KATA PENGANTAR
Segala puji dan sukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Metodolgi Studi Islam yang bertemakan Islam dan Moral.
Kami
menyadari
bahwa
penyusunan
makalah
ini
masih
banyak
kekurangan, karena kemampuan yang ada pada diri Kami sangat terbatas, untuk itu penulis mohon maaf dan kiranya pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya sifatnya membangun membangun sebagai sebagai masukan kepada kepada penulis. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan dukungan yang telah penulis terima sehingga makalah ini bisa diselesaikan dan mudahan makalah ini berguna bagi para pembacanya.
Balikpapan, 30 Januari 2011 Saifun Nizar Al Khuri
Page 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................. ................ ................................. ................................ ................................. .................
1
DAFTAR ISI ................................. ................. ................................ ................................ ................................. ............................ ...........
2
BAB I
PENDAHULUAN ................................ ................ ................................. ................................. ...................... ......
3
BAB II
ISLAM DAN MORAL ................................ ................ ................................ ................................ ..................
4
a. Pengertian Islam ................................ ................ ................................ ................................ ..................
4
b. Pengertian Moral ................................ ................ ................................ ................................ ..................
5
c. Perubahan Moralitas dan factor-faktor yang
BAB III
mempengaruhinya ................................ ............... ................................. .............................. ..............
7
TUJUAN MUHAMMAD MUHAMMAD SAW DIUTUS DIUTUS KE DUNIA DUNIA .................. ...................... ....
8
AHLAK MENURUT ISLAM ............................... ............... ................................. ......................... ........
15
a. Pengertian Akhlak ................................. ................ ................................. .............................. ..............
15
b. Ruang Lingkup Ahklak ................................. ................. ................................ ...................... ......
16
c. Sumber Ahklak Islam ................................ ................ ................................. ......................... ........
19
d. Ciri-ciri Ciri-cir i Ahlak Islami ................................ ............... ................................. ........................... ...........
20
PENUTUP ................................ ............... ................................. ................................ ................................. .................
22
a. Kesimpulan ................................ ............... ................................. ................................ ......................... .........
22
b. Saran ................................. ................ ................................. ................................ ................................. .................
22
Page 2
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Pentingnya kita meneladani akhlak Rasulullah saw adalah latar belakang dimana kita harus mempelajari dan mencontohnya, karna sesungguhnya ialah suri tauladan yang baik bagi siapapun.
b. Rumuan Masalah
Apa pengertian moral, islam dan akhlak serta hubungannya bagi kehidupan sehari hari ?
Tujuan Nabi Muhammad Muhammad saw saw diutus ?
c. Tujuan
Untuk lebih mengetahui dan memahami berbagai Definisi
Islam,
Moral / Akhlak dan mengetahui tujuan Nabi Muhammad Saw diutus oleh
Allah
SWT
ke
Bumi,
dikehidupan kita.
Page 3
agar
kita
dapat
menerapkannya
BAB II ISLAM DAN MORAL a. Pengertian Islam
Berasal dari bahasa (Arab: al- islām islām , Tuhan"
)
: artinya "berserah diri kepada
Islam adalah agama yang mengimani mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama
Islam termasuk agama samawi (agama-agama yang turun dari langit). Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia, menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen. Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan Tuhan""[5][6], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah. Ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian Agama Islam, yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang Islam ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Dari segi kebahasaan Islam berasal dari Bahasa Arab yaitu bersal dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.[1] Senada dengan pendapat diatas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Kata aslama itulah yang menjadi kata islam yang mengandung arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh dan taat disebut sebagai orang Muslim. Orang yang demikian berarti telah
1
Maulana Muhammad Ali, Islamologi (Dinul Islam) (Jakarta: Ikhtiar Baru-Van Hoeve,1980)hlm.2.
