PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN STERIL PEMBUATAN SEDIAAN INFUS KCL 0.38 % ISOTONIS CUM GLUCOSA SEBANYAK 100 ML
Oleh: Raha Fa!"#$ah
11&&101010'3
N()$al"a N$!$a* a*a++a#$
1&&&1010108,
A--$+a Ra"ha E.N
1&&&101010,/
P!#$ Ka#!$a N$-+$h
1&&&10101102
a#$+ Ra"ha!4a$-ah Ra"ha!4a$ -ah
1&&&10101111 1&&&10101111
BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI UNI5ERSITAS 6EMBER &012
I.
TU6UAN - Mempela Mempelajari jari cara cara pembuat pembuatan an sediaan sediaan steril steril volum volumee besar besert besertaa cara steril sterilisas isasinya inya.. - Memp Mempela elajar jarii cara cara perh perhit itung ungan an isoto isotonis nis.. - Memb Membuat uat sedia sediaan an yang yang beb bebas as dari dari pir piroge ogen. n.
II. PRAF PRAFO ORMUL RMULAS ASII Tinjauan Farmakologi Efek Utama : • - Untu Untuk k penceg pencegaha ahan n dan peng pengoba obata tan n defis defisien iensi si kali kalium um - umber ber ion ion kali alium - Untuk Untuk pengob pengobata atan n hipokal hipokalemi emiaa atau atau hipochl hipochlorem oremic ic alkal alkalis is - Untu Untuk k pengo pengobat batan an kera keracun cunan an dig digita itali liss Efek amping : !osis berlebih dapat menyebabkan hiperkalemia khusunya pada •
pasien gangguan ginjal. "ejala-gejalanya "ejala-gejalan ya meliputi paraesthesia ekstremitas #bagian kaki$tan kaki$tangan% gan%&& kelelaha kelelahan n otot& otot& paralisi paralisis& s& cardiac cardiac arythm arythmias& ias& heart heart block& block& cardiac cardiac arrest& dan kebingungan. !apat menyebabkan nyeri atau radang pembuluh darah 'ontaindikasi : (asien dengan konsentrasi kalium plasma lebih dari ) mmol$liter • '*+ merupakan garam kalium yang paling banyak digunakan. ,al ini disebabkan karena hypochloramic alkalosis yang sering berhubungan dengan hipoglikemia dapat diatasi dengan ion klorida dari senyaa ini #seetman& //%. Tijauan ifat Fisika 'imia
a. '*l #!0 #!0 11 hal. hal. 232/4 232/4 E5cipie E5cipient nt hal 61)& 61)& F0 07 hal. hal. 3884 3884 ,(E: ,(E: )8% (emerian : 'ristal atau serbuk kristal putih atau tidak berarna& tidak berbau& tidak berasa atau berasa asin 9 9 'elarutan : 2 : &1 dalam air #/ *%& 2: 2&1 dalam air #2// *%& 2:)/ dalam etanol ); #/9*%& 2 : 23 dalam gliserin #/9*%& praktis tidak laut dalam aseton dan eter #/9*%. #,andbook of E5cipient. //. )8% tabilitas : !isimpan dalam adah tertutup rapat& ditempat sejuk dan kering& di
baah suhu )9* #,andbook of E5cipient. //.)8% *ara sterilisasi : filtrasi atau autoclave #229*& 6/ menit% p, : 3-1 'onsentrasi : &)-22&); 'esetaraan e
13,4
mEq
K+
;
Ekuivalen : 07/' # prols hal 21% 0nkompatibi tibilita litass : +arutkan +arutkan '*l bereaksi bereaksi kuat dengan dengan bromine bromine trifluorid trifluoridee dan 0nkompa dengan dengan campur campuran an ,93dan 'Mn9 'Mn93. =dany danyaa ,*l& ,*l& >a*l >a*l&& dan dan Mg*l Mg*l akan akan menurunkan kelarutn '*l dalam air. +arutan intravena '*l inkompatibel dngan proton hidrolisat #,andbook #,an dbook of E5cipient. //.)86% // .)86% *ara penggunaan dan dosis : 'onsentrasi kalium pada rute iv tidak lebih dari 3/ mE<$+
denga ngan
kece ecepat patan
/
mE<$ja <$jam m
#unt untuk
hip hipoka okalem lemia%.
