yang diperoleh dalam produksi batu bata per unit hanya berkisar antara 10% sampai 12%, sedangkan laba yang diharapkan adalah 16%. Salah satu cara untuk meningkatkan laba diantaranya dengan meningkatkan harga jual atau dengan meminimalkan biaya produksi. Oleh karena itu usaha pabrik batu bata perlu menetapkan harga pokok produksi sebagai dasar penetapan harga jual batu bata sehingga dapat mencapai laba yang diharapkan. Perhitungan dan penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting dalam penetapan harga jual produk. Dimana harga jual yang ditetapkan dapat menutupi biaya yang telah dikeluarkan sehingga penetapan harga jual dapat memperhitungkan laba yang diharapkan. Harga pokok produksi dapat diperoleh dengan metode full metode full costing dan costing dan variable costing . Metode full costing diperoleh apabila biaya overhead pabrik overhead pabrik yang dibebankan berbeda dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya sesungguhnya terjadi. Sedangkan Sedangkan dengan metode variable costing adalah dengan membebankan biaya produksi variable, variable, sedangkan biaya produksi produksi tetap dianggap sebagai biaya biaya langsung dibebankan dibebankan pada laba rugi. Salah satu cara untuk menentukan laba produksi adalah dengan penerapan target costing . Target costing adalah costing adalah penentuan harga pokok produk sesuai dengan yang diinginkan sebagai dasar penetapan harga jual produk sehingga target laba yang diinginkan akan tercapai. Diharapkan dengan adanya perhitungan target costing, perusahaan dapat menetapk menetapkan an laba yang wajar wajar sehingga sehingga para pelangg pelanggan an rela membaya membayarr suatu produk produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan tersebut. 2.
TINJAUAN PUS PUSTAKA
2.1. Pengertian Pengertian Harga Harga Jual Harga ialah nilai tukar suatu produk yang dinyatakan dalam satuan moneter atau uang. Hansen dan Mowen (2001) mendefenisikan “harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang
160
Jurusan Juru san Teknik Teknik Indu Industri stri - Faku Fakultas ltas Tekn Teknologi ologi Indu Industri stri - Univer Universitas sitas Bung Hatta
ISSN : 2302-0318
JTI-UBH JTIUBH,, 1(2), pp. 159-1 159-173 73 , Desember Desember 2012 2012 dijual atau diserahkan”. Pada kenyataanya, harga jual yang tinggi memang menghasilkan laba per unit yang besar, tapi kuantitas yang terjual menjadi sedikit. Dan jika dibandingkan dengan harga jual yang rendah, memang menghasilkan laba per unit yang lebih rendah, tapi kuantitas yang terjual menjadi lebih banyak. 2.2. Sasaran Penetapan Harga Harga Jual Dalam mencapai tujuan pasarnya, setiap perusahaan sangat mempertimbangkan keputusan dalam menetapkan harga. Menurut Boone dan Kurtz (2000:70) terdapat empat kategori penetapan harga, yaitu: 1) Sasa Sasara ran n prof profita itabi bili lita tas, s, sebagian besar perusahaan mengejar sejumlah sasaran profitabilitas dalam strategi penetapan harganya. Mereka mengerti bahwa laba merupakan hasil dari pendapatan dikurang beban dimana pendapatan merupakan harga jual dikalikan kuantitas kuantitas yang terjual. terjual. 2) Sasa Sasara ran n vol volum ume, e, sasaran volume yang pertama dalam strategi penetapan harga adalah maksimalisasi penjualan ( sales maximalization). maximalization). Dan sasaran yang kedua mendasarkan keputusan penetapan harga pada pangsa pasar (market ( market share) share) yaitu persentase dari sebuah pasar yang dikontrol oleh perusahaan perusahaan atau produk tertentu. 3) Ting Tingka katt komp kompet etis isi, i, sasaran penetapan harga ini bertujuan untuk menyamai harga yang ditetapkan pesaing. pesaing. Dalam banyak bisnis, perusahaan perusahaan menatapkan menatapkan harga mereka sendiri untuk menyamakan dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemimpin industri dalam hal ini perusahaan yang telah mapan. 4) Sasa Sasara ran n pres presti tise se,, prestise membuat sebuah harga menjadi relatif tinggi untuk mengembangkan mengembangkan dan menjaga citra dan kulitas dan eksklusivitas. 2.3. Faktor-Faktor Penentu Harga Jual Jual Menurut Boone dan Kurtz (2000) dalam menentukan harga jual, perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam mempertimbangkan mempertimbangkan harga jual, yaitu: 1) Tuju Tujuan an Pem Pemasar asaran an,, sebelum ebelum meneta menetapkan pkan harga harga,, biasanya biasanya menetapk menetapkan an strategi strategi untuk untuk produk. Perusahaan Perusahaan telah memilih pasar yang akan dijadikan pasar sasarannya sasarannya dan menetapkan menetapkan posisi produknya di pasar. 2) Strate Strategi gi Bauran Bauran Pema Pemasar saran, an, selain faktor tujuan pemasaran, penentuan harga pun dipengaruhi oleh faktor strategi bauran bauran pemasaran. pemasaran. Pola dan disain disain produk, distribusi, distribusi, tempat, dan promosi sangat berpengaruh pada penentuan harga jual. Disain produk yang menarik dibutuhkan teknik yang baik dan akan menentukan harga penjualan. Kualitas produk yang lebih baik akan mempengaruhi mempengaruhi harga penjualan yang lebih tinggi karena untuk membuat kualitas barang dan jasa yang lebih baik diperlukan biaya yang lebih besar. 3) Biay Biayaa prod produk uksi si,, biaya seringkali oleh perusahaan kecil, menengah dan besar dijadikan dasar untuk menetapkan harga suatu produk. Biasanya perusahaan menetapkan harga untuk seluruh biaya produksi, distribusi, promosi, biaya perpajakan, biaya penjualan, dan biaya biaya lain yang membebani membebani perusahaan perusahaan dari mulai produksi sampai pada purna jual. 4) Penentuan Penentuan harga harga jual jual berdasar berdasarkan kan harga harga pesaing, pesaing, perusahaan sangat mempertimbangkan harga pesaing yang terdapat di pasar. Ada beberapa strategi yang dipakai oleh perusahaan perusahaan dalam menentukan harga jual, sekaligus menghadapi menghadapi harga pesaing. Penentuan harga berdasarkan berdasarkan harga pesaing dibagi atas 3, yaitu: yait u: a) Penent Penentuan uan harga harga penetr penetras asi, i, penentuan harga ini, dimana perusahaan menentukan harga yang lebih rendah dari harga pesaing agar dapat menguasai pasar. Keberhasilan penentuan harga penetrasi tergantung pada seberapa besar tanggapan konsumen terhadap penurunan harga.
