LAPORAN KERJA KELOMPOK PESERTA PPG DALJAB 2018
TUGAS : MODUL 1 KEGIATAN BELAJAR 4
KELAS A NAMA ANGGOTA : 1.
VIVIN VIVI N WURININGSIH
18050415410079
2.
ANDIK DWI PRASTYA
18050915410054
3.
SUPRIYANTO
18051015410063
4.
AHMAD DAROINI
18051115410118 18051115410118
5.
SITI ZUARIYAH
18051615410024
6.
NURJAMIL ANHAR
18056115410126
1. Rumusan usulan tindakan untuk mengatasi siswa yang tidak bermoral, berperilaku menyimpang seperti kebrutalan gang motor, begal, mengkonsumsi narkoba, pergaulan bebas dan lainnya.
a. Mengumpulkan informasi secara lengkap tentang latar belakang keluarga, teman pergaulan dan lingkungan tempat tinggal siswa. b. Mengidentifikasi penyebab siswa berperilaku tidak bermoral dan menyimpang. Tindakan ini bisa dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari teman satu kelas siswa tersebut, wali kelas atau guru BK. c. Setelah diketahui penyebab perilaku meyimpang yang dilakukan maka langkah selanjutnya melakukan pembinaan. Pembinaan yang dilakukan juga tergantung pada perilaku menyimpang yang dilakukan. Apakah termasuk tindakan kriminal atau penyimpangan pribadi. d. Pembinaan yang dilakukan juga harus dibarengi dengan memberikan waktu tertentu agar bisa dilihat perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh siswa. e. Jika memang setelah diberikan waktu tertentu siswa tidak kunjung berubah maka bisa dilakukan tindakan sesuai peraturan yang ada di sekolah. f. Yang terpenting dalam membina moral siswa adalah menanamkan nilai-nilai religius sesuai dengan agama yang dianut oleh siswa tersebut. Karena moralitas yang baik itu bersumber dari ajaran agama.
2. Rancangan
kegiatan
untuk
ekstrakurikuler di sekolah.
menanamkan
nilai-nilai
pancasila
melalui
Rancangan Kegiatan Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Ekstrakurikuler Pramuka
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pancasila adalah dasar Negara Indonesia sekaligus pandangan hidup bangsa Indonesia. Rumusan pancasila telah disepakati oleh para pendiri bangsa kita yang digali dari kepribadian bangsa Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa seharusnya siswa memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagai upaya membentuk karakter bangsa dan tidak menyimpang dari nilai-nilai pancasila. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahaan zaman. Suatu bangsa bisa menjadi besar dan disegani oleh bangsa lain sangat tergantung pada karakter yang dimiliki. Karakter yang dimaksud adalah karakter yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Upaya pengembangan karakter siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui pendidikan karakter dalam pembelajaran. Kegiatan ini tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, melainkan juga terhadap kesiapan mental, sosial, dan emosional. Maka, dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi, dan menyenangkan. B. Tujuan Kegiatan
1. Untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan pramuka.
BAB II Pembahasan
A. Peranan Pramuka dalam Menumbuhkan Jiwa Belanegara
Revitalisasi kesadaran belanegara melalui gerakan pramuka di kehidupan pada era globalisasi dimana setiap peristiwa disuatu negara menjadi perhatian dan konsumsi internasional yang telah meresap dalam kehidupan masyarakat, demikian halnya dengan Indonesia yang tidak luput dari pantauan dunia internasional. Untuk menjaga tetap tegaknya NKRI pada era globalisasi sekarang ini, kesadaraan akan belanegara serta jiwa nasionalisme merupakan materi yang lebih tepat dibina sertadikembangkan karena merupakankunci perekat antar masyarakat, antar agama, antar budaya serta antar daerah. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan dan pengembangan kesadaran belanegara bagi setiap komponen masyarakaat salah satunya dilaksankan melalui kegiatan kepramukaan khususnya kepada generasi muda sebagai penerus bangsa. Organisasi pramuka sebagai organisasi kepanduan oleh masyarakat internasional diterima sebagai alat yang efektif untuk membina mental/moral, budi pekerti yang berorientasi pada kepentingan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Demikian pula keanggotaan pramuka tidak terbatas pada usia, jenis kelamin, profesi, suku, ras, dan agama serta golongan. Pramuka sebagai salah satu wujud kegiatan ekstrakulikuler atau pendidikan non formal sangat berperan dalam membentuk jiwa dan karakter para generasi bangsa yang handal, berwawasan kebangsaan, penuh kreativitas, dan dedikasi untuk menyongsong hari depan yang lebih baik. Kesadaran belanegara lebih terfokus dan bersifat universal serta penerapannya lebih fleksibel sesuai kepentingan Nasional dan perkembangan zaman yang berorientasi pada kepentingan kebutuhan situasi dan kondisi perkembangan masyarakat, sehingga terwujud warga negara Indonesia yang memiliki kesadaran belanegara, berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air. Sebagaimana telah diajarkan dalam gerakan pramuka merupakan kode etik pramuka adalah Tri Satya dan Dasa Dharma yang berbunyi sebagai berikut: a.
Tri Satya Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh: 1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Reapublik Indonesia dan menjalankan Pancasila.
2. Menolong sesama hidup dan ikut serta untuk membangun masyarakat. 3. Menepati Dasa Dharma. b. Dasa Dharma Pramuka 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. 3. Patriot yang sopan dan kesatria. 4. Patuh dan suka bermusyawarah. 5. Rela menolong dan tabah. 6. Rajin tampil dan gembira. 7. Hemat cermat dan bersahaja 8. Disiplin berani dan setia. 9.
Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran dan perbuatan. Demikian yang diajarkan dalam kepramukaan yang bertujuan guna menimbulkan dan menanamkan serta menjadikan bangsa khususnya para generasi muda sadar akan belanegara. Disamping itu, untuk membentuk jiwa belanegara di setiap individual bangsa Negara Indonesia agar terciptanya Negara yang makmur dan sentosa serta berkualitas bagus dan baik di tingkat Internasional serta memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi,berbudaya, serta beragama.
B. Bentuk konkrit kegiatan pramuka dalam menanamkan nilai-nilai pancasila
Wujud nilai-nilai Pancasila yang dapat dilihat melalui program-program yang dibentuk. Wujud nilai ketuhanan dapat dilihat dari diselengarakanya ekstrakulikuler yang mengandung nilai religi seperti murotal dan program-program menyambut hari besar keagamaan. Nilai kemanusiaan dapat dilihat dari usaha sekolah untuk melakukan kegiatan bakti masyarakat seperti membantu korban bencana alam dan lainya. Nilai persatuan dilakukan dengan cara merekatkan hubungan antara guru dengan sesama guru atau guru dengan murid. Nilai kerakyatan dapat dilihat dari kehidupan yang demokratis di lingkungan sekolah. Nilai keadilan dapat terlihat dari perlakuan sekolah yang ditujuakan kepada semua siswa tanpa memandang latar belakang keluarga, hal ini diharapkan akan menjadikan siswa merasa sama walapun memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda. Hal ini sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Widjaja (1995:66) bahwa “Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia terkandung nilai-nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan”. Sementara itu, wujud kegiatan Kepramukaan berupa kegiatan fisik dan non fisik. Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan kepramukaan berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sikap anggota pramuka dimana setiap kegiatan diawali dengan berdoa, serta melakukan tindakan-tindakan yang sesuai dengan ajaran agama atau menerapkan nilai ketuhanan, kondisi tersebut sesuai dengan TAP MPR nomor II/MPR/1978 tentang perwujudan pengamalan Pancasila yakni: a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa: 1) Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing meurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2) Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup. 3) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya. 4) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain. Penerapan nilai kemanusiaan dapat dilihat ketika anggota Pramuka mimiliki sikap rela berkorban, hal ini dapat dilihat dari sikap kasih sayang terhadap teman berupa merapikan atribut serta berlaku ringan tangan terhadap teman. Prilaku tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Joesoef sebagaimana dikutip oleh Hadi (2007:32) yakni “Kepramukaan merupakan tempat bagi pemuda guna berlatih kerjasama. Mereka belajar merelakan kepentingan perseorangan demi kepentingan bersama (kelompok) bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama”. Penerapan nilai persatuan tampak dari pola pembelajaran berkelompok serta tingkat antusisas anggota Pramuka ketika berkelompok. Prilaku tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Joesoef sebagaimana dikutip oleh Hadi (2007:32) yakni “Kepramukaan merupakan tempat bagi pemuda guna melatih dalam hal berorganisasi, gerak organisasi baik ke dalam maupun ke luar”. Penerapan nilai kerakyatan dapat dilihat dari tingginya sikap demokrasi serta musyawarah oleh anggota Pramuka. Hal ini, sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Joesoef sebagaimana dikutip oleh Hadi (2007:32) yakni “Kepramukaan merupakan tempat bagi pemuda guna berlatih hidup demokratis seperti segala sesuatu dirundingkan secara bersama, dipecahkan bersama dan diputuskan bersama”.