Untuk
mempertahankan konsentrasi kalium pada plasma 3 mE<$+ # !0 //6 hal 232/%. '? dalam plasma @ 6&)-) mE<$+ # steril dosage form hal )2%. !osis maksimum maksimum
yang dapat diberikan -6 mmol $kg selama 3 jam #eetman. //.2A1)%. !igunakan secara injeksi intravena dengan dosis / mmol kalium dalam larutan )// ml selama -6 jam dengan pmantauan E*9 b. "lukosa #F0 07 hal. 6//& Martindale 1 hal. ) /& !0 hal. 238& E5cipient hal. 2)3% (emerian : erbuk putih& bentuk kristal& rasa manis 'elarutan : +arut dalam air& sangat mudah larut dalam air mendidih& agak sukar larut dalam etanol ); mendidih E >a*l : /&2A # prols hal: 218% 'onsentrasi : &)-22&); untuk 07 #!0 //6 hal )/)%. /&)-/&1g$kg$jam #!0 hal 238-23%. Untuk hipoglikemia /-)/ ml #konsentrasi )/;% 9smolaritas : )&)2; $v larutan air sudah isotonis dengan serum tabilitas : tabil dalam bentuk larutan& dekstrosa stabil dalam keadaan penyimpanan yang kering& dengan pemanasan tinggi dapat menyebabkan reduksi p, dan karamelisasi dalam larutan 9TT : ianokobalamin& kanamisin
93&
novobiosin
>a
dan
afarin
>a&Eritromisin& 7it B komplek # martindale 1 hal: 2% terilisasi : autoklaf (, : 6&) C A&) #dalam /;$v larutan air% Efek samping : +arutan glukosa hipertonik dapat menyebabkan sakit pada tempat pemberian
#lokal%&
tromboklebitise&
larutan
glukose
untuk
infus
dapat
menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit termasuk edema& hipokalemia& hipopostemia& hipomagnesia. 'ontraindikasi : (ada pasien anuria& intrakranial atau intraspiral hemorage Titik lebur : 169* (enggunaan : +arutan glukosa bersifat iso somotik dengan darah pada konsentrasi )&/); #glukosa anhidrat% dan )&)2; #glukosa monohidrat%. +arutan glukosa ); sering digunakan pada kondisi kekurangan cairan. +arutan glukosa lebih dari ); bersifat hiper osmotik dan biasa digunakan sebagai sumber karbohidrat #martindale : 23A% c. ,*l #,(E: 2AA% (emerian : Tidak berarna& berbau khas& pada suhu kamar berbentuk gas yang tidak berarna dengan bau menyengat. 'elarutan : !apat campur air& larut dalam dietil eter& etanol ); dan metanol (enggunaan : =gen pengasam tabilitas : ,harus disimpan dalam adah tertutup& gelas atau adah inert lainnya pada suhu di baah 61D*. (enyimpanan di dekat alkali terkonsentrasi& logam& dan sianida 0nkompatibilitas : =sam klorida bereaksi hebat dengan alkali menghasilkan sejumlah besar panas. =sam klorida juga bereaksi dengan banyak logam& membebaskan hydrogen
Berat Molekul: 6A&3A