Jurusan Jur usan Teknik Teknik Indus Industri tri - Faku Fakultas ltas Teknolog Teknologii Industri Industri - Unive Universitas rsitas Bung Bung Hatta Hatta
161
ISSN : 2302-0318
BAKHTIAR, et.al b) Penentuan harga defensive, perusahaan menurunkan harga pokok produksi dalam usaha mempertahankan pangsa pasarnya. Di samping itu, ada bebrapa perusahaan yang menurunkan harga untuk menyerang perusahaan pesaing yang baru masuk ke dalam pasar, sering disebut dengan biaya predatori. c) penen penentua tuan n harga harga presti prestise, se, perusahaan yang memiliki diversifikasi bauran produk akan menggunakan strategi penetrasi harga pada beberapa produk dan penentuan harga prestise untuk produk lainnya. Adapun yang menjadi tujuan dari penentuan harga prestise adalah untuk memberi memberi kesan lini terbaik bagi produk. 2.4. Pengertian Pengertian Biaya Biaya Menurut mulyadi (1998) mengatakan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber okonomi yang diukur dalam bentuk satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. tertentu. Menurut sunarto (2003) (2003) mengatakan mengatakan bahwa biaya adalah adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan. pendapatan. Biaya (Cost (Cost ) adalah semua semua pengorbanan pengorbanan yang yang dikeluarkan dikeluarkan untuk memproduksi memproduksi atau memperoleh memperoleh suatu komoditi. Untuk menghasilkan suatu produk (output (output ) diperlukan sejumlah input. Biaya adalah nilai dari sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk menghasilkan menghasilkan suatu produk (output ). ). Dalam bidang kesehatan produk yang dihasilkan adalah jasa pelayanan pelayanan kesehatan, misal di rumah sakit produk outputnya adalah pelayanan pelayanan rawat jalan, rawat inap, laboratorium, laboratorium, radiologi, radiologi, kamar bedah dan lain-lain. Agar Agar rumah sakit dapat menghasilkan menghasilkan pelayanan diperlukan diperlukan sejumlah sejumlah input antara lain gedung, gedung, alat medis dan dan non medis, tenaga medis serta input lain yang secara tidak langsung digunakan oleh pasien. Dengan kata lain biaya adalah nilai dari suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu output tertentu. 2.5. Pengertian Pengertian Target Costing Target costing menurut Witjaksono (2006) suatu sistem dimana penentuan harga pokok produk adalah sesuai dengan yang diinginkan (target) sebagai dasar penetapan harga jual produk yang akan memperoleh laba yang diinginkan diinginkan atau penentuan harga pokok sesuai dengan harga jual yang pelanggan rela membayarnya. Supriyono (2002) mendefinisikan target costing adalah ”sistem untuk mendukung proses pengurangan biaya dalam tahap pengembangan pengembangan dan perencanaan perencanaan produk model baru tertentu, perubahan model secara penuh atau perubahan perubahan model model minor”. Manfaat Manfaat utama Target costing adalah costing adalah penetapan harga pokok produk sebagai sebagai dasar penetapan penetapan harga harga sehingga target laba yang yang diinginkan akan akan tercapai. tercapai. a. Prinsip-Pri Prinsip-Prinsip nsip Penerapan Penerapan Target Costing Target costing adalah costing adalah suatu proses yang sistematis yang menggabungkan manajemen biaya dan perencanaan perencanaan laba. Perhitungan biaya target (target costing ) menjadi suatu pendekatan pendekatan khusus yang berguna untuk pembuatan tujuan penurunan biaya.Menurut biaya.Menurut Witjaksono (2006) proses penerapan penerapan target costing menganu costing menganutt prinsip-prinsip sebagai berikut 1) Harga menentukan biaya ( Price Led Costing ) 2) Foku Fokuss pad padaa pel pelan angg ggan an 3) Foku Fokuss pad padaa desain desain produk produk dan desain desain proses proses 4) Cross Functional Team 5) Melib Melibatk atkan an Ranta Rantaii Nilai Nilai 6) Orientasi daur daur hidup produk. Selanjutnya keenam keenam prinsip-prinsip prinsip-prinsip penerapan penerapan biaya target target (target costing ) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Harga menentukan biaya ( Price – Led Costing ) 2. Fokus pada pelanggan 3. Fokus pada desain produk dan desain proses 4. Cross Functional Team 5. Melibatkan rantai nilai 6. Orientasi daur hidup produk
162
Jurusan Juru san Teknik Teknik Indu Industri stri - Faku Fakultas ltas Tekn Teknologi ologi Indu Industri stri - Univer Universitas sitas Bung Hatta
ISSN : 2302-0318
JTI-UBH JTIUBH,, 1(2), pp. 159-1 159-173 73 , Desember Desember 2012 2012 b. Asumsi Asumsi Dasar Dasar Target Costing Menurut Witjaksono (2006) target costing sangat mungkin sesuai bagi perusahaan yang Price Taker dalam suatu pasar yang heterogen, dimana kompetisi menentukan harga jual produk barang/jasa, barang/jasa, yang yang ditandai dengan dengan kharakteristik kharakteristik antara lain lain : 1. Umumnya tidak layak layak atau tidak ada kehendak kehendak untuk menawarka menawarkan n produk dengan harga yang tak terjangkau oleh para kompetitor. 2. Keunggulan spesifik spesifik suatu perusahaan perusahaan akan menentukan menentukan arah dalam dalam melakukan melakukan deferensiasi deferensiasi produk baru dari yang telah ada di pasaran, misalnya Cost Advantage produk Advantage produk yang sama/serupa namun dengan harga yang lebih murah dan Penambahan fungsi, misalnya dengan tambahan fitur baru dengan harga yang kompetitif. c. Kendal Kendala a Mene Menerap rapkan kan Target Costing Dari uraian di atas dapat dibayangkan bahwa penerapan target costing ternyata costing ternyata tidak mudah. Berikut ini adalah kendala yang kerap dikeluhkan oleh perusahaan yang mencoba menerapkan target costing (Witjaksono costing (Witjaksono : 2006). 1. Konflik antar kelompok atau antar anggota kelompok 2. Karyawan yang mengalami burnout karena burnout karena tuntutan target penyelesaian pekerjaan 3. Target waktu penyelesaian yang terpaksa ditambah 4. Sulitnya melakukan melakukan pengaturan atas berbagai faktor penentu keberhasilan target costing . Dengan demikian sangat disarankan bagi perusahaan yang tertarik untuk menerapkan target costing memperhatikan costing memperhatikan hal-hal berikut : 1. Manajem Manajemen en puncak harus harus memaham memahamii proses target costing sebelum costing sebelum mengadopsinya. 