BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional. Sesuai dengan UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru, antara lain: adanya keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan pengetahuan, belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan guru, pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan, dan kesejahteraan guru yang belum memadai. Jika hal tersebut tidak segera diatasi, maka akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan dimaksud antara lain: kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru tidak maksimal, kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki oleh setiap siswa,
1
rendahnya kemampuan membaca, menulis dan berhitung siswa terutama di tingkat dasar (hasil studi internasional yang dilakukan oleh organisasi International Education Achievement, 1999). Sehubungan dengan itu, Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional yang berisi perintisan pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi Mengajar di daerah merupakan bentuk dari upaya peningkatan kualitas tenaga kependidikan secara nasional. Berdasarkan uraian di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen
Pendidikan
Nasional
menerapkan
standar
kompetensi guru yang berhubungan dengan: 1) Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan Kependidikan; 2) Komponen
Kompetensi
Akademik/Vokasional
sesuai
materi
pembelajaran; 3) Pengembangan Profesi. Komponen-komponen Standar Kompetensi Guru ini mewadahi kompetensi profesional, personal dan sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru. Pengembangan standar kompetensi guru diarahkan pada peningkatan kualitas guru dan pola pembinaan guru yang terstruktur dan sistematis. Untuk menindaklanjuti ketentuan tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional mengembangkan standar kompetensi guru pada setiap satuan dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
1.2 Dasar Hukum Peraturan perundang-undangan yang digunakan sebagai landasan hukum penetapan Standar Kompetensi Guru adalah: 2
1.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
4.
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;
5.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/P Tahun 2005;
1.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan adanya Standar Kompetensi Guru adalah sebagai jaminan dikuasainya tingkat kompetensi minimal oleh guru sehingga yang bersangkutan dapat melakukan tugasnya secara profesional, dapat dibina secara efektif dan efisien serta dapat melayani pihak yang berkepentingan terhadap proses pembelajaran, dengan sebaik-baiknya sesuai bidang tugasnya. Adapun manfaat disusunnya Standar Kompetensi Guru ini adalah sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi, penyelenggaraan diklat, dan pembinaan, maupun acuan bagi pihak yang berkepentingan terhadap kompetensi guru untuk melakukan evaluasi, pengembangan bahan ajar dan sebagainya bagi tenaga kependidikan.
3
BAB II ISI
2.1 Pengertian Standar Kompetensi Guru Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 dan PP No. 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 3). Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru. Berdasarkan pengertian tersebut, Standar Kompetensi Guru adalah suatu pernyataan tentang kriteria yang dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati bersama dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap bagi seorang tenaga kependidikan sehingga layak disebut kompeten.
2.2 Proses Pengembangan Proses pengembangan Standar Kompetensi Guru dirumuskan secara sistematik melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Melakukan analisis tugas guru, studi kepustakaan baik dalam negeri maupun luar negeri maupun meminta masukan dari para pakar pendidikan.
2.
Mengidentifikasi kompetensi guru.
3.
Menyusun buram Standar Kompetensi Guru.
4
4.
Melakukan sosialisasi buram Standar Kompetensi Guru.
5.
Melaksanakan uji coba Standar Kompetensi Guru.
6.
Menganalisis hasil uji coba Standar Kompetensi Guru.
7.
Menetapkan Standar Kompetensi Guru.