'easaman $ alkalinitas: p, @ /&2 #2/; v $ v larutan berair% Titik didih: 221D* #campuran didih konstan /.3; b $ b ,*l% 'epadatan: 2.21 g $ cm6 pada 1D* Titik beku: 31D* 0ndeks bias: n!/ @ 2&63 #2/; v $ v larutan berair% d. >orit #F0 07 hal. 22A& Martindale hal. 8% (emerian : erbuk hitam dan tidak berbau 'elarutan : (raktis tidak larut dalam suasana pelarut biasa tabilitas : tabil ditempat yang tertutup dan kedap udara& hindari temperatur tinggi dan cahaya secara langsung 0nkompatibilitas : 0ntraksi dengan oksidator kuat& hindari kontak dengan asam kuat 'egunaan : Untuk kelebihan ,9 dalam sediaan 'onsentrasi : /&2-/&6; =lasan pemilihan : >orit inert sehingga tidak bereaksi dengan at aktif e. =
III. FORMULASI
2. (ermasalahan dan penyelesaian ediaan tidak boleh mengandung pirogen • (enyelesaian :menggunakan a
menggunakan norit #carbo-adsorben% untuk menghilangkan pirogen (emberian carbo-adsorben dapat menyerapbahan yang termasuk at organik (enyelesaian :menambahkan bahan yang berserap dengan jumlah yang kira-kira sama&
•
misalnya glukosa ); ediaan harus dibebaskan dari carbo-adsorben (enyelesaian :carbo-adsorben diaktifkan dengan pemanasan 8/-1// * #pemanasan stabilpada 2// *%& saring dengan kertas saring rangkap dua. Filtrate dipanaskan dan saring kembali dengan kertas saring pertama. Filtrate
•
tidak dipanaskan dan saring kembali dengan selapis kertas saring (erhitungan isotonis dengan menggunakan glukosa sebagai pengganti >a*l (enyelesaian :menggunakan metode ekivalensi >a*l (ada formula '*l @ /.)8 gram& maka>a*l yang digunakan adalahsebesar
0.57 gramKCl
@
1 gramKCl
xgramNaCl 0.76 gramNaCl
5 @ /.366 gram >a*l +arutan isotonis >a*l dalam darah @ /./ gram$2// ml #sediaan yang akan dibuat adalah 2)/ ml%& sehingga larutan isotonis dalam darah& yaitu : 150 ml 100 ml
5 /./ gram @ 2.6) gram
>a*l yang dibutuhkan @ 2.6) gram C /.366 gram @ /.2A1 gram Ekivalen glukosa @ /.2A #2 gram glukosa G /.2A >a*l% 0.9168 gram "lukosa yang dibutuhkan @ 5 2 gram 0.16 gram @ ).86 gram
. Formulasi H$ '*l "lukosa ,*l /.2 > >orit =
/.61; <.s. ad p, )-A /.2; ad 2// ml
6. (erhitungan berat dan volume 7olume dilebihkan menjadi 2)/ ml (enimbangan bahan : 150 ml '*l @ 100 ml 5 /.61 gram @ /.)8 gram 150 ml
>orit @
100 ml
5 /.2 gram @ /.2) gram
"lukosa dilebihkan menjadi ).81) gram 3. *ara sterilisasi bahan sediaan yang akan dibuat ediaan infuse '*l /.61; disterilisasi dengan metode filtrasi atau menggunakan autoklaf
pada suhu 22)/ * selama 6/ menit I5.
PELAKSANAAN 1. Pe-$aa- Ala! 2.2 =lat yang digunakan
N(.
Naa Ala!
6lah
2.
'aca arloji
.
'aca arloji
6.
Beaker glass )/ ml
2
3.
Beaker glass 2// ml
).
Erlenmeyer 2// ml
A.
Erlenmeyer )/ ml
U#a-
S!e#$l$+a+$
9a!