2. Apabila perhatian perhatian manajemen manajemen terlalu terpaku terpaku pada pencapaian pencapaian sasaran sasaran target costing , maka dapat mengalihkan perhatian dari manajemen mengenai pencapaian sasaran keberhasilan organisasi secara keseluruhan. keseluruhan. 4.6. Harga Pokok Pokok Produksi Produksi Harga pokok merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Menurut Mulyadi (2002), menyatakan bahwa : “Harga pokok digunakan untuk menunjukkan menunjukkan pengorbanan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk.” Menurut Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Ancella A. Hermawan M.B.A., (2006) menyatakan menyatakan bahwa : “Harga pokok produksi produksi mencerminkan mencerminkan total biaya biaya barang barang yang diselesaikan diselesaikan selama periode berjalan. berjalan. Biaya yang hanya hanya akan dibebankan dibebankan ke barang yang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan overhead. Rincian dari biaya ini diuraikan dalam daftar pendukung yang disebut sebagai laporan harga pokok produksi”. a. Manfaat Informasi Informasi Harga Pokok Pokok Produksi Dalam perusahaan manufaktur, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bermanfaat bagi manajemen. manajemen. Menurut Mulyadi (2002) menyatakan menyatakan bahwa manfaat manfaat informasi informasi harga pokok pokok produksi yaitu :. :. 1. Menentuk Menentukan an harga harga jual produk produk 2. Memanta Memantau u realisas realisasii biaya biaya produksi produksi 3. Menghitun Menghitung g laba atau rugi rugi periodik periodik 4. Menentukan harga harga pokok persediaan persediaan produk jadi dan dan produk dalam proses proses yang disajikan disajikan dalam neraca. b. Metode Penentuan Penentuan Harga Pokok Produksi Produksi 1. Meto Metode de Vari Variab able le Cost Costin ing, g, Variable costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk.. Metode ini disebut
Jurusan Jur usan Teknik Teknik Indus Industri tri - Faku Fakultas ltas Teknolog Teknologii Industri Industri - Unive Universitas rsitas Bung Bung Hatta Hatta
163
ISSN : 2302-0318
BAKHTIAR, et.al Variable Costing dengan alasan bahwa biaya yang dibebankan kepada produk hanya biaya yang berhubungan langsung dengan produk saja. Dengan pengertian tersebut, maka yang disebut harga pokok produksi adalah penjumlahan dari biaya bahan variabel, biaya upah variabel dan biaya overhead variable (LM Samryn, 2001).Dalam metode variable costing , biaya overhead pabrik overhead pabrik tetap diperlakukan diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik overhead pabrik tetap dibebankan sebagai sebagai biaya dalam dalam periode terjadinya. Dengan Dengan demikian demikian biaya overhead pabrik tetap di dalam metode variable costing tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya. Menurut metode variable costing , penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat bermanfaat jika dengan penundaan tersebut tersebut diharapkan dapat dapat dihindari terjadinya hanya hanya yang sama dalam periode yang akan datang. 2. Meto Metode de Ful Fulll Cost Costin ing, g, f ull ull costing atau costing atau sering pula disebut absorption atau conventional costing Metode Metode Full Costing Costing adalah adalah metode metode penent penentuan uan harga harga pokok pokok produksi produksi,, yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri costing terdiri dari : Biaya bahan baku, Biaya tenga kerja langsung, Biaya overhead pabrik overhead pabrik tetap, Biaya overhead pabrik variable dan Harga Harga pokok pokok produk (LM (LM Samryn, Samryn, 2001). Dalam Dalam metode metode full costing , biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal normal atau atas dasar biaya overhead pabrik pabrik sesungguhnya. sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk dalam proses dan persediaan produk jadi yang belum laku dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (unsur harga pokok penjualan) apabila produk j adi tersebut telah terjual. 4.7. Metode Penentuan Harga Jual Jual Metode penentuan harga jual ada empat, yaitu : 1. Penentua Penentuan n Harga Norm Normal al ( Normal Normal Pricing ) Dalam keadaan normal, harga jual ditentukan atas biaya penuh masa yang akan datang dan ditambahkan atas laba yang diharapkan. Adapun rumus yang di gunakan untuk menghitung harga jual yaitu : Harga jual Per-unit : Total harga jual Jumlah produk yang diproduksi 2. Cost Type Contract Contract ( Cost Cost type type Contrac Contractt ) Kontrak pembuatan produk / jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk / jasa pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. 3. Penen Penentua tuan n Harga Harga Jual Jual Pesan Pesanan an Khusu Khususs ( Spesial Order Pricing Pricing )) Pesanan diterima oleh perusahaan diluar pesanan reguler perusahaan. Pesanan regular adalah pesanan yang dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya tetap yang akan terjadi dalam tahun anggaran. Pesanan khusus adalah diperkirakan tidak hanya mengeluarkan biaya variabel saja, namun merupakan merupakan biaya tetap, karena harus beroperasi diatas kapasitas yang telah tersedia. 4. Penen Penentua tuan n Harga Harga Jual Jual Waktu Waktu dan dan Bah Bahan an Penentuan harga jual dan bahan ini pada dasarnya merupakan Cost-Plus Pricing . Harga jual ditentukan sebesar harga j ual perbuah dan ditambah laba yang diharapkan. Metode harga jual seperti ini digunakan digunakan oleh perusahaan perusahaan bengkel mobil, mobil, dok kapal, kapal, dan perusahaan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan bahan, dan suku cadang sebagai pelengkap penjualan penjualan jasa.