Page 4
menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri dan patuh kepada Allah SWT. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di dunia dan di akhirat.[2] Adapun pengertian Islam dari segi Istilah adalah nama bagi suatu Agama yang berasal berasal dari Allah SWT, Nama Islam b. Pengertian Moral
Ada beberapa istilah yang sering digunakan secara bergantian untuk menunjukkan maksud yang sama, istilah moral, akhlak, karakter, etika, budi pekerti dan susila. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “moral” diartikan sebagai keadaan baik dan buruk yang diterima secara umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, budi pekerti dan susila. Moral juga berarti kondisi mental yang terungkap dalam bentuk perbuatan. Selain itu moral berarti sebagai ajaran Kesusilaan.[3] Kata morla sendiri berasal dari bahasa Latin “mores” yang berarti tata cara dalam kehidupan, adat istiadat dan kebiasaan.[4]
Dengan
demikian
pengertian
moral
dapat
dipahami
dengan
mengklasifikasikannya mengklasifikasikannya sebagai berikut : 1. Moral sebagai ajaran kesusilaan, berarti segala sesuatu yang berhubungan berhubungan dengan tuntutan untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan meningalkan perbuatan jelekyang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku dalam suatu masyarakat. masyarakat. 2. Moral sebagai aturan, berarti ketentuan yang digunakan oleh masyarakat untuk menilai perbuatan seseorang apakah termasuk baik atau sebaliknya buruk. 3. Moral sebagai gejala kejiwaan yang timbul dalam bentuk perbuatan, seperti berani, jujur, sabar, gairah dan sebagainya. Dalam terminology Islam, pengertian moral dapat disamakan dengan pengertian “akhlak” dan dalam bahasa Indonesia moral dan akhlak maksudnya sama dengan budi pekerti atau kesusilaan.[5]
2
3 4 5
Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,1977), cet. II, hlm. 56 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op. Cit , h. 192 Singgih Gunarsa, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT : BPK Gunung Mulia, 1999) Cet : Ke-12, h. 38 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit , h. 195
Page 5
Kata akhlak berasal dari kata khalaqa (bahasa Arab) yang berarti perangai, tabi‟at dan adat istiadat. Al-Ghazali Al -Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai suatu perangai (watak/tabi‟at) yang menetap dalam jiwa seseorang dan merupakan sumber timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinya secara mudah dan ringan tanpa dipikirkan atau direncanakan sebelumnya.[6]
Pengertian akhlak seperti ini hampir sama dengan yang dikatakan oleh Ibn Maskawih. Akhlak menurutnya adalah suatu keadaan jiwa yang menyebabkan timbulnya
perbuatan
tanpa
melalui
pertimbangan
dan
dipikirkan
secara
mendalam.[7] Apabila dari perangai tersebut timbul perbuatan baik, maka perbuatan demikian disebut akhlak baik. Demikian sebaliknya, jika perbuatan yang ditimbulkannya ditimbulkannya perbuatan perbuatan buruk, maka disebut akhlak jelek.
Pendapat lain yang menguatkan persamaan arti moral dan akhlak adalah pendapat Muslim Nurdin yang mengatakan bahwa akhlak adalah seperangkat nilai yang dijadikan tolok ukur untuk menentukan menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau suatu sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia. [8]
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang mendasar antara akhlak dan moral. Keduanya bisa dikatakan sama, kendatipun tidak
dipungkiri
ada
sebagian
pemikir
yang
tidak
sependapat
dengan
mempersamakan mempersamakan kedua istilah tersebut.
c. Perubahan Moralitas dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Setiap
manusia
dalam
hidupnya
pasti
mengalami
perubahan
atau
perkembangan, baik perubahan yang bersifat nyata atau yang menyangkut perubahan fisik, maupun perubahan yang bersifat abstrak atau perubahan yang berhubungan dengan aspek psikologis. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam manusia (internal) atau yang berasal dari luar (eksternal). Faktor-faktor itulah yang akan menentukan apakah proses
6
Mengobati Penyakit Hati Membentuk Akhlak Mulia, (Bandung : Kharisma, 1994) Cet. Ke-1, h 31
7
Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak , (Bandung : Mizan, 1994) Cet Ke-2, h. 56
8
Muslim Nurdin, et.al., Moral Islam dan Kognisi Islam, Islam , (Bandung : CV. Alabeta, 1993) Cet. Ke-1, h. 205
Page 6
perubahan manusia mengarah pada hal-hal yang bersifat positif atau sebaliknya mengarah pada perubahan yang bersifat negative.