9ven 21/I*
6/ menit
9ven 21/I*
6/ menit
)/ ml
9ven 21/I*
6/ menit
2
2// ml
9ven 21/I*
6/ menit
2
2// ml
9ven 21/I*
6/ menit
)/ ml
9ven 21/I*
6/ menit
6 cm
) cm
8
(engaduk
-
9ven 21/I*
6/ menit
1
(inset
-
9ven 21/I*
6/ menit
endok porselin
-
9ven 21/I*
6/ menit
2/
Botol infus 2// ml
2
2// ml
9ven 21/I*
6/ menit
22
(ipet tetes
6
-
9ven 21/I*
6/ menit
2
*orong
-
9ven 21/I*
6/ menit
26
'ertas aring
6
-
9ven 21/I*
6/ menit
23
umbat karet
2
-
9toklaf 22)o*
6/ menit
2)
"elas ukur 2/ ml
2
2/ ml
9toklaf 22)o*
6/ menit
2A
"elas ukur 2// ml
2
2// ml
9toklaf 22)o*
6/ menit
28
Tali
Js
-
9ven 21/I*
6/ menit
21
,ot plate
2
-
-
-
2. (encucian alat gelas =lat dicuci dengan air dan ,*l encer !irendam dalam tepol 2; dan >a *96 /&); #aa% dan dididihkan selama 2 hari (erendaman diulangi sampai larutan jernih #maksimal 6 kali%& kemudian dibilas dengan a
2.6
(encucian karet =lat direndam dalam ,*l .; selama . hari !irendam dalam tepol 2; dan >a .*96 /&); #aa% dan dididihkan selama 2 hari (erendaman diulangi sampai larutan jernih #maksimal 6 kali%
!irendam dalam a
2.3
(encucian alumunium
=lat direndam dalam tepol 2; selang 2/ menit
!irendam dalam larutan >a*96 ); selama ) menit
!ibilas dengan a
!ididihkan dengan air selama 2) menit& kemudian dibilas
!ididihkan dengan a
2.)
(engeringan alat =lat dimasukkan ke dalam oven suhu 2//-2/)I* selama 2/ menit dalam keadaan terbalik 9ven ditutup rapat untuk menghindari debu selama pengeringan
2.A
(embungkusan alat emua alat yang telah kering dibungkus dengan alumunium foil (embungkusan dilakukan rangkap dua
&. Ca#a Ke#a
'alibrasi botol 2)/ m+ ? ;
Menyetarakan timbangan2) t u r a l t a p e t n e g o r i p s a b e b t s e d a u < a m a l a d n a k t u r a l i d & m a r g 8 ) . / k a y n a b e s g n a b m i t i d l * ' "lukosa ditimbang sebanyak ).81) gram& dilarutkan didalam a
!itambah a
p, diukur& di adjust ad p, )-A
!itambah a
!ipanaskan pada suhu 1/-:/ * selama 2) menit
!itimbang norit sebanyak /.2) gram& masukkan dalam campuran dan aduk hingga merata
(anaskan pada suhu 8/-1/ * selama 2/ menit
!isaring dengan kertas saring rangkap dua dengan menggunakan corong& ditambah a
!ipanaskan kembali hasil saringan pertama& disaring lagi dengan kertas saring yang sama& filtrat ditampung
!isaring dengan kertas saring yang baru satu lapis& filtrat ditampung
!iambil 2/ m+ #7K ? ;%& dimasukkan dalam botol infus& ditutup dengan karet dan diikat
terilisasi dengan autoklaf 22) * selama 6/ menit
Beri label dan etiket
5.
ASIL PENGAMATAN
terilisasi akhir sediaan dengan autoklaf 22) * selama 6/ menit:
2. . 6. 3. ). A. 8. 1.
Laktu pemanasan @ 2A menit Laktu pengeluaran udara @ 8 menit Laktu menaik @ ) menit aktu kesetimbangan @ 2/ menit Laktu pembinasaan @ 6/ menit Laktu tambahan jaminan sterilisasi @ ) menit Laktu penurunan @ 1 menit Laktu pendinginan @ 2) menit Total aktu @ A menit
(roses sterilisasi dimulai dari pukul 23.3/ C 2A.2A L0B
5I.