164
Jurusan Juru san Teknik Teknik Indu Industri stri - Faku Fakultas ltas Tekn Teknologi ologi Indu Industri stri - Univer Universitas sitas Bung Hatta
ISSN : 2302-0318
JTI-UBH JTIUBH,, 1(2), pp. 159-1 159-173 73 , Desember Desember 2012 2012 3. METODOLOGI METODOLOGI PENELITIAN PENELITIAN
1. Pengump Pengumpulan ulan Data Penelitian Penelitian Data Data biaya biaya baha bahan n baku baku , Data Data biaya biaya tenag tenagaa ker kerja, ja, Data Data overhe overhead ad pabr pabrik. ik. 2. Data Biaya Produksi Biay Biayaa prod produk uksi si adal adalah ah biay biayaa yan yang g terj terjad adii sehu sehubu bung ngan an deng dengan an kegi kegiat atan an manu manufa fakt ktur ur atau atau memp mempro rodu duks ksii suat suatu u bara barang ng terd terdir irii atas atas biay biayaa baha bahan n lang langsu sung ng,, biay biayaa tena tenaga ga kerja kerja lang langsu sung ng dan biaya biaya overhe overhead. ad. Pada Pada aspek aspek biaya biaya produk produksi si yang melipu meliputi: ti: 1. Baha Bahan n lang langsu sung ng ( Direct Direct Materials) Materials) ada adalah lah sem semua baha bahan n yang yang membe embent ntuk uk bagi bagian an integ integral ral dari barang barang jadi. jadi. 2. Biay Biayaa tena tenaga ga kerj kerjaa lang langsu sung ng adal adalah ah biay biayaa yang yang timbu timbull kare karena na pem pemakai akaian an tena tenaga ga kerja kerja yang yang diperg diperguna unakan kan untuk untuk mengo mengolah lah bahan bahan menja menjadi di bahan bahan jadi. jadi. 3. Biay Biayaa overh overhea ead d adal adalah ah biaya biaya yang yang timbu timbull kare karena na pema pemaka kaia ian n fasi fasili lita tass untu untuk k meng mengol olah ah barang berupa mesin, alat-alat, alat-alat, tempat tempat kerja dan kemudahan kemudahan lain. 3. Penentuan Penentuan harga pokok produksi dengan dengan variable costing dan dan full costing. 4. Penentuan harga jual 4. HASI HASIL L DAN DAN PEMB PEMBAH AHAS ASAN AN 4.1. Biaya Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk membuat batu bata adalah : Tanah liat dengan harga harga Rp 150.000/mobil. 2. Pasir dengan dengan harga Rp 100.000/mobil 100.000/mobil 4.2. Biaya Tenaga Tenaga Kerja Kerja Jumlah tenaga kerja pada pabrik batu bata adalah 9 orang, yang terbagi atas: a. 2 orang orang tenag tenagaa wanita wanita.. b. 7 orang orang tenaga tenaga pria Untuk daftar nama karyawan dapat dilihat pada tabel 4.1 yaitu sebagai berikut :
No 1 2 3
Nama Nuraini Masyitah Muksalmina
4
M. Isa
5
Iwan
6
Rahmad
7
Zulmadi
8
Andi
9
Irwan
Tabel 1. Data Nama Nama Karyawan Karyawan Beserta Beserta Upah/Gaji Upah/Gaji Divisi Tukang cetak batu bata Tukang cetak batu bata a. Tukang pengolahan (pijak) tanah b. Tukang susun batu bata setengah jadi a. Tukang pe p engolahan (pijak) tanah b. Tukang susun pengeringan batu bata c. Tukang susun batu bata setengah jadi
Upah/gaji Rp 25/unit Rp 25/unit a. Rp 35/unit b. Rp 5/unit a. Rp 35/unit b. Rp 5/unit c. Rp 5/unit
a. b. a. b. a. b. a. b. a. b. c.
a. b. a. b. a. b. a. b. a. b. c.
Tukang bongkar muat batu bata setengah jadi Tukang bongkar muat batu bata jadi Tukang bongkar muat batu bata setengah jadi Tukang bongkar muat batu bata jadi Tukang bongkar mu muat batu bata setengah jadi Tukang bongkar muat batu bata jadi Tukang bongkar muat batu bata setengah jadi Tukang bongkar muat batu bata jadi Tukang susun batu bata untuk pembakaran Tukang tutup dan buka tempat pembakaran pembakaran batu bata Tukang Tukang bakar bakar batu batu bata bata
Rp 12/u 12/uni nitt Rp 15/unit Rp 12/u 12/un nit Rp 15/unit Rp 12/u 12/un nit Rp 15/unit Rp 12/u 12/uni nitt Rp 15/unit Rp 200. 200.00 000 0 Rp 80.000 Rp 400. 400.00 000 0
4.3. 4.3. Biaya Biaya Overhea Overhead d Pabrik Pabrik 1. Kayu bakar : Rp 750.000/truk. 750.000/truk. 2. Biaya listrik : Rp 30.000/bulan. 3. Sewa kerbau kerbau : Rp 5/unit 4.Sewa mobil mobil : Rp 10/unit. 5. Sewa supir : Rp 8/unit
Jurusan Jur usan Teknik Teknik Indus Industri tri - Faku Fakultas ltas Teknolog Teknologii Industri Industri - Unive Universitas rsitas Bung Bung Hatta Hatta
165
ISSN : 2302-0318
BAKHTIAR, et.al 4.4. Perhitungan Biaya Produksi Salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan produksi adalah dengan memperhatikan masalah biaya produksi, dimana biaya produksi adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatan proses produksi. Adapun jenis biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat meliputi : biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. a. Biaya Biaya Bahan Bahan Baku Baku Sebelum dilakukan perhitungan target costing , maka terlebih dahulu akan disajikan data total total produ produks ksii batu batu bata bata di di Desa Desa Palo Paloh h Lada Lada khus khususn usnya ya untu untuk k Bulan Bulan Juni Juni 2012 2012 yaitu yaitu 57.000 unit batu bata. Dalam hubungannya hubungannya dengan dengan uraian tersebut di atas dapat dapat disajikan data biaya bahan baku baku langsung khususnya pada Pabrik Pabrik Batu Bata Bata Di Desa Desa Paloh Lada untuk Bulan Juni 2012 yaitu : Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku : a. Pada bulan bulan juni meme memerluka rlukan n tanah liat liat sebanyak sebanyak 9 mobil, mobil, sehingga sehingga biaya biaya yang yang harus harus dikeluarkan untuk membeli membeli tanah liat yaitu : 150.000/mobil x 9 = Rp 1.350.000 b. Pada bulan juni memerlukan memerlukan pasir sebanyak 1 mobil, sehingga biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli membeli pasir yaitu : Rp 100.000 Untuk lebih lengkapnya dapat disajikan melalui tabel 4.2 yaitu sebagai berikut : Tabel Tabel 2. Besarnya Besarnya Biaya Biaya Bahan Baku Langsu Langsung ng Tahun Tahun 2012
No 1 2
Jenis Bahan Baku Langsung Tanah liat Pasir Jum Jumlah Biaya bahan baku langsu gsung
Bulan Juni Rp 1.350.000 Rp 100.000 Rp 1.450. 50.000