Kaitannya
dengan
pembentukan
moral,
maka
membicarakan
proses
pembentukan moral, tidak lain membicarakan salah satu aspek dari aspek perubahan atau perkembangan manusia. Tentu dalam pembentukan moral ada faktor-faktor yang mempengaruhi seperti halnya perubahan manusia pada umumnya.
Menurut beberapa ahli pendidikan, perubahan manusia atau yang lebih spesifik mengenai pembentukan moral dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Namun, mereka berbeda pendapat dalam hal faktor mana yang paling dominant
mempengaruhi
proses
perubahan
tersebut.
Perbedaan
tersebut
diakibatkan karena berbedanya sudut pandang atau pendekatan yang digunakan oleh masing-masing tokoh.
Page 7
Tujuan Nabi Muhammad saw di utus ke dunia
Nabi Muhammad Muhammad saw adalah adalah nabi terakhir
yang diutus oleh oleh Allah swt swt
sebagai pembawa risalah yang harus di sampaikan kepada seluruh ummat manusia hingga Akhir zaman.
Nabi Muhammad saw diutus Untuk Menyempurnakan Akhlak Manusia
Pada bulan Rabiul Awal lebih dari 14 Abad yang lalu, Allah telah menurunkan seorang hamba IstimewaNya ke dunia. Dia adalah Muhammad Rasulullah SAW. yang mengemban misi penting untuk membentuk akhlak umat manusia mulya dan sempurna sebagaimana yang Allah kehendaki. Allah SWT. memiliki maksud tertentu menciptakan umat manusia, yaitu sebagai khalifah (penguasa, pengatur) bumi dalam rangka ikhlas beribadah kepadaNya. Manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan memiliki hawa nafsu. Hawa nafsu inilah yang mendorong manusia untuk selalu dinamis berubah ke segala arah. Dengan hawa nafsu manusia dapat memrubah dunia ke zaman modern seperti saat ini dan akan terus berkembang ke masa yang lebih modern di masa yang akan datang. Dan hawa nafsu pula jika tanpa dikendalikan sebagai pendorong
kuat
untuk
memunculkan
perbuatan-perbuatan
tercela
dan
kerusakan-kerusakan di muka bumi. Inilah hawa nafsu manusia yang diucapkan oleh Nabi Yusuf dalam firman Allah:
Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” . (Yusuf: 53)
Kecenderungan
hawa
nafsu
yang
tak
terkontrol
sehingga
banyak
melahirkan perbuatan-perbuatan maksiat dan kerusakan-kerusakan di muka
Page 8
bumi telah lama dikhawatirkan oleh para malaikat ketika Allah mengutarakan maksudnya kepada para malaikat bahwa Allah akan menciptakan makhluk manusia sebagai khalifah (penguasa, pengatur) di muka bumi.
Firman Allah:
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji
Engkau
dan
mensucikan
Engkau?”
Tuhan
berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui” . (Al-Baqarah: 30) Dan kekhawatiran malaikat ini telah terbukti, betapa kita saksikan, berapa banyak manusia tanpa dosa terbunuh baik oleh pribadi-prabadi atau perang yang menghancurkan sendi-sendi kemanusiaan. Berapa banyak kemaksiatan terjadi disekitar kita, dikerjakan dengan terang-terangan tanpa malu-malu: berjudi, mabuk-mabukan, berzina, merampas harta orang lain tanpa hak dari pencurian kelas teri hingga korupsi yang menelan harta masyarakat trilyunan rupiah dan beragam kemaksiatan lainnya hingga mengganggu sendi-sendi kehidupan normal di masyarakat, kesemuanya terus menerus terjadi hingga saat ini. (Lebih jauh tentang nafsu manusia akan kami bahas dalam tulisan tersendiri, insya Allah). Kerusakan akhlak terus terjadi merajalela. Akankah nafsu angkaramurka akan terus kita perturutkan? Jawabnya tanyakanlah pada diri sendiri. Jangan mudah menyalahkan pihak lain, karena setiap kita adalah bernafsu.