2.3 Komponen Standar Kompetensi Guru Standar Kompetensi Guru meliputi tiga komponen yaitu : 1) Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan Kependidikan; 2) Komponen
Kompetensi
Akademik/Vokasional
sesuai
materi
pembelajaran; 3) Pengembangan Profesi. Masing-masing komponen kompetensi mencakup seperangkat kompetensi. Selain ketiga komponen kompetensi tersebut, guru sebagai pribadi yang utuh harus juga memiliki sikap dan kepribadian yang positip dimana sikap dan kepribadian tersebut senantiasa melingkupi dan melekat pada setiap komponen kompetensi yang menunjang profesi guru. Menurut Suyanto dan Djihad Hisyam tiga jenis kompetensi guru, yaitu : 1. Kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang
studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya. 2. Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi, baik dengan
siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas. 3. Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan
patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum 5
dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu : 1. Kompetensi
pedagogik
yaitu
merupakan
kemampuan
dalam
pengelolaan peserta didik yang meliputi: a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b) pemahaman terhadap peserta didik; c) pengembangan kurikulum/ silabus; d) perancangan pembelajaran; e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f) evaluasi hasil belajar; dan g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian
yang: a) mantap; b) stabil; c) dewasa; d) arif dan bijaksana; e) berwibawa; f) berakhlak mulia; g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan i) mengembangkan diri secara berkelanjutan. 3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk : a) berkomunikasi lisan dan tulisan; b) menggunakan
teknologi
komunikasi
dan
informasi
secara
fungsional; c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
6
4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a) konsep,
struktur,
dan
metoda
keilmuan/teknologi/seni
yang
menaungi/koheren dengan materi ajar; b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
2.4 Rumusan Standar Kompetensi Guru Standar Kompetensi Guru meliputi 3 (tiga) komponen kompetensi dan masing-masing komponen kompetensi terdiri atas beberapa unit kompetensi (Ketetapan Departemen
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Pendidikan
Nasional
Dasar
yang
dan
Menengah,
tercantum
dalam
http://www.scribd.com/doc/9354228/Standar-Kompetensi-Guru). Secara keseluruhan Standar Kompetensi Guru adalah sebagai berikut : 1) Komponen
Kompetensi
Pengelolaan
Pembelajaran
dan
Wawasan Kependidikan, yang terdiri atas, Sub Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran : a.
Menyusun rencana pembelajaran
b.
Melaksanakan pembelajaran
c.
Menilai prestasi belajar peserta didik
d.
Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar
peserta didik. Sub Komponen Kompetensi Wawasan Kependidikan : a.
Memahami landasan kependidikan
7
b.
Memahami kebijakan pendidikan
c.
Memahami tingkat perkembangan siswa
d.
Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi
pembelajarannya e.
Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan
f.
Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan
2) Komponen Kompetensi Akademik/Vokasional, yang terdiri atas : a.
Menguasai keilmuan
dan keterampilan
sesuai materi
pembelajaran. 3) Komponen Kompetensi Pengembangan Profesi, terdiri atas : a.
Mengembangkan profesi.
2.5 Indikator Kompetensi 1) Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan
Kependidikan: Sub Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran : a.
Menyusun rencana pembelajaran 1.
Mendeskripsikan tujuan pembelajaran
2.
Menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
3.
Mengorganisasikan materi berdasarkan urutan dan kelompok
4.
Mengalokasikan waktu
5.
Menentukan metode pembelajaran yang sesuai
6.
Merancang prosedur pembelajaran
7.
Menentukan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang akan digunakan
8.
Menentukan sumber belajar yang sesuai (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya)
9.
Menentukan teknik penilaian yang sesuai
8
b. Melaksanakan pembelajaran
1.
Membuka pelajaran dengan metode yang sesuai
2.
Menyajikan materi pelajaran secara sistematis
3.
Menerapkan metode dan prosedur pembelajaran yang telah ditentukan
4.
Mengatur kegiatan siswa di kelas
5.
Menggunakan media pembelajaran/peralatan praktikum (dan bahan) yang telah ditentukan
6.
Menggunakan sumber belajar yang telah dipilih (berupa buku, modul, program komputer dan sejenisnya)
7.
Memotivasi siswa dengan berbagai cara yang positif
8.
Melakukan interaksi dengan siswa menggunakan bahasa yang komunikatif
9.
Memberikan pertanyaan dan umpan balik, untuk mengetahui dan memperkuat penerimaan siswa dalam proses pembelajaran
10. Menyimpulkan pembelajaran 11. Menggunakan waktu secara efektif dan efisien c.
Menilai prestasi belajar 1.
Menyusun
soal/perangkat
penilaian
sesuai
dengan
indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan 2.
Melaksanakan penilaian
3.
Memeriksa jawaban/memberikan skor tes hasil belajar berdasarkan indikator/kriteria unjuk kerja yang telah ditentukan
4.
Menilai hasil belajar berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan
5.
Mengolah hasil penilaian
6.
Menganalisis hasil penilaian (berdasarkan tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas)
7.
Menyimpulkan hasil penilaian secara jelas dan logis (misalnya : interpretasi kecenderungan hasil penilaian, tingkat pencapaian siswa dll)
8.