Berdasarkan Berdasarkan tabel 2 yakni data biaya bahan bahan baku yang dikeluarkan dikeluarkan oleh pabrik batu bata, maka besarnya biaya bahan baku langsung dapat ditentukan dengan menggunakan menggunakan rumus : Biaya bahan baku langsung (unit) =
Biaya bahan baku langsung Jumlah produksi
Dengan Dengan demikian demikian besarnya besarnya biaya biaya bahan bahan baku baku langsung langsung untuk Bulan Bulan Juni dapat dapat dihitung dihitung sebagai berikut : Biaya bahan baku langsung (unit) = Biaya bahan baku langsung (unit) =
Biaya bahan baku langsung Jumlah produksi Rp 1.450.000 Rp 57.000
= Rp 25,43
b. Biaya tenaga tenaga kerja kerja langsung langsung Untuk bulan april dengan hasil produksi 57.000 unit batu bata, biaya tenaga kerjanya kerjanya meliputi : a. Upah tukang cetak batu batu bata Rp 25/unit, maka maka diperoleh diperoleh 57.000 x 25 = Rp 1.425.000 b. Upah pijak tanah tanah Rp 35/unit, maka maka diperoleh 57.000 57.000 x 35 = Rp 1.995.000 1.995.000 c. Upah susun pengeringan batu bata Rp 5/unit, maka maka diperoleh diperoleh 57.000 x 5 = Rp 285.000 d. Upah susun batu bata bata setengah setengah jadi Rp 5/unit, maka maka diperoleh 57.000 x 5 = Rp 285.000 e. Upah bongkar bongkar muat batu bata bata setengah setengah jadi Rp 12/unit, 12/unit, maka diperoleh 57.000 x 12 = Rp 684.000
166
Jurusan Juru san Teknik Teknik Indu Industri stri - Faku Fakultas ltas Tekn Teknologi ologi Indu Industri stri - Univer Universitas sitas Bung Hatta
ISSN : 2302-0318
JTI-UBH JTIUBH,, 1(2), pp. 159-1 159-173 73 , Desember Desember 2012 2012 f. Upah bongkar bongkar muat batu bata jadi Rp 15/unit, 15/unit, maka diperoleh 57.000 57.000 x 15 = Rp 855.000 g. Upah susun batu bata untuk pembakaran pembakaran batu batu bata Rp Rp 200.000 h. Upah tutup dan buka untuk pembaka pembakaran ran batu batu bata Rp 80.000 80.000 i. Upah Upah bakar bakar batu batu bata bata Rp Rp 400.0 400.000 00 Keseluruhan biaya yang yang telah dikeluarkan pada Bulan Juni bila di jumlahkan secara keseluruhan akan diperoleh hasil Rp 6.209.000. Besarnya biaya tenaga kerja langsung pada Bulan Juni 2012 berjumlah Rp 6.209.000. Dengan demikian maka besarnya biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh Pabrik Batu untuk Bulan Juni 2012 dapat dilihat sebagai berikut: Biaya tenaga kerja langsung per unit =
Biaya tenaga kerja langsung Jumlah produksi
6.209 .000
=
57.000
= Rp 108,92 c. Biaya Overhead Overhead Pabrik Pabrik Biaya overhead overhead pabrik pada Bulan Bulan Juni dengan hasil produksi produksi 57.000 unit batu bata, bata, meliputi : a. Kayu bakar bakar 6 truk, truk, maka maka biaya yang yang dikeluar dikeluarkan kan adala adalah h 750.000/tru 750.000/truk k x 8 truk = Rp 6.000.000 b. Biaya listrik Rp 35.000 c. Sewa kerbau kerbau Rp 5/unit, 5/unit, maka maka biaya biaya yang yang dikeluar dikeluarkan kan adala adalah h 57.000 57.000 unit x 5/unit 5/unit = Rp 285. 285.00 000 0 d. Sewa mobil mobil Rp 10/unit, 10/unit, maka maka biaya biaya yang dikeluar dikeluarkan kan adalah adalah 57.000 57.000 unit unit x 10/unit = Rp 570.000 e. Sewa supir supir Rp 8/unit, 8/unit, maka maka biaya biaya yang yang dikeluar dikeluarkan kan adalah adalah 57.000 57.000 unit unit x 8/unit = Rp Rp 456.000 Untuk lebih lengkapnya, lengkapnya, Besarnya overhead overhead pabrik langsung langsung untuk Bulan Juni 2012 dapat disajikan melalui tabel 4.3 yaitu sebagai berikut : Tabel 3. Data Biaya Overhead Overhead Pabrik No 1 2 3 4 5
Jenis Biaya Overhead Pabrik Kayu Bakar Biaya Listrik Sewa Kerbau Sewa mobil Sewa supir Jumlah Biaya Overhead Pabrik
Bulan Juni Rp 6.000.000 Rp 35 35.000 Rp 285.000 Rp 570.000 Rp 456.000 Rp 7.341.000
Tabel 3. menunjukkan menunjukkan bahwa jumlah biaya biaya overhead overhead pabrik untuk Bulan Juni adalah sebesar Rp 7.341.000, sehingga biaya overhead pabrik per unit dapat dihitung sebagai berikut : Besarnya biaya overhead pabrik per unit =
Biaya overhead pabrik Jumlah produksi
=
Rp 7.341.000 Rp 57.000
= Rp 128,79 4.5. Menghitung harga pokok produksi Analisa yang digunakan dalam penentuan harga pokok produksi (HPP) adalah dengan menggunakan pendekatan Full pendekatan Full Costing dan Costing dan Variabel Costing .
Jurusan Jur usan Teknik Teknik Indus Industri tri - Faku Fakultas ltas Teknolog Teknologii Industri Industri - Unive Universitas rsitas Bung Bung Hatta Hatta
167
ISSN : 2302-0318
BAKHTIAR, et.al a. Pendekatan Pendekatan Full Full Costing Full costing adalah costing adalah penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik baik yang variable maupun tetap. Adapun Cara perhitungan HPP dengan metode Full metode Full Costing dapat Costing dapat disajikan melalui tabel 4.4 yaitu: Tabel Tabel 4. Perhit Perhitung ungan an HPP deng dengan an metode metode full full costi costing ng
No 1 2 3 4
Uraian Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variable Biaya ov o verhead pabrik tetap Total Biaya
Bulan Juni Rp 1.450.000 Rp 6.209.000 Rp 7.306.000 Rp 35.000 Rp15.000.000
Berdasarkan Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan menunjukkan bahwa harga pokok produksi (HPP) dengan metode full metode full costing untuk costing untuk Bulan Juni sebesar Rp 15.000.000. b. Pendekatan Variable Costing Variable Costing adalah Costing adalah suatu konsep penentuan harga pokok produksi yang hanya memasukkan atau membebankan biaya produksi variable sebagai elemen harga pokok produksi, sedangkan sedangkan biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode yang langsung dibebankan kepada laba laba rugi. Adapun Cara perhitungan HPP dengan dengan metode Variable Costing dapa Costing dapatt disajikan disajikan melalu melaluii tabel tabel 4.5 yaitu yaitu : Tabel Tabel 5. Perhitu Perhitunga ngan n HPP dengan dengan metode metode variab variable le costin costing g
No 1 2 3