Page 9
Dan ini adalah salah satu alasan mengapa Allah menurunkan Muhammad SAW. di tengah-tengah manusia. Tiada lain untuk membimbing nafsu manusia bagaimana seharusnya seharusnya ia dibimbing, dikendalikan dan diarahkan. diarahkan. Rasulullah SAW. bersabda:
”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR: Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu‟bil Iman dan Hakim). Hadis dari Anas dia menyatakan:
Artinya : “Nabi SAW. adalah manusia dengan akhlak yang terbaik”. (HR: Muslim dan Abu Dawud). Aisyah menyebut akhlak Rasulullah SAW. adalah Al-Qur‟an. Al-Qur‟an. Allah sendiri memuji akhlak Rasulullah SAW dengan menyebut:
Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung ”. ”. (Al-Qalam: (Al-Qalam: 4). Dalam diri Nabi SAW terkumpul sifat-sifat utama, yaitu rendah hati, lemah lembut, jujur, tidak suka mencari-cari cacat orang lain, sabar, tidak angkuh, santun, dan tidak mabuk pujian. Nabi Muhammad saw selalu berusaha melupakan hal-hal yang tidak berkenan dihatinya dan tidak pernah berputus asa
Page 10
dalam berusaha. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad saw adalah tipe ideal bagi seluruh kaum muslimin. Sebagaimana Allah berfirman :
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah” . (Al-Ahzab: 21) Oleh kerana itu, umat Islam harus meneladani dan mencontoh apa yang telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad saw, karna sesungguhnya Nabi Muhammad adalah suri tauladan yang sangat baik bagi manusia.
Nabi Muhammad saw pembawa rahmat bagi semesta alam
Allah telah mengutus Rasulullah saw membawa rahmat bagi semesta alam, bagi siapa yang mengikutinya akan mendapat keberuntungan di dunia dan di akhirat .. Allah Berfirman :
“Dan tidaklah Kami mengutusmu kecuali untuk memberi rahmat bagi semesta alam ” alam ” (QS Al-Anbiya:107) Al-Anbiya:107)
Page 11
Dan Nabi Muhammad saw sendiripun bersabda: “Sesungguhnya Aku diutus untuk membawa rahmat”. Di bawah naungan syariah Rasulullah saw, seluruh manusia menikmati kebebasan, keadilan dan persamaan, ketidakadilan dan ketakutan yang dilakukan oleh para penentangnya yang tidak hanya menolak hadiah kasih sayang tersebut, namun lebih dari itu adalah menyatakan api peperangan terhadap syariat langit dan merendah-rendahkan dan menjauhkan diri dari kurnia, rahmat, kenikmatan dan nasihat serta cahaya yang terang benderang. Sungguh rugi umat manusia yang seperti itu! .. betapa sengsaranya sengsaranya apa yang dilakukan oleh manusia seperti itu; kesengsaraan dan penderitaan, sekiranya mereka tetap berada dalam keadaan seperti itu dan tidak mahu menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya…!! Rasul-Nya…!!
aynitrA :
“Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan -Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan penghidupan yang sempit, sempit, dan Kami akan menghimpunkannya menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta ”. ”. (QS Thaha:124) Jelaslah siapa saja yang menginginkan menginginkan kehidupan di dunia hingga akhirat berjalan normal sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. tiada jalan lain kecuali kembali mengamalkan ajaran Al-Qur‟an Al-Qur‟an dan Hadis dalam kehidupannya seharisehari hari. Sebab Al-Qur‟an Al-Qur‟an diturunkan adalah sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa, dan dengan ketakwaan inilah kehidupan dunia hingga akhirat akan berlangsung normal.
Page 12
Firman Allah:
Artinya : “Alif laam miim . Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa” . (Al-Baqarah: 1-2) Rasulullah SAW. sendiri menyebutkan: “Aku Tinggalkan padamu dua perkara, kamu semua tidak akan sesat selamanya (dengan berpegang teguh kepada keduanya) ialah Kitab Allah dan Sunnahku”. Dan bagi siapa saja yang mengabaikan Al-Qur‟an Al- Qur‟an dengan memperturutkan nafsu angkaramurkanya maka kehidupan dunia akan menjadi tidak normal. Dan pada hari kiamat azab Allah yang pedih telah menanti. Firman Allah:
Page 13
aynitrA :
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan -Ku, -Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan penghidupan yang sempit, sempit, dan Kami akan menghimpunkannya menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan
buta.