PEMBAASAN
(ada praktikum ini dilakukan pembuatan sediaan steril infus '*+ /&61; isotonis cum glukosa sebanyak 2// ml. '*l merupakan senyaa yang digunakan untuk terapi kekurangan
'alium #hipokalemia%. ediaan ini banyak digunakan karena hypochoraemic alkalosis yang sering terjadi pada pasien kekurangan kalium #hypokalemia% dapat diatasi dengan ion klorida dari sediaan ini. Bahan lain yang digunakan adalah glukosa yang berfungsi sebagai agen tonisitas dan nutrisi parenteral dimana glukosa juga membantu memenuhi kebutuhan glukosa darah untuk kemudian diubah menjadi energi. ediaan steril infus '*l /&61; harus memiliki sifat isotonis yaitu konsentrasi larutan sama dengan konsentrasi sel darah merah sehingga tidak terjadi pertukaran cairan antara di plasma dan sel darah. '*l dan glukosa yang digunakan harus disetarakan dengan larutan >a*l /&;. ,al ini dilakukan untuk menghindari larutan infus bersifat hipotonis ataupun hipertonis. !alam F0 edisi 000 di nyatakan persyaratan infus 0ntravena& yaitu : 2 6 3
ediaan steril berupa larutan atau emulsi. Bebas pirogen. edapat mungkin isotonis terhadap darah. 7olume netto $ volume terukur tidak kurng dari nilai nominal alah satu syarat sediaan infus adalah harus bebas pirogen. untuk menghilangkan
pirogen digunakan norit. >orit merupakan salah satu karbon aktif #carboadsorben% yang digunakan untuk menyerap pirogen yang ada pada sediaan yang kemungkinan terbaa oleh partikel atau komponen bahan maupun alat yang digunakan. Bahan berupa carbon aktif harus dipanaskan pada suhu 8/9 * - 1/9 * selama 2/ menit untuk meningkatkan aktivitas atau kemampuan mengadsorbsi pirogen. >amun norit tidak hanya menyerap pirogen namun juga at organik lainnya. !alam sediaan ini at organik tersebut adalah glukosa& untuk mengatasi hal tersebut maka jumlah glukosa yang digunakan ditambahkan 6); dari berat norit& jadi jumlah glukosa yang ditambahkan sama dengan jumlah yang diabdsorbsi oleh norit. ediaan infus yang dibuat harus bebas dari norit& untuk menghilangkan norit dilakukan penyaringan sebanyak tiga kali. (enyaringan pertama dan kedua menggunakan kertas saring rangkap dua dengan kertas saring yang sama& dan penyaringan ketiga dengan kertas saring rangkap satu. ediaan infus harus dipanaskan terlebih dahulu hingga suhunya 8/9 * - 1/9 * lalu ditambahkan norit. etelah itu dipanaskan lagi pada suhu yang sama selama 2/ menit& kemudian sediaan disaring& lalu filtrat dipanaskan lagi selama 2/ menit kemudian disaring kedua kali dengan kertas saring yang digunakan untuk penyaringan yang pertama. ,al ini diharapkan baha sediaan akan semakin berkurang jumlah pirogennya karena dileatkan pada kertas saring yang mengandung norit dan untuk menahan norit yang mengadsorbsi pirogen. (enyaringan ketiga menggunakan kertas saring satu lapis. ,al ini bertujuan untuk menghilangkan norit total sehingga sediaan terbebas dari norit. >orit harus dihilangkan dari sediaan infus karena ketika berada dalam sistemik akan menjadi toksik dan bersifat karsinogenik #menyebabkan kanker%.