Uraian Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variable Total Biaya
Bulan Juni 1.450.000 6.209.000 7.306.000 14.965.000
Berdasarkan Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan menunjukkan bahwa harga pokok produksi (HPP) dengan metode variable costing untuk costing untuk Bulan Juni sebesar Rp 14.965.000. 4.6. Penentuan Penentuan Harga Harga Jual Sebelum dilakukan dilakukan penentuan harga harga jual, maka terlebih terlebih dahulu akan disajikan disajikan data penjualan batu bata di Desa Paloh Lada untuk Bulan Juni 2012 yaitu batu bata yang terjual t erjual sebesar 55.800 unit. Sedangkan data harga jual batu bata untuk Bulan Juni 2012 yaitu Rp 300/unit. Berdasarkan uraian diatas yakni data harga batu bata, maka terlebih dahulu disajikan laporan laba rugi yaitu sebagai berikut : Metode Full Costing 1. Laporan laba rugi dengan menggunakan metode full costing untuk costing untuk Bulan Juni dapat dili diliha hatt pada pada tabe tabell 6 : Tabel Tabel 6. Laporan Laporan Laba Rugi Rugi Penjualan Penjualan Batu Bata Bulan Bulan Juni 2012 Uraian Bulan Juni Hasil penjualan Rp 16.740.000 Biaya produksi Rp 15.000. 15.000.000 000 Laba Bruto Rp 1.740.000 Biaya administrasi & umum Rp 0– Biaya pemasaran Rp 0Laba Bersih Usaha Rp 1.740.000
168
Jurusan Juru san Teknik Teknik Indu Industri stri - Faku Fakultas ltas Tekn Teknologi ologi Indu Industri stri - Univer Universitas sitas Bung Hatta
ISSN : 2302-0318
JTI-UBH JTIUBH,, 1(2), pp. 159-1 159-173 73 , Desember Desember 2012 2012 2. Metode Variable Costing Laporan laba rugi dengan menggunakan metode variable costing untuk Bulan Juni dapa dapatt dilih dilihat at pada pada tabe tabell 7 : Tabel 7. Laporan Laporan Laba Rugi Rugi Penjualan Penjualan Batu Bata Bulan Bulan Juni 2012 2012 Uraian
Bulan Juni
Hasil penjualan Biaya produksi variabel Biaya pemasaran variabel Biaya adm & umum variabe Laba kontribusi Biaya produksi tetap Biaya pemasaran tetap Biaya adm & umum tetap Laba Bersih Usaha
Rp 16.740.000 Rp 14.965.000 Rp 0 Rp 0 Rp 1.775 775.000 Rp 35.000 Rp 0 Rp 0Rp 1.740.000
-
Dalam hubungan dengan uraian diatas akan disajikan hasil perhitungan biaya per ton (biaya produksi) pada pada Pabrik batu bata di Desa Paloh Lada untuk Bulan Bulan Juni dapat dilihat pada tabel tabel 8 yaitu sebagai sebagai berikut : Tabel 8. Hasil Perhitunga Perhitungan n Biaya Produksi Produksi Per Unit Bulan April-Juni April-Juni 2012 No Bulan Juni Uraian
1 2 3
Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik Total biaya per unit
25,43 108,92 128,79 263,14
Untuk menentukan harga jual berdasarkan hasil perhitungan harga pokok produksi (HPP) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : Harga jual = taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan 1. Bulan Juni Untuk penjualan batu bata bata pada Bulan Bulan Juni, diharapkan diharapkan laba sebesar sebesar 16 % maka maka dapat ditentukan harga jual sebagai berikut : Harga Harga jual/unit jual/unit = taksiran taksiran biaya penuh penuh + laba yang yang diharapkan diharapkan = 263,14 + (16% x 263, 263,14 14)) = Rp Rp 305 305 Data harga jual batu bata menurut perusahaan dan data harga jual batu bata dari perhitungan harga pokok produksi sesuai dengan target laba sebesar 16% maka akan disajikan dalam bentuk tabel yaitu sebagai berikut: Tabel 9. Perbandingan harga jual menurut perusahaan dan harga jual dari perhitungan harga pokok produksi (HPP) Harga Jual setelah ditambah Selisih harga jual/unit Harga Jual Menurut target keuntungan 16% dari Bulan Perusahaan Per Unit HPP Per Unit Rp Persentase (%) (Rp)
Juni Total
300 300
305 305
5 5
1,67 1 ,6 7
Berdasarkan Berdasarkan tabel 9 yakni Perbandingan Harga Jual Jual Menurut Perusahaan Perusahaan dan Harga Jual dari Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) dari target laba yang diharapkan sebesar 16%, untuk Bulan Juni diperoleh hasil bahwa harga jual batu bata per unit tidak memenuhi dari target laba yang diharapkan (kurang dari 16 %) yaitu sebesar 1,67 %.
Jurusan Jur usan Teknik Teknik Indus Industri tri - Faku Fakultas ltas Teknolog Teknologii Industri Industri - Unive Universitas rsitas Bung Bung Hatta Hatta
169
ISSN : 2302-0318
BAKHTIAR, et.al Berdasarkan Berdasarkan harga jual dari data biaya maka akan disajikan perhitungan margin laba dalam penjualan penjualan batu bata yang dapat dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut berikut : Tabel 10 Besarnya Laba Dalam Dalam Penjualan Batu Bata (Menurut (Menurut Perusahaan) Harga Jual Per Unit Biaya Per Unit Laba (Rp) (Rp) Bulan Rp %
Juni Total
300 300
263,14 263,14
36,86 36,86
12,28 12,28
Berdasarkan Berdasarkan tabel 10 yakni hasil perhitungan perhitungan laba dalam penjualan batu bata yang yang menunjukkan bahwa laba dalam penjualan batu bata untuk Bulan Juni sebesar 12,28%, sedangkan laba yang diharapkan oleh Pabrik Batu Bata yaitu sebesar 16%. 4.7. Analisis Analisis Penerapan Penerapan Target Target Costing Costing sebaga sebagaii Alat Penilaian Penilaian Efisien Efisiensi si Produksi Produksi Batu Bata Salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam memaksimalkan laba dalam penjualan batu bata bata adalah penerapan penerapan target costing . Dimana target costing adalah penerapan harga pokok produksi sebagai dasar penetapan harga sehingga target laba yang diinginkan akan tercapai. tercapai. Kemudian perlu ditambahkan ditambahkan bahwa dari kalkulasi kalkulasi biaya yang dilakukan oleh Pabrik Batu Bata Milik Bapak Ibrahim di Desa Paloh Lada ternyata diperoleh laba kurang dari 16% atau belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itulah akan dilakukan perhitungan target target costing yang dapat disajikan disajikan pada tabel tabel 11: costing yang dapat Tabel 11 Perhitungan Taget Costing Dalam Penjualan Batu Bata
Uraian
Bulan Juni