Berkatalah
ia:
“Ya
Tuhanku,
mengapa
Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?”. Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat -ayat ayat -ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal” . kekal” . (Thaha: 124-127)
Page 14
AKHLAK MENURUT ISLAM
Walaupun manusia boleh dipisahkan daripada bidang ilmu atau pemikiran, bahkan juga boleh dipisahkan daripada agama dan kepercayaan, tetapi tidak boleh dipisahkan dengan akhlak atau moral. Ini kerana setiap perbuatan, amalan atau tindakan yang diambil tidak terlepas atau terkeluar daripada lingkungan hukuman sama ada terhadap dirinya atau orang lain ataupun benda lain iaitu adakah baik atau tidak segala tindakan tersebut. Jika baik jawapannya perkara itu akan dilakukan tetapi jika jahat perkara itu akan ditinggalkan. Itulah akhlak yang baik. Tetapi jika sebaliknya sebaliknya yang yang dilakukan itulah itulah akhlak yang yang buruk.
Dari sini ternyata kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia sehingga di kalangan orang yang tidak bermoral mereka merasakan perlu adanya suatu akhlak yang diakui bersama oleh mereka supaya dapat mengatur kehidupan yang lebih baik menurut pandanga pandangan n mereka.
Islam merangkumi aqidah, dan syariat itu mengandungi roh akhlak. Akhlak adalah roh kepada risalah Islam sementara syariat adalah lembaga jelmaan daripada roh tersebut. Ini bererti Islam tanpa akhlak seperti rangka yang tidak mempunyai isi, atau jasad yang tidak bernyawa. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Islam itu akhlak yang baik". Begitu juga sabda Baginda yang bermaksud : "Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya selain daripada akhlak
yang
mulia."
a. Pengertian Akhlak
Dari segala yang Allah Swt titipkan itu, ada satu yang menjadi ukuran derajat seorang manusia di muka bumi, yaitu akhlak. Kata akhlak berasal dari kata dalam Bahasa Arab, akhlaq , yang merupakan bentuk jamak dari khulqu , yang artinya perangai, tabiat, dan adab. Pengertian akhlak dalam Islam adalah perangai yang ada dalam diri manusia yang mengakar, mengakar, yang dilakukannya secara spontan dan terus menerus. Agama Islam menjadi sumber datangnya akhlak. Orang yang memiliki akhlak memiliki landasan yang kuat dalam bertindak. Maksud ini terkandung dalam kata-kata Aisyah
berkaitan
akhlak
Rasulullah
saw
Page 15
yang
bermaksud
:
"Akhlaknya
(Rasulullah) adalah al-Quran." Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam kata-kata di atas ialah kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan tingkah laku Rasulullah saw yang semuanya merupakan pelaksanaan ajaran al-Quran. Ada beberapa pengertian Akhlak dari segi istilah, Diantaranya adalah :
Menurut Imam al-Ghazali, "Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang
daripadanya daripadanya
timbul
perbuatan-perbuatan perbuatan-perbuatan
dengan
mudah
tanpa
seseorang
yang
memerlukan pertimbangan terlebih dahulu."
Menurut
Ibnu
Maskawih,
"Akhlak
ialah
keadaan
jiwa
mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan akal fikiran terlebih dahulu."
Menurut Profesor Dr Ahmad Amin, "Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan dan ia akan menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan."
Daripada definisi tersebut dapat kita fahami bahawa akhlak merupakan suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan sesuatu tindakan.
b. Ruang lingkup Akhlak Islam
Skop akhlak Islam adalah luas merangkumi segenap perkara yang berkaitan dengan kehidupan manusia seperti hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan makhluk lain.
Akhlak dengan Allah : Antara ciri-ciri penting akhlak manusia dengan Allah swt ialah : -
Beriman kepada Allah : yaitu mengakui, mempercayai dan meyakini bahawa Allah itu ada (wujud) serta beriman dengan rukun-rukunnya tidak menyekutukan-Nya.