ediaan steril infus '*l yang dibuat mengggunakan pelarut a
(ermasalahan : ediaan tidak boleh mengandung pirogen. (enyelesaian :Menggunakan a
menggunakan norit #carbo-adsorben% untuk menghilangkan pirogen. (ermasalahan : (emberian carbo-adsorben dapat menyerapbahan yang termasuk at organik. (enyelesaian :Menambahkan bahan yang berserap dengan jumlah yang kira-kira sama&
6
misalnya glukosa );. (ermasalahan : ediaan harus dibebaskan dari carbo-adsorben. (enyelesaian : *arbo-adsorben diaktifkan dengan pemanasan 8/-1// * #pemanasan stabilpada 2// *%& saring dengan kertas saring rangkap dua. Filtrate dipanaskan dan saring kembali dengan kertas saring pertama. Filtrate
3
tidak dipanaskan dan saring kembali dengan selapis kertas saring. (ermasalahan : (erhitungan isotonis dengan menggunakan glukosa sebagai pengganti >a*l (enyelesaian : Menggunakan metode ekivalensi >a*l. Untuk mengetahui jumlah >a*l yang perlu digunakan maka dihitung dengan menggunakan metode ekivalensi >a*l. (ada formula '*l @ /.)8 gram& maka>a*l yang digunakan adalahsebesar @
5 @ /.366 gram >a*l +arutan isotonis >a*l dalam darah @ /./ gram$2// ml #sediaan yang akan dibuat adalah 2)/ ml%& sehingga larutan isotonis dalam darah& yaitu : 5 /./ gram @ 2.6) gram
>a*l yang dibutuhkan @ 2.6) gram C /.366 gram @ /.2A1 gram Ekivalen glukosa @ /.2A #2 gram glukosa G /.2A >a*l% "lukosa yang dibutuhkan @ 5 2 gram
@ ).86 gram
ediaan steril yang telah dibuat dilakukan uji p, sebelum disterilisasi. !engan penambahan ,*l /&3 > sebanyak / tetes didapatkan p, sebesar A. ,al ini sesuai dengan rentang p, yang diharapkan& sebab bila p, sediaan terlalu basa& glukosa dalam sediaan dapat menjadi karamel& dan jika p, terlalu asam& maka sediaan dapat meniritasi atau merusak sel karena terjadi gangguan keseimbangan elektrolit. +arutan glukosa intravena #terutama larutan hyperosmotic& yang juga memiliki p, rendah% dapat menyebabkan nyeri lokal& iritasi vena& dan tromboflebitis& dan nekrosis jaringan jika ekstravasasi terjadi. Beberapa di antaranya& reaksi mungkin terjadi karena adanya produk degradasi setelah autoklaf atau teknik yang buruk dalam memberikan larutan. 0nfus intravena dapat menyebabkan gangguan cairan dan elektrolit termasuk hipokalemia& hipomagnesemia& dan hipofosfatemia. Tujuan utama dari pengaturan p, dalam sediaan infus ini adalah untuk mempertinggi stabilitas obat& misalnya perubahan arna& efek terapi utama obat& menghindari kemungkinan terjadinya reaksi dari obat tersebut& sehingga obat tersebut memiliki aktivitas dan potensi. elain itu untuk mencegah terjadinya rangsangan atau rasa sakit ketika disuntikkan. p, yang terlalu tinggi akan menyebabkan nekrosis jaringan& sedangkan p, yang terlalu rendah akan mengganggu kenyamanan dalam penggunaan obat& yaitu sakit jika disuntikkan. 7olume sediaan yang dibuat adalah 2)/ ml. 7olume ini dilebihkan )/ ml sesuai dengan persyartan pembuatan sediaan infus yaitu volume yang dibuat adalah volume yang diinginkan ditambahkan )/ ml. ementara volume yang dimasukkan kekemasan adalah 2/ ml. ,al ini sesuai dengan persyaratan F0 07 dimana untuk cairan encer dengan volume lebih dari )/ ml ditambahkan ; dari sediaan yang tertera pada etiket. ,al ini untuk memberi toleransi kehilangan volume selama proses pemindahan sediaan kedalam kemasan. etelah sediaan dimasukkan kemasan yang berupa adah berbahan kaca atau gelas dengan penutup berbahan karet. elanjutnya& dilakukan sterilisasi akhir menggunakan autoklaf karea bahan obat atau bahan penyusun formula tidak tahan terhadapat sterilisasi pada suhu tinggi menggunakan oven. Ladah$kemasan