Penjualan Laba yang di harapkan 16% dari penjualan Total Biaya Produksi
Rp 16.740.000 Rp 2.678.400 Rp 14.061.600
Berdasark Berdasarkan an tabel tabel 11 maka maka besarnya besarnya target target costing dalam costing dalam penjualan batu bata untuk Bulan Juni sebesar Rp 14.061.600. Dengan demikian maka target costing per costing per unit dapat dihitung sebagai berikut : Bulan Juni Besarnya target costing per per unit dalam penjualan batu bata untuk Bulan Juni dapat dihitung sebagai berikut : Target Costing (per Costing (per unit) =
Total biaya produksi Total penjualan
=
Rp 14.061.600 Rp 55.800
= Rp 252
Berdasarkan hasil perhitungan target costing , maka selanjutnya akan dilakukan perhitungan margin l aba dalam penjualan batu bata yang dapat disajikan melalui tabel t abel 4.12 yaitu sebagai berikut : Tabel 12 Perhitungan Laba Dalam Penjualan Batu Bata (Menurut Target Target Costing) Harga Jual Per Unit Biaya Per Unit Laba Bulan (Rp) (Rp) Rp %
Juni Total
300 300
252 252
48 48
16 16
Tabel Tabel 12 yakni yakni hasil perhitung perhitungan an laba dalam dalam penjualan penjualan yang yang margin margin laba laba dalam dalam penjualan yang menunjukkan bahwa target costing yang ditetapkan oleh perusahaan telah sesuai dengan prosentase laba yang diharapkan dalam penjualan batu bata. Oleh karena
170
Jurusan Juru san Teknik Teknik Indu Industri stri - Faku Fakultas ltas Tekn Teknologi ologi Indu Industri stri - Univer Universitas sitas Bung Hatta
ISSN : 2302-0318
JTI-UBH JTIUBH,, 1(2), pp. 159-1 159-173 73 , Desember Desember 2012 2012 itulah akan disajikan perbandingan kalkulasi biaya menurut perusahaan dan menurut target costing yang costing yang dapat dilihat dilihat pada pada tabel tabel 13 yaitu sebagai sebagai berikut : Tabel 13 Perbandingan Biaya Menurut Perusahaan dengan dengan Menurut Target Target Costing Costing dalam Penjualan Batu Bata per Unit Besarnya Biaya Menurut Besarnya Biaya Menurut Penghematan Biaya Perusahaan (Rp) Target Costing (Rp) Bulan Rp % Juni 263,14 252 11,14 4,23 Total 263,14 252 11,14 4,23
Tabel 13 yakni hasil perhitungan perhitungan laba laba dalam dalam penjualan yang laba dalam penjualan yang menunjukkan bahwa target costing yang ditetapkan oleh perusahaan telah sesuai dengan persentase laba yang diharapkan dalam penjualan batu bata. Oleh karena itulah akan disajikan perbandingan kalkulasi biaya menurut perusahaan dan menurut target costing yang costing yang dapat dapat dilihat pada pada tabel 14 yaitu sebag sebagai ai berikut berikut : Tabel 14 Perbandingan Perbandingan Biaya Biaya Menurut Menurut Perusahaan Perusahaan dengan dengan Menurut Target Costing dalam Penjualan Batu Bata Besarnya Biaya Menurut Besarnya Biaya Menurut Penghematan Biaya Perusahaan (Rp) Target Costing (Rp) Bulan Rp %
Juni Total
15.000.000 15.000.000
14.061.600 14.061.600
938.400 938.400
6,25 6,25
Berdasark Berdasarkan an tabel tabel 14 yakni yakni hasil perbandin perbandingan gan total total biaya yang yang dikeluarka dikeluarkan n oleh perusahaan perusahaan dengan menurut target costing, maka dapatlah dikatakan bahwa dengan penerapan target target costing lebih costing lebih efisien jika dibandingkan dengan menurut perusahaan. perusahaan. Hal ini dapat dilihat bahwa untuk Bulan Juni besarnya biaya menurut perusahaan sebesar Rp 15.000.000, sedangkan menurut target costing sebesar Rp 14.061.600, sehingga terjadi penghematan penghematan sebesar Rp 938.400 atau sebesar 6,25%. Dengan demikian maka dapatlah dikatakan bahwa penerapan target costing dapat dijadikan sebagai alat penilaian efisiensi produksi batu bata. bata. 4.8. Usaha-Usaha dalam Peningkatan Laba Produksi Batu Bata Bata Menurut Suwardjono (2008 : 464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan perusahaan menghasilkan barang dan jasa. j asa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa). Kalimat yang sangat banyak dinantikan jawaban j awabannya nya oleh banyak pelaku usaha adalah bagaimana bagaimana cara meningkatkan meningkatkan laba dari usaha yang dilakukan. Bila suatu usaha sudah berjalan dan mulai membuahkan membuahkan keuntungan, tentu te ntu sedikit demi sedikit kita berupaya agar keuntungan tersebut semakin lama semakin meningkat. Itulah yang menjadikan suatu usaha semakin lama semakin berkembang sehingga dengan usaha tersebut bisa menjadikan kehidupan yang lebih baik. Namun banyak yang kemudian berhenti berkembang karena laba usahanya berhenti pada nilai tertentu, padahal kebutuhan hidup semakin meningkat. Karena itu perlu upaya untuk terus meningkatkan laba dari usaha yang telah dijalankan. Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian pada usaha usaha pabrik batu bata di Desa Paloh Lada, Lada, maka untuk dapat meningkatkan laba agar sesuai dengan yang diharapkan yaitu dengan 2 cara : 1. Menetapkan harga jual jual berdasarkan berdasarkan perhitungan perhitungan harga pokok produksi produksi Berdasarkan Berdasarkan hasil perhitungan harga harga pokok produksi, maka maka harga jual batu bata per unit untuk Bulan April yaitu Rp 301, untuk Bulan Mei harga jual batu batanya per unit yaitu Rp 304, sedangkan untuk Bulan Juni harga jual batu batanya per unit yaitu Rp 303. Itu
Jurusan Jur usan Teknik Teknik Indus Industri tri - Faku Fakultas ltas Teknolog Teknologii Industri Industri - Unive Universitas rsitas Bung Bung Hatta Hatta
171
ISSN : 2302-0318