-
Beribadah atau mengabdikan diri, tunduk, taat dan patuh kepada Allah :
yaitu
melaksanakan
segala
perintah
dan
meninggalkan
segala
larangannya dengan ikhlas semata-mata karena Allah swt. -
Sentiasa bertaubat dengan tuhannya : yaitu apabila seseorang mukmin itu terlupa atau jatuh kepada lubang kenistaan dan kesilapan yang tidak seharusnya tidak ia lakukan lalu ia segera sadar dan insaf lalu meminta taubat atas perbuatannya.
Page 16
-
Mencari keridoan Allah : yaitu sentiasa mengharapkan Allah dalam segala usaha dan amalannya. Segala gerak gerik hidupnya hanyalah untuk
mencapai
keredhaan
Allah
dan
bukannya
mengharapkan
keredhaan manusia. -
Melaksanakan perkara-perkara yang wajib, fardhu dan nawafil.
-
Redha menerima Qadha' dan Qadar Allah : Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Apabila mendapat kesenangan dia bersyukur dan apabila dia ditimpa kesusahan dia bersabar maka menjadilah baik baginya." baginya."
Akhlak dengan manusia : -
Akhlak dengan Rasulullah : yaitu beriman dengan penuh keyakinan bahawa nabi Muhammad saw adalah benar-benar nabi dan Rasul Allah yang menyampaikan menyampaikan risalah kepada seluruh manusia dan mengamalkan mengamalkan sunnah yang baik yang berbentuk suruhan ataupun larangan.
-
Akhlak dengan orang tua (ibu & bapa) : yaitu berbuat baik (berbakti) ke pada ibu bapa. Berbuat baik di sini mengandungi arti meliputi dari segi perbuatan, perkataan dan tingkah laku. Contohnya berkata dengan sopan dan hormat, merendahkan diri, berdoa untuk keduanya dan menjaga keperluan hidupnya apabila mereka telah uzur dan sebagainya. Firman Allah swt yang bermaksud : " Kami perintahkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapa."
-
Akhlak
dengan
guru
:
Maksud
dari
sebuah
hadith
Nabi
saw:
"Muliakanlah orang yang kamu belajar daripadanya." Setiap murid dikehendaki memuliakan dan menghormati gurunya kerana peranan guru mengajarkan sesuatu ilmu yang merupakan perkara penting di mana dengan ilmu tersebut manusia dapat menduduki tempat yang mulia dan terhormat dan dapat mengatasi berbagai kesulitan hidup sama ada kehidupan di dunia ataupun di akhirat. -
Akhlak kepada tetangga : Umat Islam dituntut supaya berbuat baik terhadap tetangga. Contohnya tidak menyusahkan atau mengganggu mereka seperti membunyikan radio kuat-kuat, tidak membuang sampah di
muka
rumah
tetangga,
tidak
menyakiti
hati
mereka
dengan
perkataan-perkataan kasar atau tidak sopan dan sebagainya. Malah berbuat
baik
terhadap
tetangga
dalam
pengertiannya
itu
dapat
memberikan sesuatu pemberian kepada mereka sama ada sokongan moral atau material.
Page 17
-
Akhlak suami isteri : Firman Allah swt yang bermaksud : "Dan gaulilah olehmu isteri-isteri itu dengan baik."
-
Akhlak dengan anak-anak : Islam menetapkan peraturan terhadap anakanak. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "anak-anak lelaki / perempuan disembelih aqiqahnya pada hari ketujuh dari kelahirannya dan diberi nama dengan baik-baik dan dihindarkan ia daripada perkaraperkara yang memudharatkan. Apabila berusia enam tahun hendaklah diberi pengajaran dan pendidikan akhlak yang baik."
-
Akhlak dengan kaum kerabat : Firman Allah yang bermaksud : "Sesungguhnya
Allah
menyuruh
kamu
berlaku
adil
dan
berbuat
muslim
supaya
kebajikan dan memberi kepada kaum kerabat."