yang digunakan juga tahan terhadap sterilisasi dengan autoklaf. terlisasi dilakukan pada suhu 22)9* selama 6/ menit. ediaan infus yang dibuat mengandung glukosa yang pdaa pemanasan lama akan terdegradasi menjadi )-,MF #,idroksi Metil Furfural%. Berdasarkan #eetman://%& larutan 07 glukosa yang mengandung alkohol 8); dapat disterilisasi pada suhu 22)9* selama 3) menit dengan panas basah #autoklaf% maka sterilisasi dilakukan dengan autoklaf suhu 22)9* selama 6/ menit. ediaan yang telah dibuat disterilisasi akhir dengan sterilisasi basah menggunakan autoklaf pada suhu 22) I * selama 6/ menit. Metode ini mekanismenya dengan memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu selama aktu dan suhu tertentu pada objek& sehingga terjadi
pelepasan energi yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara irreversible akibat denaturasi atau koagulasi protein sel. Laktu sterilisasi dengan autoklaf pada suhu /-22) I * disebut aktu pemanasan. Laktu pemanasan dibutuhkan aktu selama 1 menit& yaitu dari pukul 23.6/-23.)1. Laktu pengeluaran udara 6 menit ditandai dengan adanya suara yang dikeluarkan dari autoklaf& yaitu dari pukul 23.)1 C 2)./2 . Laktu menaik selama 28 menit& yaitu dari pukul 2)./2 C 2).21 . !an aktu kesetimbangan 2/ menit& yaitu dari 2).21 C 2).1. Laktu pembinasaan selama 6/ menit& yaitu dari pukul 2).1 C 2).)1. Laktu tambahan jaminan sterilisasi )& yaitu dari 2).)1 C 2A./6. Laktu penurunan selama menit& yaitu dari pukul 2A./6 C 2A./). Laktu pendinginan selama 2 menit& yaitu da ri pukul 2A./) C 2A.28. adi total aktu yang dibutuhkan pada proses sterilisasi dengan autoklaf adalah selama 2/8 menit.
5II.
KESIMPULAN
2. ediaan teril 0nfus '*l /.61; diindikasikan untuk terapi kekurangan kalium atau hipokalemia. . ediaan steril infus '*l /&61; harus memiliki sifat steril& isotonis& bebas pirogen dan mikroorganisme& bening. 6. terilisasi yang digunakan adalah sterilisasi akhir dengan metode sterilisasi basah suhu 22)N* selama 6/ menit
DAFTAR PUSTAKA
=nsel& ,.*.& 21. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi& 3th ed. akarta: U0 press. !epkes H.0. 2). Farmakope ndonesia. Edisi 07. akarta: !epartemen 'esehatan Fluid and Electrolyte Balance& )th ed& /2. United 'ingdom. Mark "raber. //6. !erapi Cairan, Elektrolit dan "eta#olik$ Farmedia . p ). Heynolds& 2. "artindale !%e Complete &rug 'e(eren)e& 1th ed. The (harmaceutical (ress& +ondon.
Hoe& H.*.& heskey& (..& Juinn& M.E.& //. *and#ook o( P%arma)euti)al E)ipients, sit%$ ed . (harrmaceutical (ress& +ondon. eetman& .& //. "artindale !%e Complete &rug 'e(eren)e& 6Ath ed. (harmaceutical (ress& +oncon. Tannen H+. 2A. Potassium &isorders$ n Kokko !annen- Fluids and Ele)trol.tes. 6rd Edition LB aunders p 223. Lirjoatmodjo& M& Hehidrasi. 218. lmu Pen.akit &alam& ilid 0 Edisi 'edua& E! oeparman& akarta: Balai (enerbit F'U0& hal. 1 C 2.
LAMPIRAN
(enimbangan '*l
(enimbang glukosa& campurkan dengan '*l
(englarutan '*l dan "lukosa
(engukuran p,
(emanasan campuran glukosa dan '*l pada suhu 1/-/o* selama 2/ menit
(enambahan >orit diatas cairan yang teah dipanaskan
(emanasan campuran setelah penambahan norit
(enyaringan cairan yang telah ditaburi >orit dengan menggunakan kertas saring rangkap dua
(emanasan filtrat penyaringan pertama
(enyaringan filtrat dengan menggunakan kertas saring satu lapis
*airan infus yang sudah disaring sebanyak tiga kali dimasukkan kedalam adah berbahan gelas dengan tutup yang berbahan karet kemudian disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 22)o* selama 6/ menit
,asil sediaan infus '*l /&61; 0sotonis cum "lucose