BAKHTIAR, et.al artinya harga jual batu bata per unit mengalami sedikit kenaikan dari harga jual batu bata yang telah ditetapkan sebelumnya sebelumnya yaitu Rp 300 per unit. 2. Meningkatkan Meningkatkan efisiensi efisiensi dan dan kinerja karyawan karyawan Pemilik usaha pabrik batu bata harus mampu meningkatkan produktivitas dan mendorong pekerjanya untuk lebih efektif dalam bekerja. Berikut ini hal-hal hal -hal yang harus diperhatikan oleh pengelola pabrik batu bata yaitu : a. Meminim Meminimalisa alisasi si kerusak kerusakan an produk produk Bahan baku berupa tanah liat agar diolah dengan baik (tanah liat yang padat harus dicangkul secara merata agar tanah liat tersebut menjadi gembur dan mudah menyerap air, kemudian tanah liat direndam dengan air yang cukup selama kurang lebih setengah hari. Selanjutnya tanah liat tersebut dibajak sampai benar-benar lumat dengan tujuan agar batu bata tersebut tidak mudah patah). b. Mengurangi pemborosan pemborosan baik dari segi biaya maupun waktu waktu Mengurangi pemborosan dari segi biaya yaitu dengan mengolah kembali batu bata setengah jadi yang patah (produk gagal). Sedangkan dari segi waktu yaitu dengan meningkatkan meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan sehingga sehingga produktivitasnya meningkat. c. Menjaga Menjaga kepuasan kepuasan pelangga pelanggan n Agar produk batu bata yang dihasilkan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan/konsumen pelanggan/konsumen maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini diantaranya dengan mengusahakan agar produk batu bata yang dihasilkan dalam bentuk yang bagus, kuat, rapi dan berwarna kemerah-merahan. Kemudian diusahakan agar produk batu bata yang diterima oleh pelanggan/konsumen tidak banyak yang patah. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. 5.1. Kesim esimp pulan lan Berd Berdas asar arka kan n hasi hasill anal analis isis is dan dan pemb pembah ahas asan an,, maka aka dapa dapatt dita ditari rik k bebe bebera rapa pa kesi kesimp mpula ulan n yaitu yaitu sebag sebagai ai berik berikut ut : 1) Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi (HPP) pada pembuatan batu bata denga dengan n metod metodee full costing unt uk Bulan Bulan Juni Juni sebesa sebesarr Rp 15.000 15.000.00 .000, 0, Seda Sedangk ngkan an harga harga costing untuk pokok produksi (HPP) pada pembuatan batu bata dengan metode variable costing untuk untuk Bulan Bulan Juni Juni sebesa sebesarr Rp 14.965 14.965.00 .000. 0. 2) Berd Berdas asar arka kan n has hasil perh perhit itun unga gan n harg hargaa poko pokok k prod produk uksi si (HPP (HPP)) batu batu bata bata agar agar dipe dipero role leh h harg hargaa jua jual/un l/unit it sesu sesuaai den dengan laba laba 16%, 16%, ma maka dite diteta tapk pkan an untu untuk k Bula ulan Jun Juni harg hargaa jualnya yaitu Rp 305/unit, sehingga target labanya tercapai atau meningkat sebesar 3,72%. 6.
DAFTAR PUSTAKA
Bastian BustamidanNurlela, BustamidanNurlela, 2006.AkuntansiBiaya 2006.AkuntansiBiaya :TeoridanAplikasi. :TeoridanAplikasi. Bandung:GrahaIlmu Bandung:GrahaIlmu Blocher, E.J., Chen. K.H., dan Lin, T.W.,2001. Ma Manajem jemenBiaya: aya: DenganT ganTeekana ananStra trateji tejikk, Jil Jilid idK Kedua,Ed ,EdisiPertam tama, Penerjemah: A. SustyAmbarriani, SalembaEmpat, Jakarta. Boone, Louis E., and Kurtz, David L., 2000, Contemporary Business, Harcourt Inc. Carter, William K danUsry, Milton F. 2002. AkuntansiBiaya AkuntansiBiaya.. Jakarta: SalembaEmpat. Curtis, Dan B., James J. Floyd and Jerry L. Winsor. 1996. Business and Professional Professional Communication. (Terjemahan).Jakarta : PT. RosdaJayaputra. Don R, Hansen danMowen Maryanne M. ManajemenBiaya. Buku 2.Jakarta :SalembaEmpat,2001. Duncan, Tom. Principles of Advertising & Integrated Marketing Communication, 2nd edition. New York: McGraw McGraw Hill/Irwin 2005
172
Jurusan Juru san Teknik Teknik Indu Industri stri - Faku Fakultas ltas Tekn Teknologi ologi Indu Industri stri - Univer Universitas sitas Bung Hatta
ISSN : 2302-0318
JTI-UBH JTIUBH,, 1(2), pp. 159-1 159-173 73 , Desember Desember 2012 2012 Garrison, Ray H., Eric W. Norendan Peter C. Brewer, 2006. Managerial Accounting, ahlibahasaolehNuriHinduan, AkuntansiManajerial, edisisebelas, Bukusatu, PT. SalembaEmpat, Jakarta. Hasibuan, S.P.M. 1994.ManajemenSumberDayaManusia, DasardanKunciKeberhasilan. Jakarta. H e n r y S i m a m o r a , 1 9 9 9 , M a n a j e m e n S u m b e r D a y a M a n u s i a , B P S T I E Y K P N , Yogya Yogyaka karta rta,, 745 halam halaman. an. LM Samryn, AkuntansiManajerialSuatuPenganta AkuntansiManajerialSuatuPengantar, r,CetakanPertama, CetakanPertama, PT. Raja GrafindoPersada, GrafindoPersada, Jakarta, Jakarta, 2001, halaman halaman 63. Mulyadi, 1986, AkuntansiB 1986, AkuntansiBiaya, iaya, Edisikedua Edisikedua,, Yogyakarta: Yogyakarta: BPFE UniversitasGunadarm UniversitasGunadarma. a. Mulyadi, 1998.AkuntansiBiaya. Yogyakarta :Aditya Media Mulyadi, 2001.SistemAkuntansi, EdisiKe 3, PenerbitSalembaEmpat Mulyadi, 2002. AkuntansiBiayaedisike AkuntansiBiayaedisikelima lima.. STIE YKPN, Yogyakarta. S, BambangdanKartasapoetra, G., 1998. K 1998. Ka alkul lkula asiPe iPengendalianB anBiay iayaPr aProduksi, PT.BinaAksara, Jakarta. Soemarso, 2002.AkuntansiSuatuPengantar, edisipertama, SelembaEmpat, Jakarta. Subagyo, Pangstu. 2000. 2000. ManajemenOperasi. ManajemenOperasi. Yogyakarta.BPFE Yogyakarta.BPFE Yogyakarta. Sunarto. 2004. AkuntansiB 2004. AkuntansiBiaya iaya.. Yogyakarta.AMUS Yogyakarta. Sunarto. 2004. AkuntansiM 2004. AkuntansiManajemen anajemen.. Yogyakarta.AMUS Yogyakarta. SunartodanR.Sahedhy Noor (2003).ManajemenSumberDayaManusia. Penerbit BPFE, Yogykarta. Supriyono, R.A, 2002, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Majudan Globalisasi, Globalisasi, EdisiKedua, CetakanPertama, Penerbit : BPFE, Yogyakarta. Witjaksono, 2006, AkuntansiBiaya AkuntansiBiaya,, EdisiPertama, CetakanPertama, Penerbit :GrahaIlmu, Yogyakarta. ZakiBaridwan. 2000. Intermediate Intermediate Accounting Edisiketujuh. Accounting Edisiketujuh. Yogyakarta: BPFE.
Jurusan Jur usan Teknik Teknik Indus Industri tri - Faku Fakultas ltas Teknolog Teknologii Industri Industri - Unive Universitas rsitas Bung Bung Hatta Hatta
173