Penerapan nilai keadilan dapat terlihat dari keterbukaan Pembina dalam membentuk kelompok tanpa membeda-bedakan susunan, serta tingkat toleransi anggota Pramuka terhadap pendapat temanya. Sependapat dengan hal tersebut, teori yang dikemukakan oleh Joesoef sebagaimana dikutip oleh Hadi (2007:32) yakni: Kepramukaan pemuda merupakan tempat bagi pemuda guna melatih jiwa toleransi (berjiwa terbuka) seperti belajar menerima kenyataan, bahwa dalam menghadapi masalah banyak timbul perbedaan pendapat atau pertentangan, belajar menerima kritik dan belajar menguasai emosi. Kendala-kendala yang muncul dalam implementasi nilai-nilai Pancasila bersumber dari 2 faktor, yakni faktor individu dan lingkungan penunjang . Perbedaan tingkat kesadaran anggota Pramuka dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila serta faktor pendukung yakni keterbatasan Pembina yang aktif dalam mengikuti kegiatan latihan Pramuka. Solusi yang dilakukan guna mengatasi masalah kurangnya Pembina Pramuka adalah dengan cara sistem kaderisasi atau senioritas, sehingga anggota Pramuka mendapatkan sosok yang dapat dicontoh dan mendapatkan perhatian. Permasalahn kesadaran mahasiswa untuk penerapan nilai-nilai Pancasila dapat diatasi dengan pendekatan individu oleh Pembina, hal tersebut dirasa efektif untuk mengatasi permasalahan kesadaran mahasiswa.
BAB III PENUTUP Demikian rancangan kegiatan ini kami buat semoga dapat disetujui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
3. Kehidupan masyarakat yang makmur berkeadilan dan kehidupan yang adil berkemakmuran
Dari pernyataan diatas sebenarnya ada dua hal yang dapat kita bahas tentang bagaimana kehidupan masyarakat Indonesia yang seharusnya, yaitu masyarakat adil dan makmur. Adil adalah memberikan kepada seseorang apa yang menjadi hak-haknya sedangkan makmur adalah suatu kondisi yang mencerminkan bahwa seseorang dalam taraf sejahtera. Hal ini sesuai dengan kalimat terakhir pada pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 “mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Cita-cita Negara kita untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia kiranya masih belum bisa tercapai. Semoga dengan pelaksanaan demokrasi yang semakin mapan dapat menghasilkan pemimpin yang benar-benar bisa memberikan keadilan. Karena dengan pelaksanaan otonomi daerah sekarang ini kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Intinya adalah kehidupan masyarakat yang makmur berkeadilan dan kehidupan yang adil berkemakmuran dapat terwujud jika seluruh elemen bangsa ini (rakyat, pemerintah dan sektor swasta) dapat benar-benar mengamalkan nilai-nilai pancasila. Sehingga tercapailah cita-cita bangsa dan Negara kita untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.