Akhlak terhadap makhluk selain manusia : -
Malaikat
:Akhlak
Islam
menuntut
seseorang
menghormati para malaikat dengan menutup kemaluan walaupun bersendirian dan tidak ada orang lain yang melihat. - Jin : Adab terhadap golongan jin antaranya antaranya Rasulullah melarang membuang hadas kecil di dalam lubang-lubang di bumi kerana ia adalah kediaman jin. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Jangan kamu beristinja dengan tahi kering dan jangan pula dengan tulang-tulang kerana sesungguhnya tulang-tulang itu adalah makanan saudara kamu dari kalangan jin." -
Hewan ternakan : Hewan yang digunakan untuk membuat kerja, maka tidak boleh mereka dibebani di luar kesanggupan mereka atau dianiaya atau disakiti. Malah ketika hendak menyembelih untuk dimakan sekalipun, maka hendaklah penyembelihan dilakukan dengan cara yang paling baik yaitu dengan menggunakan pisau yang tajam, tidak mengasah pisau di hadapan hewan tersebut atau menyembelih hewan di samping hewan-hewan yang lain.
-
Hewan bukan ternakan : tidak menganiayai haiwan-haiwan bukan ternakan seperti mencederakannya dengan menggunakan batu dan sebagainya.
-
Alam : Manusia diperintahkan untuk memakmurkan sumber-sumber alam demi kebaikan bersama. Islam menetapkan bahawa alam ini tidak boleh dicemari dengan kekotoran yang boleh merosakkan kehidupan manusia dan kehidupan lainnya.
Page 18
c. Sumber Akhlak Islam
Dalam Islam akhlak adalah bersumber dari dua sumber yang utama iaitu alQuran dan al-Sunnah. Ini ditegaskan leh Rasulullah saw dalam sepotong hadith yang bermaksud : "Sesungguhnya "Sesungguhnya aku diutuskan hanya semata-mata untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." Allah swt telah memuji Rasulullah kerana akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam al-Quran, firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya engkau seorang memiliki peribadi yang agung (mulia)."
Kedudukan Akhlak dalam Islam Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dalam agama Islam. Antaranya :
Akhlak dihubungkan dengan tujuan risalah Islam atau antara perutusan utama
Rasulullah
saw.
Sabda
Rasulullah
saw
yang
bermaksud
:
"Sesungguhnya aku diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." Pernyataan Rasulullah itu menunjukkan pentingnya kedudukan akhlak dalam Islam.
Akhlak menentukan kedudukan seseorang di akhirat nanti yang mana akhlak yang baik dapat memberatkan timbangan amalan yang baik. Begitulah juga sebaliknya. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Tiada sesuatu yang lebih berat dalam daun timbangan melainkan akhlak yang baik."
Akhlak
dapat
menyempurnakan
keimanan
seseorang
mukmin.
Sabda
Rasulullah saw yang bermaksud : "Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya."
Akhlak yang baik dapat menghapuskan dosa manakala akhlak yang buruk dapat merusakkan pahala. Sabda Rasulullah saw yang bermaksud : "Akhlak yang baik mencairkan dosa seperti air air mencairkan mencairkan es.
Akhlak merupakan sifat Rasulullah saw di mana Allah swt telah memuji Rasulullah kerana akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam al-Quran, firman Allah swt yang bermaksud : "Sesungguhnya engkau seorang yang memiliki peribadi yang agung mulia)." Pujian allah swt terhadap RasulNya dengan akhlak yang mulia menunjukkan betapa besar dan pentingnya kedudukan akhlak dalam Islam. Banak lagi ayat-ayat dan hadith-hadith Rasulullah
saw
yang
menunjukkan
Page 19
ketinggian
kedudukan
akhlak
dan
menggalakkan kita supaya berusaha menghiasi jiwa kita dengan akhlak yang mulia.
Akhlak tidak dapat dipisahkan dari Islam, sebagaimana dalam sebuah hadits diterangkan bahawa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah saw : "Wahai Rasulullah, apakah itu agama?" Rasulullah menjawab : "Akhlak yang baik."
Akhlak yang baik dapat menghindarkan seseorang itu daripada neraka sebaliknya akhlak yang buruk menyebabkan seseorang itu jauh dari syurga. Sebuah hadits menerangkan bahawa, "Si fulan pada siang harinya berpuasa dan pada malamnya bersembahyang sedangkan akhlaknya buruk, menganggu tetangganya dengan perkataannya. Baginda bersabda : tidak ada kebaikan dalam ibadahnya, dia adalah ahli neraka."