Menyusun laporan hasil penilaian
9
9. d.
Memperbaiki soal/perangkat penilaian
Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik 1.
Mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian
2.
Menyusun program tindak lanjut hasil penilaian
3.
Melaksanakan tindak lanjut
4.
Mengevaluasi hasil tindak lanjut hasil penilaian
5.
Menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian
Sub Komponen Kompetensi Wawasan Kependidikan : a.
b.
Memahami landasan kependidikan 1.
Menjelaskan tujuan dan hakekat pendidikan
2.
Menjelaskan tujuan dan hakekat pembelajaran
3.
Menjelaskan konsep dasar pengembangan kurikulum
4.
Menjelaskan struktur kurikulum
Memahami kebijakan pendidikan 1.
Menjelaskani visi, misi dan tujuan pendidikan nasional
2.
Menjelaskan tujuan pendidikan tiap satuan pendidikan sesuai tempat bekerjanya
3.
Menjelaskan sistem dan struktur standar kompetensi guru
4.
Memanfaatkan standar kompetensi siswa
5.
Menjelaskan konsep pengembangan pengelolaan pembelajaran yang diberlakukan (Misal : life skill, BBE/Broad Based Education, CC/Community College, CBET/Competency-Based Education and Training dan lain-lain).
6.
Menjelaskan konsep pengembangan manajemen pendidikan yang diberlakukan (Misal : MBS /Manajemen Berbasis Sekolah, Dewan Pendidikan, Komite Sekolah dan lain-lain)
7.
Menjelaskan konsep dan struktur kurikulum yang diberlakukan (Misal : Kurikulum berbasis kompetensi)
c.
Memahami tingkat perkembangan siswa 1.
Menjelaskan psikologi pendidikan yang mendasari perkembangan siswa 10
d.
2.
Menjelaskan tingkat-tingkat perkembangan mental siswa
3.
Mengidentifikasi tingkat perkembangan siswa yang dididik
Memahami
pendekatan
pembelajaran
yang
sesuai
materi
pembelajarannya 1.
Menjelaskan teori belajar yang sesuai materi pembelajarannya
2.
Menjelaskan strategi dan pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajarannya
3.
Menjelaskan
metode
pembelajaran
yang
sesuai
materi
pembelajarannya e. Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan 1. Menjelaskan arti dan fungsi kerjasama dalam pekerjaan 2. Menerapkan kerjasama dalam pekerjaan f.
Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan 1.
Menggunakan berbagai fungsi internet, terutama menggunakan email dan mencari informasi
2.
Menggunakan komputer terutama untuk word processor dan spread sheet (Contoh : Microsoft Word, Excel)
3.
Menerapkan
bahasa
Inggris
untuk
memahami
literatur
asing/memperluas wawasan kependidikan. 2)
Komponen Kompetensi Akademik/Vokasional :
a. Menguasai
keilmuan
dan
keterampilan
sesuai
materi
pembelajaran*) Menguasai materi pembelajaran sesuai bidangnya *) Keterangan : *) = disesuaikan dengan struktur keilmuan/kompetensi pada tiap satuan pendidikan. 3)
Komponen Kompetensi Pengembangan Profesi :
a.
Mengembangkan Profesi 1.
Menulis karya ilmiah hasil penelitian/ pengkajian/ survei/evaluasi di bidang pendidikan
11
2.
Menulis karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pendidikan sekolah
3.
Menulis tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan sekolah pada media massa
4.
Menulis prasaran/makalah berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan pada pertemuan ilmiah
5.
Menulis buku pelajaran/modul/diktat
6.
Menulis diktat pelajaran
7.
Menemukan teknologi tepat guna
8.
Membuat alat pelajaran/ alat peraga atau alat bimbingan
9.
Menciptakan karya seni monumental/seni pertunjukan
10. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum. Sementara yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik
dan
Kompetensi
Guru,
Standar
kompetensi
guru
ini
dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru. Standar
kompetensi
guru
mencakup
kompetensi
inti
guru
yang
dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* (terlampir).
BAB III PENUTUP
12
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dikatakan profesional apabila seorang guru itu memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan Standar Kompetensi Guru.
13