Salah satu rukun agama Islam ialah Ihsan, iaitu merupakan asas akhlak seseorang muslim. Ihsan yaitu beribadat kepada allah seolah-olah kita melihatNya kerana walauun kita tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihat kita.
Kepentingan Akhlak dalam Kehidupan Manusia Akhlak merupakan garis pemisah antara yang berakhlak dengan orang yang tidak berakhlak. Akhlak juga merupakan roh Islam yang mana agama tanpa akhlak samalah seperti jasad yang tidak bernyawa. Oleh itu salah satu misi yang dibawa oleh Rasulullah saw ialah membina kembali akhlak manusia yang telah runtuh sejak zaman para nabi yang terdahulu penyembahan berhala oleh pengikutnya yang telah menyeleweng.
d. Ciri-ciri Akhlak Islami Ada dua pembagian akhlak, yaitu akhlaaqul mahmudah atau akhlak yang terpuji dan akhlaaqul madzmuumah atau akhlak tercela. Akhlak terbentuk menjadi watak seseorang akibat beberapa faktor. Di antaranya faktor gen atau keturunan, faktor psikologis atau kejiwaan, faktor lingkungan atau syariah istijmaiah , dan Al-Qiyam atau nilai-nilai Islam yang telah dipelajarinya selama hidup. Pedoman akhlak adalah Al-Quran dan hadist. Bila seseorang telah berdekatan dengan nilai-nilai Islam, yang akan terbentuk adalah akhlak Islaminya.
Page 20
Ciri-ciri seseorang yang memiliki akhlak Islami adalah:
Tidak menghalalkan menghalalkan segala segala cara untuk untuk mendapatkan mendapatkan sesuatu. sesuatu.
Akhlaknya mencakup semua aspek kehidupan.
Berhubungan dengan nilai-nilai keimanannya, sesuai Surat Al-Maidah ayat 8.
Berhubungan dengan hari kiamat atau tafakur alam .
Memandang segala sesuatu dengan fitrah yang benar.
Beberapa alasan betapa pentingnya akhlak Islami, yaitu:
Akhlak adalah faktor penentu derajat seseorang.
Akhlak merupakan buah ibadah, seperti yang tercantum dalam Surat Al„Ankabut ayat 45.
Keluhuran akhlak adalah amal terberat di akhirat.
Lambang kualitas masyarakat.
Untuk membentuk akhlak yang baik.
Pembentukan akhlak yang baik dapat dilakukan dengan,
Ilmu. Banyak membaca buku b uku agar sahabat-sahabat
nabi
dan
bisa mengambil m engambil keteladanan dari
mengikuti
kajian-kajian
Islam.
Kemudian,
berusaha mengelompokkan nilai-nilai iman yang sudah kita ketahui ke dalam perilaku kita sehari-hari.
Latihan ibadah, mengurangi maksiat, membentuk lingkungan yang baik, melatih
amal
atau
kerja
kita,
bergaul
dengan
orang-orang
saleh,
meninggalkan lingkungan yang buruk, dan mengambil hal positif dari lingkungan di sekitar kita.
Page 21
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
Islam tanpa akhlak bagaikan Jasad tanpa Ruh, artinya seorang muslim selayaknya mempunyai akhlak yang baik terhadap sesama mahluk Allah.
Nabi Muhammad saw adalah nabi terakhir
yang diutus oleh Allah swt
sebagai pembawa risalah yang harus di sampaikan kepada seluruh ummat manusia hingga Akhir zaman, ia adalah sosok sebaik baik nya suri tauladan yang harus harus dan patut untuk untuk dicontoh.
akhlak
adalah
seperangkat
nilai
yang
dijadikan
tolok
ukur
untuk
menentukan baik buruknya suatu perbuatan atau suatu sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia.
b. Saran
Kita sebagai seorang Muslim hendaknya memerhatikan akhlak dan moral, dimulailah dari diri sendiri, dan selalu berlandaskan apa yang telah dicontohkan Rasulullah saw.
Page 22